PENDAHULUAN
Australia dikenal dengan sebutan the heart of the Asia-Pacific and Indian
negara yang memiliki letak geografis di antara dua Samudera yaitu Samudera
adalah Samudera Hindia.1 Letak geografis ini sangat meng untungkan bagi
kekayaan sumber daya lautnya serta merupakan jalur lintas pergadangan utama
Kawasan Asia telah menjadi fokus Australia selama puluhan tahun, yang
1
Bateman, Sam dan Bergin, Anthony. 2010. Australian Strategic Policy Institute: Our western
front: Australia and the Indian Ocean [online]. Diakses dari
https://www.aspi.org.au/publications/our-western-front-australia-and-the-indian-ocean
2
Rory Medcalf, 2013. Lowy Institute. The Wall Street Journal, Asia Edition: Rebalancing
Australia’s Role in Asia [online]. Diakses dari website
https://www.lowyinstitute.org/publications/rebalancing-australias-role-asia
3
White Paper 2012, Australia in the Asian Century
menjalin kerjasama baik dalam bidang keamanan, hubungan sosial, dan
kebijakan luar negeri Australia berfokus pada kawasan Asia.4 Keuntungan dari
hasil perdagangan dan investasi merupakan hal yang secara nyata diperoleh
powers di Asia, yaitu Jepang, China, dan Korea Selatan di tahun 2014.5
strategis dengan look west. Look west di sini berarti Australia mulai fokus
barat benua Australia, wilayah ini meliputi kawasan Samudera Hindia serta
kawasan bagian barat dari Samudera Pasifik.6 Hal ini mendorong Australia
4
Australian Government. 2012. 2012 White Paper on Australia in the Asian Century [online].
Diakses dari website
http://www.defence.gov.au/whitepaper/2013/docs/australia_in_the_asian_century_white_paper.pd
f pada tanggal 11 Maret 2017.
5
Abbott, Tony. 2016. Quadrant Magazine: The Economic Case the Abbott Government [online].
Diakses dari website forhttps://quadrant.org.au/magazine/2016/03/economic-case-abbott-
government/
6
Policy White Paper 2012: Australia in the Asian Century.
negara-negara Great Powers di kawasan Samudera Hindia; yakni ditandai oleh
Laut merupakan salah satu komponen penting dalam batas teritori suatu
negara. Tidak hanya mengandung akan sumber daya alam dan mineral, laut
juga berperan sebagai jalur perdagangan dunia yang menjadi lalu lintas kapal-
laut merupakan tanggung jawab territorial dari suatu negara, yang kemudian
umumnya, dan negara khususnya. Maka dari itu diperlukan adanya kerjasama
yang baik dalam menjaga keamanan laut, yang dimulai dari level negara
Pasifik.
7
Ibid.
8
United Nations Institute for Training and Research (UNITAR). 2014. UNOSAT Global Repor on
Maritime Piracy: a geospatial analysis 1995 – 2013, halaman 12 [online]. Diakses dari website
https://unosat.web.cern.ch/unosat/unitar/publications/UNITAR_UNOSAT_Piracy_1995-2013.pdf
Tidak hanya bagi Australia, maritime piracy merupakan permasalahan
yang selalu menjadi topik pembicaraan hangat baik di level negara, regional
maupun internasional. Sebagai kawasan yang kaya akan sumber daya dan jalur
Pada tahun 2011 kasus ini mencapai puncaknya di wilayah bagian barat
international via laut, di mana setiap tahunnya sejumlah lebih dari 130 juta
dollar makanan, hasil tambang, dan minyak dari Australia diekspor ke negara-
negara Asia Timur melalui laut, yang sangat bergantung pada keamanan
pelayaran.10 Maka dari itu, keamanan dan stabilitas laut di kawasan Indo-
Association (IORA) periode tahun 2013 - 2015. Pada saat upacara pembukaan
IORA Bussiness Week di Perth pada tanggal 6 – 9 Oktober 2014, Menteri Luar
9
United Nations Institute for Training and Research (UNITAR). 2014. UNOSAT Global Repor on
Maritime Piracy: a geospatial analysis 1995 – 2013, halaman 12 [online]. Diakses dari website
https://unosat.web.cern.ch/unosat/unitar/publications/UNITAR_UNOSAT_Piracy_1995-2013.pdf
10
Australasian Oil and Gas. Exhibition and Conference. Australian LNG and oil shipments under
terrorist threat [online]. Diakses dari website https://aogexpo.com.au/lng/australian-lng-oil-
shipments-terrorist-threat/
important opportunity to highlight Australia’s important strategic and
Samudera Hindia.
Setelah tidak lagi menduduki jabatan sebagai ketua IORA pada tahun
Terdapat beberapa hal yang menguatkan hubungan antara kedua samudera ini,
yang mana dalam policy white paper 2012 dijelaskan bahwa konsepsi ini
11
Depardieu, Henri. 2014. Indian Ocean Observatory: Australia flexes its strategic military might
and soft power in the Indian Ocean Rim [online]. Diakses dari website
http://www.indianoceanobservatory.com/index.php/en/diplomacy/item/396-australia-flexes-its-
strategic-military-might-and-soft-power-in-the-indian-ocean-rim/396-australia-flexes-its-strategic-
military-might-and-soft-power-in-the-indian-ocean-rim
12
Department of Defence. 2015. The Speeches of Minister for Defence – Australian Member
Committee of the Council for Security Cooperation in the Asia-Pacific (Aus-CSCAP), Sofitel, 25
Collins Street, Melbourne [online]. Diakses dari website
https://www.minister.defence.gov.au/minister/kevin-andrews/speeches/minister-defence-
australian-member-committee-council-security
13
Policy White Paper 2012: Australia in the Asian Century.
muncul dari nilai strategis yang dimiliki oleh kedua kawasan yang ditandai
pasokan energi dari dari Timur Tengah ke Asia Timur membuat Australia
melihat Samudera Hindia dan Samudera Pasifik bagian barat sebagai a single
antara negara-negara di kawasan Asia bagian selatan, timur laut, dan tenggara,
serta pentingnya pasokan energi dari Asia ke Timur Tengah. 15 Selain itu,
historis, serta kebudayaan dari Asia Timur hingga Asia Tenggara, secara
perlahan politik luar negeri India pun mulai berubah orientasi menjadi look
east.17 Sebaliknya, kawasan Asia bagian timur laut dan tenggara lebih
14
Australian Government. Policy White Paper 2012: Australia in the Asia Century.
15
Ibid.
16
Joel Negin, 2014. Australian Aid Tracker. Aid to Africa in an Indo-Pacific Aid Program
[online]. Diakses dari website http://devpolicy.org/aid-to-africa-in-an-indo-pacific-aid-program-
20140702/
17
Ibid.
18
Ibid.
aliansinya dengan Amerika Serikat19 Sebagai sebuah negara yang memiliki
hubungan dekat dengan kedua negara dengan pengaruh kuat dalam kawasan,
ekonomi dan perdagangan yang kuat dengan China serta aliansi keamanan
19
Medcalf, Rory. 2015. The ASAN Forum. Remaining Asia: From Asia-Pacific to Indo-Pacific
[online]. Diakses dari website http://www.theasanforum.org/reimagining-asia-from-asia-pacific-to-
indo-pacific/
1.2 Rumusan Masalah
melalui organisasi regional Indian Ocean Rim Association (IORA) pada tahun
2013-2015?
memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji isu yang
sama.
organisasi regional Indian Ocean Rim Association (IORA) pada tahun 2013-
2015.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
studi terdahulu, masing-masing memiliki persamaan studi kasus dan konsep yang
sama. Studi terdahulu yang digunakan oleh penulis berjudul Australia and the
National Interest.
Phillips.1 Persamaan dari studi terdahulu yang pertema ini terletak pada fenomena
yang dianalisa sama dengan penelitian yang sedang penulis kaji, yaitu membahas
merupakan bagian dari kawasan Indo-Pasifik yang menjadi fokus wilayah peneltian
penulis. Sedangkan letak perbedaan antara artikel ini dengan penelitian yang sedang
penulis kaji adalah artikel ini berisikan uraian tantangan yang dihadapi oleh
1
Australian Journal of International Affairs. Phillips, Andrew. Australia and the Challenges of
order-building in the Indian Ocean Region, dalam Australian Journal of International Affairs,
Apr2013, Vol. 67 Issue 2, p125-140.
melalui organisasi regional Indian Ocean Rim Association (IORA). Dalam
dengan meningkatnya nilai strategis di kawasan ini. Pergeseran ini juga dipengaruhi
tatanan kawasan yang bebas dari konflik senjata negara-negara Great Powers serta
Artikel karya Phillips ini dibuat pada bulan April 2013, ditulis pada saat
White Paper 2013, di mana orientasi Australia bergeser terhadap kawasan Indo-
2
Ibid.
Pasifik.3 Artikel ini berisikan kepentingan Australia terhadap peningkatan strategis
(regional order) yang terbebas dari konflik senjata di antara negara-negara great
Samudera Hindia. Selain itu, artikel ini juga merupakan kumpulan saran yang
diberikan oleh beberapa ahli terkait kepentingan Australia beserta apa yang harus
Profesor yang berasal dari Wits University, Anthoni Van Nieuwkerk. Dalam
dengan penelitian penulis terletak pada konsep yang digunakan, yaitu Kepentingan
3
Departement of Defence, Australian Government. 2013. Defence White Paper 2013 [online].
Diakses dari website http://www.defence.gov.au/whitepaper/2013/
4
Anthoni Van Nieuwkerk. 2010. South Africa’s National Interest. African Security Review.
Centre for Defence and Security Management, Wits University.
Nasional oleh K.J. Holsti untuk menganalisa kebijakan luar negeri suatu negara.
terdahulu konsep ini digunakan untuk menganalisa kebijakan luar negeri dan
keamanan nasional dari Afrika Selatan, sedangkan pada penelitian penulis konsep
juga dipengaruhi oleh kondisi global dan issue-issue internasional seperti organisasi
nasional Afrika Selatan yang juga dipengaruhi oleh ancaman keamanan baru,
5
Ibid. hal 93.
sehingga pada masa pemerintahan Presiden Mbeki dicanangkan kebijakan
building, peace keeping, dan peace enforcement. Sebagai Chief Architect dari
Africa Union (AU) dan New Partnership for Africa’s Development (NEPAD),
kebijakan keamanan nasional Afrika Selatan yang berbasis perdamaian pada level
digunakan untuk memahami perilaku politik luar negeri dari suatu negara. Setiap
tindakan yang diambil oleh unit politik suatu negara tentu saja dilandasi oleh
pedoman atau landasan bagi suatu negara dalam melakukan hubungan dan
kerjasama dengan negara lain. Dalam konsep ini dijelaskan pula bahwa setiap
kepentingan nasionalnya.
dan kekuasaan (power) sebagai pilar utama dalam membangun teori politik luar
6
Ibid. hal 94.
tujuan dari tindakan politik internasional, sedangkan kekuasaan merupakan sarana
suatu negara untuk melindungi dan mempertahankan identitas fisik, politik, dan
budayanya dari gangguan negara lain. Dengan kata lain, Morgenthau menjelaskan
bahwa kepentingan nasional terdiri atas dua elemen yaitu pemenuhan kebutuhan
nasional harus lebih diutamakan dari kepentingan regional, di mana suatu aliansi
dapat terjalin karena adanya keuntungan dan timbal balik yang didapat dari negara-
negara yang turut serta tergabung dalam suatu kawasan tersebut, bukan didasari
Kebijakan luar negeri beserta kebebasan pilihan yang akan diambil oleh suatu
kebijakan luar negeri suatu negara, karena ada faktor lain yang juga berpengaruh
yaitu kepentingan yang dibawa oleh unit-unit politik maupun pihak-pihak yang
tergabung dalam negara bangsa di suatu wilayah, yang mana kepentingan mereka
ini hanya akan dapat diraih dengan memberikan pengaruh kepada negara lain.10
Dalam sebuah kebijakan luar negeri terdapat nilai dan tujuan, yang mana akan
7
Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi (Jakarta: Pustaka
LP3ES, 1994) hlm. 163.
8
Hans J. Morgenthau, Politik Antar Bangsa, Buku Ketiga. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1991) hlm. 5.
9
Ibid, hlm. 164-166
10
K.J. Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, Fifth Edition. (New Jersey:
Prentice Hall, 1988) hlm. 118.
berpengaruh terhadap citra (image) yang dibentuk baik yang bertujuan unutk
Sebagian besar diplomat dan para pembuat kebijakan luar negeri mengambil sebuah
kebijakan penting dalam waktu yang singkat (urgent pressure) sebagai respon atas
permasalahan yang muncul, sehingga kebijakan yang diambil ini bukan merupakan
tujuan politik luar negeri.12 Tujuan ini merupakan sebuah “citra” yang ditunjukkan
oleh suatu negara mengenai keadaan atau kondisi negara tersebut di masa depan,
yang digunakan untuk memperluas pengaruhnya di luar batas teritorinya. Hal ini
dilakukan dengan cara mengubah atau mempertahankan perilaku negara lain, yang
individu sebagai penentu kebijakan dan pemerintah sebagai sebuah sarana untuk
diartikan sebagai sebuah nilai yang ingin dicapai oleh suatu negara, yang mana
negara menggunakan sumber daya alam yang dimilikinya sebagai salah satu cara
diperlukan oleh sebuah negara untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapainya.
11
Ibid, hlm. 119.
12
Ibid.
13
Ibid.
14
K.J. Holsti, International Politics a Framework for Analysis, Prentice-Hal: New Jersey, 1967,
hlm. 131.
Sedangkan demands merupakan kemungkinan-kemungkinan untuk menjalin
hubungan dan kerjasama dengan negara lain yang dapat muncul pada saat negara
melihat dari segi value, time, dan demands yang merupakan 3 hal yang saling
keuntungan yang akan didapat (value) dalam jangka waktu tertentu dengan
Penjelasan mengenai value, time, dan demands ini terdapat di buku pertama
Holsti. Di buku kelimanya Holsti tidak lagi menjelaskan secara rinci mengenai
yaitu“core” interests and values, middle range objectives, dan universal long range
goals. Holsti menjelaskan bahwa terdapat sebuah hierarki dalam tujuan politik luar
negeri dari suatu negara. Kepentingan utama (“core” interests and values) terletak
di dasar hierarki, yang merupakan tujuan utama atas keamanan, otonomi, dan
kemerdekaan dari unit-unit politik serta kesejahteraan dasar bagi masyarakat dari
suatu negara.15 Middle range objectives terletak di bagian tengah dari hierarki ini,
15
Ibid, hlm. 123
di mana tujuan yang ingin dicapai dari kepentingan ini tidak lebih penting dari
“core” interests and values. Long-range goals terletak di bagian atas dari hierarki
ini, karena tidak ada jangka waktu yang pasti dalam pencapaian tujuan ini. Selain
itu tidak semua negara berusaha untuk benar-benar mencapai tujuan ini, kecuali
tujuan ini selaras dengan kepentingan “core” interest dan middle-range objective
dari suatu negara. Dari hierarki ini dapat dilihat bahwa tidak semua tujuan diberikan
prioritas yang sama dalam usaha untuk mencapainya, tergantung dari besarnya nilai
kepentingan tersebut.16
waktu dan nilai (time and value) dari suatu kepentingan, sehingga Holsti
menentukan skala prioritas untuk kepentingan yang harus dipenuhi dalam waktu
waktu singkat karena bersifat urgent. Berdasarkan waktu dan prioritas, Holsti
interest, karena pemenuhannya tidak dapat dilakukan dalam tempo waktu yang
16
Ibid, hlm. 123
17
Ibid, hlm. 123
middle-range objective berada di tengah-tengah antara immediate-high dan distant
lower.18
tindakan yang dapat dilakukan oleh suatu negara dalam mencapai kepentingannya,
long-term goals. Dari skema tersebut, Holsti juga menyebutkan concrete dan
abstract sebagai nilai (values) dari suatu kepentingan. Tindakan yang terdapat di
kolom concrete merupakan contoh dari tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
jelas, apakah itu tergolong ke dalam core, middle, maupun long-term goals.
Sedangkan untuk tindakan yang terdapat di kolom abstract, belum tentu merupakan
kepentingan yang ingin dicapai sebagai core, middle, maupun long-term goals. Jadi
untuk tindakan yang terdapat di kolom abstract ini tidak memiliki jangka waktu
realitanya, prestige ini bisa saja merupakan tindakan yang dilakukan untuk
18
K.J. Holsti, op cit, hlm. 124.
19
Ibid, hlm. 134.
Skema 1. Skema Kepentingan Nasional dari K.J. Holsti20
Long-range Goals
Distant-lower
Middle-range Objectives
National security
Territorial integrity
concrete abstract
Values
Edition.
20
Ibid, hlm. 124
2.2.1.1 “Core” interests and values
“Core” interests and values, atau disebut juga dengan kepentingan utama,
kepentingan ini merupakan suatu hal yang dianggap sangat penting oleh suatu
negara, karena kepentingan ini dapat mengancam keberlangsungan hidup dari suatu
utama suatu negara, pembuat kebijakan akan menentukan tujuan dasar dari
kehidupannya (way of life).22 Cara untuk menjaga way of life adalah dengan
a. Self-preservation
dari unit-unit politik, yang mana kepentingan ini harus dicapai oleh pembuat
21
K.J. Holsti, op cit, hlm. 124.
22
Ibid, hlm. 126.
suatu negara untuk memenuhi kepentingan domestiknya, sehingga negara tersebut
kebijakan. Parameter dalam self-extension ini adalah dengan melihat tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah suatu negara mengenai jaminan atas kedaulatan dan
sebagai keutuhan tujuan dan kepentingan yang dimiliki oleh pemerintah suatu
sebuah bagian yang utuh dari suatu bangsa, yang mana dalam pencapaiannya harus
diupayakan dengan semaksimal mungkin dengan harga yang mahal.24 Pada jaman
perbaikan dan peningkatan sistem politik, sosial, dan ekonomi dari wilayah suatu
negara.
23
Ibid, hlm. 125.
24
Ibid, hlm. 124.
b. Defence of strategically vital areas
pun berubah orientasi dari yang awalnya ekspansi untuk menguasai kedaulatan
suatu wilayah berubah menjadi melakukan kontrol atas wilayah lain untuk
mendapatkan akses terhadap aset berupa tenaga kerja dan bahan mentah yang
terdapat di wilayah tersebut.25 Dengan mendapatkan akses atas tenaga kerja dan
bahan baku, tentu saja hal ini dapat meningkatkan state’s capabilities terutama
dalam sektor ekonomi. Selain itu, keyakinan akan ancaman utama dari intergritas
negaranya. Seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan membentuk sebuat
pakta yaitu North Atlantic Treaty Organization (NATO), yang menegaskan bahwa
merupakan sebuah aspek yang penting karena keterbatasan sumber daya alam dan
khususnya kebutuhan domestiknya. Sehingga hal ini mendorong suatu negara untuk
berusaha mendapatkan akses terhadap bahan mentah dan tenaga kerja di wilayah
25
Ibid, hlm. 126
26
K.J. Holsti, op cit, hlm. 125.
c. Ethnic, religious, or linguistic unity
Abad ke-19 merupakan era di mana sebagian besar negara di dunia mulai
memahami arti penting dari nasionalisme, karena banyak negara yang mulai
merdeka dari jajahan negara lain. Kesatuan suku, agama, budaya dan bahasa
timbulnya konflik di daerah perbatasan. Hal ini kemudian menjadi salah satu
“core” interest dari sebuah negara karena menyangkut batas wilayah kedaulatan
tuntutannya kepada beberapa negara sebagai salah satu bentuk upaya dalam
dimilikinya, namun tujuan ini merupakan suatu hal yang bersifat opsional.28
dilakukan dengan negara lain, kegagalan tersebut tidak terlalu berisiko terhadap
27
Ibid, hlm. 126
28
Ibid, hlm. 129
Disebut dengan kepentingan jangka menengah, karena pembangunan
ekonomi dan pencapaian kesejahteraan sosial tidak dapat ditempuh dalam waktu
yang singkat. Dalam menganalisa suatu kebijakan negara melalui kepentingan ini,
kita dapat melihat kebijakan domestik dan internasional suatu negara. Kepentingan
ini terdiri dari tiga indikator utama antara lain private citizen’s interest, state’s
middle-range objectives:
kepentingan sekelompok warga negaranya hingga ke luar negeri, yang mana bentuk
29
Ibid.
30
Ibid, hlm. 127
31
Ibid.
pemerintah suatu negra, meskipun kepentingan tersebut hanya menyangkut sedikit
b. State’s prestige
dengan berkembangnya jaman, cara untuk meningkatkan nama baik dari suatu
negara pun dapat diukur melalui perkembangan industri, ilmiah, dan teknologi.34
meningkatkan nama baik dari suatu negara, serta merupakan tolak ukur penilaian
sector militer dari suatu negara dan meningkatkan status diplomatik. Langkah-
langkah tersebut merupakan instrumen yang dilakukan oleh negara maju untuk
dianggap sebagai solusi untuk sebuah negara yang sedang menghadapi tuntutan
32
Ibid.
33
Ibid, hlm. 127.
34
Ibid, hlm. 128.
35
Ibid, hlm. 128.
c. Self-extension
pemasaran, serta jalur perdagangan, yang mana tidak bisa ditempuh melalui
extension dengan tujuan ekonomi maupun tujuan strategis yang lain terhadap suatu
promoting human rights, merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu negara
terkait dukungan atas hak asasi manusia (HAM), yang mana tentu saja terkandung
kepentingan di dalamnya.
36
Ibid, hlm. 128.
37
Inid, hlm. 129.
2.2.1.3 Long-range goals
Klasifikasi yang ketiga yaitu long range goals, atau tujuan jangka panjang,
kepentingan politik dan ideologi dari suatu negara ke dalam suatu sistem
terhadap suatu negara, long range goals memiliki kepentingan yang universal pada
sebelumnya. Maka dari itu kepentingan ini tidak dapat dicapai dalam waktu yang
singkat, bahkan waktu terealisasinya kepentingan ini pun tidak dapat dipastikan.
Tidak semua negara dapat mengejar tujuan long-range goals dengan konsisten,
kecuali kepentingan ini selaras dengan “core” interests dari negara tersebut.
menjalin hubungan dengan negara lain. Kepentingan nasional disebut juga sebagai
38
Ibid, hlm. 129.
untuk mendapatkan kepentingannya di kawasan Indo-Pasifik pada tahun 2013 –
2015.
kepentingan yang dibawa oleh Australia di kawasan Indo-Pasifik pada tahun 2013
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa core interest and values disebut
juga sebagai kepentingan utama yang harus dicapai dalam tempo waktu yang cepat
sehingga memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan suatu negara apabila tidak
segera dipenuhi. Dalam studi terdahulu penulis yang berjudul South Africa’s
penulis akan melihat apa saja kepentingan utama Australia dalam kawasan Indo-
Pasifik yang harus segara dicapai dalam kurun waktu yang singkat pada tahun 2013
- 2015.
a. Self-Preservation
telah diambil oleh pemerintah Australia mengenai jaminan atas kedaulatan dan
kepentingan ini penulis akan melihat ada tidaknya perbaikan dan penguatan
alam dan tenaga kerja yang ada dalam suatu wilayah merupakan sebuah
Indikator ini merupakan sebuah aspek yang penting karena keterbatasan sumber
daya alam dan tenaga kerja di suatu negara dapat mengancam pemenuhan
mentah dan tenaga kerja di wilayah yang berada di sekitar teritorinya. Seperti
yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan membentuk sebuat pakta yaitu
berada dalam teritorinya, apakah Australia juga membentuk sebuah pakta seperti
yang dilakukan oleh Amerika Serikat, atau menggunakan cara lain namun
berdirinya suatu negara. Stabilitas negara dapat terganggu dengan adanya konflik
yang muncul terkait diskriminasi suku, agama, bahkan bahasa. Adalah suatu hal
yang penting bagi suatu negara untuk menjaga stabilitas negaranya melalui upaya-
Dalam penelitian ini, penulis akan melihat apakah faktor suku, agama dan bahasa
39
K.J. Holsti, op cit, hlm. 125.
dan adanya kepentingan dari pihak-pihak swasta (sekelompok individu) dari suatu
jangka waktu yang tidak sedikit, karena pembangunan ekonomi serta kesejahteraan
sosial tidak dapat ditempuh dalam waktu yang singkat. Dalam studi terdahulu yang
internasional dan organisasi regional, serta mempromosikan hak asasi manusia dan
demokrasi. Dapat dilihat bahwa tujuan yang akan dicapai oleh Afrika Selatan tidak
dapat dicapai dalam kurun waktu yang singkat. Sedangkan dalam penelitian ini,
negaranya yang ditanamkan di luar negeri, yang mana bentuk dukungan ini
daya negaranya.40 Selain itu, pemerintah negara tersebut juga akan menurunkan
40
Ibid, hlm. 127
41
Ibid.
kepentingan tersebut hanya menyangkut sedikit kepentingan umum terkait
kesejahteraan sosial di suatu negara. Dalam indikator ini, penulis akan melihat
apakah ada kepentingan pihak swasta yang dilindungi oleh pemerintah Australia.
b. State’s Prestige
tentu akan mempertimbangkan nama baik dari negara yang akan diajak bekerja
sama. Maka dari itu adalah sebuah keharusan bagi suatu negara untuk menjaga
dan meningkatkan nama baik negaranya. Peningkatan nama baik (prestis) ini
dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan suatu negara, baik dalam sektor
dan teknologi. Dengan menggunakan indikator ini penulis akan melihat cara
c. Self-Extension
hanya dilakukan dengan cara menduduki suatu wilayah, tapi juga mencari
yang lebih luas, akses bahan mentah yang murah, serta jalur perdagangan,
hingga ideological self-extension yang tidak dapat dicapai melalui jalur
diplomasi biasa. Melalui indikator ini, penulis akan melihat tindakan pemerintah
promoting human rights, merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu negara
terkait dukungan atas hak asasi manusia (HAM), yang mana tentu saja terkandung
kepentingan di dalamnya.
negaranya. Namun sayangnya tidak semua negara dapat dengan konsisten mengejar
tujuan jangka panjang ini, karena sebuah negara akan berusaha mencapai tujuan
jangka panjang apabila tujuan ini selaras dengan tujuan jangka pendek dan/atau
menengah dari negaranya. Dalam studi terdahulu yang ditulis oleh Anthoni,
Renaissance, yang mana hal ini tidak dapat dicapai dalam jangka waktu yang
singkat pula. Melalui indikator ini, penulis akan melakukan analisa terhadap
Pergeseran orientasi
Jabatan Ketua IORA strategis Australia dari
Kepentingan Nasional
digunakan sebagai kawasan Samudera
K.J. Holsti
sarana Hindia ke kawasan
Indo-Pasifik
Middle-range Objectives
Private citizen’s interests
State’s prestige
Self-extension
Promoting human rights
Long-range Goals
World order
2.6 Argumen Utama
dalam ekonomi dan keamanan melalui organisasi regional Indian Ocean Rim
tersebut dapat dicapai oleh Australia melalui middle-range objecives, yang terdiri
dari: (1) perlindungan atas private citizen’s interest, yaitu upaya pemerintah
terhadap firma minyak lepas pantai yang terdapat di wilayah barat Samudera
Hindia; (2) peningkatan state’s prestige Australia dalam sektor militer, yaitu
melalui joint exercise dan naval symposium dengan negara-negara angota IORA;
serta (3) promoting human’s right, yang mana Australia dengan gencarnya
program kerja pada saat Australia menjabat sebagai Ketua IORA periode 2013 –
2015.
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian ini berisikan penjelasan dan deskripsi yang terperinci dari suatu
fenomena yang sedang dikaji. Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan tentang
Ocean Rim Association (IORA) di kawasan Indo-Pasifik pada tahun 2013 – 2015.
pada tahun 2013 – 2015. Penulis menetapkan tahun 2010 sebagai tahun dimulainya
penelitian karena Australia dipimpin oleh Julia Gillard, yang mana pada periode
Asia, sebagaimana tertulis dalam 2012 Australia Policy White Paper. Kemudian
diikuti oleh penyempitan orientasi kawasan di era Abbott, dari yang semula di
kawasan Asia menjadi Indo-Pasifik saja, yang tertulis dalam 2013 Defence White
Paper. Dalam dua periode pemerintahan ini (2010-2015), Australia dipimpin oleh
dua orang Perdana Menteri yaitu Julia Gillard dan Tony Abbott. Sedangkan tahun
2015 ditentukan penulis sebagai batas akhir dari penelitian karena tahun 2015
merupakan batas akhir kepemimpinan Australia dalam organisasi regional IORA,
yang juga merupakan titik permulaan peningkatan orientasi strategis Australia dari
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari
komentar, maupun pembahasan terkait issue yang sama dengan yang sedang
penulis kaji.1
maupun menggali informasi berupa buku, artikel, surta kabar, serta dokumen resmi
lainnya terutama yang berasal dari official website negara terkait. Selain itu, metode
ini dilakukan agar penulis dapat mengetahui informasi berupa kejadian yang telah
Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis data
kualitatif. Teknik analisa data kualitatif merupakan tahapan untuk melakukan suatu
analisa dengan cara pengorganisiran data melalui pemilihan data, yang kemudian
disusun menjadi suatu kesatuan data yang dapat dikelola dan dijelaskan secara
1
Mochtar Mas’oed. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Pustaka LP3ES,
Jakarta, 1994, jlm. 291
sistematis.2 Dalam penelitian ini, level of analisys yang penulis gunakan yakni
Sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri atas beberapa yang dapat
1. BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang penulis kaji, yang
Bab ini berisi tentang studi terdahulu yang memiliki persamaan dalam tema
maupun issue yang penulis kaji dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis
Bab ini berisi tentang tahapan yang penulis lakukan agar dapat menjelaskan
2
Prof. DR. Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Posdakarya, Bandung, 2005, hlm.
248
4. BAB IV: AUSTRALIA DAN KAWASAN INDO-PASIFIK
Bab ini berisi pemaparan data-data mengenai dinamika politik luar negeri
Australia pada tahun 2010-2015, Australia dan Samudera Hindia yang merupakan
bagian dari kawasan Indo-Pasifik, serta Australia dan organisasi regional Indian
terdapat dalam core interests and values, middle-range objectives, dan long-range
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisa mengenai kepentingan ekonomi
posisi nomor dua di bawah sektor jasa (68.2%) dan di atas agrikultur (3.6%).1
Sebagai sebuah negara yang kaya akan sumber daya mineral dan energi, Australia
menghasilkan emas, bijih besi, nikel, lead, rutile, tantalum, uranium, besi, zircon,
dan industri berlian terbesar di dunia; serta berada di posisi lima teratas sebagai
negara penghasil bauksit, batubara, tembaga, ilmenite, lithium, mangaan, perak dan
1
Central Intelligence Agency (CIA). The World Factbook. Australia-Oceania: Australia [online].
Diakses dari website https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/as.html
2
Department of Industry, Innovation, and Science of Australia. Resources: Australian Mineral
Commodities [online]. Diakses dari website
https://industry.gov.au/resource/Mining/AustralianMineralCommodities/Pages/default.aspx
3
Op cit. CIA, Australia.
Gambar 1. Peta persebaran pertambangan di Australia4
wool, dan gandum.5 Negara eksportir terbesar yaitu China (32,2%), Jepang
(15,9%), Korea Selatan (7,1%), Amerika Serikat (5,4%), dan India (4,2%).6
Komoditas ekspor bijih logam dan batubara menyumbang sebesar 40% dari total
60%, dengan eksportir utama Jepang dan China yaitu sebesar 2/3 dari total ekspor
4
Prime Creative Media. 2015. Mine Map: Australia Mine Map 2015 [online]. Diakses dari website
https://www.australianmining.com.au/mine-map/
5
Op cit. CIA, Australia.
6
Ibid.
