UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS HUKUM
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya yang
telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Kosep Hukum Syariah” tepat pada waktunya.Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Hukum Ekonomi Syariah”.
Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Dalam pembuatan makalah ini
tentu nya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Untuk itu kami ucapakan
terimakasihkepada pihak-pihak yang turut membantu memberikan referensi buku.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah
ini masih jauh dari kesempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi tentang ekonomi Islam sudah cukup lama, setua agama Islam itu
sendiri.Sebagain besar landasan tentang ekonomi syariah dijumpai dalam literatur Islam
seperti tafsir Al Qur’an, syarah al Hadits, dan kitab-kitab fiqh yang ditulis olehcendekiawan
muslim terkenal, diantaranya Abu Yusuf, Abu Hanifah, Ibnu Khaldun, Ibnu Taimiyah dan
sebagainya.
Islam sebagai agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia, tentusangat
berpengaruh terhadap pola hidup bangsa Indonesia. Perilaku pemeluknya tidak
lepas dari syari’at dalam agama Islam. Dengan demikian, pelaksanaan syari’at agama
yang berupa hukum-hukum merupakan salah satu parameter ketaatan seseorangdalam
menjalankan agamanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hukum Ekonomi Syariah?
2. Bagaimana sejarah Hukum Ekonomi Syariah?
3. Apa Saja Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah?
4. Apa Saja Sumber Hukum Ekonomi Syariah?
5. Apa Tujuan adanya Hukum Ekonomi Syariah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Hukum Ekonomi Syariah
2. Untuk mengetahui sejarah Hukum Ekonomi Syariah
3. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah
4. Untuk Mengetahui Sumber Hukum Ekonomi Syariah
5. Untuk Mengetahui Tujuan adanya Hukum Ekonomi Syariah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
menyertainya serta cara mengatasinya bagi pengguna. Dalam konteks ini
pula,sebaiknya tidak mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata, namun
jugaharus dipadukan dengan berbagai situasi dan kondisi sosial masyarakat.
3. Amanah: menjaga dengan ketat prinsip kehatia-hatian dan kejujuran dalam
mengeloladana yang diperoleh dari shahibul maal selaku pemilik dana, sehingga
timbul saling percaya antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana
(mudharib).
4. Fathanah: memastikan bahwa pengelola usaha berbasis syariah dilakukan
secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan
maksimum, termasuk pengelolaan dengan penuh kesantunan (ri’ayah) dan penuh
rasa tanggung jawab(mas’uliyah).
Berdasarkan penjelasan Pasal 49 Huruf i Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006
Tentang Peradilan Agama , yang dimaksud dengan Ekonomi Syariah adalah perbuatanatau
kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syarlah, meliputi:
a. BankSyariah;
b.asuransi syariah;
c. reasuransi syariah;
d. reksa dana syariah;
e. obligasi syariahdan surat berharga berjangka menengah syariah;
f. sekuritas syariah,
g. pembiayaansyariah;
h. pegadaian syariah;
i. dana pensiun lembaga keuangan syariah;
j. bisnis syariah; dan
k. lembaga keuangan mikro syariah.
Kata hukum yang dikenal dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa Arab hukum
yang berarti putusan (judgement) atau ketetapan (Provision). Dalam ensiklopedi Hukum
Islam, hukum berarti menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya. Sebagaimana
telah disebut diatas, bahwa kajian ilmu ekonomi Islam terikatdengan nilai-nilai Islam, atau
dalam istilah sehari-hari terikat dengan ketentuan halal-haram, sementara persoalan halal-
haram merupakan salah satu lingkup kajian hukukm,maka hal tersebut menunjukkan
keterkaitan yang erat antara hukum, ekonomi dansyariah. Pemakaian kata syariah sebagai
6
fiqh tampak secara khusus pada pencantumansyariah Islam sebagai sumber legislasi
dibeberapa negara muslim, perbankan syariah,asuransi syariah, ekonomi syariah.
Dari sudut pandang ajaran Islam, istilah syariah sama dengan syariat (tamar buthoh
dibelakang dibaca dengan ha) yang pengertiannya berkembang mengarah pada
makna fiqh, dan bukan sekedar ayat-ayat atau hadits hadits hukum. Dengan demikian yang
dimaksud dengan Ekonomi Syariah adalah dalil-dalil pokok mengenai Ekonomi yang ada
dalam Al Qur’an dan Hadits. Hal ini memberikan tuntutan kepada masyarakat Islam di
Indonesia untuk membuat dan menerapkan sistem ekonomi danhukum ekonomi berdasarkan
dalil-dalil pokok yang ada dalam Al Qur’an dan Hadits.
Dengan demikian, dua istilah tersebut, apabila disebut dengan istilah singkat ialah
sebagaiSistem Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah.Sistem Ekonomi Syariah pada
suatu sisi dan Hukum Ekonomi Syariah pada sisilain menjadi permasalahan yang harus
dibangun berdasarkan amanah UU di Indonesia.Untuk membangun Sistem Ekonomi Syariah
diperlukan kemauan masyarakat untukmelaksanakan ketentuan-ketentuan Fiqih di bidang
ekonomi, sedangkan untukmembangun Hukum Ekonomi Syariah diperlukan kemauan politik
untuk mengadopsihukum Fiqih dengan penyesuaian terhadap situasi dan kondisi masyarakat
Indonesia.Adopsi yang demikian harus merupakan ijtihad para fukoha, ulama dan
pemerintah, sehingga hukum bisa bersifat memaksa sebagai hukum.
