Modul 1 SIM - 1-1
Modul 1 SIM - 1-1
Sumberdaya fisik yang berada pada organisasi biasanya terbatas dan bisa habis atau punah.
Sedangkan sumberdaya informasi bersifat “tidak” akan pernah habis. Sehingga semua sumberdaya,
baik fisik maupun konseptual harus disinergikan. Oleh karena itu tugas dari manajer
adalah mengarahkan penggunaan semua sumberdaya agar dapat dimanfaatkan secara
efektif.
Sebagai tindak lanjut dari tugas manajer tersebut, maka perlu adanya usaha penataan
sumberdaya (Manajemen Sumberdaya) termasuk didalamnya manajemen informasi, yakni berupa :
Sumberdaya harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap saat diperlukan dapat segera
dimanfaatkan - perlu dilakukan modifikasi
Sumberdaya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin
Sumberdaya harus selalu diperbaharui
Manajer memastikan bahwa data mentah yang diperlukan terkumpul dan kemudian diproses
menjadi informasi yang berguna. Kemudian manajer memastkan bahwa orang yang layak dalam
organisasi menerima informasi tersebut dalam bentuk yang tepat pada saat yang tepat sehingga
informasi tersebut dapat dimanfaatkan. Akhirnya manajer membuang informasi yang tidak berguna
lagi dan menggantikannya dengan informasi yang terkini dan akurat. Seluruh aktivitas tersebut
(memperoleh informasi, menggunakannya seefektif mungkin dan membuangnya pada saat yang
tepat, disebut sebagai manajemen informasi.
Munculnya paradigma baru yaitu berupa informasi yang termasuk dalam sumberdaya utama
organisasi akan mendorong usaha terhadap manajemen informasi. Perhatian terhadap Manajemen
Informasi tersebut antara lain disebabkan oleh :
Selain itu media komunikasi yang digunakan juga akan terus berubah, yang tadinya
menggunakan media kabel (Cabling) kini bisa menggunakan media tanpa kabel
(wireless).
Dalam pembahasan pada materi SIM, yang akan dibahas lebih lanjut adalah para pelaku dan
pemakai dari kelompok manajer. Keberadaan manajer bisa kita saksikan ada di mana-mana
diberbagai tingkat dan dalam berbagai bidang fungsional pada perusahaan.
Manajer Dijumpai pada Semua Jenjang, sesuai dengan tingkatan manajemen, yaitu :
Tingkat Perencanaan Strategis (Strategic planning level)
Merupakan manajer pucak organisasi. Mereka mempunyai pengaruh atas keputusan-
keputusan yang diambil pada seluruh organisasi selama beberapa tahun mendatang.
Istilah lain yang digunakan yakni eksekutif.
Tingkat Pengendalian Manajemen (Management control level)
Merupakan manajer tingkat menengah, yang memiliki tanggung jawab untuk merubah
rencana menjadi tindakan dan memastikan agar tujuannya tercapai.
Tingkat Pengendalian Operasional (Operational conrol level)
Merupakan manajer tingkat bawah, yang bertangung jawab menyelesaikan rencana-
rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer ditingkat yang lebih tinggi.
Tingkat manajemen dapat mempengaruhi sumber informasi dan bentuk penyajian informasi.
Komponen sumber informasi dikategorikan dalam dua kelompok besar yaitu dari lingkungan dan
internal. Sedangkan bentuk penyajian informasi juga dibagi atas dua kelompok besar yakni penyajian
secara ringkas dan rinci.
Secara diagram hubungan tingkat manajemen terhadap sumber informasi dan bentuk
penyajian informasi masing-masing tampak pada Gambar dibawah ini
Management Control
Operational Control
Internal
Ringkas
Strategic planning
Management Control
Operational Control
Rinci
Selain keberadaan manajer itu ada di berbagi tingkatan organisasi atau perusahaan. Manajer
juga dijumpai dalam Bidang Fungsional perusahaan, tempat berbagai sumberdaya dipisahkan
menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Pembagian bidang fungsional pada umunya yaitu seperti :
Bidang fungsional keuangan (Finance
)
Bidang fungsional jasa informasi (Information services)
Bidang fungsional pemasaran (Marketing)
Bidang fungsional sumberdaya manusia (Human resources)
Bidang fungsional manufaktur (Manufacturing)
Strategic
planning
Management
Control
Operational
Control
Seorang manajer merencanakan apa yang akan mereka lakukan (dalam ukuran jangka
pendek, menengah dan panjang). Kemudian, mereka melakukan pengorganisasian untuk mencapai
rencana tersebut. Selanjutnya mereka menyusun staf organisasi sesuai dengan kebutuhan
sumberdaya yang dibutuhkan. Berdasarkan sumberdaya yang ada, mereka mengarahkan untuk
melaksanakan rencana. Akhirnya mereka mengendalikan sumberdaya, menjaganya agar tetap
beroperasi secara optimal.
Semua manajer,apapun tingkatan atau bidang fungsionalnya melaksanakan fungsi-fungsi
atau tugas-tugas tersebut, walau mungkin dengan penekanan yang berlainan. Pada Gambar 1.4
menyatakan bagaimana tingkatan manajemen dapat mempengaruhi penekanan pada berbagai
fungsi manajemen.
