Anda di halaman 1dari 59

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada saat ini di perlukan adanya dukungan manajemen yang efektif

dan efesien dalam organisasi pendidikan. Karena semakin besarnya

perhatian dan pengakuan dari berbagai pihak. Peserta didik perlu di

bangun mentallitasnya sehingga mampu berfikir kreatif dan mampu

mengembangkan minat serta bakatnya untuk mampu bersaing didunia

kerja dan bisa bekerja secara profesional dan berdedikasi yang tinggi

terhadap profesinya. Lembaga pendidikan akan lebih efektif dalam

memberikan pendidikan yang baik pada peserta didiknya apabila

pendidikan yang dikelola dengan baik. Dan hal ini membuktikan bahwa

mutu manajemen dan kepemimpinan merupakan salah satu variabel

terpenting untuk membedakan sekolah yang berhasil. Sekolah harus

mampu menampung aspirasi masyarakat dan dunia kerja untuk dapat di

terima dan diminati oleh konsumen pendidikan sehingga sekolah benar-

benar menerapkan manajemen yang efektif untuk menyelenggarakan

pendidikan yang bermutu dan dapat di rasakan oleh konsumen pendidikan

tersebut. Untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas harus ada

pelayanan yang terus menerus yang senantiasa menjaga standar mutunya

dan tentu adanya kerja sama pihak eksternal dan internal sekolah yang

terus menerus di bina dan dilakukan secara baik serta terencana.

1
Tujuan utama pendidikan adalah menghasilkan kepribadian atau

moralitas manusia yang matang secara intelektual, emosional, dan spritual.

Karena itu komponen esensial kepribadan manusia adalah nilai (values)

dan kebajikan (virtues). Nilai moralitas dan kebijakan ini harus menjadi

dasar pengembangan kehidupan manusia yang memiliki peradaban,

kebaikan, dan kebahagiaan secara individual maupun sosial.1

Dalam peningkatan mutu peserta didik tentunya tidak akan lepas dari

konsep pelayanan total dalam manajemen atau yang di kenal dengan Total

Quality Management (TQM). Defenisi TQM yang diberikan oleh Mars j.

sangat membantu dalam penekanan pada aspek-aspek yang menonjol

dalam pendidikan. Mutu terpadu adalah sebuah filosofi dengan alat-alat

dan proses-proses implementasi praktis yang ditunjukan untuk mencapai

sebuah klutur perbaikan terus-menerus yang digerakan oleh semua pekerja

sebuah organisasi,dalam rangka memuaskan pelanggan.2

Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

menciptakan SDM yang berkualitas. Namun di Indonesia sebagian besar

lembaga pendidikan belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Salah

satu permasalahannya adalah rendahnya kualitas proses dan hasil

pendidikan pada setiap jenjang pendidikan dan satuan pendidikan yang

ada. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

mutu pendidikan nasional. Salah satunya adalah dengan penerapan

1
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan pendidikan Nilai, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 106

2
Tony Bush dan marianne Coleman, Fahrurrozi (terj), Manajemen mutu kepemimpinan dan
pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2012) h. 191

2
Manajemen Berbasis Sekolah yang dalam prakteknya lebih dikenal

sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.

Secara umum Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

diartikan sebagai model manajemen yang memberi otonomi yang lebih

besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif

yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah untuk

meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.3

Secara konseptual manajemen berbasis sekolah atau manajemen

peningkatan mutu berbasis sekolah dipahami sebagai salah satu alternatif

pilihan formal untuk mengelola struktur penyelenggaraan pendidikan yang

terdesentralisasi dengan menempatkan sekolah sebagai unit utama

peningkatan. Konsep ini menempatkan redistribusi kewenangan para

pembuat kebijakan sebagai elemen paling mendasar, untuk meningkatkan

kualitas hasil pendidikan. Pada sisi ini manajemen berbasis sekolah

merupakan cara untuk memotivasi kepala sekolah untuk lebih bertanggung

jawab terhadap kualitas peserta didik. Untuk itu sudah seharusnya kepala

sekolah mengembangkan program-program kependidikan secara

menyeluruh untuk melayani segala kebutuhan peserta didik di sekolah.4

Lebih lanjut dikemukakan, semua personel sekolah harus berperan serta

merumuskan program yang lebih operasional, karena merekalah pihak

yang paling mengetahui akan kebutuhan peserta didiknya. Kekuatan

manajemen pendidikan diarahkan untuk lebih memberdayakan sekolah


3
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi, (Jakarta:Grasindo, 2013). h
9
4
A. Malik Fadjar, school Based Management. (Jakarta: Logos, 2002, h 15-16

3
sebagai unit pelaksanaan terdepan dalam kegiatan belajar mengajar

sekolah. Hal ini dimaksudkan agar sekolah lebih mandiri dan bersikap

kreatif, dapat mengembangkan iklim kompetitif antara sekolah di

wilayahnya, serta bertanggung jawab terhadap stakeholders pendidikan,

khususnya orang tua dan masyarakat yang era otonomi ini akan menjadi

dewan sekolah. Dalam pelaksanaanya,manajemen pendidikan harus lebih

terbuka accountable, mengoptimalkan partisipasi orang tua dan

masyarakat, serta dapat mengelola semua sumber daya yang tersedia di

sekolah dan lingkungannya untuk digunakan seluas-luasnya bagi

peningkatan prestasi siswa dan mutu pendidikan pada umumnya.

Menurut Oemar Hamalik, pengertian mutu dapat di lihat dari dua sisi,

yaitu segi normatif dan segi deskritif. Dalam artian normatif, mutu di

tentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria) instrinsik dan ekstrinsik.

Berdasarkan criteria intrinsic, mutu pendidikan merupakan instrumen

untuk mendidik, tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskritif, mutu

ditentukan berdasarkan keadaan hasil tes prestasi belajar.5

Korelasi mutu dengan pendidikan, sebagaimana pengertian yang

dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad, mutu pendidikan adalah kemampuan

sekolah dalam pengelolaan secara optimal yang efesien terhadap

komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga

menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut

norma/standar yang berlaku.6


5
Oemar Hamalik, Evaluasi kurikulum, (Bandung Remaja Rosdakarya, 1990), h 33
6
Djauzak Ahmad, Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdikbud,
1996), h. 8

4
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bicara pendidikan

bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh

tantangan, pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman.

Oleh karena itu pendidikan mutu sejalan dengan semakin tigginya

kebutuhan dan tutunan kehidupan masyarakat.

Dalam pengalaman historis, tidak ada satu Negara manapun yang

mampu mencapai kemajuan yang hakiki tanpa didukung penyempurnaan

pendidikan. Negara-negara di Eropa yang terkenal sebagai akibat

pembangunan pendidikannya.7

Pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Maju tidaknya suatu bangsa sangat tergantung pada

pendidikan suatu bangsa tersebut. Artinya jika pendidikan suatu bangsa

dapat menghasilkan “Manusia” yang berkualitas lahir dan batin. Otomatis

bangsa tersebut akan maju, damai dan tentram.sebaliknya, jika pendidikan

suatu bangsa mengalami stagnasi maka bangsa itu akan terbelakang

disegala bidang. Mutu produk pendidikan akan di pengaruhi oleh sejauh

mana lembaga mampu mengelola seluruh potensi secara optimal mulai

dari tenaga kependidikan, peserta didik, proses pembelajaran, sarana

pendidikan, keuangan dan termasuk hubungan dengan masyarakat. Pada

kesempatan ni pendidikan harus mampu merubah paradigma baru yang

berorientasi pada mutu semua aktivitas yang berinteraksi di dalamnya,

seluruhnya mengarah pencapaian pada mutu.

7
Mujamil Qomar, Epstimologi pendidikan Islam dari metode Rasional Hngga Metode Kritik,
(Jakarta: Erlangga, 2005), h 226

5
Berdasarkan latar belakang masalah yang demikian, maka penulis

terdorong untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ Hubungan

Manajemen Pengembangan Mutu Pendidikan terhadap

Perkembangan Peserta Didik di MAN 2 Maluku Tengah.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang tersebut di atas dapatlah di

kemukakan permasalahan pokok yaitu: Hubungan manajemen

pengembangan mutu pendidikan terhadap perkembangan peserta didik di

MAN 2 Maluku Tengah

Untuk memudahkan dalam pembahasan maka permasalahan pokok

dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan mutu pendidikan di MAN 2 Maluku

Tengah?

2. Bagaimana perkembangan peserta didik terhadap manajemen

pengembangan mutu pendidikan di MAN 2 Maluku Tengah?

3. Adakah hubungan pengembangan mutu pendidikan terhadap peserta

didik di MAN 2 Maluku Tengah?

C. Hipotesis

Hipotesis dapat di artikan sebagai suatu jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang secara teoritis di anggap paling mungkin

atau paling tinggi tingkat kebenarannya.8 Sehubungan dengan judul diatas

berdasarkan pada kerangka teori yang mendasarinya, maka diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut:


8
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) h 67.

6
Ho : Manajemen pengembangan mutu pendidikan tidak

berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik di MAN 2 Maluku

Tengah

Ha : Manajemen pengembangan mutu pendidikan berpengaruh

terhadap perkembangan peserta didik di MAN 2 Maluku Tengah

D. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui apakah Hubungan Manajemen Pengembangan

Mutu Pendidikan terhadap Perkembanagan Peserta Didik di MAN

2 Maluku Tengah

b. Agar memperoleh data yang akurat tentang seberapa besar

Hubungan Manajemen Pengembangan Mutu Pendidikan terhadap

Perkembangan Peserta Didik Di Man 2 Maluku Tengah

c. Untuk mengetahui seberapa besar Hubungan manajemen

pengembangan mutu pendidikan terhadap perkembangan peserta

didik di MAN 2 Maluku Tengah

2. Kegunaan penelitian

a. Dari segi teoritis penelitian ini diharapakan dapat memberikan

sumbangan bagi psikologi pendidikan dan memperkaya hasil

penelitian yang berada dan dapat memberikan gambaran mengenai

7
Hubungan manajemen pengembangan mutu pendidikan terhadap

perkembangan peserta didik.

b. Dari segi praktis hasil penelitan ini dapat memberikan informansi

khususnya kepada orang tua, konsuler sekolah, dan guru dalam

upaya meningkatkan dan memotivasi peserta didik untuk menggali

Hubungan manajemen yang di milikinya.

c. Secara praktis hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat

bagi berbagai pihak di antaranya:

1) Bagi guru

Bagi guru sebagai bahan informasi tentang hubungan

manajemen pengembangan mutu pendidikan terhadap

perkembangan peserta didik.

2). Bagi sekolah tempat penelitian sebagai bahan pertimbangan

dalam pengembangan dan penyempurnaan program

manajemen di sekolah.

3). Bagi peserta didik

Bagi peserta didik sebagai motivasi untuk mengembangkan

Hubungan manajemen pengembangan mutu pendidikan

terhadap manajemen pendidikan islam.

E. Manfaat penelitian

Manajemen penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikiut:

1. Manfaat ilmiah:

8
a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pengembangan mutu

pendidikan terhadap peserta didik di MAN 2 Maluku Tengah

b. Untuk digunakan sebagai dasar mencerahkan masalah yang timbul

dengan hubungan manajemen pengembangan mutu pendidikan

terhadap perkembangan pesrta didik.

2. Manfaat praktis :

a. Siswa dapat meningkatkan pemahamannya tentang pentingnya

pengembangan mutu pendidikan.

b. Tata usaha dapat mengevaluasi sistem proses manajemen

pengembangan mutu pendidikan secara efesien dan di siplin.

F. Defenisi operasional

Sebelum pembahasan lebih jauh maka perlu ada defenisi operasional

sebagai berikut:

1. Hubungan adalah melakukan komunikasi atau interaksi baik dalam bentuk

lisan atau tulisan dan juga baik langsung ataupun tidak langsung.

2. Manajemen adalah merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang

dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan

dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan

lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang

yang ada dalam suatu organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan

kegiatan tersebut.9 Sementara itu George R. Terry menjelaskan bahwa

manajemen merupakan sebuah kemampuan dalam mengarahkan dan

9
Nana Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: Falah Pruction, 2000), h. 77.

9
mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia

dan sumber daya lannya.10 Manajemen menurut George R. Terry suatu

proses pengelolaan sumber daya yang ada, serta memiliki empat fungsi

yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

3. Menajemen mutu pendidikan adalah menggerakan lembaga pendidikan

untuk secara terus menerus dan berkesinambungan meningkatkan

kapasitas dan kemampuan lembaganya untuk memenuhi tuntutan

kebutuhan peserta didik dan masyarakat dan mampu bersaing ditengah-

tengah kemajuan globalisasi.

4. Peserta didik

Menurut Suharsismi Arikunto bahwa peserta didik adalah siapa saja yang

terdaftar sebagai objek didik suatu lembaga pendidikan. 11 Menurut UU

Sisdiknas bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi bisa

diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu

jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin

mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non

akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan.

George R. Terry, The Principles of Management (Illionis: Richard D. Irwin Inc. 1973), h. 4.
10

11
Suharsimi Arikunto,Pengelolaan Kelas dan Siswa: sebuah pendekatan evaluasi, Jakarta :
Rajawali

10
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Manajemen Mutu Pendidikan

1. Pengertian Manajemen

11
Terry menjelaskan “manajemen adalah suatu proses atau kerangka

kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang

kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya “managing”

pengelolaan,   sedangkan   pelaksananya  disebut   dengan manager atau

pengelola.12

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan

ilmu karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan

yang secara sistemik berusaha memahami mengapa dan bagaimana  orang 

bekerjasama. Dikatakan  kiat  karena  manajemen mencapai sasaran

melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas.

Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian

khusus untuk mencapai suatu profesi, manajer dan para profesional

dituntut oleh suatu kode etik.13

Stoner dikutip James A.F., menjelaskan manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha

para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.14

Harold menjelaskan bahwa management knowledge is organized

around the basic functions of managers planning, organizing, staffing,

leading and controlling15. (Pengetahuan manajemen adalah pengetahuan

12
Geogre R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, terj. G.A Ticoalu. Cet Ketujuh,
Bumi Aksara Jakarta, 2000 h 1.
13
Nanang Fatah,Landasn Manajemen Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009,h 1
14
James A F. Manajement Perntic/Hall International Englewood Cliffs, New York, 1982,h 8
15
Harold Koontz, Management, Tien Wah Press, Singapore, 1984 h 4

12
terorganisir di sekitar  fungsi  dasar  perencanaan  para  manajer,

pengaturan,  susunan kepegawaian, terkemuka dan mengendalikan).

Mutu secara umum adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari

bidang atau jasa yang menunjukkan dalam kemampuan memuaskan

kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Dalam konteks pendidikan,

pengertian mutu mencakup input, proses, dan  output  pendidikan.16

Poewardarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Mutu” berarti

karat. Baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau derajat (kepandaian,

kecerdasan).17 Pengertian  mutu  secara  umum  adalah gambaran atau

karateristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan

kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan.

Pendidikan yang  bermutu bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya,

dia merupakan hasil dari suatu proses pendidikan berjalan dengan baik,

efektif dan efesien.

Menurut Joremo S. Arcaro mutu adalah gambaran dan karakteristik

menyeluruh  dari  barang  atau  jasa  yang  menunjukkan  kemampuannya

dalam  memuaskan  kebutuhan  yang  diharapkan.  Dalam  konteks

pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan out

put pendidikan.18 Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar menjelaskan bahwa mutu

pendidikan adalah merupakan kemampuan sistem pendidikan yang

16
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Depdiknas, Jakarta, 2001, h 24.
17
Poewadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 1989, h 788.
18
Joremo S Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu,prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Penerapan, Penerbit Riene Cipta, Jakarta, 2005, H 85.

13
diarahkan  secara efektif  untuk  meningkatkan nilai  tambah 

faktor  input agar menghasilkan out put  yang setinggi-tingginya.19

Istilah manajemen mutu dalam pendidikan sering disebut

sebagai Total Quality Manajement (TQM). Aplikasi konsep manajemen

mutu- TQM  dalam  pendidikan  ditegaskan  oleh  Sallis  yaitu  Total

Quality Management  adalah  sebuah  filosofi  tentang  perbaikan  secara

terus-menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada

setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan

harapan para pelangganya, saat ini dan untuk masa yang akan datang.

Definisi tersebut  menjelaskan  bahwa  manajemen  mutu-TQM 

menekankan  pada dua konsep utama. Pertama, sebagai suatu filosofi dari

perbaikan terus menerus (continous improvement) dan kedua,

berhubungan dengan alat- alat dan teknik seperti “brainstorming ” dan

“force field analysis” (analisis kekuatan  lapangan),  yang  digunakan

untuk  perbaikan  kualitas  dalam tindakan manajemen untuk mencapai

kebutuhan dan harapan pelanggan.20

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang di

maksud dengan manajemen mutu adalah suatu proses atau kerangka kerja

dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi penggunaan sumber

daya-sumber daya organisasi lainnya dalam dalam mencapai gambaran

19
Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, PT, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1994, h. 108
20
Sallis Edward, Total Quality Management in Education, Manajemen Mutu Pendidikan, terj
Ahmad Ali Riyadi, et. Al, IRCiSoD, Yogyakarta, 2006, cet. IV, h 73.

14
atau karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukan

kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan.

2. Pengertian Mutu pendidikan

Mutu pendidikan merupakan dua istilah yang berasal dari mutu dan

pendidikan, artinya menunjuk pada kualitas produk yang dihasilkan

lembaga pendidikan atau sekolah. Yaitu dapat di identifikasi dari

banyaknya siswa yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun

yang lain, serta lulusan relevan dengan tujuan.21 Menurut pengertian di

atas sekolah yang bermutu mempunyai beberapa Indikator yaitu :Pertama,

jumlah siswa yang banyak, ini menandakan antusias masyarakat terhadap

lembaga pendidikan sangat tinggi. Kedua, memiliki prestasi akademik

maupun non akademik. Ketiga, Lulusan relevan dengan tujuan lembaga

pendidikan,artinya sesuai standar yang telah di tentukan

oleh sekolah. Mutu menciptkan lingkungan baik pendidikan,

orangtua, pejabat pemerintah, wakil masyarakat, dan pebisnis,

untuk bekerja sama guna memberi peluang dan harapan masa

depan peserta didik. Setiap orang mengharapkan bahkan

menuntut mutu dari orang lain, sebaliknya orang lain juga selalu

mengharapkan dan menuntut mutu dari diri kita. Ini artinya, mutu

bukanlah suatu yang baru, karena mutu adalah naluri manusia.

21
Aan Komarih dan Cepi Tiratna Visonary Leadershif, Menuju Sekolah Efektif. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005) h 5.

15
Mutu secara esensial digunakan untuk menunjukan kepada suatu

penilaian atau penghargaan yang di berikan atau dikenakan

kepada barang (produk) dan/jasa (service) tertentu,berdasarkan

pertimbangan obyektif atas bobot dan kinerjanya. Mutu adalah

suatu cara dalam mengelola suatu organisasi yang bersifat

komprehensif dan trintegrasi yang diarahkan dalam rangka

memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Arcoro, mutu adalah

sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki suatu keluaran yang

dihasilkan.22 Mutu didasarkan pada akal sehat mutu merupakan

keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari sebuah produk.

Pemahaman diatas munujukan bahwa mutu tidak dapat di

definisikan jika tidak terkait dengan kontek tertentu.

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu

memenuhi harapan dan mampu memenuhi keinginkan dan

kebutuhan masyarakat, untuk mewujudkan harapan masyarakat,

sekolah dan guru harus mempunyai harapan yang tinggi terhadap

siswa.

3. Pengertian Manajemen Mutu Pendidikan

Manajemen mutu pendidikan terdiri dari kata manajemen,

mutu, dan pendidikan. Istilah manajemen menurut Abdul Jawad

yaitu : Manajemen berasal dari bahasa Inggris “to manager yang

berarti mengatur, mengurus, atau mengelola, dalam bahasa Arab


22
Arcaro Jerome Qualtyln. Hak 72 Jurnal Studi Islam, Volume 10, No.2 Desember 2015

16
manajemen berasal dari kata “nazama artinya menata, an-nizhaam; at-

tazhiim artinya aktivitas menertibkan, mengatur, dan berpikir yang

dilakukan oleh seseorang sehingga mampu mengurutkan, menata hal-

hal yang ada disekelilingnya sehingga serasi dengan yang lainnya23”.

Secara bahasa baik dari bahasa Inggris maupun bahasa Arab

manajemen mempunyai persamaan makna yaitu mengatur,

menertibkan, mengurus. Istilah yang sama dengan hakikat manajemen

adalah al-tadbir (pengaturan) dari kata dabbara (mengatur)24. Kata

tersebut tercantum dalam Al-Qur’an surat As-Sajadah : 5 Artinya :

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik

kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut

perhitunganmu25”. Isi kandungan ayat tersebut adalah Allah yang

mengatur segala urusan baik di langit maupun dibumi. Dalam dunia

pendidikan manajemen adalah. Aktifitas memadukan sumber-sumber

pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai pendidikan yang telah

ditentukan sebelumnya26.

Secara bahasa mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda,

kadar, taraf, atau derajat (kepandaian, kecerdasan dsb)27. Pendidikan

sesuai UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 1 ayat (1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

23
Muhammad Abdul Jawwad, Menjadi Manajemen Sukses, (Jakarta: Gema Insani, 2004), Cet. Ke-
1, h. 188
24
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2012), Cet. Ket-1, h 1
25
Mahmud Yunus, Op. Cit, H,. 374
26
Made Pidarata, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta : Renika Cipta, 2011), h. 8
27
Lukman Ali, Op. Cit, h 677

17
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara28. Berdasarkan beberapa arti kata dan

pendapat dapat disimpulkan manajemen mutu pendidikan adalah

menggerakkan lembaga pendidikan untuk secara terus menerus dan

berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan

lembaganya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan peserta didik dan

masyarakat dan mampu bersaing ditengah-tengah kemajuan

globalisasi. Konsep Manajemen Mutu Pendidikan Ada tiga tahap

konsep manajemen mutu pendidikan menurut Muhaimin yaitu : Tahap

1 : Infentarisasi, penetapan, stakeholder dan kegiatan utama lembaga

pendidikan ( infentarisir dan penetapan kebutuhan stakeholder,

mengidntifikasi stakeholder potensial, menganalisis stakeholder

potensial); Tahap 2 : Memformulasi strategi lembaga pendidikan

( mengembangkan visi dan misi, penetapan tujuan strategis,

menganalisis SWOT, melakukan pengukuran kinerja, mengidentifikasi

fokus strategi, evaluasi portofolio, Tahap 3 : Mengembangkan rencana

kegiatan utama ( penentuan sasaran, pengembangan rencana program,

penetapan rencana aktifitas, seleksi teknis analisis)29.

28
Tim Redaksi Sinar Grafik, Op. Cit., h. 2
29
Muhaimin, Suti’ah, Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan Aplikasi dalam
Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah /Madrasah, (Jakarta: Kencana Perdana Media
Grop, 2012), Cet,Ket-4, h, 24

18
Konsep manajemen mutu pendidikan dapat dilakukan melalui

tahap-tahap sebagai berikut : Membuat putusan, Merencanakan,

Mengorganisasikan, Mengkomunikasikan, Mengkoordinasikan,

Mengawasi, Menilai30. Membuat putusan melibatkan semua unsur

dengan cara musyawarah. Perencanaan merupakan persiapan yang

terarah dan sistematis agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan

efisien. Mengorgainisasikan bertujuan agar pekerjaan yang akan

dilaksanakan dapat dipertangungjawabkan sesuai tugas dan fungsinya.

Mengkomunikasikan berarti menyampaikan berbagai informasi.

Mengkoordinasikan yaitu mempersatukan sumbangan dan saran dari

anggota. Mengawasi yaitu mengetahui proses. Menilai merupakan

prinsip manajemen untuk mengetahui apakah suatu program mencapai

tujuan atau tidak. Konsep manajemen mutu pendidikan berdasarkan

prinsip TQM ada sepuluh yaitu : Fokus pada pelanggan, Obsi terhadap

kualitas, Pendekatan ilmiah, Komitmen jangka panjang, Kerja sama

Tim, Perbaikan sistem secara berkesinambungan, Pendidikan dan

pelatihan, Kebebasan yang terkendali, Kesatuan tujuan, Keterlibatan

dan pemberdayaan karyawan31. Konsep yang ditawarkan Nasution

pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan konsep yang lain, namun

demikian pendapat Nasution memperhatikan adanya perbaikan sistem

yang berkelanjutan, pendidikan dan pelatihan, dan kebebasan .

Pendapat tersebut senada dengan konsep Saefullah “Reformasi kinerja

30
R. Ibrahim, Op. Cit, h 230
31
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet. Ke-3, h. 18

19
dan tanpa henti melakukan penyempurnaan dan perbaikan32. TQM

merupakan konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen

kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan keseriusan dan perubahan

besar terhadap budaya dan sistem nilai suatu organisasi pendidikan di

madrasah. Ada empat prinsip dalam TQM yaitu: Kepuasan pelanggan,

Respek terhadap setiap orang, Manajemen berdasarkan fakta,

Perbaikan berkesinambungan33.

Unsur-Unsur Manajemen Mutu Pendidikan Manajemen

peningkatan mutu mempersyaratkan integrasi dari berbagai unsur yang

perlu diintegrasikan. Menurut Saefullah unsur-unsur manajemen

terdiri dari : “Pimpinan, Orang-orang yang dipimpin, Tujuan yang

akan dicapai, Kerja sama dalam mencapai tujuan, sarana atau

peralatan manajemen yang terdiri dari man, money, materials,

machine, method, dan market34.

Manajemen mutu pendidikan memerlukan karakteristik

pimpinan yang tertentu. Pemimpin dalam hal ini kepala madrasah

mempunyai peran utama dalam manajemen mutu pendidikan terkait

dengan perencanaan, pengambilan keputusan dan kebijakan,

pengawasan pengendalian proses, evaluasi terhadap kesesuaian antara

konsep dengan realita, dan pengembangan madrasah. Untuk itu

kepemimpinan di madrasah harus dipegang oleh orang-orang yang

memiliki kapabilitas sebagai pemimpin.


32
U. Saefullah, Op. Cit., h 104
33
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), Cet. Ke-3, h. 26
34
U. Saefullah, Op. Cit., h 4

20
B. Pengertian Perkembangan Peserta Didik

1. Pengertian peserta didik

Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan

umum undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran

yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan

tertentu35. Dengan demikian peserta didik adalah orang yang

mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-

cita dan harapan masa depan.

Oemar Hamalik mendefenisikan peserta didik sebagai suatu

komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang

selanjutnya di proses dalam proses pedidikan, sehingga

menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan

pendidikan Nasional. Menurut Abu Ahmadi peserta didik

adalah sosok manusia sebagai individu atau pribadi (manusia

seutuhnya). Individu di artikan “orang seseorang tidak

tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang

pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak di paksa dari

luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri 36. Sedangkan

Hasbullah berpendapat bahwa siswa sebagai peserta didik

35
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, (Bandung
pernama, 2006), h 65
36
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009),h.
205

21
merupakan salah satu input yang ikut menentukan keberhasilan

proses pendidikan37. Tanpa adanya peserta didik ,

sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran. Sebabnya

ialah karena peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran

dan bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan

yang ada pada peserta didik38.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat dikatakan

bahwa peserta didik adalah orang atau individu yang

mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,

minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang

dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima

pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.

C. Hubungan Manajemen Pengembangan Mutu Pendidikan

Dengan perkembangan Peserta didik

1. Upaya meningkatkan mutu pendidikan

Upaya dalam peningkatan mutu pendidikan merupakan

isu yang terus menerus akan menjadi perbincangan dalam

pengelolaan atau manajemen pendidikan. Peningkatan mutu

pendidikan merupakan usaha yang harus di upayakan dengan

terus menerus agar harapan untuk pendidikan yang berkualitas

dan relevan dapat tercapai. Pentingnya manajemen dalam

penyelenggaraan sebuah organisasi merupakan hal yang


37
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), h. 121
38
Departemen Agama, Wawasan tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (t.tp. Direktorat Jendral
Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 47

22
mutlak diperlukan, demikian halnya dengan pendidikan

manajemen merupakan hal yang penting. Lembaga atau

perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan barang

memerlukan manajemen yang baik. 39

Hoy, Jardine and Wood, menjelaskan bahwa mutu dalam

pendidikan adalah evaluasi proses pendidikan yang

meningkatkan kebutuhan untuk mencapai dan proses

mengembangkan bakat dan para pelanggan (peserta didik), dan

pada saat yang sama memenuhi standar akuntabilitas yang di

tetapkan oleh klien (stakeholder) yang membayar untuk proses

atau ouput dari proses pendidikan.40 Tujuan utama pendidikan

adalah mengahasilkan kepribadian atau moralitas manusia

yang matang secara intelektual, emosional, dan spiritual,

karena itu, komponen esensial kepribadian manusia adalah

nilai (values) dan kebajikan (virtues) nilai moralitas dan

kebajikan ini harus menjadi dasar pengembangan kehidupan

manusia yang memiliki kepribadian kebaikan dan kebahagiaan

secara individual maupun social.

2. Peran penting manajemen dalam meningkatkan mutu

terhadap peserta didik Tentunya tidak akan terlepas pisahkan

dari konsep pelayanan total dalam manajemen atau di kenal

39
Sagala, Manajemen strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung : 2011) Alfabeta
Hoy, C. Jardine, C.B. and Wood. M. Improving Quality in Education (London and New York:
40

Falmer Perss: 2005)

23
dengan total quality management (TQM) defenisi TQM yang

di berikan oleh Mars J sangat membantu dalam pendekatan

pada aspek-aspek yang menonjol dalam pendidikan mutu

terpadu adalah sebuah filosofi dengan alat-alat dan proses-

proses implementasi praktis yang di tujukan untuk mencapai

sebuah kultur perbaikan terus menerus yang di gerakan oleh

semua pekerja sebuah organisasi dalam rangka memuaskan

pelanggang-pelanggang implementasi berikutnya sebagai

berikut :

a. Penekanan pada totalitas ini berlaku untuk semua pekerja

dalam pendidikan ini mencakup staf pendukung, stap

pengajar, dan dosen.

b. Terdapat pemahaman bersama-sama tentang nilai-nilai

dan tipe manajemen

c. Terdapat sebuah proses perencanaan yang mengantarkan

pada implementasi praktis.

d. Alat-alat dan proses-proses yang mencakup pengawasan

dan evaluasi

3. Peran Penting Manajemen Mutu Terhadap Peserta Didik.

Berdasarkan paparan teoritis diatas maka dapat kita

ambil benang penghubung bahwa penerapan manajemen

peningkatan mutu atau total quality management dalam suatu

lembaga pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap mutu

24
layanan  lembaga tersebut terhadap konsumen atau pelanggan.

Didukung hasil penelitian dari Umar Faruq Unal bahwa

penerapan Total Quality management dapat

meningkatkan komunikasi, mengangkat semangatkerja

karyawan,  peningkatan produktivitas, meningkatkan efisiensi

proses, dan mengurangi  biaya-biaya yang tidak diperlukan.

Mutu layanan pendidikan bisa  dikatakan baik apabila

konsumen sebagai pelanggan merasa puas terhadap kualitas

layanan yang diberikan oleh lembaga pendidikan tersebut. Hal

itu dapat terwujud jika manajemen peningkatan mutu atau

total quality manajemen dapat diterapkan dengan baik di

lembaga tersebut. Semua fungsi-fungsi manajemen dapat

berjalan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat

tercapai.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Jenis Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian akan di lakukan di sekolah MAN 2 Maluku Tengah

25
2. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskritif kuantitatif, yaitu

penelitian yang di maksudkan untuk mengumpulkan informasi-

informasi mengenai status masalah yang ada, berupa angka-angka

sebagai alat penemuan yang datanya berupa bilangan.41

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dan sampel di perlukan dalam sebuah penelitian untuk

mengumpulakan data dari variabel yang diteliti. Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.42 Populasi adalah sekelompok

orang, benda atau hal yang menjadi sumber pengembalian sampel, atau

sekumpulan syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan syarat

penelitian.43

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-1

MAN 2 Maluku Tengah. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 513

orang.

2. Sampel

41
Arikunto. Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta. 1998). hlm. 56
42
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta 1999). hlm. 84
43
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta Balai Pustaka
1996) hlm. 96

26
Menurut Sugiono sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang di miliki oleh poplasi tersebut, bila populasi besar

dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi.44

Pengambilan sampel dalam penelitian ini yakni 28 orang dari

jumlah populasi sebanyak 513 orang atau sebesar . Pengambilan

sampel sesuai dengan pendapat Arikunto “penentuan pengambilan

sampel apabila kurang dari 100 lebih baik di ambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah

subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih 45

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Secara

spesifik semua fenomena ini disebut variable penelitian. Instrumen-

instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam

sudah banyak tersedia dan telah diuji validitas dan realibitanya.46

Instrumen yang digunakan yaitu berupa angket, hasil observasi dan

dokumentasi. Untuk mengetahui butir-butir angket disusun

berdasarkan variable penelitian dengan indikator variabel.

Instrumen penelitian ini yaitu menggunakan skala Likert yang

mempunyai empat kemungkinan jawaban yang berjumalah genap ini

dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan responden bersikap

44
Sugiyono Op. Cit, hlm.60
45
Suharsimi Arikanto.,op.cit, hlm 134
46
Sugiyono,op,Cit, hlm 102

27
ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas. Dalam hal

peneliti menggunakan empat jawaban alternative jawaban yang

disediakan dalam angket, yaitu sebagai berikut:

1. Selalu sering : diberikan skor 5

2. Sering : diberikan skor 4

3. Jarang : diberikan skor 3

4. Sangat jarang : diberikan skor 2

5. TP : Tidak pernah

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan cara dan Teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan dan mencatat secara sistematik terhadap

gejala dan fenomena yang ada pada Siswa di MAN 2 Maluku

Tengah.

2. Kuisioner

Kuisioner (Angket) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang di

gunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang di ketahuinya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,rapat,

lengger, agenda dan sebagainya47

47
Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka Cipasta,
2002), hlm. 132

28
Dokumen resmi banyak terkumpul di tiap kantor atau lembaga

diantaranya ada yang mudah diperoleh dan terbuka bagi umum dan ada pula

yang bersifat intern. Bahkan ada yang sangat dirahasiakan demi keamanan dan

kepentingan lembaga atau Negara.

Metode penelitian ini juga peneliti gunakan untuk memperoleh data

tentang, se jarah berdirinya MAN 2 Maluku Tengah keadaan peserta didik,

data guru dan struktur organisasi serta data-data yang berkenaan dengan

penelitian.

E. Jenis Data

Data yang di perlukan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.48 Maksudnya yaitu, data yang

didapat yaitu berupa data yang didapat dari sumber pertama baik individu

atau perorangan yang berupa tanggapan responden yang didapat dari

penyebaran kuisioner (angket). Sehingga data ini diperoleh langsung dari

subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukur / alat pengambilan

data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari, data

primer

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi lain,

biasanya telah diterbitkan dalam bentuk dokumen-dokumen yangbukan

diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari


48
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yongyakarta: ANDIOffset,2001), hlm.25

29
birostatistic, majalah, keterangan-keterangan/publikasi lainnya.49 Maksud

dari penelitian itu dapat di artikan data pendukung yang diperoleh secara

tidak langsung dari objek penelitian yang berupa literature dan data-data

dari sekolah tersebut, seperti nilai raport siswa, sejarah Man 2 Maluku

Tengah, stuktur organisasi dan lain sebagainnya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan setelah data terkumpul dari hasil

pengumpulan data, perlu segera di analisis oleh penelitian di olah dengan

rumus statistik.50 Untuk menganalisa hubungan manjemen pengembangan

mutu pendidikan (variabel X ) dan terhadap perkembangan peserta didik

MAN 2 Maluku Tengah (variabel Y), peneliti menggunakan pengujian

hipotesis asosiatif dengan rumus “ Korelasi pearson product momen”. 51

Validitas instrumen di uji dengan rumus Product Moment sebagai berikut:

n ( ∑ XY ) −( ∑ X ) −( ∑ Y )
r Xy = 2 2
√(n (∑ X ) (∑ X ) )( n (∑ Y ) (∑ Y ) )
2 2

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi pearson product moment

∑X = Jumlah skor dalam sebaran X

∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y

49
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1998)
50
Margono.S.Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bineka Cipta. 2009) hlm.76
51
Ibid.88

30
∑XY = Jumlah skor X dan Y

∑ x 2 = Jumlah hasil yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y 2 = Jumlah hasil yang dikuadratkan dalam sebaran Y

n = Jumlah sampel (Responden)

Perhitungan reliabiltas instrumen dalam suatu penelitian bertujuan untuk

mengetahui konsistensi dan taraf kepercayaan suatu instrumen. Koefisien

reliabilitas instrumen di hitung dengan menggunakan rumus Alpa Cronbach

yang di maksud adalah :

2
∑ Si
r= [ ][
k
k−1
1−
S t2 ]

Keterangan :

r = koefesien realibilitas instrumen

k =jumlah butir instrumen

∑Si 2 = varians butir

St 2= varians total

Dalam aplikasinya, realibilitas dinyatakan oleh koefisien (r11) yang

angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 0.11. semakin tinggi

koefisien reliabilitas mendekati 1.0 berarti semakin tinggi reliabilitas,

31
sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin

rendah realibilitasnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum MAN 2 Maluku Tengah

1. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Negeri 2 Maluku Tengah

Madrasah Aliyah Negeri 2 Maluku Tengah, pada awalnya adalah MA Al-

Ishlah, Madrasah swasta yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Al-

Ishlah Masohi yang didirikan pada tanggal 14 April 2004. Pendiriannya

diprakarsai oleh beberapa tokoh masyarakat Muslim yang prihatin akan

surutnya Sumber Daya Manusia (SDM) pada tingkat lulusan Sekolah Menengah

Umum bernuansa Islami di Maluku Tengah. Penyebab utamanya adalah imbas

32
krisis multidimensi di Negara kita terlebih lagi dampak konflik kemanusiaan

yang berlangsung di sebagian besar Maluku dan Maluku Tengah khususnya,

hingga sedikit banyak berdampak negatif terhadap sendi-sendi kehidupan

masyarakat, termasuk dunia pendidikan.

Kemudian beralih status menjadi Madrasah Aliyah Negeri Seram

Masohi, Legalitas Madrasah Aliyah Negeri “Seram” Masohi telah diakui

berdasarkan Keputusan Menteri Agama R.I., No. 49 Tahun 2009, Tanggal 16

Maret 2009, yakni Tentang Peralihan Status MA Al-Ishlah Menjadi Madrasah

Aliyah Negeri “Seram” Masohi.

Kemudian mengalami perubahan nama menjadi Madrasah Aliyah Negeri

2 Maluku Tengah, legalitas Madrasah Aliyah Negeri 2 Maluku Tengah telah

diakui berdasarkan Keputusan Menteri Agama R.I., No. 665 Tahun 2016,

Tanggal 17 November 2016, yakni Tentang Perubahan nama Menjadi Madrasah

Aliyah Negeri 2 Maluku Tengah.

Kehadiran MAN 2 Maluku Tengah ini, adalah sebagai jawaban atas

tuntutan ideologis masyarakat muslim Kota Masohi, akan hadirnya sebuah

lembaga pendidikan berciri Islami pada tingkatan Sekolah Menengah Umum

atau Madrasah Aliyah yang dikelola Pemerintah (Madrasah Aliyah Negeri) di

Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah, guna menjadi sarana belajar yang

berkualitas dan kompeten di bidang agama Islam. Mengingat beberapa lembaga

pendidikan setingkat SMA yang ada hanya mengajarkan ilmu-ilmu yang umum

saja, dan sedikit sekali mengkaji ilmu-ilmu agama Islam. 52

2. Data Profil Lembaga

52
Harman Muh. Ali, S.Ag, Sejarh MAN 2Maluku Tengah, (06,07,2020)

33
A. Identitas

1) Nomor Statistik Madrasah :131181010002

2) NPSN : 60105607

3) Waktu Belajar : Pagi

4) Nama Madrasah : MA. NEGERI 2 MALUKU

TENGAH

5) NPWP : 00678176394000

6) Nomor Telepon : (0914) 22099

7) NISM : 131181010002

8) Status Madrasah : Negeri

9) Alamat : Jl. Lintas Seram – Masohi, Desa

Haruru

10) e-mail : manseram@yahoo.com

B. Data Kepala Madrasah

1) Nama Lengkap dan Gelar : Harman Muh. Ali, S.Ag

2) Jenis Kelamin : Laki-Laki

3) Status Kepegawaian : PNS

4) NIP : 196905242002121001

5) Pendidikan Terakhir : S.I PAI

6) Nomor Telepon : 081247486169

C. Alamat Madrasah

34
1) Jalan/Kampung : Desa Haruru Jln. Lintas Seram Masohi

Kec. Amahai

2) Propinsi Maluku : Maluku

3) Kabupaten Kota : Maluku Tengah

4) Kecamatan : Amahai

5) Desa/Kelurahan : Haruru

6) Kode Pos : 97516

7) Latitude (Lintang) : LS 3° 17I52II

8) Longitude (Bujur) : LT 128° 58I28II

D. Website dan E-mail

1) Alamat Website : http://www.man-seram.sch.id

2) Alamat E-mail : manseram@kemenag.go.id

E. Informasi Dokumen Perijinan

1) Tahun berdiri : 2009

2) No. SK Pendirian : SK MENAG NO. 49

3) Tgl SK Pendirian : 06 Maret 2009

4) No. SK Izin Operasional : DT.I.I/PP.03.2/197/2009

5) Tgl SK Izin Operasional : 16 Maret 2009

6) No. SK Perubahan Nama Madrasah : KMA. No. 665 Tahun 2016

7) Tgl SK Perubahan Nama Madrasah : 17 November 2016

8) Status Akreditas :A

9) Tahun Akreditasi : 2018

10) Nomor SK Akreditasi :15/BAN-

S/M/PROMAL/XII/2018

F. Informasi Kelompok Kerja Madrasah (KKM)

35
Status dalam KKM : Induk

Jumlah Anggota KKM : 11 Lembaga

Komite Madrasah : Sudah Terbentuk

G. Informasi Penyelenggara Madrasah (diisi Khusus Madrasah Swasta)

H. Data Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Khusus Madrasah Swasta 53

3. Visi Misi Dan Tujuan

a. Visi

TERWUJUDNYA MADRASAH YANG BERPRESTASI DAN

BERAKHLAK KARIMAH

b. Misi

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan budi

pekerti luhur

2. Menyelenggarakan PBM secara optimal yang dilandasi semangat

keislaman

3. Meningkatkan prestasi di bidang kurikuler dan ekstra kurikuler

4. Mewujudkan lingkungan madrasa yang bersih,sehat, indah dan

nyaman.

c. Tujuan

1. Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memadai

2. Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien yang

sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dengan menerapkan

pembelajaran saintifik yang mencakup domain sikap, pengetahuan dan

keterampilan serta melakukan penilaian autentik

3. Meningkatkan masing-masing komponen madrasah (Kepala

Madrasah, tenaga pendidik, karyawan, peserta didik dan komite


53
Saiful Mubin,ST, Data Profil Lembaga MAN 2 Maluku Tengah (14,07,2020)

36
madrasah) untuk bersama-sama melakukan kegiatan yang inofatif

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) masing-masing

4. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler dengan mewajibkan kegiatan

kepramukaan keseluruh warga , melalui kegiatan gugus depan MOS

dan kegiatan akhir pecan

5. Mewujudkan kegiatan berkualitas kelulusan yang memiliki sikap,

pengetahuan dan keterampilan yang seimbang, serta meningkatkan

jumlah lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi.

6. Menyusun dan melaksanakan tata tertip dan segala ketentuan yang

mengatur segala operasional warga madrasah.

7. Meningkatkan kualitas semua sumber daya manusia baik tenaga

pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik melalui berbagai

kegiatan dan pembiasaan.54

4. Letak Geografis

Madrasah Aliyah Negeri 2 Maluku Tengah terletak di Desa Haruru

Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku, Latitude

(Lintang) -3.296392 dan Longitude (Bujur) 131.57002, pada bagian timur

berbatasan dengan Wilayah Kampung Baru, sedangkan bagian barat berbatasan

dengan jalan raya LintasSeram Kota Masohi dan, sebelah selatan berbatasan

dengan pemukiman warga Kampung Baru Air Pepaya, dan sebelah utara

berbatasan dengan Kampus Universitas Darussalam Masohi.

Madrasah Aliyah Negeri 2 Maluku Tengah memiliki 1 Bangunan Masjid,

1 bangunan bagian kantor terdiri dari ruang kepala madrasah, kepala tata usaha,

dan ruang dewan guru. 1 ruang Perpustakaan, 1 ruangan Laboratorium Fisika, 1


54
saiful Mubin,ST, Visi Misi dan Tujuan MAN 2 Maluku Tengah (14,07,2020)

37
ruangan Laboratorium Kimia, Dan 14 ruangan belajar mengajar, terdiri dari

kelas X IPA-IPS, XI IPA-IPS, XII IPA- IPS, Serta memiliki 3 bilik WC di

antaranya 1 WC guru dan 2 WC siswa.

Madrasah Aliyah Negeri 2 Maluku Tengah berada dilingkungan yang

sangat strategis dari berbagai arah yang berada di ujung perbatasan antara Kota,

Desa dan Kampung, mudah di jangkau dengan berbagai alat transportasi

termasuk kendaraan umum, dan di sisi lain masyarakat lingkungan MAN 2

Maluku Tengah cukup respon atas keberadaannya. Begitu pula partisipasinya

sangat baik, dari masyarakat dan sekolah. 55

5. DATA SARANA PRASARANA

a. Tanah dan Bangunan

Luas Tanah : 9.375 M2

Luas Bangunan : 1035 M2

b. Sarana Pendukung belajar / Mengajar

Mengenai Sarana Pendukung belajar/Mengajar di MAN 2 Maluku

Tengah jelasnya dapat di lihat pada table di bawah ini.

Tabel 1.
Sarana Pendukung belajar/Mengajar di MAN 2 Maluku Tengah
T.A.2020-2021
Kondisi (Unit)
Ket
No Jenis Ruang
Baik Rusak Rusak
Ringan berat
1 Ruang Kelas Baik - - 13
Ruang
2 Ruang Kepala - - - -
Madrasah

55
Saiful Mubin,ST, Letak Geografis MAN 2 Maluku Tengah (14,07,2020)

38
3 Ruang Guru - - - -
4 Ruang Tata Usaha - - - -
5 Ruang Laboratorium Baik - - 1
Fisika Ruang
6 Ruang Laboratorium Baik - - 1
Kimia Ruang
7 Ruang Laboratorium - - - -
Biologi
8 Ruang Laboratorium -
- - -
Komputer
9 Ruang Laboratorium - - - -
Bahasa
10 Ruang Perpustakaan Baik - - 1
Ruang
11 Ruang UKS - - - -
12 Ruang Ketrampilan - - - -
13 Ruang Kesenian - - - -
14 Ruang BK - - - -
15 Mesjid Baik - - 1
16 Ruang Toilet Guru - Rusak - 1
Ringan
17 Ruang Toilet Siswa - Rusak - 1
Ringan
Sumber penerangan : PLN

c. Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada Peserta Didik dengan

kapasitas siswa per kelas sebanyak 25 orang dengan jumlah siswa

sebanyak 513 orang, dan jumlah ruangan yang tersedia sebanyak 13 ruang,

maka kebutuhan RKB sebanyak 7 ruang.56

56
Saiful Mubin,ST, Data Sarana Prasarana MAN 2 Maluku Tengah (14,07,2020)

39
6.

40
7. Jumlah Guru dan Pegawai di MAN 2 Maluku Tengah

a. Jumlah Guru di MAN 2 Maluku Tengah

Mengenai jumlah guru PNS dan non PNS di MAN 2 Maluku Tengah

jelasnya dapat di lihat pada table di bawah ini.

Tabel 2.

Jumlah guru PNS dan non PNS di MAN 2 Maluku Tengah

T.A.2020-2021

NO NAMA / NIP JENIS KELAMIN KET


Harman Muh. Ali, S.Ag
1 L PNS
NIP.19690524 200212 1 001
Hasrun, S. Pd PNS
2 L
NIP. 19710124 200312 1 001
Fatma Amahoroe, S. Pd PNS
3 P
NIP. 19781112 200312 2 003
Abdul Wahid Simal, S.Pd PNS
4 L
NIP. 19751228 200312 1 001
5 Nani Suryani, S. Pd
P PNS
  NIP. 19790701 200501 2 005
6 Yana Nuryaman, S. Ag
L PNS
  NIP. 19740512 200501 1 006
Saripa Tuasamu, S. Pd
7 P PNS
NIP.19810911 200501 2 016
Hayati Patty, S.Pdi
8 P PNS
NIP. 19791210 200501 2 003
Kamaluddin, S.Pd
9 L PNS
NIP. 19750814 200312 1 003
Sitti Nurniati Pema, S. Ag
10 P PNS
NIP. 19760527 200604 2 001
Fridah, S. Pd
11 P PNS
NIP. 19810326 200604 2 001
Mulyati, S.Pd
12 P PNS
NIP. 19720902 200604 2 001
Suhardin, S.Pd
13 L PNS
NIP. 19801221 200604 1 014
14 Nur Mubaiyanah, S.Ps.i P PNS

41
NIP. 19790423 200901 2 004
Nur Hasna Sopalatu, S.Pd.I PNS
15 P
NIP. 19821217 200912 2 001
La Ode Ilham, S.IP PNS
16 L
NIP. 19820502 200912 1 003
Mokaram Tomagola, S.Pd
17 L PNS
NIP.197103081998021001
Ratna Wati Kudu, S.Pd.I
18 P Honor
NIP. 19860905 2014112001

19 La Enu, S. Pd L Honor

20 Venty Indra Purnawati, SE P Honor


21 Muhammad Amin, S.Pd L Honor
22 La Ode Harpal, S.Pd L Honor
23 La Firman, S.Pd L Honor
24 Suwardi Samsuddin, S.Pd L Honor
25 Nawawi Rahakbauw, S.Pd L Honor
26 Titi Sundari Elly, S.Pd P Honor
27 Saiful Mubin,ST L Honor
28 Hafiun Dahlan, S.PdI L Honor
29 Maya Tuasalamony, S.Pd P Honor
30 Muhammad Rifai Kelebia, S.S L Honor
31 Sari Bulan, S.Pd.I P Honor
Muhammad Haris Kapitanhitu,
32 L Honor
S.Pd
33 La Inu, S.Pd L Honor
sumber Data: MAN 2 Maluku Tengah Tahun 2020

Jumlah Guru di MAN 2 Maluku Tengah, berjumlah 33 Guru, 18 PNS 15

Honor.

b. Jumlah Pegawai di MAN 2 Maluku Tengah

Menganai jumlah pegawai Tata Usaha dan Staf Tu Honorer di

MAN 2 Maluku Tengah untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 3.

42
Keadaan Pegawai Tata Usah pada MAN 2 Malukku Tengah

T.A.2020-2021

L/P
NO NAMA / NIP Pendidikan Jabatan /Fungsi

Apandi Basir
1 S1 Kepala TU
NIP. 19651113 198703 1 001 L
Roni Rukua Bendahara
2 SMEA
NIP. 19600818 198703 2 001 P Pengeluaran
Aisa Muhammad
3 MA Staf TU
NIP. 19610507 198703 2 001 P
Jalil Tarawatu Pengadministrasian
4 MA
NIP. 19781021 200910 1 001 L
Ramna La Mura, S. Ag Fungsional
5 S1
NIP.19760414 2014112002 P Umum
Djasman Fungsional
6 SMU
NIP. 19840522 201411 1 001 L Umum
Munawar Fungsional
7 SPP
NIP.19730504 2014111002 L Umum
Mohamad Fungsional
8 L SMU
NIP.19850513 2014111001 Umum
Anil Hayati Pary SMA Fungsional
9
NIP.19860503 2014112003 P Umum
Karim La Simpi Fungsional
10 SMA
NIP.19710612 2014111003 L Umum
Sahune Soumory Fungsional
11 L SMA
NIP.19680104 2014111003 Umum
Ode Zakiah
12 P SMA Staf TU
NIP.
Sumini Nasarudin
13 P SMA Staf TU
NIP .
Sabtu Ode
14 L SMA Cleaning Service
NIP.

sumber Data: MAN 2 Maluku Tengah Tahun 2020. 57

57
Saiful Mubin,ST, Jumah Guru dan Pegawai MAN 2 Maluku Tengah (14,07,2020)

43
B. Hasil Penelitian

1. Deskritif subjek penelitian

Madrasah Aliyah Negeri 2 Maluku Tengah memiliki beberapa

sebagian antara lain total sampel siswa pada MAN 2 Maluku Tengah

kelas XI IPA-1 berjumlah 28 orang. Laki-laki dengan jumlah 12 orang

dan Perempuan dengan jumlah 16 orang.

Tabel 4

Distribusi berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Presentasi (%)


Laki-laki 12 45%
Perempuan 16 55%
Total 28 100%
Berdasarkan tabel distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

responden laki-laki berjumlah 12 orang dan responden perempuan berjumlah 16

orang dan responden keseluruhan berjumlah 28 orang

2. Uji kualitas instrumen

Uji instrumen yang dilakukan pada penelitian menggunakan uji

validitas instrumen penelitian digunakan untuk pengukur instrumen.

Hal ini digunakan untuk mendapatkan data yang valid dari instrumen

yang valid. Pertimbangan penerimaan atau penolakan validitas

44
adalahdengan membandingkan nilai corrected Itm-Total correlation

yang dinyatakan sebagai r- hitung dengan r-tabel.dengan dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut.

b. Bila r-hitung (corrected Itm-Total correlation) bernilai negatif dan

lebih besar dari r-tabel (r-hitung > dari r-tabel <) maka butir atau

variabel tersebut valid.

c. Bila r-hitung (corrected Itm-Total correlation) bernilai negatif dan

lebih kecil dari r-tabel (r-hitung < dari r-tabel >) maka butir atau

variabel tersebut tidak valid.Pengujian terhadap masing-masing

tabel dilakukan dengan cara oneshoot yaitu dilakukan dengan 1

kali pengambilan data, adapun hasil penelitian masing-masing

instrumen di uraikan sebagai masing-masing diuraikan.

3. Uji validitas dan realibitas instrument Manajemen pengembangan

mutu pendidikan

Uji validitas digunakan untuk mengujuk sesuatu yang menjadi

sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrument

tersebut.suatu instrument dinyatakn valid apabila mampu mencapai

tujuan pengukuran, yaitu mengukur yang ingin diukur dan mampu

mengungkapkanya apa yang ingin diungkapkannya. Uji validitas yang

digunakan yaitu analisis scale yang melihat table item total statistic

pada kolom corrected Itm-Total correlation kemudian dibandingkan

45
dengan nilai r-tabel (5%) dikatakan valid jika nilai corrected Itm-Total

correlation lebih besar dari r-tabel =0,374

Table 5

hasil uji validitas instrument Manajemen pengembangan mutu


pendidikan

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TTLP
P1 Pearson Correlation .
1 .418* .264 .377* .104 .428* .120 .302 .012 .407* **
717
Sig. (2-tailed) .027 .174 .048 .597 .023 .543 .118 .950 .032 .000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
* * * *
P2 Pearson Correlation .418 1 .387 .036 -.225 .202 .222 .447 -.075 .453 .624**
Sig. (2-tailed) .027 .042 .855 .250 .302 .257 .017 .704 .015 .000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
P3 Pearson Correlation .264 .387* 1 .323 -.137 .008 -.075 .255 -.117 .141 .378
Sig. (2-tailed) .174 .042 .094 .486 .966 .705 .191 .553 .475 .052
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
*
P4 Pearson Correlation .377 .036 .323 1 -.051 .351 .000 .116 -.188 .183 .429*
Sig. (2-tailed) .048 .855 .094 .796 .067 1.000 .557 .339 .351 .023
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
P5 Pearson Correlation .104 -.225 -.137 -.051 1 .273 .274 -.065 -.045 -.091 .566
Sig. (2-tailed) .597 .250 .486 .796 .160 .158 .742 .819 .644 .397
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
* **
P6 Pearson Correlation .428 .202 .008 .351 .273 1 .248 .480 -.117 .191 .643**
Sig. (2-tailed) .023 .302 .966 .067 .160 .203 .010 .552 .331 .000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
**
P7 Pearson Correlation .120 .222 -.075 .000 .274 .248 1 .101 .576 .087 .521**
Sig. (2-tailed) .543 .257 .705 1.000 .158 .203 .609 .001 .661 .004
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
* ** **
P8 Pearson Correlation .302 .447 .255 .116 -.065 .480 .101 1 -.016 .544 .639**
Sig. (2-tailed) .118 .017 .191 .557 .742 .010 .609 .936 .003 .000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
**
P9 Pearson Correlation .012 -.075 -.117 -.188 -.045 -.117 .576 -.016 1 -.011 .680
Sig. (2-tailed) .950 .704 .553 .339 .819 .552 .001 .936 .956 .360
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
P10 Pearson Correlation .407* .453* .141 .183 -.091 .191 .087 .544** -.011 1 .601**
Sig. (2-tailed) .032 .015 .475 .351 .644 .331 .661 .003 .956 .001

46
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
TTLP Pearson Correlation .717** .624** .371 .429* .166 .643** .521** .639** .180 .601** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .052 .023 .397 .000 .004 .000 .360 .001
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
Berdasarkan hasil uji validitas pada table di atas dapat disimpulkan secara rinci

pada table dibawah ini.

Table 6

Hasil perhitungan uji Validitas

Manajemen pengembangan mutu pendidikan

Variable
r hitung r table 5% Keterangan

X1 0,717 0,374 Valid

X2 0,624 0,374 Valid

X3 0,378 0,374 Valid

X4 0,429 0,374 Valid

X5 0,766 0,374 Valid

X6 0,643 0,374 Valid

X7 0,521 0,374 Valid

X8 0, 689 0,374 Valid

X9 0, 680 0,374 Valid

X10 0,601 0,374 Valid

47
Hasil uji validitas pertanyaan satu sampai dengan 10 butir semua nilainya

lebi besar dari pada r table 0,374 (r-tabel) sehingga pertanyaan tersebut dikatakatn

valid maka selanjutnya tinggal menguji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas terhadap

10 soal tersebut tertera pada table sebagai berikut.

Tabel 7
Uji reliabilitas manajemen pengembangan mutu pendidikan

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Cronbach's
Items N of Items
Alpha

.694 .754 11

Uji realibilitas statistic didasarkan pada nilai Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items nilai tersebut 0,754 > 0,374 sehingga data penelitian cukup baik

dan reabilitas untuk digukan sebagai input dalam proses penganalisaan data guna

menguji hipotesis penelitian.

4. Uji validitas dan realibitas instrument Perkembangan Peserta Didik

Uji validitas digunakan untuk mengujuk sesuatu yang menjadi sasaran pokok

pengukuran yang dilakukan dengan instrument tersebut.suatu instrument dinyatakn

valid apabila mampu mencapai tujuan pengukuran, yaitu mengukur yang ingin diukur

dan mampu mengungkapkanya apa yang ingin diungkapkannya. Uji validitas yang

digunakan yaitu analisis scale yang melihat table item total statistic pada kolom

48
corrected Itm-Total correlation kemudian dibandingkan dengan nilai r-tabel (5%)

dikatakan valid jika nilai corrected Itm-Total correlation lebih besar dari r-tabel

=0,374.

Table 8

hasil uji validitas instrument Perkembangan Peserta Didik


Correlations

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 TTLK

K1 Pearson Correlation 1 .215 -.200 -.237 -.101 -.046 -.142 -.004 -.181 -.012 .015

Sig. (2-tailed) .272 .307 .224 .607 .818 .470 .984 .357 .950 .941

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

K2 Pearson Correlation .215 1 .254 -.163 .049 -.173 -.192 .171 -.115 -.058 .205

Sig. (2-tailed) .272 .192 .407 .805 .377 .327 .384 .561 .770 .294

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

K3 Pearson Correlation -.200 .254 1 .014 .124 -.132 .033 -.362 -.015 -.073 .153

Sig. (2-tailed) .307 .192 .944 .529 .502 .869 .058 .941 .710 .438

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

K4 Pearson Correlation -.237 -.163 .014 1 .358 .003 -.150 -.276 -.075 -.135 .152

Sig. (2-tailed) .224 .407 .944 .061 .987 .447 .155 .705 .493 .440

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

K5 Pearson Correlation -.101 .049 .124 .358 1 .364 .078 -.003 .034 -.088 .551**

Sig. (2-tailed) .607 .805 .529 .061 .057 .692 .989 .865 .658 .002

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

K6 Pearson Correlation -.046 -.173 -.132 .003 .364 1 .293 .241 .159 -.110 .463*

Sig. (2-tailed) .818 .377 .502 .987 .057 .130 .217 .418 .576 .013

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

49
K7 Pearson Correlation -.142 -.192 .033 -.150 .078 .293 1 .194 .132 .278 .409*

Sig. (2-tailed) .470 .327 .869 .447 .692 .130 .322 .502 .152 .031

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

K8 Pearson Correlation -.004 .171 -.362 -.276 -.003 .241 .194 1 .589** .545** .567**

Sig. (2-tailed) .984 .384 .058 .155 .989 .217 .322 .001 .003 .002

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

K9 Pearson Correlation -.181 -.115 -.015 -.075 .034 .159 .132 .589** 1 .584** .595**

Sig. (2-tailed) .357 .561 .941 .705 .865 .418 .502 .001 .001 .001

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

K10 Pearson Correlation -.012 -.058 -.073 -.135 -.088 -.110 .278 .545** .584** 1 .522**

Sig. (2-tailed) .950 .770 .710 .493 .658 .576 .152 .003 .001 .004

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

TTLK Pearson Correlation .015 .205 .153 .152 .551** .463* .409* .567** .595** .522** 1

Sig. (2-tailed) .941 .294 .438 .440 .002 .013 .031 .002 .001 .004

N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil uji validitas pada table di atas dapat disimpulkan secara rinci

pada table dibawah ini.

Table 9

Hasil uji validitas

Perkembangan peserta didik

Variable r hitung r table 5% Keterangan


Y1 0,717 0,374 Valid
Y2 0,624 0,374 Valid

50
Y3 0,371 0,374 Valid
Y4 0,429 0,374 Valid
Y5 0,166 0,374 Valid
Y6 0,643 0,374 Valid
Y7 0,521 0,374 Valid
Y8 0, 689 0,374 Valid
Y9 0, 180 0,374 Valid
Y10 0,601 0,374 Valid

Hasil uji validitas pertanyaan satu sampai dengan butir 10 semua

nilainya positif dan nilainya dari pada r table 0,374 (r-tabel) sehingga

pertanyaan tersebut dikatakatn valid maka selanjutnya tinggal menguji reliabilitas.

Hasil uji reliabilitas terhadap 10 soal tersebut tertera pada table sebagai berikut.

Table 10

Uji reliabilitas Perkembangan peserta didik

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.629 .540 11

Uji realibilitas statistic didasarkan pada nilai Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items nilai tersebut 0,540 > 0,374 sehingga data

51
penelitian cukup baik dan reabilitas untuk digukan sebagai input dalam

proses penganalisaan data guna menguji hipotesis penelitian.

Table 11
Hasil perhitungan variable X dan variable Y
Manajemen
NO perkembanga
pengembanagan X.Y X Y
. n peserta didik
mutu pendidikan
1 39 45 1755 1521 2025
2 38 46 1748 1444 2116
3 40 44 1760 1600 1936
4 44 42 1848 1936 1764
5 43 45 1935 1849 2025
6 46 48 2208 2116 2304
7 44 38 1672 1936 1444
8 45 44 1980 2025 1936
9 45 38 1710 2025 1444
10 42 46 1932 1764 2116
11 43 41 1763 1849 1681
12 43 44 1892 1849 1936
13 46 43 1978 2116 1849
14 41 43 1763 1681 1849
15 46 46 2116 2116 2116
16 46 43 1978 2116 1849
17 47 45 2115 2209 2025
18 45 44 1980 2025 1936
19 48 46 2208 2304 2116
20 41 47 1927 1681 2209
21 45 46 2070 2025 2116
22 46 44 2024 2116 1936
23 48 44 2112 2304 1936
24 48 42 2016 2304 1764
25 44 45 1980 1936 2025
26 48 44 2112 2304 1936
27 45 45 2025 2025 2025
28 44 44 1936 1936 1936
5454 5511 5435
1240 1232 3 2 0

52
Dari table hasil perhitugan variable X dan variable Y di atas, maka

diperoleh hasil masing-masing perhitungan dimana ∑X=1240, ∑Y=1232,

∑X.Y=54543, ∑x2=55112, ∑y2=54350

Dengan demikian dapat dihitung koefisiensi pengaruhnya sebagai berikut

n ( ∑ XY )( ∑ X )( ∑ Y )
r Xy = 2 2
√(n (∑ X )−(∑ X ) )( n (∑ Y )−(∑ Y ) )
2 2

28 ( 55539 )− (1263 ) . ( 1232 )


=
√28 ( 57085 ) −( 1595169 ) ¿ ¿ ¿
1555092−155475
=
√ {1598380−1595169 } {1519364−1515361}
339
=
√( 3211 ) (4003)
339
=
3585.196368

= 0,094

C. Pembahasan Penelitian

Peneliti mengemukakan dalam kajian teori bahwa manajemen

peengembagan mutu pendidikan di MAN 2 Maluku Tengah terhadap

sistem pengembangan mutu pendidikan di Kelas XI IPA 1. sesuai dari

perhitungan diatas ternyata angka nilai koofisien korelasi antara hasil

penyebaran tentang manajemen pengembangan mutu pendidikan terhadap

perkembangan peserta didik di MAN 2 Maluku Tengah sebesar 0,094

dengan kata lain niai rxy sebesar 0,094.

