Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan kemajuan sekolah didasarkan oleh beberapa faktor yang saling
menunjang melalui proses secara terus menerus yang terkadang membutuhkan waktu yang
lama untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Faktor-faktor penentu
keberhasilan sekolah tidak hanya berasal dari interen sekolah tetapi juga berasal dari luar
sekolah. Kepala sekolah, guru, Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dan siswa adalah faktor
internal yang menentukan kemajuan sekolah, sementara komite sekolah, masyarakat, dinas
pendidikan, kebijakan pemerintah adalah faktor eksternal yang sangat penting dalam
mendukung keberhasilan kemajuan sekolah.
Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dijelaskan bahwa sekolah diharapkan minimal dapat memenuhi 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan, yaitu standar isi, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga pendidikan, standar proses, standar pengelolaan,
standar sarana dan prasarana, dan standar pembiayaan.
Salah satu hal yang penting untuk dapat mencapai 8 SNP adalah terpenuhinya standar
pengelolaan yang baik. Indiktor keberhasilan pengelolaan sekolah salah satunya adalah
pengambilan keputusan Bersama. Artinya bahwa sebelum mengambil sebuah keputusan,
kepala sekolah dapat mempertimbangkan masukan dari pihak lain.
Faktor lain yang harus terlibat dalam pembagian tanggung jawab dalam pengambilan
keputusan adalah pemberdayaan tenaga kependidikan. Pengelolaan sekolah yang baik pada
akhirnya akan mewujudkan sekolah efektif yaitu sekolah yang mampu mengoptimalkan
semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan yaitu prestasi sekolah
terutama prestasi siswa dan guru yang ditandai de`ngan dimilikinya semua kemampuan
berupa kompetensi yang dipersyaratkan dalam belajar.
SMPN 8 Karawang Barat merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di
Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang berdiri sejak tahun 2013, saat ini sedang
dalam proses perkembangan menuju sekolah yang memenuhi SNP.
Sebagai sekolah yang telah relatif baru berdiri, SMP Negeri 8 Karawang Barat masih
dalam proses perkembangan untuk menjadi sekolah yang dapat diunggulkan di Kabupaten

1
Karawang. Bangunan SMPN 8 Karawang Barat pada saat ini terdiri dari ruang kantor,
meliputi ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, 21 ruang kelas, ruang
Laboratorium IPA, dan Laboratorium TIK, mushola, Ruang Osis dan pada tahun 2020/2021
memiliki 800 peserta didik yang berasala dari desa/kelurahan sekitar sekolah.
Pada tahun pelajaran 2017/2018, SMPN 8 Karawang Barat menggunakan kurukulum
2013 untuk kelas 7-8 dan kurikulum 2006 untuk kelas 9. Proses pembelajaran masih sering
dilakukan secara klasikal sehingga prestasi akademik yang diraih oleh peserta didik belum
memenuhi standar nasional karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh
setiap mata pelajaran masih di bawah 65%.
Sementara pembiayaan Pendidikan di SMPN 8 Karawang Barat juga masih rendah.
Sumber dana pada saat ini hanya berasal dari Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan
Anggaran Rutin APBD yang jumlahnya masih kecil. Hal ini menyebabkan pelayanan sekolah
terhadap perkembangan bakat dan minat siswa belum dapat terpenuhi secara optimal.
Dari segi ketenagaan SMPN 8 Karawang Barat pada saat ini masih kekurangan tenaga
baik tenaga edukatif maupun tenaga administratif. Saat ini baru memiliki 11 orang PNS 20
Honorer.
Pemanfaatan dan pemberdayaan simber daya yang tersedia mesih belum optimal. Hal
ini belum dilaksanakannya manajemen pengelolaan yang baik akibat kurang komunikasi dan
iformasi dalam pelaksanaan manajemen sekolah.
Membandingkan hal tersebut di atas, untuk meningkatkan potensi di atas dengan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki sekolah, maka sangat diperlukan upaya dan kerja
keras dari semua pihak secara bersinergi dan berkseinambungan untuk mewujudkan visi dan
misi sekolah yang diharapkan.
Karena itu sejak diangkat menjadi kepala sekolah SMPN 8 Karawang Barat berdasarkan
surat keputusan Bupati Karawang nomor xxx tahun 2017 tanggal 06 Juni 2017 mencoba
untuk menerapkan manajemen sekolah yang diberi nama Manajemen Planning, Organizing,
Actuating, Facilitating and Controling (Manajemen PLANORAFASICON) yang melibatkan
tidak hanya sumber daya internal sekolah namun juga seluruh lingkungan dan stakeholder
yang ada.

