Anda di halaman 1dari 15

Volume 04, Nomor 01, Juli 2015

Hal 22 - 36

PERAN FEE BASED INCOME BAGI PENDAPATAN BRI SYARIAH


CABANG SURABAYA

Rusdiyanto, Ahmad Umar

ABSTRAK

Fee based income sering disebut sebagai non interst income,


yaitu sumber pendapatan bank selain pendapatan kredit. Dewasa ini
banyak bank giat mengejar pendapatan fee-based dengan berbagai
alasan. Pendapatan yang berasal dari fee based services merupakan
sumber pendapatan yang paling diperhitungkan dalam bisnis perbankan
dewasa ini, bank harus meningkatkan kemampuan manajemen sumber
daya manusia yang ditunjang dengan jaringan distribusi serta
teknologi yang canggih agar dapat memberikan pelayanan yang baik
terhadap setiap nasabah sehingga bank mampu meningkatkan fee
based services. Faktor lain yang membuat fee based income semakin
penting adalah saat ini dan masa yang akan datang persaingan antar
bank semakin ketat baik sesama bank syariah maupun antara bank
syariah dengan bank konvensional, dengan adanya persaingan yang
yang ketat tersebut margin antara cost of fund dengan income from
financing (lending) akan semakin menipis, maka other operational
income yaitu fee based income akan semakin berperan. Penelitian
ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana peran fee
based income bagi pendapatan BRI Syariah Cabang Surabaya. Jenis
penellitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan tingkat eksplanasi deskriptif. Dengan kesimpulan
bahwa : 1) Kesadaran tentang pentingnya peran Fee Based Income
untuk meningkatkan pendapatan BRI Syariah Cabang Surabaya sudah
ada pada pimpinan dan Staff BRI Syariah Cabang Surabaya sesuai
hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti. 2) Fee
Based Income perannya belum maksimalnya terhadap pendapatan
Bank BRI Syariah. 3) Belum maksimalnya peran fee based income
antara lain karena status BRI Syariah yang belum devisa sehingga
jumlah jenis produk jasa bank yang dapat menghasilkan Fee Based
Income masih terbatas. 4) Masih terbuka peluang untuk meningkatkan
peran Fee Based Income terhadap pendapatan.
Kata kunci: pendapatan, fee based income

22
Peran Fee Based Income Bagi Pendapatan BRI Syariah Cabang
Surabaya

PENDAHULUAN Dewasa ini banyak bank giat


mengejar pendapatan fee-based dengan
Sejak munculnya sistem perbankan berbagai alasan, seperti: a) pendapatan
dengan sistem syariah maka perbankan di fee-based income memberi jalan untuk
Indonesia sebagaimana dibanyak negara menciptakan pendapatan yang lebih
lain juga telah berkembang dengan dua stabil tidak tergantung pada fluktuasi
sistem yaitu sistem konvensional dan suku bunga pasar. b. pendapatan fee-
sistem islam (syariah), sehingga dikenal based income meningkatkan diversifikasi
dua jenis bank yaitu bank konvensional pendapatan bank, c. pendapatan fee-based
dan bank syariah. Menurut Undang- income relatif tidak memerlukan modal
Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang atau penghimpunan dana yang besar, d.
perbankan (UU No.10 tahun 1998) pendapatan fee-based income merupakan
perbankan adalah segala sesuatu yang cara untuk meningkatkan daya saing,
menyangkut tentang bank, mencakup e. pendapatan fee-based income akan
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara mendorong bank untuk lebih inovatif
dan proses dalam melaksanakan kegiatan dalam menciptakan produk dan jasa
usahanya. pelengkap sesuai kebutuhan nasabahnya.
Sejak PT. Bank Muamalat Kegiatan fee based income sebagai
Indonesia berdiri tahun 1992 sampai usaha-usaha yang berkaitan dengan
keluarnya undang-undang Nomor 10 dengan pemberian berbagai jasa keuangan
tahun 1998 tidak ada penambahan bank selain pemberian kredit bank, selain dari
syariah, baru setelah keluarnya undang- jasa pelayanan fee based income disusun
undang Nomor 10 tahun 1998 yaitu pada sebagai bagian dari pendapatan dan
tahun 1999 berdiri bank syariah kedua beban lainnya dengan pos-pos provisi
yaitu Bank Syariah Mandiri, Pendirian dan komisi yang diterima selain dari
PT. Bank Syariah Mandiri berasal dari pemberian kredit dan pendapatan lain,
bank konvensional yang bernama PT. unsur-unsur fee based income sebagai
Bank Susila Bakti diakuisisi oleh PT. hasil dari kegiatan bank diluar penyaluran
Bank Mandiri (Persero) Tbk, kemudian kredit, dalam laporan laba rugi bank
dikonversi menjadi bank berdasarkan ditampilkan sebagai pos-pos pendapatan
prinsip syariah. provisi dan komisi, pendapatan dari
fee-based income sebenarnya transaksi valuta asing, dan pendapatan
cukup beragam, fee based income sering operasional. Menurut Setiadi (2010:71),
disebut sebagai non interst income, menyatakan bahwa pendapatan yang
yaitu sumber pendapatan bank selain berasal dari fee based services merupakan
pendapatan kredit. Menurut SKAPI atau sumber pendapatan yang paling
Standar Khusus Akuntansi Perbankan diperhitungkan dalam bisnis perbankan
Indonesia, pendapatan fee-based dewasa ini, bank harus meningkatkan
adalah imbalan yag diperoleh bank dari kemampuan manajemen sumber daya
pemberian komitmen dan jasa-jasa lain manusia yang ditunjang dengan jaringan
diluar hasil yang diperoleh bank dari distribusi serta teknologi yang canggih
penanaman aktiva produktif, seperti kredit agar dapat memberikan pelayanan yang
dan surat berharga. Dalam hal ini komisi baik terhadap setiap nasabah sehingga
dan provisi kredit dianggap sebagai hasil bank mampu meningkatkan fee based
dari penanaman aktiva produktif sehingga services. Pendapatan bank yang berasal
tidak termasuk dalam fee-based income. dari fee based, terdiri dari: a) Pendapatan

