Pengaruh cuaca dan iklim juga memberikan dampak terhadap perubahan suhu global atau
dikenal sebagai pemanasan global. Pemanasan global terjadi akibat efek rumah kaca yang berlebihan.
Efek rumah kaca adalah proses atmosfer bumi memerangkap energi panas di permukaan bumi. Energi
panas yang terserap oleh permukaan bumi seharusnya dipantulkan kembali. Namun, karena adanya gas-
gas di atmosfer hampir 90% energi panas tersebut dipantulkan kembali ke permukaan bumi dalam
bentuk gelombang panjang Akibatnya terjadi peningkatan suhu udara di muka bumi. Gas di atmosfer
yang berkontribusi terhadap efek rumah kaca, antara lain H2O(air), karbon dioksida (CO2), gas metana
(CH4), nitrogen oksida (NO2), ozon (O3), dan khloro fluoro karbon (CFC)
Pemanasan global terjadi karena aktivitas manusia yang menyebabkan peningkatan secara
signifikan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Terdapat beberapa indikator terjadinya pemanasan
elobal, antara lain naiknya temperatur udara di bumi (lapisan troposfer), suhu air laut menjadi panas,
suhu di permukaan laut meningkat, mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan laut
meningkat. Selain di laut, kenaikan suhu juga terjadi di daratan, akibatnya salju mencair dan luasan
tutupan saliu berkurang.
Pemanasan global menjadi salah satu ancaman bagi kelangsungan hidup di muka bumi apabila
gejalanya terus menerus terjadi. Dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global adalah sebagai
berikut
Pemanasan global mengakibatkan meningkatnya suhu di bumi sehingga penguapan yang terjadi
akan semakin meningkat. Jika penguapan meningkat, curah hujan pun akan meningkat dan beberapa
wilayah akan mengalami kekeringan. Selain itu, pemanasan global juga memicu terjadinya anomali iklim
di Samudra Pasifik bagian ekuator. Anomali iklimn tersebut adalah sebagai berikut
a. El nino. El nino adalah anomali yang terjadi di Samudra Pasifik (di wilayah sekitar perairant
Peru) yang ditandai meningkatnya suhu permukaan laut. Dampak el nino di wilayah Indonesia
adalah teriadi musim kemarau yang sangat panjang Akibatnya, banyak lahan pertanian yang
mengalami gagal panen.
b. La nina. La nina adalah anomali yang terjadi di wilayah Samudra Pasifik yang ditandai dengan
turunnya suhu permukaan laut di bawah suhu normalnya. Dampaknya terhadap wilayah
Indonesia adalah terjadi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.
2. Permukaan Air Laut Meningkat
Mencairnya lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mengakibatkan naiknya permukaan air
laut. Dampaknya, pulau-pulau kecil akan tenggelam, kehidupan masayarakat di pesisir terancam, dan
banjir rob melanda permukiman penduduk akibat air pasang yang tinggi. Air pasang dan hujan yang
tidak menentu menyebabkan tingginya frekuensi fenomena banjir.
3. Perubahan pada Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim
Perubahan arus laut terjadi karena perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin. Hal ini
berpengaruh terhadap migrasi ikan sehingga memberi dampak pada hasil tangkapan nelayan
1. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) sebelumnya bernama Badan Meteorologi, dan Geofisika (BMG)-adalah
lembaga pemerintah non-departemen yang mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika Indonesia.
2. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) adalah lembaga pemerintah non-kementerian yang melaksanakan tugas
penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya di Indonesia. Empat bidang
utama Lapan, yakni pengindraan jauh, teknologi dirgantara, sains antariksa, dan kebijakan
dirgantara.
TSUNAMI
Gempa bumi atau getaran seismik adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh
kekuatan dari dalam dan umumnya berasosiasi dengan gerakan lempeng. Gempa disebabkan pelepasan
energi secara tiba- tiba pada litosfer. Semakin besar energi yang dilepaskan, semakin kuat gempa yang
ditimbulkan. Kekuatan gempa dapat diukur dengan menggunakan seismograf. Gempa memiliki jenis dan
tipe berikut.
1. Klasifikasi Gempa berdasarkan Faktor Penyebabnya Gempa berdasarkan faktor penyebab terjadinya
dapa dibedakan menjadi empal jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Gempa tektonik. Gempa tektonik disebabkan adanya kegiatan tektonik lempeng. Gempa
bumi ini teriadi di zona batas antarlempeng dan patahan, yaitu Sirkum Mediterania dan
Sirkum Pasifik. Kekuatan gempa tektonik dapat mencapai 9 skala richter.
b. Gempa vulkanik. Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas gunung api.
Gempa ini terjadi baik sebelum, selama, atau setelah peletusan gunung api. Gempa ini
hanya terjadi di daerah gunung api.
c. Gempa runtuhan. Gempa runtuhan adalah gempa ya terjadi akibat runtuhan baluan,
biasanya terjadi di daer kapur atau terowongan bawah tanah akibat kegiat penambangan.
Runtuhan yang besar dapat mengakibat getaran yang kuat dan bersifat local.
d. Gempa tumbukan. Gempa tumbukan terjadi akibat meteor yang menabrak bumi. Salah satu
contohnya adalah meteor yang jatuh di Rusia pada tahun 1908. Akibatnya adalah terjadi
lubang yang sangat besar menyerupai sebu kawah.
Dahsyatnya dampak yang diakibatkan oleh gempa mengakibatkan kejadian gempa digolongkan
sebagai salah satu bencana yaig harus diwaspadai karena dapat juga menyebabkan tsunami. Ya, gempa
menjadi salah satu foktor pemicu terjadinya tsunami. Akan tetapi, lidak semua Bempa menyebabkan
tsunami. Ada beberapa kondisi yang mernyebabkan tunami, antara lain gempa berkekuatan besar
seperti yang terjadi dli Aceh tahun 2004 (lebih besar dari 6 SR, pusat gempa berada di dasar laut dengan
pusat gempa yang, dangkal dan adanya dislokasi kerak bumi bawah laut).
Gerakan vertikal pada kerak bumi dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-
tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang ada di atasnya. Pada akhirnya,
menyebabkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai akan menjadi gelombang
besar yang disebut fsunami.
3. Tsunami
Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang, yang artinya 'ombak pelabuhan' karena pada mulanya
ombak ini menghantam pelabuhan atau garis pantai. Kecepatan tsunami tergantung pada kedalaman
laut. Di laut dalam, kecepatannya mampu mencapai 1.000 km/jam (hampir sama dengan kecepatan
pesawat jet), sedangkan ketinggiannya hanya sekitar 30 cm. Namun, saat mencapai laut dangkal dekat
dengan pesisir pantai, gelombang melambat dan semakin tinggi hingga mencapai sekitar 30 m.
Berdasarkan waktu teriadinya setelah gempa, tsunami dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut
a. Tsunami jarak dekat. Terjadi kira-kira 30 menit setelah gempa dengan titik episentrum kurang
dari 200 km.
b. Tsunami jarak menengah. Terjadi dalam kurun waktu lebih dari 30 menit sampai 2 jam setelah
kejadian gempa dengan jarak episentrum 200 km sampai 1.000 km.
c. Tsunami jarak jauh, terjadi dalam waktu lebih dari 2 jam setelah kejadian gempa dengan lokasi
episentrum berjarak Jebih dari 1000 km
Tsumami Aceh
Letak Indonesia berada pada jalur gempa dunia, yaitu jalur Sirkum Pasifik dan jalur Sirkum
Mediterania. Pada wilayah ndonesia, terdapat tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik, Indo-
Australia (bergerak 5 cm per tahun), dan Eurasia. Banyak terdapat patahan aktif di Indonesia,
diantaranya Patahan Semangko di Sumatera dan Cimandiri di Jawa. Kondisi tersebut menyebabkan
Indonesia menjadi wilayah yang memiliki potensi teradinya gempa bumi yang sangat tinggi, khususnya
gempa tektonik pada wilayah-wilayah pertemuan lempeng tektonik.
Pulau Sumatera adalah salah satu daerah pertemuan lempeng. Pada wilayah ini, sangat
memungkinkan terjadinya peristiwa tsunami, seperti peristiwa tsunami Aceh pada 26 Desember 2004.
Bencana ini termasuk bencana internasional terdahsyat ke-4 semenjak tahun 1990.
Menurut United States Geological Survey (USGS) penyebab tsunami Aceh adalah terjadinya
gempa di pantai barat Sumatera berkekuatan 8,6 skala richter (sekitar 160 km dari pantai, pada
kedalaman 10 km di bawah permukaan laut) Gempa terjadi akibat penurunan lempeng, panjangnya
sekitar 1
20 km dan turun sejauh 15 m. Kondisi ini menyebabkan kecepatan tsunami hingga 800 km /jam.