OLEH :
18101110006
2020/2021
BAB I
PENDAHLUAN
satunya yaitu hipertensi. Penyakit tidak menular seperti hipertensi atau penyakit darah
tinggi primer merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat sehingga perlu
logistiknya terutama obat PTM ( Penyakit Tidak Menular) (Nur Syahrini, 2012).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih
dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg, hipertensi merupakan salah satu
Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi ancaman dan masalah serius di negara
hipertensi terbanyak sebesar 40% sedangkan negara maju hanya 35%. World Health
Organization mengatakan penderita hipertensi pada tahun 2000 sebanyak 26,4% (929 juta
jiwa) dan diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi 29,2% (1,56 milyar) pada
hipertensi dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 80 mmHg. Penurunan 10 poin ini menyebabkan 103 juta jiwa penduduk
Amerika Serikat mengalami hipertensi dan harus menjalani perubahan gaya hidup hal ini
dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, selama ini dikatakan
Kriteria terbaru ini membuat angka prevalensi hipertensi akan terus meningkat di seluruh
dunia.
Di kawasan Asia Tenggara sekitar sepertiga dari populasi orang dewasa memiliki
tekanan darah tinggi, penderita hipertensi di Indonesia menduduki urutan ke-6 (WHO,
hipertensi yang di dapat berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah sebesar 25,8%
(Riskesdas, 2013). Kemenkes RI (2018) mengatakan hasil Riskesdas 2018 prevalensi kasus
hipertensi dari hasil pengukuran tekanan darah mengalami peningkatan menjadi 34,1%.
Data Surveilan Terpadu Penyakit (STP) mengenai kasus hipertensi di Provinsi Bali
pada tahun 2016 yaitu 7,0% dan yang dilakukan pengukuran tekanan darah sebesar 22,69%
(Dinkes Provinsi Bali, 2016). Pada tahun 2017 prevalensi yang mengalami hipertensi
meningkat yaitu 13,7% orang dan yang dilakukan pengukuran tekanan darah sebanyak
6,0% dan prevalensi yang melakukan pengukuran tekanan darah sebanyak 41,93% (Dinkes
Provinsi Bali, 2016). Tahun 2017 dengan urutan ke-3 kasus hipertensi dengan prevalensi
hipertensi 8,9% dan prevalensi yang melakukan pengukuran tekanan darah 39,94 %
bahwa kasus hipertensi masih tinggi di UPTD Puskesmas Tabanan III dengan prevalensi
sebesar 6,7% pada tahun 2017 (Dinkes Kabupaten Tabanan, 2017). Tahun 2018 prevalensi
kasus hipertensi di UPTD Puskesmas Tabanan III sebesar 9,6%, hal ini menandakan kasus
Salah satu program kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan khususnya pada wilayah
kerja Puskesmas Tabanan III, adalah sosialisasi program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS), yang berguna untuk mencegah terjadinya penyakit yang salah satunya yaitu
melalui kegiatan Penyuluhan di Posyandu dan Rumah Sakit, Konseling Gizi dan sosialisasi
Kegiatan sosialisasi konsumsi serat dan senam lansia yang diadakan di puskesmas
bertujuan untuk mengurangi terjadinya Obesitas. Obesitas adalah penumpukan lemak yang
Seseorang dengan kelebihan gizi atau obesitas, terutama obesitas sentral meningkatkan
risiko timbulnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes. Pada penderita
dengan kelebihan berat badan berisiko lebih besar menderita hipertensi dibandingkan
dengan orang yang kurus. Hasil penelitian (Sulastri & Ramadhani, 2012) menyebutkan
bahwa lebih banyak penderita hipertensi yang mengalami obesitas maupun obesitas sentral.
Obesitas sentral berkaitan dengan pola makan yang salah, dimana lebih menyukai makanan
siap saji yang mengandung lemak dan garam tinggi dengan kandungan serat yang rendah
(Dian M, 2013).
Serat adalah bagian dari makanan yang berasal dari tumbuhan yang tidak dapat dicerna
oleh tubuh. Serat makanan merupakan komponen pangan non gizi. Walaupun tidak
dikategorikan sebagai zat gizi, serat makanan telah terbukti mempunyai peranan yang
Wresdiyati, 2004). Makanan yang mengandung serat, relatif lebih tinggi memberikan rasa
sehingga mengurangi frekuensi makan. Makanan dengan kandungan serat yang tinggi
biasanya rendah kalori, rendah lemak, dan rendah gula yang dapat membantu mengurangi
terjadinya obesitas.
Berdasarkan hasil riset Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2001 dalam (Astawan, Made,
Wresdiyati, 2004), rata – rata konsumsi serat penduduk Indonesia adalah 10,5 gram per
hari. Ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi sekitar 1/3 dari
kebutuhan ideal rata – rata konsumsi serat yaitu 25 – 35 gram per hari. Sumbangan
konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia juga sangat rendah yaitu 2,7 gram per hari.
Padahal para pakar menyarankan untuk mengonsumsi buah dan sayur untuk memenuhi
kebutuhan serat pada tubuh. Sejalan dengan data Riskesdas Bali tahun 2007 menunjukkan
sebesar 96,5% penduduk umur 10 tahun ke atas, kurang mengonsumsi buah dan sayur. Dari
seluruh Kabupaten yang ada di Bali, hampir seluruh Kabupaten memiliki persentase
Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa konsumsi serat masyarakat Indonesia
tergolong rendah. Asupan serat yang terlampau rendah dalam waktu yang lama akan
kurangnya pengetahuan gizi masyarakat khususnya tentang manfaat serat sehingga akan
mempengaruhi masyarakat dalam memilih makanan yang sesuai anjuran. Semakin rendah
pengetahuan gizi khususnya tentang serat, maka semakin rendah konsumsi serat dan
degeneratif salah satunya hipertensi. Hasil penelitian dari (Kholifah et al., 2014)
menyebutkan bahwa asupan serat tidak berhubungan langsung dengan tekanan darah.
Rendahnya asupan serat dapat menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan
seseorang. Jika seseorang mengalami obesitas maka lebih beresiko mengalami hipertensi.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dan membahas
tentang hubungan asupan serat dan status obesitas dengan tekanan darah pada penderita
1. “Apakah ada hubungan antara asupan serat dengan tekanan darah penderita
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan antara asupan serat dan status obesitas dengan tekanan darah
2. Tujuan Khusus:
Tabanan III
d. Menganalisis hubungan antara asupan serat dengan tekanan darah penderita hipertensi
1.4 MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
peneliti dalam mempelajari dan mengkaji hubungan antara asupan serat, status
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang asupan serat
dan status obesitas dengan tekanan darah penderita hipertensi di Puskesmas
Tabanan III.
b. Bagi Responden atau Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan responden atau
masyarakat masyarakat berkaitan dengan manfaat serat untuk mencegah obesitas
yang berhubungan dengan tekanan darah.
c. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai landasan ilmiah untuk
penelitian selanjutnya.
d. Bagi Institusi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk upaya
mencari solusi untuk pemecahan masalah kesehatan yang sedang terjadi dalam hal
ini mengenai tingginya angka penyakit hipertensi.
1.5 Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Robo Marliana, ddk Tahun 2019, yang
Tahun 2019”. di ketahui bahwa sebagian besar responden yang mengalami hipertensi berat
masuk dalam kategori obesitas sebanyak 18 dari 35 responden (24,7%) dan sebagian kecil
responden yang mengalami hipertensi berat masuk dalam kategori badan kurus sebanyak 2
responden dari 35 responden yang mengalami hipertensi berat(11,8%). Dari hasil analisa
data dengan menggunakan uji chi-square diketahui nila signifikan 0,031 lebih rendah dari
0,05 artinya Ho di tolak dan H1 di terima. Hal ini berarti ada hubungan antara variabel
indeks masa tubuh dengan hipertensi pada pralansia usia 45-55 tahun dimana semakin
tinggi indeks masa tubuh maka akan menyebabkan hipertensi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ika Apriani Panjaitan Tahun 2017, yang
berjudul “Hubungan Asupan Serat, Asupan Natrium, Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lansia Di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017 “,
diketahui bahwa hubungan asupan serat dengan kejadian hipertensi memperlihatkan bahwa
dari 27 responden dengan asupan serat kurang, 19 orang (70.4%) mengalami hipertensi dan
tidak mengalami hipertensi. Dengan demikian, mayoritas responden yang tidak mengalami
hipertensi adalah dengan asupan serat cukup yakni sebanyak 35 orang (68.6%).
Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa pada table contingency 2x2, tidak ada
yang memiliki nilai harapan (expected value E) kurang dari 5, sehingga nilai p-value yang
dipergunakan adalah nilai contingency correction thitung= 9.334 dengan p-value = 0.002,
lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa asupan serat memiliki hubungan
signifikan dengan kejadian hipertensi dimana semakin kurang asupan serat, semakin tinggi
kejadian hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan takanan
diastolic lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah manusia secara alami berfluktuasi
sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila tekanan tersebut
persisten. Tekanan darah tersebut membuat system sirkulasi dan organ yang mendapat
suplai darah ( termasuk jantung dan otak) menjadi tegang (Manuntun 2018).
Hipertensi adalah suatu peningkatakan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum,
Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi
Hipertensi adalah suatu kondisi meningkatnya tekanan darah berada diatas angka
normal yaitu 140/90 mmHg. Hipertensi tidak hanya terjadi pada laki-laki, namun juga
pada perempuan dan usia 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami tekanan darah diatas
normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik (bagian atas) dan angka bawah (diastolic)
pada pemeriksaan tensi darah yang tekanan darah normal adalah Namun, secara umum
ditetapkan tekanan darah normal untuk orang dewasa (>18 tahun) adalah 120/80
normatensi
b. Sistole berkisar 140-159 mmHg dan diastole antara 91-94 mmHg disebut
perbatasan (border line)
seseorang, hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis serta pembuluh darah adalah
merupakan faktor penyebab hipertensi diusia tua, seseorang yang berusia diatas 60 tahun
Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik
(faktor resiko yang tidak dapat diubah dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam,
beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, kurang makanan yang berserat
(Sutanto,2016).
2. Klasifikasi Hipertensi
Ada pun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi dua golongan berdasarkan penyebabnya
hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan terjadi pada
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB), Selain hipertensi yang diatas
dikenal juga keadaan yang disebut dengan krisis hipertensi, hipertensi berdasarkan krisis
hipertensi berikut adalah hipertensi darurat dan hipertensi urgensi yaitu uraian nya
a. Hipertensi Darurat
Hipertensi darurat adalah dimana tekanan darah melebihi 180/120 mmHg disertai
ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak (stroke, ensefalopati hipertensi), jantung (
gagal jantung kiri akut penyakit jantung koroner akut), paru (bendungan di paru),
ekslampsia. Tekanan darah tidak dapat ebih rendah dari 180/120 mmHg dengan gejala
gangguan organ di atas yang sudah nyata timbul, jika tekanan darah tidak segera
b. Hipertensi Urgensi
Hipertensi urgensi ialah tekanan darah yang tinggi melebihi 180/120 mmHg tetapi
belum ada gejala seperti diatas. tekanan darah tidak harus diturunkan dengan cepat
(dalam hitungan menit), tetapi dapat dalam hitungan jam sampai dengan obat oral,
gejalaya berupa mual, muntah, pusing atau sakit kepala, penglihatan kabur, mimisan,
sesak napas, gangguan cemas berat, tetapi tidak ada kerusakan organ, pasien dengan
hipertensi urgensi dapat juga diberikan tetapi oral yang bekerja dengan cepat, seperti
Menurut Tambayong ( dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016 tanda dan gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika terkena
medis.
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun.
Menurut Aulia, R. (2017), faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
a) Riwayat Keluarga
b) Usia
c) Jenis Kelamin
Ras/etnik
Kebiasaan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi antara lain
yaitu :
a) Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena dalam
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
c) Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu
jantung dipaksa memompa darah lebih kuat lagi agar darah sampai ke
mempunyai kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat yang
yang berasal dari reseptor adinosa didalam sel saraf yang mengakibatkan
Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A., Rattu A.J.M., Punuh M.I, 2016),
Serat berhubungan dengan obesitas. Jika asupan serat rendah maka, seseorang
Apabila serat pangan kurang, maka tidak mampu mengurangi kadar kolesterol
sehingga tidak mampu mengikat garam empedu, dan tidak dapat mencegah
h) Obesitas
Faktro risiko penyebab hipertensi yang diketahui dengan baik adalah obesitas.
Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan akumulasi
peningkatan volume intravaskular dan curah jantung. Daya pompa jantung dan
5. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi akan terjadi jika tekanan darah terus menerus lebih tinggi dari normal, bila
tekanan darah tidak dikontrol dengan baik, maka akan timbul kerusakan pada pembuluh
arteri dan organ-organ yang memerlukan pasokan darah, adapun beberapa komplikasi
jangka panjang apabila tekanan darah terus- menerus tinggi adalah (Suiraoka, 2016) :
Ketika jantung berpengaruh terhadap tekanan darah tinggi maka terjadi penebalan
otot jantung kiri, kondisi ini akan memperkecil rongga jantung untuk memompa
oksigen dari otot jantung dan menyebabkan nyeri, jika kondisi seperti ini
memompa dan menimbulkan kematian, Aorta adalah bagian terbesar dari arteri
maka aorta menjadi kurang elastis dan dindingnya dipenuhi lapisan lemak serta
melar dan bengkak, gumpalan darah dapat terbentuk di dinding aorta dan dapat
menjadi embolus, yang menyangkut pada arteri yang mensuplai ginjal atau
bagian tubuh lainnya.Aorta yang bengkak dapat meledak jika tekanan darah
terlalu tinggi.
b. Otak
Perdarahan pada otak akibat efek dari tekanan darah tinggi dapat menyebabkan
kelumpuhan, arteri yang memasok darah keotak dapat pecah dan merusak
sebagian otak, bagian otak yang rusak dapat menyebabkan kelumpuhan.hal ini
c. Mata
pembuluh pada mata, dan kerusakan peredaran darah pada mata.didalam retina,
terdapat pembuluh-pembulu darah tipis yang akan melebar saa terjadi hipertensi
d. Ginjal
sebagai pembuang zat-zat beracun bagi tubuh tidak berjalan dengan baik.
e. Angina
Angina adalah perasaan tersumbat pada dada, rasa sakit terkadang turun
menuju lengan dan rahang, salah satu penyebab dari angina adalah karena
Obesitas merupakan salah satu bentuk malnutrisi. Obesitas adalah kelebihan berat
badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan, akibat
pengeluaran energi oleh tubuh. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan
berat badan adalah sekitar 25 – 30% pada wanita dan 18 – 23% pada pria. Wanita dengan
lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap
mengalami obesitas.
2. Jenis Obesitas
Jumlah lemak normal pada wanita adalah sekitar 15 – 28% dari berat badannya,
dan untuk pria jumlah lemak yang normal adalah 10 – 18%dari berat badannya. Adapun
perut dan di rongga perut sehingga perut tampak gemuk dan mempunyai bentuk
tubuh seperti buah apel (apple type). Disebabkan karena lemak banyak berkumpul
dirongga perut, obesitas tipe buah disebut juga obesitas sentral, karena banyak
terdapat pada laki – laki yang disebut juga sebagai obesitas tipe android.
pinggul dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah pear (pear type).
Disebabkan karena lemak berkumpul di pinggir tubuh yaitu di pinggul dan paha,
obesitas tipe buah pear disebut juga sebagai obesitas perifer dan karena banyak
terdapat pada wanita disebut juga sebagai obesitas tipe perempuan atau obesitas
tipe gynoid.
keadaan normal, tetapi ukuran sel – selnya tidak bertambah besar.Obesitas ini
dibandingkan keadaan normal, tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari
normal. Obesitas tipe ini terjadi pada usia dewasa. Upaya untuk menurunkan berat
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal.
Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai
maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang
mengalami hypertropik, obesitas ini dimulai pada anak – anak dan berlangsung
terus sampai dewasa, upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan risiko
3. Penyebab Obesitas
Penyebab obesitas ada yang bersifat endogenus dan ada yang bersifat
exogenous adalah kelebihan konsumsi energy, salah satunya adalah lemak hewani.
a. Faktor Makanan
Hal tersebut jika dilakukan secara terus menerus dalam jangka panjang akan
b. Karakteristik
diderita oleh seseorang. Jika keadaan ini dibiarkan secara terus menerus,
maka pada usia 45 – 60 tahun rentan terkena penyakit. Jenis obesitas android
banyak terjadi pada pria dan wanita yang telah mengalami
c. Aktivitas Fisik
70%) dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti bernafas, jantung
berdenyut, dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan energi dasar ini
ditentukan oleh genetik atau keturunan.Namun aktivitas fisik dan olah raga
d. Faktor Keturunan
karena faktor interaksi gen dan lingkungan. Gen yang ditemukan diduga
dapat memengaruhi jumlah dan besar sel lemak, distribusi lemak, dan besar
untuk menjadi gemuk. Obesitas pada orang dengan keturunan obesitas, akan
cepat manifest bila mengalami kelebihan asupan energi. Obesitas juga cepat
e. Faktor Hormon
Menurunnya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunnya fungsi kelenjar
menyebabkan perubahan gaya hidup yang meliputi pola piker dan sikap,
yang terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktivitas fisik. Dari berbagai
waktunya di luar rumah, sehingga lebih sering makan di luar rumah dengan
tangga, sehingga orang – orang lebih memilih menggunakan lift agar lebih
mudah dan cepat. Pola kurang aktif ini menyebabkan kurangnya penggunaan
Banyak metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kriteria kegemukan pada
seseorang diantaranya adalah Indeks Massa Tubuh (IMT), tebal lemak bawah kulit atau
melalui ditribusi penyimpanan lemak tubuh, dan dengan menghitung rasio lingkar pinggang
berat badan (BB) normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai IMT
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan WHO, yang membedakan batas
ambang untuk laki – laki dan perempuan. Batas ambang normal laki – laki adalah 20,1 – 25,0 dan
untuk perempuan adalah 18,7 – 23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi
maupun tingkat kegemukan, lebih lanjut WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang
antara laki – laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas
laki – laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan
Tabel 2
Namun IMT tidak mencerminkan distribusi timbunan lemak di dalam tubuh. Untuk
menilai timbunan lemak perut dapat digunakan rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP)
atau mengukur lingkar pinggang (LP) saja karena lebih praktis.Cara ini mudah, dengan
menggunakan pita meteran (seperti yang digunakan oleh penjahit) diukur bagian – bagian
(FKUI, 2003). Prosedur untuk mendapatkan Waist to Hip Ratio (WHR) yaitu
dengan lingkar yang melalui pusat atau pusar, sedangkan lingkar pinggul
Kegemukan atau obesitas adalah faktor resiko yang dapat meningkatkan penyakit
jantung. Fakta menyebutkan bahwa beberapa orang yang memiliki kelebihan berat badan
atau obesitas memiliki resiko hipertensi lebih besar daripada yang lainnya. Orang yang
gemuk, jantungnya bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini terjadi karena
biasanya pembuluh darah orang yang obesitas terjepit kulit yang berlemak. Keadaan ini
dapat menyebabkan naiknya tekanan darah. Orang dengan kelebihan berat badan atau
obesitas, tubuhnya bekerja keras untuk membakar kelebihan energi yang masuk.
Pembakaran energi ini memerlukan supai oksigen dalam darah yang cukup. Semakin
banyak energi yang dibakar, maka semakin banyak pula pasukan oksigen dalam darah.
Banyaknya pasokan darah tentu menajdikan jantung bekerja lebih keras. Dampaknya
C. Asupan Serat
1. Pengertian Serat
Serat pangan adalah makanan berbentuk karbohidrat kompleks yang terdapat pada
dinding sel tanaman pangan manusia. Serat pangan memiliki fungsi yang sangat penting
bagi pemeliharaan, pencegahan penyakit dalam terapi gizi (Wresdiyati, 2004). Serat dapat
digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan
manusia). Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besar. Namun,
Serat alami meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
proses geologis. Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat
digolongkan ke dalam:
dari serat jenis ini yaitu katun dan kain ramie. Serat tumbuhan
Kebutuhan serat pada manusia yaitu 25-40 gram per hari agar dapat memenuhi
Hypertension (DASH), anjuran konsumsi serat untuk penderita hipertensi yaitu >30
gram/hari (Hartono, 2012). Pada diet DASH, energi yang dikonsumsi berkisar 2.000
kkal/hari. Energi ini berasal dari berbagai jenis makanan yaitu karbohidrat (6 sampai 8
produk susu rendah atau tanpa lemak (2 sampai 3 porsi/hari), daging, unggas dan ikan
porsi/minggu), lemak dan minyak (2 sampai 3 porsi/hari), manisan terutama yang rendah
atau tanpa lemak (maksimal 5 porsi/minggu), dan sodium (maksimal 2,300 mg/hari).
2. Manfaat serat
karena bisa membantu organ-organ tubuh agar bekerja lebih normal.Sebaliknya, bila
Makanan yang banyak mengandung serat akan membantu tubuh dalam mengelola
kesehatan jantung. Hubungan ini ditunjukkan dengan manfaat serat yang akan
membantu sistem kerja pencernaan. Pencernaan yang baik akan membuat tubuh bisa
mendapatkan berat badan yang ideal. Selain itu berat badan yang ideal akan
menjauhkan diri dari resiko obesitas. Sehingga serat akan membantu menurunkan resiko
Serat yang terdapat pada buah dan sayuran ternyata juga sangat baik untuk menjaga
kesehatan kulit.Serat bisa memindahkan berbagai jenis racun, bakteri dan jamur yang
berasal dari makanan dan masuk dalam sistem pencernaan. Berbagai jenis racun dan bakteri
lain bisa menurunkan kesehatan kulit seperti menjadi pemicu jerawat dan kulit kusam.
Sehingga konsumsi serat akan membantu tubuh dalam menjaga kesehatan kulit.
dipicu oleh berbagai jenis makanan yang menumpuk pada usus karena tidak bisa keluar
menjadi feses. Bakteri dan jamur yang berasal dari makanan akan membuat usus
dan tidak mendapatkan pengobatan maka akan menjadi polip. Dengan makan serat
maka semua jenis zat makanan yang menumpuk pada usus bisa keluar menjadi feses.
d. Mencegah Wasir
Wasir adalah penyakit yang disebabkan karena pembengkakan pembuluh darah yang
berada di area dubur. Hal ini dipicu oleh proses buang air besar yang tidak lancar selain itu
mengejan terlalu kuat juga bisa menyebabkan peradangan di sekitar dubur. Jika makan serat
secara teratur maka usus akan bekerja dengan baik untuk mengolah makanan sehingga
Diabates tipe 2 disebabkan karena tubuh tidak mampu memproduksi insulin sesuai
dengan kebutuhan tubuh.Penyakit ini sering terjadi pada orang yang masuk dalam
golongan obesitas. Konsumsi serat yang teratur membuat tubuh membutuhkan proses
yang lebih lama sehingga membuat perut bisa menjadi lebih kenyang. Diet dengan
berbagai jenis makanan yang mengandung tinggi serat juga bisa mengurangi asupan
kalori sehingga bisa membuat tubuh memiliki kadar gula darah yang normal.
Beberapa jenis kanker seperti kanker usus dan kanker yang menyerang saluran
yang mengandung serat bisa meningkatkan sistem kerja pencernaan sehingga mengurangi
potensi penyakit kanker usus besar, kanker indung telur, kanker rahim dan kanker payudara.
Tubuh kita membutuhkan energi untuk mendapatkan tenaga dan melakukan berbagai
jenis aktifitas.Serat adalah salah satu jenis bentuk karbohidrat yang mudah diserap oleh
tubuh dan organ saluran pencernaan. Konsumsi serat secara teratur dapat meningkatkan
penyerapan energi . Serat bisa menghasilkan energi dengan cara yang lebih ringan
merespon melalui fungsi – fungsi organ yang menjadi tidak optimal. Berikut ini adalah gejala-
gejala dan penyakti yang kemungkinan timbul apabila anda kekurangan asupan serat dalam
satu hari :
a. Sembelit
Sembelit merupakan suatu kondisi dimana anda akan mengalami kesulitan dalam
melakukan buang air besar. Sembelit akan mengakibatkan rasa tidak nyaman di bagian
Salah satu pemicu dari munculnya penyakit diabetes adalah kekurangan serat. Selain
itu, kekurangan asupan serat dalam satu hari dapat menimbulkan efek tidak stabilnya
gula darah dalam tubuh, yang artinya, akan berpengaruh kepada kesehatan tubuh secara
umum.
Selain penyakit penyakit diatas penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah juga
dapat terjadi ketika kita kekurangan serat, penyakit ini antara lain jantung, stroke dan
Serat memiliki fungsi utama dalam mengikat lemak sehingga mudah dicerna dan
dibuang dari tubuh. Ketika anda mengalami kondisi kekurangan serat, maka dapat
dipastikan, lemak dalam tubuh anda akan sulit keluar, dan mengendap sehingga anda
Pepaya sangat dikenal dikalagan masyarakat, pepaya juga merupakan salah satu buah
yang kaya akan serat dan dapat melancarkan buang air besar seain itu pepaya juga
dikenal atau sering digunakan untuk merawat kulit agar kulit menjadi lebih sehat dan
kenyal. Sebab pepaya juga merupakan buah yang kaya akan serat.
b. Buah Pisang
Buah juga merupakan salah satu buah yang terkenal di masyarakat selain rasanya yang
enak, pisang juga dapat digunakan untuk dikonsumsi.Sebab buah pisang juga
c. Buah Apel
Siapa yang tidak kenal dengan buah apel ini, banyak sekali warna dan jenis buah apel,
namun sama saja manfaatnya, bah apel juga memiliki kandungan serat yang banyak
sehingga bah apel juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk makanan yang dapat
d. Brokoli
Brokoli bisa kita temui dalam makanan atau sayur sayuran, brokoli juga merupakan
sayuran yang memiliki kaya akan serat, jadi brokoli juga sayuran yang dapat
e. Beras Merah
Serat larut banyak ditemukan didalam beras merah, untuk itu beras merah juga dapat
dikonsumsi sebagai salah satu makanan yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi penyaki
f. Gandum Utuh
Selain digunakan sebagai makanan pokok di eropa dan juga amerika gandum utuh
memiliki serat yang tinggi, serat yang terdapat pada gandum utuh ini dapat diserap
secara perlahan sehingga kita tidak akan mudah merasa lapar. Dan tubuh kita juga
g. Kubis
Kubis dikemas dengan aneka nutrisi penting termasuk serat dan antioksidan
penting.Satu cangkir kubis yang sudah dimasak menyediakan sekitar seperempat dari
kebutuhan serat harian anda. Kubis bisa ditambahkan dalam banyak olahan makanan
seperti bkso, sup dan soto ayam, sehingga anda tidak perlu khawatir untuk
h. Jagung
Jagung merupakan makanan sumber serat yang sangat baik karena disisi lain juga
rendah gula. Jagung menjadi makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes
sebagai pengganti nasi putih.Kandungan serta yang tinggi dari jagung bisa membantu
mengontrol gula darah pada penderita diabetes dan mengurangi risiko peyakit diabetes
bagi orang normal.Dalam 12 ons jagung mengandung sekitar 4 gram serat (16% DV),
171 kalori.
Serat pangan mampu mengurangi kadar kolesterol yang bersirkulasi dalam plasma
darah, sebab serat pangan bisa mengikat garam empedu, mencegah penyerapan
kolesterol di dalam usus, dan meningkatkan pengeluaran asam empedu lewat feses,
sehingga dapat meningkatkan konversi kolesterol plasma menjadi asam empedu. Pada
penderita dengan kelebihan berat badan berisiko lebih besar menderita hipertensi
dibandingkan dengan orang yang kurus. Obesitas adalah faktor resiko yang dikaitkan
denganhipertensi.