23
Volume 04, Nomor 01, Juli 2015

provisi & komisi, Berkaitan dengan hal pada akhirnya akan menambah modal
tersebut diatas adalah kegiatan pemberian bank sehingga leluasa dalam melakukan
pembiayaan dan jasa-jasa bank seperti ekspansi kredit. 4) Pergeseran komposisi
provisi pembiayaan, provisi bank garansi, pendapatan yang sedang terjadi saat ini
provisi LC, dan sebagainya b) Pendapatan yaitu dari yang bersifat spread based (dari
Transaksi Devisa. Berkaitan dengan ini hasil penyaluran kredit) ke pendapatan fee
adalah pendapatan dari hasil jual beli valuta based, tidak berarti bank sebagai perantara
asing c) Pendapatan Lainnya, Merupakan dana harus dikurangi, karena sebenarnya
pendapatan yang bukan provisi & komisi kedua sisi pendapatan itu sejalan.
maupun transaksi devisa namun termasuk Pentingnya Fee Based Income
dalam pendapatan operasional bank bagi bank syariah tercermin pada pasal
seperti jasa yang diberikan atas corporate 3 (tiga) dan 4 (empat) peraturan Bank
services, jasa atas pinjaman sindikasi, dan Indonesia Nomor:9/1/PBI/2007 tentang
sebagainya. sistem penilaian tingkat kesehatan Bank
Menurut Dewi (2005:87), Umum berdasarkan Prinsip Syariah,
menyatakan kegiatan-kegiatan jasa juga dimana diversifikasi pendapatan termasuk
dapat mendatangkan keuntungan bagi kemampuan bank untuk mendapatkan
pihak bank, keuntungan transaksi dalam fee based income merupakan faktor
jasa-jasa bank ini disebut fee based, yang ikut dinilai dalam penilaian tingkat
keuntungan dari jasa bank dewasa ini kesehatan bank umum syariah. Faktor
semakin dibutuhkan semakin dibutuhkan, lain yang membuat fee based income
bahkan dari tahun ke tahun semakin semakin penting adalah saat ini dan masa
meningkat, keuntungan dari spread based yang akan datang persaingan antar bank
semakin kecil mengingat persaingan semakin ketat baik sesama bank syariah
yang semakin ketat, disamping mencari maupun antara bank syariah dengan bank
keuntungan utama tetap pada spread konvensional, dengan adanya persaingan
based, dewasa ini banyak bank yang yang yang ketat tersebut margin antara
mencari keuntungan lewat jasa-jasa bank, cost of fund dengan income from financing
perolehan dari fee based income walaupun (lending) akan semakin menipis, maka
masih relatif kecil, namun mengandung other operational income yaitu fee based
suatu kepastian, dan juga tidak terkait income akan semakin berperan. Penelitian
dengan persyaratan modal suatu bank. tentang peran Fee Based Income bagi
Berdasarkan dari beberapa uraian pendapatan BRI Syariah Cabang
diatas dapat disimpulkan bahwa fee based Surabaya bertujuan untuk: Memberikan
income dapat dikategorikan sebagai gambaran bagaimana peran fee based
berikut: 1) Bahwa fee based income income bagi pendapatan BRI Syariah
adalah suatu alternatif sumber pendapatan Cabang Surabaya.
operasional yang sangat potensial serta
mempunyai prospek yang semakin METODE PENELITIAN
baik di masa mendatang. 2) Bahwa fee
based income perlu dioptimalkan serta Jenis Penelitian
segi-segi yang cukup menguntungkan. Jenis penellitian yang digunakan
3) Dengan pengelolaan yang baik, dalam penelitian ini adalah penelitian
diharapkan kegiatan fee based income kualitatif dengan tingkat eksplanasi
akan berkembang, semakin baik akan deskriptif, dimana fenomena-fenomena
membuat laba bank melonjak naik, yang yang timbul dengan munculnya sistem

24
Peran Fee Based Income Bagi Pendapatan BRI Syariah Cabang
Surabaya

bank syariah akan dideskripsikan permasalahan yang akan diteliti,


demikian juga produk bank syariah akan Peneliti akan menemui pimpinan
di deskripsikan, selanjutnya penelitian Cabang atau wakilnya dalam hal
akan difokuskan peran fee based income pemimpin cabang tidak ditempat
terhadap pendapatan di BRI Syariah (tidak ada), dari menemui pemimpin
Cabang Surabaya. cabang sebagai penguasa tertinggi
Penelitian ini dilakukan dengan dicabang tersebut adalah untuk
studi kepustakaan, mempelajari dokumen memperoleh ijin penelitian di cabang
yang berkaitan dengan produk jasa produk yang dipimpinnya sekaligus akan
BRI Syariah cabang Surabaya, Pemilihan memperoleh gambaran umum cabang
BRI Syariah diharapkan juga akan melihat bank tersebut dan minta saran nama
fenomena bagaimana hubungan dan informan, selanjutnya yang menangani
kemungkinan saling berpengaruh antara dan menguasai produk jasa bank yang
dua bank dengan sistem yang berbeda tapi menghasilkan fee based income, dari
punya hubungan sebagai induk (BRI) dan informan yang ditunjuk pemimpin
anak perusahaan BRI Syariah. Penelitian cabang dimungkinkan memperoleh
ini dilaksanakan pada Bank Syariah yaitu informan-informan berikutnya sesuai
BRI Syariah yang beralamat di Jl. Raya dengan kebutuhan peneliti, hal ini
Gubeng No.40 Surabaya. diterapkan BRI Syariah Gubeng
Surabaya.
Dalam penelitian kualitatif yang
menjadi instrumen atau alat penelitian 2. Sumber Data Sekunder
adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono, Sumber data sekunder merupakan
2010:398) peneliti sebagai human sumber data yang sifatnya mendukung
instrument berfungsi menetapkan fokus sumber data primer, sumber data
penelitian, memilih informan sebagai sekunder ini meliputi:
sumber data, melakukan pengumpulan a. Dokumen, yaitu arsip BRI Syariah
data, menganalisis data, menafsirkan Cabang Surabaya.
data, membuat kesimpulan. b. Buku-buku bank syariah dan
lainnya yang berkaitan dengan
Sumber Data masalah yang akan diteliti.
Data dalam penelitian kualitatif
adalah catatan-catatan yang sifatnya Teknik Pengumpulan Data
deskriptif (Yuhertiana, 2009:41) Pengumpulan data penelitian
Penelitian ini membutuhkan dua terdapat tiga proses kegiatan yang
jenis data yaitu data primer dan data dilakukan dalam penelitian:
sekunder, adapun sumber data yang 1. Proses Memasuki Lokasi (Getting
dipergunakan dalam penelitian ini adalah : in), Proses pengumpulan data dari
1. Sumber data primer. informan berjalan baik, bila peneliti
Sumber data primer merupakan terlebih dahulu menyiapkan segala
keterangan yang diperoleh secara sesuatu yang diperlukan, baik
langsung dari informan yaitu pihak- kelengkapan administrasi maupun
pihak yang dipandang mengetahui semua persoalan yang berhubungan
obyek yang diteliti. dengan setting dan subyek penelitian
Pemilihan informan secara purfosive serta mencari relasi awal. Memasuki
yaitu dipilih informan yang mengusai lokasi penelitian, peneliti menempuh

25
Volume 04, Nomor 01, Juli 2015

jalan formal serta bertindak dengan lapangan peneliti/ field notes


lemah lembut (Moleong, 2012:168). yang berisi hasil wawancara
Pada awal memasuki lapangan, peneliti dengan informan, catatan
membawa surat ijin penelitian dari personal/ Personality notes
Program Pasca Sarjana Universitas yang berisi ungkapan perasaan/
Pembangunan Nasional “Veteran” emosional peneliti ketika berada
Jawa Timur Diserahkan Bagian di lapangan, catatan teori/ teorical
Umum Bank Rakyat Indonesia (BRI notes yang berisi rangkuman
Syariah). topik-topik penelitian yang
2. Ketika Berada Di Lokasi Penelitian berkaitan dengan Fee based
(Getting Along), Income pendapatan dari jasa
Berada di lokasi penelitian, peneliti tersebut.
melakukan hubungan pribadi dan c. Camera
membangun kepercayaan dengan Camera digunakan peneliti,
informan, hal ini dilakukan karena untuk memotret aktivitas di
merupakan kunci sukses untuk lokasi penelitian atau pada saat
memperoleh data penelitian yang peneliti melakukan pembicaraan
akurat dan komprehensif. dengan informan/ sumber
Peneliti juga menjalin hubungan yang data, dengan adanya ini, maka
baik dengan staf dan karyawan BRI dapat meningkatkan keabsahan
Syariah Cabang Surabaya. penelitian akan lebih terjamin,
karena peneliti betul-betul
3. Pengumpulan Data (Logging The Data)
melakukan pengumpulan data.
Ada tiga teknik yang akan dilakukan
d. Alat Perekam
dalam pengumpulan data yaitu:
Alat perekam digunakan untuk
a. Wawancara Mendalam merekam hasil wawancara peneliti
Teknik wawancara yang digunakan dengan informan, untuk lebih
dalam penelitian ini adalah jenis membantu peneliti mengingat
wawancara semistruktur dimana kembali hasil wawancara tersebut.
dalam pelaksanaannya lebih
bebas bila dibandingkan dengan e. Observasi
wawancara terstruktur. Tujuan Observasi dilakukan peneliti
dari wawancara jenis ini adalah dengan cara mengamati berbagai
untuk menemukan permasalahan kegiatan pogram yang dilakukan
secara lebih terbuka, dimana oleh pihak BRI Syariah Cabang
pihak yang diajak wawancara Surabaya. Peneliti menggunakan
diminta pendapat, dan ide-idenya teknik observasi terus terang
(Sugiyono, 2010:412), agar hasil dan tersamar (over observation
wawancara dapat terekam dengan dan cover observation), dalam
baik, dan peneliti memilik bukti hal ini peneliti dalam melakukan
telah melalkukan wawancara pengumpulan data menyatakan
kepada informan, maka peneliti terus terang kepada sumber
memerlukan bantuan alat-alat data, bahwa sedang melakukan
sebagai berikut: penelitian.
b. Buku catatan Objek penelitian/ informan
Buku catatan yang dibuat oleh mengetahui sejak awal sampai
peneliti terdiri atas catatan akhir aktivitas peneliti, tetapi

26
Peran Fee Based Income Bagi Pendapatan BRI Syariah Cabang
Surabaya

dalam suatu saat peneliti juga hal-hal yang penting, dicari tema dan
tidak terus terang atau tersamar polanya, pada penelitian ini, peneliti
dalam observasi, hal ini untuk melakukan reduksi data terhadap
menghindari kalau suatu data data-data yang terkait dengan fokus
yang dicari merupakan data yang penelitian saja, setelah dari lapangan
masih dirahasiakan, kemungkinan peneliti, kemudian peneliti membuat
kalau dilakukan dengan terus transkrip atas data-data tersebut.
terus terang, maka peneliti tidak 2. Penyajian data (data display).
akan diijinkan untuk melakukan Setelah data direduksi, maka langkah
observasi (Sugiyono, 2010:413) selanjutnya adalah mendisplaykan
f. Dokumentasi data, dengan mendisplaykan data maka
Teknik dokumentasi dilakukan akan memudahkan untuk memahami
untuk mendapatkan data apa yang terjadi, merencanakan
sekunder yang dilaksanakan kerja selanjutnya berdasarkan
dengan cara mengumpulkan data apa yang telah dipahami tersebut.
yang bersumber pada arsip dan Mendisplaykan data, peneliti lakukan
dokumen-dokumen yang ada pada dengan mengumpulkan semua field
BRI Syariah Cabang Surabaya. notes peneliti, membandingkan field
notes dengan teorical notes kemudian
Teknik Analisis Data peneliti mulai merefleksikan data-
Teknik analisis data yang data tersebut dan mereverifikasikan
digambarkan dalam penelitian ini adalah informasi yang berhubungan dengan
analisis data kualitatif, mengikuti konsep fokus penelitian.
yang diberikan Miles and Huberman 3. Conclusion/ Drawing Verification
(1984) seperti dikutip oleh Sugiyono Langkah ketiga dalam analisis data
(2010), mengemukan bahwa aktivitas kualitatif adalah penarikan kesimpulan
dalam analisis data kualitatif dilakukan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
secara interaktif dan berlangsung secara dikemukn masih bersifat sementara
terus menerus pada setiap tahapan dan akan berubah bila tidak
penelitian sehingga sampai tuntas dan ditemukan bukti-bukti yang kuat
datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam mendukung pada tahap pengumpulan
analisis data meliputi: data reduction, berikutnya, tetapi apabila kesimpulan
data display, dan conclusion drawing/ yang dikemukakan pada tahap awal,
verification. didukung oleh bukti-bukti yang valid
1. Data Reduksi (data reduction). dan konsisten saat peneliti kembali
Data yang diperoleh di lapangan ke lapangan mengumpulkan data,
jumlahnya cukup banyak, untuk maka kesimpulan yang dikemukan
itu maka perlu dicatat secara teliti merupakan kesimpulan yang kredibel.
dan rinci, semakin lama peneliti di
lapangan, maka jumlah data akan Keabsahan Data
semakin banyak, kompleks dan rumit, Pengujian keabsahan data
untuk segera dilakukan analisis dan dalam metode penelitian kualitatif ini
melalui reduksi data. Mereduksi data menggunakan istilah yang berbeda dengan
berarti merangkum, memilih hal- penelitian kuantitatif, perbedaan tersebut
hal yang pokok, memfokuskan pada ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

27
Volume 04, Nomor 01, Juli 2015

Tabel 1 data yang diperoleh dari hasil


Perbedaan Istilah Dalam Pengujian wawancara informan sebelumnya,
Keabsahan Data Antara Metode data dari sumber-sumber tersebut
Kulitatif fan Kuantitatif dideskripsikan, dikategorisasikan,
Aspek Metode Kualitatif
Metode kemudian data tersebut dianalisis oleh
Kuantitatif peneliti sehingga menghasilkan suatu
Nilai Kredibilitas Validitas kesimpulan selanjutnya dimintakan
kebenaran (credibility) Internal
Transferability/ Validitas
kesepakatan (member check) dengan
Penerapan sumber data yang peneliti peroleh
keteralihan Eksternal
Auditability/ dari informan dan analisis dokumen.
Konsistensi Reabilitas
dependability 2. Pengujian Transferability
Confirmability
Netralitas (dapat Obyektivitas Nilai transfer ini berkenaan
dikonfirmasi) dengan pertanyaan, hingga mana
Sumber : Sugiyono, 2010:459) hasil penelitian dapat dterapkan
atau digunakan dalam situasi lain
Uji data dalam penelitian (Sugiyono, 2010:560), bila pembaca
kualitatif meliputi uji credibility (validitas laporan penelitian memperoleh
internal), transferability (validitas gambaran yang jelas, oleh karena
eksternal), dependability (reliabiltas), dan itu supaya orang lain dapat memahi
confirmability (obyektivitas). hasil penelitian ini, maka peneliti
dalam membuat laporan penelitian
1. Uji Kredibilitas memberikan uraian yang rinci, jelas,
Peneliti akan melakukan uji kredibilitas sistematis dan dapat dipercaya.
dengan perpanjangan pengamatan, Pada penelitian ini untuk memperjelas
trianggulasi dan mengadakan member dan merinci permasalahan, peneliti
check. Perpanjangan pengamatan melampirkan pertanyaan-pertanyaan
berarti peneliti akan kembali ke pada saat peneliti melakukan
lapangan, melakukan wawancara lagi wawancara dengan informan, dengan
dengan beberapa informan. demikian maka pembaca menjadi
Perpanjangan pengamatan, peneliti jelas atas laporan hasil penelitian,
lebih menfokuskan pada pengujian sehingga memutuskan dapat atau
terhadap data yang diperoleh, jika tidaknya untuk mengaplikasikan hasil
setelah di cek kembali ke lapangan penelitian tersebut di tempat lain.
data sudah benar berarti kredibel, maka 3. Pengujian Dependability
waktu perpanjangan pengamatan dapat
diakhiri. Peneliti akan juga melakukan Pada penelitian kualitatif, uji
trianggulasi yaitu melakukan dependability dilakukan dengan
pengecekan data dari berbagai sumber melakukan audit terhadap keseluruhan
dengan berbagai cara dan berbagai proses penelitian, sering terjadi
waktu. Trianggulasi sumber, peneliti peneliti tidak melakukan proses
melakukan wawancara selain terhadap penelitian lapangan, tetapi bisa
informan utama; Staf BRI Syariah, memberikan data, peneliti seperti itu
peneliti akan melakukan wawancara perlu diuji dependabilitynya.
dengan salah satu staf yang ahli Pembimbing dan penguji dapat menilai
dibidang fee based income di bank dependability peneliti, yaitu dengan
tersebut untuk mengecek kebenaran mengaudit keseluruhan aktivitas

28
Peran Fee Based Income Bagi Pendapatan BRI Syariah Cabang
Surabaya

peneliti dalam melakukan penelitian. Sedangkan Informan inisial (R) pada


Bagaimana peneliti mulai menentukan wawancara hari rabu tanggal 06 Juni 2012
masalah/ fokus, memasuki lapangan, mengatakan bahwa: “ Fee Based Income
menentukan sumber data, melakukan adalah semua pendapatan operasional
analisis data, sampai membuat lainnya bank” Pemahaman dari Custumer
kesimpulan harus dapat ditunjukkan Services atas Fee based Income tercermin
oleh peneliti. Jejak aktivitas lapangan, pada ungkapan Informan inisial (C) pada
peneliti rangkumkan dalam field wawancara hari selasa tanggal 05 Juni
notes, personal notes dan teorical 2012 yang mengatakan sebagai berikut: “
notes ketika peneliti berada di Kantor Fee Besed Income diperoleh dari transfer,
Cabang BRI Syariah. Dokumentasi di inkaso, pembayaran PLN dan Lain-lain”.
lapangan serta analisis dokumen yang Pemahaman yang lebih lengkap atas fee
berkaitan dengan fokus penelitian based income diperoleh dari wawancara
juga peneliti jadikan sebagai bagian dengan bagian marketing pada hari kamis
dari” jejak aktivitas lapangan”. Jika tanggal 07 Juni 2012 Informan inisial (A)
peneliti tidak dapat menunjukkan” yang mengatakan bahwa: “ Fee Based
jejak aktivitas lapangan” tersebut, Income umumnya dari jasa-jasa bank
maka dependabilitas penelitian patut seperti transfer, inkaso, bank garansi dan
diragukan. biaya administrasi, tapi jangan lupa justru
4. Pengujian Konfirmality porsi feebased income dari komisi dan fee
Pada penelitian kualitatif, pengujian pembiayaan cukup besar”.
konfirmality mirip dengan uji Pemahaman Informan yang
dependability, sehingga pengujiannya dari marketing lebih lengkap tentang
dapat dilakukan secara bersamaan, pengertian fee based income, karena
menguji konfirmality berarti menguji posisi seorang marketing dituntut untuk
hasil penelitian, dkaitkan dengan mengusai produc knowledge (pengetahuan
proses yang dilakukan hasil penelitian tentang produk) bank syariah yang
merupakan fungsi dari proses lebih detail karena seorang marketing
penelitian yang dilakukan, maka harus bisa menjelaskan secara detail
penelitian tersebut telah memenuhi setiap jenis produk bank syariah agar
standar Konfirmality dalam proses dapat menyakinkan nasabah. Penjelasan
tidak ada, tetapi hasilnya ada masing-masing informan atas definisi Fee
(Sugiyono, 2010:461) Based Income diatas adalah sama-sama
benar, dimana masing-masing pandangan
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN informan dipengaruhi diabagian apa dia
bertugas, Fee Based Income umumnya
Pemahaman Fee Based Income dari jasa bank, transaksi pembebanan
Fee Based Income (penapatan biaya administrasi, provisi dan komisi
berbasis/ berasal dari fee) merupakan serta fee atas pembiayaan.
pendapatan diluar aktivitas utama bank, Pada saat ditanya tentang sumber-
berasal dari jasa-jasa bank (bank services). sumber dari Fee Based Income, Menurut
Informan inisial (M) pada wawancara informan inisial (M) pada wawancara
hari senin 04 Juni 2012 mengatakan tanggal 04 Juni 2012 mengatakan: “ Fee
bahwa: “ Fee Based Income merupakan Based Income akan diperoleh dari semua
pendapatan yang diperoleh dari jasa-jasa produk dan jasa diluar pembiayaan”.
bank yaitu produk selain pembiayaan”. Sedangkan informan inisial (R) pada

29
Volume 04, Nomor 01, Juli 2015

wawancara tanggal 06 Juni 2012 Dari hasil wawancara dengan


mengatakan bahwa: “ Sumber Fee Based beberapa informan maupun penelitian
Income dari pendapatan operasional dan observasi atas dokumen laporan
lainnya dan Bapak bisa lihat jenis-jenisnya keuangan BRI Syariah Cabang Surabaya,
di rekening pendapatan operasional ada beberapa produk yang menurut studi
lainnya”. Sedangkan informan inisial kepustakaan adalah sumber Fee Based
(D) yang bertugas sebagai supervisor Income BRI Syariah, ternyata di BRI
kas saat wawancara tanggal 11 Juni 2012 Syariah Cabang Surabaya tidak (belum)
mengatakan sebagai berikut: “ Di bank ini ditemukan antara lain: Letter of Credit
sumber dari Fee Based Income itu adalah Wakalah, SKBDN Kafalah, Shiffing
dari transfer, inkaso, biaya administrasi Guarantee Kafalah, Safe Deposit Box
dan komisi lainnya”. Informan dengan (SDB) Ijarah, Jasa Jual Beli Mata Uang
Inisial (B) pada saat wawancara tanggal Asing (valas), Anjak Piutang Hawalah,
12 Juni 2012 menjelaskan sumber-sumber Syariah Card, Bancassurance.Sebagian
Fee Based Income secara lebih lengkap jasa-jasa Bank tersebut diatas belum
dengan mengatakan: “ Sumber Fee Based bisa diberikan oleh BRI Syariah Cabang
Income dibank ini dapat dibagi dari dua Surabaya karena status bank syariah yang
sumber, yaitu dari: 1)Jasa-jasa bank belum devisa, untuk jasa Bancassurance,
antara lain transfer, inkaso, pembayaran di Jakarta sudah dilaksanakan bekerja
PLN, Cash Management (Payroll) dan sama dengan Asuransi takaful.
Jasa-jasa bank lainnya.
Provisi/ Admin/ Komisi produk Peran Fee Based Income Bank Syariah
pembiayaan, Sumber-sumber Fee Based Secara Nasional
Income seperti yang dikemukan para Dari data statistik Perbankan
informan sesuai defenisinya berasal dari Syariah (Islamic Banking Statistik) bulan
jasa-jasa bank dari provisi, komisi, biaya Februari 2012 yang diterbitkan oleh Bank
administrasi dari pembiayaan dan produk Indonesia diperoleh gambaran peran
lainnya. Fee Based Income dalam mendukung
Dari hasil observasi di lokasi pendapatan untuk tahun 2007 sampai
penelitian dan data dokumentasi laporan dengan 2011 yaitu sebesar: 11,97% tahun
keuangan BRI Syariah Cabang Surabaya 2007, 10,81% tahun 2008, 17,38% tahun
diperoleh data sumber Fee Based Income 2009, 11,26% tahun 2010 dan 16,89%
sebagai berikut: 1) Jasa investasi terikat tahun 2011. Peran Fee Based Income
(Mudharabah Muqayyadah) 2) Jasa di bank syariah secara total nasional
Layanan Transfer. 3) Bank Garansi. 4) terhadap pendapatan berfluktuasi
Layanan Inkaso. 5) Jasa layanan lainnya ( tapi untuk kondisi sekarang dimana
al: Adm/ Komisi/ Fee atas Gadai, Qardh, umumnya bank masih lebih dominan
ATM bersama, Telkom, PLN, Tabungan melakukan fungsi intermediary, sehingga
Haji, Payroll dan lain-lain). 6) Pendapatan pendapatan bank juga masih dominan
operasional lainnya ( berkaitan dengan dari fungsi intermediary tersebut yaitu
pendapatan administrasi/ Komisi/ fee atas spread margin bagi bank konvensional
pembiayaan). Berdasarkan data keuangan dan selisih besarnya pembiayaan yang
yang diperoleh dari lokasi penelitian dibebankan ke nasabah pengguna dana
secara garis besar, sumber Fee Based dengan yang dibayar kepemilik dana di
Income diperoleh dari 6 (enam) kegiatan bank syariah, maka pencapaian diatas 10%
tersebut diatas. sudah menunjukkan mulai berperannya

30
Peran Fee Based Income Bagi Pendapatan BRI Syariah Cabang
Surabaya

fee based income dalam menunjang lagi menjadi 8,32%, jika dilihat peran
pendapatan bank syariah. Fee Based Income bagi pendapatan
Dari data keuangan Bank BRI operasional (pendapatan penyaluran
Syariah dapat dilihat peran fee based dana) ditahun 2010 sebesar 11,71% dan
income sebagai berikut: ditahun 2011 hanya 9,08%.

Tabel 2
Pendapatan Fee Based Income BRI
Syariah (dalam jutaan Rp)
Keterangan 2010 % 2011 %

Pendapatan Operasional
643.745 86,61 1.045.062 90,58
(Pendapatan dari penyaluran dana)

Pendapatan Operasional Lainnya


90.565 12,18 96.788 8,39
(Fee Based Income)

Pendapatan Non Operasional 9.001 1,21 11.830 1,03

Total Pendapatan 243.311 100 1.153.680 100

Sumber : data diolah

Secara nasional peran Fee Based Tabel 3


Income terhadap pendapatan turun dari Pendapatan Fee Based Income BRI
12,18% menjadi 8,39% walaupun dalam Syariah Cab. Surabaya (dalam jutaan Rp)
rupiah naik dari Rp 90.565.000.000,- Keterangan 2010 % 2011 %
jadi Rp 96.788.000.000,- begitu pula Pendapatan
jika dibandingkan Fee Based Income Operasional
terhadap pendapatan operasional (Pendapatan 39.232 89,46 79.945 91,15
(pendapatan dari penyaluran dana) maka dari penyaluran
turun dari 14,07% ditahun 2010 menjadi dana)
9,26% ditahun 2011, hal ini disebabkan Pendapatan
kenaikan pendapatan operasional dari Operasional
Lainnya 4.595 10,48 7.261 8,32
penyaluran dana sebesar 62,34% lebih
(Fee Based
besar dari kenaikan Fee Based Income Income)
yang hanya naik 6,82%.
Pendapatan Non
25 0,06 26 0,03
Operasional
Peran Fee Based Income Bagi Pendapatan
BRI Syariah Cabang Surabaya. Total
43.852 100 87.241 100
Pendapatan
Dari dokumen data laporan
Sumber : data diolah
keuangan BRI Syariah Cabang Surabaya
yang peneliti peroleh untuk tahun 2010
Dalam rupiah Fee Based Income
dan tahun 2011 diringkas dalam bentuk
naik dari Rp 4.595.000.000,- jadi Rp
tabel di samping ini:
7.261.000.000,- atau tumbuh sebesar
Dari tabel tersebut di samping 58,02% tetapi karena pertumbuhan
peran Fee Based Income terhadap total pendapatan operasional lebih besar yaitu
pendapatan di tahun 2010 hanya sebesar tumbuh 103,8% dari Rp 39.232.000.000,-
10,48% dan tahun 2011 malah turun tahun 2010 menjadi Rp 79.954.000.000,-

31
Volume 04, Nomor 01, Juli 2015

ditahun 2011, maka peran fee based “ Fee Based Income akan meningkat
income terhadap pendapatan jadi turun. jika variasi produk yang menghasilkan
Peran fee based income bagi fee based income juga semakin banyak
pendapatan BRI Syariah Cabang Surabaya salah satu caranya adalah agar segera
di tahun 2010 dan tahun 2011 hampir sama BRI Syariah Jadi Bank Devisa. Sehingga
dengan peran fee based income terhadap produk ekspor impor yang menghasilkan
seluruh pendapatan pada BRI Syariah fee based income berupa provisi ekspor
secara Nasional. Jika dibandingkan dan provisi impor dapat diperoleh”.
dengan data dari Bank Indonesia untuk Dari apa yang disampaikan
tahun 2010 dan tahun 2011 justru terjadi oleh para informan dan ditambah
perbedaan yang signifikan dimana pada hasil observasi dan studi kepustakaan
keseluruhan bank syariah peran fee based dapat disampaikan faktor-faktor yang
income terhadap pendapatan justru naik menyebabkan Fee Based Income belum
dari 11,26% tahun 2010 menjadi 16,89% maksimal yaitu; 1) Masih terbatasnya
ditahun 2011. produk jasa bank yang telah dijual oleh
BRI Syariah Cabang Surabaya. 2) Status
Faktor Penyebab Peran Fee Based BRI Syariah yang belum devisa juga
Income Belum Maksimal merupakan faktor yang menyebabkan
Data laporan keuangan BRI belum maksimalnya fee based income
Syariah Cabang Surabaya menunjukkan yang diproleh. 3) Keterbatasan promosi/
peran fee based income yang belum Advertising bank juga dapat mengurangi
maksimal yang rata-rata hanya senilai peluang untuk memaksimalkan fee based
10% dari total pendapatan, sewaktu income.
ditanyakan ke informan dengan cara
menanyakan tidak langsung yaitu dengan Peluang Untuk Meningkatkan Fee
pertanyaan sebagai berikut: “ Bagaimana Based Income BRI Syariah Cabang
memaksimalkan peran fee based income Surabaya
terhadap pendapatan yaitu bagaimana Dari observasi dan wawancara
meningkatkan fee based income” di dengan informan, masih dimungkinkan
peroleh jawaban dari 3 (tiga) informan untuk meningkatkan fee based income
sebagai berikut, informan dengan inisial agar lebih berperan dalam mendukung
(R) menjawab: “ Fee Based Income pendapatan BRI Syariah Cabang
akan meningkat jika pelayanan lebih Surabaya, yaitu: 1)Menambah jenis
ditingkatkan dan produk-produk jasa produk yang sudah ada seperti,
bank yang ada sekarang ditingkatkan bancassurance, safe deposit box dan
penjualannya”. Sedangkan informan lain-lain. 2) Meningkatkan penjualan
dengan inisial (C) waktu ditanya pada produk yang sudah ada seperti “Cash
Jumat tanggal 08 Juni 2012 berkata: Management (payroll), bank garansi
“ Fee Based Income akan meningkat dan lain-lain. 3) Mendorong kantor
apabila pelayanan ditingkatkan dan pusat agar mempercepat pengurusaan
diadakan promosi berupa iklan di media peningkatan status BRI Syariah menjadi
atau dengan pemberian hadiah seperti bank devisa. 4) Meningkatkan promosi
yang dilakukan oleh sebagian bank produk jasa bank dengan advertising. 5)
konvensional”. Informan dengan inisial Meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
(A) pada waktu diwawancarai tanggal 08 6) Meningkatkan pemasaran jika perlu
Juni 2012 mengatakan sebagai berikut: menambah tenaga pemasar (marketing),