2
1.2 Rumusan Masalah
Secara singkat rumusan masalah best practice ini adalah “Apakah dengan manajemen
Planorafasicon dapat meningkatkan potensi sekolah menuju harmoni dan prestasi di SMPN 8
Karawang Barat?”

1.3 Tujuan
Tujuan menerapkan Manajemen Planorafasicon yang dilakukan adalah:
1) Untuk meningkatkan potensi sekolah menuju harmoni dan prestasi
2) Untuk menyatukan persepsi tentanh visi dan misi sekolah dalam mewujudkan sekolah
yang berprestasi.
3) Meningkatkan prestasi sekolah baik dalam bidang akademik maupun non akademik.
4) Meningkatkan motivasi guru, siswa, dan warga sekolah lainnya untuk melakukan yang
terbaik bagi sekolah.

1.4 Manfaat
Manfaat meningkatkan potensi sekolah menuju harmoni dan prestasi ini adalah:
1) Bagi guru dan siswa
a. Selalu memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi sehingga selalu bersemangat dan
optimis dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
b. Dapat meraih prestasi yang maksimal baik secara individu maupun kelompok sehingga
menjadi kebanggaan dan memperoleh kepuasan.
2) Bagi sekolah
a. Dapat melaksanakan program untuk mencapai visi dan misi secara optimal.
b. Menciptakan suasana kehidupan yang lebih baik dengan potensi dan prestasi yang
tinggi dari segenap warga sekolah.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Potensi
Potensi berasal dari bahasa latin yaitu potentia yang artinya kemampuan. Menurut
ensiklopedia Indonesia (1997:358) potensi adalah kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan. Potensi adalah sumber yang sangat besar yang belum
diketahui dan yang belum diberikan pada waktu manusia lahir di dunia ini. Potensi adalah
kemampuan yang belum dibukakan, kuasa yang tersimpan, kekuatan yang belum tersentuh,
keberhasilan yang belum digunakan, karunia yang tersembunyi atau dengan kata lain
potensi adalah kemampuan atau kekuatan atau daya, dimana potensi dapat merupakan
bawaan atau bakat dan hasil stimulus atau latihan dalam perkembangan (Abi Hafiz:
2013:12). Sedangkan dalam KBBI (2008:1096) potensi adalah kemampuan, kekuatan,
kesanggupan, daya yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Dalam kamus
ilmiah, potensi diartikan sebagai kekuatan, kesanggupan, kemampuan, kekuatan, pengaruh,
daya dan kefungsian (Farida Hamid: 2013:504).
Potensi bisa dikatakan sebagai kemampuan atau semacam kekuatan yang belum
dikembangkan secara optimal. Sehingga pada dasarnya potensi menjadi istilah yang bersifat
universal yang kerapali dikaitkan dalam konteks yang beragam, misalnya dikaitkan dengan
kemampuan diri, yang akhirnya memunculkan istilah potensi diri yang mengacu pada
kemampuan manusia yang belum digali dan digunakan secara optimal.
Potensi diri itu sendiri ada bermacam-macam bentuknya, diantaranya yaitu potensi
berpikir, potensi emosi, potensi fisik, potensi sosial, potensi mental intelektual, potensi,
mental spiritual, potensi daya juang. Istilah potensi juga bisa dikaitkan dengan kekayaan
sumber daya alam yang terdapat di suatu wilayah, sehingga memunculkan istilah potensi
sumber daya alam, misalnya potensi sumber daya alam Indonesia yang merupakan negara
yang bisa dibilang Gemah Ripah Lohjinawe.
Dari beberapa pengertian di atas, potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar
yang terpendam dan dapat dirasakan hasilnya setelah kemampuan itu dikembangkan.
Dengan kata lain bahwa potensi adalah kemampuan yang memiliki berbagai kemungkinan
atas harapan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut, baik itu berupa kekuatan, daya, atau

4
berupa kesanggupan yang didapatkan oleh masyarakat secara langsung ataupun
melalui proses sosial dan interaksi sosial yang panjang.

