Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan menjadikan manusia mencapai
kesejahteraan hidupnya serta dapat mengembangkan beberapa aspek yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Ketiga hal tersebut terimplementasikan dalam mata
pelajaran di sekolah, salah satunya yaitu dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 menegaskan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga
negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga
negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara. Pendidikan
kewarganegaraan merupakan suatu mata pelajaran yang merupakan satu rangkaian
proses untuk mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter
bangsa Indonesia, cerdas, terampil, dan bertanggungjawab sehingga dapat berperan
aktif dalam masyarakat sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945.
Berbagai macam pembaharuan dalam aspek pendidikan dilakukan agar dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas
pendidikan diperlukan berbagai terobosan baik dalam pengembangan kurikulum,
inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana serta prasarana pendidikan. Untuk
meningkatkan proses pembelajaran, maka guru dituntut untuk membuat
pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara
optimal baik di dalam belajar mandiri maupun didalam pembelajaran di kelas.
Untuk menyikapi hal tersebut penggunaan media pembelajaran perlu
dikembangkan karena media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara
yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka

1
2

mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru
dalam mengajar dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran.
Proses ini membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media
pembelajaran dan metode pembelajaran.
Peranan media dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Adanya media
dapat mendukung proses pembelajaran, mempermudah siswa dalam memahami
materi pembelajaran, serta meningkatkan kualitas mengajar guru yang akan
berdampak pada kreativitas belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan
media berupa video interaktif. Di era modern ini, sangat tepat jika media
pembelajaran dikemas sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK). Hal ini sebagai upaya penyeimbangan terhadap generasi
sekarang, dimana generasi sekarang lebih nyaman menggunakan peralatan digital.
Video merupakan salah satu media pembelajaran berbasis digital. Media video
memiliki kemudahan dalam penggunaannya dan mampu memberikan kemudahan
belajar dalam bentuk visual maupun audio sehingga dapat memfasilitasi
karakteristik belajar yang berbeda-beda hanya dengan satu media. Menurut Koumi
(dalam Harmadi, dkk.) video dapat merangsang keinginan belajar dan memberi
motivasi untuk mengembangkan kreativitas belajar. Hal ini membuat video menjadi
pilihan tepat sebagai media yang dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa.
Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah peneliti
melakukan observasi kepada 20 guru PPKn di SMA/SMK/MA di kota dan
kabupaten Blitar melalui wawancara.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti melalui
wawancara kepada guru mata pelajaran PPKn SMA/SMK/MA di lingkup kota dan
kabupaten Blitar menunjukkan bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar
dimasa pandemi ini mengalami perubahan dalam proses penyampaian materi-materi
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PPKn.

Tidak diperbolehkannya tatap muka langsung dengan siswa telah menjadikan


salah satu hambatan dalam proses pembelajaran karena pembelajaran hanya
dilakukan melalui online. Adapun aplikasi pembelajaran yang umum dipakai di
sekolah yaitu aplikasi google classroom, google form, zoom dan email. Melalui
aplikasi tersebut guru mengirimkan materi pembelajaran untuk dipelajari oleh siswa
3

secara mandiri. Namun guru juga mengijinkan siswa untuk bertanya apabila terdapat
materi yang belum dipahami oleh siswa bisa melalui WhatsApp atau bertemu
langsung dengan guru yang bersangkutan. Sedangkan untuk penilaian hasil tugas,
guru juga mengirimkan tugas melalui aplikasi tersebut. Yang nantinya tugas akan
dikumpulkan oleh siswa bisa melalui aplikasi yang dipakai atau dikirimkan melalui
group WhatsApp.

Selain hal tersebut diatas, ada beberapa kendala dalam pembelajaran dengan
sistem daring/online. Diantaranya yaitu siswa yang tidak mempunyai paket
internet, koneksi internet buruk, dan handphone siswa yang tidak mendukung
terhadap aplikasi yang dipakai pada pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan
terkendalanya penyampaian materi dan pengumpulan tugas oleh siswa kepada guru
yang bersangkutan. Dalam kegiatan pembelajaran sudah didukung juga dengan
adanya sumber belajar dari sekolah. Seperti buku paket, LKS (lembar kerja siswa)
dan artikel-artikel dari internet. Namun dengan adanya sumber belajar tersebut,
siswa belum sepenuhnya memahami isi dari materi yang diajarkan oleh guru
dikarenakan siswa merasa belum mampu memahami materi pembelajaran tanpa
mendengarkan langsung penjelasan dari guru mata pelajaran. Salah satu upaya
yang dilakukan guru dalam meningkatkan giat belajar siswa yaitu guru
memberikan dukungan atau motivasi kepada siswa, memberikan kebebasan kepada
siswa untuk bertemu langsung dan menbahas materi yang diajarkan dengan tetap
mematuhi protokol kesehatan.

Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar


secara daring/online bisa dikatakan masih belum efektif walaupun sudah didukung
dengan sumber belajar yang ada seperti buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa),
kliping, ensiklopedia, makalah yang ada di perpustakaan serta artikel-artikel dari
internet. Dikarenakan guru dan siswa tidak bisa tatap muka secara langsung di
sekolah, yang mengakibatkan guru tidak bisa menjelaskan materi secara langsung
di hadapan siswa yang mengakibatkan siswa merasa sulit memahami materi dari
guru yang disampaikan melalui online. Penelitian bagus prasetia (2020) sama-sama
membahas tentang media pembelajaran berbasis multimedia. Perbedaan yang
terdapat pada penelitian tersebut adalah penelitian tersebut membuat
4

pengembangan media pembelajaran meningkatkan karakter siswa dengan


menggunakan pembelajaran PPKn berbasis multimedia interaktif sedangkan
dalam penelitian ini menggunakan media komik multimedia guna meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di SMA/SMK/MA. dapat disimpulkan


bahwa banyak siswa yang merasa bosan mengikuti pelajaran secara daring/online
khususnya pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang guru hanya
mengirimkan materi pembelajaran dan soal-soal menggunakan media whatsApp,
google form dan google classroom saja. Sehingga siswa hanya aktif membaca dan
mengerjakan soal saja yang kemudian dikirimkan kepada guru mata pelajaran yang
mengampu. Dari permasalahan tersebut peneliti mengembangkan media
pembelajaran pendukung pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Pengembangan media pembelajaran multimedia merupakan bagian dari media
pembelajaran di sekolah yang sangat membantu siswa dalam proses belajar.dalam
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, pembelajaran dengan multimedia lebih
efektif, menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif. Sehingga peneliti
menetapkan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis multimedia yang
di dalamnya terdapat text, gambar dan suara maupun video yang akan membuat
tampilan media pembelajaran tersebut lebih menarik, dengan adanya solusi tersebut
peneliti berharap dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dengan
adanya solusi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
Pengembangan Media Pembelajaran Komik Multimedia (Kodi) Pada Materi
Ancaman Di Bidang Ipoleksosbudhankam Dan Strategi Mengatasinya Dalam
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas XI
SMASMK/MA.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam pengembangan ini
adalah:
1. Bagaimana kelayakan media KODI pada mata pelajaran PPKn di
SMA/SMK/MA?
5

2. Bagaimana respon guru terhadap media KODI dalam mata pelajaran PPKn di
SMA/SMK/MA?

1.3 Tujuan Penelitian dan Pengembangan


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui kelayakan pengembangan media pembelajaran KODI pada mata
pelajaran PPKn di SMA/SMK/MA.
2. Mengetahui respon guru pada mata pelajaran PPKn di SMA/SMK/MA setelah
menggunakan media pembelajaran KODI.

1.4 Manfaat Penelitian dan Pengembangan


Penelitian ini dirancang guna menghasilkan media pembelajaran yang
mempermudah proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
1.4.1 Manfaat Teoritis:
Dapat menjadi bahan kajian dan bahan untuk penelitian lanjutan bagi
mahasiswa. Serta Menambah referensi penelitian dalam bidang media
pembelajaran PPKn pada materi Ancaman di Bidang Ipoleksosbudhankam dan
Strategi Mengatasinya dalam Bingkai Bhineka Bhinneka Tunggal Ika

Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan untuk dapat
menggunakan media pembelajaran yang menarik, atau dapat
melakukan inovasi dalam pembelajaran.
b. Bagi Siswa
6

Penelitian ini dapat digunakan untuk mempermudah dalam


memahami materi yang diajarkan. Selain itu siswa juga akan
memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran PPKn.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi sekolah dalam
upaya perbaikan belajar mengajar dan mengembangkan media
pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
meneliti media yang sama.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian dan Pengembangan


Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, perlu adanya
pembatasan masalah agar peneliti lebih fokus dalam menggali dan mengatasi
masalah yang ada. Adapun masalah yang dibatasi adalah sebagai berikut :
1. Mata pelajaran PPKn kelas XI di SMA/SMK/MA materi Ancman di bidang
ipoleksosbudhnakam dan strategi mengatasinya dalam bingkai bhineka tunggal
ika.
2. Media pembelajaran yang akan dibuat adalah media berbasis Multimedia dengan
menggunakan perangkat lunak laptop ataupun Handphone yang digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn siswa kelas XI.
3. Rancangan uji coba ini dilaksanakan di SMK Islam Kanigoro, SMA Negri 01
Sutojayan,SMA Negeri 4 Blitar,SMK Pgri 3 Kota Blitar,SMK Islam Kota Blitar
dan Ma Bustanul Muta’limin kelas XI semester II tahun pelajaran 2020-2021.

1.6 Definisi Operasional Istilah


Adapun definisi istilah-istilah, yaitu:
1. Media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan perantara atau alat bantu yang dirancang
sedemikian rupa dan digunakan oleh pendidik untuk membantu menyalurkan
pesan kepada peserta didik guna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Media KODI
7

Media KODI merupakan media yang dibuat oleh peneliti, kepanjangan dari
Komik Multimedia adalah Video Interaktif Tentang materi Ancaman di Bidang
Ipoleksosbudhankam dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
3. Respon guru
Untuk mengetahui respon guru terhadap Media pembelajaran KODI, layak atau
tidak digunakan dalam proses pembelajaran PPKn.

Anda mungkin juga menyukai