Anda di halaman 1dari 21

BAB V

MANAGEMEN PERUSAHAAN

5.1 Bentuk Perusahaan


Pertimbangan utama dalam pemilihan bentuk perusahaan pada
pendirian pabrik Styrene adalah kebutuhan investasi yang cukup besar. Oleh
karena itu bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT)
dengan status perusahaan terbuka yang mendapatkan modal dari penjualan
saham, dan tiap pemegang saham mengambil bagian sebanyak satu saham
atau lebih.
Pemilihan bentuk perusahaan ini didasarkan pada beberapa faktor :
1. Mudah mendapatkan modal yaitu dengan menjual saham perusahaan.
2. Kebutuhan investasi yang cukup besar sehingga membutuhkan adanya
joint venture antara pemodal asing dan dalam negeri.
3. Tanggung jawab pemegang pemegang saham terbatas sehingga
kelancaran produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan.
4. Pemilik perusahaan adalah para pemegang saham sedangkan pengelola
perusahaan adalah direksi beserta stafnya yang diawasi oleh dewan
komisaris.
5. Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan
komisaris dan Direktur Utama yang cukup cakap dan berpengalaman.
6. Merupakan badan usaha yang memiliki kekayaan tersendiri yang
terpisah dari kekayaan pribadi.
7. Mudah mendapatkan kredit dari bank dengan jaminan perusahaan yang
ada serta mudah bergerak di pasar modal.
8. Kontinyuitas perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin.
9. Mudah untuk memindahkan hak pemilik dengan jalan menjual saham
pada orang lain.

5.2 Struktur Organisasi


Untuk mendapatkan suatu sistem organisasi yang baik maka perlu
diperhatikan beberapa asas untuk dijadikan pedoman, antara lain:

1
1. Perumusan tujuan perusahaan dengan jelas.
2. Pendelegasian wewenang.
3. Pembagian tugas kerja yang jelas.
4. Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
5. Sistem pengontrolan atas pekerjaan yang dilaksanakan.
6. Organisasi perusahaan yang fleksibel.
Dengan berdasar pada pedoman di atas, maka dipilih struktur
organisasi sistem line and staff yang akan digunakan pada perusahaan ini.
Pada system ini, garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Demikian pula
kebaikan dalam pembagian tugas kerja seperti yang terdapat dalam sistem
organisasi fungsional sehingga seorang karyawan hanya akan bertanggung
jawab pada seorang atasan saja. Sedangkan untuk mencapai kelancaran
produksi, maka perlu dibentuk staf ahli yang terdiri dari orang-orang ahli
dibidangnya. Staf ahli akan memberikan bantuan pemikiran dan nasehat
kepada tingkat pengawas, demi tercapainya tujuan perusahaan.
Ada dua kelompok orang yang berpengaruh dalam menjalankan
sruktur organisasi line and staff, yaitu:
1. Sebagai staff
yaitu orang-orang yang melakukan tugas sesuai dengan keahliannya,
dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran kepada unit
operasional.
2. Sebagai garis atau line
yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas pokok perusahaan dalam
rangka mencapai tujuan
Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dalam melaksanakan
tugas sehari-harinya diwakili oleh dewan komisaris yang dipimpin oleh
Presiden Komisaris, sedangkan tugas untuk menjalankan perusahaan
dilaksanakan direktur dibantu oleh manajer produksi dan teknik serta
manajer keuangan dan umum. Manajer produksi dan teknik membawahi
bidang teknik dan produksi, sementara itu manajer keuangan dan umum
membawahi bidang pemasaran, keuangan dan umum. Manajer ini
membawahi beberapa kepala bagian yang bertanggung jawab atas
bawahanya sebagai pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab. Masingmasing kepala bagian akan
membawahi beberapa seksi yang dikepalai oleh kepala seksi dan masing-
masing seksi akan membawahi dan mengawasi para karyawan perusahaan
pada masing-masing bidangnya. Karyawan perusahaan akan dibagi dalam
beberapa kelompok regu yang dipimpin oleh masing-masing kepala shift,
dan masing-masing kepala regu akan bertanggung jawab kepada kepala
seksi. Bagan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 5.1.
RUPS
(Rapat Umum
Pemegang Saham)