32
Peran Fee Based Income Bagi Pendapatan BRI Syariah Cabang
Surabaya

dengan pemberian bonus jika pencapaian kerja sama dengan BRI Syariah Cabang
penjualan sesuai atau melebihi target. Surabaya. 4) Adanya peraturan dari
Bank Indonesia yang menunjukkan Bank
KESIMPULAN DAN SARAN Konvensional membatasi pemberian kredit
untuk pembelian rumah (KPR) dan kredit
Kesimpulan pembelian kendaraan bermotor maksimum
Berdasarkan hasil pembahasan 70% dari harga beli (tanggungan nasabah
yang telah dibuat pada bab sebelumnya, menimal 30%) sementara untuk bank
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: syariah tidak (belum) ada pembatasan
1) Kesadaran tentang pentingnya peran tersebut, merupakan peluang untuk BRI
Fee Based Income untuk meningkatkan Syariah cabang surabaya. 5) Agar lebih
pendapatan BRI Syariah Cabang Surabaya intensif mendorong Kantor pusat untuk
sudah ada pada pimpinan dan Staff pengurusan peningkatan status bank
BRI Syariah Cabang Surabaya sesuai syariah menjadi Bank Devisa, agar lebih
hasil wawancara dan observasi yang banyak lagi produk yang bisa dijual untuk
dilakukan oleh peneliti. 2) Fee Based meningkatkan fee based income.
Income perannya belum maksimalnya
terhadap pendapatan Bank BRI Syariah. DAFTAR PUSTAKA
3) Belum maksimalnya peran fee based
income antara lain karena status BRI Antonio, Muhammad Syafi’i. 2010, Bank
Syariah yang belum devisa sehingga Syariah Dari Teori Ke Praktek :
jumlah jenis produk jasa bank yang dapat Gema Insani Press, Jakarta.
menghasilkan Fee Based Income masih Anshori, Abdul Ghofur, 2009, Hukum
terbatas. 4) Masih terbuka peluang untuk Perbankan Syariah. (UU No. 21
meningkatkan peran Fee Based Income tahun 2008), Bandung: PT. Refika
terhadap pendapatan. Aditama.
Ardansyah.., dkk,2005. Minat Masyarakat
Saran Dalam Memilih Bank Syariah,
Dari hasil observasi, wawancara Medan, Jurnal Ilmiah Universitas
studi kepustakaan dan pembahasan serta Muhammadiyah Sumatera Utara.
kesimpulan dapat direkomendasikan Aiyub, 2007. Potensi, Preferensi dan
beberapa saran untuk meningkatkan peran Perilaku Masyarakat Terhadap
fee based income sebagai berikut: 1) Lokasi Bank Syariah di Nanggroe Aceh
kantor BRI Syariah Cabang Surabaya Darussalam, Lhokseumawe NAD.
di tengah kota (Jl Raya Gubeng No.40) Bank Indonesia dan Institut Pertanian
sangat strategis apabila disiapkan layanan Bogor, 2004. Potensi, Preferensi
Safe Deposit Box. 2) BRI Syariah Cabang Dan Perilaku Masyarakat
Surabaya bisa menindak lanjuti kerjasama Terhadap Bank Syariah di Wilayah
dengan asuransi tafakul yang sudah Kalimantan Selatan, Bogor.
dilaksanakan pusat dan kantor Jakarta Anny Rahmawati,...dkk.2001. Potensi,
untuk menjual produk bancasurance.3) Preferensi dan Perilaku
Jawa Timur yang merupakan daerah santri Masyarakat Terhadap Bank
dan banyak lembaga keagamaan, sekolah Syariah di Wilayah Jawa Barat,
Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama Bogor. Lembaga Penelitian IPB.
serta sekolah (lembaga pendidikan agama Anshori, Abdul Ghofur, 2009, Pembentukan
islam) lain yang memungkinkan diajak

33
Volume 04, Nomor 01, Juli 2015

Bank Syariah Melalui Akuisisi Analisis Proporsi Perolehan Fee


dan Konversi (Pendekatan Based Income Bank Pembangunan
Hukum Positif dan hukum Islam, Daerah (BPD) Di Indonesia
Yogyakarta: UII Press. (Periode 1999-2003), Kajian
Bank Indonesia. 2007, Peraturan Bank Bisnis dan Manajemen Edisi
Indonesia No. 9/1/PBI/2007 khusus on Finance, 2005.
Tentang Sistem Penilaian Guza Afni. 2008, Himpunan Undang-
Tingkat Kesehatan Bank Umum Undang Perbankan Republik
Berdasarkan Prinsip Syariah, Indonesia, Cetakan Pertama, Asa
Jakarta: Bank Indonesia Mandiri, Jakarta.
Bank Indonesia dan Lembaga Penelitian Greuwing, Hennieva & Brata Novio
Universitas Andalas, 2001. Potensi, Souya Brajovici, 2011, Analisis
Preferensi dan Perilaku Masyarakat Resiko Perbankan, Jakarta:
Terhadap Bank Syariah di Sumatera Salemba Empat.
Barat. Padang. Gemala Dewi. 2004, Aspek-Aspek
Bank Indonesia dan Pusat Pengkajian Hukum Dalam Perbankan
Bisnis dan Ekonomi Islam Fakultas & Perasuransian Syariah di
Ekonomi Universitas Brwawijaya, Indonesia, Kencana, Jakarta.
2000. Potensi, Preferensi dan Hakim, Cecep Maskarul, 2011, Belajar
Perilaku Masyarakat Terhadap Mudah Ekonomi Islam, Catatan
Bank Syariah Studi Pada wilayah Kritis Terhadap Dinamika
Propensi Jawa Timur, Malang. Perkembangan Perbankan Syariah
Bank Indonesia. 2008, Peraturan Bank di Indonesia, Tangerang Selatan:
Indonesia No. 10/17/PBI/2008 Shuhuf Media Insani.
Tentang Produk Bank Syariah Hasan, Ali, 2010, Marketing Bank
Dan Unit Usaha Syariah, Jakarta: Syariah Cara Jitu Meningkatkan
Bank Indonesia Pertumbuhan Pasar Bank Syariah,
______. 2011, Outlook Perbankan Bogor: Ghalia Indonesia.
Syariah Indonesia 2012. Jakarta: Ismail. 2010, Manajemen Perbankan:
Diretorat Perbankan Syariah, Dari Teori Menuju Aplikasi,
Bank Indonesia. Jakarta: Persada Media.
______. 2012, Statistik Perbankan ______.2010, Perbankan Syariah,
Indononesia Volume 10 No. Jakarta: Persada Media.
3. Februari, Jakarta: Bank Iskandar. 2009, Metodologi Penelitian
Indonesia Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada,
______. 2012, Statistik Perbankan Press
Syariah Februari 2012, Jakarta: Karim, Adiwarman A. 2010, Bank Islam
Bank Indonesia Analisis Fiqih dan Keuangan,
Dewan Syariah Nasional (MUI). 2006, Edisi Keempat, Jakarta: PT. Raja
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Grafindo Persada.
Nasional MUI, Edisi Revisi Tahun Laksmana, Yusak. 2009, Panduan
2006, Jakarta: Kerjasama Dewan Praktek Account Officer Bank
Syariah Nasional MUI, Bank Syariah, Jakarta: PT. Elex Media
Indonesia. Komputindo.
Dewi, Dwastarini Yuliana Candra. 2005,

