MENGIDENTIFIKASI
SEGMEN DAN TARGET PASAR
Mie Instan “Indomie”
Linda Fitriyani
NIM: 18100316
A. PROFIL PERUSAHAAN
PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan sebuah perusahaan “Total
Food Solution” dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan
produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga
menjadi produk akhir. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood
memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnis yang terdiri dari emapat
kelompok usaha strategis yakni produk konsumen bermerek, bogasari, agribisnis,
dan distribusi.
Visi:
Menjadi perusahaan Total Food Solutions.
Misi:
C. PRODUK MI INSTAN
Ketika mi instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di
tahun 1969, banyak masyarakat yang meragukan bahwa mi instan dapat dijadikan
sebagai salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi, karena mi instan sendiri
harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet, Indomie berkembang pesat
seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia.
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia yang merupakan produk
mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Produk ini
pertama kali dibuat pada tanggal 9 September 1970 yang kemudian dipasarkan ke
konsumen mulai tahun 1972. Pada awal penjualannya, Indomie hanya
mengeluarkan dua varian rasa, yakni rasa Ayam dan Udang.
1. SEGMENTASI
a. Segmentasi Geografis
Produk mi instan Indomie dinilai cocok untuk seluruh masyarakat
Indonesia. Indomie melakukan segmentasi geografis di seluruh wilayah Indonesia,
dari Sabang sampai Merauke. Indofood memiliki jaringan distribusi mi instan
yang terluas di Indonesia, yang menembus sampai hampir ke setiap sudut
kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak
tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas
melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area
4
yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga
setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang
sesingkat mungkin.
b. Segmentasi Demografis
1) Segmentasi Berdasarkan Usia
Produk Indomie (goreng dan kuah) cocok dikonsumsi oleh usia remaja
hingga dewasa. Bayi umur 06 bulan dianjurkan hanya mengonsumsi ASI
ekslusif, sehingga produk ini tidak cocok untuk bayi. Pengembangan produk
Indomie tidak ditujukan untuk bayi dan balita. Produk Indomie memliki rasa
rempah yang kuat sehingga tidak cocok untuk balita. Usia remaja 15-24 tahun
merupakan konsumen terbanyak yang mengonsumsi produk mi instan.
Menurut studi MARS, jika dilihat dari usia konsumen, tingkat konsumsi mi
5
instan terbesar adalah kalangan remaja berusia 15-24 tahun, yaitu sebesar
95,6%. Namun demikian, baru-baru ini Indomie memproduksi sebuah
produk inovasi baru yang dikhususkan ntuk anak-anak, yaitu Indomie My
Noodlez. My Noodlez merupakan mi pertama untuk anak-anak yang dibuat
dengan bahan-bahan yang lebih aman bagi anak, yakni wortel dan rumput
laut Produk ini dibuat untuk anak-anak yang menyukai makan mi instan,
sehingga dapat dikatakan bahwa Indomie melakukan segmentasi demografis
berdasarkan usia ke kalangan anak-anak, melalui produk Indomie My
Noodlez.
4) Segmentasi Psikografis
Hadirnya produk mi instan Indomie tentunya disambut antusias oleh
masyarakat. Produk Indomie cocok untuk dikonsumsi oleh semua
karakteristik masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki gaya hidup
cenderung konsumtif dan praktis.
6
2. TARGETING
Targeting dilakukan untuk menentukan berapa banyak segmen pasar yang akan
dipilih, dan bagaimana mengidentifikasikan segmen-segmen tersebut
(Zaharuddin, 2006). Produk Indomie varian goring dan kuah memiliki target pasar
untuk semua umur kecuali bayi dan balita. Untuk varian Produk Indomie My
Noodlez, target pemasarannya adalah anak-anak. Indomie melakukan perubahan
strategi target pasar, perusahaan melakukan beberapa inovasi produk yang
memiliki karakteristk yang berbeda yaitu Indomie Goreng, Indomie Kuah,
Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, Taste of Asia, Kuliner Indonesia,
My Noodlez, Real Meat, dan yang terbaru adalah Bite Me. Perubahan ini
dilakukan untuk memenuhi keinginan konsumen akan variasi Indomie.
3. POSITIONING
Positioning merupakan suatu proses menciptakan image yang diinginkan dari
suatu perusahaan dan produk-produknya di benak pengguna pada segmen yang
dipilih. Tujuannya untuk membangun image yang relevan dan penting untuk
konsumen.
Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan
berbagai produk mi instan di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh
faktor Indomie sebagai produk mi instan yang pertama kali hadir di Indonesia
serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Indomie sangat terkanal di
Indonesia dan Nigeria. Positioning yang dilakukan PT Indofood dengan
produknya (Indomie) diantaranya: