PBL 1 Blok 12
PBL 1 Blok 12
Pasien laki-laki berusia tiga puluh tahun mendatangi RSGMP UMY mengeluh giginya sakit jika
minum es krim. Ia merasakan sakit saat menggosok gigi dan pada malam hari. Pemeriksaan
obyektif menemukan karies pada 11, 21 dan abrasi pada 43, 44. Dokter gigi menyarankan untuk
tidak menekan saat menggosok gigi terutama gigi anterior rahang atas dan rahang bawah.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan pasien?
11 & 21: kavitas di servikal dengan kedalaman dentin (kavitas kelas 5)
- Sondasi: + kavitas dentin telah terekspos dimana dentin terdapat tubulus dentinalis
sehingga pasien merasakan ngilu yang tajam saat sondasi
- Perkusi: - Tidak ada peradangan pada ligament periodontal
- Palpasi: - Tidak ada pembengkakan
- Thermal test: + masih vital
43&44: Terdapat abrasi servikal dengan kedalaman dentin
- Sondasi: + Pasien merasa ngilu tajam saat sondasi (rangsangan taktil)
- Perkusi: - tdk ada peradangan
- Palpasi: - tdk ada pembengkakan
- Thermal: + masih vital
Menurut GV Black:
Kelas I: Pit fissure, bagian oklusal pada gigi posterior, dan bagian foramen caecum pada
gigi anterior
Kelas II: Proksimal gigi posterior
Kelas III: Proksimal gigi anterior dan blm mencapai incisal edge
Kelas IV: Proksimal gigi anterior dan sdh mencapai incisal edge
Kelas V: Pada bagian 1/3 servikal permukaan bukal/labial (facial), lingual gigi anterior
dan posterior
Kelas VI: Pada ujung cups atau incisal edge
8. Mengapa pasien mengeluhkan sakit saat memakan es krim dan gosok gigi di malam
hari?
- Kondisi tsb krn pasien mengalami hipersensitivitas dentin, kondisi tsb digambarkan
sbg rasa sakit yg berlangsung pendek dan tajam yg tjd scr tiba-tiba akibat adanya
rangsangan thd dentin yg terbuka.
- Sakit saat gosok gigi disebabkan oleh kesalahan pada teknik menggosok gigi
o Kesalahan teknik menyikat gigi resesi gingiva abrasi servikal
hipersensitivitas dentin nyeri
- karena pasien mengeluhkan adanya rasa sakit saat menyikat gigi jua, itu dapat
diartikan bahwa gigi pasien merupakan gigi yg sensitif. jd apabila terkena bag. gigi
yg sensitif akan timbul rasa nyeri yg tajam
9. Mekanisme nyeri (hipersensitivitas dentin)
a. Teori hidrodinamik
Kehilangan email atau sementum tubulus dentinalis terbuka Ada rangsangan
(semburan udara dari spuit udara / air, menggores dentin dengan ujung explorer,
pendinginan, pengeburan, atau adanya larutan hipertonik spt permen) pergerakan
cairan di dalam tubulus mengaktifkan saraf Aδ (A-delta) stimulus diteruskan ke otak
dan dipersepsikan sebagai nyeri/ngilu.
- Rangsangan dpt berupa perubahan temperature (cth: makan es krim), tekanan udara
(cth: semburan udara dari spuit udara/ air, tekanan osmotik, kimiawi (asam), adanya
larutan hipertonik spt permen, atau mekanik (menyikat gigi dgn kasar)
- Saraf A:
o menginervasi dentin
o dikelompokkan menurut diameter dan kecepatan konduksi menjadi serat
Aβ dan Aδ.
o Serat Aδ memediasi nyeri akut dan tajam dan teraktivasi oleh kejadian
hidromekanis di tubulus dentin
- Saraf C
o menginervasi tubuh pulpa
o Serabut C memediasi nyeri yang tumpul, dan rasa sakit dapat menyebar ke
seluruh wajah dan rahang
o hanya diaktifkan oleh rangsangan yang mencapai pulpa
o dapat diaktifkan dengan pemanasan atau pendinginan yang intens pada
mahkota gigi
Mekanisme nyeri akibat rangsangan dingin:
Rangsangan dinginkontraksi tubulus dentinalisaspirasi sel-sel odontoblas dan
aktivasi sarafnyeri
Rangsangan dingin merupakan rangsangan yang paling sering menyebabkan
hipersensitifitas dentin. dimana rangsangan dingin menyebabkan gerakan cairan ke luar
dan menghasilkan respon saraf lebih cepat dan besar bila dibandingkan dg rangsangan
panas yang menyebabkan gerakan cairan ke arah dlm. oleh karena itu, perubahan tekanan
sepanjang dentin akan mengubah reseptor nyeri pd daerah pulpodentinal.
b. Teori transducer
- Odontoblas turut berperan dalam mekanisme nyeri dan bertindak sbg reseptor sel.
Menurut Bushari et al, mekanisme hipersensitif dentin dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Lokalisasi dari lesi karna exposure dentin akibat kehilangan enamel atau resensi gingiva
2) fase lesi inisial karna terbukanya tubular dentin.
Dr penelitian menjelaskan bahwa kebanyakan pasta gigi mengandung material adhesive
atau detergen yg dapat menyebabkan terbukanya tubular dentin. Nyeri yg dirasakan dpt tjd
karena fluid movement di tubular dentin akibat lesi karna terbukanya enamel atau sementum
terutama di daerah servical pada gigi. Fluid movement di tubular dentin yg disebabkan
stimulasi dari perubhan tekanan pada dentin dan aktivasi myelinated A delta fibers sekitar
odontoblas atau syaraf di tubular dentin yg dpt mengenali rasa nyeri.
Stimulus yg menyebabkan fluid movement di tubular dentin dapat dikarenakan
perubahan temprature, tekanan udara, tekanan osmotic, kimiawi (asam),atau mekanik
(menyikat gigi dgn kasar). stimulasi dingin paling sering menyebabkan hypersensitif dentin,
rasa nyeri pada setiap org berbeda-beda.
Tiga mekanisme utama sensitivitas dentin yaitu Direct Innervation (DI) Theory, Odontoblast
Receptor (OR) Theory, dan Fluid Movement/Hydrodynamic Theory.
1. Mengenai teori pertama; DI, itu telah dilaporkan bahwa ujung saraf memasuki dentin
melalui pulpa dan meluas ke DEJ dan rangsangan mekanis secara langsung menyebarkan
rasa sakit. Namun, hanya ada sedikit bukti buktikan teori ini; pertama karena hanya ada
sedikit bukti yang dapat mendukung keberadaan syaraf di permukaan dentin; dimana
dentin memiliki sensitivitas paling tinggi; dan kedua karena pleksus Rashkov tidak
menjadi matang sampai erupsi gigi sempurna. Namun, gigi yang baru tumbuh juga bisa
sensitif.
2. Dalam teori OR, odontoblas bertindak sebagai reseptor nyeri dan mengirimkan sinyal ke
saraf pulpa. Tapi ini teori juga telah ditolak sejak matriks seluler odontoblas tidak mampu
menggairahkan dan menghasilkan impuls saraf. Selain itu, belum ada sinopsisnya
ditemukan di antara odontoblas dan saraf pulpa.
3. Teori Hidrodinamik untuk dentin sensitif adalah pertama kali diusulkan oleh Brannstorm.
Teori ini adalah teori yang paling diterima secara luas untuk DH. Teorinya diusulkan
berdasarkan pergerakan cairan di dalam tubulus dentinalis. Teori menyatakan bahwa
tubulus terbuka di antara permukaan dentin yang terbuka lingkungan dan pulpa. Diyakini
bahwa DH dibuat sebagai hasil dari pergerakan cairan di dalam tubulus dentin, yang
selanjutnya disebabkan oleh perubahan termal dan fisik, atau sebagai hasil pembentukan
rangsangan osmotik di dekat dentin yang terbuka. Pergerakan cairan menstimulasi
baroreseptor dan menyebabkan pelepasan saraf. Prosesnya adalah disebut teori nyeri
hidrodinamik. Proses ini mirip dengan mengaktifkan serat saraf di sekitar rambut dengan
menyentuh atau menekan rambut. Pergerakan cairan bisa menuju bagian dalam pulpa
atau bagian luar dentin. Pendinginan, pengeringan, penguapan, dan rangsangan kimiawi
hipertonik menyebabkan cairan dentinal mengalir jauh dari kompleks dentin-pulpa dan
menyebabkan peningkatan nyeri.
Ketika tjd kehilangan email atau sementum maka tubulus dentinalis terbuka ke rongga mulut,
adanya rangsang tertentu menyebabkan pergerakan cairan di dalam tubulus scr tdk langsung
akan merangsang akhiran saraf di dalam pulpa yg akan diteruskan ke otak dan diperspsi sbg
ngilu, nyeri, atau sakit
(difa)
Bakteri S. mutans menempel pada glikoprotein pelikel -> S. mutans menghasilkan enzim
GTf (Glukosil transferase) yg meningkatkan kolonisasi bakteri -> terjadi penumpukan plak
pada permukaan gigi -> fermentasi karbohidrat dan sukrosa -> terjadi metabolism oleh
bakteri S. mutans -> terbentuk asam laktat -> pH rongga mulut rendah -> ion H+ melarutkan
kristal apatit (Hydroxyapatite) dan calcium phosphate -> Demineralissi _ white spot lesion ->
Karies gigi
Beda abrasi dan abfraksi: abrasi cekungan halus pd bagian servikal gigi, umumnya mengenai
banyak gigi sesuai jalur penggunaan sikat gigi yg horizontal. Abfraksi cekungan tajam berbentuk
v umumnya hanya satu atau beberapa gigi yg mendapatkan tekanan kunyah berlebih
5. Atrisi: aksi fisiologis krn adanya kontak antar gigi tanpa adanya interfensi substansi luar,
adanya aktivitas parafungsional yg tjd pd permukaan oklusal atau incisal.
Atrisi merupakan kerusakan pada permukaan gigi atau restorasi akibat kontak antar gigi
selama pengunyahan atau karena adanya parafungsi/kelainan fungsi, seperti bruksism.
Gambaran klinis atrisi, sebagai berikut:
a. Kerusakan yang terjadi sesuai dengan permukaan gigi yang berkontak saat
pemakaian.
b. Permukaan enamel yang rata dengan dentin.
c. Kemungkinan terjadinya fraktur pada tonjol gigi atau restorasi.
6. Amelogenesis Imperfekta
Kelainan herediter yg terdapat atau mengenai email yg bersifat heterogen, yaitu
hipoplastik, hipoklasifikasi, hipomaturasi. Dibagi menjadi subtype yg masing-masing
mempunyai ciri tertentu yg dpt diturunkan scr autosomal dominan atau resesif
7. Dentinogenesis imperfect
Kelainan herediter yg mengenai struktur dentin yg diturunkan scr autosomal dominan.
DI juga mempengaruhi perkembangan dentin pd gigi sulung dan permanen dan disertai
dgn gangguan yg serupa pd tulang yg disebut osteogenesis imperfect