SPEKTROFOTOMETRI FTIR
11180960000027
Kelompok 2
2021/1442H
BAB I
PENDAHULUAN
gugus fungsi yang diinginkan yang terdapat pada sampel yang dianalisis. Pada
seperti bidang farmasi, industry, minyak dan gas, pertambangan, dan yang
Pada bidang farmasi salah satu contoh obat yang banyak digunakan
adalah paracetamol. Paracetamol adalah salah satu obat yang berfungsi sebagai
pereda rasa sakit atau nyeri atau juga biasa digunakan untuk menurun demam
yang tinggi. Pada beberapa obat yang memilki kandungan paracetamol tidak
serta merta dapat verifikasi keberadaan nya dan harus dilakukan pengujian
spectrum yang dihasilkan apakah sesuai dengan spectrum gugus fungsi pada
larutan baku paracetamol atau tidak. Dan dengan menggunakan instrument ini
relative sedikit dan juga persiapan sampel yang mudah sehingga mempersingkat
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
mahasiwa pada saat pelaksaan tugas akhir atau pekerjaan yang berkaitan dengan
TINJAUAN PUSTAKA
diplot sebagai intensitas fungsi energi, panjang gelombang (μm) atau bilangan
gugus fungsi suatu senyawa dari absorbansi inframerah yang dilakukan terhadap
senyawa tersebut. Pola absorbansi yang diserap oleh tiap-tiap senyawa berbeda-
(Yudhapratama, 2010)
Gelombang ini diubah menjadi sinyal oleh detektor, diperkuat oleh penguat, lalu
diubah menjadi sinyal digital. Pada sistem optik FTIR, radiasi laser
diinterferensikan dengan radiasi inframerah agar sinyal radiasi inframerah
diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.Teknik pengoperasian FTIR
(Khopkar, 2006)
2.2 Paracetamol
digunakan di seluruh dunia, tersedia bebas, digunakan di hampir semua usia, dan
nyeri dan pireksia, memainkan peran penting dalam analgesia multimodal, 1,2
dan dianggap memiliki profil keamanan yang sangat baik secara umum kecuali
pada overdosis yang signifikan, dengan sedikit interaksi obat. Pemberian oral
dan rektal dapat menghasilkan analgesia dalam 40 menit, dengan efek maksimal
pada 1 jam, tetapi variasi yang besar dalam ketersediaan hayati (mulai dari 63
hingga 89% untuk oral, dan 24 hingga 98% untuk sediaan yang diberikan secara
rektal) dapat membuat onset dan durasi tindakan tidak dapat diprediksi.
Pengenalan i.v. formulasi yang diberikan dalam dekade terakhir tidak hanya
juga telah memperkuat posisinya dalam hampir setiap rencana manajemen nyeri
dengan nama dagang Panadol, yang diproduksi oleh Frederick Stearns & Co,
cabang dari Sterling Drug Inc. Di Polandia, parasetamol tersedia pada tahun
1961 dan sejak itu obat ini menjadi salah satu obat analgesik yang paling sering
dijual. Ada sekitar 100 sediaan dalam penawaran dagang tersebut, yang
Obat ini telah ditempatkan pada ketiga langkah intensitas pengobatan nyeri.
Dalam rasa sakit yang berbeda dengan intensitas sedang, parasetamol sebagai
(misalnya, kafein) adalah analgesik non opioid dasar (langkah pertama dari
tramadol) atau kuat (misalnya, morfin, phentanyl) dari langkah kedua dan ketiga
yang terjadi pada osteoartritis serta pada nyeri otot atau tendon. Selain itu, ini
adalah obat pilihan pada pasien yang aplikasi obat antiinflamasi nonsteroid
hamil, ibu menyusui dan anak-anak dengan demam yang menyertai suatu
METODELOGI PERCOBAAN
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari kamis, 15 april 2021 secara
3.2.1 Alat
Spectrum One Perkin Elmer, Lumpang agate dan alu, Sel KBr “sealed
3.2.2 Bahan
200 mgram serbuk KBr kering dengan lumping agate atau “vibrating
hati-hati dan terintegrasi hingga area sidik jari. (Jika perlu, pilih
Pada praktikum kali ini dilakukan analisis gugus fungsional pada parasetamol
senyawa yang banyak digunakan pada bidang medis untuk mereda rasa nyeri atau sakit
atau menurunkan demam tinggi. Menurut Maryam et al., (2019) prinsip kerja FTIR
adalah mengenali gugus fungsi suatu senyawa dari absorbansi inframerah yang
dilakukan terhadap senyawa tersebut. Pola absorbansi yang diserap oleh tiap-tiap
dihasilkan oleh UV-Vis dengan FTIR adalah pada spectrum UV-Vis berbentuk pita
melebar dari UV-VIS disebabkan karena energi yang dimiliki selain menyebabkan
transisi elektronik terjadi pula rotasi dan vibrasi elektron dalam molekul. Sedangkan
pada IR hanya terjadi vibrasi elektron maka spektrum yang dihasilkan berupa garis atau
puncak tajam.
Langkah awal yang dilakukan adalah digerus dan dicampur 0,5 – 1.0 mgram
parasetamol dengan 100 – 200 mgram serbuk KBr kering dengan lumping agate atau
handy press. Dilepaskan tongkang handy press lalu keluarkan cakram KBr. Dimasukkan
cakram ke dalam KBr disc holder kemudian rekam spectrum dari parasetamol pada
range frekuensi 4000 – 500 cm-1. Pelet KBr digunakan untuk memperoleh spectra IR
sampel padat dan terutama sesuai untuk sampel-sampel serbuk. KBr merupakan bahan
yang inert, transparan terhadap IR dan dapat bereaksi sebagai pendukung dan pengencer
sampel.
berdasarkan spectrum yang dihasilkan oleh FTIR. Hasil spectrum yang dihasilkan dapat
dilihat pada Gambar 1. Dari spectrum tersebut dihasilkan gugus fungsi NH amida ulur
pada daerah 3326.72 cm-1, pada daerah 3160.73 cm-1 dan 3572.25 cm-1 terdapat gugus
fungsi OH fenolik ulur, gugus fungsi C=O amida ulur dan C=C aromatic ulur masing-
masing pada daerah 1654.17 cm-1 dan 1610.93 cm-1; 1504.78 cm-1, pada daerah 1563.96
cm-1 terdapat gugus fungsi NH amida tekuk, gugus fungsi CH3 bengkokan pada daerah
1370.13 cm-1, dan pada gugus fungsi CH aromatic tekuk pada daerah 713,50 – 857,05
cm-1. Menurut (Kusumastuti, 2011) daerah sidik jari adalah Yaitu daerah yang terletak
pada 1400–400 cm-1. Pita-pita absorpsi pada daerah ini berhubungan dengan vibrasi
molekul secara keseluruhan. Setiap atom dalam molekul akan saling mempengaruhi
sehingga dihasilkan pita-pita absorpsi yang khas untuk setiap molekul. Pada daerah
sidik jari mengandung sejumlah besar vibrasi yang tidak dapat dimengerti. Dengan
membandingkan spektra infra merah dari dua senyawa yang diperkirakan identik maka
dapat dinyatakan kedua senyawa tersebut identik atau tidak. Akan jauh lebih sulit untuk
membedakan ikatan-ikatan tertentu dalam area sidik jari daripada dalam area yang lebih
‘bersih’ yang berada dalam area dengan bilangan gelombang yang lebih besar. Hal
penting dalam area sidik jari ini adalah setiap senyawa yang berbeda menghasilkan pola
30 625.18
3572.85
25 857.05
1107.75 603.86
518.38
20 968.53 503.50
%T 1171.98 796.32
1014.78
837.11
15 1370.13 808.26
1327.35 713.50
686.23
3326.72 3160.73 1259.75
10 1242.84 1226.43
1654.17 1563.96
1610.93 1504.78
1440.27
5.0
4000.0 3000 2000 1500 1000 450.0
cm-1
pada Gambar 2. Dari struktur yang ada pada parasetamol dianalisis gugus fungsinya dan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Analisis gugus fungsi parasetamol dilakukan dengan menggunakan
Hasil yang didapatkan berdasarkan analisis dengan FTIR yang telah dilakukan
adalah dihasilkan gugus NH amida ulur pada daerah 3326.72 cm-1, pada daerah
3160.73 cm-1 dan 3572.25 cm-1 terdapat gugus fungsi OH fenolik ulur, gugus
fungsi C=O amida ulur dan C=C aromatic ulur masing-masing pada daerah
1654.17 cm-1 dan 1610.93 cm-1; 1504.78 cm-1, pada daerah 1563.96 cm-1 terdapat
1370.13 cm-1, dan pada gugus fungsi CH aromatic tekuk pada daerah 713,50 –
857,05 cm-1.
5.2 Saran
yang valid dan akurat. Maka dari itu perlu dilakukan validasi metode dan juga
kalibrasi alat secara berkala agar hasil yang didapatkan bisa maksimal dan juga
Dukomalamo, I., Sangi, M. S., & Rorong, J. A. (2015). Analisis Senyawa Toksik
Tepung Pelepah Batang Aren (Arenga pinnata) dengan Spektroskopi UV-Vis dan
71(1), 11–23.
2(1), 7. https://doi.org/10.18860/ca.v2i1.1803
Maryam, S., Effendi, N., & Kasmah, K. (2019). Produksi dan Karakterisasi Gelatin dari
https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v15i2.47542
Shabanian, M., Hajibeygi, M., & Raeisi, A. (2020). FTIR characterization of layered
08-101903-0.00002-7
Sharma, C. V., & Mehta, V. (2014). Paracetamol: Mechanisms and updates. Continuing
https://doi.org/10.1093/bjaceaccp/mkt049
Silviyah, S., S, C., & Masruroh. (2019). Penggunaan Metode FT-IR untuk
mengidentifikasi gugus fungsi pada proses pembaluran penderita mioma.