Anda di halaman 1dari 8

5.

Clopidogrel
Mekanisme Kerja Obat :
Clopidogrel merupakan contoh dari antiplatelet yang bekerja dengan memblok
reseptor adenosin difosfat (ADP) sehingga tidak terjadi aktivasi platelet dan
pembekuan darah.1
Antiplatelet menurunkan agregasi platelet (trombosit) dan dapat mencegah
pembentukan trombus. Aspirin dosis rendah merupakan pilihan dan Clopidogrel
(CPG) dapat dipertimbangkan untuk beberapa pasien.2
Clopidogrel, anggota thienopyridines, adalah agen antiplatelet dengan
pertolongan pertama aktivasi sitokrom P450 (CYP), dan karenanya obat metabolit
aktifnya bertindak sebagai inhibitor selektif untuk agregasi platelet yang diinduksi
adenosin difosfat (ADP) dan dengan demikian mempengaruhi aktivasi yang
bergantung pada ADP dari kompleks glikoprotein GPIIb / IIIa (Gambar 1), reseptor
utama untuk fibrinogen hadir di permukaan platelet. Oleh karena itu, agregasi
trombosit dapat dicegah. Aspirin, agen antitrombotik lain, bekerja dengan cara yang
berbeda dengan Clopidogrel atau ticlopidine karena aspirin mencegah kejadian
trombotik melalui pemblokiran rekrutmen platelet yang bergantung pada tromboksan
A2.3

Gambar 1. Mekanisme Kerja Clopidogrel


Klopidogrel dapat memberikan efek antiplatelet dengan cara membentuk
ikatan yang dapat menginaktivasi ikatan disulfida dengan platelet reseptor P2Y12
ADP. Klopidogrel menghambat efek ADP pada reseptor P2Y12 (Gilard et al., 2008).
Hal ini diasosiakan dengan adanya defosforilasi intraplatelet melalui stimulasi
vasodilator fosfoprotein/ vasodilator-stimulated phosphoprotein (VASP).4
a. Indikasi :
Sebelumnya, Clopidogrel diindikasikan untuk mengurangi kejadian
aterosklerosis termasuk infark miokard, stroke, atau penyakit arteri perifer, dan
digunakan pada Sindrom koroner akut elevasi segmen ST bagi mereka yang akan
ditangani secara medis atau menerima perkutan koroner intervensi.3
Indikasi baru Clopidogrel muncul sebagai hasil dari uji coba unstable angina
untuk mencegah Recurrent Event (CURE) menyebabkan persetujuan FDA
terhadap indikasi baru yang mencakup indikasi untuk pencegahan kejadian
trombotik pada pasien yang mengalami infark miokard dengan elevasi segmen ST
akut dan tidak akan menjalani pemasangan stent arteri coroner.3
Penggunaan Clopidogrel pada pasien penderita ACS merupakan agen
alternatif karena pengobatan pertama yang masih dipilih dokter adalah aspirin.
Hanya untuk pasien yang memiliki intoleransi gastrointestinal terhadap aspirin
dan alergi terhadap aspirin, Clopidogrel adalah obat pilihan dalam pengobatan
ACS. Indikasi resmi untuk Clopidogrel adalah pencegahan sekunder pada pasien
dengan penyakit aterosklerotik dan terbukti sensitif terhadap aspirin.3
b. Kontra Indikasi :
Pada CURE trial didapatkan penggunaan terapi pada sindrom koroner akut
denganpenambahan klopidogrel pada terapi aspirin meningkatkan rasio
perdarahan saluran cerna hingga 85%.Hipersensitivitas, perdarahan aktif seperti
ulkus peptikum atau perdarahan intrakranial, menyusui.4
c. Interaksi Obat :
Selain obat itu sendiri, penggunaan obat secara bersamaan dapat menigkatkan
risiko perdarahan, hal ini disebabkan interaksi beberapa obat. Clopidogrel dan
NSAID, Clopidogrel dan asam asetilsalisilat, warfarin dan NSAID ataupun
warfarin dan asam asetilsalisilat diketahui memiliki potensi dalam meningkatkan
risiko perdarahan pada gastrointestinal yang lebih tinggi dibandingkan pengguna
obat-obat tersebut secara tunggal.1
Berbagai penelitian tentang efektivitas pemberian antiplatelet sebagai terapi
pencegahan stroke berulang telah dilakukan, antara lain penelitian CHARISMA
(clopidogrel and aspirin versus aspirin alone for the prevention of
atherothrombotic events) yang menunjukkan kombinasi aspirin dan klopidogrel
tidak lebih efektif daripada aspirin dalam menurunkan kejadian stroke, infark
miokard atau kematian karena penyakit kardiovaskular.3
Hasil penelitian antiplatelet treatment for prevention of cerebrovascular event
in patient with vascular disease a systematic review and meta analysis
menunjukkan kombinasi terapi aspirin dan klopidogrel efektif menurunkan risiko
stroke iskemik dibandingkan aspirin tunggal sebesar 20%.3
Gilard et al., pada OCLA study tahun 2008 mendapatkan bahwa omeprazole
secara signifikan dapat menurunkan efek inhibisi platelet dari klopidogrel jika
diberikan bersama omeprazole dengan melihat nilai PRI dari hari pertama hingga
hari ke-7. Hari pertama didapatkan nilai PRI adalah 83,2% dan 83,9% pada
kelompok plasebo dan pemberian omeprazole. Pada hari ke-7 didapatkan nilai
PRI sebesar 39,8 dan 51,4% pada kelompok plasebo dan omeprazol.4
Hal ini mengindikasikan terdapat pnurunan aktivitas antiagregasi platelet pada
kelompok yang diberikan omeprazole (Gilard et al., 2008). Pada PACA study
tahun 2009 sebanyak 109 pasien yang mendapatkan klopidogrel setelah menjalani
coronary stenting akibat non–ST-segment elevation acute coronary syndrome
(NSTE ACS) diberikan omeprazole dan pantoprazole secara acak.4
Semua obat golongan PPI secara farmakokinetik dan farmakodinamik
berinteraksi dengan klopidogrel dimediasi oleh isoenzim di hati CYP P450
(CYP2C19 dan CYP3A4), namun pantoprazol (hanya dimetabolisme sedikit oleh
CYP) dan rabeprazole (tidak dimetabolisme oleh CYP) dapat digunakan sebagai
alternatif untuk terapi dengan omeprazole (Tantry et al., 2011). Strategi lain yang
dapat dilakukan adalah mensubstitusi klopidogrel dengan golongan
nonthienopyridine yang tidak dikonversi secara metabolik oleh enzim CYP P450
di hati seperti ticagrelor (Ray et al., 2011). Obat-obat pengganti golongan PPI
seperti golongan H2 Blocker maupun antasida dapat dipertimbangkan.4
Tabel 1. Obat-Obat yang dapat Menyebabkan Perdarahan1