Control Control
Plan Plan
8% 8% Control
20% 19% 8%
Organize
19% Plan
45%
Organize
Direct 8%
Staff Organize Direct
45% 19%
8% 45%
Staff
Direct Staff
20%
20% 8%
Gambar 1.4. Tingkatan Manajemen Dapat mempengaruhi Pilihan Penekanan pada Fungsi
manajemen
Uraian dari tugas manajer yang dinyatakan oleh Henri Fayol dianggap masih belum
menggambarkan tugas manajer secara menyeluruh. Untuk itulah dikembangkan kerangka kerja yang
lebih rinci dan dikenal dengan istilah Peranan Manajer (Henry Mintzberg : Managerial roles) :
Seorang manajer yang berhasil harus banyak memiliki keahlian. Dari sekian banyak keahlian
tersebut, terdapat dua keahlian yang mendasar, yaitu :
1. Keahlian Komunikasi (communication skill); manajajer senantiasa berkomunikasi
dengan bawahannya, atasannya, orang-orang lain di unit lain dalam perusahaan, dan
orang-orang lain di luar perusahaan. Media yang digunakan bisa berupa media tertulis
atau lisan. Tiap manajer memiliki pilihannya tersendiri dan menyusun suatu paduan
media komunikasi yang sesuai dengan gaya manajemennya.
2. Keahlian Pemecahan Masalah (problem solving); sebagai suatu kegiatan yang
mengarah pada sokusi dari suatu permasalahan. Selama proses pemecahan masalah,
manajer terlibat dalam pengambilan keputusan (decision making), yaiu tindakan memilih
dari berbagai alternative tindakan. Pada umumnya, manajer perlu membuat keputusan
ganda dalam proses memecahkan suatu permasalahan tunggal.
Selain keahlian dasar tersebut, seorang manajer juga harus mengerti mengenai pengetahuan
manajemen yang berbasis komputer, yaitu
1. Mengerti Komputer; istilah-istilah komputer, keunggulan dan kelemahan komputer,
kemampuan menggunakan komputer, dll.
2. Mengerti Informasi; bagaimana menggunakan informasi, perolehan informasi, dan
bagaimana berbagi informasi, dll.
Terkadang sulit untuk membedakan membedakan apakah suatu bagian termasuk subsistem
atau supersistem. Untuk membedakannya dapat digunakan pedoman berikut :
a. harus dapat ditentukan apakah sesuatu itu penting bagi pencapaian tujuan sistem
atau apakah sesuatu itu memberikan andil bagi pencapaian tujuan sistem ?
b. Apakah sesuatu itu dapat dikendalikan dalam analisis yang dilakukan terhadap suatu
sistem ?
Jika jawaban dari kedua langkah tersebut positif atau ya, maka sesuatu tersebut dapat
dikatakan sebagai subsistem.
Didukung dengan munculnya punched card dan keydriven bookkeeping machines, dan
perusahaan umumnya mengabaikan kebutuhan informasi para manajernya. Aplikasi yang
digunakan sistem informasi akuntasi (SIA).
Merupakan hal yang berbeda dengan konsep SIM. DSS adalah sistem penghasil informasi
yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan serta diambil
keputusannya oleh manajer.
Ide dasar AI adalah komputer dapat deprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran
logis yang sama seperti manusia. Sistem pakar adalah suatu sistem yang berfungsi
sebagaiseorang spesialis dalam suatu bidang. Sistem yang menggambarkan segala macam
sistem yang menerapkan kecerdasan buatan untuk pemecahan masalah dinamakan dengan
sistem berbasis pengetahuan (knowledge-bases sistems) Penjelasan lebih lanjut akan
dijumpai pada modul terakhir dari materi kuliah SIM.
Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan data dan
informasi. Informasi disajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi.
Pada bagian pengolahan dengan komputer terdiri dari lima bidang yakni SIA, SIM, DSS, kantor
virtual dan sistem berbasis pengetahuan. Hal tersebut dinamakan dengan sistem informasi berbasis
komputer (komputer based information sistem). Gambar 1.5 menunjukkan model CBIS.
Hal tersebut diatas dapat dimodelkan sebagai berikut :
Computer-Based
Information System (CBIS)
Proble
m Electronic Data Processing
Problem
Office Automation System
Solution
Upaya pencapaian system informai bebasis komputer mennunakan End User Computing, yaitu
pengembangan sistem berbasis komputer yang dilakukan oleh pemakai sendiri.
Para spesialis informasi tidak selalu berperan serta dalam pengembangan sistem berbasis komputer.
Cara semua sistem dikembangkan selama tahun 1950, 1960 dan awal 1970-an, digambarkan pada
gambar 1.6.
Database
Adm.
System Program
USE Analyst mer Operator
R Computer
Network
Specialis
t
Peranan Information Specialist berubah, dari sebagai pengembang menjadi hanya sebagai konsultan
CBIS identik dengan organisme hidup yaitu : lahir, tumbuh, matang dan mati.
Pengembangan CBIS mengikuti System Life Cycle (SLC), yang terdiri dari :
Perencanaan
Analisis
Rancangan
Penerapan
Penggunaan
Seiring berkembangnya CBIS, manajer merencanakan siklus hidup dan mengatur para spesialis
informasi yang terlibat. Setelah penerapan, manajer mengendalikan CBIS untuk memastikan bahwa
sistem tsb. terus menyediakan dukungan yang diharapkan. Tanggung jawab keseluruhan manajer
dan dukungan tahap-demi tahap yng diberikan oleh para spesialis informasidigambarkan dalam
Gambar 1.7.
5. tahap 1. tahap
penggunaan perencanaan
4. tahap
2. tahap
penerapan
analisis
3. tahap
rancangan
Gambar 1.8. Peranan manager dan Information Specialist selama SLC berlangsung