34
Peran Fee Based Income Bagi Pendapatan BRI Syariah Cabang
Surabaya

Majalah Sharing inspirator Ekonomi & Rice, Tara and Young, Robert De. 2004,
Bisnis Syariah, Edisi 62 Thn VI, How do banks make money? The
Februari 2012, hal.12-14. Bank fallacies of fee income, Federal
Syariah Berkembang bersama Reserve Bank of Chicago, 4Q/
LKMS. 2004, Economic Perspective.
Majalah Pengusaha Muslim, Edisi 24 Rivai, Veithzal & Arifin, Aviyan, 2010,
(edisi kusus) hal. 12-14 Bank Islamic Banking, Sistem Bank
Syariah Diposisikan lebih dari Islam Bukan Hanya Solusi
sekedar bank Menghadapi Krisis & Namun
Marpaung, Elizabet Indrawati dan Dalam Menghadapi Berbagai
Mangunsong, Soddin. 2001, Persoalan Perbankan & Ekonomi
Pengaruh Fee Based Income Global, Jakarta: PT. Bumi
Terhadap Laba Per Lembar Aksara.
Saham, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Republik Indonesia. 1992, Undang-
November 2001, Vol.1, No.1. Undang No. 7/1992 Tentang
Moleong, Lexy.J, 2012, Metodologi Perbankan.
Penelitian Kualitatif, Edisi Republik Indonesia. 1998, Undang-
Revisi, Bandung: Penerbit PT. Undang No. 10/1998 Tentang
Remaja Posdakarya. Semarang, Perubahan UU No.7/1992
Universitas Tentang Perbankan.
Muhlis, 2011. Perilaku Menabung di Republik Indonesia. 2008, Undang-
Perbankan Syariah Jawa Tengah, Undang No. 21/2008 Tentang
Disertasi, Diponegoro, Semarang. Bank Syariah.
Muhammad, 2011, Manajemen Bank Supramono, Gatot. 2009, Perbankan dan
Syariah, Edisi Revisi Yogyakarta: Masalah Kredit, Suatu Tinjauan
UPP. STIM. YKPN. di Bidang Yuridis, Jakarta: PT.
Mintardjo. 2010, Praktek Akuntansi Bank, Rineka Cipta.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Setiadi, Pompong B. 2010, Analisis
Noja, Daeng, 2011, Akad Bank Syariah, Hubungan Spread of Interest Rate,
Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Fee Based Income, dan Loan to
Nurhayati, Sri & Wasilah. 2011, Akuntansi Deposit Ratio dengan ROA Pada
Syariah di Indonesia, Edisi 2 Perbankan di Jawa Timur, Jurnal
Revisi, Jakarta: Selemba Empat. Mitra Ekonomi dan Manajemen
Bisnis, Vol.1, No.1, 2010, 63-82.
Program Pascasarjana UPN ”Veteran”
Jawa Timur. 2010, Pedoman Sugioyono. 2010, Metode Penelitian
Penulisan Tesis, Surabaya, Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Pascasarjana UPN “ Veteran” Kualitatif dan R & D), Bandung:
Jawa Timur. Alfabeta, CV
Rivai, Veithzal & Veithzal, Andia Satori, Djam’an & Komariah, Aan. 2010,
Permata, 2008. Islamic Financial Metodologi Penelitian Kualitatif,
Management, Teori konsep dan Bandung: Alfabeta, CV
Aplikasi Panduan Praktis Untuk Saidi, Zain. 2010. Tidak Syar’inya Bank
Lembaga Keuangan Nasabah, Syariah di Indonesia dan Jalan
Praktisi dan Mahasiswa, Jakarta: Keluarnya Menuju Muamalat,
Rajawali Pers. Yogyakarta: Decokomotif

35
Volume 04, Nomor 01, Juli 2015

Surifah, 2002, Kinerja Keuangan


Perbankan Swasta Nasional
Indonesia dan Setelah Krisis
Ekonomi, Jurnal ekonomi dan
bisnis Indonesia, Vol.6, No. 2,
2002.
Supriyono, Maryanto. 2011, Buku Pintar
Perbankan, Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Sholihin, Ahmad Ifham. 2010, Buku
Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Subagja, Guntur, 2005. Analisis Faktor-
Faktor Kebutuhan dan Peluang
Masyarakat Menjadi Nasabah
Bank Syariah di Jakarta dan
Sekitarnya, Jakarta, Univeritas
Indonesia.
Siregar, Mulya, 2012, Bank Syariah Masih
Mengacu Ke Bank Konvensional.
Harian Bisnis Indonesia. Hal.M4.
(Perbankan)
Yuhertiana, Indrawati, 2009, Panduan
Penelitian Kualitatif Bagi
Pemula, Surabaya: Eureka Smart
Publishing.

36

Anda mungkin juga menyukai