NPM :19150121
GRUP C
c) Kesimpualan
Profesi Kependidikan adalah Bidang pekerjaan dengan pendidikan keahlian khusus
untuk tercapainya kompetensi dan keterampilan selama beberapa tahun sehingga
diakui sebagai profesi berdasarkan kode etik profesi sebagi aturan dalam pencapaian
profesionalisme melalui profesionalisasi.
3. Diskusikan dalam kelompok bagaimana proses menjadikan tenaga pendidik sebagai profesi
melalui pendidikan khusus
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling terkait yang bersama-
sama mengubah masukan menjadi keluaran.
Pendidikan Khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, sosial dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa,
yang diselenggarakan secara inklusif atauberupa satuan pendidikan khusus pada
tingkat pendidikan prasekolah, dasar dan menengah.
Pengertian profesi adalah pekerjaan atau jabatan yang membutuhkan pengalaman
khusus, keahlian khusus, tanggung jawab serta loyalitas dalam bekerja.
Guru pendidikan khusus adalah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi
akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik bagi peserta didik berkebutuhan
khusus karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada satuan pendidikan khusus, satuan
pendidikan umum, dan/atau satuan pendidikan kejuruan.
Profesional adalah sesorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan
tertentu.
Profesionalisasi adalah pendidikan prajabatan dan/atau dalam jabatan. Proses
pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif.
Sehingga, Proses sangat berperan dalam menjadikan tenaga pendidik menjadi profesi
melalui pendidikan khusus. Dengan adanya proses profesionalisasi juga dapat
menjadikan tenaga pendidik sebagai profesi dan menjadikan tenaga pendidik yang
profesional. Guru pendidikan khusus juga membentuk kompetensi tenaga pendidik.
4. Diskusikan dalam kelompok anda suatu gagasan atau ide berdasarkan hasil analisa empat
kompetensi guru untuk menentukan kriteria guru profesional
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub
kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah : 1). Memahami peserta didik secara
mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik. 2). Merancang pembelajaran,teermasuk memahami
landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi
landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai,
dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang
dipilih. 3). Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting)
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 4). Merancang dan
melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan
evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga
berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
5). Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik,
dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian
meliputi : 1). Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan
norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma. 2). Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etod kerja sebagai guru. 3). Kepribadian
yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan peserta
didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak. 4). Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yangh disegani. 5).
Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai dengan norma
religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani
peserta didik.
Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur
dan metodologi keilmuannya. 1). Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung pelajaran yang dimampu. 2). Menguasai standar
kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang
dimampu. 3). Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif. 4).
Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif. 5). Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.
Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. 1). Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
dan status sosial keluarga. 2). Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. 3).
Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman social
budaya. 4). Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.
Kriteria Guru Profesional : 1). Memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur
sehingga dapat memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. 2). Memiliki
kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan baik. 3). Menguasai
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar. 4).
Mempunyai kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas.
5). Menguasai berbagai adminitrasi kependidikan, misalnya RPP, Silabus, Kurikulum,
KKM, dan lain-lain. 6). Memiliki semangat dan motivasi yang tinggi guna
mengabdikan ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik. 6). Tidak pernah berhenti
untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya. 7). Mengikuti diklat dan
pelatihan untuk menambah wawasan dan pengalaman. 8). Aktif, kreatif, dan inovatif
untuk mengembangkan pembelajaran dan selalu up to date terhadap informasi atau
masalah yang terjadi di sekitar. 9). Menguasai IPTEK seperti komputer, internet, blog,
facebook, website, dan lain-lain. 10). Gemar membaca sebagai upaya untuk menggali
dan menambah wawasan. 11). Tidak pernah berhenti untuk berkarya, misalnya
membuat PTK, bahan ajar, artikel, dan lain-lain sebagainya. 11). Dapat berinteraksi
dan bersosialisasi dengan orang tua murid, teman sejawat dan lingkungan sekitar
dengan baik. 12). Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi kependidikan seperti
KKG, PGRI, Pramuka, dan lain-lain.13). Memiliki sikap cinta kasih, tulus dan ikhlas
dalam mengajar.
5. Mengapa seorang guru yang telah dinyatakan memenuhi kriteria dan persyaratan menjadi
guru yang profesional harus memiliki profesionalisme melalui profesionalisasi
Kata “Guru” berasal dari kata sansekerta yaitu gabungan kata “gu” dan “ru” yang
berarti kegelapan (darkness) dan terang (light). Jadi guru adalah penerang kegelapan.
Ia mengubah kita dari yang tidak tahu menjadi tahu. Guru adalah pendidik, yaitu
orang dewasa yang bertanggungjawab memberi bimbingan atau bahan bantuan kepada
anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaannya. Guru adalah tenaga pengajar yang dilatih atau dipersiapkan dan
dipilih untuk tugas mengajar, mendidik, memberi pengetahuan, menasehati,
membimbing para murid atau siswanya. Guru adalah setiap orang yang dengan
sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa guru adalah orang dewasa yang mempengaruhi orang lain untuk
mendapatkan pengajaran sehingga menghasilkan pribadi yang berkarakter, berilmu
pengetahuan serta terampil mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Kriteria Guru Profesional : 1). Memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur
sehingga dapat memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. 2). Memiliki
kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan baik. 3). Menguasai
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar. 4).
Mempunyai kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas.
5). Menguasai berbagai adminitrasi kependidikan, misalnya RPP, Silabus, Kurikulum,
KKM, dan lain-lain. 6). Memiliki semangat dan motivasi yang tinggi guna
mengabdikan ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik. 6). Tidak pernah berhenti
untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya. 7). Mengikuti diklat dan
pelatihan untuk menambah wawasan dan pengalaman. 8). Aktif, kreatif, dan inovatif
untuk mengembangkan pembelajaran dan selalu up to date terhadap informasi atau
masalah yang terjadi di sekitar. 9). Menguasai IPTEK seperti komputer, internet, blog,
facebook, website, dan lain-lain. 10). Gemar membaca sebagai upaya untuk menggali
dan menambah wawasan. 11). Tidak pernah berhenti untuk berkarya, misalnya
membuat PTK, bahan ajar, artikel, dan lain-lain sebagainya. 11). Dapat berinteraksi
dan bersosialisasi dengan orang tua murid, teman sejawat dan lingkungan sekitar
dengan baik. 12). Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi kependidikan seperti
KKG, PGRI, Pramuka, dan lain-lain.13). Memiliki sikap cinta kasih, tulus dan ikhlas
dalam mengajar.
Profesional adalah sesorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan
tertentu.
Menurut Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S.
Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk
yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional.Sementara kata
profesional sendiri berarti ,bersifat profesi,memiliki keahlian dan keterampilan karena
pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena keahliannya itu.
Profesionalisasi adalah pendidikan prajabatan dan/atau dalam jabatan. Proses
pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif
Guru yang profesional harus memiliki profesionalisme karena guru merupakan
penerang kegelapan. Ia mengubah kita dari yang tidak tahu menjadi tahu. Guru adalah
tenaga pengajar yang dilatih atau dipersiapkan dan dipilih untuk tugas mengajar,
mendidik, memberi pengetahuan, menasehati, membimbing para murid atau siswanya
Sehingga diperlukan adanya profesionalisasi guna mewujudkan profesionalisme guru.
Profesionalisasi dapat di laksanakan dengan seminaar, pelatihan, organisasi profesi
kependidikan dan lain sebagainya.
6. Kemukan apa yang terjadi jika guru yang profesinal tidak mengalami profesionalisasi
Guru yang profesional harus memiliki profesionalisme karena guru merupakan
penerang kegelapan. Ia mengubah kita dari yang tidak tahu menjadi tahu. Guru adalah
tenaga pengajar yang dilatih atau dipersiapkan dan dipilih untuk tugas mengajar,
mendidik, memberi pengetahuan, menasehati, membimbing para murid atau siswanya
Sehingga diperlukan adanya profesionalisasi guna mewujudkan profesionalisme guru.
Profesionalisasi dapat di laksanakan dengan seminaar, pelatihan, organisasi profesi
kependidikan dan lain sebagainya. Apabila guru yang profesional tidak mengalami
profesionalisasi maka guru tersebut tidak akan memenuhi kriteria guru dengan standar
yang telah di tetapkan. Disamping itu, guru tidak akan Kompetensi guru karna tidak
memiliki profesionalisme.
7. Diskusikan dalam kelompok anda mengapa jabatan guru dan guru profesional harus di awasi
dan di lindungin
Jabatan guru dan guru profesional harus diawasi dan dilindungin karena jabatan guru
dan guru profesional memerlukan latihan jabatan yang berkelanjutan dan menjanjikan
karir hidup dari keanggotaan yang permanen
Guru secara normatif, memang telah mendapatkan perlindungan, sebagaimana
ketentuan pasal 39 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 (1) “Pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib
memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas”. Rumusan undang-
undang tersebut telah memberikan dan mewajibkan adanya perlindungan kepada guru
dalam tugasnya. Juga pada ayat (2)nya menjelaskan ruang lingkup perlindunginya
yang meliputi “Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hukum,
perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja”Ketentuan
ini membedakan secara tegas tentang perbedaan antara perlindungan hukum,
perlindungan profesi, perlindungan keselamatan kerja dan perlindungan kesehatan
kerja.
Dengan di awasi dan dilindunginnya jabatan guru dan guru profesional, mejadikan
guru dapat melaksanakan Profesi dengan profesional sesuai dengan kode etik guru.
8. Diskusikan dalam kelompk anda suatu gagasan tentang bagaimana upaya melindungi guru
profesional dalam menjalankan profesinya
Secara yuridis, guru telah diakui sebagai sebuah profesi. Dalam UU No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1).
Sebagai sebuah profesi, tentu ada risiko yang dihadapi guru dalam menjalankan tugas
keprofesiannya. Karena itu guru perlu mendapat perlindungan. Beberapa aturan
hukum pun diterbitkan. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan
Dosen, Pasal 39 menegaskan, "Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi
profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru
dalam pelaksanaan tugas (ayat 1). Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja (ayat 3)."
Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang Guru pun menegaskan bahwa guru
berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman
dan jaminan keselamatan dari pemerintah, pemerintah daerah, satuan pendidikan,
organisasi profesi guru, dan/atau masyarakat sesuai dengan kewenangan masing-
masing (Pasal 40 ayat 1). Selain itu Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 tentang
Perlindungan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan memperkuat posisi guru dalam
menjalankan tugas profesinya. Dalam Pasal 2 dijelaskan bahwa perlindungan
merupakan upaya melindungi Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang menghadapi
permasalahan terkait pelaksanaan tugas (ayat 1). Perlindungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi perlindungan hukum; profesi; keselamatan dan kesehatan kerja;
dan/ atau hak atas kekayaan intelektual (ayat 2).
Apa pun alasan di baliknya, tindakan kekerasan terhadap guru tidak boleh dibiarkan
karena akan membuat guru menjadi takut. Takut dibelit persoalan hukum dan takut
dianiaya orangtua. Selain itu guru bisa menjadi apatis dengan tugas mendidik. Jika
kondisi ini yang muncul dalam diri guru, maka boleh jadi guru akan mengabaikan
salah satu tugasnya yaitu mendidik. Sebuah tugas penting berkaitan dengan
pembentukan watak dan karakter siswa. Mendidik melampaui tugas mengajar yang
hanya mentransfer pengetahuan.
9. Dalam rangka peningkata mutu profesi keguruan dewasa ini lebih banyak di rencanakan dan
diselenggarakan oleh pemerintah dibanding direncanakan dan diselengarakan oleh organisasi
profesi sendiri. Menurut Pendapat anda manakah yang lebih efisien diselengarakan
pemerintah atau oleh organisasi sendiri, Berikan alasanmu yang lengkap.
Guru yang profesional harus memiliki profesionalisme karena guru merupakan
penerang kegelapan. Ia mengubah kita dari yang tidak tahu menjadi tahu. Guru adalah
tenaga pengajar yang dilatih atau dipersiapkan dan dipilih untuk tugas mengajar,
mendidik, memberi pengetahuan, menasehati, membimbing para murid atau siswanya
Sehingga diperlukan adanya profesionalisasi guna mewujudkan profesionalisme guru.
Profesionalisasi dapat di laksanakan dengan seminaar, pelatihan, organisasi profesi
kependidikan dan lain sebagainya.
Profesionalisme guru sangat diperlukan dalam peningkatan mutu pendidikan, karena
guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Apabila tenaga pengajar ini bisa dengan profesional melaksanakan tugasnya
maka kualitas peserta didik juga akan baik. Setiap guru harus mengetahui bagaimana
guru dikatakan profesional, sebab dengan pengetahuan tersebut guru bisa
menyesuaikan keadaan yang ada pada dirinya, dalam arti apabila guru tersebut merasa
dirinya kurang profesional maka diharapkan ia akan berusaha meningkatkan
keprofesionalisme dirinya. Peningkatan profesionalisme guru ini sangat penting demi
terwujudnya sumber daya yang berkualitas yang dapat diandalkan. Seorang guru yang
professional dapat dilihat dari implementasinya dalam menggunakan metode
pembelajaran pada proses kegiata belajar mengajar. Profesionalisme guru dapat
ditingkatkan melalui berbagai upaya baik itu melalui kegiatan seminar, pelatihan,
adanya sertifikasi, melalui kegiatan penyuluhan dan lain-lain.
Secara yuridis, guru telah diakui sebagai sebuah profesi. Dalam UU No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1).
Sebagai sebuah profesi, tentu ada risiko yang dihadapi guru dalam menjalankan tugas
keprofesiannya. Karena itu guru perlu mendapat perlindungan. Beberapa aturan
hukum pun diterbitkan. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan
Dosen, Pasal 39 menegaskan, "Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi
profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru
dalam pelaksanaan tugas (ayat 1). Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja (ayat 3)."
Seingga menurut pendapat saya yang lebih efissien diselenggarakan oleh pemerintah
karena pemerintah menjamin dan melindungi dan memberikan hak dan kewajiban
seorang guru. Selain itu pemerintah juga memberikan faasilitas guna mendukung
terwujudnya profeionalisasi guru.