Dewan Komisaris Direktur Utama

Sekretaris Staff Ahli

Manager Produksi &


Manager Administrasi
Teknik & Umum

Kepala Bagian
Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Baguan Kepala Bagian
Produksi
Teknik Pemasaran Keuangan Umum

Kepala Sie
Kepala Sie Kepala Sie Kepala Sie Kepala Kepala Sie Kepala Sie Kepala Sie Kepala Sie Kepala Sie Kepala Sie
Lingkungan Kepala Sie
Proses Laboratorium Pemeliharaan Sie Penjualan Pembelian Administrasi Personalia Keamana Humas
& K3 Kas
Utilitas

Karyawan

Gambar 5.1 Struktur organisasi perusahaan

102
5.3 Tugas dan Wewenang
5.3.1 Pemegang Saham
Pemegang saham adalah kelompok orang yang mengumpulkan modal
untuk kepentingan dan jalannya operasi perusahaan. Para pemegang
saham adalah pemilik perusahaan yang berhak mengadakan Rapat
Umum Pemegang Saham dan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
tersebut, berhak:
 Mengangkat dan memberhentikan dewan komisaris.
 Mengangkat dan memberhentikan dewan direksi.
 Mengesahkan hasil – hasil usaha serta neraca perhitungan untung
rugi tahunan dari perusahaan.
5.3.2 Dewan Komisaris
Dewan komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk
jangka waktu tertentu yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut :
 Menetapkan kebijaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah.
 Melakukan pengawasan terhadap direksi.
 Menolak dan menyetujui rencana direksi.
 Mempertanggung jawabkan perusahaan kepada pemegang saham.
5.3.3 Dewan Direksi
Dewan direksi merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan
bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan. Dewan Direksi
(Direktur) yang bertanggung jawab kepada dewan komisaris atas
segala tindakan dan kebijaksanaan yang telah diambil sebagai
pimpinan perusahaan. Direktur membawahi manager administrasi dan
umum serta manager produksi dan teknik.
Direktur membawahi Manager Keuangan dan Umum serta Manager
Produksi dan Teknik.
Tugas direktur antara lain :

