Anda di halaman 1dari 21

RESUME

KONSEP-KONSEP POLITIK
Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam Menempuh
Matakuliah Pengantar Ilmu Politik

Disusun oleh :

Afifah Sholichah (200910201005)


Faradibah Nur A (200910201012)
Puji Erlina F (200910201024)
Yuki Annisa Z.F (200910201026)
Arie Rian Shoufi (200910201027)
Fatimatus Zahro (200910201028)
Ramdhani Ahmad (200910201041)
Zalva Angelia P (200910201005)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2020
IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi)


Penulis : Prof. Miriam Budiardjo

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tebal Buku : 543 halaman

Jumlah Bab : 12

ISBN : 978-979-22-3494-7

Bahan Resume: Bab 2 Konsep-Konsep Politik

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Jember, November 2020


Tim penyusun,

ii
DAFTAR ISI

IDENTITAS BUKU.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB 1 ISI RESUME..............................................................................................................1
a) Teori Politik..........................................................................................................1
b) Masyarakat...........................................................................................................3
c) Negara...................................................................................................................4
1) Definisi Mengenai Negara..................................................................................5
2) Sifat-Sifat Negara...............................................................................................6
3) Unsur – Unsur Negara........................................................................................6
4) Tujuan dan Fungsi Negara..................................................................................9
5) Istilah Negara Dan Istilah Sistem Politik..........................................................10
d) Konsep Kekuasaan.............................................................................................11
1) Definisi.............................................................................................................11
2) Sumber Kekuasaan...........................................................................................11
3) Otoritas/Wewenang dan Legitimasi..................................................................12
4) Pengaruh...........................................................................................................14
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................15
a) Kesimpulan.........................................................................................................15
b) Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

iii
BAB 1 ISI RESUME

a) Teori Politik
Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa
fenomena. Dalam menyusun generalisasi, teori selalu memakai konsep-
konsep. Konsep adalah abstraksi dari atau mencerminkan persepsi-
persepsi mengenai realitas, atas dasar konsep atau seperangkat konsep
dapat disusun atau dirumuskan generalisasi. Biasanya konsep dirumuskan
dalam satu atau dua kata. Generalisasi adalah proses melalui suatu
observasi mengenai satu fenomena tertentu berkembang menjadi suatu
observasi mengenai lebih dari satu fenomena. Melalui konsep, generalisasi
melihat hubungan-hubungan sebab akibat (kausal) antara beberapa
fenomena atau pada cara yang paling efektif untuk mencapai suatu tujuan.
Generalisasi yang paling tinggi atau derajat generalisasinya dinamakan
teori.
Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang
bersifat politik. Dengan perkataan lain, teori politik adalah bahasan dan
renungan atas a) tujuan dari kegiatan politik, b) cara-cara mencapai tujuan
itu, c) kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang
ditimbulkan oleh situasi politik tertentu dan d) kewajiban-kewajiban
(obligations) yang diakibatkan oleh tujuan politik itu. Konsep-konsep yang
dibahas dalam teori politik mencakup: masyarakat, kelas sosial, negara,
kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-
lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi, dan
sebagainya.
Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory
dapat dibedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara
kedua kelompok teori tidak bersifat mutlak.
1) Teori-teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat akhlak dan yang
menentukan norma-norma untuk perilaku politik (norms for political
behavior). Dengan adanya unsur norma-norma dan nilai (values) ini

1
2

maka teori-teori ini boleh dinamakan yang mengandung nilai


(valuational). Termasuk golongan ini adalah ilsafat politik, teori politik
sistematis, ideologi, dan sebagainya.
2) Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-
fakta politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teori
ini dapat dinamakan nonvalutional (valuefree), biasanya bersifat
deskriptif (menggambarkan) dan komparatif (membandingkan). Teori ini
berusaha untuk membahas fakta-fakta kehidupan politik sedemikian rupa
sehingga dapat disistematisir dan disimpulkan dalam generalisasi.
Teori-teori semacam ini mencoba mengatur hubungan dan
interaksi antara anggota masyarakat sedemikian rupa sehingga di satu
pihak memberi kepuasan perorangan, dan di pihak lain dapat
membimbingnya menuju ke suatu struktur masyarakat politik yang stabil
tetapi dinamis. Teori-teori yang termasuk dalam kelompok 1 dapat dibagi
lagi dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Filsafat politik
Filsafat politik mencari penjelasan yang berdasarkan rasio, ia melihat jelas
adanya hubungan antara sifat dan hakikat dari alam semesta (universe)
dengan sikap dan hakikat dari kehidupan politik di dunia fana ini. Pokok
pikiran dari filsafat politik ialah bahwa persoalan-persoalan yang
menyangkut alam.
2) Teori politik sistematis (sytematic political theory)