53
Sehingga nilai r table lebih besar dari nilai rxy maka dua hipotesis

yang di ajukan berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumya

diperoleh bahwa Ha ditolak dan Ho diterima,sehingga tidak ada hubungan

antara manajemen pengembangan mutu pendidikan terhadap

perkembangan peserta didik.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang

telah dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa antara

variable x dan y yaitu hubungan manajemen pengembangan mutu

pendidikan terhadap perkembangan peserta didik tidak memiliki

hubungan. Hubungan tersebut masuk dalam katagori tidak ada

korelasi. Artinya, hubungan antara manajemen pengembangan

mutu pendidikan dengan perkembangan peserta didik dianggap

tidak ada korelasi.

Nilai korelasi yang didapat berkatagori tidak ada korelasi,

yaitu 0,009 yang artinya korelasi antara manajemen

pengembangan mutu pendidikan dengan perkembangan peserta

didik sebesar 0,009. Hal ini berarti hubungan korelasi sangat

lemah yang interpretasi 0,00 - 0,20.

B. Saran

54
Berdasarkan hasil yang di peroleh dari penelitian, saran

yang dapat disumbangkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian yang

sejenis disarankan tidak hanya diteliti manajemen

pengembangan mutu pendidikan tetapi hendaknya

dipertimbangkan juga faktor-faktor yang lain yang

mempengaruhi manajemen pengembangan mutu pendidikan

terhadap perkembangan peserta didik dan sebagainya.

2. Kepada kepala Madrasah MAN 2 Maluku Tengah untuk

tetap memperhatikan dan memberikan motivasi terhadap

pendidik/tenaga kependidikan agar lebih mampu dan

berkomitmen dalam menjalankan tugasnya.

3. Kepada pihak guru untuk lebih mampu membangkitkan gairah

dan semangat kerja guru guna memperoleh proses hasil belajar

mengajar dengan baik.

55
DAFTAR PUSTAKA

Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, (1994) Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu

Pengantar, Bandung PT, Remaja Rosdakarya

A.Malik Fadjar, 2002 School Based Management. (Jakarta: Logos)

Arcaro Jerome Qualtyln. Hak 72 Jurnal Studi Islam, Volume 10, No.2 Desember

2015

Departemen Agama,2005 Wawasan tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (t.tp.

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam)

Depdiknas, 2001 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Depdiknas,

Jakarta

Djauzak Ahmad, 1996 Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar,

(Jakarta: Depdikbud)

Geogre R. Terry dan Leslie W. Rue, 2000 Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta terj.

G.A Ticoalu. Cet Ketujuh, Bumi Aksara

Harold Koontz, 1984 Management, Tien Wah Press, Singapore

Hasbullah, 2010 Otonomi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Pers)

56
Hoy, C. Jardine, C.B. and Wood. M.2005 Improving Quality in Education

(London and New York: Falmer Perss)

James A F. 1982 Manajement Perntic/Hall International Englewood Cliffs, New

York

Joremo S Arcaro, 2005 Pendidikan Berbasis Mutu,prinsip-prinsip Perumusan

dan Tata Langkah Penerapan, Jakarta Penerbit Riene Cipta

Lukman Ali, Op. Cit, h 677

Made Pidarata, 2011 Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta : Renika Cipta)

Mahmud Yunus, Op. Cit,

Muhammad Abdul Jawwad, 2004 Menjadi Manajemen Sukses, (Jakarta: Gema

Insani)

Muhaimin, Suti’ah, Sugeng Listyo Prabowo, 2012 Manajemen Pendidikan

Aplikasi dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah /Madrasah, Jakarta:

Kencana Perdana Media Grop

Mujamil Qomar, 2005 Epstimologi pendidikan Islam dari metode Rasional

Hingga Metode Kritik, Jakarta: Erlangga

M.N. Nasution, 2004 Manajemen Mutu Terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia

M.N. Nasution, 2004 Manajemen Mutu Terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia

Nanang Fatah, 2009 Landasn Manajemen Pendidikan, Bandung Remaja

Rosdakarya

Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah: 2013 Teori, Model dan Aplikasi,

Jakarta:Grasindo

Oemar Hamalik, 1990 Evaluasi kurikulum, Bandung Remaja Rosdakarya

57
Poewadarminta, 1989 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Bumi Aksara

R. Ibrahim, Op. Cit, h 230

Republik Indonesia, 2006 Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun

2003 tentang sisdiknas, Bandung pernama

Rohmat Mulyana, 2011 Mengartikulasikan pendidikan Nilai, Bandung : Alfabeta,

Sallis Edward, 2006 Total Quality Management in Education, Manajemen Mutu

Pendidikan, Yogyakarta terj Ahmad Ali Riyadi, et. Al, IRCiSoD

Sagala,2011 Manajemen strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Bandung

S. Margono, 2013 Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto, 2000 Pengelolaan Kelas dan Siswa: sebuah pendekatan

evaluasi, Jakarta : Rajawali Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Arikanto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktekl

Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. Nana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah

dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: Falah Pruction, 2000)

Sugiyono, 2001 Metodologi Penilitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2001 Metodologi Penelitian

Sugiyono, 2008 Metode Penelitian Bandung:alfabeta

Sugiyono,2008 Metode Penelitian

Sugiyono, 2008 Metode Penelitian

58
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2009 Manajemen Pendidikan,

Bandung: Alfabeta

Tony Bush dan marianne Coleman, Fahrurrozi (terj), 2012 Manajemen mutu

kepemimpinan dan pendidikan, Yogyakarta: IRCiSoD

Tim Redaksi Sinar Grafik, Op. Cit., h. 2

Terry, George R, The Principles of Management, (Illionis: Richard D. Irwan Inc.

1973).

U. Saefullah, 2012 Manajemen Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia

U. Saefullah, Op. Cit., h 104

U. Saefullah, Op. Cit., h 4

59

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal KKN
    Proposal KKN
    Dokumen6 halaman
    Proposal KKN
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Ranfe of System B1-B6
    Ranfe of System B1-B6
    Dokumen23 halaman
    Ranfe of System B1-B6
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bismillah
    Bismillah
    Dokumen2 halaman
    Bismillah
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Hasil Dokumentasi Penelitian
    Hasil Dokumentasi Penelitian
    Dokumen6 halaman
    Hasil Dokumentasi Penelitian
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Jurnal ITDK
    Jurnal ITDK
    Dokumen10 halaman
    Jurnal ITDK
    Daeng Palallo
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok 1 Pak Syam
    Tugas Kelompok 1 Pak Syam
    Dokumen8 halaman
    Tugas Kelompok 1 Pak Syam
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Dewi
    Bab Ii Dewi
    Dokumen32 halaman
    Bab Ii Dewi
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen9 halaman
    Bab Vi
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen2 halaman
    KUESIONER
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Lengkap
    Skripsi Lengkap
    Dokumen80 halaman
    Skripsi Lengkap
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 61
    61
    Dokumen6 halaman
    61
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Anty
    Skripsi Anty
    Dokumen58 halaman
    Skripsi Anty
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Proposal KKN
    Proposal KKN
    Dokumen6 halaman
    Proposal KKN
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ibu Elen Kelompok 1
    Tugas Ibu Elen Kelompok 1
    Dokumen12 halaman
    Tugas Ibu Elen Kelompok 1
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Revisi
    Bab Iv Revisi
    Dokumen8 halaman
    Bab Iv Revisi
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bismillah
    Bismillah
    Dokumen2 halaman
    Bismillah
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 60
    60
    Dokumen5 halaman
    60
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen11 halaman
    Bab 2
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 66
    66
    Dokumen8 halaman
    66
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 65
    65
    Dokumen8 halaman
    65
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 64
    64
    Dokumen8 halaman
    64
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 37
    37
    Dokumen14 halaman
    37
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 38
    38
    Dokumen33 halaman
    38
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • M HIPERTENSI
    M HIPERTENSI
    Dokumen19 halaman
    M HIPERTENSI
    Neskleng Punk
    Belum ada peringkat
  • Pendidikan Karakter
    Pendidikan Karakter
    Dokumen130 halaman
    Pendidikan Karakter
    Enol Leaua Fehr
    Belum ada peringkat
  • 58
    58
    Dokumen12 halaman
    58
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 34
    34
    Dokumen4 halaman
    34
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat
  • 59
    59
    Dokumen5 halaman
    59
    Nurul An-Nisa
    Belum ada peringkat