Dalam konteks masyarakat, ‘Hukum Ekonomi Syariah’ berarti Hukum Ekonomi
Islam yang digali dari sistem Ekonomi Islam yang ada dalam masyarakat, yangmerupakan
pelaksanaan Fiqih di bidang ekonomi oleh masyarakat. Pelaksanaan SistemEkonomi oleh
masyarakat membutuhkan hukum untuk mengatur guna meciptakan tertibhukum dan
menyelesaikan masalah sengketa yang pasti timbul pada interaksi ekonomi.Dengan kata lain
Sistem Ekonomi Syariah memerlukan dukungan Hukum Ekonomi Syariah untuk
menyelesaikan berbagai sengketa yang mungkin muncul dalam masyarakat.
Produk hukum ekonomi syariah secara kongkret di Indonesia khususnya dapatdilihat
dari pengakuan atas fatwa Dewan Syariah Nasional, sebagai hukum materiilekonomi syariah,
untuk kemudian sebagiannya dituangkan dalam PBI atau SEBI.Demikian juga dalam bentuk
undang-undang, seperti contohnya Undang-undang No. 38Tahun 1999 Tentang Pengelolaan
Zakat, Undang-undang No. 21 Tahun 2008 TentangPerbankan Syariah, dan lain sebagainya,
diharapkan dapat mengisi kekosongan perundang-undangan dalam bidang ekonomi syaraiah.
7
Hukum ekonomi Syariah bertaut dengan hukum perbankan Syariah sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang N0. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dengan
adanya undang-undang ini praktek perbankan Syariah semakin kuat, dimana sebelumnya
operasionalisasi perbankan Syariah berdasarkan Undang-Undang N0.10 Tahun 1998 tentang
Perubahan UndangUndang N0. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Hukum ekonomi Syariah
juga bertaut dengan hukum surat berharga Syariah sebagimana diatur dalam UndangUdang
N0. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah, hukum zakat dan wakaf sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang N0. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Adanya
undang-undang yang berkaitan dengan ekonomi syariah menunjukkan bahwa sistem ekonomi
Indonesia mulai memberi tempat dan ruang pada ekonomi syariah.
Dengan undang-undang tersebut, maka kekosongan hukum dalam bidang ekonomin
syariah dapat teratasi, sekalipun belum secara maksimal. Ke depan diharapkan ada revisi
terhadap perundang-undangan yang sudah ada menyangkut bidang ekonomi secara umum,
sehingga melahirkan duel economic system sebagai payung hukum dalam rangka
merealisasikan prinsip-prinsip ekonomi syariah dalam ekonomi Indonesia. Dalam kaitan
dengan hukum Perjanjian di Indonesia, tidak bisa dipungkiri, hukum ini masih merupakan
warisan kolonial Belanda, yang sudah seharusnya diperbarui dan disesuaikan dengan karakter
atau jadi diri masyarakat Indonesia.
Wacana penggantian hukum warisan kolonial dikaitkan dengan hukum apa yang
mewarnai pembentukan hukum nasional, melahirkan spektrum pendapat, yaitu sebagian
kalangan memandang bahwa hukum Barat peninggalan kolonial itu perlu dipertahankan
dengan hanya memperbaruinya dengan berbagai perkembangan baru dalam masyarakat. Pada
sisi lain kelompok pelopor hukum adat menghendaki diberlakukan dan diangkatnya hukum
adat menjadi hukum nasional Indonesia dan kelompok lain mengusulkan agar syari’at Islam
perlu diintrodusir sebagai hukum nasional Indonesia.
Ekonomi syariah sebagai bagian dari aspek ajaran Islam, penerapannya tidak bisa
dilepaskan dari kerangka sistem ekonomi Indonesia. Sistem ekonomi Indonesia adalah sistem
ekonomi Pancasila yang identik dengan demokrasi ekonomi. Gagasan Demorasi Ekonomi
tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (4). Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah
demokrasi Pancasila yang menurut Mubyarto21 mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai
berikut: pertama, perekonomian Pancasila digerakkan oleh rangsangan-rangsangan ekonomi,
sosial dan yang paling penting adalah moral, kedua, perekonomian Pancasila ada
hubungannya dengan Tuhan YME sehinga dalam Pancasila terdapat solidaritas sosial,
8
keempat: perekonomian Pancasila berkaitan dengan persatuan Indonesia, yang berarti
nasionalisme menjiwai kebijakan ekonomi, keempat: sistem perekonomian Pancasila tegas
dan jelas adanya keseimbangan antara perencanaan sentral (nasional) dengan tekanan pada
desentralisasi di dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi.
Konsep hukum ekonomi Syari'ah menjaga keseimbangan sektor riil dan sektor
moneter. Bahkan studi-studi tentang sistem ekonomi Syari'ah menggarisbawahi bahwa
masalah fiskal merupakan yang utama dan mendapatkan penekanan lebih di banding masalah
moneter. Penekanan sistem ekonomi pada fiskal akan lebih mendorong berkembangnya
sektor riil dan pemerataan.30 Apabila mengaitkan perkembangan konsep serta asas-asas
hukum yang memberikan dasar atas petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif dan
kaidah-kaidah hukum tentang bagaimana seharusnya implementasi demokrasi ekonomi
dalam sistem ekonomi Syari'ah, ini berarti sudah mengarah pada wacana politik hukum
ekonomi. Landasan politik hukum ekonomi Indonesia ada dalam pasal 33 UUD 1945,
Pancasila, GBHN dan propenas yang secara luas merupakan penjabaran demokrasi ekonomi.
Bermunculannya lembaga perbankan syariah yang dimulai sejak tahun 1991 dengan
lahirnya Bank Muamalat Indonesia merupakan wujud dari penerapan ekonomi syariah di
Indonesia.31 Secara Konstitusi keberadaan lembaga perbankan syariah sebagai bagian dari
ekonomi syariah diakui. Hal ini dapat dilihat dengan adanya beberapa undang-undang yang
berkaitan dengan perbankan/perbankan syariah, seperti Undang-Undang N0. 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan, UndangUndang N0.10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang
N0. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, dan Undang-Undang N0. 21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syari’ah
9
6.Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7.Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
8.Islam melarang riba dalam segala bentuk.Layaknya sebuah bangunan, sistem ekonomi
syariah harus memiliki fondasi yang berguna sebagai landasan dan mampu menopang
segala bentuk kegiatan ekonomi gunamencapai tujuan mulia. Berikut ini merupakan prinsip-
prinsip dasar dalam ekonomisyariah, diantaranya adalah :
1. Tidak melakukan penimbunan (Ihtikar). Penimbunan, dalam bahasa Arab disebutdengan
al-ihtikar. Secara umum, ihtikar dapat diartikan sebagai tindakan
pembelian barang dagangan dengan tujuan untuk menahan atau menyimpan barang terse
butdalam jangka waktu yang lama, sehingga barang tersebut dinyatakan barang
langkadan berharga mahal.
2. Tidak melakukan monopoli. Monopoli adalah kegiatan menahan keberadaan baranguntuk
tidak dijual atau tidak diedarkan di pasar, agar harganya menjadi mahal.Kegiatan
monopoli merupakan salah satu hal yang dilarang dalam Islam,apabilamonopoli
diciptakan secara sengaja dengan cara menimbun barang danmenaikkan harga barang.
3. Menghindari jual-beli yang diharamkan. Kegiatan jual-beli yang sesuai
dengan prinsip Islam, adil, halal, dan tidak merugikan salah satu pihak adalah jual-
beli yangsangat diridhai oleh Allah swt. Karena sesungguhnya bahwa segala hal
yangmengandung unsur kemungkaran dan kemaksiatan adalah haram hukumnya.
10
2. Hadis dan sunnah
Setelah Al-Qur’an, Sumber hukum ekonomi adalah gadis dan sunnah. Yang mana
pelaku ekonomi akan mengikuti Sumber hukum ini apabila didalam Al-Qur’an tidak
terperinci secara lengkap.
3. Ijma'
Ijma’ adalah Sumber hukum yang ketiga, yang
mana merupakan konsensus baik dari para ulama yang tidak terlepas dari Al-Qur’an dan
Hadis.
4. Ijtihad atau Qiyas
5. Istishan, Istislah dan istihab
11
dapat digunakan oleh umat islam itu sendiri untuk mengembangkan usaha-usaha
kaum muslimin.
f. mengamalkan ekonomi syariah berarti mendukung gerakan amar ma’ruf nahi
munkar, sebab dana yang terkumpul tersebut hanya boleh dimanfaatkan untuk usaha-
usaha untuk proyek-proyek halal.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Ekonomi Syariah’ berarti Hukum Ekonomi Islam yang digali dari
sistem Ekonomi Islam yang ada dalam masyarakat, yang merupakan pelaksanaan Fiqih di
bidang ekonomi oleh masyarakat. Pelaksanaan Sistem Ekonomi olehmasyarakat
membutuhkan hukum untuk mengatur guna meciptakan tertib hukum dan menyelesaikan
masalah sengketa yang pasti timbul pada interaksi ekonomi.Pelaksanaan ekonomi syariah
harus menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut :
(1) Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt
kepada manusia.
(2) Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batastertentu.
(3) Kekuatan penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja sama.
(4) Ekonomi Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai
olehsegelintir orang saja.
(5) Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat
dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
(6) Seorang muslimharus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
(7) Zakat harusdibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
(8) Islam melarang ribadalam segala bentuk.
B. Saran
Berdasarkan atas apa yang kami tukis dalam makalah yang berjudul KonsepHukum
Ekonomi Syariah kami selaku penulis berharap memberi pemahaman bagisegenap pembaca
terlebih lagi bagi penulis sendiri
13
14