Anda di halaman 1dari 13

PETA KONSEP

ASTI AMIN ,ST.,MT


Peta konsep atau peta
pembelajaran
▣ metode mempelajari konsep yang
ditemukan oleh Tony Buzan.
▣ cara dinamik untuk menangkap
butir-butir pokok informasi yang
signifikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan
▣ Sudut pandang ilmiah, peta konsep dapat
ditampilkan dan berperan sebagai dasar
pengembangan teori, atau sebagai dasar untuk
membuat generalisasi atau inferensi.

▣ Sudut pandang seni, peta konsep dapat


ditampilkan dan berperan untuk membuat
pembaca menjadi senang karena keindahan tampilan
kerangka pikir yang dituangkan dalam peta konsep.
Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak
kita menyimpan informasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa otak kita tidak
menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel
saraf yang terjejer rapi melainkan
dikumpulkan pada sel-sel saraf yang
berbercabang-cabang yang apabila dilihat
sekilas akan tampak seperti cabang-cabang
pohon.
Cara kerja Peta Pikiran adalah menuliskan
tema utama sebagai titik sentral / tengah dan
memikirkan cabang-cabang atau tema-tema
turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan
mencari hubungan antara tema turunan.
Itu berarti setiap kali kita mempelajari
sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada
apakah tema utamanya, poin-poin penting dari
tema yang utama yang sedang kita pelajari,
pengembangan dari setiap poin penting tersebut
dan mencari hubungan antara setiap poin.
Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan
gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui
dan area mana saja yang masih belum dikuasai
dengan baik.
Beberapa hal penting dalam membuat peta
pikiran ada dibawah ini, yaitu:

1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah


2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema
turunan yang masih berkaitan dengan tema
utama
3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai
dengan garis, warna atau simbol
4. Gunakan huruf besar
5. Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan
proses edit
6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema
Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang
bermakna antar konsep-konsep yang terbentuk
menjadi proposisi.
Seseorang hanya bisa mengembangkan Peta Konsep jika
pemahaman terhadap konsep-konsep yang akan dipetakan
sudah benar.
Pemahaman yang kurang tepat mengenai sebuah konsep, akan
menyebabkan peta yang tidak logis, sehingga sulit dipahami.
Proposisi yang muncul menjadi tidak jelas, sehingga Ia harus
bisa memahami konsep yang umum, dan yang kurang umum,
untuk bisa membuat struktur pengetahuan yang jelas.
Dengan bantuan Peta Konsep yang dapat
memecahkan sebuah masalah yang kompleks
ke dalam sub-bagian yang lebih kecil,
kemudian bagian tersebut akan dipecah lagi
sampai ke ujung-ujungnya (Divide and
Conquer). Dengan melihat peta konsep orang
dapat melihat dengan kecepatan penyerapan
masing-masing untuk memahami suatu
masalah yang kompleks.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai