4.1 Hasil
Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya akan di uji dengan
mengguanakan program komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS),
pengujian pertama dilakuakn dengan mengguanakan uji Test Normality lalu dilanjutkan
dengan uji Saphiro-Wilk dengan nilai sig >0,05. Dari hasil uji normalitas dilihat dari sigma
untuk selanjutnya diolah dengan uji One Way Annova (Analysis of Variance). Setelah diuji
didapatkan hasil pada selutuh data sampel berdistribusi normal, diketahui nilai sig, dari
data pretest (sebelum pemberian perlakuan pada luka bakar) dan posttest (sesudah
diberikan perlakuan pada luka bakar) ditampilkan pada tabel dibawah ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Tabel 4.2 Nilai Sig. Pada uji One Way Anova Luka bakar
ANOVA
Luas Permukaan Luka
Pada hasil uji One Way Anova didapatkan Sig. 0,000 (p<0,05) maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakn diantara tiga kelompok variabel.Untuk
mengetahui kelompok mana saja yang sebenarnya berbeda maka akan dilakukan uji post
hoc games-Howell, dengan hasil berikut :
Tabel 4.3 Nilai Sig. Pada Uji Post Hoc Luka bakar
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Luas Permukaan Luka bakar
Games-Howell
Hasil Uji Identifikasi Fitokimia gel lidah buaya 99% diuji secara kualitatif
kandungan senyawa aktif serperti saponin, tanin, fenol, dan steroid. Hasil uji fitokimia
menunjukan bahwa gel lidah buaya 99% mengandung tiga senyawa aktif yaitu fenol,
tanin, saponin.
Tabel 4.2 Hasil uji identifikasi fitokimia gel lidah buaya 99%
Dari tabel diatas diperoleh bahwa gel lidah buaya terbukti mengandung senyawa
aktif berupa feno,tanin, saponin, dan flavonoid, sedangkan p[ada uji steroid diperoleh hasil
negatifkarna steroid merupakan senyawa aktif yang tidak dapat larut didalam air tetapi
larut dalam alkohol.
4.3 Pembahasan
Pada pengamatan hari ke 0 dan hari ke 1, terlihat luka yang masih belum ada
perubahan ukuran luas permukaan luka bakar, tetapi pada hari ke-1 telah terlihat luka bakar
yang mulai mengering pada kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan, dan pada
kelompok negatif luka bakar masih terlihat belum ada pengeringan.
Pengamatan hari ke-7 luka bakar masih belum ada pengurangan luas permukaan
luka bakar pada tiap kelompok, tetapi pada kelompok kontrol positif dan kelompok
perlakuan sudah terjadi pengerasan/ pengeringan luka bakar. Berbeda dengan kelompok
kontrol negatif yang masih belum mengering. Ini sesuai dengan teori fisiologi fase-fase
penyembuhan luka bakar. Dimana sesuai dengan penelitian bahwa......
Pada pengamatan hari terakhir yaitu hari ke-14 didapatkan pada kelompok kontrol
positif yang diberikan salep silver sulfadiazine juga terjadi pengurangan luas permukaan
luka bakar. Karna Obat ini merupakan obat golongan sulfonamid yang memiliki sifat
antibakteri dengan cara berkompetisi dengan substrat PABA untuk sintesis enzim
dihidropetroat sehingga mencegah sintesis asam folat bakteri.21
Pada kelompok kontrol negatif yang tidak diberi perlakuan apapun juga terjadi
pengurangan luas permukaan luka bakar. Hal ini bisa terjadi karna secara fisiologi tubuh
melakukan regenerasi secara struktur dan secara sel.........
Setelah pemberian lidah buaya 99% pada tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan
galur wistar. Keadaan ini mengindikasikan bahwa lidah buaya 99% memiliki efek
penyembuhan pada luka bakar.Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa lidah
buaya mengandung zat senyawa seperti saponin,tanin, polifenol, dan flavonoid yang efektif
untuk penyembuhan luka dan penutupan luka bakar.
Dari hasil penelitian (Christian, 2015) yang dilakukan pada uji efektivitas
daun lidah buaya (Aloe vera) terhadap penyembuhan luka insisi kulit kelinci
(Oryctolagus cuniculus) bahwa ekstrak lidah buaya mempunyai efek penyembuhan
luka pada luka insisi kulit kelinci. 9
Pada penelitian (Nazir, 2015) tentang pengaruh pemberian gel lidah buaya
(Aloe vera) terhadap jarak pinggir luka pada tikus wistar. Gel lidah buaya memiliki
efek yang sangat baik pada fase proliferasi dan proses kontraksi luka, dimana hal
ini berperan penting dalam memperkecil, memendekkan, dan mempersempit
ukuran luka.10
Lidah Buaya (Aloe vera) untuk penyembuhan luka. Lendir lidah buaya
tidak hanya meningkatkan jumlah kolagen di situs luka, tetapi juga meningkatkan
koneksi transversal antar ikatan sehingga sebagai hasilnya mempercepat
perbaikan10
Pada penelitian (Hamid et al, 2015) hasil yang diperoleh yaitu kelompok dengan
pemberian lidah buaya memperlihatkan penurunan deteksi α-SMA yang relatif tinggi
bersamaan dengan penurunan infiltrasi inflamasi yang signifikan pada semua fase serta
pengendapan serat kolagen lebih matang dan lebih halus dibandingkan dengan kelompok
luka bakar yang tidak diberi apapun. Dan pada penelitian (Hidayat, 2013) tikus yang di
berikan aloe vera gel akan meningkatkan pembentukan pembuluh darah, meningkatkan
kolagenasi dan proliferasi.
Pada penelitian Garcia-Orue et al. [13], hasil yang diperoleh yaitu membran yang
mengandung kombinasi rhEGF dan lidah buaya memperbaiki proliferasi fibroblas,
dan membran ini mempercepat penutupan dan reepithelisasi luka secara signifikan.
Hidayat, Noer & Rizaliyana. (2013). Role of Topical Extract Aloe Vera gel in Deep Burn
Wound Healing in Rat. Media Jurnal Rekonstruksi & Estetik Volume : 2 - No. 2 Terbit :
12-2013
Referensi bab 4
Shai, A., Maibach, H.I. 2005. Wound Healing and Ulcers of the Skin. Diagnosis and
Therapy. The Practical Approach. Heidelberg. Germany. p:7-15
BAB 5
KESIMPULAN
SARAN
1) Perlu dilakukan penelitian lain dengan lama pengamatan yang lebih panjang lebih dari 2
minggu.
2) Perlu dilakukan uji efektivitas lain untuk pengembangan manfaat dari lidah buaya
3) Perlu dilakukan identifikasi senyawa pada lidah buaya yang dapat menyembuhkan luka
bakar pada tikus