Anda di halaman 1dari 40

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan

Pemenuhan Kebetuhan Strees dan emosional


(Ansietas)

PAS FOTO 3X4

NAMA Andi Agus


NIM : 18D10057
KELOMPOK : NUSA INDAH

PROGRAM STUDIDIV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
ALI
B
2020/2021
i
A. KONSEP TEORI KEBUTUHAN

1. Definisi
Stress adalah satu kondisi ketika individu berespons terhadap
perubahan dalam status keseimbangan normal (Kozier, 2011). Stress
adalah segala situasi di mana tuntutan non-spesifik mengharuskan
seorang individu berespon dan melakukan tindakan (Selye, 1976
dalam Potter dan Perry, 2005). Stressor adalah setiap kejadian atau
stimulus yang menyebabkan individu mengalami stres. Ketika
seseorang menghadapi stressor, responnya disebut sebagai strategi
koping, respon koping, atau mekanisme koping. Stress psikologis yang
dialami ibu selama kehamilan adalah stres yang diakibatkan peristiwa
kehidupan sehari-hari yang dialami ibu dikenal sebagai stress
psikososial. Stress psikososial disebabkan oleh berbagai macam
stresor psikososial seperti masalah internal keluarga, perubahan hidup
dan lingkungan tempat tinggal, kekhawatiran kesulitan ekonomi,
kehamilan sekarang dan beban pekerjaan. Dampak psikologis akibat
tekanan emosional ibu selama kehamilan pada sistem keseimbangan
endokrin dan penyesuaian diri setelah persalinan. Kesehatan
psikososial wanita hamil sangat menentukan terhadap kesehatan ibu
saat persalinan, bayi baru lahir dan masa nifas.
Adaptasi fisiologi terhadap stres adalah kemampuan tumbuh
untuk mempertahankan keadaan relatif seimbang. Kemampuan adaftif
adalah bentuk dinamik dan equilibrium lingkungan internal tubuh.
Mekanisme fisiologis dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin serta
tidak mencangkup prilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam
frekuensi jantung, prekuensi pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh,
keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat
kesadaran untuk mempertahankan adaptasi.
2. Anatomi Fisiologi Terkait KDM
Setiap makhluk hidup pernah mengalami stres dalam hidupnya.
Stimulus yang diberikan oleh stres ikut berperan dalam perubahan dan
pertumbuhan individu. Manusia merupakan makhluk yang selalu berespon
dan beradaptasi terhadap stres. Respon stres bersifat adaptif dan protektif.
Respon stres yang melibatkan respon anatomi dan fisiologi perlu dipelajari
lebih mendalam karena pada saat memberikan asuhan keperawatan
seorang perawat tidak hanya memandang stres sebagai bagian dari respon
psikologis, sosial, dan spiritual namun juga respon biologis, yaitu
mencakup respon anatomi dan fisiologi..
Peristiwa fisiologis yang terjadi pada individu saat terjadi stres
pertama kali dikembangkan oleh Hans Selye. Seyle mengidentifikasikan
dua respon fisiologis terhadap stres, yaitu local adaptation syndrome
(LAS) dan general adaptation syndrome (GAS) (Potter & Perry, 2005).
LAS adalah respon dari jaringan, organ, atau bagian tubuh lainnya
terhadap stres karena trauma, penyakit, atau perubahan fisiologis lainnya.
Sedangkan GAS adalah respon pertahanan dari keseluruhan tubuh
terhadap stres. Berikut penjelasan lebih mendetail mengenai LAS dan
GAS:

a. Local adaptation syndrome (LAS)


Local adaptation syndrome (LAS) memiliki karakter yaitu hanya
terjadi setempat, adaptif/diperlukan stresor untuk menstimulasi,
berjangka pendek, serta restoratif/membantu memulihkan homeostasis
region. Contoh LAS yang banyak ditemui dalam lingkungan
keperawatan yaitu respon refleks nyeri dan respon inflamasi.
b. General adaptation syndrome (GAS)
General adaptation syndrome (GAS) melibatkan sistem tubuh
seperti sistem saraf otonom dan sistem endokrin. GAS dikenal sebagai
respon neuroendokrin. Gas terdiri dari tiga tahap yaitu:

Mekanisme adaptasi fisiologis berfungsi melalui umpan baik negative,


yaitu suatu proses dimana mekanisme control merasakan suatu keadaan
abnormal , seperti penuruna suhu tubuh dan membuat suatu respons
adaptif, seperti mulai menggigil untuk membangkitkan tubuh.ketiga dari
mekanisme utama yang digunakan dalam mengadaptasi stressor dikontrol
medulla oblongata,formasi reticular, dan kelenjar hipofisis.
1. Medulla oblongata mengontrol fungsi vital yang diperlukan untuk
bertahan diantaranya frekuensi jantung, tekanan darah, dan pernapasan.
Misalnya peningkatan denyut jantung adalah sebagai hasil dari impuls
system saraf simpatis dan parasimpatis yang menjalar dari medulla
oblongata ke jantung.frekuensi jantung meningkat dalam berepons
terhadap denyut dari serabut saraf simpatis dan menurun akibat impuls
dari serabut parasimpatis.
2. Formasi reticular adalah kelompok kecil neuron dalam batang otak dan
medulla spinalis untuk mengontrol fungsi vital dan stubuh melalui
sambungan secara kontinu memantau status fisiologis dengan traktus
sensoris dan motoris
3. Kelenjar hipofisis adalah kelenjar kecil yang melekat pada hipotalamus,
menyuplai hormone dan mengontrol fungsi vital. Selain itu kelenjar
hipofisis mengatur sekresi hormon-hormon
tiroid,paratiroid,gonoad.ketika kadar hormone meningkat, kelenjar
hipofisis menurunkan produksi hormone.
3. Faktor Predisposisi (pendukung) dan Presipitasi (Pencetus)
a. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
1) Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma – norma budaya seseorang. Ego atau Aku,
berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang bertentangan
dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan
takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan
interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan,
trauma seperti perpisahan dan kehilangan, sehingga menimbulkan
kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi,
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang
pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam
kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan
lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.
4) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan
hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih
dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan
depresi.
5) Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator
(GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya
endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang
mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas.
Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

b. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari - hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

4. Gangguan Terkait KDM


a. Etiologi
Terdapat banyak sumber stres, yang secara luas dapat
diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal, atau stressor
perkembangan atau situasional.
1) Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, sebagai contoh,
demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu
keadaan emosi seperti rasa bersalah, kanker atau perasaan depresi.
2) Stressor eksternal berasal dari luar individu, sebagai contoh
perpindahan ke kota lain, kematian anggota keluarga, atau tekanan
dari teman sebaya, perubahan bermakna dalam suhu lingkungan,
perubahan dalam peran keluarga atau sosial, masalah internal
keluarga, perubahan hidup dan lingkungan tempat tinggal,
kekhawatiran kesulitan ekonomi, dan beban pekerjaan.
3) Stressor situasional tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi kapan
pun sepanjang hidup. Stres situasional dapat positif dan negatif.
Contoh :
- Pernikahan atau perceraian
- Kelahiran anak
- Pekerjaan baru
- Penyakit

b. Proses Terjadi
Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai
perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu
menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang
dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.
Stres Tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti
bangun pagi tidak segar dan letih, lekas capek pada saat menjelang
sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut
tidak nyaman (bowel discomfort), jantung berdebar, otot tengkung dan
punggung tegang. Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak
memadai.
Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti
defekasi tidak teratur (kadang-kadang diare), otot semakin tegang,
emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali (middle
insomnia), bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (late insomnia),
koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
Stres tahap keempat, tahapan stres dengan keluhan, seperti
tidak mampu bekerja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan terasa
sulit dan menjenuhkan, respons tidak adekuat, kegiatan rutin
terganggu, gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi
dan daya ingat menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.
Stres tahap kelima, tahapan stres yang ditandai dengan
kelelahan fisik dan mental (physical dan psychological exhaustion),
ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan berat, meningkatnya rasa
takut dan cemas , bingung dan panik.
Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stres dengan
tanda-tanda, seperti jantung berdebar keras, sesak napas, badan
gemetar, dingin, dan banyak keluar keringat, loyo, serta pingsan atau
collaps.
c. Manifestasi Klinis
Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama
dapat merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau
diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya
berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres
dapat mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya,
antara lain :
1. Perubahan warna rambut kusam, ubanan, kerontokan
2. Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai,
bicara berat, sulit tersenyum/tertawa dan kulit muka kedutan
(ticfacialis)
3. Nafas terasa berat dan sesak, timbul asma
4. Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit
(constriksi) sehingga mukanya nampak merah atau pucat.
Pembuluh darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari juga
menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan.
5. Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau diare.
6. Sering berkemih.
7. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada tulang
terasa linu atau kaku bila digerakkan.
8. Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan sakit
(dysmenorhea)
9. Libido menurun atau bisa juga meningkat.
10. Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak ada
nafsu makan.
11. Tidak bisa tidur
12. Sakit mental-histeris
d. Komplikasi
1) Tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
2) Sakit mental, hysteria.
3) Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak
makan.
4) Tidak bisa tidur (insomnia).
5) Migren/kepala pusing.
6) Sakit maag.
7) Serangan asma yang tambah berat.
8) Ruam kulit.
5. Pemeriksaan Diagnostik (Pemeriksaan Penunjang Terkait KDM)
a. Jenis Pemeriksaan Diagnostik
1) CT Scan
2) MRI
3) Tes IQ
4) Tes psikologi
5) Tes Kecerdasan emotional (EQ)
b. Parameter yang diperiksa
Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan
kriteria HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Unsur yang dinilai
antara lain:
1. Perasaan ansietas
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Gangguan tidur
5. Gangguan kecerdasan
6. Perasaan depresi
7. Gejala somatic
8. Gejala respirasi
9. Gejala kardiovaskuler
10. Gejala gastrointestinal
11. Gejala urinaria
12. Gejala otonom
13. Gejala tingkah laku.
c. Hasil Temuan (yang tidak normal)
1. 0: Tidak ada gejala dari pilihan yang ada
2. 1: Satu gejala dari pilihan yang ada
3. 2: Kurang dari separuh dari pilihan yang ada
4. 3: Separuh atau lebih dari pilihan yang ada
5. 4: Semua gejala ada
d. Interpretasi Hasil
1. Skor < 14 tidak ada stres
2. Skor 14-20 stres ringan
3. Skor 21-27 stres sedang
4. Skor 28-41 stres berat
5. Skor 42-56 stres berat sekali
6. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Terapi
1) Mengatur diet dan nutrisi, cara ini merupakan cara yang efektif
dalam mengurangi atau mengatasi stres. Iini dapat dilakukan
dengan cara mengonsumsi makanan yang bergizi sesuai porsi
dan jadwal yang teratur. Menu juga sebaiknya bervariasi agar
tidak timbul rasa kebosanan.
2) Istirahat dan tidur, cara ini merupakan obat yang baik dalam
mengatasi stres karena istirahat dan tidur yang cukup akan
memulihkan keletihan fisik dan kebugaran. Tidur yang cukup
dapat memperbaiki sel-sel yang rusak.
3) Olahraga teratur, cara ini merupakan salah satu cara yang dapat
meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental.
4) Berhenti merokok, cara ini akan meningkatkan status kesehatan
dan menjaga ketahanan serta kekebalan tubuh
5) Menghindari minuman keras, minuman keras merupakan faktor
pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan
menghindari minuman keras, individu dapat terhindar dari
berbagai macam penyakit.
6) Mengatur waktu, pengaturan waktu merupakan cara yang tepat
dalam mengurangi dan menaggulangi stres. Dengan mengukur
waktu sebaik- baiknya, pekerjaan yang dapat menimbulkan
kelelahan fisik akan terhindari. Individu harus menggunakan
waktu secara efektif dan efisien.
7) Terapi psikofarmaka, terapi ini menggunakan obat-obatan dalam
mengatasi stres yang dialami melalui pemutusan jaringan antara
psiko, neuro, dan imunologi sehingga stresor tidak akan
memengaruhi kognitif, afektif, dan psikomotor. Obat yang biasa
digunakan adalah obat anticemas dan antidepresan.
8) Terapi somatik, terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang
ditimbulkan akibat stres agar tidak menimbulkan ganggua pada
system tubuh yang lain. Contohnya, jika seseorang mengalami
diare akibat stres, maka terapinya adalah dengan mengobati
diarenya.
9) Psikoterapi, teknik ini menggunakan tekni psiko yang
disesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini meliputi
psikoterapi suportif (motivasi)
b. Penatalaksanaan Operatif
1) Kolaborasi dalam pemberian anti cemas
2) Melatih nafas dalam
3) Mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman
B. Tinjauan Teori Masalah Kesehatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia
1. Pengkajian
a. Perilaku psikologis adaktif
- Perilaku yang menyerang adalah tindakan untuk menyingkirkan
atau mengatasi suatu stresor atau memuaskan kebutuhan.
- Perilaku menarik diri adalah menarik diri secara fisik atau
emosional dari stresor.
- Perilaku kompromi adalah mengubah metode yang biasa
digunakan, mengganti tujuan atau menghilangkan kepuasan
terhadap kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan lain atau untuk
menghidari stress.
b. Pengkajian fisiologis stress
Hal-hal yang dikaji dalam fisiologis stres
- Kenaikan tekanan darah
- Peningkatan ketegangan otot dileher,bahu, punggung
- Peninhgkatan denyut nadi dan frekuensi pernafasan
- Telapak tangan berkeringat
- Tangan dan kaki dingin
- Postur tubuh yang tidak tegap
- Keletihan
- Sakit kepala
- Gangguan lambung
- Suara yang bernada tinggi
- Mual, muntah dan diare
- Perubahan nafsu makan
- Perubahan berat badan
- Perubahan frekuensi berkemih
- Temuan hasil pemeriksaan laboratorium abnormal : peningkatan
kadar hormon adrenokortikotropik, kortisol dan katekolamin dan
hiperglekimia.
- Gelisah : kesulitan untuk tertidur atau sering terbangun saat tidur
- Dilatasi pupil
c. Pengkajian emosional terhadap stress
Mengenali stress yang mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam
berbagai cara sperti :

- Ansietas
- Depresi
- Kepenatan
- Peningkatan penggunan bahan kimia
- Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur ,dan pola aktivitas
- Kelelahan mental
- Perasaan tidak adekuat
- Kehilangannharga diri
- Peningkataan kepekaan
- Kehilangan motivasi
- Ledakan emosional dan menangis
- Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan
d. Pengkajian perkembangan
Mengenali keluarga yang dikepalai oleh wanita, dengan
penghasilan rendah yang mungkin mengalami stress tinggi dan
mempunyai dukungan social minimal.
e. Pengkajian intelektual
- Mengkaji stress yang menghambat komunikasi antara klien dan
orang lain.
- Mengkaji kemampuan klien memecahkan masalah secara efektif.
f. Pengkajian Sosial
- Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi social
mencakup penggalian bersama klien tentang besarnya, tipe, dan
kualitas dari interaksi social.
- Mengenali perbedaan cultural dalam respons stre3s atau mekanisme
koping.
g. Pengkajian Spiritual
- Mengakaji keyakinan klien terhadap nilai spiritual dalam hidupnya
serta perubahan nilai yang telah terjadi.
b. Masalah Kesehatan Anestesi
a. Ansietas
c. Perencanaan
a. Ansietas
1) Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien
3) Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan
yang mungkin akan dialami klien selama
4) Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
5) Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan
prognosis
6) Berada di sisi klien untuk meningkatkan ngurangi ketakutan
7) Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat
8) Berikan objek yang menunjukkan perasaan aman Lakukan usapan
pada punggung/leher dengan cara yang tepat
9) Dorong aktivitas yang tidak kompetitif secara tepat Jauhkan
peralatan perawatan dari pandangan klien
10) Dengarkan klien Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan kepercayaan
11) Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan Identifikasi
pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
12) Berikan aktivitas pengganti yang bertujuan untuk mengurangi
tekanan rasa aman dan mengurangi ketakutan
d. Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan yang telah
ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi kebetuhan klien secara
optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi
merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan
intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien.
e. Evaluasi
1. Ansietas ringan
a. Pasien mampu menggunakan koping secara efektif untuk
mengatasi ancaman potensial atau aktual.
b. Pasien mampu meningkatkan pengetahuan tentang situasi diri.
c. Pasien melaporkan peningkatan harga diri
2. Ansietas sedang
a. Pasien menerima ancaman secra realitas.
b. Pasien mengekspresikan berkurangnya tingkat ansietas.
3. Ansietas berat
a. Pasien mengungkapkan penurunan prilaku, afektif, gejala fisiologis
dari ansietas.
b. Pasien mampu mendemonstrasikan kemampuan untuk konsentrasi
dan mengikuti dengan bantuan terhadap lingkungan sekitar.
c. Menggunakan strategis koping untuk mengurangi ansietas.
d. Menggunakan pikiran persepsi dan ansietas terlebih dahulu.

B. TINJAUAN TEORI MASALAH KESEHATAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. Rampen
Umur : 78 th
Jenis kelamin : perempuan
Agama : hindu
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa : indonesia
Status perkawinan` :
Golongan darah :
Alamat : songan A
No. CM : 30-50-42
Diagnosa medis : CKR ( cidera kepala ringan )
Tanggal masuk : 06-01-2021
Tanggal pengkajian : 06-01-2021
Jam Pengkajian : 08.00
Jaminan : BPJS

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Hubungan dg Klien :
Alamat :

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a) Saat Masuk Rumah Sakit
Luka Pada wajah Setelah terjatuh

b) Saat Pengkajian .
nyeri kepala daerah kepala dan nyeri dada kiri tembus ke punggung,
pasien sempat meringis skala nyeri 6

2) Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien dilarikan ke ugd dengan keluhan luka robek dibagian kepala dan
pasien mengatakan ia dikejar anjing dan terjatuh lalu kepala px digigit
anjing hingga kepala px mengalami luka. Pasien tampak meringis
kesakitan dengan Skala nyeri 6

3) Riwayat Penyakit Dahulu


Apakah pernah menderita (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler,
perdarahan tidak normal, asma, anemia, pingsan, mengorok )
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, kardiovaskuler,
perdarahan tidak normal, asma)
5) Riwayat Kesehatan
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Tidak
- Jika ya, menderita penyakit apa?
- Riwayat operasi sebelumnya : tidak ada
tahun:
jenis:
Komplikasi:
- Riwayat anestesi sebelumnya : tidak ada
tahun:
jenis :
Komplikasi:
- Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? tidak
jika ya, jumlah : , Reaksi alergi: ya/tidak
- Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular? tidak
Jika ya, sebutkan……
- Khusus pasien perempuan :
Jumlah kehamilan:
Jumlah anak :
Mensturasi terakhir :
Menyusui: ya/tidak
6) Riwayat pengobatan/konsumsi obat:
- Obat yang pernah dikonsumsi: tidak ada
-
Obat yang sedang dikonsumsi:
7) Riwayat Alergi : tidak, jika ya, sebutkan :

8) Kebiasaan :
- Merokok : tidak , jika ya,jumlah :
- Alkohol : tidak , jika ya,jumlah :
- Kopi/teh/soda : tidak , jika ya,jumlah :
- Olahraga rutin : tidak , jika ya,jumlah :
c. Pola Kebutuhan Dasar
1) Udara atau oksigenasi :
Sebelum Sakit
- Gangguan pernafasan : tidak ada
- Alat bantu pernafasan : tidak ada
- Sirkulasi udara : baik
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat Ini
- Gangguan pernafasan : tidak ada
- Alat bantu pernafasan : tidak ada
- Sirkulasi udara : baik
- Keluhan :-
- Lainnya :-
2) Air / minum
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 4-6 gelas/hari
- Jenis : air putih
- Cara : mandiri
- Minum Terakhir :-
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat Ini
- Frekuensi : 2-4 gelas/hari
- Jenis : air putih
- Cara : dibantu
- Minum Terakhir : pagi ini
- Keluhan : -
- Lainnya :-
3) Nutrisi/ makanan Sebelum Sakit
- Frekuensi : 3x sehari
- Jenis :
- Porsi : 1 porsi
- Diet khusus :-
- Makanan yang disukai :
- Napsu makan : baik
- Puasa terakhir : 8 jam terakhir
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : 1-2 x sehari
- Jenis :
- Porsi : ½ porsi
- Diet khusus :
- Makanan yang disukai :
- Napsu makan :baik
- Puasa terakhir :8 jam terakhir
- Keluhan :
- Lainnya :
4) Eliminasi
a) BAB
Sebelum sakit
- Frekuensi : 1-2 sehari
- Konsistensi : padat
- Warna : kuning
- Bau :
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : 1x/hari
- Konsistensi :
- Warna :
- Bau :
- Cara (spontan/dg alat) :
- Keluhan :
- Lainnya :
b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi :
- Konsistensi :
- Warna :
- Bau :
- Cara (spontan/dg alat) :
- Keluhan :
- Lainnya :
Saat ini
- Frekuensi :
- Konsistensi :
- Warna :
- Bau :
- Cara (spontan/dg alat) :
- Keluhan :
- Lainnya :

5) Pola aktivitas dan istirahat


a) Aktivitas

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat,
4: tergantung total
c) Istirahat Dan Tidur
Sebelum sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? Tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 6-7jam, siang 2-3 jam
Saat sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? Tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 5-6 jam , siang 3-4 jam
6) Interaksi sosial
- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok,
teman: baik
7) Pemeliharaan Kesehatan
- Rasa Aman :
- Rasa Nyaman :
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan :
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok
sosial sesuai dengan potensinya.:
- Konsumsi vitamin : tidak
- Imunisasi : tidak
- Olahraga : tidak
- Upaya keharmonisan keluarga : iya
- Stres dan adaptasi : tidak

2. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran : Sedang
GCS : verbal; 5 Motorik: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan/sedang/berat
Tanda-tanda Vital : Nadi = 96x/menit, Suhu = 36 0 C, TD = 140/90 mmHg,

RR = 20 x/menit, Skala nyeri: 6 BB: tidak terkaji, TB: tidak terkaji


BMI: tidak terkaji, Lainnya……………………..

2) Pemeriksaan Kepala
• Inspeksi :
Bentuk kepala ( bulat ), kesimetrisan (+), hidrochepalus ( - ), Luka ( + ), darah
( +), trepanasi ( - ). Lainnya:…………

• Palpasi :
Nyeri tekan ( + ), fontanella / pada bayi (cekung / tidak)
Lainnya:…………

3) Pemeriksaan Wajah :
• Inspeksi :
Ekspresi wajah (meringis), dagu kecil (-), Edema (-), kelumpuhan otot-otot
fasialis (-), sikatrik (-), micrognathia (-), rambut wajah (-)
Lainnya:…………

4) Pemeriksaan Mata
• Inspeksi :
- Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( +)
- Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
- Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ), peradangan ( - ) luka
( -), benjolan ( - )
- Bulu mata (tidak rontok)
- Konjunctiva dan sclera : perubahan warna ( tidak ada)
- Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis) isokor ( + / +)
- Kornea : warna (normal)
- Nigtasmus ( - ), Strabismus ( - )
- Ketajaman Penglihatan ( Baik )
- Penggunaan kontak lensa: tidak
- Penggunaan kaca mata: tidak
- Lainnya : -
• Palpasi
- Pemeriksaan tekanan bola mata : ……………
- Lainnya:………………
5) Pemeriksaan Telinga
• Inspeksi dan palpasi
- Amati bagian telinga luar : bentuk …………………
- Lesi ( - ), nyeri tekan ( - ),peradangan ( - ), penumpukan serumen (-).
- perdarahan ( - ), perforasi ( - ). - Tes kepekaan telinga :......................
- Lainnya:………………
6) Pemeriksaan Hidung
• Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (adakah
pembengkakan atau tidak ) : tidak
- Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ),
pembesaran/polip ( - )
- pernafasan cuping hidung ( - ).
- Lainnya:………………
7) Pemeriksaan Mulut dan Faring
• Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir : Kelainan konginetal (labioscisis, palatoseisis, atau
labiopalatoseisis ), warna bibir …………, lesi ( - ), bibir pecah ( - ).
- Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( - ), Kotoran ( - ), Gingivitis ( - ), gigi
palsu ( - ), gigi goyang ( - ), gigi maju ( - ).
- Kemampuan membuka mulut < 3 cm : ( - )
- Lidah : Warna lidah : ………., Perdarahan ( - ), Abses ( - ), Ukuran ….
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : …………… uvula ( simetris /
tidak ), Benda asing : ( tidak )
- Tonsil : T 0 / T 1 / T 2 / T 3 / T 4
- Mallampati : I, II, III, IV
- Perhatikan suara klien : ( Berubah atau tidak )
- Lainnya:………………
8) Pemeriksaan Leher
• Inspeksi dan amati dan rasakan :
- Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( + / - ), jaringan
parut (+ /-), perubahan warna ( + / - ), massa ( + / - )
- Kelenjar tiroid, pembesaran ( + / - )
- Vena jugularis : pembesaran ( + / - )
- Pembesaran kelenjar limfe ( + / - ), posisi trakea (simetris/tidak
simetris)
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( + / - ), ekstensi : ( + /
- ), fleksi : ( + / - ), menggunakan collar : ( + / - )
- Leher pendek: ya/tidak
- Lainnya:………………
• Palpasi
- Kelenjar tiroid: ukuran…….., intensitas……….
- Vena jugularis : tekanan : …….
- Jarak thyro mentalis , 6 cm : ( + / - )
- Mobilitas leher : menggerakan rahang kedepan : ( + / - ), ekstensi : ( + /
- ), fleksi : ( + / - ), menggunakan collar : ( + / - )
- Lainnya:………………
9) Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
• Inspeksi
- Bentuk (simetris), pembengkakan (+ /- ).
- Kulit payudara : warna ..................., lesi ( + / - )
- Areola : perubahan warna (+ / - )
- Putting : cairan yang keluar ( + / - ), ulkus ( + / - ), pembengkakan ( + / - )
- Lainnya:………………
• Palpasi
- Nyeri tekan ( + / - ), dan kekenyalan (keras/kenyal/lunak), benjolan massa
(+/-)
- Lainnya…………….
10) Pemeriksaan Torak
a) Pemeriksaan Thorak dan Paru
 Inspeksi

- Bentuk torak (Normal chest / Pigeon chest / Funnel chest / Barrel


chest/ Simetris/
Asimetris), keadaan kulit ..........................

- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( + / - ), retraksi


suprasternal ( + / - ), Sternomastoid ( + / - )
- Pola nafas : (Eupnea / Takipneu / Bradipnea / Apnea / Chene Stokes /
Biot’s / Kusmaul)
- Batuk (+/- ), jelaskan..................
- Lainnya:………………
 Palpasi

- Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri


teraba (sama / tidak sama). Lebih bergetar sisi ............................
- Lainnya:………………
• Perkusi
- Area paru : ( sonor / hipersonor / dullnes )
- Lainnya:………………
• Auskultasi
- Suara nafas
• Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) ,
• Area Bronchial : ( bersih / halus / kasar )
• Area Bronkovesikuler : ( bersih / halus / kasar ) -
Suara Ucapan
• Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ),
Pectoriloqy ( + / - )
- Suara tambahan
 Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ),
Pleural fricion rub ( + / - )
- Lainnya……………………………..
b) Pemeriksaan Jantung
• Inspeksi
Ictus cordis ( + / - ), pelebaran ........cm
Lainnya……..

• Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
Lainnya……..
• Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :

Batas atas : ………………….. ( N = ICS II )

Batas bawah : …....................... ( N = ICS V)

Batas Kiri : …………………... ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)


Batas Kanan : ……………….. ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Lainnya……..
• Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler /
irreguler )

BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah), ( reguler /


irreguler )

Bunyi jantung tambahan : BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm (+ / -),


Murmur (+ / - )

Lainnya……..

11) Pemeriksaan Abdomen


a) Inspeksi

- Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar )


- Massa/Benjolan ( + / - ), Kesimetrisan ( + / - ), - Bayangan pembuluh
darah vena (+ /-)
- Lainnya……………….
b) Auskultasi

Frekuensi peristaltic usus ........x/menit ( N = 5 – 35 x/menit,


Borborygmi ( + / - ) Lainnya......... c) Perkusi :

Tympani ( + / - ), dullness ( + / - ), Lainnya.........................

d) Palpasi

Distensi ( + / - ), Difans muskular


( + / -) Palpasi Hepar :

Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras / lunak), permukaan


(halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak
teraba).

Palpasi Lien : Pembesaran lien : ( + / - )

Palpasi Appendik :

 Titik Mc. Burney . nyeri tekan ( + / - ), nyeri lepas ( + / - ),


nyeri menjalar kontralateral ( + / - ).
 Acites atau tidak : Shiffing Dullnes ( + / - ) Undulasi ( + /
- ) Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan( + / - ), pembesaran ( + / - ). (N = ginjal tidak teraba).
Lainnya………………..
12) Pemeriksaan Tulang Belakang :
• Inspeksi
Kelainan tulang belakang: Kyposis (+/-), Scoliosis (+/-), Lordosis (+/-)
Perlukaan (+/-), infeksi (+/-), mobilitas (leluasa/terbatas)

Lainnya:………………

•Palpasi
•Fibrosis (+/-), HNP (+/-)
•Lainnya……………………..
13) Pemeriksaan Genetalia
a) Genetalia Pria
 Inspeksi :
-Rambut pubis (bersih / tidak bersih ), lesi ( + / - ), benjolan ( + / - )
-Lubang uretra : penyumbatan ( + / - ), Hipospadia ( + / - ), Epispadia
(+/-)
- Terpasang kateter (+/-), Lainnya:………………  Palpasi
- Penis : nyeri tekan ( + / - ), benjolan ( + / - ),
cairan ...............................
- Scrotum dan testis : beniolan ( + / - ), nyeri tekan ( + / - ), -
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
- Hidrochele ( + / - ), Scrotal Hernia ( + / - ), Spermatochele ( + / - )
Epididimal Mass/Nodularyti ( + / - ) Epididimitis ( + / - ), Torsi pada
saluran sperma ( + / - ), Tumor testiscular ( + / - ),
Lainnnya........................
 Inspeksi dan palpasi Hernia :

Inguinal hernia ( + / - ), femoral hernia ( + / - ), pembengkakan ( + / - )


Lainnya…………

b) Pada Wanita
Inspeksi
- Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + / - ),eritema ( + / - ),
keputihan ( + / - ), peradangan ( + / - ).
- Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( + / - ) - Terpasang kateter (+/-)
- Lainnya…………………
14) Pemeriksaan Anus
• Inspeksi
Atresia ani ( + / - ), tumor ( + / - ), haemorroid ( + / - ), perdarahan ( + / - )
Perineum : jahitan ( + / - ), benjolan ( + / - )
Lainnya…………….

• Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( + / - ) pemeriksaan Rectal Toucher
……………
Lainnya……………….

15) Pemeriksaan Ekstremitas


a) Ekstremitas Atas
 Inspeksi
- Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (+ / -)
- Fraktur (+/-), lokasi fraktur ………………….., jenis fraktur
…………………… kebersihan luka…………………….., terpasang gips (+/-),
Traksi ( + / - ), atropi otot ( + / -)

- IV line: terpasang di...................., ukuran abocatch.............,


tetesan:..................
- ROM: ………………..
- Lainnya:……………..
 Palpasi - Perfusi:…….
- CRT:…..
- Edema : ( 1 – 4)
- Lakukan uji kekuatan otat : ( 1 – 5 )
- Lainnya:………………
b) Ekstremitas Bawah :
 Inspeksi
- Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas
(+ / -)
- Fraktur (+/-), lokasi fraktur ………………….., jenis
fraktur
…………………… kebersihan luka…………………….., terpasang gips
(+/-), Traksi ( + / - ), atropi otot ( + / -)

- IV line: terpasang di...................., ukuran


abocatch............., tetesan:..................
- ROM: ………………..
- Lainnya:………………
 Palpasi -
Perfusi
-
CRT:……
-
Edema : (1 – 4 )
-
Lakukan uji kekuatan otot : ( 1 – 5 )
-
Lainnya:………………
Kesimpulan palpasi ekstremitas:

• Edema :

• uji kekuatan
otot :

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( + / -), nyeri kepala ( + / -), kaku kuduk ( + / -), mual –
muntah ( + / -) riwayat kejang ( + / -), penurunan tingkat kesadaran ( + / -),
riwayat pingsan ( + / -), tanda-tanda TIK lainnya:………………

2. Memeriksa nervus cranialis


Nervus I , Olfaktorius (pembau ) ………..

Nervus II, Opticus


( penglihatan )............... Nervus III,
Ocumulatorius .....................
Nervus IV, Throclearis
……………… Nervus V,
Thrigeminus :

- Cabang optalmicus : ...................


- Cabang maxilaris : .............................
- Cabang Mandibularis : ..........................
Nervus VI, Abdusen …………………..

Nervus VII, Facialis .............................

Nervus VIII, Auditorius ..........................

Nervus IX, Glosopharingeal .................................


Nervus X, Vagus …………………..

Nervus XI, Accessorius .................................

Nervus XII, Hypoglosal ..................................

3. Memeriksa fungsi motorik

Ukuran otot (simetris/ asimetris), atropi ( + / -) kekuatan otot : ...................

4. Memeriksa fungsi sensorik


Kepekaan saraf perifer : benda tumpul ……………….., benda tajam ……………….
Menguji sensasi panas / dingin ……………….kapas halus ……….. minyak wangi
……………………..

5. Memeriksa reflek kedalaman tendon


- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + / -)
b. Reflek trisep ( + / -)
c. Reflek brachiradialis ( + / -)
d. Reflek patella ( + / -)
e. Reflek achiles ( + / -)
- Reflek Pathologis

Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-


kasus tertentu. a. Reflek babinski ( + / -)

b. Reflek chaddok ( + / -)
c. Reflek schaeffer ( + / -)
d. Reflek oppenheim ( + / -)
e. Reflek gordon ( + / -)

3. Data Penunjang Diagnostik


a. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
CHOL HDL 42,8 mg/dl 40-80
CHOL LDL 107,5 mg/dl 0-150
Cholesterol 184 mg/dl 0-200
Triglycerides 91 mg/dl 0-150
Troponin I 190,4 ng/l <19.00
b. Pemeriksaan Radiologi : foto thorax AP
Evaluasi Hasil Pemeriksaan radiologi :
- Lesi lkalsifikasi inhomogen bentuk oval colli overlap aoethura thoracis
ukuran 4,5x6,4 cm
- Coracan bronchovascular kesna normal
- Tidak tampak bercak, cavitas, kalsifikasi maupun fibrosis di apex
- Cor ratio kesan membesar dengan apex rounded, pinggang ramping
- Aorta tidak dilatasi kalsifikasi pada knob
- Kedua sinus lancip dan diafragma kesan baik
- Tulang tulang kesan baik

4. Therapi Saat Ini:


a. NaCl 12 tpm
b. Ceftriaxone 3x1 g
c. Piracetam 3x3 g
d. Katerolac 3x3 g
e. Ranitide

B. analisa data

N Symptom Etiologi Problem


o
DS: Adanya factor penyebab Ansietas
- Pasien mengatakan belum tahu tentang
prosedur anestesi dan pembedahan
- pasien mengatakan cemas akan Kurangnya pengetahuan
1 tentang penyakitnya
penyakitnya

DO:
gelisah
- pasien tampak gelisah
- tampak keringat dingin
- tampak pucat tampak pucat
-TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 96x/m berkeringat dingin
S : 36
R : 20x/m ansietas

II. Problem (masalah)


Ansietas berhubungan dengan kurangnya pemahaman pasien tentang
prosedur pembedahan

III. Rencana Intervensi


Nama : Ny. Rampen
No. CM : 30-50-42
Umur : 78 tahun
Dx : CKR
Jenis kelamin : perempuan
Ruangan : nusa indah

No Problem Rencana Intervensi Nama &


(Masalah) Paraf
Tujuan Intervensi
1. ANSIETAS Setelah dilakukan - Obeservasi TTV pasien
tindakan asuhan - jelaskan informasi factual kepada
keperawatan selama pasien dan keluarga pasien terakit
1x24 jam, diharapkan tindakan dan prosedur pembedahan
ansietas teratasi dan yang akan dilakukan
pasien merasas tenang
- kaji tingkat kecemasan pasien
dengan kriteria hasil :
- libatkan keluarga dalam melakukan
- Pasien mampu
tindakan perawatan pasien
mengatasi situasi
yang membuat
strees.
- Ekspresi wajah
dan bahassa
tubuh pasien
menunjukkan
tidak cemas
- Pasien dapat
memahami
prosedur
- operasi

IV. Implementasi dan Evaluasi


Nama : Ny. Rampen
No.CM : 30-50-42
Umur : 78 tahun
Diagnosa : CKR
Jenis kelamin : perempuan
Ruangan : nusa indah

No Tanggal/jam Problem (Masalah Waktu Tindakan Evaluasi Paraf


Kesehatan )
1. 7 januari 2021 Ansietas S:
7.30-13.30 12.19 Mengobservasi TTV pasien mengatakan gelisah
Shift pagi
O:
TD : 140/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 20x/menit
S : 36

A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi

12.25 menjelaskan informasi S:


factual kepada pasien Pasien dan keluarga mengatakan paham
dan keluarga pasien dengan prosedur yang dijelaskan
terakit tindakan dan
O:
prosedur pembedahan
Pasien tampak cemas
yang akan dilakukan
A:
Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi

S:
12.30 pasien mengatakan tidak cemas
Mengkaji tingkat O:
kecemasan pasien pasien tampak tenang

A:
Masalah teratasi

P:
Pertahankan kondisi pasien
S:
12.40 Keluarga mengatakan bersedia merawat
melibatkan keluarga dalam pasien
melakukan tindakan
perawatan pasien O:
Keluarga tampak membantu merawat
pasien

A:
Masalah teratasi

P:
Pertahankan kondisi pasien

V. Catatan Perkembangan
No Tanggal Masalah Kesehatan Catatan Perkembangan TTD
Pelaksana
7 januari Ansietas S:
2021 - pasien mengatakan gelisah
Shift pagi - Pasien dan keluarga mengatakan paham
dengan prosedur yang dijelaskan
=pasien mengatakan tidak cemas
Keluarga mengatakan bersedia merawat
pasien

O:
- TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 96x/menit
RR : 20x/menit
S : 36
-Pasien tampak cemas

- pasien tampak tenang


- Keluarga tampak membantu merawat pasien

A:
- Masalah teratasi sebagian
- Masalah belum teratasi
- Masalah teratasi
- Masalah teratasi

P:
- Lanjutkan intervensi

- Lanjutkan intervensi

- Pertahankan kondisi pasien


- Pertahankan kondisi pasien
C. Daftar Pustaka
Kozier.Erb.Berman.Snyder.Buku Ajar Fundamental keperawatan edisi 7
volume 2. 2011
D. WOC

STRESSOR

STRESS STRESS STRESS


INTERNAL EKSTERNAL SITUASIONAL
Demam Kematian anggota Pernikahan atau
Kehamilan atau keluarga
perceraian
menopaus
Tekanan lingkungan Pekerjaan Baru
Keadaan emosi, rasa
bersalah atau depresi Perubahan sosial Penyakit

Kesulitan ekonomi Kehamilan Baru

Beban pekerjaaan

RESPON FISIOLOGIS

General Adaption
Local Adaption Syndrome Syndrome (GAS)
(LAS)
Respon pertahanan
Respon jaringan,organ, seluruh tubuh
sebagian tubuh terhadap stress,
berjangka pendek. Saraf otonom dan
endokrin
Respon refleks nyeri dan
inflamasi
TAHAPAN STRESS

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5 TAHAP 6


(Ringan)
(Berat)
Bangun pagi Diare Jenuh Lelah fisik
Bekerja
berlebihan lemas, mudah dan mental jantung
Tegang otot Respons
lelah berdebar
Penglihatan tidak Tidak
Emosional adekuat
tajam Perut atau mampu Sesak nafas
lambung Insomnia selesaikan
Pengeluaran Gangguan Berkeringat
tidak nyaman pekerjaan
tenaga pola tidur dingin
Rasa seperti berat
berlebihan Jantung ingin Konsentra
Takut, Loyo
berdebar pingsan si
cemas Pingsan
Otot menurun
punggung Bingung,
Cemas
tegang panik
atau takut

Anda mungkin juga menyukai