DOSEN PEMBIMBING
NAMA
NIM
P17320119009
TINGKAT / KELOMPOK
2A/2
2020
1. Konsep Dasar Sectio Caesarea
A. Pengertian
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan dengan membuat syatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amru, Sofian. 2012). Sectio
caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 1998 dalam
Siti, dkk 2013).
B. Etiologi
1) Etiologi Yang Berasal Dari Ibu
Yaitu primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelaian letak ada disproporsi sefalo pelvik (Disproporsi janin / panggul),
ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan
panggul, plasenta previa tertuama primigravida, solutio plasenta tingkat I
– II, komplikasi kehamilan yang disertai penyakit (Jantung, DM).
Gangguan perjalanan persalinan (Kista Ovarium, Mioma Uteri, dan
sebagainya)
2) Etiologi Yang Berasal Dari Janin
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan
janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan
vakum atau forceps ekstraksi (Nurarif & Hardhi, 2015)
C. Patofisiologi
Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan
persalinan normal tidak memungkinkan dan akhirnya harus dilakukan
tindakan sectiocaesarea. Bahkan sekarang sectiocaesarea menjadi salah satu
pilihan persalinan (Sugeng, 2010)
Adanya beberapa hambatan ada proses persalinan yang menyebabkan
bayi tidak dapat dilahirkan secara normal, misalnya plasenta previa, rupture
sentralis dan lateralis, panggul sempit, partus tidak maju (Partus lama), pre
eklamsi, distokksia service dan mail presentasi janin, kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu sectiocaesarea
(SC). Dalam proses operasinya dilakukan tindakan yang akan menyebabkan
pasien mengalami mobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi
2
aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri secara
mandiri sehingga timbul masalah deficit perawatan diri. Kurangnya informasi
mengenai proses pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi akan
menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu dalam proses
pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen
sehingga menyebabkan inkontinuitas jaringan, pembuluh darah dan saraf –
saraf di daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan
prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri. Setelah semua proses
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post
operasi, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah
resiko infeksi.
D. WOC
3
E. Manifestasi klinis
1) Indikasi SC
Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea
menurut (Manuaba, I.B, 2001) adalah
Prolog labour sampai neglected labour
Ruptura uteri imminen
Fetal distress
Janin besar melebihi 4000 gram
Perdarahan antepartum
Sedangkan indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan
sectio adalah :
1) Malpresentasi Janin
Letak Lintang
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah
jalan atau cara yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segala
letak lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua
primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio
caesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit. Multipara
dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain
Letak Belakang
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang
bila panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga
2) Plasenta previa sentralis dan lateralis
3) Presentasi lengkap bila reposisi tidak berhasil
4) Gemeli menurut Eastman, sectio caesarea dianjurkan bila janin
pertama letak lintang atau presentasi bahu, bila terjadi interior
(Looking of the twins), distosia karena tumor, gawat janin dan
sebagainya
5) Partus lama
6) Partus tidak maju
7) Pre eklamsia dan hipertensi
8) Distosia serviks
4
F. Pemeriksaan penunjang
1) Hemoglobin atau hematokrit (HB/HI) untuk mengkaji perubahan dari
kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan
2) Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
3) Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
4) Urinalisis / kultur urine
5) Pemeriksaan elektrolit
G. Penatalaksanaan
1) Pemberian Cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan per intravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar
tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh
lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasany DS 10%, garam fisiologi dan
RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar
Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
2) Diet
Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah penderita flatus
lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan per oral. Pemberian
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 – 10
jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh
3) Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 – 10 jam setelah operasi
Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang
sedini mungkin setelah sadar
Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit
dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya
Kemudia posisi tidur telentang dapat diubah menjadi setengah duduk /
semifowler
5
Selanjutnya selama berturut – turut, pasien dianjurkan belajar duduk
selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada
hari ke 3 sampai hari ke 5 pasca operasi
4) Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 – 48 jam atau lebih lama lagi
tergantung pada jenis operasi dan keadaan penderita
5) Pemberian Obat – Obatan
Antibiotik
Analgetik : Kaltopen suppositoria 2x/24 jam, tramadol atau
paracetamol tiap 6 jam, penitidine 90 - 75 mg diberikan setiap 6 jam
bila perlu
Obat – Obatan Lain
6) Perawatan Luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti
7) Perawatan Rutin
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu,
tekanan darah, nadi, dan pernafasan (TTV)
2. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1) Identitas klien dan penanggung
2) Keluhan utama klien saat ini
3) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien multipara
4) Riwayat penyakit keluarga
Keadaan klien meliputi :
1) Sirkulasi : Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi.
Kemungkinan kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira
600-800 mL
2) Integritas ego : Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai
tanda kegagalan dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita.
6
Menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik
diri, atau kecemasan.
3) Makanan dan cairan : Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet
ditentukan).
4) Neurosensori : Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi
spinal epidural.
5) Nyeri / ketidaknyamanan : Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai
sumber karena trauma bedah, distensi kandung kemih , efek - efek
anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin ada.
6) Pernapasan : Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.
7) Keamanan : Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan
utuh.
8) Seksualitas : Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran
lokhea sedang.
B. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri (Histamin,
prostaglandin) akibat trauma jaringan dalam pembedahan (Sectio caesarea)
2) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan atau luka kering bekas
operasi
3) Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur
pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi
7
C. Perencanaan Keperawatan (Tujuan, Intervensi, Rasional Tindakan)
Huda, Amin. Hardhi Kusuma (2015) NANDA NIC – NOC Jilid II. Yogyakarta : Penerbit
Mediaction Jogja
Mochtar, Rustam. (1998) Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC