Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Mutu Pendidikan


1 .Pengertian Manajemen
Terry menjelaskan “manajemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang kearah tujuan-tujuan organisasional
atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu
kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” pengelolaan,
sedangkan pelaksananya disebut dengan manager atau
pengelola1.
M
anajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan
profesi. Dikatakan ilmu karena manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistemik
berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang
bekerjasama. Dikatakan kiat karena manajemen mencapai
sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain
menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi
karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk
mencapai suatu profesi ,manajer dan para professional
dituntut oleh suatu kode etik2
Stoner dikutip James A.F. ,menjelaskan manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan3.
Harold menjelaskan bahwa management knowledge is
organized around the basic functions of managers
planning, organizing, staffing, leading and controlling4.
(Pengetahuan manajemen adalah pengetahuan terorganisir
di

1
GeorgeR.TerrydanLeslieW.Rue,Dasar DasarManajemen,terj.G.ATicoalu.Cet.Ketujuh,BumiAksara,Jakarta,2000,hlm.1.
2
NanangFatah,LandasanManajemenPendidikan,RemajaRosdakarya,Bandung,2009,hlm.1.
3
JamesA.F.Manajement,Prentice/HallInternational,EnglewoodCliffs,NewYork,1982,hlm.8.
4
HaroldKoontz,Management,TienWahPress,Singapore,1984,hlm.4.
Sekitar fungsi dasar perencanaan paramanajer, pengaturan, susunan
kepegawaian, terkemuka dan mengendalikan) Mutu secara umum adalah
gambaran dan karakteristik menyeluruh dari bidang atau jasa yang
menunjukkan dalam kemampuan memuaskan kebutuhan yang diharapkan
atau tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input,
proses, dan atau output pendidikan5.
P
oewardarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Mutu”
berartikarat. Baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau derajat
(kepandaian,kecerdasan)6.
Pengertian mutu secara umum adalah gambaran atau karateristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya
dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Pendidikan yang bermutu
bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dia merupakan hasil dari
suatu proses pendidikan berjalan dengan baik, efektif dan efesien.
M
enurut Joremo S. Arcaro mutu adalah gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya
dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Dalam konteks
pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan output
pendidikan7.
A
ce Suryadi dan H.A.R Tilaar menjelaskan bahwa mutu
pendidikan adalah merupakan kemampuan system pendidikan yang
diarahkan secara efektif untuk meningkatkan nilai tambah factor input agar
menghasilkan output yang setinggi-tingginya8.
Istilah manajemen mutu dalam pendidikan sering disebut sebagai
Total Quality Manajement (TQM). Aplikasi konsep manajemen mutu-
TQM dalam pendidikan di tegaskan oleh Sallis yaitu Total Quality
Management adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus-

5
Depdiknas,Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah,Depdiknas,Jakarta,2001,hlm.24.
6
Poewadarminta,KamusBesarBahasaIndonesia,BumiAksara,Jakarta,1989,hlm.788.
7
JoremoSArcaro,PendidikanBerbasisMutu,PrinsipPrinsipPerumusandanTataLangkahPenerapan,PenerbitRieneCipta,Jakarta, 2005 hlm.85.
8
AceSuryadidanH.A.R.Tilaar,AnalisisKebijakanPendidikanSuatuPengantar,PT.RemajaRosdakarya,Bandung,1994,hlm.108.
meneru
s, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap
institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
para pelangganya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. Definisi
tersebut menjelaskan bahwa manajemen mutu-TQM menekankan pada
dua konsep utama. Pertama, sebagai suatu filosofi dari perbaikan terus
menerus (continousimprovement) dan kedua, berhubungan dengan alat-alat
dan teknik seperti "brainstorming" dan "forcefieldanalysis" (analisis
kekuatan lapangan), yang digunakan untuk perbaikan kualitas dalam
tindakan manajemen untuk mencapai kebutuhan dan harapan pelanggan9.

2. Pengertian Mutu pendidikan

Mutu pendidikan merupakan dua istilah yang berasal dari mutu dan pendidikan,

artinya menunjuk pada kualitas produk yang dihasilkan lembaga pendidikan atau

sekolah. Yaitu dapat di identifikasi dari banyaknya siswa yang memiliki prestasi,

10
baik prestasi akademik maupun yang lain, serta lulusan relevan dengan tujuan .

