Pabrik
16 Gula
Sudhono (2,700 TCD), Purwodadi (2,350 TCD), Rejosari (2,650 TCD),
Pagotan (3,300 TCD), Kanigoro (1,800 TCD), Kedawung (2,400 TCD),
PTPN GROUP
2 Pabrik
Gula
PG Sei Semayang (3.600 TCD)
dan PG Kwalamadu (3.600 TCD)
Total Kapasitas 7.200 TCD
Wonolangan (1,800 TCD), Gending (1,650 TCD), Pajarakan (1,300 TCD),
Jatiroto (7,500 TCD), Semboro (7,000 TCD), Wringin Anom (1,200 TCD),
Olean (1,200 TCD), Panji (1,800 TCD), Asembagus (3,000 TCD), Prajekan
Mengelola Pabrik
(3,500 TCD). Total kapasitas 45,150 TCD. Gula 43 PG
tetapi tahun 2019
hanya 35 PG
yang beroperasi
2 Pabrik
Gula
Cinta Manis (5.000 TCD)
Bungamayang (7.000 TCD).
Total kapasitas 12.000 TCD
3 Pabrik
Gula
Bone (2,400 TCD), Camming (2,100 TCD),
Takalar (2,400 TCD). Total kapasitas 6.900 TCD
8 Pabrik
Gula
2
BUDIDAYA TEBU
3
PROSES PENGOLAHAN TEBU
JADWAL TEBANG
TAKSASI & PENERIMAAN SELEKTOR &
TEBU TIMBANGAN
PENGOLAHAN DAN PERSIAPAN LAHAN ANALISA (QUANTITY) DAN
KEMASAKAN QUALITY
RKAP TEBU INSPECTION
PENANAMAN
4
PROSES PENGOLAHAN TEBU
5
DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN TEBU
Bahan Pembantu
Air Imbibisi : 30-40
(kapur, belerang, Flokulan, dll)
100 Tebu Nira Mentah
100-110
ST. GILINGAN ST. PEMURNIAN
Memerah Tebu Memisahkan komponen bukan gula
Ampas Nira Jernih
100 Blotong
25-30
3-4
Nira Kental
20
ST. PENGUAPAN ST. KRISTALISASI
menguapkan air Mengkristalkan gula
Air
Air
80
6,5 - 7
Gula
ST. PUTERAN 7-10
Memisahkan kristal gula
Tetes
4,5 - 5,5
Keterangan: Ilustrasi satuan dalam %.
6
Permasalahan On Farm Komoditi Tebu
Pabrik Gula PTPN Group
BUDIDAYA TMA
THE FUTURE OF
Kualitas tebang
Komposisi Masa Tanam belum disiplin Tebu
PC/Ratoon Belum Tepat menerapkan MBS berbunga
Laba Komoditi Tebu Hari Pencapaian Potensi hari giling < 120
Negatif Giling rendemen hari (khususnya di Jawa)
Pendek rata-rata
7,65%
7
Permasalahan Pabrik Gula (Off Farm)
Pabrik Gula PTPN Group
8
KEBIJAKAN STRATEGI GILING
ON FARM
Cek fisik & site visit ke lapangan oleh tim.
Demplot
Penerapan E-farming E-FARMING DEMPLOT 10 ton hablur/ha
(untuk mengurangi
overlapping TR)
9
KEBIJAKAN STRATEGI GILING
OFF FARM
10
ADOPSI TEHNOLOGI BIDANG ON FARM
PENGOLAHAN LAHAN
11
ADOPSI TEHNOLOGI BIDANG ON FARM
TANAM &
PEMELIHARAAN
12
ADOPSI TEHNOLOGI BIDANG ON FARM
PANEN
13
ADOPSI TEHNOLOGI BIDANG ON FARM
E-Farming Mengolah, Menganalisa
Menyimpan
Android
APLIKASI
Berbasis
Web application
14
ADOPSI TEHNOLOGI BIDANG OFF FARM
REVITALISASI PG
15
SKEMA PENJUALAN GULA PETANI
16
SKEMA PENJUALAN TETES PETANI
17
TERIMA
KASIH
TAHAPAN PROSES PEMBUATAN GULA
1. Timbangan Tebu dan Emplasement Pabrik
Sebelum ditimbang, tebu lebih dulu masuk selektor untuk penyeleksian tebu yang layak digiling dan yang tidak layak
sesuai ketentuan perusahaan (bersih, segar, masak). Selanjutnya petugas selektor memberi stempel pada SPAT yang telah
ditimbang. Peralatan timbang yang digunakan adalah Digital Crane Scale (DCS) yang terhubung dengan komputer secara
otomatis. Pengaturan tebu yang masuk disesuaikan dengan kapasitas giling dengan sistem FIFO. Kapasitas emplasemen
pabrik hanya diperbolehkan menampung ± 130 % tebu dari kapasitas giling perhari. Hal ini untuk menghindari terjadinya
over stock atau gangguan giling karena persediaan tebu dan menghindari hilangnya kadar gula yang terkandung dalam
tebu. Oleh sebab itu diberlakukan safety factor sebesar ± 30 % dari kapasitas giling.
2. Stasiun Gilingan
Stasiun Gilingan bertujuan memisahkan nira mentah sebanyak-banyaknya dari batang tebu dengan menekan kehilangan
kadar gula serendah-rendahnya dalam ampas.
3. Stasiun Pemurnian Nira
Tujuan pemurnian nira adalah menghilangkan kotoran dengan menghindari kerusakan sukrosa yang sekecil-kecilnya.
4. Stasiun Penguapan
Stasiun penguapan mempunyai fungsi utama untuk menguapkan air yang terdapat pada nira, sehingga setelah keluar dari
badan akhir dari evaporator diharapkan menjadi nira kental .
19
PROSES PENGOLAHAN TEBU
5. Stasiun Masakan
Proses kristalisasi bertujuan untuk membuat nira kental menjadi kristal atau sukrosa yang berbentuk cair berubah menjadi
kristal padat dengan cara menguapkan kandungan air yang terdapat pada nira kental, sehingga diha silkan kristal gula
dalam larutan akhir atau tetes serendah-rendahnya.
6. Stasiun Pendingin
Stasiun pendingin ini juga disebut kristalisasi lanjut, karena pada proses pendinginan ada penurunan suhu dan
dipengaruhi angka koefisien lewat jenuh sehingga kristal yang terbentuk akan lebih membesar. Dengan peralatan palung
pendingin untuk menampung dan mendinginkan hasil masakan yang diturunkan dari pan masakan.
7. Stasiun Puteran
Stasiun putaran mempunyai tujuan utama yaitu memisahkan antara kristal dan stroop atau cairannya. Dengan puteran
high grade, masakan A setelah didinginkan dipompa menuju palung puteran A/B hingga terpisah antara gula A dengan
stroop A. Gula A kemudian di l ebur dan di pompa menuju puteran SHS hingga terpisah antara klare Superior Holdt Sugar
(SHS) dengan gula SHS Sedang puteran low grade memutar hasil masakan C hingga diperoleh gula C dan stroop C dan
memutar hasil dari masakan D hingga diperoleh gula D dan tetes. Gula C dan D ini dijadikan kembali bibitan untuk
masakan gula A, sedang tetes ditampung dan ditimbang pada tangki penunggu sebelum masuk di bak tetes untuk
disimpan pada tangki tetes. Gula SHS dari puteran kemudian masuk pada talang goyang hingga na ik diangkut dengan
bucet elevator untuk disaring dan terbagi menjadi 3 bagaian ukuran kristal, yaitu gula halus, gula kasar dan gula produk.
Gula produk kemudian masuk sugar bin dan dilakukan penimbangan dengan berat yang telah ditentukan sebelum
pengepakan dan disimpan digudang.
20
DIAGRAM ALIR NIRA DI STASIUN GILINGAN
Air Imbibisi
Carding
Drum
Ke. Boiler
Tebu a1 a2 a3 a4 a5
I II III IV V
SO2(gas)
Ke St.
Dorr Clarifier Penguapan
PP. I PP. II
( 75 – 80 )oC ( 105 – 110 )oC
Timbangan Nira Mentah DSM Screen
“Boulogne”
Clear Juice
Tank
Blotong
RVF
( Rotary Vacuum Filter )
FFPE
Ke Kondensor
SULFITIR
NIRA KENTAL
Ke ST. Masakan
UAP BP. 1 BP. 2 BP. 3 BP. 4
BEKAS
SO2
STRAINNER
DARI DORR CLARIFIER
POMPA TRANSFER POMPA NIRA KENTAL POMPA
NIRA KENTAL
SULFITIR
Ke Tangki Imbibisi
POMPA
CJT
SIRKULASI
Leburan
Fondan
Cuite A Cuite C Cuite D
Gula D1
Gula A Gula C
25