Tabel 2. Interaksi Obat Clopidogrel1


d. Efek Samping :
Beberapa golongan obat yang dikenal dapat memberikan efek perdarahan atau
meningkatkan resiko perdarahan diantaranya, obat golongan Nonsteroidal Anti-
Inflammatory Drug (NSAID), Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), obat
antiplatelet dan obat antikoagulan. Aspirin, cilostazol, dan clopidogrel merupakan
contoh dari antiplatelet. Clopidogrel bekerja dengan memblok reseptor adenosin
difosfat (ADP) sehingga tidak terjadi aktivasi platelet dan pembekuan darah.
Sama seperti antikoagulan jika tidak dilakuka pemantauan terapi ha ini dapat
menyebabkan efek samping berupa perdarahan.1
Berdasarkan kejadian efek samping nyeri ulu hati pada kelompok I
(Clopidogrel tunggal) sebanyak 3 pasien, lebih rentan untuk mengembangkan
ulkus peptikum dan komplikasi perdarahan, terakumulasi dalam sel mukosa
lambung, yang mengubah permeabilitas sel dan menyebabkan ulserasi.
pasien yang menerima aspirin lebih sering terkena distress GI atas,
perdarahan intrakranial, dan perdarahan GI.6

e. Hubungan obat dengan data klinik dan data lab pasien :


Pasien memiliki keluhan nyeri dada seperti ditumpu benda berat, bagian
tengah dada tembus kebelakang serta menjalar ke rahang, pemberian clopidogrel
dapat meringankan keluhan tersebut.2
Pada data klinik pasien untuk nilai plateletnya masih dikatakan normal tetapi
tetap dapat diberikan clopidogrel sebagai pengobatan lanjutan untuk pereda
keluhan yang kembali lagi.2

f. Hubungan obat dengan umur pasien :


Pasien tergolong ke dalam kategori usia dewasa sehingga diperbolehkan untuk
mengonsumsi obat jenis clopidogrel/plavix ini.2
g. Aturan pakai dan Dosis:

Tabel 3. Jenis Obat Antiplatelet dan Jumlah Dosis7

h. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien :


Pasien memiliki Riwayat pengobatan menggunkan Plavix atau clopidogrel
sehingga dapat dilanjutkan pengobatannya kembali karena keluhan yang kembali
muncul.2
Pasien juga diberikan obat aspilet bersamaan dengan clopidogrel yang
keduanya merupakan golongan antiplatelet jenis aspirin, tetapi seperti yang
disebutkan bahwa interaksi antara aspirin-clopidogrel tidak lebih efektif
dibandingkan pemberian obat tunggal dan pemberian aspirin lebih meningkatkan
efek samping pasien yang menerima aspirin lebih sering terkena distress GI
atas, perdarahan intrakranial, dan perdarahan GI , sehingga cukup diberikan
clopidogrel saja.6
i. Lama penggunaan obat:
Clopidogrel direkomendasikan untuk pasien yang tidak bisa menggunakan
ticagrelor. Dosis loading clopidogrel adalah 300 mg, dilanjutkan 1x75 mg setiap
hari. Lama penggunaan obat akan ditentukan oleh dokter.7
j. ADME obat (dibuat table):

Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi


Klopidogrel Pengikatan Dimetabolisme Melalui urin
merupakan protein plasma : secara ekstensif (sekitar 50%),
prodrug, 98% ( obat di hati melalui kotoran ( sekitar
Klopidogrel induk) 94% hidrolisis oleh 46%). waktu
diabsorbsi pada (turunan asam esterase untuk paruh eleminasi:
usus kemudian karboksilat).4 membentuk kira-kira 6 jam
dimetabolisme turunan asam (obat induk):
melalui 2 jalur karboksilat yang kira-kira 0,5 jam
secara tidak aktif, dan ( turunan tiol) :
kompetitif di melalaui oksidasi kira-kira 8 jam (
hati. Pada jalur oleh bebebrapa turuanan asam
pertama isoenzim karboksilat).4
klopidogrel CYP450
diabsorbsi (terutama
secara cepat CYP2C19)
oleh karboksil- untuk
esterase 1 membentuk
menjadi metabolit tiol
metabolit tidak aktif.4
aktif.4
Resep

dr.

SIP:

Alamat:

5/5/2021

R/ Clopidogrel 75 mg tab No. X

∫ 1 dd tab 1 a.c / p,c

Pro : Tn. IH

Umur : 54 Tahun

Alamat : -
Daftar Pustaka

1. Michael, Ramadhania Z. M. Obat Penginduksi Perdarahan. Jurnal Farmaka. Vol. 15


No. 4. Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaaran: Sumedang, Jawa Barat; Desember
2017.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Panduan
Tatalaksana Angina Pektoralis Stabil. Edisi 1. Jakarta; 2019.
3. Hartayu T.S, Setyaningsih D. The Effectiveness Of Clopidogrel As An Antithrombotic
Compared To Ticlopidine And Aspirin (Meta-Analysis). Jurnal Farmasi Sains Dan
Komunitas. Vol. 4 No. 1: 65-73. Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Kampus III Maguwoharjo: Depok Sleman, Yogyakarta; 2017.
4. Dewi N.M.A.R. Interaksi Obat Antara Klopidogrel dan Proton Pump Inhibitor (PPI).
Sasambo Journal of Pharmacy. Vol. 1 No.1: 1-5. Program Studi Farmasi, Universitas
Mataram: Mataram, Indonesia; Maret 2020.
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Panduan
Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi 3. Jakarta; 2015.
6. Inayah N. , Manggau M. A. , Amran Y. Analisis Efektivitas Dan Efek Samping
Penggunaan Clopidogrel Tunggal Dan Kombinasi Clopidogrel-Aspilet Pada Pasien
Stroke Iskemik Di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Majalah Farmasi dan
Farmakologi. Vol. 22 No. 3: 81-84. Universitas Hasanuddin: Makassar; 2018.

Anda mungkin juga menyukai