Teori-teori politik ini tidak memajukan suatu pandangan tersendiri


mengenai metafisika dan epistemologi, tetapi mendasarkan diri atas
pandanganpandangan yang sudah lazim diterima pada masa itu. Jadi, ia
tidak menjelaskan asal usul atau cara lahirnya norma-norma, tetapi hanya
mencoba untuk merealisasikan norma-norma itu dalam suatu program
politik.

3) Ideologi politik
3

Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide-ide atau norma-norma,


kepercayaan atau keyakinan. suatu Weltanschauung, yang dimiliki
seseorang atau sekelompok orang atas dasar mana ia menentukan sikapnya
terhadap kejadian dan problematika politik yang dihadapinya dan yang
menentukan perilaku politiknya. Nilai-nilai dan ide-ide ini merupakan suatu
sistem yang berpautan. Dasar dari ideologi politik adalah keyakinan akan
adanya suatu pola tata tertib sosial politik yang ideal. Ideologi politik
mencakup pembahasan dan diagnosa, serta saran-saran (prescription)
mengenai bagaimana mencapai tujuan ideal itu. Ideologi, berbeda dengan
filsafat yang sifatnya merenung renung, mempunyai tujuan untuk
menggerakkan kegiatan dan aksi (actionoriented).

b) Masyarakat
Masyarakat adalah keseluruhan hubungan antar manusia. Biasanya
yang digolongkan dalam masyarakat adalah yang menghuni suatu wilayah
geografis yang meiliki kebudayaan-kebudayaan dan lembaga-lembaga
yang sama. Masyarakat dapat digolongkan menjadi masyarakat kecil
(masyarakat etnis jawa di pulau jawa) dan masyarakat luas (masyarakat
Indonesia). Dalam unsur masyarakat, anggota masyarakat dapat
berineraksi satu sama lain karena faktor budaya, agama, dan ras. Semua
ilmu sosial mempelajari manusia sebagai anggota kelompok. Timbulnya
kelompok-kelompok itu ialah karena dua sifat manusia yang bertentangan
satu sama lain; di satu pihak ia ingin kerja sama, di pihak lain ia cenderung
untuk bersaing dengan sesama manusia
Manusia mempunyai naluri (instinct) untuk hidup bersama dengan
orang lain secara harmonis. Setiap manusia mempunyai kebutuhan fisik
maupun mental yang sulit dipenuhinya seorang diri, maka ia bekerja sama
untuk mencapai beberapa nilai (value). Ia perlu makan, minum,
berkeluarga dan bergerak secara aman, dan sebagainya. Untuk memenuhi
keperluan-keperluan dan kepentingan-kepentingan itu ia mengadakan
hubungan dan interaksi dengan orang lain dengan jalan mengorganisir
bermacam-macam kelompok/asosiasi. Kelompok yang paling pokok ialah
4

keluarga, tetapi masih banyak asosiasi lain yang memenuhi bermacam-


macam kebutuhan Konsep-Konsep Politik manusia. Misalnya, untuk
mengejar kepentingan di bidang ekonomi didirikan asosiasi ekonomi
seperti koperasi, perkumpulan perdagangan, perkumpulan nelayan dan
sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan di bidang spiritual diadakan
perkumpulan agama, perkumpulan kebatinan, dan sebagainya. Dan untuk
memenuhi kebutuhan menambah pengetahuan didirikan sekolah-sekolah,
kursus-kursus, dan sebagainya.
Di dalam kehidupan berkelompok dan dalam hubungannya dengan
manusia yang lain, pada dasarnya setiap manusia menginginkan beberapa
nilai. Dalam mengamati masyarakat di sekelilingnya yaitu masyarakat
Barat, Harold Laswell merinci delapan nilai yaitu:

1) Kekuasaan (power)

2) Kekayaan (wealth)

3) Penghormatan (respect)

4) Kesehatan (wellbeing)

5) Kejujuran (rectitude)

6) Keterampilan (skill)

7) Pendidikan/Penerangan (enlightenment)

8) Kasih sayang (afection)


Dengan adanya berbagai nilai dan kebutuhan yang harus dilayani
itu, Maka manusia menjadi anggota dari beberapa kelompok sekaligus.
c) Negara
Negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara
adalah alat (agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan
menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Negara adalah
organisasi dalam suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasaannya
5

secara sah terhadap semua golongan kekuasaan yang lain dan yang dapat
menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama. Dengan demikian,
negara dapat mengintegrasikan dan membimbing semua kegiatan sosial
dari penduduknya ke arah tujuan bersama. Dalam hal ini bisa dikatakan
bahwa negara mempunyai dua tugas:
1) Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala sosial yang bertentangan
satu sama lain.
2) Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan ke arah tercapainya tujuan masyarakat.
Pengendalian ini dilakukan berdasarkan sistem hukum dan dengan
perantaraan pemerintah berserta segala alat perlengkapannya. Kekuasaan
negara mempunyai organisasi yang paling kuat dan teratur. Oleh karena
itu, semua golongan yang memperjuangkan kekuasaan harus dapat
berpartisipasi dalam hal tersebut.
1) Definisi Mengenai Negara
Di bawah ini merupakan definisi negara dari beberapa ahli/pakar:
 Menurut Roger H. Soltau: “Negara adalah agen (agency) atau
kewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.”
 Menurut Harold J. Laski: “Negara adalah suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat
memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat
adalah negara jika cara hidup yang harus ditaati ditentukan oleh
suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.”
 Menurut Max Weber: “Negara adalah suatu masyarakat yang
mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah
dalam suatu wilayah.”
 MenurutRobert M. Maclver: “Negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam
6

suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh


suatu pemerintah.”
Jadi, secara umum negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut warga
negaranya untuk taat pada peraturan perundang-undangan melalui
penguasaan monopolistis terhadap kekuasaan yang sah.
2) Sifat-Sifat Negara
Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan perwujudan dari
kedaulatan yang dimilikinya dan hanya terdapat pada negara saja. Pada
umumnya, negara mempunyai sifat memaksa, sifat monopoli, dan sikap
mencakup semua.
 Sifat memaksa. Bertujuan agar peraturan perundang-undangan
dapat ditaati sehingga tercapai ketertiban dalam masyarakat dan
mencegah timbulnya anarki. Sifat paksaan tidak begitu terlihat di
dalam masyarakat yang bersifat homogen dan terdapat konsensus
nasional yang kuat mengenai tujuan bersama. Akan tetapi, sifat
paksaan lebih terlihat di dalam masyarakat yang belum homogen
dan konsensus nasionalnya kurang kuat. Unsur paksa dapat dilihat
misalnya pada ketentuan tentang pajak. Setiap warga negara harus
membayar pajak dan yang tidak membayar dapat dikenakan denda.
 Sifat monopoli. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan
tujuan bersama dari masyarakat. Dalam hal ini negara dapat
menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan/politik tertentu
dilarang hidup dan disebarluaskan karena dianggap bertentangan
dengan tujuan masyarakat.
 Sifat mencakup semua. Semua peraturan perundang-undangan
berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Kondisi seperti ini sangat
diperlukan karena jika seseorang dibiarkan berada di luar ruang
lingkup aktivitas negara, maka usaha negara untuk mencapai cita-
cita masyarakat akan gagal.
3) Unsur – Unsur Negara
7

 Wilayah
Setiap negara berkuasa terhadap wilayah tertentu yang meliputi
tanah, laut, dan angkasa. Namun, ada beberapa masalah yang timbul
dari pembagian wilayah tersebut. Masalah pertama ialah mengenai
luas laut, dimana laut teritorial yang semula batasnya hanya 3 mil
dari bibir pantai, kini menjadi 12 mil. Selain itu, juga terjadi
perluasan wilayah perairan sejauh 200 mil yang dikenal dengan
sebutan landas benua. Wilayah 200 mil ini dapat dimanfaatkan oleh
negara bersangkutan untuk mengeksploitasi kekayaan yang ada di
dalam laut untuk kepentingan ekonomi negara tersebut, sehingga
dikenal sebagai Zona Ekonomi Eksklusif. Masalah kedua ialah
mengenai kedaulatan negara, dimana negara-negara kecil sulit
mempertahankan kedaulatan wilayahnya, apalagi jika bersebelahan
dengan negara – negara besar. Oleh karena itu, negara – negara
kecil harus bisa menjalin hubungan dengan negara – negara besar
agar kedaulatannya dapat tetap terjaga. Masalah ketiga ialah
mengenai perbatasan, salah satu masalahnya ialah apakah negara
yang berbentuk benua atau kepulauan yang memiliki perbatasan
alamiah seperti gunung, laut, dan sungai dapat dianggap sebagai
bagian dari kedaulatan wilayah secara penuh dari suatu negara.
 Penduduk
Setiap negara mempunyai penduduk yang dikuasai oleh
negara tersebut. Di masa lalu, negara cenderung melakukan
perluasan wilayah melalui ekspansi. Namun, pada masa sekarang
hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Pada masa sekarang, negara
lebih cenderung meningkatkan kualitas negaranya dari segi
ekonomi dan industri, penduduk, pendidikan, kebudayaan, dan
teknologi. Dari segi industri, negara yang memiliki tingkat industri
yang sama tetapi memiliki tingkat kepadatan penduduk sedikit,
cenderung diremehkan oleh negara lain. Sebaliknya negara dengan
jumlah penduduk yang besar cenderung menghadapi masalah
8

mengenai bagaimana memenuhi kebutuhan penduduknya agar bisa


hidup dengan layak.
Penduduk disuatu negara memiliki ciri khas yang berbeda-
beda, seperti perbedaan kebudayaan, adat – istiadat, agama, ras,
dan suku. Perbedaan inilah yang kemudian mendorong terjadinya
integrasi atau persatuan karena adanya rasa nasionalisme dalam
diri penduduk. Nasionalisme adalah suatu perasaan kesadaran pada
setiap penduduk bahwa mereka adalah satu bangsa yang memiliki
cita – cita yang sama dan hanya bisa dicapai dengan adanya
persatuan. Tetapi, ada juga negara yang memiliki kesamaan merata
diantara penduduknya, namun kemudian timbul suatu perpecahan.
Contohnya ialah didirikannya negara Pakistan yang bertujuan
untuk menyatukan seluruh wilayah India yang mayoritas islam.
Tetapi kemudian terpecah menjadi 2 bagian. Oleh karena itu, rasa
nasionalisme menjadi sangat penting untuk dimiliki setiap
penduduk.
 Pemerintah
Setiap negara mempunyai organisasi yang berwenang untuk
menciptakan dan menerapkan suatu peraturan bagi penduduknya,
seperti undang-undang dan kebijakan. Organisasi ini disebut
pemerintah yang terbagi menjadi pemerintahan legislatif, eksekutif,
dan yudikatif. Pemerintah juga bertindak atas nama negara dan
menjalankan kekuasaannya dari negara. Selain itu, pemerintah
hanya mencakup sebagian kecil dari penduduk, sedangkan negara
mencakup semua penduduk. Oleh karena itu, pemerintah sering
kali berubah, sedangkan negara tetap sama dan bertahan (kecuali
mendapat serangan dan direbut oleh negara lain).
 Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat
undang-undang dan menerapkannya dengan semua cara.
Kedaulatan dibagi menjadi 2, yaitu kedaulatan kedalam
9

(mempunyai kekuasaan untuk memerintah rakyatnya agar menaati


undang – undang yang berlaku) dan kedaulatan keluar (kekuasaan
untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan dari negara
lain). Kedaulatan memiliki konsep yuridis yang artinya kedaulatan
memiliki batasan tertentu. Hal ini dapat terjadi karena negara selalu
mendapat tekanan-tekanan dan factor-faktor yang membatasi
penyelenggaraan kedaulatan secara mutlak. Selain itu, kedaulatan
tidak dapat dibagi, kecuali di negara federal yang dibagi antara
negara dengan negara bagian.
4) Tujuan dan Fungsi Negara
Setiap negara tentunya memiliki tujuan untuk menciptakan
kebahagiaan bagi penduduknya. Seperti Indonesia yang bertujuan untuk
menciptakan keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan khususnya bagi
penduduk Indonesia, dan masyarakat dunia pada umumnya. Tetapi ada
juga tujuan dari suatu negara yang mempengaruhi fungsi keadilan dan
kesejahteraan penduduknya. Seperti negara dengan paham Marxisme-
leninisme yang tujuannya untuk menjadi negara komunis. Hal ini dapat
terjadi karena untuk mencapai tujuan tersebut, sering kali negara
mengorbankan kepentingan perseorangan untuk memenuhi kepentingan
bersama. Akan tetapi, terlepas dari pemahaman ideologi yang berbeda,
suatu negara pada umumnya memiliki beberapa fungsi yang mutlak,
seperti:
 Melaksanakan penertiban (law and order), negara bertindak sebagai
stabilisator karena negara harus bisa mencegah bentrokan –
bentrokan dalam masyarakat dalam mencapai tujuannya.
 Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, hal ini
sangat penting terutama bagi negara baru seperti Indonesia melalui
program REPELITA.
 Pertahanan, bertujuan untuk menghalau negara lain yang ingin
menyerang.
10

 Menegakkan keadilan yang dilaksanakan oleh lembaga peradilan


negara
Semua fungsi ini semata-mata dilaksanakan untuk mewujudkan suatu
cita-cita yang telah ditetapkan.

5) Istilah Negara Dan Istilah Sistem Politik


Konsep politik merupakan pokok dari gerakan pembaharuan yang
timbul dalam decade lima puluhan. Gerakan ini bertujan untuk
mengemukakan tingkah laku politik sebagai point utama dalam
penelitian. Dalam konsep sistem politik terdapat komponen-komponen
yang saling berhubungan satu sama lain.
Konsep politik diterapkan pada suatu negara atau kesatuan yang
lebih kecil seperti kota. Dalam penerapannya sistem politik
mendasarkan studinya tentang gejala-gejala politik terhadap tingkah
laku masyarakat. Masyarakat merupakan sistem sosial yang memiliki
bermacam-macam tingkah laku. Tingkah laku tersebut dapat dilihat
oleh gejala-gejala politik sebagai suatu kumpulan proses yang berbeda
dengan proses lainnya.
Dalam sistem politik terdapat istilah-istilah seperti proses, struktur,
dan fungsi. Proses menjelaskan suatu tingkah laku yang dibuat oleh
manusia dan bertujuan untuk mengatur satu sama lain. Struktur dalam
sistem politik menjelaskan struktur-struktur yang ada dalam
pemerintaha seperti parlemen, kepala negara dan lainnya. Fungsi
menjelaskan bahwa pemerintah mengambil keputusan dan kebijakan
untuk tercapainya suatu tujuan masyarakat.
Dalam sistem politik terdapat proses yang biasa disebut sebagai
input atau output. Input menunjukkan adanya pengaruh dari luar seperti
aspirasi dari masyarakat. Dari aspirasi masyarakat itu dapat
menghasilkan output. Output berisi keputusan-keputusan atau kebijakan
11

dari pemerintah. Hal itu akan terus berulang ketika output tadi terus-
menerus mendapatkan umpan balik dari pengaruh luar (input).
Aspek penting yang terdapat dalam sistem politik adalah budaya
politik (political culture). Budaya politik mencakupi sistem, agama
yang terdapat dalam masyarakat, kesukuan, status sosial, konsep
mengenai kekuasaan, kepemimpinan dan lainnya. Dalam sistem politik
terdapat empat variabel yaitu kekuasaan, kepentingan, kebijakan dan
budaya politik.
d) Konsep Kekuasaan
1) Definisi
Politik (politics) dianggap identik dengan kekuasaan. beberapa
ahli, seperti W. Connoly (1983) dan S. Lukes (1974) menganggap
kekuasaan sebagai suatu konsep yang dipertentangkan (a contested
concept) 14 yang artinya merupakan hal yang tidak dapat dicapai suatu
konsensus. Perumusan yang umumnya dikenal ialah bahwa kekuasaan
adalah kemampuan seorang pelaku untuk memengaruhi perilaku
seorang pelaku lain, sehingga perilakunya menjadi sesuai dengan
keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan. Pelaku bisa berupa
seorang, sekelompok orang, atau suatu kolektivitas. Kekuasaan selalu
berlangsung antara sekurang-kurangnya dua pihak, jadi ada hubungan
(relationship) antara dua pihak atau lebih penyelenggaraan kekuasaan
(exercise of power) yaitu dengan isyarat yang jelas dinamakan
kekuasaan manifes (manifest power) dan dengan isyarat yang tidak jelas
atau tidak ada kekuasaan implisit (implicit power). Esensi dari
kekuasaan adalah hak mengadakan sanksi atau Cara untuk
menyelenggarakan kekuasaan berbeda-beda. Caranya bisa dibedakan
menjadi:
 kekerasan isik (force).
 koersi (coercion).
 Persuasi (persuasion).
12

 Berargumentasi atau menunjuk pada pendapat seorang ahli (expert


advice).
 Insentif, Imbalan, atau kompensasi (reward).

2) Sumber Kekuasaan
Sumber kekuasaan dapat berupa:
 kedudukan.
 kekayaan.
 kepercayaan.
Perbedaan antara 2 istilah yang menyangkut konsep yaitu scope of
power dan domain of power.
- Cakupan kekuasaan (scope of power) menunjuk pada kegiatan,
perilaku, serta sikap dan keputusankeputusan yang menjadi
obyek dari kekuasaan.
- wilayah kekuasaan (domain of power) menjawab pertanyaan
siapa-siapa saja yang dikuasai oleh orang atau kelompok yang
berkuasa, jadi menunjuk pada pelaku, kelompok organisasi atau
kolektivitas yang kena kekuasaan. Dalam suatu hubungan
kekuasaan (power relationship) selalu ada satu pihak yang lebih
kuat dari pihak lain. Hal ini menimbulkan ketergantungan
(dependency).
Terdapat sekelompok sarjana yang ingin menghindari penekanan
berlebih-lebihan atas konlik dan lebih cenderung mengutamakan segi
positif dari kekuasaan itu. Dalam hal ini perlu disebut sosiolog terkenal,
Talcott Parsons, yang cenderung melihat kekuasaan sebagai senjata
yang ampuh untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif dengan jalan
membuat keputusan yang mengikat didukung dengan sanksi negatif.
Dalam perumusan Talcott Parsons, yang diterjemahkan secara bebas
mengatakan: “Kekuasaan adalah kemampuan untuk menjamin
terlaksananya kewajiban-kewajiban yang mengikat, oleh kesatuan-
kesatuan dalam suatu sistem organisasi kolektif. Kewajiban adalah sah
13

jika menyangkut tujuan-tujuan kolektif. Jika ada perlawanan, maka


pemaksaan melalui sanksi-sanksi negatif dianggap wajar, terlepas dari
siapa yang melaksanakan pemaksaan itu.”

3) Otoritas/Wewenang dan Legitimasi


Kedua hal yang memiliki keterkaitan dengan adanya kekuasaan
mereka yaitu otoritas/wewenang (authority) dan legitimasi (legitimacy).
Otoritas atau wewenang (authority), sebuah hak yang diberi oleh
lembaga kepentingan kepada seseorang/kelompok. Dianggap bahwa
yang mempunyai wewenang (authority) berhak untuk mengeluarkan
perintah dan membuat peraturan-peraturan serta berhak untuk
mengharapkan kepatuhan terhadap peraturan-peraturannya. Wewenang
menurut Max Weber (1864-1922) dibagi menjadi 3 yaitu:
 Wewenang tradisional, berdasarkan kepercayaan di antara anggota
masyarakat bahwa tradisi lama serta kedudukan kekuasaan yang
dilandasi oleh tradisi itu adalah wajar dan patut dihormati.
 Wewenang kharismatik, berdasarkan kepercayaan anggota
masyarakat pada kesaktian dan kekuatan mistik atau religius seorang
pemimpin.
 Wewenang rasional-legal, berdasarkan kepercayaan pada tatanan
hukum rasional yang melandasi kedudukan seorang pemimpin.

Parkin (1982) menggambarkan bagaimana 3 kekuasaan yang dijelaskan


weber mengidentifikasi cara untuk memperoleh legitimasi oleh yang
berkuasa:

Tipe dominasi Landasan bagi memperoleh kepatuhan


TRADISIONAL “patuhi saya karena inilah yang selalu dilakukan
masyarakat kita”
KARISMATIK “patuhi saya karena saya dapat mentransformasi
kehidupan anda”
LEGAL- “patuhi saya karena saya adalah atasa anda secara
RASIONAL hukum”
14

[CITATION jon16 \l 1057 ]

Selanjutnya, konsep legitimasi (legitimacy atau keabsahan) adalah


keyakinan anggota-anggota masyarakat bahwa wewenang yang ada pada
seseorang, kelompok atau penguasa adalah wajar dan patut dihormati.
Mereka yang diperintah menganggap bahwa sudah wajar peraturan-
peraturan dan keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh penguasa
dipatuhi. Dari sudut pandang penguasa, legitimasi di ucap A.M. Lipset
yaitu “Legitimasi mencakup kemampuan untuk membentuk dan
mempertahankan kepercayaan bahwa lembaga-lembaga atau bentuk-
bentuk politik yang ada adalah yang paling wajar untuk masyarakat itu”.
Sehingga politisi akan selalu mencoba membangun dan mempertahankan
keabsahan di masyarakat karena ini sebuah dukungan yang paling penting.

4) Pengaruh
Konsep ini dibahas dengan kekuasaan karena sebuah penjelasan
bahwa kekuasaan adalah pengaruh. Kekuasaan dan pengaruh masih
dipertanyakan yaitu apakah mereka dua konsep yang berbeda atau salah
satunya merupakan konsep pokok serta lainnya. Banyak para ahli yang
mendefinisikan serta merumuskan penjelasan tentang kekuasaan dan
pengaruh Uwe Becker; Norman Barry dan lain lain, salah satunya
perumusan Laswell dan Kaplan yaitu: “Kekuasaan untuk memengaruhi
kebijakan-kebijakan orang lain melalui sanksi yang sangat berat (yang
benar benar akan dilaksanakan atau yang berupa ancaman sanksi) itulah
yang membedakan kekuasaan dari pengaruh pada umumnya.
Kekuasaan merupakan kasus khusus dari penyelenggaraan pengaruh; ia
merupakan proses ancaman, jika mereka tidak mematuhi kebijakan-
kebijakan yang dimaksud”.
Sedangkan pada Robert Dahl mengungkapkan pada buku
pertamanya The concept of Power (1957) : “A mempunyai kekuasaan
atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang
sebenarnya tidak akan B lakukan”. Tapi pada buku Modern Political
15

Analysis, ia mengganti nama istilah kekuasaan dengan istilah pengaruh.


Dan pada edisi ketiga, dahl mengatakan bahwa kekuasaan adalah salah
satu influence term.
Jika ditelaah dari penjelasan di atas, bahwa sebenarnya kekuasaan
dan pengaruh sama-sama mempengaruhi seseorang ataupun kelompok
untuk tujuan yang diinginkan. Tetapi untuk sebuah pengaruh, kita
sebagai pelaku yang dipengaruhi masih bisa memilih alternatif lain
untuk bertindak.
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN

a) Kesimpulan
Berdasarkan hasil resume yang kami buat yaitu tentang konsep-konsep
politik diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Teori politik adalah bahasan generalisasi dari fenomena yang bersifat
politik, yaitu tujuan dari kegiatan politik, cara-cara mencapai tujuan itu,
kemungkinan dan kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik
tertentu dan kewajiban yang diakibatkan oleh tujuan politik itu.
2) Masyarakat adalah keseluruhan hubungan antarmanusia. Biasanya yang
digolongkan dalam masyrakat adalah yang menghuni suatu wilayah
geografis yang memiliki kebudayan dan lembaga yang sama.
3) Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan manusia dan menertibkan gejala
kekuasaan dalam masyarakat sehingga dapat menciptakan tujuan dari
kehidupan bersama. Di dalam negara terdapat sifat-sifat negara, unsur-
unsur negara serta tujuan dan fungsi negara.
4) Konsep politik merupakan pokok dari gerakan pembaharuan yang
timbul dalam decade lima puluhan. Dalam konsep politik terdapat
komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu
proses, stuktur dan fungsi.

b) Saran
Sebagai warga negara yang baik sekaligus mahasiswa yang
merupakan agen of change kita harus mengawasi sekaligus mengikuti
perkembangan politik di Indonesia. Karena dengan itu pemerintah semakin
sadar dalam melaksanakan tugasnya sebagai aparat negara yang bertujuan
untuk kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA

Jones, P. L. (2011). Pengatar Teori Teori Sosial terjemahan Achmad Fedyani Saifuddin.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai