Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN PSIKOLOGIS DENGAN MASALAH KECEMASAN

DI DESA MAINDU KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Dosen pembimbing : Arief Adriyanto, M.Kep., Sp.Kep. Kom

OLEH :
DOBY OKTOVIAN ALFARIZI WIBOWO
NIM : 202003121

PROGAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
International Health Metrics and Evaluation (IHME) mengungkapkan bahwa
presentasi penduduk penderita gangguan mental terbesar atau yang paling banyak adalah di
Greenland yang dalam wilayah tersebut ada 22,14% atau sekitar 12.440 jiwa dari total
populasi, Australia menduduki peringkat kedua (21,73% dari populasi) dan Amerika Serikat
menduduki peringkat ketiga (21,56%) dari hal tersebut gangguan mental dengan prevalensi
tertinggi adalah penyakit kecemasan atau anxiety yang berlebihan. [ CITATION Dae19 \l 14345
].
Penderita gangguan ansiestas mencapai 5% dari jumlah penduduk dunia sementara
perbandingan antara penderita gangguan ansiestas pada wanita dan pria yaitu 2 banding 1 dan
diperkirakan sebanyak 2%-4% dari penduduk dunia pernah mengalamai gangguan ansiestas
(Sjahrir, 2008). Data hasil Riskesdas 2013 menunjukan prevalensi gangguan mental
emosional seperti depresi dan ansiestas yang merupakan gejala-gejala dari setiap individu
yang dapat ditunjukan, untuk umur 15 ta hun keatas mencapai sekitar 14 juta orang dan 6%
dari jumlah penduduk Indonesia. [ CITATION Dae19 \l 14345 ].
Berdasarkan data dari Balitbangkes RI tahun 2013, prevalensi gangguan mental
emosional pada usia ≥ 15 tahun penduduk Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2013
sebesar 6,0% dan di Jawa Tengah sebesar 4,7%, hasil ini mengalami penurunan dibandingkan
prevalensi gangguan mental emosional pada tahun 2007. Menurut Isaacs (2005) Ansietas
dapat diatasi dengan cara farmakologi dan non farmakologi, cara farmakologi diantaranya
dengan benzodiazepine. Sunaryanti (2009) mengatakan Ansietas yang terjadi pada seseorang
akan menimbulkan beberapa respon seperti respon kognitif, afektif fisiologis, perilaku, dan
social. [ CITATION Liv18 \l 14345 ].
Tingkat kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait meliputi hal
berikut: Potensi stressor ; Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang. Status pendidikan dan status
ekonomi ; Status pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada seseorang menyebabkan
orang tersebut lebih mudah mengalami cemas dan stres dibanding dengan mereka yang status
pendidikan dan status ekonomi yang tinggi. Tingkat pengetahuan ; Tingkat pengetahuan
yang rendah pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut mudah stress dan
cemas.Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang maka seseorang tersebut akan
lebih siap menghadapi sesuatu dan dapat mengurangi kecemasan. [ CITATION Hen18 \l
14345 ].
Menurut isaacs (2004) Ketidaktahuan terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan
yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stress dan kecemasan
dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah, disebabkan karena
kurangnya informasi yang diperoleh. Keadaan fisik ; Individu yang mengalami gangguan
fisik seperti cidera, penyakit badan, operasi, cacat badan lebih mudah mengalami cemas dan
stres.Tipe kepribadian ; Individu dengan tipe kepribadian tipe A lebih mudah mengalami
gangguan akibat adanya cemas dan stres dari individu dengan kepribadian B. Sosial Budaya ;
cara hidup individu di masyarakat yang sangat mempengaruhi pada timbulnya stres. Individu
yang mempunyai cara hidup sangat teratur dan mempunyai falsafat hidup yang jelas maka
pada umumnya lebih sukar mengalami stres. Demikian juga keyakinan agama akan
mempengaruhi timbulnya stres. Lingkungan atau situasi ; Individu yang tinggal pada
lingkungan yang dianggap asing akan lebih mudah mangalami cemas dan stress. Usia ; Ada
yang berpendapat bahwa faktor usia tua lebih mudah mengalami cemas dan stres dari pada
usia muda. Jenis kelamin ; Umumnya wanita lebih mudah mengalami cemas dan stres, tetapi
usia harapan hidup wanita lebih tinggi dari pada pria. [ CITATION Hen18 \l 14345 ].
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik pada lansia Ny. R dengan masalah

Kecemasan di Desa Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Gerontik pada lansia Ny. R dengan masalah

Kecemasan di Desa Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

2. Melakukan analisa data dan merumuskan diagnosa Asuhan Keperawatan Gerontik

pada lansia Ny. R dengan masalah Kecemasan di Desa Maindu Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan.

3. Membuat rencana intervensi Asuhan Keperawatan Gerontik pada lansia Ny. R dengan

masalah Kecemasan Desa Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

4. Melakukan implementasi Asuhan Keperawatan Gerontik pada lansia Ny. R dengan

masalah Kecemasan di Desa Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

5. Melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan Gerontik pada lansia Ny. R dengan masalah

Kecemasan di Desa Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan


BAB 2
Tinjauan Teori
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah
keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stres fisiologis (Effendi, 2009). Lansia adalah seseorang yang telah
berusia >60 tahun dan tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari (Ratnawati, 2017). Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa lansia adalah seseorang yang telah berusia > 60 tahun, mengalami penurunan
kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
seorang diri.
2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho (2012) :
1) Young old (usia 60-69 tahun)
2) Middle age old (usia 70-79 tahun)
3) Old-old (usia 80-89 tahun)
4) Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
3. Karakteristik Lansia
Karakteristik lansia menurut Ratnawati (2017); Darmojo & Martono (2006) yaitu :
1) Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Ratnawati, 2017).
2) Jenis kelamin
Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya,
ini menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah perempuan
(Ratnawati, 2017).
3) Status pernikahan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk lansia ditilik dari status
perkawinannya sebagian besar berstatus kawin (60 %) dan cerai mati (37 %). Adapun
perinciannya yaitu lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari
keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang berstatus kawin ada 82,84 %.
Hal ini disebabkan usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan
usia harapan hidup laki-laki, sehingga presentase lansia perempuan yang berstatus
cerai mati lebih banyak dan lansia laki-laki yang bercerai umumnya kawin lagi
(Ratnawati, 2017).
4) Pekerjaan
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat berkualitas adalah proses
penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan mental sehingga dapat tetap sejahtera
sepanjang hidup dan tetap berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi Kemenkes
RI 2016 sumber dana lansia sebagian besar pekerjaan/usaha (46,7%), pensiun (8,5%)
dan (3,8%) adalah tabungan, saudara atau jaminan sosial (Ratnawati, 2017).
5) Pendidikan terakhir
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darmojo menunjukkan bahwa pekerjaan
lansia terbanyak sebagai tenaga terlatih dan sangat sedikit yang bekerja sebagai tenaga
professional. Dengan kemajuan pendidikan diharapkan akan menjadi lebih baik
(Darmojo & Martono, 2006).
6) Kondisi kesehatan
Angka kesakitan, menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2016) merupakan
salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk.
Semakin rendah angka kesakitan menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang
semakin baik.
Angka kesehatan penduduk lansia tahun 2014 sebesar 25,05%, artinya bahwa dari
setiap 100 orang lansia terdapat 25 orang di antaranya mengalami sakit. Penyakit
terbanyak adalah penyakit tidak menular (PTM) antar lain hipertensi, artritis, strok,
diabetes mellitus (Ratnawati, 2017).
4. Perubahan pada Lansia
Menurut Potter & Perry (2009) proses menua mengakibatkan terjadinya banyak
perubahan pada lansia yang meliputi :
1) Perubahan Fisiologis
Pemahaman kesehatan pada lansia umumnya bergantung pada persepsi pribadi atas
kemampuan fungsi tubuhnya. Lansia yang memiliki kegiatan harian atau rutin
biasanya menganggap dirinya sehat, sedangkan lansia yang memiliki gangguan fisik,
emosi, atau sosial yang menghambat kegiatan akan menganggap dirinya sakit.
Perubahan fisiologis pada lansia bebrapa diantaranya, kulit kering, penipisan rambut,
penurunan pendengaran, penurunan refleks batuk, pengeluaran lender, penurunan
curah jantung dan sebagainya. Perubahan tersebut tidak bersifat patologis, tetapi dapat
membuat lansia lebih rentan terhadap beberapa penyakit. Perubahan tubuh terus
menerus terjadi seiring bertambahnya usia dan dipengaruhi kondisi kesehatan, gaya
hidup, stressor, dan lingkungan.
2) Perubahan Fungsional
Fungsi pada lansia meliputi bidang fisik, psikososial, kognitif, dan sosial. Penurunan
fungsi yang terjadi pada lansia biasanya berhubungan dengan penyakit dan tingkat
keparahannya yang akan memengaruhi kemampuan fungsional dan kesejahteraan
seorang lansia. Status fungsional lansia merujuk pada kemampuan dan perilaku aman
dalam aktivitas harian (ADL). ADL sangat penting untuk menentukan kemandirian
lansia. Perubahan yang mendadak dalam ADL merupakan tanda penyakit akut atau
perburukan masalah kesehatan
3) Perubahan Kognitif
Perubahan struktur dan fisiologis otak yang dihubungkan dengan gangguan kognitif
(penurunan jumlah sel dan perubahan kadar neurotransmiter) terjadi pada lansia yang
mengalami gangguan kognitif maupun tidak mengalami gangguan kognitif. Gejala
gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan keterampilan berbahasa dan
berhitung, serta penilaian yang buruk bukan merupakan proses penuaan yang normal.
4) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan proses transisi
kehidupan dan kehilangan. Semakin 15 panjang usia seseorang, maka akan semakin
banyak pula transisi dan kehilangan yang harus dihadapi. Transisi hidup, yang
mayoritas disusun oleh pengalaman kehilangan, meliputi masa pensiun dan perubahan
keadaan finansial, perubahan peran dan hubungan, perubahan kesehatan, kemampuan
fungsional dan perubahan jaringan sosial.
Menurut Ratnawati (2017) perubahan psikososial erat kaitannya dengan keterbatasan
produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, lansia yang memasuki masa-masa pensiun
akan mengalami kehilangan-kehilangan sebagai berikut:
a) Kehilangan finansial (pedapatan berkurang).
b) Kehilangan status (jabatan/posisi, fasilitas).
c) Kehilangan teman/kenalan atau relasi
d) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
Kehilangan ini erat kaitannya dengan beberapa hal sebagai berikut:
(1) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan bahan cara hidup (memasuki
rumah perawatan, pergerakan lebih sempit).
(2) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan. Biaya hidup meningkat
padahal penghasilan yang sulit, biaya pengobatan bertambah.
(3) Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan fisik.
(4) Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
(5) Adanya gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan kesulitan.
(6) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
(7) Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.
(8) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri)
5. Permasalahan Lanjut Usia
Menurut Suardiman (2011), Kuntjoro (2007), dan Kartinah (2008) usia lanjut rentan
terhadap berbagai masalah kehidupan. Masalah umum yang dihadapi oleh lansia
diantaranya:
1) Masalah ekonomi
Usia lanjut ditandai dengan penurunan produktivitas kerja, memasuki masa pensiun
atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi lain, usia lanjut dihadapkan pada berbagai
kebutuhan yang semakin meningkat seperti kebutuhan akan makanan yang bergizi
seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, kebutuhan sosial dan rekreasi. Lansia
yang memiliki pensiun kondisi ekonominya lebih baik karena memiliki penghasilan
tetap setiap bulannya. Lansia yang tidak memiliki pensiun, akan membawa kelompok
lansia pada kondisi tergantung atau menjadi tanggungan anggota keluarga
(Suardiman, 2011).
2) Masalah social
Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan
anggota keluarga atau dengan masyarakat. kurangnya kontak sosial dapat
menimbulkan perasaan kesepian, terkadang muncul perilaku regresi seperti mudah
menangis, mengurung diri, serta merengek-rengek jika bertemu dengan orang lain
sehingga perilakunya kembali seperti anak kecil (Kuntjoro, 2007).
3) Masalah kesehatan Peningkatan usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya
masalah kesehatan. Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan
terhadap penyakit (Suardiman, 2011).
4) Masalah psikososial Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan sehingga membawa lansia kearah kerusakan atau kemrosotan
yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya, bingung, panik,
depresif, dan apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial
yang paling berat seperti, kematian pasangan hidup, kematian sanak saudara dekat,
atau trauma psikis. (Kartinah, 2008).

B. Konsep Kecemasan
1. Definisi
Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal terhadap stress
psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti bagi individu. Kecemasan sering
digambarkan sebagai perasaan yang tidak pasti , ragu-ragu, tidak berdaya, gelisah,
kekhawatiran dan tidak tentram yg sering disertai keluhan fisik. Didukung oleh teori Stuart
(2015).
Cemas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap
stimulus dan objek jelas, sedangkan cemas merupakan respon emosional terhadap
penilaian. Menurut Sigmund Freud kecemasan merupakan ketegangan dalam diri sendiri
tanpa objek yang jelas, objek tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image.
Kecemasan timbul karena ancaman terhadap self image/esteem oleh orang yang terdekat.
Pada dewasa oleh karena prestige dan martabat diri terhadap ancaman dari orang lain.
Menurut Cook and Fontaine kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang terjadi
sebagai respon pada takut terjadi perlukaan tubuh atas kehilangan sesuatu yang bernilai.
(Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016).
2. Etiologi
1. Ancaman internal dan ekternal terhadap ego (s.Freud)
2. Adanya gangguan pemenuhan kebutuhan dasar; makan, minum, sexual.
3. Ancaman terhadap keamanan interpersonal dan harga diri (sulivan)
4. Tidak menemukan integritas diri
5. Tidak menemukan prestige
6. Tidak memperoleh aktualisasi diri
7. Malu/tidak kesesuaian antara pandangan diri dan lingkungan nyata
[ CITATION Lil16 \l 1033 ]

3. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Keterangan :

a) Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan lingkungan
b) Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan peristiwa kehidupan sehari-hari.
Lapang persepsi melebar dan orang akan bersikap hati-hati dan waspada. Orang yang
mengalami ansietas ringan akan terdorong untuk menghasilkan kreativitas. Respons-
respons fisiologis orang yang mengalami ansietas ringan adalah sesekali mengalami
napas pendek, naiknya tekanan darah dan nadi, muka berkerut, bibir bergetar, dan
mengalami gejala pada lambung. Respons kognitif orang yang mengalami ansietas
ringan adalah lapang persepsi yang melebar, dapat menerima rangsangan yang
kompleks, konsentrasi pada masalah dan dapat menjelaskan masalah secara efektif.
Adapun respons perilaku dan emosi dari orang yang mengalami ansietas adalah tidak
dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi.
c) Ansietas Sedang
Pada ansietas sedang tingkat lapang persepsi pada lingkungan menurun dan
memfokuskan diri pada hal-hal penting saat itu juga dan menyampingkan hal-hal
lain. Respons fisiologis dari orang yang mengalami ansietas sedang adalah sering
napas pendek, nadi dan tekanan darah naik mulut kering, anoreksia, diare, konstipasi
dan gelisah. Respon kognitif orang yang mengalami ansietas sedang adalah lapang
persepsi yang menyempit, rangsangan luar sulit diterima, berfokus pada apa yang
menjadi perhatian. Adapun respons perilaku dan emosi adalah gerakan yang
tersentak-sentak, meremas tangan, sulit tidur, dan perasaan tidak aman
d) Ansietas Berat
Pada ansietas berat lapang persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung
memikirkan hal-hal kecil dan mengabaikan hal-hal lain. Individu sulit berpikir
realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada
area lain. Respons-respons fisiologis ansietas berat adalah napas pendek, nadi dan
tekanan darah darah naik, banyak berkeringat, rasa sakit kepala, penglihatan kabur,
dan mengalami ketegangan. Respon kognitif pada orang yang mengalami ansietas
berat adalah lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu untuk menyelesaikan
masalah. Adapun respons perilaku dan emosinya terlihat dari perasaan tidak aman,
verbalisasi yang cepat, dan blocking.
e) Panik
Pada tingkatan panik lapang persepsi seseorang sudah sangat sempit dan sudah
mengalami gangguan sehingga tidak bisa mengendalikan diri lagi dan sulit
melakukan apapun walaupun dia sudah diberikan pengarahan. Respons-respons
fisiologis panik adalah napas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat, hipotensi dan
koordinasi motorik yang sangat rendah. Sementara respons-respons kognitif
penderita panik adalah lapang persepsi yang sangat pendek sekali dan tidak mampu
berpikir logis. Adapun respons perilaku dan emosinya terlihat agitasi, mengamuk dan
marah-marah, ketakutan dan berteriak-teriak, blocking, kehilangan kontrol diri dan
memiliki persepsi yang kacau. (Herry Zan Pieter, 2011)

4. Tanda dan Gejala


1) Respon fisiologis
a. Kardivaskuler
Palpitasi, Jantung berdebar, Tekanan darah meningkat, Rasa mau pingsan, Tekanan
darah menurun, nadi menurun.
b. Respirasi
Nafas cepat, Pernafasan dangkal, Rasa tertekan pada dada dan tercekik, Terengah-
engah.
c. Neuromuskuler
Peningkatan reflek, Penignkatan rangsangan kejut, Mata berkedip-kedip, Insomnia,
Gelisah, Wajah tegang, Kelemahan secara umum.
d. Gastrointestinal
Kehilangan nafsu makan, Menolak makan, Rasa tidak nyaman pada abdomen, Rasa
tidak nyaman pada epigastrium, Nausa, diare
e. Saluran kemih.
Tidak dapat menahan BA, Tidak dapat menahan BAK, Nyeri saat BAK.
f. Integumen
Rasa terbqakar pada wajah, Berkeringat setempat (telapak tangan), Gatal-gatal,
Perasaan panas dan dingin pada kulit, Muka pucat, Berkeringat seluruh tubuh.
2) Respon Perilaku
Gelisah, Ketegangan fisik, Tremor, Gugup, Bicara cepat, Tidak ada koordinasi,
Kecenderungan mendapat cidera, Menarik diri, Menghindar, Hiperventilasi, Melarikan
diri dari masalah.
3) Respon Kognitif
Perhatian terganggu, Kosentrasi hilang, Pelupa, Salah penilaian, Blocking, Menurutnya
lahan presepsi, Kreatifitas menurun, Produktifitas menurun, Bingung, Sangat waspada,
Hilang objektifitas, Takut kecelakaan dan mati.
4) Respon Afektif
Mudah terganggu, Tidak sabar, Tegang, Takut berlebihan, Terror, Gugup yang luar
biasa, Nervous.
[ CITATION Lil16 \l 1033 ].

5. Karakteristik Kecemasan
1. Cemas ringan
2. Cemas Sedang
3. Cemas Berat
4. Panik [ CITATION Lil16 \l 1033 ].
6. Pathway

Kelemahan

Ketidakberdayaan

Penurunan Kemampuan Ancaman terhadap Konsep


Beraktivitas Diri

Krisis Situasional Disfungsi Sistem Keluarga

Ansietas
Konsep Askep Ansietas

1. IDENTITAS
Nama :
Alamat :
Jenis kelamin :
Umur : Termasuk Middle Age/Elderly/Old/Very old
Status : Menikah/Tidak menikah/Janda/Duda
Agama : Islam/Protestan/Hindu/Katolik/Budha
Suku : Jawa/Madura/Lain-lain
Tingkat pedidikan : Tidak tamat SD/Tamat SD/SMP/SMU/PT/Buta huruf
Sumber pendapatan :
Keluarga yang dapat dihubungi :
Riwayat Pekerjaan :

2. PENGKAJIAN MASALAH EMOSIONAL:


Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur
(2) Apakah klien sering merasa gelisah
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1


atau lebih

Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
(5) Cenderung mengurung diri

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya,


maka masalah emosional ada atau ada gangguan
emosional

Gangguan emosional
SKALA DEPRESI GERIATRIK
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)

1. Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda ?


□ Ya □ Tidak
2 Apakah anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal yang
menarik minat anda?
□ Ya □ Tidak
3 Apakah anda merasa hidup anda hampa ?
□ Ya □ Tidak
4 Apakah anda sering merasa bosan ?
□ Ya □ Tidak
5 Apakah anda biasanya bersemangat / gembira ?
□ Ya □ Tidak
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?
□ Ya □ Tidak
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda ?
□ Ya □ Tidak
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?
□ Ya □ Tidak
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah dari pada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru ?
□ Ya □ Tidak
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat
anda dibanding kebanyakan orang ?
□ Ya □ Tidak
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan ?
□ Ya □ Tidak
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini ?
□ Ya □ Tidak
13 Apakah anda merasa anda penuh semangat ?
□ Ya □ Tidak
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ?
□ Ya □ Tidak
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari pada
anda ?
□ Ya □ Tidak

Skor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal


- Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1.
- Skor antara 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi.
- Skor 10 atau lebih merupakan depresi.
PENILAIAN DEPRESI MENURUT BECK AT, BECK RW:
1. Kesedihan
1. Saya tidak merasa sedih
1. Saya merasa sedih
2. Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar
darinya
3. Saya sangat sedih/tak bahagia dimana saya tidak dapat
menghadapinya

2. Pesimisme
1. Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
2. Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
3. Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
4. Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak
dapat membaik

3. Rasa kegagalan
1. Saya tidak merasa gagal
2. Bila merasa telah gagal melebihi pada umumnya
3. Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
hanya kegagalan
4. Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami atau istri)