7
Ibid.
tersebut.8 Australia dikenal sebagai energy supplier baik di tingkat global maupun
negaranya yang sangat pesat. China merupakan new girl in town, yang menarik
Australia mendapatkan pasar yang sangat potensial dari China, karena China
sumber daya alam dan mineral yang terkandung di dalamnya yang membuat
8
Jonathan Kearns and Philip Lowe, Reserve Bank of Australia. 2011. Australia’s Prosperous
2000s: Housing and the Mining Boom [online]. Diaksesdari website
https://www.rba.gov.au/publications/confs/2011/pdf/kearns-lowe.pdf
9
Australian Government. Policy White Paper 2012: Australia in Asia Century
kawasan Samudera Hindia; yakni ditandai oleh kebangkitan India, kembalinya
mulai fokus terhadap geopolitik regional setelah melihat bangkitnya China dan
India, yang menguatkan hubungan ekonomi dan keamanan antara Samudera Hindia
dan Pasifik sehingga membuat sebuah super-region baru yang dikenal dengan nama
Indo-Pasifik Asia.11
Sebagai respon atas kepentingan strategis Australia yang mulai look west, atau
fokus terhadap wilayah yang berada di sebelah barat benua Australia, pemerintah
Australia pun mengeluarkan white paper. White paper ini berisikan kebijakan luar
negeri Australia yang fokus terhadap kawasan Indo-Pasifik, yang terbentang mulai
dari Samudera Pasifik bagian barat hingga ke Samudera Hindia.12 Di policy white
paper 2012 dijelaskan bahwa konsepsi Indo-Pasifik ini muncul dari nilai strategis
yang dimiliki oleh kedua kawasan samudera ini. Munculnya hubungan yang
signifikan dan meningkatnya kepentingan akan pasokan energi dari Timur Tengah
ke Asia Timur membuat Australia melihat Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
bagian barat sebagai a single strategic arc.13 Konsepsi ini didorong oleh
10
Australian Journal of International Affairs. Phillips, Andrew. Australia and the Challenges of
order-building in the Indian Ocean Region, dalam Australian Journal of International Affairs,
Apr2013, Vol. 67 Issue 2, p125-140.
11
Rory Medcalf, 2013. Lowy Institute. The Wall Street Journal, Asia Edition: Rebalancing
Australia’s Role in Asia [online]. Diakses dari website
https://www.lowyinstitute.org/publications/rebalancing-australias-role-asia
12
Policy White Paper 2012: Australia in the Asian Century. Op cit. hlm.74
13
Ibid.
selatan, timur laut, dan tenggara, serta pentingnya pasokan energi dari Asia ke
Timur Tengah.14
serta kebudayaan dari Asia Timur hingga Asia Tenggara, secara perlahan politik
luar negeri India pun mulai berubah orientasi menjadi look east.16 Sebaliknya,
kawasan Asia bagian timur laut dan tenggara lebih cenderung look west yang
14
Ibid.
15
Joel Negin, 2014. Australian Aid Tracker. Aid to Africa in an Indo-Pacific Aid Program
[online]. Diakses dari website http://devpolicy.org/aid-to-africa-in-an-indo-pacific-aid-program-
20140702/
16
Ibid.
17
Ibid.
Selama masa pemerintahan Perdana Menteri Julia Gillard dan Tony Abbott
pada tahun 2010 – 2015, Australia telah mengeluarkan dua buah white paper. Policy
white paper 2012 yang berjudul Australia in the Asia century dikeluarkan di era
Indo-Pasifik ini, terdapat perbedaan di antara keduanya. Policy white paper 2012
merupakan kebijakan pertama yang berisi rincian fokus pemerintah Australia baik
secara politik maupun strategis, yang digunakan sebagai arah serta untuk melihat
posisi Australia terhadap kawasan ini.18 Sedangkan isi dari defence white paper
2013 cenderung fokus kepada penguatan pertahanan dan keamanan Australia baik
dalam level domestic, regional, hingga internasional. White paper 2012 ini
kawasan Indo-Pasifik tidak secara lengkap dan terperinci seperti di defence white
paper 2013.
18
Australian Journal of Regional Studies. Bruno Mascitelli. Australia in the Asian Century – A
Critique of the White Paper, dalam Australian Journal of Regional Studies, 2014, Vol. 20, No. 3,
hlm 1-27.
19
Central Intelligence Agency (CIA). The World Factbook Australia-Oceania: Australia
[online].Diakses dari website https://www.cia.gov/library/publications/the-world-
factbook/geos/as.html
Australia memiliki sembilan buah white paper. Kesembilan white paper ini masing-
masing dikeluarkan pada tahun 1976, 1987, 1994, 2000, 2009, 2012, 2013, dan
2016.20 Dari kesembilan white paper ini, hanya white paper 2012 lah yang berisi
rincian fokus pemerintah Australia baik secara politik maupun strategis, sedangkan
sisanya berisi tentang uraian fokus pemerintah Australia dalam sektor pertahanan
Australia terhadap kawasan Asia, setiap white paper memiliki orientasi strategis
masing-masing.
bahwa dalam white paper pada tahun 1976, 1987, 1994 dijelaskan bahwa Australia
memiliki orientasi strategis di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik bagian barat daya
(South-West Pasific). White paper tahun 2000 dan 2009 menguraikan orientasi
strategis Australia di kawasan Asia Pasifik, tahun 2012 orientasi strategisnya berada
di kawasan Asia, tahun 2013 dan 2016 berada di kawasan Indo-Pasifik. Dapat
dilihat pula bahwa orientasi strategis Australia dalam politik luar negerinya
20
Department of Defence. Australian Government. 2016 Defence White Paper [online]. Diakses
dari website http://www.defence.gov.au/WhitePaper/Links.asp
21
Australian Journal of Regional Studies. Bruno Mascitelli. Australia in the Asian Century – A
Critique of the White Paper, dalam Australian Journal of Regional Studies, 2014, Vol. 20, No. 3,
hlm 1-27.
4.1.1 Australia di Era Pemerintahan Perdana Menteri Julia Gillard
(2010-2013)
kebijakan luar negeri Australia berfokus pada kawasan Asia.22 Julia Gillard
mentah dan energi dari kawasan Asia, namun hal yang terpenting adalah benua
Asia merupakan pasar yang sangat potensial untuk investasi serta bagi
Pada tahun 2012 Julia Gillard mengeluarkan policy white paper yang
benua Asia, yaitu Australia in Asian Century.23 Dalam white paper ini tertulis
tujuan yang harus dicapai oleh Australia pada tahun 2025 dengan mengambil
22
Ibid.
23
Monica Attard, CNN. Gillard: Australia must embrace ‘Asian Century’ [online]. Diakses dari
website http://edition.cnn.com/2012/10/28/world/asia/australia-gillard-asian-century/index.html
24
Australan Governement. Policy white paper 2012: Australia in the Asia Century.
Masa depan Australia berada di tangan generasi mudanya. Sehingga
dari kawasan Asia untuk para pelajar di Australia.25 Setiap pelajar di Australia
Strategi ini menjadi salah satu bagian dari rencana nasional untuk
tinggi di Australia.
Dalam sektor ekonomi, white paper ini mengajak para pebisnis Australia
untuk lebih produktif dalam memproduksi barang dan jasa dengan kualitas
yang sehat dan berkualitas tinggi, serta menggunakan barang dan jasa dengan
Australia.
Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat merupakan enam negara yang
25
ABC News. 2012. As it happened: Australia in the Asian Century [online]. Diakses dari website
http://www.abc.net.au/news/2012-10-28/live-coverage-australia-in-the-asian-century/4337812
26
Ibid.
27
ABC News. 2012. Gillard to reveal Australia’s Asian Century goals [online]. Diakses dari
website http://www.abc.net.au/news/2012-10-28/gillard-to-release-asian-century-white-
paper/4337502
paling berpengaruh bagi Australia.28 Australia dikenal dengan negara Amerika
Serikat, karena kedua negara ini merupakan negara aliansi militer. Namun
kementerian baru yaitu Asian Century Policy yang bertanggung jawab untuk
pesat Asia.
goyah yang disebabkan oleh mining boom31 Mining boom ini merupakan kasus
yang ke-5, yang sebelumnya terjadi pada tahun 1850an (gold rush), di akhir
abad ke-19 (mineral boom), di tahun 1960an dan awal 1980an (energi boom).32
Sedangkan mining boom yang terjadi pada tahun 2008 ini adalah mineral dan
energi boom.
28
Ibid.
29
Op cit. Monica Attard, CNN.
30
Op cit. Monica Attard, CNN.
31
Op cit. CIA, Australia.
32
Ric Battellino, Reserve Bank of Australia. 2010. Speech: Mining booms and the Australian
economy [online]. Diakses dari website http://www.rba.gov.au/speeches/2010/sp-dg-230210.html
Kasus mining boom yang terakhir ini merupakan bentuk lonjakan dari
yaitu sakan sumber daya yang besar dari negara-negara yang sedang
investment dan harga komoditas, mining boom ini dimulai pada tahun 2005.
lonjakan tajam yang kemudian mereda dengan adanya national dwelling prices
pendapatan.
33
Jonathan Kearns and Philip Lowe, Reserve Bank of Australia. 2011. Australia’s Prosperous
2000s: Housing and the Mining Boom [online]. Diaksesdari website
https://www.rba.gov.au/publications/confs/2011/pdf/kearns-lowe.pdf
34
Ibid.
yang ada masih belum dapat mencukupi lonjakan kebutuhan dunia dengan
cepat, sehingga berpengaruh pada nilai dollar Australia yang dikaitkan dengan
Inflasi membuat suku bunga naik mencapai 7.25% di awal tahun 2008,
global karena adanya penurunan tajam terhadap harga komoditas dan nilai
tukar dollar Australia pun jatuh sebesar 30% pada bulan Oktober 2008, namun
2009.37 Pemulihan nilai dollar Australia ini didorong oleh adanya pertumbuhan
ekonomi dan komoditas ekspor Australia, yang mana nilai dollar Australia
dengan pertumbuhan ekonomi dari suatu negara, dan tentu aja membutuhkan
peluang besar bagi Australia untuk bekerja sama dengan negara-negara tersebut
35
Ibid.
36
Ibid.
37
Ibid.
38
Ibid.
sebagai pemasok energi dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan
ekonominya.
Ekspor uranium ini menyumbang perekonomian negara sebaesar 750 juta dollar,
dan menyediakan 4200 lapangan pekerjaan.39 Pada tahun 2011 Julia Gillard
salah satu upaya Australia untuk menjalin kerja sama dalam menguatkan
kuat, serta menggunakan langkah yang transparan.42 Hal ini digunakan untuk
39
Phillip Coorey, 2011. The Sydney Morning Herald. Gillard’s push for uranium sales to India
[online]. Dikases dari website http://www.smh.com.au/environment/gillards-push-for-uranium-
sales-to-india-20111114-1nfms.html
40
Phillip Coorey, 2011. The Sydney Morning Herald. Gillard’s push for uranium sales to India
[online]. Dikases dari website http://www.smh.com.au/environment/gillards-push-for-uranium-
sales-to-india-20111114-1nfms.html
41
Ibid.
42
Ibid.
memastikan bahwa impor uranium India ini tidak akan digunakan untuk senjata
nuklir.
(2013-2015)
Abbott menjabat sebagai Perdana Menteri Australia pada tahun 2013 – 2015,
yang merupakan dampak dari krisis finansial global yang terjadi pada tahun
2008.44 Dalam hal ini, fleksibilitas yang dimaksud adalah Australia mulai
Jepang, Indonesia, Korea Selatan, dan India sebagai pasar yang potensial untuk
Trade Agreement (FTA) dengan beberapa negara super powers di Asia, yaitu
43
Quadrant Magazine. 2016. Tony Abbott: The economic case for the Abbott government [online].
Dikases dari website https://quadrant.org.au/magazine/2016/03/economic-case-abbott-government/
44
Australian Government, The Treasury. Media Release. Statement: Continued growth in the
Australian economy – ABS National Accounts – June quarter 2015 [online]. Diakses dari website
http://jbh.ministers.treasury.gov.au/media-release/077-2015/
Jepang, China, dan Korea Selatan.45 Penandatanganan FTA dengan negara-
negara superpowers Asia ini merupakan peluang besar bagi pebisnis Australia
FTA dengan Korea Selatan pada tanggal 8 April 2014, perjanjian ini mulai
kualitas tinggi dari Australia. FTA dengan Jepang ditandatangani pada tanggal
8 Juli 2014, dan baru dilaksanakan pada 15 Januari 2015.48 Karena tidak dapat
memenuhi kebutuhan domestik yang tinggi akan buah dan sayuran, akhirnya
menandatangai FTA dengan China pada tanggal 17 November 2014, dan mulai
45
Op cit. Quadrant Magazine.
46
Ibid.
47
Australian Government, Australian Trade and Investment Commission. Market Profile: Export
markets – Republic of Korea [online]. Diakses dari website
https://www.austrade.gov.au/Australian/Export/Export-markets/Countries/Republic-of-
Korea/Market-profile
48
Australian Government, Australian Trade and Investment Commission. Market Profile: Export
markets – Japan [online]. Diakses dari website
https://www.austrade.gov.au/australian/export/export-markets/countries/japan/industries/Fruit-and-
vegetables#1
49
Australian Government, Australian Trade and Investment Commission. China-Australia Free
Trade Agreement (ChAFTA) [online]. Diakses dari website
https://www.austrade.gov.au/Australian/Export/Free-Trade-Agreements/chafta
Jumlah lapangan pekerjaan di Australia meningkat dari 23.000 pada
tahun 2013 menjadi 175.000 pada tahun 2014, dan meningkat lagi hingga
menyentuh angka 300.000 pada tahun 2015, yang mana hal ini merupakan
upaya untuk mengatasi fenomena mining boom yang terjadi pada tahun 2008
lalu.52
dan agrikultur, namun hanya menyumbang 17% untuk ekspor.53 Pada masa
dari Asia dan nilai tukar dollar Australia mulai membaik.54 Selain itu, untuk
50
Ibid.
51
Op cit. Australian Government, the Treasury.
52
Ibid.
53
Ibid.
54
Ibid.
kebijakan untuk menurunkan dan menghapuskan pajak sebagaimana peraturan
yang tertulis dalam red tape reduction (cutting red tape) yang membawa
untuk mengurangi peraturan yang tidak efektif dan dipaksakan oleh suatu
birokrasi (red tape).56 Kebijakan red tape reduction ini berisi beberapa hal,
antara lain: (1) pemangkasan peraturan yang dianggap tidak efektif, (2)
pemangkasan peraturan yang bersifat terlalu luas dan tumpang tindih pada
Samudera Hindia, yang memiliki fokus utama berupa kerjasama ekonomi dan
pada tanggal 6 – 9 Oktober 2014, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop
55
Australian Government. The Australian Government’s online resource for regulation reform.
2015. Cutting Red Tape: Annual Red Reduction Report 2015 [online]. Diakses dari website
https://www.cuttingredtape.gov.au/annual-red-tape-reduction-report-2015
56
Ibid.
57
Australian Government. The Australian Government’s online resource for regulation reform.
2013. Cutting Red Tape: The Abbott Government’s Deregulation Agenda (speech) [online].
Diakses dari website https://www.cuttingredtape.gov.au/parl-sec/media/abbott-
government%E2%80%99s-deregulation-agenda
Australia’s important strategic and economic interests in this region”58 Di sini
Pasifik dan Atlantik. Samudera ini meliputi benua Afrika, Asia, Australia, serta
terpenting di dunia yang membawa minyak dari Teluk Persia dengan berbagai
Emirat Arab dan Arab Saudi), India, serta negara-negara Asia Tenggara yang
juga dilalui oleh selat Malaka. Pada tahun 2013, US Energi Information
58
Depardieu, Henri. 2014. Indian Ocean Observatory: Australia flexes its strategic military might
and soft power in the Indian Ocean Rim [online]. Diakses dari website
http://www.indianoceanobservatory.com/index.php/en/diplomacy/item/396-australia-flexes-its-
strategic-military-might-and-soft-power-in-the-indian-ocean-rim/396-australia-flexes-its-strategic-
military-might-and-soft-power-in-the-indian-ocean-rim
59
Central Intelligence Agency (CIA). The World Factbook: Indian Oceans [online]. Diakses dari
website https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/xo.html pada tanggal 17
Maret 2017.
Administration (EIA) melakukan konfirmasi penemuan sumber minyak dan
milik Australia yang tersebar di wilayah barat Samudera Hindia, mulai dari
60
UN Environment. Baseline Study on the Status and Trends in Oil and Gas Exploration and
Production in the Western Indian Ocean [online]. Diakses dari website
http://web.unep.org/nairobiconvention/baseline-study-status-and-trends-oil-and-gas-exploration-
and-production-western-indian-ocean pada tanggal 17 Maret 2017.
61
Central Intelligence Agency (CIA). The World Factbook: Indian Oceans [online]. Diakses dari
website https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/xo.html pada tanggal 17
Maret 2017.
62
Ibid.
maritime piracy yang terjadi di kawasan Samudera Hindia. Terbukti, Royal
pesisir Timur Afrika dan tengah laut.63 Australian Navy ini merupakan bagian
internasional.
entitas hukum maritim yang lemah serta sedang terjadi pergolakan politik.64
(IMB), di abad ke-21 ini terdapat 10 wilayah yang cenderung menjadi target
63
Ibid.
64
Jean Edmond Randrianantenaina. Oceans and Law of the Sea, the United Nations. 2013.
Maritime Piracy and Armed Robbery against Ships: Exploring the Legal and the Operatonal
Solutions. The Case of Madagascar, halaman 3 [online]. Diakses dari website
http://www.un.org/depts/los/nippon/unnff_programme_home/fellows_pages/fellows_papers/Randr
ianantenaina_1213_Madagascar.pdf
dari maritime piracy, yang diklasifikan atas (1) Afrika Timur, (2) Samudera
Hindia, (3) Afrika Barat, (4) Laut Arab (Arabian Sea), (5) Selat Malaka, (6)
Laut Cina Selatan, (7) Amerika Latin dan Karibia, (8) Laut Mediterania, (9)
Atlantik Utara, dan (10) kawasan yang diklasifikan sebagai “Others”, atau
“kawasan lain, yang menjadi target dari maritime piracy dengan intensitas yang
tidak terlalu tinggi (jarang).65 Meskipun tergolong dalam tindakan yang sudah
ada sejak dahulu, kasus maritime piracy ini meningkat pada akhir tahun
1990an. Pada tahun 2011 kasus ini mencapai puncaknya di wilayah bagian
South Indonesia 21 32 48 47 54 24
East Asia Melacca Straits 1 1 1 3
Malaysia 11 4 3 9 11 4
Myanmar 1
The Philippines 1 3 1 2 4 3
Singapore Straits 7 3 4 6 6
65
International Maritime Organization, MSC.4/Circ.180, Reports on acts of piracy and armed
robbery against ships, annual report-2011, March 1, 2012, at annex 4.
66
United Nations Institute for Training and Research (UNITAR). 2014. UNOSAT Global Repor on
Maritime Piracy: a geospatial analysis 1995 – 2013, halaman 12 [online]. Diakses dari website
https://unosat.web.cern.ch/unosat/unitar/publications/UNITAR_UNOSAT_Piracy_1995-2013.pdf
67
ICC International Maritime Bureau, Piracy and Armed Robbery against Ships: Report for the
period of 1 January – 30 June 2016 [online]. Diakses dari website http://www.icc.se/wp-
content/uploads/2016/07/2016-Q2-IMB-Piracy-Report-Abridged.pdf
Thailand/Gulf of 1
Thailand
Far East China/HK/Macau 5
South China Sea 11 1 2
Vietnam 4 4 3 1 13 3
Indian Bangladesh 4 6 6 10 11 2
Sub
Continent
India 5 4 6 4 4 13
Africa Algeria 1
Angola 1 1
Benin 12 1
Cameroon 1
Democratic Rep. 4 2 1 2
of Congo
Egypt 1 5 5
Gabon 1
Ghana 2 2 2 2
Guinea 2 1 3
Guinea Bissau
Gulf of Aden* 20 13 4 4 1
Ivory Coast 1 3 3 1 1 1
Kenya 1
Liberia 1 1
Mauritania 1
Mozambique 1 1 1
Nigeria 6 17 22 10 11 24
Red Sea* 18 12 2
Sierra Leone 1 1
Somalia 125 44 4 3
South Africa 1
Tanzania 1 1 1
The Congo 2 2 3 2 1
Togo 5 5 2 1
South Brazil 1 1 1
America
Colombia 1 2 6 1 2 2
Costa Rica 3 1
Ecuador 1 2 3
Guyana 1 1 1
Haiti 1 1
Peru 1 2 4 4
Venezuela 1 2
Rest of Papua New 1
World Guinea
Meditteranean 1
Sea
Oman 1
Yemen 1
Total at year end 439 297 264 245 246
All incidents for countries with * above are attributed to Somali pirates.
Sumber: ICC International Maritime Bureau, Piracy and Armed Robbery against
international via laut, di mana setiap tahunnya sejumlah lebih dari 130 juta
dollar makanan, hasil tambang, dan minyak dari Australia diekspor ke negara-
negara Asia Timur melalui laut, yang sangat bergantung pada keamanan
pelayaran.68 Maka dari itu, keamanan dan stabilitas laut di kawasan Indo-
4.3 Australia dan Organisasi Regional Indian Ocean Rim Association (IORA)
68
Australasian Oil and Gas. Exhibition and Conference. Australian LNG and oil shipments under
terrorist threat [online]. Diakses dari website https://aogexpo.com.au/lng/australian-lng-oil-
shipments-terrorist-threat/
Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman.69
dialog, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Perancis dan
sebagai kelompok negara inti (Core Group States), atau M-7, yang kemudian
secara resmi pada 6 – 7 Maret 1997 dan telah bertumbuh pesat dalam beberapa
tahun terakhir terutama sejak diketuai oleh India pada 2011 – 2013 dan
69
IORA. Membership [online]. Diakses dari website http://www.iora.net/about-
us/membership.aspx pada tanggal 12 Februari 2017.
70
Ibid.
71
IORA. Formation [online]. Diakses dari website http://www.iora.net/about-us/formation.aspx
pada tanggal 22 Februari 2017.
72
Ibid.
73
IORA. History and Backgroung [online]. Diakses dari website http://www.iora-rcstt.org/about-
us/history-and-background pada tanggal 12 Februari 2017
Selama periode keketuaannya Australia telah melakukan beberapa
pengerucutan fokus kajian dalam IORA menjadi 6 sektor yang terdiri atas
Australia menjadi ketua IORA pada tahun 2013 – 2015. Indian Ocean
74
https://www.aspistrategist.org.au/regional-architecture-iora/
75
Minister for Foreign Affairs. 2013. Indian Ocean Rim Association (IORA) Join Op-Ed [online].
Diakses dari website http://foreignminister.gov.au/articles/Pages/2013/jb_ar_131101.aspx pada
tanggal 5 Maret 2017.
76
Minister for Foreign Affairs. 2015. IORA Outgoing Charir’s Statement by Australia’s Foreign
Minister [online]. Diakses dari website
http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2015/jb_sp_151023.aspx pada tanggal 5 Maret 2017.
beberapa kemajuan dalam organisasi IORA, termasuk di dalamnya reformasi
Selain itu Australia juga melakukan pengerucutan fokus kajian dalam IORA
menjadi 6 sektor yang terdiri atas maritime safety and security; trade and
investment facilitation; fisheries management; disaster preparedness; academic,
science and technology cooperation; and tourism and cultural exchange.78
Program kerja yang dilaksanakan selama masa kepemimpinan Australia dalam
IORA antara lain dalam sector Blue Economy, pemberdayaan perempuan, serta
maritime security and safety.79
77
Anthony Bergin, 2013. The Strategist. Regional Architecture: IORA [online]. Diakses dari
website https://www.aspistrategist.org.au/regional-architecture-iora/
78
Minister for Foreign Affairs. 2013. Indian Ocean Rim Association (IORA) Join Op-Ed [online].
Diakses dari website http://foreignminister.gov.au/articles/Pages/2013/jb_ar_131101.aspx pada
tanggal 5 Maret 2017.
79
Minister for Foreign Affairs. 2015. IORA Outgoing Charir’s Statement by Australia’s Foreign
Minister [online]. Diakses dari website
http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2015/jb_sp_151023.aspx pada tanggal 5 Maret 2017.
BAB V
Kepentingan nasional ini yang kemudian menjadi pedoman atau landasan bagi
suatu negara dalam melakukan hubungan dan kerjasama dengan negara lain.
mempertahankan identitas fisik, politik, dan budayanya dari gangguan negara lain.
Kebijakan luar negeri beserta kebebasan pilihan yang akan diambil oleh suatu
kebijakan luar negeri suatu negara, karena ada faktor lain yang juga berpengaruh
yaitu kepentingan yang dibawa oleh unit-unit politik maupun pihak-pihak yang
tergabung dalam negara bangsa di suatu wilayah, yang mana kepentingan mereka
ini hanya akan dapat diraih dengan memberikan pengaruh kepada negara lain
melihat dari segi value, time, dan demands yang merupakan 3 hal yang saling
interests and values, middle range objectives, dan universal long range goals.
Holsti menjelaskan bahwa terdapat sebuah hierarki dalam tujuan politik luar negeri
dari suatu negara. Kepentingan utama (“core” interests and values) terletak di
dasar hierarki, yang merupakan tujuan utama atas keamanan, otonomi, dan
kemerdekaan dari unit-unit politik serta kesejahteraan dasar bagi masyarakat dari
suatu negara.1 Middle range objectives terletak di bagian tengah dari hierarki ini, di
mana tujuan yang ingin dicapai dari kepentingan ini tidak lebih penting dari “core”
interests and values. Long-range goals terletak di bagian atas dari hierarki ini,
karena tidak ada jangka waktu yang pasti dalam pencapaian tujuan ini. Selain itu
tidak semua negara berusaha untuk benar-benar mencapai tujuan ini, kecuali tujuan
ini selaras dengan kepentingan “core” interest dan middle-range objective dari
suatu negara.
1
Ibid, hlm. 123
K.J Holti. Ada tiga variable yang digunakan oleh penulis, yaitu core interests and
5.1.1 Self-Preservation
ekonomi dalam wilayah teritori negara tersebut. Sebagai sebuah negara yang
kedaulatan negaranya.
yang signifikan selama Julia Gillard dan Tony Abbott memimpin Australia.
pesat, khususnya China dan India, pada tahun 2012 Australia mengeluarkan
policy white paper yang berjudul Australia in Asia’s Century. Policy white paper
ini berisi tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh Australia hingga tahun 2025
hasil manis, yaitu dengan membuat Australia terbuka bagi para pebisnis
dengan negara superpowers Asia yaitu China, Jepang, Korea Selatan, India, dan
Indonesia.3
kawasan Asia untuk menjadi kawasan middle class dunia, yang mana membuat
Australia mulai membuka diri untuk menjalin hubungan dan kerja sama dengan
dengan beberapa negara di Asia seperti China, India, Indonesia, Jepang, dan
Serikat.5
menguntungkan bagi Australia. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya
2
Australian Government. 2012. White Paper: Australia in the Asian Century.
3
Julie Bishop, 2014. Minister for Foreign Affairs. Speech: Address to Economic Doiplomacy
Policy Launch [online]. Diakses dari
http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2014/jb_sp_140818.aspx
4
Op cit. Australian Government. White Paper: Australia in the Asian Century.
5
Ibid.
Pada tahun 2011 Australia mengeluarkan kebijakan untuk melakukan
menolak unutk melakukan ekspor nuklir ke India karena India menolak untuk
baik dengan India. Ini merupakan salah satu upaya Australia untuk membangun
Amerika Serikat. Ini merupakan salah satu faktor pendukung orientasi Australia
yang look west, karena selain India merupakan rising power di kawasan, India
negaranya.
transparan.7 Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa impor uranium India
6
Phillip Coorey, 2011. The Sydney Morning Herald. Gillard’s push for uranium sales to India
[online]. Dikases dari website http://www.smh.com.au/environment/gillards-push-for-uranium-
sales-to-india-20111114-1nfms.html
7
Ibid.
ekonomi ini bertujuan untuk mencapai kedamaian dan kemakmuran negara.
pusat dari kebijakan luar negeri, perdagangan, investasi, pariwisata dan bantuan
pembangunan Australia.8
bekerja sama dalam program kerja yang telah disusun oleh pemerintah, baik
baik di dalam maupun di luar negeri, seperti yang disampaikan oleh Tony Abbott
8
Julie Bishop, 2014. Minister for Foreign Affairs. Speech: Address to Economic Doiplomacy
Policy Launch [online]. Diakses dari
http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2014/jb_sp_140818.aspx
9
Ibid.
10
Abbott, Tony. 2016. Quadrant Magazine: The Economic Case the Abbott Government [online].
Diakses dari website forhttps://quadrant.org.au/magazine/2016/03/economic-case-abbott-
government/
11
Op cit. Minister for Foreign Affairs, Julie Bishop.
Australia mengembangkan sayapnya dengan menjalin kerjasama
superpowers Asia ini merupakan peluang besar bagi pebisnis Australia untuk
dan stabil bagi Australia serta kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas, melalui
negara. Hal ini menyangkut kesejahteraan dari warga negara dan pebisnis
Australia baik yang berada di dalam maupun di luar negeri, yang mana
keamanan nasional harus mencari opsi dalam merespon baik peluang maupun
12
Ibid.
13
Abbott, Tony. 2016. Quadrant Magazine: The Economic Case the Abbott Government [online].
Diakses dari website forhttps://quadrant.org.au/magazine/2016/03/economic-case-abbott-
government/
14
Julie Bishop, 2014. Minister for Foreign Affairs. Speech: Address to Economic Doiplomacy
Policy Launch [online]. Diakses dari
http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2014/jb_sp_140818.aspx
15
Australian Government. defence white paper 2013
ancaman keamanan di manapun hal itu terjadi, dengan memahami batas
kemampuan negara.
pengaruh dari perilaku aktor non-negara. Tidak hanya Australia, tetapi semua
turut merasakan dampak dari pergeseran yang terjadi karena laju pertumbuhan
ekonomi yang cepat di kawasan. Tantangan pun muncul secara bersamaan, baik
pemahaman yang jelas terhadap peluang dan pilihan strategis atas sikap,
secure Australia, (2) A secure South-Pacific and Timor Leste, dan (3) A stable
16
Ibid.
17
Australian Government. 2012. Policy White Paper: Australia in the Asian Century.
18
Op cit. Australian Government. defence white paper 2013
19
Ibid.
dari serangan senjata, termasuk serangan musuh baik negara maupun non-negara
maritime, wilayah lepas pantai, dan jalur laut yang penting yang berada di sekitar
daya lepas pantai pun termasuk ke dalam defence planning negara. Dengan
di wilayah bagian utara dan barat Australia serta di wilayah yang mengandung
sumber daya lepas pantai dan wilayah laut yang luas.21 Untuk menjaga
modernisasi militer.
20
Ibid.
21
Ibid.
22
Op cit. Australian Government. Policy White Paper 2012.
eksistensi yang kuat dari kedua negara ini baik Amerika Serikat maupun
Australia terhadap kawasan. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang diberikan
oleh hubungan aliansi kedua negara ini terhadap stabilitas, keamanan dan
perdamaian kawasan.
Tantangan yang muncul justru berasal dari dalam kawasan Asia sendiri,
pertumbuhan hubungan baik India yang baru dijalin kembali dengan negara-
ada di kawasan ini.23 Institusi regional dan global menjadi pusat upaya dari
dan penguatan sistem ekonomi, politik, keamanan dan kedaulatan ini telah
memiliki tujuan yang jelas dan tertulis di Policy White Paper 2012 dan Defence
23
Ibid.
24
Ibid.
terletak di kawasan Asia dan Indo-Pasifik. Sehingga dengan adanya white paper
ini membuat pemetaan tujuan dan pencapaian Australia menjadi jelas di era
Apabila dilihat dari parameter yang ada, Australia telah memenuhi salah
yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan negaranya yang
wilayah kedaulatannya.
Kontrol untuk mendapatkan akses masuk terhadap asset sumber daya alam
dan tenaga kerja yang ada dalam suatu wilayah merupakan sebuah “power”
keterbatasan sumber daya alam dan tenaga kerja di suatu negara dapat
mendapatkan akses terhadap bahan mentah dan tenaga kerja di wilayah yang
Dikenal sebagai salah satu pemasok energi baik di level regional maupun
mengingat Australia juga merupakan sebuah negara yang kaya akan sumber
daya dan energi. Meskipun demikian, adalah sebuah keharusan bagi Australia
memperhatikan kandungan energi dan sumber daya alam yang masih tersimpan.
jalur lalu lintas kapal-kapal yang membawa minyak maupun komoditas lainnya,
kedua Samudera ini juga kaya akan sumber daya alam maupun mineral. Terlebih
minyak dan gas dunia, terutama negara-negara Teluk yang mengekspor 70%
(EIA) melakukan konfirmasi penemuan sumber minyak dan gas alam di bagian
25
UN Environment. Baseline Study on the Status and Trends in Oil and Gas Exploration and
Production in the Western Indian Ocean [online]. Diakses dari website
http://web.unep.org/nairobiconvention/baseline-study-status-and-trends-oil-and-gas-exploration-
and-production-western-indian-ocean
26
Ibid.
eksistensi Australia sebagai pemasok energi utama baik di level regional maupun
global.
the Cocos (Keeling) Island.27 Christmas Island merupakan sebuah pulau seluas
135 km2 yang memiliki flora dan fauna yang unik, sehingga hampir 63% wilayah
fosfat. Pada tahun 1958, kedaulatan Christmas Island dipindahkan dari Kerajaan
27
Commonwealth Grants Commission, Australian Government. Chapter 2: The Indian Ocean
Territories [online]. Diakses dari website
https://cgc.gov.au/attachments/article/52/chap%202%20Territories.pdf
28
Joint Standing Committee on the National Capital and External Territories, February 1995,
Delivering the Goods, Parliament of the Commonwealth of Australia, Canberra
29
Op cit. Commonwealth Grants Commission, Australian Government.
Sedangkan Cocos Island berada di dalam wilayah kedaulatan Australia pada Juni
wilayah offshore Australia di Cocos (Keeling) Island dan Christmas Island ini
keduanya memiliki nilai aset yang strategis bagi pertahanan Australia. Cocos
Island digunakan sebagai basis militer Australia, sebagai tempat untuk mengisi
ulang amunisi, bahan bakar, serta pasukan kapal selam dan kapal perang.31
30
Department of Infrastructure and Regional Development, Australian Government. Chapter
Eleven: Cocos (Keeling) Islands [online]. Diakses dari
http://regional.gov.au/territories/publications/files/A_Federation_in_These_Seas_Part_3.pdf
31
Dr. Carlo Kopp. 2012. Air Power: Strategic potential of the Cocos islands and Christmas Island
[online]. Diakses dari website http://www.ausairpower.net/PDF-A/DT-Cocos-Christmas-Mar-
2012.pdf
Dengan menggunakan Cocos Island sebagai tempat untuk mengisi uang bahan
membawakan bahan bakar untuk bahan isi ulang, sehingga pesawat taktis
maka Cocos Island ini merupakan tempat yang ideal untuk digunakan sebagai
basis militer.33 Selain itu, letak Cocos Island ini juga berdekatan dengan
sehingga pulau ini merupakan lokasi yang potensial untuk melancarkan air
strikes kepada negara-negara tersebut.34 Maka dari itu, salah satu strategi bagi
Island ini agar layak digunakan sebagai lokasi naval replenishment site.35
juga telah menugaskan Royal Australian Navy untuk berjaga di wilayah bagian
32
Ibid.
33
Ibid.
34
Ibid.
35
Ibid.
36
Henri Depardieu. 2014. Indian Ocean Observatory: Australia flexes its strategic military might
and soft power in the Indian Ocean Rim. Diakses dari
http://www.indianoceanobservatory.com/index.php/en/diplomacy/item/396-australia-flexes-its-
strategic-military-might-and-soft-power-in-the-indian-ocean-rim/396-australia-flexes-its-strategic-
military-might-and-soft-power-in-the-indian-ocean-rim
Australian Navy telah memutus jutaan lingkar peredaran kartel narkoba di
pesisir Timur Afrika dan tengah laut.37 Australian Navy ini merupakan bagian
internasional.38
bagian barat benua Australia, termasuk wilayah lepas pantai bagian barat
Australia berada.
Kontrol wilayah yang dilakukan oleh Australia ini tidak sampai tahap
dengan tujuan yang sama yakni untuk mengamankan wilayah yang bernilai
37
Ibid.
38
Ibid.
39
K.J. Holsti, op cit, hlm. 125.
strategis bagi kepentingan Australia, yaitu dengan memaksimalkan
replenishment site.
berdirinya suatu negara. Stabilitas suatu negara dapat terganggu dengan adanya
konflik yang muncul terkait diskriminasi suku, agama, bahkan bahasa. Adalah
suatu hal yang penting bagi suatu negara untuk menjaga stabilitas negaranya
melalui upaya-upaya untuk menekan agar konflik yang ada tidak sampai
mencapai tahap pecahnya konflik, salah satunya adalah upaya pemerintah dalam
data dari CIA, etnis yang mendiami Australia terdiri atas Inggris (25,9%),
Australia (25,4%), dan etnis Asia terbesar yang mendiami Australia terdiri atas
China (3,1%) dan India (1,4%).40 Sebagai sebuah negara yang terdiri atas
berbagai macam suku, budaya dan agama, Australia sangat menjunjung tinggi
toleransi dan hak asasi manusia, sehingga konflik etnis hampir tidak pernah
terjadi di Australia.
40
Central Intelligence Agency (CIA). The World Factbook Australia-Oceania: Australia
[online].Diakses dari website https://www.cia.gov/library/publications/the-world-
factbook/geos/as.html
Pada saat Australia mengeluarkan 2012 Defence White Paper, justru di
dalam policy white paper tersebut terdapat kebijakan yang mana setiap
yang ditujunya.41 Menurut Gillard, strategi ini menjadi salah satu bagian dari
vokasi, dan perguruan tinggi di Australia. Sehingga apabila telah lulus dari
41
Australian Government. 2012 Defence White Paper: Australia in the Asia Century.
42
ABC News. 2012. As it happened: Australia in the Asian Century [online]. Diakses dari website
http://www.abc.net.au/news/2012-10-28/live-coverage-australia-in-the-asian-century/4337812
Gambar 5. Beberapa bahasa Asia yang menduduki tiga peringkat teratas
Strategi ini merupakan salah satu cara yang telah disiapkan oleh pemerintah
menerima penduduk Australia ini dengan baik dan layak, karena mereka telah
kebijakan ini diterapkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi dan
sekolah vokasi, berarti Australia telah mempersiapkan diaspora ini baik untuk
Australia
Dari parameter yang ada, faktor suku, agama, dan bahasa bukan
menjaga stabilitas negaranya. Karena sebagai negara yang terdiri atas berbagai
suku, budaya, agama dna bahsa, Australia sangat menjunjung tinggi toleransi
dan hak asasi manusia. Sehingga hampir tidak ada pecahnya konflik mengenai
tersebut.
Dalam kepentingan utama ini, dapat dilihat bahwa Australia telah berhasil
kepentingan utama ini adalah ke arah domestik, sehingga memang tidak ada
campur tangan dari pihak luar, baik organisasi regional IORA, maupun negara
negaranya yang ditanamkan di luar negeri, yang mana bentuk dukungan ini
Australia selama ratusan tahun, hal ini membuat Australia menjadi sebuah
pertambangan ini.
international via laut, di mana setiap tahunnya sejumlah lebih dari 130 juta dollar
Asia Timur melalui laut, yang sangat bergantung pada keamanan pelayaran.46
43
Ibid, hlm. 127
44
Ibid.
45
Central Intelligence Agency (CIA). The World Factbook. Australia-Oceania: Australia [online].
Diakses dari website https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/as.html
46
Australasian Oil and Gas. Exhibition and Conference. Australian LNG and oil shipments under
terrorist threat [online]. Diakses dari website https://aogexpo.com.au/lng/australian-lng-oil-
shipments-terrorist-threat/
Maka dari itu, keamanan dan stabilitas laut di kawasan Indo-Pasifik memiliki
tentu akan mempertimbangkan nama baik dari negara yang akan diajak bekerja
sama. Maka dari itu adalah sebuah keharusan bagi suatu negara untuk menjaga
dan meningkatkan nama baik negaranya. Peningkatan nama baik (prestis) ini
dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan suatu negara, baik dalam sektor
Australia dikenal memiliki hubungan aliansi milter yang kuat dengan Amerika
Serikat. Selain itu Australia juga terdaftar sebagai salah satu negara anggota
seperti India, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Naval army Australia dikenal
memiliki kapabilitas militer yang baik. Untuk itu Australia juga sudah beberapa
kali mengadakan joint naval exercises dengan negara-negara yang juga dikenal
mengadakan joint naval exercises bersama India, Amerika Serikat, dan Jepang.
Selain itu juga Australia aktif turut serta menjaga stabilitas kawasan Samudera
memutus jutaan lingkar peredaran kartel narkoba di pesisir Timur Afrika dan
tengah laut.47 Australian Navy ini merupakan bagian dari gabungan pasukan
5.2.3 Self-Extension
dilakukan dengan cara menduduki suatu wilayah, tapi juga mencari keuntungan
dan kemudahan akses untuk mendapatkan jangkauan pemasaran yang lebih luas,
akses bahan mentah yang murah, serta jalur perdagangan, hingga ideological
melihat potensi yang ada dari negara-negara yang terletak di Afrika bagian
pertambangan yang ada di Kenya dan Madagascar. Tidak hanya itu, Australia
juga memberikan bantuan luar negeri kepada kedua negara tersebut. Di lain sisi,
47
Ibid.
48
Ibid.
wilayah barat Samudera Hindia, yang terbentang mulai dari Madagascar hingga
Kenya.49
promoting human rights, yang merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu
negara terkait dukungan atas hak asasi manusia (HAM), yang mana tentu saja
49
UN Environment. Baseline Study on the Status and Trends in Oil and Gas Exploration and
Production in the Western Indian Ocean [online]. Diakses dari website
http://web.unep.org/nairobiconvention/baseline-study-status-and-trends-oil-and-gas-exploration-
and-production-western-indian-ocean
Pada Council of Miniters meeting di Perth pada tanggal 1 November 2013,
dengan mendukung adanya penyetaraan gender sebagai salah satu upaya untuk
bisnis dan wirausaha. Beberapa kegiatan yang telah diselenggarakan oleh IORA
terkait women empowerment antara lain (1) IORA Women in Business Symposium:
50
IORA. Gender Empowerment [online]. Diakses dari http://www.iora.net/about-us/priority-
areas/gender-empowerment.aspx
51
Ibid.
52
Ibid.
and Poverty Alleviation di India, pada 17-19 September 2014; dan (4) Paths to
2014.
Australia dapat merasa lega karena kegiatan tersebut terus berlanjut dalam
program kerja IORA hingga pergantian ketua dari Australia menjadi Indonesia.
53
Ibid.
Gender Equality and Women’s Economic Empowerment pada 16th IORA Council
sebagai salah satu program kerja dalam IORA, yang kemudian berlanjut hingga
Principles.
negaranya. Namun sayangnya tidak semua negara dapat dengan konsisten mengejar
tujuan jangka panjang ini, karena sebuah negara akan berusaha mencapai tujuan
jangka panjang apabila tujuan ini selaras dengan tujuan jangka pendek dan/atau
terdapat dinamika dalam kebijakan luar negeri Australia dalam look west, atau
fokus terhadap kawasan yang berada di sebelah barat benua Australia. Sejak
54
Ministers for Foreign Affairs of Australia. 2016. Speeches: Indian Ocean Rim Association
[online]. Diakses dari
http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2016/jb_sp_161027.aspx?w=tb1CaGpkPX%2FlS0K
%2Bg9ZKEg%3D%3D
berdirinya negara Commonwealth of Australia pada tahun 1901,55 Australia sudah
dikeluarkan pada tahun 1976, 1987, 1994, 2000, 2009, 2012, 2013, dan 2016.56
Dari kesembilan white paper ini, hanya white paper 2012 lah yang berisi
rincian fokus pemerintah Australia baik secara politik maupun strategis, sedangkan
sisanya berisi tentang uraian fokus pemerintah Australia dalam sektor pertahanan
55
Central Intelligence Agency (CIA). The World Factbook Australia-Oceania: Australia
[online].Diakses dari website https://www.cia.gov/library/publications/the-world-
factbook/geos/as.html
56
Department of Defence. Australian Government. 2016 Defence White Paper [online]. Diakses
dari website http://www.defence.gov.au/WhitePaper/Links.asp
dan keamanan.57 Meskipun seluruh white paper menguraikan kepentingan
Australia terhadap kawasan Asia, setiap white paper memiliki orientasi strategis
yang menjadi standing point Australia d balam melihat dinamika yang terjadi di
kawasannya.
Indian Ocean Rim Association (IORA), hingga Australia menjadi wakil ketua IORA
57
Australian Journal of Regional Studies. Bruno Mascitelli. Australia in the Asian Century – A
Critique of the White Paper, dalam Australian Journal of Regional Studies, 2014, Vol. 20, No. 3,
hlm 1-27.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
ekonominya mulai stabil dan nilai dari pertumbuhannya tidak sebesar negara-
kawasan Asia khususnya China dan India beberapa tahun terakhir membuat
Australia mulai fokus terhadap geopolitik regional, karena memiliki letak geografis
ini.
keuntungan bagi Australia baik dalam sektor politik dan ekonomi. Dengan
pasokan energi dari Timur Tengah ke Asia Timur membuat Australia melihat
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik bagian barat sebagai a single strategic arc.
kawasan Asia bagian selatan, timur laut, dan tenggara, serta pentingnya pasokan
(IORA), hal ini diwujudkan melalui upaya Australia dalam menjaga stabilitas di
kawasan Indo-Pasifik yang dapat dilihat melalui core interests and objectives
preservation yaitu upaya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai
penguatan baik dalam sektor ekonomi, politik, dan keamanan domestiknya, serta
militer dan naval replenishment site. Selain itu, pemerintah Australia telah
kepentingan utama ini adalah ke arah domestik, sehingga tidak ada campur tangan
anggota IORA untuk salah satunya melalui joint naval exercises dan naval
dimulai pada saat Australia menduduki jabatan sebagai ketua IORA periode 2013-
2015, yang mana program kerja tersebut pelaksanaannya masih berlanjut hingga
saat ini.
terdapat dinamika dalam kebijakan luar negeri Australia dalam look west, atau
fokus terhadap kawasan yang berada di sebelah barat benua Australia. Dari
Australia hingga saat ini, dapat dilihat bahwa orientasi strategis Australia makin
kawasan Indo-Pasifik pada tahun 2013 – 2015, yang mana kepentingan tersebut
sebagai ketua IORA pada periode tersebut merupakan sebuat abut loncatan bagi
kawasan ini.
6.2 Saran
term goals di kawasan Indo-Pasifik, karena pada saat penelitian ini dilaksanakan
pada tahun 2017, penulis belum melihat capaian dari kepentingan jangka panjang
Australia dalam kawasan ini. Penulis tidak melihat pencapaian tersebut karena
Australia baru turun dari jabatan Ketua IORA pada tahun 2015, yang kemudian
penelitian ini penulis juga masih berfokus terhadap upaya Australia dalam
organisasi regional IORA, tidak melihat efektifivitas dari organisasi regional ini
Sumber Buku:
Holsti, K.J. 1987. International Politics: A Framework for Analysis, 5th Edition.
London: Prentice Hall.
Morgenthau, H.J. 1991. Politik Antar Bangsa, Buku Keti`ga. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Bishop, Julie. 2014. Minister for Foreign Affairs. Speech: Address to Economic
Doiplomacy Policy Launch [online]. Diakses dari
http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2014/jb_sp_140818.aspx
Depardieu, Henri. 2014. Indian Ocean Observatory: Australia flexes its strategic
military might and soft power in the Indian Ocean Rim. Diakses dari
http://www.indianoceanobservatory.com/index.php/en/diplomacy/item/396-
australia-flexes-its-strategic-military-might-and-soft-power-in-the-indian-
ocean-rim/396-australia-flexes-its-strategic-military-might-and-soft-power-
in-the-indian-ocean-rim
Forbes, Andrew. Sea Power Centre Australia. 2014. Protecting the Ability to
Trade in the Indian Ocean Maritime Economy: Proceedings of the Indian
Ocean Naval Symposium Seminar 2014 [online]. Diakses dari
http://www.navy.gov.au/sites/default/files/documents/SPS3_Protecting_Tra
de_IndianOcean.pdf
ICC International Maritime Bureau, Piracy and Armed Robbery against Ships:
Report for the period of 1 January – 30 June 2016 [online]. Diakses dari
website http://www.icc.se/wp-content/uploads/2016/07/2016-Q2-IMB-
Piracy-Report-Abridged.pdf
Minister for Foreign Affairs. 2013. Indian Ocean Rim Association (IORA) Join
Op-Ed. Diakses dari
http://foreignminister.gov.au/articles/Pages/2013/jb_ar_131101.aspx
Ministers for Foreign Affairs of Australia. 2016. Speeches: Indian Ocean Rim
Association [online]. Diakses dari
http://foreignminister.gov.au/speeches/Pages/2016/jb_sp_161027.aspx?w=t
b1CaGpkPX%2FlS0K%2Bg9ZKEg%3D%3D
Parliament of Australia. 2013. The importance of the Indian Ocean rim for
Australia’s foreign, trade, and defence policy. Diakses dari
http://www.aph.gov.au/Parliamentary_Business/Committees/Senate/Foreign
_Affairs_Defence_and_Trade/Completed_inquiries/2010-
13/indianocean/report/index
Randrianantenaina, Jean Edmond. Oceans and Law of the Sea, the United
Nations. 2013. Maritime Piracy and Armed Robbery against Ships:
Exploring the Legal and the Operatonal Solutions. The Case of
Madagascar, halaman 3 [online]. Diakses dari website
http://www.un.org/depts/los/nippon/unnff_programme_home/fellows_pages
/fellows_papers/Randrianantenaina_1213_Madagascar.pdf
United Nations Institute for Training and Research (UNITAR). 2014. UNOSAT
Global Repor on Maritime Piracy: a geospatial analysis 1995 – 2013,
halaman 12 [online]. Diakses dari website
https://unosat.web.cern.ch/unosat/unitar/publications/UNITAR_UNOSAT_
Piracy_1995-2013.pdf
UN Environment. Baseline Study on the Status and Trends in Oil and Gas
Exploration and Production in the Western Indian Ocean. Diakses dari
http://web.unep.org/nairobiconvention/baseline-study-status-and-trends-oil-
and-gas-exploration-and-production-western-indian-ocean
Parkinson, Tony. 2008. The Great Global Energi Conundrum dalam Liberty and
Diplomacy: The Challenges for Australian foreign policy in the 21st century.
Australia: Institute of Public Affairs
Sumber Internet:
Abbott, Tony. 2016. Quadrant Magazine: The Economic Case the Abbott
Government. Diakses dari
forhttps://quadrant.org.au/magazine/2016/03/economic-case-abbott-
government/
Attard, Monica. CNN. Gillard: Australia must embrace ‘Asian Century’ [online].
Diakses dari website http://edition.cnn.com/2012/10/28/world/asia/australia-
gillard-asian-century/index.html
Bateman, Sam dan Bergin, Anthony. 2010. Australian Strategic Policy Institute:
Our western front: Australia and the Indian Ocean. Diakses dari
https://www.aspi.org.au/publications/our-western-front-australia-and-the-
indian-ocean
Battellino, Ric. Reserve Bank of Australia. 2010. Speech: Mining booms and the
Australian economy [online]. Diakses dari website
http://www.rba.gov.au/speeches/2010/sp-dg-230210.html
Central Intelligence Agency (CIA). The World Factbook: Indian Oceans. Diakses
dari https://www.cia.gov/library/publications/the-world-
factbook/geos/xo.html
Coorey, Phillip. 2011. The Sydney Morning Herald. Gillard’s push for uranium
sales to India [online]. Dikases dari website
http://www.smh.com.au/environment/gillards-push-for-uranium-sales-to-
india-20111114-1nfms.html
Kearns, Jonathan and Lowe, Philip. Reserve Bank of Australia. 2011. Australia’s
Prosperous 2000s: Housing and the Mining Boom [online]. Diaksesdari
website https://www.rba.gov.au/publications/confs/2011/pdf/kearns-
lowe.pdf
Kopp, Carlo. 2012. Air Power: Strategic potential of the Cocos islands and
Christmas Island [online]. Diakses dari website
http://www.ausairpower.net/PDF-A/DT-Cocos-Christmas-Mar-2012.pdf
Medcalf, Rory. 2012. The Diplomat: A Term Wose Time Has Come: The Indo-
Pacific. Diakses dari http://thediplomat.com/2012/12/a-term-whose-time-
has-come-the-indo-pacific/
Medcalf, Rory. 2015. The ASAN Forum. Remaining Asia: From Asia-Pacific to
Indo-Pacific. Diakses dari http://www.theasanforum.org/reimagining-asia-
from-asia-pacific-to-indo-pacific/
Nolte, Detlef. GIGA German Institute of Global and Area Studies, Hamburg. How
to Compare Regional Powers: Analytical Concepts and Research Topics.
Diakses dari https://ecpr.eu/Filestore/PaperProposal/212a550d-597b-4f60-
86df-ec73a8e43707.pdf