KONSEP-KONSEP POLITIK
Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Menempuh
Matakuliah Pengantar Ilmu Politik
Disusun oleh :
Jumlah Bab : 12
ISBN : 978-979-22-3494-7
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
IDENTITAS BUKU.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB 1 ISI RESUME..............................................................................................................1
a) Teori Politik..........................................................................................................1
b) Masyarakat...........................................................................................................3
c) Negara...................................................................................................................4
1) Definisi Mengenai Negara..................................................................................5
2) Sifat-Sifat Negara...............................................................................................6
3) Unsur – Unsur Negara........................................................................................6
4) Tujuan dan Fungsi Negara..................................................................................9
5) Istilah Negara Dan Istilah Sistem Politik..........................................................10
d) Konsep Kekuasaan.............................................................................................11
1) Definisi.............................................................................................................11
2) Sumber Kekuasaan...........................................................................................11
3) Otoritas/Wewenang dan Legitimasi..................................................................12
4) Pengaruh...........................................................................................................14
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................15
a) Kesimpulan.........................................................................................................15
b) Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
iii
BAB 1 ISI RESUME
a) Teori Politik
Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa
fenomena. Dalam menyusun generalisasi, teori selalu memakai konsep-
konsep. Konsep adalah abstraksi dari atau mencerminkan persepsi-
persepsi mengenai realitas, atas dasar konsep atau seperangkat konsep
dapat disusun atau dirumuskan generalisasi. Biasanya konsep dirumuskan
dalam satu atau dua kata. Generalisasi adalah proses melalui suatu
observasi mengenai satu fenomena tertentu berkembang menjadi suatu
observasi mengenai lebih dari satu fenomena. Melalui konsep, generalisasi
melihat hubungan-hubungan sebab akibat (kausal) antara beberapa
fenomena atau pada cara yang paling efektif untuk mencapai suatu tujuan.
Generalisasi yang paling tinggi atau derajat generalisasinya dinamakan
teori.
Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang
bersifat politik. Dengan perkataan lain, teori politik adalah bahasan dan
renungan atas a) tujuan dari kegiatan politik, b) cara-cara mencapai tujuan
itu, c) kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang
ditimbulkan oleh situasi politik tertentu dan d) kewajiban-kewajiban
(obligations) yang diakibatkan oleh tujuan politik itu. Konsep-konsep yang
dibahas dalam teori politik mencakup: masyarakat, kelas sosial, negara,
kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-
lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi, dan
sebagainya.
Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory
dapat dibedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara
kedua kelompok teori tidak bersifat mutlak.
1) Teori-teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat akhlak dan yang
menentukan norma-norma untuk perilaku politik (norms for political
behavior). Dengan adanya unsur norma-norma dan nilai (values) ini
1
2
3) Ideologi politik
3
b) Masyarakat
Masyarakat adalah keseluruhan hubungan antar manusia. Biasanya
yang digolongkan dalam masyarakat adalah yang menghuni suatu wilayah
geografis yang meiliki kebudayaan-kebudayaan dan lembaga-lembaga
yang sama. Masyarakat dapat digolongkan menjadi masyarakat kecil
(masyarakat etnis jawa di pulau jawa) dan masyarakat luas (masyarakat
Indonesia). Dalam unsur masyarakat, anggota masyarakat dapat
berineraksi satu sama lain karena faktor budaya, agama, dan ras. Semua
ilmu sosial mempelajari manusia sebagai anggota kelompok. Timbulnya
kelompok-kelompok itu ialah karena dua sifat manusia yang bertentangan
satu sama lain; di satu pihak ia ingin kerja sama, di pihak lain ia cenderung
untuk bersaing dengan sesama manusia
Manusia mempunyai naluri (instinct) untuk hidup bersama dengan
orang lain secara harmonis. Setiap manusia mempunyai kebutuhan fisik
maupun mental yang sulit dipenuhinya seorang diri, maka ia bekerja sama
untuk mencapai beberapa nilai (value). Ia perlu makan, minum,
berkeluarga dan bergerak secara aman, dan sebagainya. Untuk memenuhi
keperluan-keperluan dan kepentingan-kepentingan itu ia mengadakan
hubungan dan interaksi dengan orang lain dengan jalan mengorganisir
bermacam-macam kelompok/asosiasi. Kelompok yang paling pokok ialah
4
1) Kekuasaan (power)
2) Kekayaan (wealth)
3) Penghormatan (respect)
4) Kesehatan (wellbeing)
5) Kejujuran (rectitude)
6) Keterampilan (skill)
7) Pendidikan/Penerangan (enlightenment)
secara sah terhadap semua golongan kekuasaan yang lain dan yang dapat
menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama. Dengan demikian,
negara dapat mengintegrasikan dan membimbing semua kegiatan sosial
dari penduduknya ke arah tujuan bersama. Dalam hal ini bisa dikatakan
bahwa negara mempunyai dua tugas:
1) Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala sosial yang bertentangan
satu sama lain.
2) Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan ke arah tercapainya tujuan masyarakat.
Pengendalian ini dilakukan berdasarkan sistem hukum dan dengan
perantaraan pemerintah berserta segala alat perlengkapannya. Kekuasaan
negara mempunyai organisasi yang paling kuat dan teratur. Oleh karena
itu, semua golongan yang memperjuangkan kekuasaan harus dapat
berpartisipasi dalam hal tersebut.
1) Definisi Mengenai Negara
Di bawah ini merupakan definisi negara dari beberapa ahli/pakar:
Menurut Roger H. Soltau: “Negara adalah agen (agency) atau
kewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.”
Menurut Harold J. Laski: “Negara adalah suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat
memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat
adalah negara jika cara hidup yang harus ditaati ditentukan oleh
suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.”
Menurut Max Weber: “Negara adalah suatu masyarakat yang
mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah
dalam suatu wilayah.”
MenurutRobert M. Maclver: “Negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam
6
Wilayah
Setiap negara berkuasa terhadap wilayah tertentu yang meliputi
tanah, laut, dan angkasa. Namun, ada beberapa masalah yang timbul
dari pembagian wilayah tersebut. Masalah pertama ialah mengenai
luas laut, dimana laut teritorial yang semula batasnya hanya 3 mil
dari bibir pantai, kini menjadi 12 mil. Selain itu, juga terjadi
perluasan wilayah perairan sejauh 200 mil yang dikenal dengan
sebutan landas benua. Wilayah 200 mil ini dapat dimanfaatkan oleh
negara bersangkutan untuk mengeksploitasi kekayaan yang ada di
dalam laut untuk kepentingan ekonomi negara tersebut, sehingga
dikenal sebagai Zona Ekonomi Eksklusif. Masalah kedua ialah
mengenai kedaulatan negara, dimana negara-negara kecil sulit
mempertahankan kedaulatan wilayahnya, apalagi jika bersebelahan
dengan negara – negara besar. Oleh karena itu, negara – negara
kecil harus bisa menjalin hubungan dengan negara – negara besar
agar kedaulatannya dapat tetap terjaga. Masalah ketiga ialah
mengenai perbatasan, salah satu masalahnya ialah apakah negara
yang berbentuk benua atau kepulauan yang memiliki perbatasan
alamiah seperti gunung, laut, dan sungai dapat dianggap sebagai
bagian dari kedaulatan wilayah secara penuh dari suatu negara.
Penduduk
Setiap negara mempunyai penduduk yang dikuasai oleh
negara tersebut. Di masa lalu, negara cenderung melakukan
perluasan wilayah melalui ekspansi. Namun, pada masa sekarang
hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Pada masa sekarang, negara
lebih cenderung meningkatkan kualitas negaranya dari segi
ekonomi dan industri, penduduk, pendidikan, kebudayaan, dan
teknologi. Dari segi industri, negara yang memiliki tingkat industri
yang sama tetapi memiliki tingkat kepadatan penduduk sedikit,
cenderung diremehkan oleh negara lain. Sebaliknya negara dengan
jumlah penduduk yang besar cenderung menghadapi masalah
8
dari pemerintah. Hal itu akan terus berulang ketika output tadi terus-
menerus mendapatkan umpan balik dari pengaruh luar (input).
Aspek penting yang terdapat dalam sistem politik adalah budaya
politik (political culture). Budaya politik mencakupi sistem, agama
yang terdapat dalam masyarakat, kesukuan, status sosial, konsep
mengenai kekuasaan, kepemimpinan dan lainnya. Dalam sistem politik
terdapat empat variabel yaitu kekuasaan, kepentingan, kebijakan dan
budaya politik.
d) Konsep Kekuasaan
1) Definisi
Politik (politics) dianggap identik dengan kekuasaan. beberapa
ahli, seperti W. Connoly (1983) dan S. Lukes (1974) menganggap
kekuasaan sebagai suatu konsep yang dipertentangkan (a contested
concept) 14 yang artinya merupakan hal yang tidak dapat dicapai suatu
konsensus. Perumusan yang umumnya dikenal ialah bahwa kekuasaan
adalah kemampuan seorang pelaku untuk memengaruhi perilaku
seorang pelaku lain, sehingga perilakunya menjadi sesuai dengan
keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan. Pelaku bisa berupa
seorang, sekelompok orang, atau suatu kolektivitas. Kekuasaan selalu
berlangsung antara sekurang-kurangnya dua pihak, jadi ada hubungan
(relationship) antara dua pihak atau lebih penyelenggaraan kekuasaan
(exercise of power) yaitu dengan isyarat yang jelas dinamakan
kekuasaan manifes (manifest power) dan dengan isyarat yang tidak jelas
atau tidak ada kekuasaan implisit (implicit power). Esensi dari
kekuasaan adalah hak mengadakan sanksi atau Cara untuk
menyelenggarakan kekuasaan berbeda-beda. Caranya bisa dibedakan
menjadi:
kekerasan isik (force).
koersi (coercion).
Persuasi (persuasion).
12
2) Sumber Kekuasaan
Sumber kekuasaan dapat berupa:
kedudukan.
kekayaan.
kepercayaan.
Perbedaan antara 2 istilah yang menyangkut konsep yaitu scope of
power dan domain of power.
- Cakupan kekuasaan (scope of power) menunjuk pada kegiatan,
perilaku, serta sikap dan keputusankeputusan yang menjadi
obyek dari kekuasaan.
- wilayah kekuasaan (domain of power) menjawab pertanyaan
siapa-siapa saja yang dikuasai oleh orang atau kelompok yang
berkuasa, jadi menunjuk pada pelaku, kelompok organisasi atau
kolektivitas yang kena kekuasaan. Dalam suatu hubungan
kekuasaan (power relationship) selalu ada satu pihak yang lebih
kuat dari pihak lain. Hal ini menimbulkan ketergantungan
(dependency).
Terdapat sekelompok sarjana yang ingin menghindari penekanan
berlebih-lebihan atas konlik dan lebih cenderung mengutamakan segi
positif dari kekuasaan itu. Dalam hal ini perlu disebut sosiolog terkenal,
Talcott Parsons, yang cenderung melihat kekuasaan sebagai senjata
yang ampuh untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif dengan jalan
membuat keputusan yang mengikat didukung dengan sanksi negatif.
Dalam perumusan Talcott Parsons, yang diterjemahkan secara bebas
mengatakan: “Kekuasaan adalah kemampuan untuk menjamin
terlaksananya kewajiban-kewajiban yang mengikat, oleh kesatuan-
kesatuan dalam suatu sistem organisasi kolektif. Kewajiban adalah sah
13
4) Pengaruh
Konsep ini dibahas dengan kekuasaan karena sebuah penjelasan
bahwa kekuasaan adalah pengaruh. Kekuasaan dan pengaruh masih
dipertanyakan yaitu apakah mereka dua konsep yang berbeda atau salah
satunya merupakan konsep pokok serta lainnya. Banyak para ahli yang
mendefinisikan serta merumuskan penjelasan tentang kekuasaan dan
pengaruh Uwe Becker; Norman Barry dan lain lain, salah satunya
perumusan Laswell dan Kaplan yaitu: “Kekuasaan untuk memengaruhi
kebijakan-kebijakan orang lain melalui sanksi yang sangat berat (yang
benar benar akan dilaksanakan atau yang berupa ancaman sanksi) itulah
yang membedakan kekuasaan dari pengaruh pada umumnya.
Kekuasaan merupakan kasus khusus dari penyelenggaraan pengaruh; ia
merupakan proses ancaman, jika mereka tidak mematuhi kebijakan-
kebijakan yang dimaksud”.
Sedangkan pada Robert Dahl mengungkapkan pada buku
pertamanya The concept of Power (1957) : “A mempunyai kekuasaan
atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang
sebenarnya tidak akan B lakukan”. Tapi pada buku Modern Political
15
a) Kesimpulan
Berdasarkan hasil resume yang kami buat yaitu tentang konsep-konsep
politik diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Teori politik adalah bahasan generalisasi dari fenomena yang bersifat
politik, yaitu tujuan dari kegiatan politik, cara-cara mencapai tujuan itu,
kemungkinan dan kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik
tertentu dan kewajiban yang diakibatkan oleh tujuan politik itu.
2) Masyarakat adalah keseluruhan hubungan antarmanusia. Biasanya yang
digolongkan dalam masyrakat adalah yang menghuni suatu wilayah
geografis yang memiliki kebudayan dan lembaga yang sama.
3) Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan manusia dan menertibkan gejala
kekuasaan dalam masyarakat sehingga dapat menciptakan tujuan dari
kehidupan bersama. Di dalam negara terdapat sifat-sifat negara, unsur-
unsur negara serta tujuan dan fungsi negara.
4) Konsep politik merupakan pokok dari gerakan pembaharuan yang
timbul dalam decade lima puluhan. Dalam konsep politik terdapat
komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu
proses, stuktur dan fungsi.
b) Saran
Sebagai warga negara yang baik sekaligus mahasiswa yang
merupakan agen of change kita harus mengawasi sekaligus mengikuti
perkembangan politik di Indonesia. Karena dengan itu pemerintah semakin
sadar dalam melaksanakan tugasnya sebagai aparat negara yang bertujuan
untuk kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Jones, P. L. (2011). Pengatar Teori Teori Sosial terjemahan Achmad Fedyani Saifuddin.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
17