4. Ketidakpuasan
1. Saya tidak merasa tidak puas
2. Saya tidak mempunyai cara yang saya gunakan
3. Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
4. Saya tidak puas dengan segalanya

5. Rasa bersalah
1. Saya tidak kecewa dengan diri sendiri
2. Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
3. Saya merasa sangat bersalah
4. Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga

6. Tidak menyukai diri sendiri


1. Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
2. Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
3. Saya muak dengan diri saya sendiri
4. Saya benci diri saya sendiri

7. Membahayakan diri sendiri


1. Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri
2. Saya merasa lebih baik mati
3. Saya mempunyai rencana pasti tentang rencana bunuh diri
4. Saya akan membunuh saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan

8. Menarik diri dari sosial


1. Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
2. Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
3. Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
4. saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
peduli pada mereka semuanya
9. Keragu-raguan
1. Saya membuat keputusan yang baik
2. Saya berusaha mengambil keputusan
3. Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
4. Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali

10. Perubahan Gambaran Diri


1. Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada
sebelumya
2. Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
3. Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tidak menarik
4. Saya merasa bahwa saya jelek dan tampak menjijikkan

11. Kesulitan Kerja


1. Saya tidak bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
2. Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan
sesuatu
3. Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan untuk melakukan
sesuatu
4. Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali

12. Keletihan
1. Saya tidak merasa lebih lelah dari sebelumnya
2. Saya merasa lelah dari yang biasanya
3. Saya merasa lebih untuk melakukan sesuatu
4. Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu

13. Anoreksia
1. Nafsu makan saya tidak buruk dari sebelumnya
2. Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
3. Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
4. Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali

0-4: Depresi tidak ada atau minimal


4– 7: Depresi ringan
8 – 15 : Depresi sedang
16 ke atas : depresi berat

PENGKAJIAN TINGKAT KERUSAKAN INTELEKTUAL/ASPEK KOGNITIF


LANSIA

1. SPMSQ (SHORT PORTABLE MENTAL STATUS


QUESIONER).
Benar Salah Nomor Pertanyaan
1 Tanggal berapa sekarang?
2 Hari apa sekarang ?
3 Apa nama tempat ini ?
4 Dimana alamat anda ?
5 Berapa umur anda ?
6 Kapan anda lahir ?
7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
9 Siapa nama ibu anda ?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, secara menurun
JUMLAH

Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)

Skor Skor
Maksimum Lansia ORIENTASI
5 ( ) Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun), berapa dan
( musim ) apa ?
5 ( ) Sekarang kita berada dimana ? (jalan), (no rumah), (kec),
(kabupaten/kota), (Propinsi)
REGISTRASI
3 ( )
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk
tiap benda . Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama
tersebut. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar.
Bila masih salah , ulanglah penyebutan ke 3 nama benda
tersebut, sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah ( bola, kursi, sepatu )
( Jumlah percobaan .............................. )
ATENSI DAN KALKULASI
5 ( ) Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah 1
angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5
hitungan. (93, 86, 79, 72, 65).

Kemungkinan lain : ejalah kata “dunia” dari akhir ke awal ( a-i-


n-u-d )

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


3 ( ) Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan
diatas. Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar.

BAHASA
9 ( ) a. Apakah nama benda-benda ini ? ( Perlihatkan pensil
dan arloji )
( 2 angka )
b. Ulanglah kalimat berikut : ” Jika Tidak Dan Atau
Tapi ” ( 1 angka )
c. Laksanakan 3 buah perintah ini : ” Peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah kertas
itu pada pertengahan dan letakanlah di lantai ( 3 angka )
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut : ”
PEJAMKAN MATA ANDA ” ( 1 ANGKA )
e. Tulislah sebuah kalimat ( 1 angka )
f. Tirulah gambar ini ( 1 angka )

Skor Total ( )

Skor Nilai : 24 – 30 : Normal/tidak ada gangguan kognitif


Nilai : 18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
Nilai : 0 – 17 : Gangguan kognitif berat
A. Masalah Keperawatan

1. Ansietas
2. Harga diri rendah
3. Gangguan citra tubuh
4. Koping individu inefektif
5. Kurangnya pengetahuan

B. Diagnosa Keperawatan

Pembentukan diagnosa keperawatan mengharuskan perawat menentukan kualitas


(kesesuaian) dari respon pasien, kuantitas (tingkat) dari ansietas pasien dan sifat adaptif
atau maladaptif dari mekanisme koping yang digunakan .( Direja, 2011).

C. Rencana Keperawatan

a. Cemas sedang
- Bina hubungan saling percaya
- Bantu klien mengenal dan dan mengakui rasa cemasnya
- Analisa penyebab dan bagaimana terjadinya masalah (meningkatkan kesadaran)
- Melatih mekanisme koping adaptif
- Tingkatkan relasasi
b. Cemas berat dan panik
- Bina hubungan saling percaya
- Meningkatkan kesadaran diri perawat
- Melindungi klien
- Modifikasi lingkungan
- Mendorong aktifitas
- Melaksanakan program terapi

D. Implementasi

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan


kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu pasien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Perawat melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan
untuk intervensi yang disusun dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap
implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan dan respons pasien terhadap
tindakan tersebut (Kozier, 2010).

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam
melakukan evaluasi perawat harusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
memahami respons terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan keperawatan pada kriteria hasil (Hidayat, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Anna Keliat, Budi, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Dalami dkk, Ermawati. 2009.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:
Trans Info Media.
Fitria, Nita, 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Towsend C. Mary, 1998. Diagnosa keperawatan Psikiatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Yosep, Iyus. 2011.Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama.

Azizah, Lilik Ma’lifatul dkk. 2020. Modul Praktek Klinik Keperawatan Jiwa 1
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

1. IDENTITAS
Nama : Ny. R
Alamat : Desa Keraswetan,Ngawi
Jenis kelamin :
(1) Laki-laki (√) Perempuan
Umur : 60 Tahun
(1) Middle Age (√) Elderly (3) Old (4) Very old
Status :
(√) Menikah (2) Tidak menikah (3) Janda (4) Duda
Agama :
(√) Islam (2) Protestan (3) Hindu (4) Katolik (5) Budha
Suku :
(√) Jawa (2) Madura (3) Lain-lain, sebutkan ..........
Tingkat pedidikan :
(√) Tidak tamat SD (2) Tamat SD (3) SMP (4) SMU (5) PT
(6) Buta huruf
Sumber pendapatan :
(√) Ada, klien mendapatkan uang dari suaminya
(2) Tidak, jelaskan ………………………..
Keluarga yang dapat dihubungi :
(√) Ada, anak dan suaminya
(2) Tidak …………………..
Riwayat Pekerjaan : klien dulu bekerja sebagai pedagang sekarang ibu rumah tangga biasa
2. PENGKAJIAN MASALAH EMOSIONAL:
Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur : Tidak
(2) Apakah klien sering merasa gelisah : Iya
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri : Tidak
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir : Iya

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1


atau lebih

Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan : Iya
(2) Ada masalah atau banyak pikiran : Iya
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain : Tidak
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter : Tidak
(5) Cenderung mengurung diri : Tidak

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya,


maka masalah emosional ada atau ada gangguan
emosional

Gangguan emosional
SKALA DEPRESI GERIATRIK
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)

1. Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda ?


□ Ya √ Tidak
2. Apakah anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal
yang menarik minat anda?
√Ya □ Tidak
3. Apakah anda merasa hidup anda hampa ?
□ Ya √ Tidak
4. Apakah anda sering merasa bosan ?
□ Ya √ Tidak
5. Apakah anda biasanya bersemangat / gembira ?
√ Ya □ Tidak
6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?
√ Ya □ Tidak
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
anda ?
√ Ya □ Tidak
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?
□ Ya √ Tidak
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah dari pada keluar
dan mengerjakan sesuatu yang baru ?
√ Ya □ Tidak
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang ?
□ Ya √ Tidak
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan ?
√ Ya □ Tidak
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat
ini ?
□ Ya √ Tidak
13. Apakah anda merasa anda penuh semangat ?
√ Ya □ Tidak
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ?
□ Ya √ Tidak
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
pada anda ?
□ Ya √ Tidak

Skor : 4 (Normal)
Skor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal
- Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1.
- Skor antara 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi.
- Skor 10 atau lebih merupakan depresi.
PENILAIAN DEPRESI MENURUT BECK AT, BECK RW:
1. Kesedihan
1. Saya tidak merasa sedih
2. Saya merasa sedih
3. Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
4. Saya sangat sedih/tak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya

2. Pesimisme
1. Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
2. Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
3. Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
4. Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak
dapat membaik

3. Rasa kegagalan
1. Saya tidak merasa gagal
2. Bila merasa telah gagal melebihi pada umumnya
3. Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
hanya kegagalan
4. Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami atau istri)

