B. Hasil Penelitian
memenuhi kriteria.
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis kelamin
Pada siswa sekolah di SDN 108 Home bese Moncongloe
Jenis kelamin Frekuensi (n) Persen (%)
Laki-laki 39 65.0%
Perempuan 21 35.0%
Total 60 100.0
Sumber : Data primer tahun 2019
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik umur
Pada siswa sekolah di SDN 108 Home bese Moncongloe
Umur(tahun) Frekuensi (n) Persen (%)
10 24 40.0
11 20 33.3
12 16 26.7
Total 60 100.0
Sumber : Data primer tahun 2019
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik kelas
Pada siswa sekolah di SDN 108 Home bese Moncongloe
Kelas Frekuensi (n) Persen (%)
IV 22 36.7%
V 21 35.0%
VI 17 28.3%
Total 60 100.0
Sumber : Data primer tahun 2019
responden yang kelas IV yakni sebanyak 22 orang (36,7 %),responden yang kelas
2. Analisa Univariat
kesehatan gigi
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik pengetahuan tentang
kesehatan gigi pada siswa sekolah di SDN Home bese Moncongloe
Total 60 100.0
Sumber : Data primer tahun 2019
responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 25 orang (41,7 %),
orang (58.3%)
b. Distribusi responden berdasarkan perilaku perawatan gigi
Tabel 5.5
Negatif 31 51.7%
Total 60 100.0
Sumber : Data Primer 2019
memiliki perilaku positif dalam perawatan gigi sebanyak 29 orang (48,3 %),
C. Pembahasan Penelitian
1. Analisis univariat
a. Usia
tahun, khusus pada kelompok umur anak usia sekolah dasar sebesar
b. Jenis kelamin
dijelaskan diatas bahwa penelitian ini tidak melibatkan anak kelas I-III
dimana umurnya 6-9 tahun karena menurut wali kelas 1 anak didiknya
yang berusia 6 tahun masih belum dapat menulis dan membaca dengan
baik
dengan anak laki-laki. Hal ini disebebkan pertumbuhan gigi pada anak
perempuan lebih awal dari pada anak laki-laki sehingga masa terpajan
dalam mulut lebih lama (Cahyadi, 2013). Perbedaan ini tidak cukup
erupsi dari pada anak laki-laki, akan tetapi dijelaskan bahwa gigi
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
value = 0.574)
gigi, akibat masalah kesehatan gigi, jenis masalah kesehatan gigi, dan
bahwa gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang
anak rajin mengosok gigi. Hal ini didukung oleh penelitian yang
mengosok gigi denga baik), rasa sakit setiap kunyah (sakit kepala,
menyebabkan kematian.
kesehatan gigi (77,5%). Karies gigi atau yang dikenal dengan gigi
berperan pada progresi lesi karies yang telah ada (Schuurs, 2013).
mengosok gigi, segera bilas dengan air bersih agar kuman dapat
sehari setelah makan dan sebelum tidur dan tidak cukup jika
dilakukan saat mandi pagi dan sore hari. Mengosok gigi sebelum
tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut dengan sisa makanan
empat kali sehari (setelah makan dan sebelum tidur). Hal itu
& Perry, 2005). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
memakan keju kita tetap bisa memiliki gigi yang bersih. Kandunga
dirumah.
cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter & Perry, 2012).
kesehatan gigi.
tentang kesehatan gigi dan bagaimana perawatan gigi . karena faktor yang
pengetahuan.
perilaku positif terhadap pesan yang disampaikan (Junios & Rina, 2014).
siswa tentang kesehatan gigi dan perilaku perawatan gigi adalah dari segi
pendidikan kesehatan itu sendiri. Sesuai dengan teori menurut Tana (2010)
untuk lebih memahami dan dapat menerapkan isis atau informasi yang
tuanya dalam menggosok gigi. Hal ini berkaitan dengan faktor orang
tua dalam melakukan perawatan gigi. Orang tua yang menjadi teladan
yang baik pada anaknya. Maka dengan tidak disadari anak tersebut
untuk berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak
(Potter & perry, 2010). Pada usia 7 tahun anak memasuki tahap piaget
yang logis. Dalam hal ini 73,5% anak menggosok gigi setelah makan
gigi
menarik diri dari lingkungan (Potter & Perry, 2013). Untuk itu
dihargai. Hal ini penting dilakukan oleh orang tua untuk memotivasi
konsep diri seorang anak. Anak yang menderita masalah gigi akan
merasa malu karena gigi yang sakit dapat menimbulkan bengkak pada
wajah. Anak akan dinaggap kurang merawat gigi dengan benar dan
hanya perintah dari orang lain yang memiliki ototritas (Wong, 2009).
anak.
2. Analisis bivariat
Kabupaten tentang perawatan gigi dengan kejadian karies gigi dan angka
Dengan kesadaran ini akan memicu seseorang untuk berfikir lebih lanjut
tentang apa yang ia terima. Dalam hal ini anak usia sekolah mengetahui
Kemudian pada tahap ini pula anak sudah mulai melakukan suatu
stimulus yang dianggap buruk atau kurang berkesan, maka ia akan diam
makanan manis, dan melakukan pergantian sikat gigi secara rutin. Hal ini
tersebut.
(Alamsyah, 2010)
bahwa masih banyak anak yang belum melakukan perawatan gigi dengan
mulut pada sisa kelas IV dan V di SDK Santa Maria Ponorog. Hasil yang
kesehatan gigi dan mulut dan adanya perbedaan efektifitas antara sikap
BAB VI
A. Kesimpulan
dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di SDN 108
B. Saran
berkala