Makalah TM 11
Makalah TM 11
Disusun oleh:
Ahmad Nursalam 1810711053
Fitrianih Azzahra 1810711069
Maila Faiqoh Tsauroh 1810711085
Zahrah Rasyida Rasa Fathuhaq 1810711091
Dina Krismayanti 1810711103
Pertanyaan :
1. Konflik apa yang anda alami?
2. Pilih strategi penyelesaian konflik yang sesuai berdasarkan hasil analisis data dan identifikasi
masalah.
3. Susun strategi solusi yang anda tawarkan.
Jawab :
1. Konflik intrapersonal
Konflik Intrapersonal adalah konflik yang terjadi pada individu itu sendiri akibat dari
kompetisi peran. Disebabkan oleh dilemma nilai dan keinginan. Jika saya menjadi kepala
ruangan, saya mengalami konflik intrapersonal.
Seorang kepala ruangan, itu tidak mungkin memilih perawat pelaksana tanpa melihat
keahliannya. Jika perawat tina ditunjuk oleh kepala ruangan untuk dipindah tugaskan ke ruang
bersalin, berarti karu itu tau kalau perawat tina punya kompetensi disana. Namun, tadi
disebutkan dikasus kalo perawat tina itu tidak bisa menguasai askep pada bayi baru lahir.
Kalau perawat tina punya keberanian, mungkin saja, dia akan mengajukan keberatan atas
dipindah tugas dirinya ke ruang bersalin, karena memang perawat Tina tidak menguasai asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir. Maka dari itu, dia berani menolak. Dan jika saya mendengar
penolakan itu, mungkin saya bisa menilai bahwa perawat tina adalah orang yang kompeten. Nah,
karena di ruang bersalin itu bukan dibidangnya dan bukan keahliannya, maka dari itu, perawat
Tina berani menolak, karena dia tidak mau mengambil resiko.
Saya sebagai karu, mau perawat tina itu pindah ke ruang bersalin. Tapi saya melihat kalau
penolakan perawat tina itu memang punya tujuan kalau dia tidak ingin mengambil resiko, karena
memang dia tidak menguasai asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.
Karena hal itu lah, saya sebagai kepala ruangan mengalami konflik intrapersonal.
2. Strategi Penyelesaian Konflik
Rahim (dalam Sudarmanto, 2021:54) membedakan aspek gaya manajemen
konflik kepada 5 bagian yaitu:
1. Dominasi (dominating) atau dengan istilah kompetisi, yaitu individu dengan gaya ini
hanya memenuhi tujuan pribadi tanpa memikirkan kebutuhan lawannya.
2. Integrasi (integrating) atau sering disebut dengan kolaborasi, Yani pihak yang terlibat
konflik berusaha menciptakan resolusi konflik (penyelesaian konflik) secara
maksimal dengan memenuhi tujuan dirinya sendiri dan tujuan lawan konfliknya atau
dalam kata lain dapat disebut bimbang antara kepentingan dirinya dan lawannya.
3. Kompromi (compromising), yaitu berada diantara dua persimpangan di mana gaya
ini berusaha memenuhi sebagian tujuannya dan tujuan lawan konfliknya tanpa
berupaya memaksimalkan nya.
4. Menghindar (avoiding), yaitu pihak yang terlibat konflik menolak untuk berdiskusi
mengenai konflik yang terjadi.
5. Menurut (obliging), yaitu pihak yang terlibat konflik kombinasikan perhatiannya
terhadap lawannya dengan perhatian yang rendah terhadap dirinya sendiri (Prasetyo,
Hermawan and Gasphl, 2020)
Pada kasus, strategi yang tepat untuk menyelesaikan konfllik adalah dengan
Integrasi (integrating) atau sering disebut dengan kolaborasi. Dimana perawat Tina
merasa tidak kompeten ketika dipindahkan untuk mengelola ruang bersalin, dan juga
perawat tina kurang menguasai dalam melakukan asuhan keperawatan pada bayi lahir,
dia lebih kompeten dibidang bedah. Konflik yang terjadi pada kasus disini adalah karu
seharusnya menanyakan pada perawat tina apakah mampu untuk menjalankan tugas
darinya dan meminta keputusan. Jika perawat Tina tidak mampu, alangkah baiknya jika
menunjuk perawat lain yang memang kompeten dibidangnya untuk ditugaskan di ruang
bersalin agar tidak terjadinya konflik antara dua belah pihak dan saling menguntungkan.
3. Strategi solusi yang dapat ditawarkan
c) Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk
mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik,
karena adanya rintangan komunikasi (communication barriers).
d) Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan
menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena dipengaruhi oleh
sifat-sifat individu (individual traits).
c. Akomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan
timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat
keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan
pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
d. Smoothing
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu-isu atau masalah yang memicu konflik
tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat
yang ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-
pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat
dalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “ biarlah kedua pihak
mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk
melakukan diskusi”
Pada kasus, strategi solusi yang paling tepat yaitu dengan berkompromi, dimana
saya sebagai kepala ruangan akan memberikan solusi jika memang perawat tina tidak
menguasai bagaimana melakukan askep pada bayi baru lahir dengan memberikan
bimbingan ataupun mempraktekan bagaimana cara melakukan askep pada bayi baru lahir
serta memberikan apresiasi atau dorongan yang positif jika perawat tina sudah bisa
melakukan askep tersebut. Sehingga perawat tina menjadi lebih percaya diri dan tidak
ragu terhadap kemampuannya karena menurut penilaian saya perawat tina merupakan
perawat yang kompeten. Setelah berkompromi seperti ini mungkin saja perawat tina tidak
keberatan untuk dipindahkan keruang bersalin.
DAFTAR PUSTAKA
Fisher, dkkk. 2002. Mengelola Konflik, Ketrampilan Dan Strategi Untuk Bertindak. The British
Council