103
 Melaksanakan kebijakan perusahaan dan
mempertanggungjawabkan kepada pemegang saham dalam Rapat
Umum Pemegang Saham
 Menjaga kestabilan organisasi dan membuat kontinuitas hubungan
yang baik antara pemilik saham, pimpinan, konsumen, dan
karyawan.
 Mengangkat dan memberhentikan kepala bagian dengan
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
 Mengkoordinir kerjasama dengan Manajer Keuangan dan Umum
serta Manajer Produksi dan Teknik.
5.3.4 Manager Administrasi dan Umum
 Bertanggung jawab kepada direktur dalam bidang administrasi,
keuangan, pemasaran dan pelayanan umum.
 Mengkoordinir, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
kepala – kepala bagian yang menjadi bawahannya.
5.3.5 Manager Produksi dan Teknik
 Bertanggung jawab kepada direktur dalam bidang produksi dan
teknik.
 Mengkoordinir, mengatur, dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
kepala – kepala bagian yang menjadi bawahannya.
5.3.6 Kepala Bagian
Secara umum tugas kepala bagian adalah mengkoordinir,
mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
tugasnya dan bertanggung jawab kepada direktur yang menangani
bagian tersebut.
1. Kepala Bagian Produksi
Bertanggung jawab kepada direktur produksi dan teknik dalam
bidang kualitas dan kuantitas produksi. Kepala bagian produksi
membawahi kepala seksi proses, kepala seksi lingkungan dan K3,
serta kepala seksi laboratorium
 Kepala Seksi Proses
Mengkoordinir seksi dalam mengawasi jalannya proses produksi
dan mengambil tindakan seperlunya bila ada permasalahan
selama proses produksi berlangsung.
 Kepala Seksi Laboratorium
Mengkoordinir pengawasan mutu proses, hasil-hasil produksi
dan hal – hal yang berhubungan dengan buangan pabrik.
 Kepala Seksi Lingkungan dan K3
Mengkoordinir seksi dalam mengawasi hal – hal yang dapat
mengancam keselamatan pekerja dan mengurangi potensi
bahaya yang ada, dan mengkoordinir seksi dalam memantau
jalannya proses dan mengamati dampaknya terhadap lingkungan
sekitar pabrik.
2. Kepala Bagian Teknik
Bertanggung jawab kepada direktur produksi dan teknik dalam
bidang pemeliharaan peralatan proses, instrumentasi dan utilitas.
Kepala bagian teknik membawahi kepala seksi pemeliharaan dan
kepala seksi utilitas.
 Kepala Seksi Pemeliharaan
Mengkoordinir seksi dalam pemeliharaan dan perbaikan
kerusakan peralatan pabrik.
 Kepala Seksi Utilitas
Mengkoordinir seksi dalam melaksanakan dan mengatur sarana
utilitas untuk kelancaran proses produksi, dan memenuhi semua
kebutuhan proses, kebutuhan air, dan listrik.
3. Kepala Bagian Keuangan
Bertanggung jawab kepala direktur administrasi dan umum
dalam bidang administrasi keuangan. Kepala bagian keuangan
membawahi kepala seksi administrasi dan kepala seksi kas /
anggaran.
 Kepala Seksi Administrasi
Mengkoordinir seksi dalam melakukan pencatatan hutang
piutang dan pembukuan keuangan.
 Kepala Seksi Kas / Anggaran
Mengkoordinir seksi dalam menghitung semua penggunaan
uang perusahaan, dan dalam mengadakan perhitungan gaji dan
insentif karyawan.
4. Kepala Bagian Umum
Bertanggung jawab kepada direktur administrasi dan umum
dalam bidang personalia, hubungan masyarakat dan keamanan.
Kepala bagian umum membawahi kepala seksi personalia, kepala
seksi humas dan kepala seksi keamanan.
 Kepala Seksi Personalia
Mengkoordinir seksi dalam melakukan penerimaan dan
pembinaan tenaga kerja.
 Kepala Seksi Keamanan
Mengkoordinir seksi dalam menjaga keamanan pabrik dan
mengawasi keluar masuknya orang maupun barang di
lingkungan pabrik
 Kepala Seksi Humas
Mengkoordinir seksi dalam mengatur hubungan perusahan
dengan masyarakat diluar perusahaan.
5. Kepala Bagian Pemasaran
Bertanggung jawab kepada direktur administrasi dan umum
dalam bidang penyediaan bahan baku dan pemasaran hasil
produksi. Kepala bagian pemasaran membawahi kepala seksi
pembelian dan kepala seksi penjualan.
 Kepala Seksi Pembelian
Mengkoordinir seksi dalam membeli bahan baku dan peralatan
yang dibutuhkan perusahaan.
 Kepala Seksi Penjualan
Mengkoordinir seksi dalam mengatur dan merencanakan strategi
penjualan hasil produksi.
5.4 Pembagian Jam Kerja Karyawan
Pembagian jam kerja karyawan dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Karyawan Non-Shift
Karyawan non-shift adalah para karyawan yang tidak menangani proses
produksi secara langsung. Termasuk karyawan non-Shift yaitu direksi,
kepala bagian, kepala seksi serta bawahan yang berada dikantor.
Karyawan non-shift dalam satu minggu akan bekerja selama 5 hari
dengan pembagian jam kerja sebagai berikut:
Jam Kerja:
 Hari Senin-Jum’at : Jam 07.00 – 15.30
Jam Istirahat :
 Hari Senin-Kamis : Jam 12.00 – 13.00
 Hari Jum’at : Jam 11.00 -13.00
2. Karyawan Shift
Karyawan shift adalah karyawan yang langsung menangani proses
produksi atau mengatur bagian-bagian tertentu dari pabrik yang mempunyai
hubungan dengan masalah keamanan dan kelancaran produksi. Yang
termasuk karyawan shift antara lain karyawan unit proses, utilitas dan
keamanan.
Para karyawan shift akan bekerja secara bergantian sehari semalam dengan
pengaturan sebagai berikut :
 Shift I (pagi) : jam 07.00 – 15.00
 Shift II (sore) : jam 15.00 – 23.00
 Shift III (malam) : jam 23.00 – 07.00
Untuk karyawan shift dibagi menjadi 4 shift, dimana 3 shift bekerja dan 1
shift istirahat dan dikenakan secara bergantian. Masing-masing shift bekerja
selama 3 hari kemudian mendapat jatah libur selama 1 hari. Pembagian
jadwal kerja setiap shift dapat dilihat pada Tabel 5.1
Tabel 5.1. Jadwal kerja untuk setiap shift
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Shift A M M M O N N N O A A A O M M
Shift B A A O M M M O N N N O A A A
Shift C N O A A A O M M M O N N N O
Shift D O N N N O A A A O M M M O N

Keterangan :
O : Off (Libur)
M : Mornign Shift (Shift Pagi)
A : Afternoon Shift (Shift Siang)
N : Night Shift (Shift Malam)

5.5 Status Karyawan dan Sistem Penggajian


Sistem penggajian pada pabrik styrene ini berbeda-beda sesuai dengan
status karyawan, kedudukan, tanggung jawab, dan keahlian.
Karyawan dibagi menjadi tiga golongan menurut statusnya, yaitu :
1. Karyawan tetap
Adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan surat
keputusan (SK) manajer serta mendapat gaji sesuai dengan kedudukan,
keahlian dan masa kerja.
2. Karyawan harian
Adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan tanpa surat keputusan
(SK) manajer dan mendapat gaji harian yang dibayar tiap-tiap akhir
pekan.
3. Karyawan Borongan
Adalah karyawan yang digunakan oleh pabrik apabila diperlukan saja.
Karyawan ini menerima gaji borongan untuk suatu pekerjaan.
Sedangkan sistem gaji yang diterapkan yaitu :
1. Gaji Bulanan
Gaji ini diberikan kepada pegawai tetap yang dibayarkan tiap akhir
bulan, besarnya gaji sesuai dengan peraturan perusahaan
2. Gaji Harian
Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh harian yang
dibayarkan tiap akhir pekan
3. Gaji Lembur
Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja
yang telah ditetapkan, besarnya sesuai dengan peraturan perusahaan dan
dibayarkan bersamaan dengan pemberian gaji bulanan.

5.6 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Gaji


5.6.1 Penggolongan Jabatan
Penggolongan jabatan harus berdasarkan dengan pendidikan tenaga
kerja. Pembagian jabatan dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Penggolongan jabatan dan syarat pendidikan
No. Jabatan Pendidikan
1. Direktur S1/S2
2. Manager Produksi dan Teknik Teknik Kimia (S1)
3. Manager Administtrasi dan Umum Ekonomi Akuntansi (S1)
4. Sekretaris Akuntansi (S1) / Kesekretariatan (D3)
5. Kepala Bagian Produksi Teknik Kimia (S1)
6. Kepala Bagian Teknik Teknik Mesin / Elektro (S1)
7. Kepala Bagian Keuangan Ekonomi Akuntansi (S1)
8. Kepala Bagian Pemasaran Ekonomi Manajemen (S1)
9. Kepala Bagian Umum Hukum, FISIP / Ilmu Sosial (S1)
10. Kepala Bagian Litbang Teknik Kimia (S1)
11. Kepala Seksi Pengendalian Proses Kimia (S1)
12. Kepala Seksi Proses Teknik Kimia (S1)
13. Kepala Seksi Lab dan Jaminan Mutu Kimia Analis (S1)
14. Kepala Seksi Utilitas Teknik Kimia (S1)
15. Kepala Seksi Pemeliharaan Teknik Mesin (S1)
16. Kepala Seksi Kas Manajemen Akuntansi (S1)
17. Kepala Seksi Administrasi Manajemen Akuntansi (S1)
18. Kepala Seksi Keamanan SMU
19. Kepala Seksi Humas Ekonomi dan Sosial (S1)
20. Kepala Seksi Pemasaran Ekonomi dan Sosial (S1)
21. Kepala Seksi Lingkungan dan K3 Teknik Kimia (S1)
22. Kepala Seksi Personalia Hukum / Psikologi (S1)
23. Karyawan Proses Teknik Kimia (S1) / Politeknik (D3)
24. Karyawan Pemeliharaan Teknik Mesin (S1) / Politeknik (D3)
25. Karyawan Utilitas Teknik Kimia (S1) / Politeknik (D3)
26. Karyawan Pemasaran Manajemen Pemasaran (D3)
27. Karyawan Administrasi Ilmu Komputer (D3)
28. Karyawan Personalia Hukum / Psikolog /Fisip (S1)
29. Karyawan Humas Hukum / Psikolog /Fisip (S1)
30. Dokter, Perawat Kedokteran (S1) , Keperawatan
31. Kepala Shift S1/D3
32. Karyawan Gudang / Logistik SMU / Sederajat
33. Satpam SMU / Sederajat
34. Sopir, Cleaning Service SMU / Sederajat

