Anda di halaman 1dari 6

METODE KUANTITATIF DALAM BINIS

TUGAS 1
Nama Anggota Kelompok :
1. Indah (1940401101)
2. Mega Dwi Kartika (1940401099)
3. Venny Fimelly (1940401094)
4. Wahyu Suryo Agung (1940401097)
Lokal C4 Manajemen

“ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN


DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN “

Abstrak :
Persaingan di dunia bisnis akhir-akhir ini semakin ketat. Khusunya, pada perusahaan di
bidang produksi dan perusahaan yang melakukan penjualan produk. Berbagai strategi
pun dilakukan untuk memenangkan minat dan perhatian konsumen. Salah satu strategi
yang digunakan adalah cost leadership. Strategi ini menggunakan penekanan biaya
produksi atau operasional agar tetap memenangkan persaingan melawan kompetitor
dan tetap mendapatkan profit yang optimal. Salah satu cara untuk menekan biaya
produksi dibutuhkan perhitungan yang tepat untuk meramalkan jumlah penjualan di
beberapa periode mendatang. Peramalan ini berfungsi untuk meminimalkan terjadinya
kelebihan atau kekurangan pesanan yang nantinya akan menimbulkan biaya tambahan.
Ada beberapa metode untuk melakukan peramalan, yaitu Naïve method, Moving
Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing
With Trend, dan Linear Regression. Hasil peramalan dengan error atau kesalahan
terkecil dengan menghitung mean squared error (MSE) dan mean absolute deviation
(MAD) dianggap sebagai peramalan yang paling akurat dan cocok untuk dipakai dalam
menentukan peramalan pada suatu perusahaan. Setelah mendapatkan hasil peramalan,
metode economic order quantity (EOQ) dan reorder point (ROP) penting untuk
menentukan pesanan yang optimum dalam persediaan dan menentukan titik
pemesanan kembali dalam persediaan barang.

Pendahuluan :
CV. Garuda Langit Berlian adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang retail yang
menjual macam-macam cat tembok dan rumah dan alat-alat pengecatan. Perusahaan ini
merupakan contoh salah satu yang menerapkan strategi cost leadership. Menurut Pak
Indra Rafly selaku pemilik, “Toko kami termasuk toko yang menjual cat termurah di
Kota Bekasi. Hal ini kami lakukan untuk memikat pelanggan karena toko kami masih
terbilang baru.” Namun, dalam menjalankan strategi ini CV. Garuda Langit Berlian masih
membutuhkan strategi yang mampu meminimalkan biaya operasional perusahaan
untuk menghasilkan profit yang paling optimal. Kendala utama operasional CV. Garuda
Langit Berlian menurut Pak Indra Rafly adalah inventory control. Terkadang sejumlah
permintaan tidak dapat terpenuhi karena kurangnya stok cat atau lamanya waktu
tunggu kedatangan stok baru. Namun, di lain sisi kadang pemesanan barang jauh
melebihi jumlah permintaan. Perhitungan jumlah optimum pemesanan dan waktu
pemesanan kembali sangatlah dibutuhkan untuk mengatasi kekurangan atau kelebihan
stok persediaan perusahaan.

CV. Garuda Langit Berlian memiliki satu merk cat premium yaitu Dulux Weathershield.
Cat ini merupakan cat yang berkualitas tinggi yang dapat bertahan dalam segala cuaca.
Cat ini cocok sekali untuk digunakan di bagian luar rumah atau sebagai cat eksterior.
Layaknya barang premium lainnya, harga jual cat ini juga sangat tinggi dibandingkan
dengan merk cat-cat lainnya. Mengingat akan harga jual cat yang tinggi ini membuat Pak
Indra Rafly CV. Garuda Langit Berlian meragukan minat konsumen terhadap cat ini.
Maka dari itu, peramalan penjualan dan kontrol persediaan sangat diperlukan oleh Pak
Indra Rafly agar bisa mengoptimumkan persediaan barang yang nantinya akan
meminimumkan biaya.
Kebijakan Perusahaan
Pak Indra Rafly menuturkan bahwa ada sekitar belasan warna dari cat Dulux Weathershield ini. Cat
tembok ini juga memiliki dua varian ukuran yaitu 3,5 liter atau 1 gallon dan 25 liter atau 1 pail.
Namun, minat konsumen terhadap cat Dulux Weathershield Brilliant White yang berukuran 25 liter
sangat rendah dikarenakan harganya yang tinggi sampai terkadang tidak ada pembelian sama sekali
dalam satu bulan. Berbeda dengan yang ukuran 25 liter, ternyata minat terhadap cat Dulux
Weathershield Brilliant White yang berukuran 3,5 liter agak tinggi.

Namun, harga yang tinggi dan sedikitnya keuntungan yang diambil oleh CV. Garuda Langit Berlian
membuat toko ini bingung untuk menyiasati pesanan dan persediaan barangnya. Permintaan
terhadap cat Dulux Weathershield Brilliant White ukuran 3,5 liter ini terbilang tidak menentu.
Kadang tinggi kadang sangatlah rendah. Dilihat dari permasalahan yang terjadi, perusahaan masih
membutuhkan inventory control yang tepat untuk memperkirakan jumlah pesanan optimum dan
waktu untuk melakukan pemesanan kembali. Perusahaan juga membutuhkan perhitungan
peramalan penjualan yang tepat agar tidak terjadi kelebihan pesanan atau kekurangan pasokan
dalam memenuhi permintaan konsumen. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan peramalan
penjualan dan inventory control pada CV. Garuda Langit Berlian untuk meminimalkan biaya
operasional dan mendapatkan profit yang optimum.

Hasil dan Pembahasaan


Peramalan

Data penjualan cat merk Dulux Weathershield Brilliant White ukuran 3,5 liter dalam
kurun waktu satu tahun pada CV. Garuda Langit Berlian pada periode 1 Desember 2013
– 30 November 2014 adalah sebagai berikut :

Periode Jumlah penjualan ( UNIT )


Desember 2013 14
Januari2014 10
Maret 2014 35
April 2014 45
Mei 2014 10
Juni 2014 8
Juli 2014 20
Agustus 2014 16
September 2014 23
Oktober 2014 29
November 2014 25
TOTAL 235

Hasil peramalan penjualan cat merk Dulux Weathershield Brilliant White ukuran 3,5 liter melalui
perhitungan menggunakan metode Naïve, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential
Smoothing, Exponential Smoothing with Trend dan Linear Regresion menunjukkan hasil sebagai
berikut :

Analisis Metode EOQ


Langkah-langkah perhitungan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) :
a. Pembelian bahan baku ekonomis
Dengan berdasarkan pada :
1) Biaya penyimpanan bahan baku per unit (H) Rp 17
2) Total kebutuhan bahan baku (D) 5.300.000
3) Biaya pesan sekali pesan (S) Rp 463.000
Maka besarnya pembelian bahan baku yang ekonomis dapat diperhitungkan dengan
metode EOQ sebagai berikut :
2 DS
Q* =
√ H
2 ( 5.300 .000 ) (463.000)
Q* =
√ 17
4.907 .800.000 .000
Q* =
√ 17
Q* = √ 288.694 .117.647,05
Q* = 537.302,63 kg
b. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku
Frekuensi pemesanan (F) menurut metode EOQ dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut :
D
F=
Q∗¿ ¿
5.300.000 kg
F=
537.302,63 kg
F = 9,86 kali = 9 kali
Jadi frekuensi pemesanan bahan baku dilakukan 9 kali pemesanan per tahun.
c. Total Biaya Persediaan
Untuk memperhitungkan total biaya persediaan, telah diketahui sebagai berikut :
1) Total kebutuhan bahan baku (D) 5.300.000 kg
2) Biaya pesan sekali pesan (S) Rp 463.000
3) Biaya penyimpanan bahan baku per unit (H) Rp 17
4) Pembelian bahan baku yang ekonomis (Q*) 537.302,63 kg
Perhitungan Total Biaya Persediaan (TIC) adalah sebagai berikut :
D
TIC = ( S) + ¿ H)
Q
5.300.000
TIC = ( . Rp 463.000) + ¿ . 17)
537.302,63
TIC = Rp 9.134.144,73 = Rp 9.134.145
Data Perbandingan Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ
Keterangan Kebijakan Perusahaan Metode EOQ
Pembelian rata-rata bahan baku 300.000 kg 537.302,63 kg
Total biaya persediaan Rp 10.729.666,66 Rp 461.274.307,87
Frekuensi Pemesanan 25 kali 9 kali
Safety stock - -
Re Order Point - -

Dengan menggunakan model EOQ maka total biaya persediaan turun sebesar Rp
10.729.666,66 - Rp 9.134.145 = Rp 1.595.521,66. Penuruan ini membuktikan bahwa
dengan menggunakan model EOQ dapat menghemat biaya sebesar Rp 1.595.521,66
atau apabila dijadikan bentuk persen, maka penghematan adalah :

Rp 10.729 .666,66−Rp 9.134 .145


Penghematan = ( ) x 100%
Rp10.729 .666,66
Penghematan = 14,87 %
Dengan frekuensi pemesanan sebanyak 9 kali sebulan.
Perhitungan Menggunakan Aplikasi POM-QM for Windows 5

Anda mungkin juga menyukai