Menurut pengertian di atas sekolah yang bermutu mempunyai beberapa Indikator

yaitu :Pertama, jumlah siswa yang banyak, ini menandakan antusias masyarakat

terhadap lembaga Pendidikan sangat tinggi. Kedua, memiliki prestasi akademi

maupun non akademi. Ketiga, Lulusan relevan dengan tujuan lembaga

pendidikan,artinya sesuai standar yang telah di tentukan oleh sekolah.

9
SallisEdward,TotalQualityManagementinEducation;ManajemenMutuPendidikan,terj.AhmadAliRiyadi,et.al.,IRCiSoD,
Yogyakarta,2006,Cet.IV,hlm.73
10
AanKomariahdanCepiTiratna.VisonaryLeadershif,MenujusekolahEfektif.(Jakarta:BumiAksara,2005)Hal.5.
Mutu menciptkan lingkungan baik pendidikan, orangtua, pejabat pemerintah,

wakil masyarakat, dan pebisnis, untuk bekerja sama guna memberi peluang dan

harapan masa depan peserta didik. Setiap orang mengharapkan bahkan menuntut

mutu dari orang lain, sebaliknya orang lain juga selalu mengharapkan dan

menuntut mutu dari diri kita. Ini artinya, mutu bukanlah suatu yang baru, karena

mutu adalah naluri manusia. Mutu secara esensial digunakan untuk menunjukan

kepada suatu penilaian atau penghargaan yang di berikan atau dikenakan kepada

barang (produk) dan/jasa (service) tertentu,berdasarkan pertimbangan obyektif atas

bobot dan kinerjanya. Mutu adalah suatu cara dalam mengelola suatu organisasi

yang bersifat komprehensif dan trintegrasi yang diarahkan dalam rangka memenuhi

kebutuhan pelanggan. Menurut Arcoro, mutu adalah sebuah proses terstruktur

11
untuk memperbaiki suatu keluaran yang dihasilkan . Mutu didasarkan pada akal

sehat mutu merupakan keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari sebuah produk.

Pemahaman diatas munujukan bahwa mutu tidak dapat di definisikan jika tidak

terkait dengan kontek tertentu.

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu memenuhi

harapan dan mampu memenuhi keinginkan dan kebutuhan masyarakat,untuk

mewujudkan harapan masyarakat, sekolah dan guru harus mempunyai harapan

yang tinggi terhadap siswa.

11
Arcaro,Jerome.QualtyIn…Hal.72 Jurnal Studi Islam,Volume10,No.2Desember2015
3. Pengertian Manajemen Mutu Pendidikan

Manajemen mutu pendidikan terdiri dari kata manajemen, mutu, dan

pendidikan. Istilah manajemen menurut Abdul Jawad yaitu : Manajemen berasal

dari bahasa Inggris “to manager yang berarti mengatur, mengurus, atau

mengelola, dalam bahasa Arab manajemen berasal dari kata “nazama artinya

menata, an-nizhaam; at-tazhiim artinya aktivitas menertibkan, mengatur, dan

berpikir yang dilakukan oleh seseorang sehingga mampu mengurutkan, menata

hal-hal yang ada disekelilingnya sehingga serasi dengan yang lainnya12” .

Secara bahasa baik dari bahasa Inggris maupun bahasa Arab manajemen

mempunyai persamaan makna yaitu mengatur, menertibkan, mengurus. Istilah

yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan) dari kata

dabbara (mengatur)13.

Kata tersebut tercantum dalam Al-Qur’an surat As-Sajadah : 5 Artinya :

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya

dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu 14”. Isi

kandungan ayat tersebut adalah Allah yang mengatur segala urusan baik di langit

maupun dibumi. Dalam dunia pendidikan manajemen adalah. Aktifitas

memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai

pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya15.

12
Muhammad Abdul Jawwad, Menjadi Manajemen Sukses, (Jakarta : Gema Insani, 2004), Cet. Ke-1, h. 118
13
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam , ( Bandung : Pustaka Setia, 2012), Cet. ke-1, h 1
14
Mahmud Yunus, Op. Cit, h. 374
15
Made Pidarata, Manajemen Pendidikan Islam, ( Jakarta : Renika Cipta, 2011), h. 8
Secara bahasa mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf,

atau derajat (kepandaian, kecerdasan dsb)16. Pendidikan sesuai UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara17 . Berdasarkan beberapa arti kata dan pendapat

dapat disimpulkan manajemen mutu pendidikan adalah menggerakkan lembaga

pendidikan untuk secara terus menerus dan berkesinambungan meningkatkan

kapasitas dan kemampuan lembaganya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan

peserta didik dan masyarakat dan mampu bersaing ditengah-tengah kemajuan

globalisasi. Konsep Manajemen Mutu Pendidikan Ada tiga tahap konsep

manajemen mutu pendidikan menurut Muhaimin yaitu : Tahap 1 : Infentarisasi,

penetapan, stakeholder dan kegiatan utama lembaga pendidikan ( infentarisir dan

penetapan kebutuhan stakeholder, mengidntifikasi stakeholder potensial,

menganalisis stakeholder potensial); Tahap 2 : Memformulasi strategi lembaga

pendidikan ( mengembangkan visi dan misi, penetapan tujuan strategis,

menganalisis SWOT, melakukan pengukuran kinerja, mengidentifikasi fokus

strategi, evaluasi portofolio, Tahap 3 : Mengembangkan rencana kegiatan utama

( penentuan sasaran, pengembangan rencana program, penetapan rencana

aktifitas, seleksi teknis analisis)18.

16
Lukman Ali, Op. Cit., h 677
17
Tim Redaksi Sinar Grafik, Op. Cit., h. 2
18
Muhaimin,Suti’ah, Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan Aplikasi dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta : Kencana Perdana Media Group, 2012), Cet. Ke-4, h. 24
Konsep manajemen mutu pendidikan dapat dilakukan melalui tahap-tahap

sebagai berikut : Membuat putusan, Merencanakan, Mengorganisasikan,

Mengkomunikasikan, Mengkoordinasikan, Mengawasi, Menilai19. Membuat

putusan melibatkan semua unsur dengan cara musyawarah. Perencanaan

merupakan persiapan yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat tercapai secara

efektif dan efisien. Mengorgainisasikan bertujuan agar pekerjaan yang akan

dilaksanakan dapat dipertangungjawabkan sesuai tugas dan fungsinya.

Mengkomunikasikan berarti menyampaikan berbagai informasi.

Mengkoordinasikan yaitu mempersatukan sumbangan dan saran dari anggota.

Mengawasi yaitu mengetahui proses. Menilai merupakan prinsip manajemen

untuk mengetahui apakah suatu program mencapai tujuan atau tidak. Konsep

manajemen mutu pendidikan berdasarkan prinsip TQM ada sepuluh yaitu : Fokus

pada pelanggan, Obsi terhadap kualitas, Pendekatan ilmiah,Komitmen jangka

panjang,Kerja sama Tim,Perbaikan sistem secara berkesinambungan,Pendidikan

dan pelatihan,Kebebasan yang terkendali,Kesatuan tujuan,Keterlibatan dan

pemberdayaan karyawan20. Konsep yang ditawarkan Nasution pada dasarnya

tidak jauh berbeda dengan konsep yang lain, namun demikian pendapat Nasution

memperhatikan adanya perbaikan sistem yang berkelanjutan, pendidikan dan

pelatihan, dan kebebasan . Pendapat tersebut senada dengan konsep Saefullah

“Reformasi kinerja dan tanpa henti melakukan penyempurnaan dan perbaikan21 .

19
R. Ibrahim, Op. Cit., h. 230
20
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), Cet. Ke-3, h. 18
21
U. Saefullah, Op. Cit., h 104
TQM merupakan konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen

kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan keseriusan dan perubahan besar

terhadap budaya dan sistem nilai suatu organisasi pendidikan di madrasah. Ada

empat prinsip dalam TQM yaitu:Kepuasan pelanggan, Respek terhadap setiap

orang, Manajemen berdasarkan fakta,Perbaikan berkesinambungan22.

Unsur-Unsur Manajemen Mutu Pendidikan Manajemen peningkatan mutu

mempersyaratkan integrasi dari berbagai unsur yang perlu diintegrasikan.

Menurut Saefullah unsur-unsur manajemen terdiri dari : “Pimpinan, Orang-orang

yang dipimpin, Tujuan yang akan dicapai, Kerja sama dalam mencapai tujuan,

sarana atau peralatan manajemen yang terdiri dari man, money, materials,

machine, method, dan market23 . Manajemen mutu pendidikan memerlukan

karakteristik pimpinan yang tertentu. Pemimpin dalam hal ini kepala madrasah

mempunyai peran utama dalam manajemen mutu pendidikan terkait dengan

perencanaan, pengambilan keputusan dan kebijakan, pengawasan pengendalian

proses, evaluasi terhadap kesesuaian antara konsep dengan realita, dan

pengembangan madrasah. Untuk itu kepemimpinan di madrasah harus dipegang

oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas sebagai pemimpin.

22
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), Cet. ke-3, h.26
23
U. Saefullah, Op. Cit.., h 4
B. Pengertian perkembangan peserta didik
1. Pengertian peserta didik
Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum undang-
undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu24. Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai
pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa
depan.
Oemar Hamalik mendefenisikan peserta didik sebagai suatu komponen
masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya di proses dalam proses
pedidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan Nasional. Menurut Abu Ahmadi peserta didik adalah sosok
manusia sebagai individu atau pribadi (manusia seutuhnya). Individu di
artikan “orang seseorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-
benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak di paksa dari
luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri25. Sedangkan Hasbullah
berpendapat bahwa siswa sebagai peserta didik merupakan salah satu input
yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan 26. Tanpa adanya
peserta didik , sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran. Sebabnya
ialah karena peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran dan bukan
guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada peserta
didik27.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa peserta
didik adalah orang atau individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan
berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima
pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.

24
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen & Undang-
undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, (Bandung: Pernama, 2006), h. 65.
25
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 205
26
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), h. 121
27
Departemen Agama, Wawasan tugas Guru dan Tenaga Kependidikan , (t.tp., Direktorat Jendral Kelembagaan Agama
Islam, 2005), h. 47
C. Hubungan Manajemen Pengembangan Mutu Pendidikan Dengan
perkembangan Peserta didik
1. Upaya meningkatkan mutu pendidikan

Anda mungkin juga menyukai

  • Hasil Dokumentasi Penelitian
    Hasil Dokumentasi Penelitian
    Dokumen6 halaman
    Hasil Dokumentasi Penelitian
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bismillah
    Bismillah
    Dokumen2 halaman
    Bismillah
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok 1 Pak Syam
    Tugas Kelompok 1 Pak Syam
    Dokumen8 halaman
    Tugas Kelompok 1 Pak Syam
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen9 halaman
    Bab Vi
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Jurnal ITDK
    Jurnal ITDK
    Dokumen10 halaman
    Jurnal ITDK
    Daeng Palallo
    Belum ada peringkat
  • Proposal KKN
    Proposal KKN
    Dokumen6 halaman
    Proposal KKN
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Ranfe of System B1-B6
    Ranfe of System B1-B6
    Dokumen23 halaman
    Ranfe of System B1-B6
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Anty
    Skripsi Anty
    Dokumen58 halaman
    Skripsi Anty
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen2 halaman
    KUESIONER
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Revisi
    Bab Iv Revisi
    Dokumen8 halaman
    Bab Iv Revisi
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Dewi
    Bab Ii Dewi
    Dokumen32 halaman
    Bab Ii Dewi
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bismillah
    Bismillah
    Dokumen2 halaman
    Bismillah
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Lengkap
    Skripsi Lengkap
    Dokumen80 halaman
    Skripsi Lengkap
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 60
    60
    Dokumen5 halaman
    60
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 64
    64
    Dokumen8 halaman
    64
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Skripsi
    BAB 1 Skripsi
    Dokumen59 halaman
    BAB 1 Skripsi
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Proposal KKN
    Proposal KKN
    Dokumen6 halaman
    Proposal KKN
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ibu Elen Kelompok 1
    Tugas Ibu Elen Kelompok 1
    Dokumen12 halaman
    Tugas Ibu Elen Kelompok 1
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 61
    61
    Dokumen6 halaman
    61
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 38
    38
    Dokumen33 halaman
    38
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 65
    65
    Dokumen8 halaman
    65
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 66
    66
    Dokumen8 halaman
    66
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Pendidikan Karakter
    Pendidikan Karakter
    Dokumen130 halaman
    Pendidikan Karakter
    Enol Leaua Fehr
    Belum ada peringkat
  • 34
    34
    Dokumen4 halaman
    34
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 37
    37
    Dokumen14 halaman
    37
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • M HIPERTENSI
    M HIPERTENSI
    Dokumen19 halaman
    M HIPERTENSI
    Neskleng Punk
    Belum ada peringkat
  • 59
    59
    Dokumen5 halaman
    59
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 58
    58
    Dokumen12 halaman
    58
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat