Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TANAH

FakultasPertanian UMY
Semester GenapTahun 2019/2020

ACARA I
TEKNIK ISOLASI, PEMURNIAN DAN DETERMINASI
MIKROBIA
I. IDENTITAS MAHASISWA
Nama : ARIKAH No. Mhs : 20200210037
Golongan :- Kelompok :-
Hari : Senin Tanggal : 12 April 2021

II. TUJUAN
1. Mengetahui beberapa metode isolasi mikrobia.
2. Dapat melakukan determinasi khamir / bakteri dengan identifikasi morfologi
sel, karakteristik kultur, uji fisiologi dan sifat gram.

III. BAHAN & ALAT


Alat
1. Timbangan
2. Sendok
3. Bunsen
4. Korek
5. Drigalski
6. Jarum ose
7. Petridist
8. Mikropipet
9. Tip
Bahan
1. Isolat tanah mediterania
2. Alkohol
3. Air steril 99 ml
4. Alkohol 70%
5. Media PDA dan NA
a. Isolasi Jamur
Bahan
1. Suspensi tanahyang mengandung jamur
Alat
1. Medium Potato DextroseAgar (PDA)
2. Medium Potato Dextrose Cair (PDC)
3. Mikroskop
4. Gelas benda
5. Gelas penutup
6. Cawan Petridis
7. Medium Agar miring
8. Drigalsky
9. Pipet steril
10. Jarum ose
11. Termometer
12. Air steril 10 ml.
b. Isolasi Bakteri
Bahan
1. Suspensi tanah yang mengandung bakteri 1 gram tanah dilarutkan dalam
99 ml air steril=10-2.
2. Air tanah dan udara.
Alat
1. Medium Nutrien Agar (NA).
2. Mikroskop
3. Gelas benda
4. Gelas penutup
5. Cawan petri
6. Medium Agar miring
7. Drigalsky
8. Pipet steril
9. Jarum ose
10. Termometer Air steril 10 ml

IV. CARA KERJA :


a. Isolasi Jamur
1. Pertama, timbang 1 gram tanah .
2. Setelah ditimbang, sebelum isolasi maka dilakukan sterilisasi
terlebih dahulu. Yaitu menyemprotkan meja kerja dengan
alkohol, melepas perhiasan, lalu menyemprotkan tangan dengan
alkohol.
3. Setelah itu, menghidupkan bunsen.
4. Tanah yang sudah ditimbang 1 gram, dimasukkan ke air steril 99
ml. Ketika memasukkan tanah, dekatkan di api bunsen.
5. Kemudian tutup kembali. Lalu digojok.
6. Setelah itu, lakukan penuangan media, media yang digunakan
yaitu PDA untuk jamur.
7. Pemberian media menggunakan pipet.
8. Tunggu sampai media memadat.
9. Setelah media memadat, maka dilakukan isolasi.
10. Pertama-tama, memasukkan terlabih dahulu drigalski dan juga
jarum ose ke disinfektan.
11. Bagi 4 bagian pada petridis. Kemudian diberi angka berlawanan
arah jarum jam.
12. Lakukan penanaman jamur pada media PDA dengan metode
strik.
13. Ambil isolat dari tanah yang sudah diencerkan pada air steril 99
ml.
14. Ambil 1 ose, kemudian lakukan penggoresan. Lakukan pelan-
pelan agar media tidak sobek.
15. Kemudian, diteruskan pada bagian 2, caranya ditarik dari bagian
1 ke bagian 2, dan digores kembali. Lakukan sampai bagian ke
4.
16. Setelah itu, lakukan penanaman preparat untuk pengamatan
morfologi.
17. Ambil 1 ose, kemudian letakkan pada media yang sudah
diletakkan ditengah-tengah preparat.
18. Tutup kembali.
19. Beri pelabelan pada masing-masing petridis.
20. Lakukan pembungkusan menggunakan kertas payung.
Pembungkusan ini dilakukan secara terbalik, sehingga bagian
atas berada pada bagian bawah.
21. Setelah itu, tulis kembali menggunakan spidol.
22. Lakukan inkubasi selama 2x24 jam

b. Isolasi Bakteri
1. Pertama, tuangkan media NA pada petridist.
2. Tunggu sampai media NA memadat.
3. Setelah media memadat, maka dilakukan isolasi bakteri ke
media yang sudah dituangkan pada petridis yaitu media NA.
Untuk isolasi bakteri ini menggunakan metode surface.
4. Metode surface ini diencerkan terlebih dahulu ke botol steril 10-4.
5. Pengambilan isolat menggunakan mikro pipet dan 1 ml.
Pengambilan ini diambil dari isolat yang sebelumnya dituangkan
pada 99 ml air steril.
6. Kemudian, ambil 1 ml isolat lalu dimasukkan ke 99 ml air steril.
Sehingga menjadi pengenceran 10-4.
7. Lalu gojok.
8. Setelah itu, ambil 0,1 ml menggunakan mikropipet dan tip untuk
dimasukkan di petridis.
9. Ratakan menggunakan drigalski. Lakukan secara pelan agar
tidak sobek.
10. Tutup kembali.
11. Beri pelabelan pada masing-masing petridis.
12. Lakukan pembungkusan menggunakan kertas payung.
13. Lakukan pembungkusan menggunakan kertas payung.
14. Setelah itu, tulis kembali menggunakan spidol.
15. Lakukan inkubasi selama 2x24 jam.

c. Determinasi Udara
1. Buka dalam keadaan terbuka selama 10 menit
2. Nyalakan bunsen

d. Determinasi Air
1. Lakukan isolasi dari 0,1 ml air keran
V. HASIL PENGAMATAN

a. Mikrobia Air
IsolasiMikrobiaair : air tanah/sumur

1. KoloniBakteri/Jamur di Petridis

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.

PREPARAT :
PERBESARAN :

b. Mikrobia Udara
IsolasiMikrobia di udara :udaraterbuka di laboratorium

1. KoloniBakteri/Jamur di Petridis
Keterangan :
1.
1.
2.
3.
4.
5.

PREPARAT :
PERBESARAN :
c.MikrobiaJamur Tanah
IsolasiJamur pada Tanah :

1. KoloniJamur di petridis

Keterangan :

1. Warna :
2. Diameter :
3.
4.
5.

PREPARAT :
PERBESARAN :

2. MorfologiJamur (Preparat di gelasbenda)

Keterangan :
1. Hifa :
2. Konidium :
3. Spora :
4.
5.

PREPARAT :
PERBESARAN :

d. MikrobiaBakteri Tanah
IsolasiBakteri pada Tanah :
1. KoloniBakteri di Petridis
Keterangan :
1. Warna :
2. Diameter :
3.
4.
5.

PREPARAT :
PERBESARAN :

2. DeterminasiMorfologikoloniBakteri

Keterangan :
1. BentukKoloni :
2. Tepi :
3. Elevasi :
4. Strukturdalam :
5.

PREPARAT :
PERBESARAN :

3. PemurnianBakteri Tanah & Uji Aerobisitas

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

4. DeterminasiMorfologiSelBakteri Tanah & Sifat Gram


Keterangan :
1. Bentuksel :
2. Warna Cat Gram :
3.
4.
5.

PREPARAT :
PERBESARAN :

VI. PEMBAHASAN

1. Mikrobia air :
MIKROBIOLOGI AIR (AKUATIK)
Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup
membutuhkan air. Misalnya sel hidup, baik hewan maupun tumbuhan,
sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuhan atau
lebih dari 67% isi sel hewan. Dari sejumlah 40 juta milkubik air yang berada di
permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-
kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia.
Karena dari jumlah 40 juta mil-kubik, 97% terdiri dari air laut dan jenis air lain
yang berkadar-garam tinggi, 2,5% berbentuk salju dan es-abadi yang dalam
keadaan mencair baru dapat dipergunakan secara langsung oleh manusia.
Komponen kehidupan di dalam air, terdiri dari 1. Mikroba : bakteri, jamur,
mikroalga, protozoa, virus 2. Hewan dan tumbuhan air
Mikroba dalam air ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Mikroba air yang menguntungkan, berperan sebagai :
• Makanan ikan : fitoplankton dan zooplankton. Contoh : mikroalga
(chlorella, scenedesmus, hydrodiction, pinnularia, dan lain-lain)
• Dekomposer : pengolahan limbah secara biologis
• Produsen : adanya mikroalga yang dapat berfotosintesis sehingga
meningkatkan oksigen terlarut Konsumen : hasil rombakan organisme
dimanfaatkan oleh mikroalga, bakteri, jamur
• Penyebab penyakit : Salmonella (tipus / paratipus), Shigella (disentri
basiler), Vibrio (kolera), Entamoeba (disentri amoeba)
• Penghasil toksin : bakteri anaerobik (Clostridium), bakteri aerobik
(Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus, dan lain-lain), mikroalgae
(Anabaena, Microcystis)
Mikroba air yang merugikan dapat menyebabkan :
• Blooming menyebabkan perairan berwarna, ada endapan, dan bau amis,
disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan mikroalga (Anabaena flos-aquae
dan Microcystis aerugynosa)
• Bakteri besi : Fe 2+ (oksidasi oleh bakteri Crenothrixsphaerotilus) menjadi
Fe 3+
• Bakteri belerang : SO4 2- (reduksi oleh bakteri Thiobacillus cromatium)
menghasilkan H2S (bau busuk)
Kualitas air harus memenuhi 3 persyaratan, yaitu kualitas fisik, kimia, dan
biologis. Kualitas fisik berdasarkan pada kekeruhan, temperatur, warna, bau,
dan rasa. Kualitas kimia adanya senyawa-senyawa kimia yang beracun,
perubahan rupa, warna, dan rasa air, serta reaksi-reaksi yang tidak diharapkan
menyebabkan diadakannya standar kualitas air minum

2. Mikrobia udara
Kelompok mikroorganisme yang paling banyak tersebar di udara bebas
adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Belum
ada mikroorganisme yang habitat aslinya di udara. Mereka terdapat dalam
jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah.
Mikroorganisme udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu
mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di dalam
ruangan. Mikroorganisme paling banyak ditemukan di dalam ruangan
(Waluyo, 2009). Menurut Pelczar (2008), beberapa faktor yang menentukan
jumlah dan jenis mikroorganisme yang mendiami udara adalah:a.Sumber
mikroorganisme (tanah, laut, bersin dan lain-lain).b.Ketahanan jenis
mikroorganisme tersebut terhadap kondisi fisik seperti suhu, kelembaban dan
cahaya matahari.c.Jumlah dan aktivitasnya.d.Lingkungan luar (kondisi cuaca
dan ketinggian tempat).
Jenis –jenis mikroorganisme yang mencemari udara
a.Bakteri
Bakteri yang serig ditemukan pada umumnya dari jenis basil gram
positif baik berspora maupun non spora, basil gram negatif dan kokus gram
positif. Bakteri yang biasanya terdapat dalam mulut dan tenggorokan orang
normal seperti Staphylococcussp, Streptococcussp ditemukan di udara melalui
batuk, bersin, dan berbicara. Beberapajenis lain yang terdeteksi mencemari
udara antara lain: Pseudomonassp, Klebsiellasp, Proteus sp, Bacillus sp, dan
golongan jamur.
b.Jamur
Jamur dapat membahayakan kesehatan manusia dengan penyebaran
spora di udara dan terhirup melalui proses inhalasi. Beberapa jenis jamur dapat
bersifat patogen dan menimbulkan efek toksik pada manusia dan vertebrata
lainnya. Pertumbuhan suatu jamur ditentukan oleh kandungan air dari suatu
substrat.

3. Mikrobia tanah (sesuaikelompok masing-masing)

Mikroorganisme Tanah Tanah merupakan tempat bermukimnya


berbagai kehidupan tumbuhan, hewan, dan jasad renik yang tidak terhitung
banyaknya. Kehidupan di dalam tanah sangat beranekaragam, berkisar dari
organisme bersel tunggal yang mikrokopis sampai hewan besar yang menggali
liang. Masing masing ekosistem mempunyai kombinasi makhluk hidup dan
sumberdaya abiotik yang unik yang berfungsi mempertahankan aliran energi
dan hara yang berkesinambungan (Foth et al , 1994). Menurut Mulyani (1996)
tanah dengan nilai produktivitas yang tinggi, tidak hanya terdiri dari
komponen komponen padat, cair dan udara (gas), akan tetapi harus
mengandung jasad hidup tanah yang banyak. Dengan adanya jasad hidup
tanah, maka tingkat kesuburan tanah akan dipengaruhinya, karena jasad
hidup memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di
dalam tanah sehingga unsur hara menjadi lebih tersedia bagi tanaman. Secara
ekologis tanah tersusun oleh tiga kelompok material, yaitu material hidup
(faktor biotik) berupa biota (jasad hayati), fator abiotik berupa bahan organik
dan faktor abiotik pasir (sand), debu (silt) dan liat (clay). Kesuburan tanah
tidak hanya bergantung pada komposisi kimiawinya melainkan juga pada ciri
alami mikroorganisme yang menghuninya. Mikroorganisme yang menghuni
tanah dapat dikelompokkan menjadi bakteri, aktinomysetes, jamur, alga, dan
protozoa (Rao, 1990). Setiap tanah mempunyai populasi organisme yang
berbeda. Berbagai populasi dan habitat dalam tanah bersama sama
membentuk ekosistem. Dalam suatu ekosistem tanah, berbagai mikroba
hidup, bertahan hidup, dan berkompetisi dalam memperoleh ruang, oksigen,
air, hara, dan kebutuhan hidup lainnya, baik secara simbiotik maupun
nonsimbiotik sehingga menimbulkan berbagai bentuk interaksi antar mikroba
(Yulipriyanto, 2010). Organisme tanah tinggal di lapisan seresah organik atau
lapisan permukaan tanah, dan horizon tanah yang lebih dalam. Distribusi
vertikal dan horizon tanah biasanya dibatasi oleh temperatur, kandungan air
dan tekstur tanah. Dalam hal ini kandungan bahan organik mengendalikan
proses biotik tanah. Distribusi organisme tanah mempunyai hubungan erat
dengan pori tanah, pertikel tanah, dan akar tanaman (Agus & Subiksa, 2008).
Populasi mikrobiologis tanah terbagi dalam tiga golonggan besar, yaitu: 1)
Autochthonous: golongan ini dapat dikatakan sebagai mikroba setempat atau
pribumi pada tanah tertentu, selalu hidup dan berkembang di tanah tersebut
dan atau selalu diperkirakan ada ditemukan di dalam tanah tersebut. 2)
Mikroba zimogenik: golongan mikroba yang berkembang di bawah pengaruh
perlakuan perlakuan khusus pada tanah, seperti penambahan bahan bahan
organik, pemupukan. 3) Mikroba transient (penetap sementara): terdiri dari
organisme organisme yang ditambahkan ke dalam tanah, secara disengaja
seperti dengan inokulasi leguminosa, atau yang tidak secara disengaja seperti
dalam kasus unsur unsur penghasil penyakit tanaman dan hewan, organisme
ini kemungkinan akan segera mati atau bertahan untuk sementara waktu
setelah berada di dalam tanah (Campbel et al, 2003). Bahan organik tanah
berasal dari sisa-sisa tanaman dan hewan yang mengalami proses
perombakan, selama proses perombakan ini berbagai jasad hayati tanah baik
yang menggunakan tanah sebagai liangnya ataupun yang hidup dan
beraktifitas di dalam tanah, memainkan peran penting dalam perubahan
bahan organik dari bentuk segar (termasuk juga sel sel jasad mikro yang
mati) hingga terurai menjadi senyawa senyawa sederhana yang tersedian bagi
tanaman (Yulipriyanto, 2010).
VII. KESIMPULAN

REFERENSI :

Fitri Nur Rica, F. N. R., Roosmarinto, R., & Budi Martono, B. M. (2019).
PERBEDAAN JUMLAH ANGKA KUMAN UDARA SEBELUM DAN
SESUDAH PENGGUNAAN DUA ULTRAVIOLET TUBE DI RUANG
LABORATORIUM BAKTERIOLOGI JURUSAN ANALIS KESEHATAN
(Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Hamdiyati, Y. (2016). Mikrobiologi Lingkungan (Mikrobiologi Tanah dan
Mikrobiologi Air). Tersedia: Http://File. Upi. Edu/Direktori/Fpmipa/Jur. _
Pend. _ Biologi/2010/196611031991012 Yanti_ Hamdiyanti/Mikrobiologi_
Air. Pdf&Sa= U&Ved. Diakses pada hari Rabu, 22.
Saragih, Deviana. ENUMERASI BAKTERI DI TANAH GAMBUT PADA
BEBERAPA MACAM TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Diss. Universitas Islam
Negeri Sultan Sarif Kasim Riau, 2014.
Yogyakarta, 12 April 2021
Asisten Praktikan

( Pradika Anggun Bunga Pratiwi ) ( ARIKAH )

Anda mungkin juga menyukai