Anda di halaman 1dari 8

BAB 4

4.1 Hasil

Penelitrian ini dilakukan di Laboratorium (UPHL) FK UMSU, dimulai pada


tanggal 13 Desember 2019. Penelitian ini menggunakan sampel sebnayak 32 ekor tikus
putih (Rattus norvegicus L.) jantan galur wistar dan dibagi menjadi 3 kelompok, yang
masing-masing terdiri dari 9 ekor tikus yang dijadikan kelompok kontrol negatif, kelompok
positif, dan kelompok perlakuan. Dengan masing-masing di beri 2 cadangan tikus.pada
penelitian ini tikus terlebih dahulu melakukan adaptasi selama 6 hari. Setelah itu pada hari
ke 7 di lakukan pemberian luka bakar dengan ukuran 2cm x 1 cm x 0,1 cm. Setelah
diberikan luka bakar, dan diukur luas permukaan luka bakar (pretest). Selanjutnya baru
diberikan pemberian gel lidah buaya 99% untuk kelompok perlakuan, salep silver
sulfadiazine untuk kelompok positif, dan tidak diberikan apapun pada kelompok negatif.
Hari pertama diberikan luka bakar dihitung sebagai hari 0 untuk pengukuran luas
permukaan luka bakar pada penelitian. Pemberian pengobatan pada luka bakar akan
dilakukan setiap hari dan pengukuran luas permukaan luka bakar akan dilakukan pada hari
ke 1, 7,14.

4.2 Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya akan di uji dengan
mengguanakan program komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS),
pengujian pertama dilakuakn dengan mengguanakan uji Test Normality lalu dilanjutkan
dengan uji Saphiro-Wilk dengan nilai sig >0,05. Dari hasil uji normalitas dilihat dari sigma
untuk selanjutnya diolah dengan uji One Way Annova (Analysis of Variance). Setelah diuji
didapatkan hasil pada selutuh data sampel berdistribusi normal, diketahui nilai sig, dari
data pretest (sebelum pemberian perlakuan pada luka bakar) dan posttest (sesudah
diberikan perlakuan pada luka bakar) ditampilkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Nilai Sig. Pada Uji Normalitas Luka bakar

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Tikus Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Luas Permukaan luka


,274 9 ,050 ,854 9 ,083
bakar Control
Luas Permukaan Luka
Luas Permukaan luka
,240 9 ,143 ,851 9 ,076
bakar Aloe Vera
Luas Permukaan luka
,329 9 ,006 ,836 9 ,053
bakar Burnazin

a. Lilliefors Significance Correction


Pada tabel diatas nilai Sig. untuk luka bakar menunjukkan angka >0,05, maka data
diatas dinyatakan berdistribusi normal (p >0,05) dan selanjutnya untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh pemberian gel lidah buaya 99%, salep silver sulvadiazine, dan
kelompok dengan tanpa perlakuan apapun pada tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan
galur wistar yang diberi luka bakar maka dilakuakn uji One Way Anova.

4.2.1 One Way Anova

Tabel 4.2 Nilai Sig. Pada uji One Way Anova Luka bakar

ANOVA
Luas Permukaan Luka

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 5,876 2 2,938 149,660 ,000


Within Groups ,471 24 ,020
Total 6,347 26

Pada hasil uji One Way Anova didapatkan Sig. 0,000 (p<0,05) maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakn diantara tiga kelompok variabel.Untuk
mengetahui kelompok mana saja yang sebenarnya berbeda maka akan dilakukan uji post
hoc games-Howell, dengan hasil berikut :

Tabel 4.3 Nilai Sig. Pada Uji Post Hoc Luka bakar

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Luas Permukaan Luka bakar
Games-Howell

95% Confidence Interval


Mean
(I) Tikus (J) Tikus Std. Error Sig. Upper
Difference (I-J) Lower Bound
Bound

Luas Luas Permukaan Aloe


1,08889* ,05720 ,000 ,9413 1,2365
Permukaan Vera
Control Luas Permukaan Burnazin ,84444* ,07027 ,000 ,6612 1,0277
Luas Luas Permukaan Control -1,08889* ,05720 ,000 -1,2365 -,9413
Permukaan
Luas Permukaan Burnazin -,24444* ,06983 ,009 -,4267 -,0621
Aloe Vera

Luas Luas Permukaan Control -,84444* ,07027 ,000 -1,0277 -,6612


Permukaan Luas Permukaan Aloe
,24444* ,06983 ,009 ,0621 ,4267
Burnazin Vera

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.


Berdasarkan hasil diatas perbedaan kelompok dikatakan bermakna jika p<0,05.
Dengan demikian kelompok yang memiliki perbedaan bermakna adalah

1. Kelompok kontrol negatif dengan kelompok kontrol positif karna p = 0,000


2. Kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan karna p = 0,000
3. Kelompok aloe vera 99% dengan kelompok burnazin karna p = 0,009
4.3 Hasil Uji Identifikasi Fitokimia

Hasil Uji Identifikasi Fitokimia gel lidah buaya 99% diuji secara kualitatif
kandungan senyawa aktif serperti saponin, tanin, fenol, dan steroid. Hasil uji fitokimia
menunjukan bahwa gel lidah buaya 99% mengandung tiga senyawa aktif yaitu fenol,
tanin, saponin.

Tabel 4.2 Hasil uji identifikasi fitokimia gel lidah buaya 99%

No Parameter uji Pengamatan Hasil pengujian Metode


pengujian
1 Uji flavonoid Merah +
2 Uji Tanin Coklat kemerahan +
3 Uji Saponin Terdapat buih + Kualitatif
4 Uji Steroid Putih -
5 Uji fenol Coklat kemerahan +

Pemilihan metode ini berdasarkan bebereapa alasan, yakni teknik ini


mengguanakan perlengkapan laboratorium dan bahan yang cukup sederhana dan mudah
diperoleh, hanya memerlukan sampel dalam jumlah sedikit, waktu yang dibutuhkan relatif
singkatdan memberikan hasil pemeriksaan yang cukup akurat. Namun metode ini hanya
sebatas menentukan kandungan senyawa aktif secara kualitatif sehingga jumlah kadar yang
terkandung dalam hasil gel tidak dapat diketahui.

Dari tabel diatas diperoleh bahwa gel lidah buaya terbukti mengandung senyawa
aktif berupa feno,tanin, saponin, dan flavonoid, sedangkan p[ada uji steroid diperoleh hasil
negatifkarna steroid merupakan senyawa aktif yang tidak dapat larut didalam air tetapi
larut dalam alkohol.

4.3 Pembahasan
Pada pengamatan hari ke 0 dan hari ke 1, terlihat luka yang masih belum ada
perubahan ukuran luas permukaan luka bakar, tetapi pada hari ke-1 telah terlihat luka bakar
yang mulai mengering pada kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan, dan pada
kelompok negatif luka bakar masih terlihat belum ada pengeringan.

Pengamatan hari ke-7 luka bakar masih belum ada pengurangan luas permukaan
luka bakar pada tiap kelompok, tetapi pada kelompok kontrol positif dan kelompok
perlakuan sudah terjadi pengerasan/ pengeringan luka bakar. Berbeda dengan kelompok
kontrol negatif yang masih belum mengering. Ini sesuai dengan teori fisiologi fase-fase
penyembuhan luka bakar. Dimana sesuai dengan penelitian bahwa......

Pada pengamatan hari terakhir yaitu hari ke-14 didapatkan pada kelompok kontrol
positif yang diberikan salep silver sulfadiazine juga terjadi pengurangan luas permukaan
luka bakar. Karna Obat ini merupakan obat golongan sulfonamid yang memiliki sifat
antibakteri dengan cara berkompetisi dengan substrat PABA untuk sintesis enzim
dihidropetroat sehingga mencegah sintesis asam folat bakteri.21

Pada kelompok kontrol negatif yang tidak diberi perlakuan apapun juga terjadi
pengurangan luas permukaan luka bakar. Hal ini bisa terjadi karna secara fisiologi tubuh
melakukan regenerasi secara struktur dan secara sel.........

Setelah pemberian lidah buaya 99% pada tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan
galur wistar. Keadaan ini mengindikasikan bahwa lidah buaya 99% memiliki efek
penyembuhan pada luka bakar.Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa lidah
buaya mengandung zat senyawa seperti saponin,tanin, polifenol, dan flavonoid yang efektif
untuk penyembuhan luka dan penutupan luka bakar.

Tanaman lidah buaya daun dan akarnya mengandung saponin dan


flavonoid, di samping itu daunnya mengandung tanin dan polifenol . Saponin ini
mempunyai kemampuan membunuh kuman atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme
yang bisa menimbulkan infeksi sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka dan
bersifat antiseptic, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi
luka karena mempunyai daya antiseptik, dan dapat menciutkan pori-pori kulit,
memperkeras kulit, menghentikan pendarahan yang ringan. Flavonoid dan polifenol
mempunyai aktivitas sebagai antiseptik dan mencegah kerusakan akibat oksidasi yang
terjadi pada kosmetik dan bermanfaat sebagai regenerasi jaringan. 8

Dari hasil penelitian (Christian, 2015) yang dilakukan pada uji efektivitas
daun lidah buaya (Aloe vera) terhadap penyembuhan luka insisi kulit kelinci
(Oryctolagus cuniculus) bahwa ekstrak lidah buaya mempunyai efek penyembuhan
luka pada luka insisi kulit kelinci. 9
Pada penelitian (Nazir, 2015) tentang pengaruh pemberian gel lidah buaya
(Aloe vera) terhadap jarak pinggir luka pada tikus wistar. Gel lidah buaya memiliki
efek yang sangat baik pada fase proliferasi dan proses kontraksi luka, dimana hal
ini berperan penting dalam memperkecil, memendekkan, dan mempersempit
ukuran luka.10

Lidah Buaya (Aloe vera) untuk penyembuhan luka. Lendir lidah buaya
tidak hanya meningkatkan jumlah kolagen di situs luka, tetapi juga meningkatkan
koneksi transversal antar ikatan sehingga sebagai hasilnya mempercepat
perbaikan10

Pada penelitian (Hamid et al, 2015) hasil yang diperoleh yaitu kelompok dengan
pemberian lidah buaya memperlihatkan penurunan deteksi α-SMA yang relatif tinggi
bersamaan dengan penurunan infiltrasi inflamasi yang signifikan pada semua fase serta
pengendapan serat kolagen lebih matang dan lebih halus dibandingkan dengan kelompok
luka bakar yang tidak diberi apapun. Dan pada penelitian (Hidayat, 2013) tikus yang di
berikan aloe vera gel akan meningkatkan pembentukan pembuluh darah, meningkatkan
kolagenasi dan proliferasi.

Berdasarkan analisis statistik maupun gambaran histologis menunjukan


bahwa pemberian aloe vera secara topikal pada luka bakar derajat dalam tikus,
mampu meningkatkan jumlah lumen pembuluh darah, jumlah makrofag dan jumlah
fibroblas pada fase inflamasi, menambah ketebalan kolagen pada fase proliferasi
dan mengurangi reaksi inflamasi. (Taufiq Sakti Noer Hidayat, 2013)

Kendala dalam penelitian ini adalah hanya melakukan pengamatan secara


makroskopi tidak sampai secara mikroskopi, mengakibatkan hanya dapat
menentukan ada atau tidaknya perubahan dari ukuran luas permukaan luka bakar.

Pada penelitian Garcia-Orue et al. [13], hasil yang diperoleh yaitu membran yang
mengandung kombinasi rhEGF dan lidah buaya memperbaiki proliferasi fibroblas,
dan membran ini mempercepat penutupan dan reepithelisasi luka secara signifikan.

Hidayat, Noer & Rizaliyana. (2013). Role of Topical Extract Aloe Vera gel in Deep Burn
Wound Healing in Rat. Media Jurnal Rekonstruksi & Estetik Volume : 2 - No. 2 Terbit :
12-2013

. Garcia-Orue I, Gainza G, Gutierrez F, Aguirre J, Evora C, Pedraz J, Hernandez R,


Delgado A, Igartua M. 2017. Novel nanofibrous dressings containing rhEGF and Aloe vera
for wound healing applications. International Journal of Pharmaceutics. 523 : 556-566.
Hamid A dan Soliman M. 2015. Effect of topical aloe vera on the process of healing of
full-thickness skin burn: a histological and immunohistochemical study. Journal of
Histology & Histopathology. 2(3) : 1-9

Referensi bab 4

Shai, A., Maibach, H.I. 2005. Wound Healing and Ulcers of the Skin. Diagnosis and
Therapy. The Practical Approach. Heidelberg. Germany. p:7-15
BAB 5

KESIMPULAN

SARAN

Saran pada penelitian ini adalah sebagai sebagai berikut:

1) Perlu dilakukan penelitian lain dengan lama pengamatan yang lebih panjang lebih dari 2
minggu.

2) Perlu dilakukan uji efektivitas lain untuk pengembangan manfaat dari lidah buaya

3) Perlu dilakukan identifikasi senyawa pada lidah buaya yang dapat menyembuhkan luka
bakar pada tikus

Anda mungkin juga menyukai