Anda di halaman 1dari 23

BAB V

NERACA MASSA DAN ENERGI

Penentuan kapasitas peralatan pabrik serta kebutuhan energi suatu pabrik,


diperlukan perhitungan terhadap neraca massa dan neraca energi yang masuk dan
keluar dari suatu peralatan. Kedua neraca ini sangat diperlukan dalam penentuan
spesifikasi setiap peralatan proses. Jumlah panas yang dibutuhkan sesuai dengan
jumlah massa yang diproses. Demikian juga ukuran peralatan ditentukan oleh
jumlah massa yang harus ditangani.

5.1 Neraca Massa


Neraca massa merupakan penerapan dari pada prinsip kekekalan massa
pada satuan proses. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa ”massa tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dirubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain”. Perubahan dapat terjadi bila terjadi perubahan
energi, tetapi dalam reaksi kimia perubahan massa kecil sekali sehingga prinsip
kekekalan massa dapat diberlakukan. Hukum kekekalan massa tidak berlaku pada
reaksi-reaksi fusi dan fisi dimana perubahan massa jauh lebih besar dari pada
reaksi kimia biasa.

5.1.1 Persamaan Neraca Massa


Dalam penentuan neraca massa dari suatu sistem atau peralatan diperlukan
adanya batasan-batasan dari sistem yang ditinjau. Perhitungan neraca massa pada
sistem kontinyu dianggap dalam keadaan tunak (steady state). Aliran proses yang
mempunyai lebih dari satu komponen, perhitungan neraca masanya dilakukan
pada masing-masing komponen disamping perhitungan neraca massa total.
Persamaan umum untuk setiap sistem proses yang terjadi dapat ditulis:
Massa keluar = massa masuk + generasi – konsumsi – akumulasi (5.1)

Untuk proses steady state dan tidak terjadi reaksi kimia maka akumulasi,
generasi dan konsumsi adalah nol. Sehingga persamaan neraca massanya dapat
dituliskan:

Massa keluar = Massa masuk (5.2)


5.1.2 Langkah-langkah Pembuatan Neraca Massa
Menurut Himmeblau (2004) langkah-langkah yang ditempuh dalam
pembuatan neraca massa adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan diagram proses dengan aliran-aliran yang diperlukan;
2. Menuliskan besaran, data yang diketahui, dan data yang diperlukan pada
diagram tersebut;
3. Memeriksa apakah ada komposisi atau massa pada setiap aliran yang
langsung dapat diketahui atau dihitung;
4. Menetapkan dasar perhitungan, semua perhitungan bahan atau komponen
harus didasarkan pada dasar yang sama;
5. Jumlah besaran yang diketahui harus dihitung tidak boleh melebihi jumlah
persamaan neraca bahan independen yang ada;
6. Jika jumlah persamaan neraca massa bahan yang diketahui melebihi, perlu
dipilih persamaan-persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan
persoalan;
7. Membuat persamaan sesuai dengan jumlah yang tidak diketahui;
8. Menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan yang belum diketahui.

Disamping itu juga dikenal cara perhitungan neraca massa menurut


Reklaitis (1983), yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menggambarkan diagram proses dengan aliran-aliran yang diperlukan;
2. Menuliskan besaran, data yang diketahui, dan data yang diperlukan dalam
diagram tersebut;
3. Menentukan derajat kebebasan atau degree of freedom dari masing-masing
proses dan proses secara keseluruhan;
4. Menyusun persamaan untuk menyelesaikan persoalan;
5. Menyelesaikan persamaan yang dimulai dari proses yang derajat
kebebasannya sama dengan 0 (nol);
6. Selanjutnya disusun tabel derajat kebebasan yang baru untuk menyelesaikan
persamaan yang derajat kebebasannya sama dengan nol, begitu seterusnya
sehingga semua persamaan dapat diselesaikan.
5.2 Neraca Energi
Neraca energi merupakan persamaan matematika yang menyatakan
hubungan antara energi masuk dan energi keluar sistem. Prinsip dasar yang
digunakan sesuai dengan prinsip dasar kekekalan energi, yaitu ”energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”. Konsep neraca energi menurut
Himmeblau (1982) pada dasarnya sama dengan konsep neraca massa, yaitu:
E = E1 – E0 (5.3)

Keterangan:
E = akumulasi energi
E1 = energi masuk
E0 = energi keluar

Persamaan energi pada proses-proses industri biasanya dapat


disederhanakan untuk proses-proses tanpa akumulasi (steady state), sehingga
Persamaan 5.3 diatas menjadi lebih sederhana, yaitu:
E1 = E0 (5.4)

Istilah-istilah yang sering dijumpai pada perhitungan neraca energi adalah:


1. Entalpi (H), merupakan jumlah energi dalam dan perkalian antara tekanan
dan volume, perubahan entalpi merupakan panas yang diserap atau panas yang
dikeluarkan oleh dan dari sistem;
2. Kapasitas panas (Cp), merupakan energi yang dibutuhkan oleh suatu zat
untuk menaikkan suhu 1oC, energi ini dapat diberikan dengan cara pemindahan
panas dalam suatu proses tertentu;
3. Panas reaksi dan panas standar, merupakan perubahan entalpi sebelum dan
sesudah reaksi terjadi, panas reaksi terjadi pada tekanan 1 atm dan temperatur
25oC;
4. Panas pembentukan standar, merupakan panas reaksi yang khusus, panas
yang diperlukan untuk pembentukan senyawa dari unsurnya;
5. Panas sensibel, merupakan panas yang dibutuhkan untuk menaikkan atau
menurunkan temperatur suatu zat tanpa merubah fasanya;
6. Panas laten, merupakan panas yang dibutuhkan untuk merubah fasa suatu
zat tanpa menaikkan atau menurunkan temperaturnya.
Untuk hasil perhitungan neraca massa dan energi pada tiap alat dapat
dilihat pada Tabel sedangkan contoh perhitungan neraca massa dan energi untuk
masing-masing peralatan disajikan pada Lampiran A dan Lampiran B.

5.3 Hasil Perhitungan Neraca Massa


Perhitungan neraca massa pada prarancangan pabrik bioetanol dari ubi
kayu seperti dibawah ini:
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kilogram (kg)
Waktu operasi : 330 hari/tahun
Kapasitas Produksi : 30.000 ton/tahun

5.3.1 Pengupas (PE-101)


Fungsi: Untuk memisahkan ubi kayu dari kulit terluarnya

F2 Air Pencuci

F1 F4
Ubi Kayu Ubi Kayu

F3 Air Pencuci
Pengotor
Gambar 5.1 Neraca Massa Pada Pengupas (PE-101)

Tabel 5.1 Neraca Massa pada Pengupas (PE-101)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen 1
F F2 F3 F4
Ubi Kayu 13705 - - 13390
Air Pencuci - 27410 27410 -
Kulit Ubi Kayu - - 315  
Jumlah 13705 27410 27725 13390
Total 41115 41115
5.3.2 Hammer Mill (HM-101)

Fungsi: Untuk menggiling ubi kayu.

F4 F6

Ubi Kayu Air


Air 11% Pati
Pati 83,5% Serat
Serat 5,5% Air
F5
Pati
Serat

Gambar 5.2 Neraca Massa Pada Hammer Mill (HM-101)

Tabel 5.2 Neraca Massa pada Hammer Mill (HM-101)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen 4 5
F F F6
Air 1473 74 1399
Pati 11180 559 10621
Serat 737 37 700
Jumlah 13390 669 12720
Total 13390 13390

5.3.3 Digester (D-101)


Fungsi: Untuk melangsungkan proses pemasakan agar pati membentuk gelatin
dan lebih mudah diurai oleh enzim.

F7
Air

F6
Air
Pati
Serat F8
Air
Pati
Serat
Gambar 5.3 Neraca Massa pada Digester (D-101)
Tabel 5.3 Neraca Massa pada Digester (D-101)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen 6
F F7 F8
Air 1399 53107 54506
Pati 10621 - 10621
Serat 700 - 700
Jumlah 12720 53107 65827
Total 65827 65827

5.3.4 Evaporator (V-101)


Fungsi: Untuk menghilangkan 90% kandungan air.

F9 Air 90%

F8

Air Air
Pati Pati
Serat F10 Serat

Gambar 5.4 Neraca Massa pada Evaporator (V-101)

Tabel 5.4 Neraca Massa pada Evaporator (V-101)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F8 F 9
F10
Air 54505 49055 5450
Pati 10621 -  10621
Serat 700  - 700
Jumlah 65827 49055 16771
Total 65827 65827

5.3.5 Reaktor Hidrolisis (R-101)

Fungsi: Untuk menghidrolisis pati menjadi dekstrin dengan menggunakan enzim


ɑ-amilase.
Air F13 Air
Pati Pati
F10 Serat
Serat
ɑ-amilase
F11 ɑ-amilase H2SO4
Dekstrin
F12 H2SO4

Gambar 5.5 Neraca Massa pada Reaktor Hidrolisis (R-101)

Tabel 5.5 Neraca Massa pada Reaktor Hidrolisis (R-101)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen 10
F F11 F12 F13
Air 5450 - - 4919,53
Pati 10621 - - 1062,1
Serat 700 - - 700
ɑ-amilase - 9,56 - 9,56
H2SO4 - - 4,5 4,5
Dekstrin - - - 10090
Jumlah 16771 9,56 4,5 16786
Total 16786 16786

5.3.6 Reaktor Sakarifikasi (R-102)


Fungsi: Untuk mengubah dekstrin menjadi glukosa dengan bantuan enzim
glukoamilase.

Air
Pati
Serat
ɑ-amilase
H2SO4
Dekstrin
Air
F 15
Pati
13
Serat
F ɑ-amilase
H2SO4
Dekstrin
Glukoamilase
F14 Glukoamilase Glukosa

Gambar 5.6 Neraca Massa pada Reaktor Sakarifikasi (R-102)

Tabel 5.6 Neraca Massa pada Reaktor Sakarifikasi (R-102)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen 13
F F14 F15
Air 4919,53 - 4441,6
Pati 1062,1 - 1062,1
Serat 700 - 700
ɑ-amilase 9,56 - 9,56
H2SO4 4,5 - 4,5
Dekstrin 10090 - 1009
Glukoamilase - 1513,54 1513,54
Glukosa - - 9559,22
Jumlah 16786,02 1513,54 18299,56
Total 18300 18300

5.3.7 Fermentor (R-103)


Fungsi: Tempat fermentasi glukosa menjadi etanol

Air
Pati
Serat
ɑ-amilase F19
H2SO4 15
F CO2
Dekstrin Air
Glukoamilase Pati
Glukosa Serat
F16 F20
ɑ-amilase
Saccharomyces cerevisiae H2SO4
F17 (NH4)2SO4 Dekstrin
Glukoamilase
F18 H3PO4 Glukosa
Saccharomyces cerevisiae
(NH4)2SO4
H3PO4
Etanol
Gambar 5.7 Neraca massa pada Fermentor (R-103)

Tabel 5.7 Neraca massa pada Fermentor (R-103)

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F15 F16 F17 F18 F19 F20
Air 4441,6 - - - - 4441,6
Pati 1062,1 - - - - 1062,1
Serat 700 - - - - 700
ɑ-amilase 9,56 - - - - 9,56
H2SO4 4,5 - - - - 4,5
Dekstrin 1009 - - - - 1009
Glukoamilase 1513,54 - - - - 1513,54
Glukosa 9559,22 - - - - 956
(NH4)2SO4 18299,56 - 73,2 - - 73,2
H3PO4 - - - 73,2 - 73,2
S.cerevisiae - 915 - - - 9145
CO2 - - - - 4206 -
Etanol - - - - - 4397,2
Jumlah 18300 915 73,2 73,2 4206 15155
Total 19361 19361
5.3.8 Rotary filter (RF-101)

Fungsi: Untuk memisahkan etanol dan air dari sisa padatan.

F22 Air
Etanol
F20
Air
Pati
Serat Air
ɑ-amilase Pati
H2SO4 Serat
Dekstrin ɑ-amilase
Glukoamilase H2SO4
Glukosa Dekstrin
Saccharomyces cerevisiae F21 Glukoamilase
(NH4)2SO4 Glukosa
Saccharomyces cerevisiae
H3PO4
(NH4)2SO4
Etanol
H3PO4
Etanol
Gambar 5.8 Neraca Massa pada Rotary filter (RF-101)

Tabel 5.8 Neraca Massa pada Rotary filter (RF-101)


Masuk (kg/jam) Keluar(kg/jam)
Komponen
F20 F 21
F22
Air 4441,6 444,6 3997,5
Pati 1062,1 1062,1
Serat 700 700
ɑ-amilase 9,56 9,56
H2SO4 4,5 4,5
Dekstrin 1009 1009
Glukoamilase 1513,54 1513,54
Glukosa 956 956
S.cerevisiae 915 915
(NH4)2SO4 73,2 73,2
H3PO4 73,2 73,2
Etanol 4397,2 439,72 3957,5
Jumlah 15155 7200
Total 15155 15155

5.3.9 Kolom Distilasi (C-101)

Fungsi: Untuk memurnikan (menghilangkan kandungan air) etanol hingga 95%.


F23

F22

F24

Gambar 5.9 Neraca Massa pada Kolom Distilasi (C-101)

Tabel 5.9 Neraca Massa pada Kolom Distilasi (C-101)

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)


Komponen
F22 23
F (Distilat) F24 (Bottom)
Air 3997,5 198 3800
Etanol 3957,5 3757 200
Jumlah 7955 3955 4000
Total 7955 7955

5.10 Kolom Adsorpsi (C-102)


Fungsi: Untuk memurnikan etanol hingga 99,5%.

Air F23
Etanol
Air
F26 Etanol

Gambar 5.10 Neraca Massa pada Kolom Adsorpsi (C-102)

Tabel 5.10 Neraca Massa pada Kolom Adsorpsi (C-102)


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F23 F 25
F26
Air 197,76 178 19,76
Etanol 3757,53   3935,5
Total 3955,3 3955,3

5.4 Hasil Perhitungan Neraca Energi

Perhitungan neraca energi pada prarancangan pabrik bioetanol dari ubi


kayu seperti dibawah ini:
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kilogram (kg)
Waktu operasi : 330 hari/tahun
Kapasitas Produksi : 30.000 ton/tahun
Kapasitas Bahan Baku : 108.542.657 ton/tahun

5.3.3 Digester (D-101)

Fungsi: Untuk melangsungkan proses pemasakan agar pati membentuk gelatin


dan lebih mudah diurai oleh enzim.

Q3
Air
Q2
Steam
Air
Q5 Pati
Q1 Serat
Air
Pati
Serat Q4
Kondensat

Gambar 5.11 Neraca Energi pada Digester (D-101)

Tabel 5.11 Neraca energi pada Digester (D-101)

Panas Masuk (kkal/jam) Panas Keluar (kkal/jam)


Komponen
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Pati 18.615,32 3.924.431,53
Air 6.627,88 265.533,86 282.952,88
Serat 325,71 22.278,79
4.836.154,1
Steam
3
Kondensat 900217,53
Total 5.129.880,74 5.129.880,74

5.12 Neraca Energi pada Evaporator (V-101)


Fungsi : Untuk menghilangkan 90% kandungan air

Q6 Steam
Fungsi: Untuk menurunkan kadar air Q7 Air

Q5 Q9
Air Air
Pati Pati
Serat Serat

Q8 Kondensat

Gambar 5.12 Neraca energi pada Evaporator (V-101)

Tabel 5.12 Neraca energi pada Evaporator (E-101)

Kompone Panas Masuk Panas Keluar


(kkal/jam) (kkal/jam)
n
Q5 Q6 Q7 Q8 Q9
Pati 282.952,89 294.742,59
Air 3.924.431,53 3.679.154,56 408.794,95
Serat 22.278,79 23.207,07
216.544,2
Steam
1
Kondensat 40.308,25
Total 4.446.207,42 4.446.207,42

5.13 Neraca Energi Cooler (E-101)


Fungsi : Untuk menurunkan temperatur umpan keluaran evaporator dari 1000C
menjadi 600C

Q8
Q10Air
Air pendingin
Pendingin

Q9
Air
Pati
Serat

Q12
Air
Pati
Q11
Serat
Air Pendingin Bekas

Gambar 5.13 neraca energi pada Cooler (E-101)

Tabel 5.13 Neraca energi pada Cooler (E-101)

Panas Masuk (kkal/jam) Panas Keluar (kkal/jam)


Komponen
Q9 Q10 Q11 Q12
Pati 294.742,59 137.546,54
Air 408.794,95 190.770,98
Serat 23.207,07 10.829,96
Air pendingin 93.832,74 421.489,86
Total 820.577,35 820.577,35
5.14 Neraca Energi Pada Reaktor Hidrolisis (R-101)
Fungsi : Mengubah pati menjadi dekstrin

Q15
steam Q17
Air
Pati
Q14 alfa-amilase
H2SO4 H2SO4
Serat
Q12
dekstrin
Air
Pati
serat

Q13 Q16
alfa-amilase kondensat

Gambar 5.14 Alur Neraca Energi pada Reaktor Hidrolisis (R-101)

Tabel 5.14 Neraca energi pada hidrolyzer (R-101)

Panas masuk Panas Keluar


Komponen (kkal/jam) (kkal/jam)
Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17
Pati 137.546,54 21.614,46
Air 190.770,98 270.574,24
Serat 10.829,96 17.028
H2SO4 7,97 87,83
α-amilase 16,06 176,65
Dekstrin 160.940,07
Steam 161.661,77
Kondensat 30.092,25
Panas Reaksi 319,79
Total 500.833,30 500.833,30

5.15 Neraca Energi Pada Cooler (E-102)

Fungsi : Untuk menurunkan temperatur dari 80⁰C menjadi 35⁰C sebelum masuk
ke Reaktor sakarifikasi (R-102)

Q18 Air Pendingin


Q17
Air
Pati
alfa-amilase
H2SO4 Q20
Serat Air
dekstrin Pati
alfa-amilase
H2SO4
Q19 Air pendingin bekas Serat
dekstrin

Gambar 5.15 Alur neraca energi pada Cooler (E-102)

Tabel 5.15 Rangkuman neraca energi pada Cooler (E-102)

Panas Masuk (kkal/jam) Panas Keluar (kkal/jam)


Komponen
Q17 Q18 Q19 Q20
Pati 21.614,46 3.929,90
Air 270.574,24 49.195,32
Serat 17.028 3.096
H2SO4 87,70 15,95
α-amilase 176,65 32,12
Dekstrin 160.940,07 29.261,83
Air pendingin 93.177,38 478.067,39
Total 563.598,51 563.598,51

5.16 Neraca Energi Pada Reaktor Sakarifikasi (R-102)


Fungsi : Untuk mengubah dekstrin menjadi glukosa

Q22
Steam
Q20 Q24
Air Air
Pati Pati
alfa-amilase alfa-amilase
H2SO4 H2SO4
Serat Serat
dekstrin Dekstrin
Glukosa
Q21
glukoamilase

Q23 Kondensat
Gambar 5.16 Alur Neraca Energi pada Reaktor Sakarifikasi (R-102)

Tabel 5.16 Rangkuman neraca energi pada reaktor sakarifikasi (R-102)

Panas masuk Panas Keluar


Komponen (kkal/jam) (kkal/jam)
Q20 Q21 Q22 Q23 Q24
Pati 3.929,90 133.247,12
Air 49.195,32 11.789,70
Serat 3.096,00 9.288,00
H2SO4 15,97 47,91
α-amilase 32,12 96,36
Dekstrin 29.261,83 8.778,55
Glukoamilase 2.330,86 13.985,14
Glukosa 78.863,56
Steam 193.429,2
9
Kondensat 36.005,56
Panas Reaksi -10.810,61
Total 281.291,28 281.291,28

5.17 Neraca Energi Pada Cooler (E-103)


Fungsi : Untuk menurunkan temperatur umpan sebelum masuk ke R-103

Q25 Air Pendingin

Q24
Air
Pati Q27
alfa-amilase Air
H2SO4 Pati
Serat alfa-amilase
Dekstrin H2SO4
Glukoamilase Serat
Q26 Dekstrin
Air pendingin bekas Glukoamilase
Glukosa
Gambar 5.17 Neraca energi pada Cooler (E-103)

Tabel 5.17 Neraca energi pada Cooler (E-103)

Panas Masuk Panas Keluar


Komponen (kkal/jam) (kkal/jam)
Q24 Q25 Q26 Q27
Pati 133.247,12 1.964,95
Air 11.789,70 22.207,85
Serat 9.288,00 1.548,00
H2SO4 47,91 7,98
α-amilase 96,36 16,06
Dekstrin 8.778,55 1.463,09
Glukoamilase 13.985,14 2.330,86
Glukosa 78.863,56 13.143,93
Air pendingin 51.664,94 265.078,56
Total 307.761,28 307.761,28

5.18 Neraca Energi Pada Reaktor Fermentasi (R-103)


Fungsi : Untuk mengubah glukosa menjadi etanol

Q27
Air
Pati Q31 Steam
Q32 CO2 Q34
alfa-amilase Q25
CO2
Air
H2SO4
Pati
Serat
alfa-amilase
Dekstrin
H2SO4
Glukoamilase
Serat
Glukosa
Dekstrin
Q28 (NH4)2SO4 Glukoamilase
Glukosa
Q29 H3PO4 (NH4)2SO4

Q30 s. sereviceae H3PO4

S.sereviceae
Q33 Kondensat

Gambar 5.18 Alur Neraca Energi pada Reaktor Fermentasi (R-103)

Tabel 5.18 Rangkuman Neraca energi pada fermentor (R-103)


Panas Masuk(kkal/jam) Panas Keluar (kkal/jam)
Komponen
Q27 Q28 Q29 Q30 Q31 Q32 Q33 Q34
Pati 1.964,95 3.929,90
Air 22.207,85 44.415,71
Serat 1.548,00 3.096,00
H2SO4 7,98 15,97
α-amilase 16,06 32,12
Dekstrin 1.463,09 2.926,18
Glukoamilase 2.330,86 4.661,71
Glukosa 13.143,93 2.628,79
(NH4)2SO4 18.885,15 37.770,29
H3PO4 230,57 461,15
S.sereviseae 1.326,72 2.653,44
Etanol 29.461,51
CO2 8.832,72
Panas Reaksi -65,21
Steam 95.465,35
Kondensat 17.770
Total 158.590,51 158.590,51
5.19 Neraca Energi Pada Rotary filter
Fungsi : untuk memisahkan padatan-padatan dan serat yang terikut dengan
etanol

Q34

Air
Pati
serat Q36
alfa-amilase
Ca(OH)2 Air
dekstrin Etanol
glukoamilase
glukosa
H2SO4
(NH4)2SO4
H3PO4
Saccharomyces
sereviseae Q35
Etanol Pati, serat, alfa-amilase, Ca(OH)2, dekstrin,
glukoamilase, glukosa, H2SO4,(NH4)2SO4,
H3PO4, dan Saccharomyces sereviseae

Gambar 5.19 Alur Neraca Energi pada Rotary filter (RF-101)

Tabel 5.19 Rangkuman Neraca energi pada Rotary filter (RF-101)


Komponen Panas Masuk Panas Keluar
(kkal/jam) (kkal/jam)
Q34 Q35 Q36
Pati 3.929,90 4.441,57 39.974,14
Air 44.415,71 3.929,90
Serat 3.096,00 3.096,00
H2SO4 15,97 15,97
α-amilase 32,12 32,12
Dekstrin 2.926,18 2.926,18
Glukoamilase 4.661,71 4.661,71
Glukosa 2.628,79 2.628,79
(NH4)2SO4 37.770,29 37.770,29
H3PO4 461,15 461,15
Saccharomyces sereviseae 2.653,44 2.653,44
Etanol 29.461,51 2.946,15 26.515,36
Total 132.052,77 132.052,77

5.20 Neraca Energi pada Heater (E-104)

Fungsi : Menaikkan temperatur keluar Rotary filter dari 30oC menjadi 80oC.

Q 39
Etanol
AirQ30 Q 37steam
Steam
Q29

Q 38
Kondensat
Q 36

Etanol
Air

Gambar 5.20 Neraca Energi pada Heater (E-104)

Tabel 5.20 Rangkuman neraca energi pada heater (E-104)

Panas Masuk (Kkal/jam) Panas Masuk (Kkal/jam)


Komponen
Q36 Q37 Q38 Q39
Etanol 26.515,36 145.834,49
Air 39.974,14 219.857,75
Panas steam 367.635,64
Kondensat 68.432,89
Total 434.125,14 434.125,14

5.21 Distilasi (C-101)


Fungsi : Untuk mendistilasi etanol hingga 95%

Q 41

Q 39

Q 40
Gambar 5.21 Alur neraca energi pada kolom Distilasi

Tabel 5.21 Rangkuman neraca energi pada Kondensor

Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)


Komponen
Qin Qout (QLd + QD)
Etanol 137.584,03 26.772,46
Air 10.807,86 1.352,90
Air Pendingin 29.115,12 149.381,64
Total 177.507,01 177.507,01

Tabel 5.22 Rangkuman neraca energi pada reboiler

Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)


Komponen
Qin Qout (QVb + QB)
Etanol 5.359,50 744.803,32
Air 151.985,94 26.264,12
Steam 754.090,94
Kondensat 140.368,95
Total 911.436,39 911.436,39

5.22 Kolom Adsorpsi Molecular sieve (C-102)


Fungsi: Memurnikan etanol hingga 99,5%

Q 41
Q21
F19
F17

Q 42
Gambar 5.22 Alur neraca energi pada kolom adsorpsi

Tabel 5.23 Rangkuman neraca energi kolom adsorpsi (C-102)

Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)


Komponen
Q21 Q23 Q24
Air 988.83 890,00 98,80
Etanol 12.587,74 - 13.183,92
Total 14.172,8 14.172,8

Anda mungkin juga menyukai