STEP 1
-
STEP 2
1. Mengapa pasien dapat mengalami keluhan lemas, malas makan, ledah terasa pahit, dan
cepat merasa kenyang?
2. Bagaimana pemeriksaan yang tepat pada pasien?
3. Bagaimana hubungan faktor usia dengan keluhan pada pasien?
4. Bagaimana edukasi yang dapat diberikan oleh dokter terhadap keluhan pasien?
STEP 3 & 4
1. Mengapa pasien dapat mengalami keluhan lemas, malas makan, ledah terasa
pahit, dan cepat merasa kenyang?
Keluhan-keluhan tersebut dapat terjadi hampir pada seluruh lansia yang disebut dengan
sindrom geriatri. Mekanisme yang menyebab kerjadian tersebur terdapat banyak teori
tetapi secara fisiologis terjadi karena adanya proses penuaan sel.
Penuaan sel terjadi akibat penurunan progesif masa hidup dan kapasitas fungsional sel.
Berbagai mekanisme diperkirakan berperan pada penuaan sel:
SKENARIO 2 Page 1
Replikasi Sel Semua sel normal mempunyai kemampuan terbatas untuk replikasi, dan setelah
yang berkurang sekian kali pembelahan, sel berhenti dalam status tidak dapat membelah lagi,
disebut sebagai senescence replikatif. Penuaan dikaitkan dengan senescence
replikatif dari sel secara progresif. Sel pada anak-anak mempunyai kapasitas
lebih tinggi untuk bereplikasi dibandingkan sel pada orang yang lebih tua.
Pada sel manusia, mekanisme senescence replikatif melibatkan
pemendekan telomer dan berakhir dengan berhentinya siklus sel.
Telomer adalah bagian DNA yang pendek berupa urutan basa berulang yang
dijumpai pada akhir kromosom yang lurus yang dibutuhkan untuk memastikan
bahwa replikasi sudah lengkap sampai ujung kromosom agar tidak terjadi fusi
atau degradasi. Apabila sel somatik bereplikasi, sebagian kecil telomere tidak
terjadi duplikasi, dan telomer akan menjadi pendek secara progesif.
SKENARIO 2 Page 2
Teori-Teori Penuaan
Teori Teori genetika terdiri dari teori DNA, teori ketepatan dan kesalahan, teori mutasi
Genetik somatik, dan teori glikogen:
Teori DNA: DNA merupakan asam nukleat yang berisi pengkodean mengenai
infornasi aktivitas sel, DNA berada pada tingkat molekuler dan bereplikasi
sebelum pembelahan sel dimulai, sehingga apabila terjadi kesalahan dalam
pengkodean DNA maka akan berdampak pada kesalahan tingkat seluler dan
mengakibatkan malfungsi organ.
• Teori mutasi somatik (somatic mutation theory): Menua terjadi sebagai
akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul / DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah
mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)
• Teori Genetic Clock: Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa
adanya perbedaan harapan hidup pada beberapa spesies, sebagai contoh pada
manusia rekor rentang hidupnya 116 tahun (usia maksimal) sedangkan pada gorila
rekor rentang hidupnya 48 tahun. Usia harapan hidup tertinggi pada manusia
terdapat di Jepang yaitu pria 76 tahun dan wanita 82 tahun.
SKENARIO 2 Page 3
Teori Genetik Teori Metabolisme (Teori Glikosilasi): Teori glikosilasi menyatakan
bahwa proses glikosilasi nonenzematik yang menghasilkan pertautan
glukosa-protein yang disebut advanced glycation end products
(AGEs) dapat menyebabkan penumpukan protein dan
makromolekul lain yang termodifikasi sehingga menyebabkan
disfungsi pada hewan atau manusia yang menua. Protein glikasi
menunjukkan perubahan fungsional, meliputi menurunnya aktivitas
enzim dan menurunnya degradasi protein abnormal. Sehingga sewaktu
manusia menua, AGEs berakumulasi di berbagai jaringan termasuk
kolagen, hemoglobin, lensa mata. Akibat muatan kolagen tinggi maka
jaringan ikat menjadi kurang elastis dan menjadi kaku, dan AGEs diduga
juga berinteraksi dengan DNA dan karenanya mungkin menggangu
kemampuan sel untuk memperbaiki perubahan pada DNA.
Teori Imunitas Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama
proses penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam
pertahanan terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh
sehingga pada lansia akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.
Perubahan sistem imun ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid
sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T intuk memproduksi
antibodi dan kekebalan tubuh menurun. Pada sistem imun akan
terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan
pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu sendiri.
Teori Wear and Akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis
Tear DNA. Kelebihan usaha dan stres dapat menyebabkan sel somatik (sel
tubuh) lelah atau rusak, karena sel somatik nomal memiliki kemampuan
yang terbatas dalam bereplikasi dan menjalankan fungsinya. Kematian
sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak dapat beregenerasi.
Teori Radikal
Bebas
SKENARIO 2 Page 4
Teori Cross- Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
Linkage khususnya pada jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan, dan hilangnya fungsi.
SKENARIO 2 Page 5
2. Bagaimana pemeriksaan yang tepat pada pasien?
Komponen Pertanyaan
Identitas Nama:
Usia:
Pekerjaan:
Alamat:
Status:
Suku:
Agama:
Pend.Terakhir:
SKENARIO 2 Page 6
Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital Keadaan umum: baik/sedang/lemah/buruk
GCS: E=.../ V=.../ M=...
Suhu:
TD: (berbaring, duduk, berdiri) ...mmHg
Nadi: ...x/menit
Respirasi: ...x/menit
Pemeriksaan Fisik Head to toe
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
• Laboratorium: Darah Lengkap, Urin Lengkap, Feses Lengkap
• Rontgen thoraks
• EKG
• CT-Scan
• MRI
Assesment Sindrom Geriatri 1. Penilaian status nutrisi
2. Penapisan status fungsional
• ADL Barthel
• IADL
3. Penapisan kognitif (MMSE)
4. Penapisan depresi (GDS)
5. Penapisan inkontinensia
6. Penapisan ulkus dekubitus pada imobilisasi (skala Norton)
Penapisan insomnia
• Skor > 24: Gizi baik , Skor 17-23,5: Berisiko malnutrisi ,Skor < 17: Malnutrisi
SKENARIO 2 Page 7
PENILAIAN Skor ADL (BAI)
ACTIVITY OF
DAILY LIVING • 20: Mandiri
(ADL) ADL
• 12 – 19: Ketergantungan ringan
Barthel (BAI)
• 9 – 11: Ketergantungan sedang
• 5 – 8: Ketergantungan berat
• 0 – 4: Ketergantungan total
SKENARIO 2 Page 8
INSTRUMEN MINI Untuk menilai fungsi kognitif global sebagai alat penapis demensia
MENTAL STATE (pertimbangkan umur dan lama pendidikan)
EXAMINATION (MMSE)
Nama responden:
Nama pewawancara:
Umur responden:
Tanggal wawancara:
Pendidikan:
Jam mulai:
Rentang skor yang bisa diperoleh pada pengukuran MMSE adalah
0-30:
• 27–30 dikategorikan sebagai kognitif normal;
• 21–26 demensia ringan;
• 10–20 demensia sedang/moderat; dan
• <10 demensia berat
INSTRUMEN SKALA
DEPRESI PADA LANSIA
(GERIATRIC
DEPRESSION
SCALE/GDS)
SKENARIO 2 Page 9
PENAPISAN RISIKO
ULKUS DEKUBITUS
DENGAN SKALA
NORTON
Total skor bervariasi dari 5-20, dengan batasan yang dipakai yaitu
14, apabila individu memiliki nilai skala Norton ≤ 14, maka
dikatakan individu tersebut berisiko untuk mengalami ulkus
dekubitus.
Penuaan manusia merupakan proses yang kompleks, dimulai sejak lahir, dan
dipengaruhi banyak faktor. Oleh karena itu penuaan yang berhasil (successful aging)
perlu
dipersiapkan sebaik mungkin sejak manusia dilahirkan. Komponen successful aging
yaitu: (1) tidak rentan terjangkit penyakit dan efeknya;
(2) kapasitas fungsional kognitif dan fisik yang
baik;
(3) keterlibatan aktif dalam kehidupan; dan
(4) spiritualitas positif. Sebagian lansia termasuk dalam kategori successful aging
rendah dan terdapat kesenjangan kultural antara lansia dan generasi di bawahnya
berkaitan dengan kemajuan teknologi
SKENARIO 2 Page 10
Faktor Usia menyebabkan berbagai macam perubahan pada proses penuaan sesuai dengan
usianya;
SKENARIO 2 Page 11
Sindrom Geriatri Tatalaksana
Immobility Tatalaksana pasien seperti ini:
a) Menggunakan kursi roda
b) Menggunakan tongkat
c) Aktifitas ditempat tidur seperti alih baring setiap 2 jam sekali
Latihan bangun sendiri, duduk, berpindah dari tempat tidur ke
kursi, berdiri, berjalan.
Insability; tidak Tatalaksana pada pasien ini:
stabilnya orang lanjut
usia sehingga mudah a) Mengobati kondisi yang menjadi faktor resiko instabilitas
terjatuh. b) Berikan latihan berjalan, memerlukan alat bantu, sepatu dan
sendal yang sesuai
c) Menjaga agar cahaya selalu cukup, menjaga lantai agak tidak licin.
Inkontinesia; Urin Terapi yang dapat diberikan:
dan Alvi: keluarnya
urin/feses yang tidak 1) Melatih kandung kemih dengan mulai pergi ke kamar kecil setiap 2
sesuai dengan jam sekali
normalnya. 2) Melatih untuk menahan kandung kemih
3) Melatih otot-otot dasar panggul
4) Pemberian obat inkontinensia urin urgensi: imipramin 10-50mg 3x1
5) Pemberian obat inkontinensia urin tipe stres diberikan pesudofedrin
15-30mg 3x1
Pemberian inkontinensia alvi akibat konstipasi dapat diberikan diet
serat tinggi, obat pencahar > 3x/minggu.
Intelectual dan Tatalaksana yang dapat diberikan:
Impairment;
menurunnya fungsi a) Mengoptimalkan fungsi dari pasien
intelektual dan b) Mengenali dan mengobati dari komplikasi yang akan
memori. ditimbulkannya
Mengupayakan informasi pelayanan sosial pada pasien geriatri dan
keluarganya.
Infection; adanya Tatalaksana yang dapat dilakukan pasien geriatri:
infeksi dalam tubuh
pasien geriatri 1) Bila penyebabnya bakteri, maka diberikan antibiotik, pemberian
disebabkan oleh antibiotik disesuaikan dengan hasil kultur bakterinya
menurunya daya 2) Perbaiki keadaan umum seperti nutrisi, hidrasi, oksigenasi, elektrolit
imunitas, rentan dan albumin.
terhadap infeksi 3) Evaluasi diet harus dipantau dengan ketat
nosokomial. Bila pasien tidak dapat/tidak mau makan seperti biasa, perlu
diberikan per-sonde atau perlu secara parenteral.
Impairment of Terapi yang dapat diberikan:
Vision/Gangguan
penglihatan: a) Alat bantu kacamata
gangguan penglihatan b) Pembedahan seperti pembedahan katarak, pembedahan laser.
mata sejenak pada
kedua mata karena
terganggunya
vaskularisasi dikorteks
visual kedua sisinya.
Impairment of gangguan pendengaran: gangguan yang disebabkan oleh degenerasi
hearing organ korti, hilangnya neuron-neuron dikoklea maupun
terganggunya organ didalamnya. Terapi yang dapat diberikan yaitu
diberikan alat bantu dengar.
SKENARIO 2 Page 12
Sindrom Geriatri Tatalaksana
Isolation/depresi: gejala 1) Kombinasi terapi psikologis (psikodinamik, kognitif, perilaku),
depresi ini farmakologis, pendekatan interdisiplin yang menyeluruh.
berusia >60tahun 2) Terapi-terapi tersebut harus memperhatikan harapan-
harapan pasien, martabat pasien, kemandirian pasien
(melatih keterampilan sehari-hari).
3) Terapi okupasi dan rehabilitasi.
Pemberian farmakologi antidepresi seperti amitriptilin,
imipramin, despirain, nortriptilin; SSRI seperti sertralin,
fluvoksamin, paroksetin.
Inanition/malnutrisi: Terapi yang digunakan yaitu perbaiki gizi pasien geriatri.
kurangnya zat gizi baik
mikronutrien maupun
makronutrien.
Impectunity/tidak punya Terapi yang diberikan yaitu adanya tunjangan hari tuanya.
penghasilan
Iatrogenik obat- Terapi yang diberikan:
obatan: masalah
kesehatan yang 1) Pemberian obat yang sesuai dengan gejala klinisnya
diakibatkan oleh tindakan 2) Mencari tahu terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab
medis. gejala klinisnya.
Insomnia/sulit tidur Terapi yang dapat diberikan:
a) Hindari berolahraga 3-4 jam sebelum tidur
b) Hindari merokok saat hendak tidur
c) Batasi tidur siang maksimal 1 jam
d) Dalam keadaan santai jika hendak tidur.
Imunodefisiensi: Terapi yang dapat diberikan:
menurunnya sistem
kekebalan tubuh a) Pemberian beta-glukan (sejenis gula polisakarida yang
berasal dari sel ragi roti,dll).
b) Pemberian yoghurt yang dapat meningkatkan aktivitas sel
darah putih.
c) Vitamin yang baik digunakan geriatri diantaranya vitamin
A, C, D, E, B6, dan B12. Mineral yang baik digunakan oleh
geriatri adalah Zn, Fe, Cu, asam folat.
Impotence: berubahnya Tatalaksana yang dapat diberikan pasien geriatri yaitu
seksualitas pada lansia. memperbaiki pola hidup.
SKENARIO 2 Page 13