5.6.2 Jumlah Karyawan dan Gaji


Jumlah karyawan dalam suatu pabrik harus diperhatikan dengan
benar. Jumlah harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga semua
pekerjaan dapat diselenggarakan dengan baik dan efektif. Pada Tabel
5.3 dapat dilihat rincian jumlah karyawan proses, Tabel 5.4
menunjukkan rincian jumlah karyawan utilitas dan Tabel 5.5
menunjukkan rincian gaji.
Tabel 5.3. Rincian jumlah karyawan proses
Jumlah
No. Nama Alat Orang/Alat/Shift Orang/Shift
Alat
1. Tangki 4 0.3 1,2
2. Pompa 10 0.3 3
3. Mixer 1 0.3 0,3
4. Heat exchanger 1 : Heater 1 0.1 0,1
5. Vaporizer 1 0.05 0,05
6. Furnace 1 0.5 0,5
8. Reaktor 2 0.5 1
9. Heat exchanger 2 : Heater 1 0.1 0,1
10. Waste Heat Boiler 1 0,1 0,1
11. Cooler 4 0.1 0,4
12 Separator drum 1 0.2 0,2
13. Dekanter 1 0.2 0,2
14. Heat exchanger 3 : Heater 1 0.1 0,1
15. Destilasi (Tray tower) 3 0.5 1,5
16. Condensor parsial 4 0.1 0,4
17. Reboiler 3 0.1 0,3
Seksi Penunjang Proses
a. Pengendalian proses 1 3 3
b. Lab & Jaminan mutu 1 3 3
c. Pemeliharaan mesin 1 2 2
d. K2PK (Keselamatan Kerja dan 1 2 2
Proteksi Kebakaran)
Jummlah Karyawan Proses Tiap Shift 19,45 ~ 20
(Ulrich, 1984)
Jadi Jumlah karyawan produksi = jumlah shift x jumlah karyawan tiap shift
= 4 x 20
= 80 orang
Tabel 5.4. Rincian jumlah karyawan utilitas
No Nama Unit Jumlah Orang/Alat/Shift Orang/Shift
1 Pengadaan Air
Air Umpan Boiler 1 0,3 0,3
Air Proses 1 0,3 0,3
Air Pendingin 1 0,3 0,3
Air Sanitasi 1 0,1 0,1
2 Pengadaan Steam 1 2 2
3 Pengadaan Listrik 1 2 2
4 Pengadaan Udara Tekan 1 1 1
5 Pengadaan Limbah 1 2 2
6 Pengadaan Bahan Bakar 1 2 2
Jumlah Karyawan Utilitas Tiap Shift 10
Jadi Jumlah Karyawan Utilitas = Jumlah shift x Jumlah karyawan tiap shift
= 4 x 10
= 40 orang
Tabel 5.5 Rincian jumlah karyawan
No Jabatan Jumlah
1. Direktur 1
2. Manager Produksi dan Teknik 1
3. Manager Administtrasi dan Umum 1
4. Sekretaris 3
5. Kepala Bagian Produksi 1
6. Kepala Bagian Teknik 1
7. Kepala Bagian Keuangan 1
8. Kepala Bagian Pemasaran 1
9. Kepala Bagian Umum 1
10. Kepala Seksi Pembelian 1
11. Kepala Seksi Proses 1
12. Kepala Seksi Lab dan Jaminan Mutu 1
13. Kepala Seksi Utilitas 1
14. Kepala Seksi Pemeliharaan 1
15. Kepala Seksi Kas 1
16. Kepala Seksi Administrasi 1
17. Kepala Seksi Keamanan 1
18. Kepala Seksi Humas 1
19. Kepala Seksi Pemasaran 1
20. Kepala Seksi Lingkungan dan K3 1
21. Kepala Seksi Personalia 1
Karyawan Shift :
22. Kepala Regu Proses 4
23. Kepala Regu Utilitas 4
24. Kepala Regu Keamanan 4
25. Karyawan Proses 80
26. Karyawan Utilitas 40
27. Satpam (Keamanan) 8
Karyawan Non-Shift :
28. Karyawan Pemasaran 10
29. Karyawan Administrasi 3
30. Karyawan Personalia 4
31. Karyawan Humas 3
32. Karyawan Pembelian 4
33. Karyawan Lingkungan dan K3 3
34. Karyawan Kas 2
39. Dokter 1
Total 208

Tabel 5.6 Rincian gaji berdasarkan jabatan


No. Jabatan Gaji / Bulan (Rp)
1. Direktur 40000000
2. Manager 15000000
3. Kepala Bagian 10000000
4. Kepala Seksi 7000000
5. Kepala Regu 6000000
6. Sekretaris 5000000
7. Karyawan 5500000
8. Satpam 3900000
9. Sopir 3900000
10. Cleaning Servis 3900000
11. Dokter 6000000
12. Perawat 4500000

5.7 Kesejahteraan Karyawan


Kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan pada karyawan antara lain :
5.7.1 Tunjangan
a. Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan
karyawan yang bersangkutan.
b. Tunjangan jabatan yang diberikan berdasarkan jabatan yang
dipegang karyawan.
c. Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang
bekerja diluar jam kerja, berdasarkan jumlah jam kerja.
d. Tunjangan Hari Raya yang diberikan kepada seluruh karyawan
setiap setahun sekali, yang besarnya sejumlah 1 bulan gaji.
5.7.2 Cuti
Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari
kerja dalam satu tahun sedangkan cuti sakit diberikan kepada
karyawan yang menderita sakit berdasarkan surat keterangan dokter.
Cuti hamil diberikan kepada karyawan selama 15 hari baik sebelum
maupun sesudah melahirkan.
5.7.3 Pakaian Kerja
Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah 3
pasang untuk setiap tahunnya.
5.7.4 Kesehatan
Perusahaan memberikan fasilitas Poliklinik yang berada di areal
pabrik. Poliklinik ini berfungsi sebagai pertolongan pertama pada
karyawan selama jam kerja. Perusahaan menunjuk rumah sakit
rujukan untuk menangani kecelakaan berat yang menimpa karyawan
dan keluarganya baik akibat kerja maupun bukan. Selain itu
perusahaan juga bekerjasama dengan beberapa rumah sakit.
Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang
diakibatkan oleh kerja ditanggung perusahaan sesuai dengan
undangundang yang berlaku. Biaya pengobatan bagi karyawan yang
menderita sakit bukan karena kecelakaan kerja diatur berdasarkan
kebijaksanaan perusahaan.
5.7.5 Pendidikan
Perusahaan menyediakan beasiswa bagi anak-anak karyawan
yang berprestasi disekolahnya. Selain itu perusahaan mengembangkan
sumber daya manusia melalui pelatihan, pendidikan, pembinaan dan
pemantapan budaya perusahaan. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan belajar pada karyawan untuk
mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Selain itu perusahaan juga menyediakan fasilitas untuk
kemudahan bagi karyawan dalam melaksanakan aktivitas selama di
pabrik, antara lain :
1. Penyediaan mobil dan sopir untuk kegiatan operasional maupun
bus untuk transportasi antar jemput karyawan.
2. Kantin untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bagi karyawan.
Untuk makan siang dan makan malam ditanggung oleh
perusahaan.
3. Sarana peribadatan, seperti masjid di areal pabrik.

5.8 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pabrik Styrene mengambil kebijaksanaan dalam aspek perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan keselamatan instalasi peralatan,
dan karyawan di bawah Unit Inspeksi proses dan keselamatan lingkungan.
Pelaksanaan tugas dalam kesehatan dan keselamatan kerja berdasarkan:
1. UU No. 1/1970
Menangani keselamatan kerja karyawan yang dikeluarkan oleh
Departemen Tenaga Kerja
2. UU No. 2/1951
Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh
Departemen Tenaga Kerja
3. PP No. 46/2017
Mengenai ketentuan pokok pengolahan lingkungan hidup yang
dikeluarkan oleh Menteri Negara Kelestarian Lingkungan Hidup.
4. PP No. 27/2012
Mengenai ketentuan AMDAL yang dikeluarkan oleh Menteri Negara
Kelestarian Lingkungan Hidup.
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja
antara lain : mengawasi keselamatan jalannya operasi proses, bertanggung
jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja, bertindak sebagai instruktur
safety, membuat rencana kerja pencegahan kecelakaan, membuat prosedur
darurat agar penanggulangan kebakaran dan kecelakaan proses berjalan
dengan baik, mengawasi kuantitas dan kualitas bahan buangan pabrik agar
tidak berbahaya bagi lingkungan.
5.9 Corporate Social Responsibility (CSR)
Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable
Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku
dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, seraya
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal,
dan masyarakat luas. Wacana tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility) kini menjadi isu sentral yang semakin
populer dan bahkan ditempatkan pada posisi yang penting. Oleh karena
itu, semakin banyak pula kalangan dunia usaha dan pihak-pihak terkait
mulai merespon wacana ini, tidak sekedar mengikuti tren tanpa memahami
esensi dan manfaatnya.
Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan dari
pertumbuhan yang berkelanjutan (Sustainability) perusahaan dan bukan
lagi dilihat sebagai sarana biaya (Cost Centre) melainkan sebagai sarana
meraih keuntungan (Profit Centre). Program CSR merupakan komitmen
perusahaan untuk mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan.
Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi
berkelanjutan. Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk
implementasi dari konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance).
CSR berbeda dengan charity atau sumbangan sosial. CSR harus
dijalankan di atas sesuatu program dengan memperhatikan kebutuhan dan
keberlanjutan program dalam jangka panjang. CSR diharapkan mampu
membantu menciptakan keseimbangan antara perusahaan, masyarakat, dan
lingkungan. Keputusan manajemen perusahaan untuk melaksanakan
program CSR secara berkelanjutan pada dasarnya merupakan keputusan
yang rasional, sebab implementasi program-program CSR akan
menimbulkan efek lingkungan emas yang dinikmati oleh perusahaan dan
seluruh stakeholdernya. Melalui CSR, kesejahteraan dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat lokal maupun masyarakat luas akan lebih terjamin.
Kondisi ini pada akhirnya akan menjamin kelancaran seluruh proses atau
aktivitas produksi perusahaan serta pemasaran hasil produksi prusahaan.
Sedangkan terjaganya kelestarian lingkungan dan alam, selain menjamin
kelancaran proses produksi juga menjamin ketersediaan pasokan bahan
baku produksi yang diambil dari alam.
Program CSR sudah mulai bermunculan di Indonesia seiring dengan
telah disahkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, adapun isi Undang-Undang tersebut yang berkaitan
dengan CSR, antara lain:
Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, berbunyi:
a. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
b. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksudkan
pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagaimana biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajiban.
c. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1) dikenai sanksi dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Sedangkan pada Pasal 25 (b) Undang-Undang Penanaman Modal
menyatakan, kepada setiap penanaman modal wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan. Kegiatan CSR akan menjamin
keberlangsungan bisnis yang dilakukan, hal ini disebabkan karena:
a. Menurunkan gangguan sosial yang sering terjadi akibat pencemaran
lingkungan, bahkan dapat menumbuhkembangkan dukungan atau
pembelaan masyarakat setempat.
b. Terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka
panjang.
c. Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan
kegiatan CSR yang dirancang oleh coporate.
Adapun lima pilar yang mencangkup kegiatan CSR, yaitu:
a. Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan
maupun lingkungan masyarakat sekitarnya.
b. Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja
perusahaan.
c. Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dengan
lingkungan sosialnya, yang apabila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan kerentanan konflik.
d. Perbaikan tata kelola perusahaan.
e. Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, dan budaya.
CSR memberikan manfaat baik bagi masyarakat maupun perusahaan,
antara lain:
a. Manfaat bagi masyarakat:
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian
lingkungan.
- Adanya beasiswa untuk anak kurang mampu di daerah tersebut.
- Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum.
- Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial
dan berguna untuk masyarakat banyak khususnya masyarakat yang
berada di sekitar perusahaan tersebut.
b. Manfaat bagi perusahaan:
- Meningkatkan citra perusahaan.
- Mengembangkan kerja sama dengan perusahaan lain.
- Memperkuat brand perusahaan di mata masyarakat.
- Membedakan perusahaan tersebut dengan para pesaingnya.
- Memberikan inovasi bagi perusahaan.
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) pabrik ini
dilaksanakan berdasarkan rancangan yang dilandasi oleh semangat untuk
kemajuan bersama atara perusahaan dan seluruh pemegang kepentingan.
Membangun bisnis yang berkelanjutan tidak terlepas dari usaha
perusahaan dalam menata rencana masa depan. Mengoptimalkan
keuntungan bukanlah satu-satunya prioritas dalam melakukan operasi
bisnis. Sinergi antara kualitas kinerja perusahaan dengan perkembangan
semua pemangku kepentingan adalah salah satu mimpi yang harus selalu
diraih. Sumber daya manusia, masyarakat, dan lingkungan sekitar serta
semua pihak yang berinteraksi langsung dengan kegiatan perusahaan
adalah elemen-elemen penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan
kegiatan CSR perusahaan. Keharmonisan, perbaikan kualitas, dan
kemajuan bersama telah menjadi pedoman yang membangun karakter
perusahaan dalam menjalankan bisnis berkelanjutan.
Tanggung jawab sosial perusahaan diwujudkan dalam tiga aspek, yaitu:
a. Menjalin kemitraan dengan para pemangku kepentingan, yaitu
karyawan, pemasok, penyalur, pelanggan, petani serta masyarakat di
lingkungan dan pemerintah.
b. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan perbaikan lingkungan.
c. Melindungi dan memelihara ekosistem lingkungan unit-unit usaha
perusahaan.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dilakukan melalui Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dilaksanakan melalui dua
kegiatan strategis yaitu Bidang Pengembangan dan Bidang Pembinaan.
a. Bidang Pengembangan
Perusahaan mengutamakan keunggulan Kelompok Tani dan lebih
mengoptimalkan hasil, perusahaan selalu menciptakan peluang-
peluang baru seperti membentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP)
yang dilaksanakan bersama dengan pihak terkait seperti Bulog dan
lainnya.
b. Bidang Pembinaan
Perusahaan selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman Mitra Binaan dengan melakukan program pelatihan,
pendidikan dan studi banding. Menjalin kemitraan dengan usaha kecil
dan menengah untuk selalu membina dan membangun citra positif
dari masyarakat kepada perusahaan selaku perusahaan pembina.

Anda mungkin juga menyukai