4. Ketidakpuasan
1. Saya tidak merasa tidak puas
2. Saya tidak mempunyai cara yang saya gunakan
3. Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
4. Saya tidak puas dengan segalanya

5. Rasa bersalah
1. Saya tidak kecewa dengan diri sendiri
2. Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
3. Saya merasa sangat bersalah
4. Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga

6. Tidak menyukai diri sendiri


1. Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
2. Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
3. Saya muak dengan diri saya sendiri
4. Saya benci diri saya sendiri

7. Membahayakan diri sendiri


1. Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai
membahayakan diri sendiri
2. Saya merasa lebih baik mati
3. Saya mempunyai rencana pasti tentang rencana bunuh diri
4. Saya akan membunuh saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
8. Menarik diri dari sosial
1. Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
2. Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
3. Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
4. saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
peduli pada mereka semuanya
9. Keragu-raguan
1. Saya membuat keputusan yang baik
2. Saya berusaha mengambil keputusan
3. Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
4. Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali

10. Perubahan Gambaran Diri


1. Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada
sebelumya
2. Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
3. Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tidak menarik
4. Saya merasa bahwa saya jelek dan tampak menjijikkan

11. Kesulitan Kerja


1. Saya tidak bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
2. Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan
sesuatu
3. Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan untuk melakukan
sesuatu
4. Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali

12. Keletihan
1. Saya tidak merasa lebih lelah dari sebelumnya
2. Saya merasa lelah dari yang biasanya
3. Saya merasa lebih untuk melakukan sesuatu
4. Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu

13. Anoreksia
1. Nafsu makan saya tidak buruk dari sebelumnya
2. Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
3. Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
4. Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali

Score : 4 (normal)

0-4: Depresi tidak ada atau minimal


4– 7: Depresi ringan
8 – 15 : Depresi sedang
16 ke atas : depresi berat
PENGKAJIAN TINGKAT KERUSAKAN INTELEKTUAL/ASPEK KOGNITIF
LANSIA

1. SPMSQ (SHORT PORTABLE MENTAL STATUS


QUESIONER).
Benar Salah Nomor Pertanyaan
√ 1 Tanggal berapa hari ini ?
√ 2 Hari apa sekarang ?
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat anda ?
√ 5 Berapa umur anda ?
√ 6 Kapan anda lahir ?
√ 7 Siapa presiden Indonesia ?
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun
JUMLAH

Skor 3: Fungsi intelektual utuh

Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

2. MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)


Skor Skor
Maksimum Manula ORIENTASI
5 ( 4
) Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun), berapa dan
( musim ) apa ?
5 ( 1 Sekarang kita berada dimana ? (jalan), (no rumah), (kec),
) (kabupaten), (Propinsi)
REGISTRASI
3 ( 3
) Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk
tiap benda . Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama
tersebut. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar.
Bila masih salah , ulanglah penyebutan ke 3 nama benda
tersebut, sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah ( bola, kursi, sepatu )
( Jumlah percobaan .............................. )
ATENSI DAN KALKULASI
5 ( 0 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah 1
) angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5
hitungan. (93, 86, 79, 72, 65).
Kemungkinan lain : ejalah kata “dunia” dari akhir ke awal ( a-
i-n-u-d )

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


3 ( 3 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan
) diatas. Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar.

BAHASA
9 ( 8 a. Apakah nama benda-benda ini ? ( Perlihatkan pensil
) dan arloji )
( 2 angka )
b. Ulanglah kalimat berikut : ” Jika Tidak Dan Atau
Tapi ” ( 1 angka )
c. Laksanakan 3 buah perintah ini : ” Peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakanlah di lantai ( 3
angka )
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut : ”
PEJAMKAN MATA ANDA ” ( 1 ANGKA )
e. Tulislah sebuah kalimat ( 1 angka )
f. Tirulah gambar ini ( 1 angka )

Skor Total ( 19 )

Skor 19 : Gangguan Kognitif Sedang


Skor Nilai : 24 – 30 : Normal/tidak ada gangguan kognitif
Nilai : 18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
Nilai : 0 – 17 : Gangguan kognitif berat
ANALISA DATA
NO DATA Etologi Masalah
1
DS: Klien mengatakan cemas Kelemahan Ansietas (D.0080)
jika penyakitnya tidak bisa
disembuhkan Ketidakberdayaan

DO: Penurunan kemampuan


- Klien beraktifitas
tampak gelisah
- Klien Krisis situasional
tampak tegang
Ansietas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. R

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD

1 Ansietas (D.0080)

Anda mungkin juga menyukai