2.2 Pengertian Harmoni


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia harmoni berarti selaras atau serasi (KBBI,
2011:156). Harmoni dalam kehidupan merupakan suatu keadaan di mana setiap orang dapat
saling merangkul bersama di setiap masalah, sehingga terjadi keselarasan hidup guna
mencapai kebahagiaan bersama. Pentingnya harmoni (damai) tidak dapat dipisahkan dari
kesadaran bahwa semua manusia hidup dalam era global, karena itu apa yang terjadi di
satu bagian individu sekolah akan mempengaruhi individu lainnya. Membangun dan
memelihara keharmonisan (perdamaian) membutuhkan kebersamaan setidaknya dalam tiga
aspek: tujuan bersama (mutual goals), pencapaian tujuan yang saling menguntungkan
(mutual benefits from achieving goals) dan saling menguatkan identitas (mutual identity).
Ketiga jenis saling ketergantungan yang positif perlu dilembagakan dalam institusi ekonomi,
politik dan pendidikan masyarakat (Law, 2009:1).
Harmoni (damai) bukan sekedar tidak adanya kekerasan tetapi juga membutuhkan
semangat adalah toleransi, pengertian, dan menghormati perbedaan dan semua itu
bermuara pada cinta. Perdamaian dapat dibudidayakan melalui pelatihan pikiran untuk
mengendalikan keinginan, mengembangkan toleransi dan menghormati perbedaan,
kepedulian dan cinta untuk orang lain, dan bergerak dari kompetisi (competition) menjadi
kerjasama (cooperation). Perdamaian dapat “diistalkan” melalui pendidikan dengan
meningkatkan kesadaran peduli terhadap orang lain yang lebih daripada sekedar perhatian
terhadap diri sendiri. Demikian juga dengan menghadirkan kebahagiaan, menjaga
kesehatan, ekonomi yang baik, keadilan sosial, kebebasan berekspresi, dan juga dukungan
kreatif untuk pertumbuhan pribadi di semua tingkatan adalah beberapa elemen perdamaian
(Johnson & Johnson, 2011: 149).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa harmoni adalah suatu keadaan yang
menggambarkan kehidupan aman, damai, tentram berdasarkan nilai-nilai keselarasan dalam
lingkungan tertentu.

5
2.3 Penegrtian Prestasi
Pengertian prestasi menurut beberapa ahli yang dimuat dalam laman
http://www.gurupendidikan.co.id adalah hasil dari seseorang dalam kegiatan pembelajaran,
dan hasil yang dicapai atau hasil yang telah dicapai. Sedangkan menurut WS Winkel dalam
laman yang sama, prestasi adalah hasil dari pembelajaran yang ditampilkan oleh siswa
berdasarkan kemampuan internal yang diperoleh sesuai dengan tujuan instruksional. Ada
beberapa prestasi yang dapat dicapai oleh sekolah di antaranya: a) prestasi belajar, hasil
yang diperoleh atas usaha untuk belajar, misalnya di kelas menjadi juara kelas setiap tahun;
b) prestasi kerja, hasil yang diperoleh dari usaha kerja yang telah dilakukan, misalnya
promosi kerja keras mereka selama bertahun-tahun; c) prestasi seni, hasil yang diperoleh
dalam bidang seni; d) prestasi olahraga, hasil yang diperoleh untuk kerja keras dalam usaha
bidang olahraga; e) prestasi sekolah, prestasi yang diperoleh atas usaha dan kerja keras,
kerja sama pada pelaksanaan program yang telah ditetapkan sekolah, misalnya ketercapaian
dalam 8 SNP.

2.4 Pengertian Manajemen dan Manajemen Berbasis Sekolah


Beberapa definisi manajemen yang dikemukan oleh para ahli sebagaimana termuat
dalam laman www.artikelsiana.com/2015/08 adalah:
1. Manullang, manajemen adalah seni dan ilmu pencatatan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, pengawasan terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. John D. Millet dalam bukunya yang berjudul Management in Public Service bahwa
pengertian manajemen adalah proses dalam memberikan arahan pekerjaan kepada
orang-orang dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan.
3. Pengertian Manajemen menurut Harold Koontz dan Cyrill O’Donnel dalam bukunya The
Principles of Management adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan
yang lain, dan
4. Menurut Henry Fayol, dalam bukunya General Industrial Management bahwa manajemen
adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

6
menggerakan sumber daya manusia dan mengandakan penegndalian dalam rangka
mencapai tujuan.
Sekolah sebagai suatu bentuk organisasi tentu juga menerapkan manajemen
organisasi dalam pengelolaannya yang lebih dikenal dengan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS), yang dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi
(kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar kepada sekolah, memberikan
fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua
siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya, untuk meningkatkan mutu
sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan kewenangan dan tanggung jawab
untuk mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan
tuntutan sekolah serta masyarakat atau stakeholder yang ada.
Salah satu alasan penerapan MBS adalah untuk membuat kebijakan atau keputusan
sekolah lebih dekat dengan stakeholders sehingga hasilnya benar-benar mencerminkan
aspirasi stakeholders. Untuk itu, MBS mensyaratkan adanya pasrtisipasi aktif dari semua
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah (stakeholders), baik warga
sekolah seperti guru, kepala sekolah, siswa, dan tenaga-tenaga kependidikan lainnya,
maupun warga di luar sekolah seperti orang tua siswa, akademisi, tokoh masyarakat, dan
pihak-pihak lain yang mewakili masyarakat.

2.5 Manajemen Planning, Organizing, Actuating, Facilitating and Controling


(Planorafasicon)
POAC merupakan sebuah prinsip manajemen organisasi yang pertama kali
diperkenalkan oleh George R. Kelly, yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling. Lalu apa kaitan prinsip manajemen organisasi dengan manajemen Berbasis
Sekolah Planorafasicon. Masih banyak yang belum memahami bahwa dibalik kesuksesan
sebuah sekolah adalah sebuah organisasi yang baik. Sebuah sekolah sendiri tidak akan
pernah ada atau berjalan tanpa adanya organisasi. Jadi, sebelum kita lompat ke manajemen
Planorafasicon, akan sangat membantu kalo kita sudah memiliki manajemen organisasi yang
sempurna.

7
1) Planning
Planning merupakan sebuah proses menyusun suatu kerangka kerja yang objektif guna
untuk mengejar tujuan yang ingin dicapai sekolah. Dalam membuat sebuah perencanaan
yang perlu dibahas adalah tujuan/goal sekolah dan upaya yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Membuat keputusan juga merupakan bagian dalam
proses planning. Keputusan yang diambil harus memperhatikan masa depan dan setiap
keputusan yang dibuat harus berhubungan dengan tujuan yang ingin dikejar atau
mendukung dalam mencapai tujuan. Proses planning penting karena berperan dalam
menggerakkan seluruh fungsi manajemen dalam sebuah sekolah. Dengan memiliki sebuah
rencana, setiap individu (warga sekolah) atau organisasi jadi memiliki arah yang jelas, dan
bisa membantu mengeliminasi hal-hal yang tidak penting atau kurang membantu dalam
mencapai tujuan bisnis.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat sebuah
perencanaan, yaitu SMART:
a. Specific; perencanaan harus jelas maksud dan tujuannya, juga resource yang diperlukan.
b. Measurable; rencana harus bisa diukur kesuksesannya.
c. Achievable; rencana yang dibuat harus masuk diakal, bukan merupakan sebuah angan-
angan, dan dapat dicapai.
d. Realistic; dalam membuat rencana, kita perlu berpikiran realis. Sama dengan poin
sebelumnya, rencana yang dibuat harus sesuai dengan keadaan sekolah.
e. Time; setiap membuat rencana, pastinya kita harus menentukan batas waktu kapan
rencana tersebut harus dimulai dan diselesaikan. Hal ini penting karena sebuah rencana
akan selalu menjadi rencana jika tidak dijalankan, dan berguna untuk mengevaluasi cara
kerja atau hasil dari rencana tersebut.

2. Organizing
Setelah merencanakan semua hal yang dibutuhkan, selanjutnya adalah proses
mengatur tim atau bidang, mengatur jadwal kerja, juga mengelompokkan tiap individu
sesuai kemampuannya. Organizing akan menuntut suatu usaha untuk memanfaatkan segala
sumber daya yang dimiliki, khususnya sumber daya manusia, dalam upaya mengubah

8
rencana ke dalam bentuk aksi yang nyata. Proses ini menghasilkan pembagian tugas atau tim
dengan tugas spesifik.
Hasil dari perencanaan yang telah dibuat perlu diteruskan ke grup yang lebih besar,
dimulai dari bidang-bidang yang ada di sekolah. Tiap bidang akan memiliki tugas masing-
masing untuk mengimplementasikan konsep dasar usaha, termasuk segala keperluannya.
Dengan distribusi konsep yang tepat, tiap bidang dalam struktur sekolah diharapkan dapat
menjalankan rencana sesuai prosedur dan secara sistematis. Banyaknya individu di tiap
bidang harus berdasarkan kebutuhan. Kurangnya personil untuk tiap bidang bisa
menyebabkan masalah, tapi hal yang sama juga bisa terjadi jika terlalu banyak personil yang
terlibat.
Di tiap bidang pastinya ada satu penanggungjawab terhadap tugas, otoritas,
dan jobdesc yang berbeda. Makin tinggi posisi yang dipegang, makin besar tanggung jawab,
tugas, dan otoritas yang dimiliki. Prinsip dasar pengelolaan ini akan menjaga sekolah tetap
berjalan sesuai alur yang direncanakan di awal dengan membagi tugas ke tiap bidang sesuai
dengan keahliannya. Peran pimpinan juga jadi lebih krusial karena harus mampu
memastikan tim bekerja secara efektif dan memastikan rencana yang sudah ada berjalan
mulus.

3. Actuating
Mengimplementasi rencana ke dalam bentuk aksi menjadi langkah penting untuk
mencapai sukses dalam sekolah. Dalam hal ini, tiap bidang diharapkan untuk mulai bisa
mengerjakan tugasnya sesuai deskripsi pekerjaan masing-masing dengan mengaktualisasi
ide dasar/rencana sekolah yang sudah diberikan. Dengan rencana matang dan proses
aktualisasi yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, sistem manajemen bisa
berjalan dengan halus. Tapi untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kerja keras, kerja cerdas,
dan kerja sama. Semua bidang harus seirama dalam mengeksekusi rencana.
Dalam pengertian lain, aktualiasi merupakan bagian dari misi. Sedangkan rencana yang
dibuat menjadi bagian dari visi. Mengaktualisasi rencana kerja harus sesuai program kerja
yang sudah disiapkan sebelumnya. Tentu saja dalam praktiknya pasti akan ada yang berubah
sesuai situasi yang berlangsung. Tiap bidang dan individu yang tergabung pada suatu sekolah
harus bekerja sesuai dengan tugas yang dibebankan, termasuk fungsi dan peran yang

9
diemban. Keahlian dan kompetensi dari tiap individu akan sangat krusial dalam proses
aktualisasi ide.
Aktualisi merupakan proses implementasi rencana. Tanpa ada satu aksi yang nyata,
rencana hanya akan menjadi sekedar imajinasi belaka, atau mimpi yang tak pernah menjadi
nyata.

4. Facilitating
Facilitating adalah sebuah fungsi, tugas, atau serangkaian kegiatan yang harus
dilakukan agar suatu organisasi dapat memenuhi tujuannya, fungsi organisasi yang
mengintegrasi sumber daya manusia tempat, dan proses untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas sekolah. Dalam hal ini adalah sarana dan prasarana.
Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan, meliputi
perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi, dan pengawasan dan
pemeliharaan, serta penghapusan. Proses-proses ini penting dilakukan agar pengadaan
sarana prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaan.
Fasilitas sekolah masih termasuk salah satu aspek yang perlu diperhatikan di lembaga
pendidikan di Indonesia. Di beberapa sekolah tertentu, fasilitas sekolah masih belum ikut
berkembang dengan kemajuan teknologi, bahkan di pedesaan masih banyak fasilitas sekolah
yang jauh dari kata layak. Padahal, fasilitas sekolah peranannya sangat penting dalam
mendukung kegiatan belajar mengajar (KBM). Fasilitas sekolah yang dimaksud adalah sarana
dan prasarana yang digunakan oleh semua pihak yang ada di sekolah, baik guru, murid,
kepala sekolah, maupun TU.
Jadi bukan hanya untuk guru dan murid saja, fasilitas sekolah bisa berpengaruh
terhadap kualitas sekolah dan pembelajaran. Prasarana adalah alat yang secara tidak
langsung membantu untuk mencapai tujuan dalam pendidikan, seperti lokasi, gedung
sekolah, lapangan olahraga, uang dan lain-lain. Sementara sarana artinya alat langsung
untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya; papan tulis, buku, laboratorium, perpustakaan
dan lain-lain.

5. Controlling

10
Controlling merupakan aksi yang dilakukan untuk memastikan alur kerja sekolah
berjalan sesuai rencana. Bahkan empat poin di atas (planning, organizing, actuating, dan
fasilitating) tidak akan berjalan sempurna tanpa ada kontrol yang layak. Dalam hal ini,
mengontrol bisa dimaknai sebagai aktivitas menjaga sekolah supaya tetap eksis. Mengontrol
semua proses aktualisasi termasuk aspek penting dalam manajemen yang ideal. Tujuan
utama controlling adalah untuk menjaga semua proses berjalan sesuai apa yang
direncanakan.
Kontrol yang dimaksud merupakan tugas utama dari pemimpin atau koordinator tiap
bidang. Kontrol umumnya mencakup semua aspek, termasuk aktivitas sekolah yang sedang
berjalan, kenyamanan semua individu yang terlibat, waktu yang diperlukan tiap bidang, juga
lainnya. Tujuan dari kontrol yaitu memastikan bahwa semua aktivitas yang dilakukan dalam
sekolah sesuai dengan kerangka kerja yang dibuat berdasarkan konsep dasar. Jika suatu saat
muncul masalah di luar rencana, pemimpin harus mampu memberi solusi, tentunya masih
mengacu dengan rencana kerja. Hasil akhirnya adalah semua aktivitas yang dikerjakan akan
memberi hasil maksimal.
Pada proses kontrol ini, peran pemimpin sangat penting, terlebih saat dituntut
mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Manfaat penting lainnya dari controlling adalah
kemampuan melihat potensi penyimpangan yang terjadi selama sekolah berjalan, baik
dalam proses perencanaan, implementasi, dan organisasi. Semakin cepat sebuah
penyimpangan/masalah dikoreksi, diantisipasi dan disesuaikan, maka hasil akan menjadi
lebih maksimal dan efisien.

11
BAB III
METODE PELAKSANAN
3.1 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Best practice dengan judul Mengubah Potensi Sekolah Menuju Harmoni Dan Prestasi
Melalui Penerapan Manajemen Planorafasicon Di SMPN 8 Karawang Barat mulai ditepakan
sejak tanggal 27 September 2017 bersamaan dengan mulai bertugasnya Penulis sebagai
Kepala Sekolah di SMPN 8 Karawang Barat sesuai SK Bupati Karawang Nomor: ........... secara
berkesinambungan dan dilakukan evaluasi secara berkala pada akhir semester dan akhir
tahun pembelajaran sampai dengan akhir tahun 2018.
Tabel 1. Rencana Kegiatan dan Alokasi waktu
N Kegiatan Bulan
o
9 10 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
1 2 0 1
1 Melakukan sosialisasi
dan koordinasi
2 Menyusun instrumen
3 Melaksanakan
kegiatan
4 Evaluasi kegiatan
5 Tindak lanjut

2. Tempat Pelaksanaan

12
Best practice diterapkan di SMPN 8 Karawang Barat yang beralamatkan di SMPN 8
Karawang Barat jalan Pasirmalang Blok sibak kelurahan Karangpawitan Kecamatan Karawang
Barat kKabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat dengan kode pos 41315.

3.2 Prosedur Pelaksanaan


Best practice kepala sekolah ini adalah tulisan yang berisi praktik pengalaman terbaik
yang dilakukan kepala sekolah SMPN 8 Karawang Barat dalam bidang manajerial. Prosedur
pelaksanaan yang digunakan dalam best practice ini adalah metode deskriptif, dengan
menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi sebelum dan
sesudah kegiatan dilakukan. Dengan metode ini kepala sekolah berupaya menjelaskan data
yang dikumpulkan melalui kontak aspirasi, buku planorafasicon, komunikasi langsung atau
wawancara, observasi/pengamata, dan diskusi yang berupa persentase atau angka-angka.
Prosedur pelaksanaan Best Practice Mengubah Potensi Sekolah Menuju Harmoni Dan
Prestasi Melalui Penerapan Manajemen Planorafasicon Di SMPN 8 Karawang Barat, yakni:
1. Perencanaan
Tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengubah potensi menjadi harmoni dan
prestasi yang dilakukan. Proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan, dengan
memilih yang lebih terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Dengan kata lain
perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-
tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program dari
alternatif-alternatif yang ada.
Prosedurnya yaitu dengan melakukan: a) sosialisasi kepada guru dan staf melalui rapat
rutin yang dilaksanakan setiap Senin pagi, b) melakukan sosialisasi kepada siswa pada saat
pelaksanaan upacara dan kegiatan rutin lainnya, c) memberikan sosialisasi kepada
masyarakat dan stakeholder secara langsung setiap ada kegiatan atau pertemuan, d)
menyiapkan instrumen/sarana pendukung pelaksanaan manajemen Planorafasicon
berupa: buku Planorafasicon, kotak aspirasi, buku tamu, agenda rapat dan lain-lain.
2. Pelaksanaan
Berupa pelaksanaan untuk menerapkan manajemen Planorafasicon dalam berbagai
bentuk
partisipasi ide, kritik, saran, masukan, dan solusi yang diberikan dengan cara:

13
a) Planning, menentukan tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan
datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
b) Organizing, mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
c) Actuating, Mengimplementasi rencana ke dalam bentuk aksi menjadi langkah penting
untuk mencapai sukses dalam sekolah.
d) Fasilitating, memanfaatkan fasilitas yang ada sebaik mungkin untuk keperluan
sekolah.
e) Controlling, mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan menentukan sebab-sebab
penyimpangan dan pengambilan tindakan-tindakan korelatif.

3. Observasi
a) Planning,
Proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang lebih
terbaik dari alternatif-alternatif yang ada.
b) Organizing,
Suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam
aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Menempatkan orang-orang pada
setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang
yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktifitas-aktifitas tersebut. Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan
hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka
dapat bekerja sama secara efesien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan
pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
c) Actuating
mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk
mencapai tujuan. Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai
dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian
d) Fasilitating,

14
Pemanfaatan fasilitas yang ada sebaik mungkin. Sarana dan prasarana pendidikan
mampu memperjelas kebutuhan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Kegiatan balajar akan berjalan dalam proses yang terarah dan mencapai tujuannya,
jika dalam proses belajar mengajar itu tersedia sarana dan prasarana memadai yang
diperlukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajarnya.
e) Controlling
Proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan agar sesuai dengan
ketetapan-ketetapan dalam rencana. Pengendalian adalah pengukuran dan
perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah
dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terlaksanakan.

4. Refleksi
Kepala sekolah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil refleksi ini, bersama manajemen sekolah melaksanakan inovasi dan
perbaikan terhadap program dan tindakan yang telah disusun dan dilaksanakan agar sesuai
dengan kondisi yang diharapkan.
Alur Best Practice dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Alur best Practice


15
3.3 Cara Pemecahan Masalah
Hasil penerapan Planorafasicon dalam kurun waktu tertentu, satu minggu atau satu
bulan direkapitulasi dan dipilah dengan kategori sebagai berikut: 1) Permasalahan 2)
perencanaan Kegiatan, 3) Pelaksanaan Kegiatan, 4) Observasi hasil Kegiatan, 5) Refleksi atas
Tindak lanjut, 6) Inovasi dan Perbaikan Program dan Tindakan yang telah disusun dan
dilaksanakan.
1. Planning
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan
tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi
segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa
depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan
melakukannya”. Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena
setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting
karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya,
setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi.
2. Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber
daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan
dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi
pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak
untuk mengerjakan beberapa tugas. Aspek utama lain dari organizing adalah
pengelompokan kegiatan ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya
kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas
kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang terkadang
diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.
3. Actuating
Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan
organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing.
Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga

16
tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah
menjadi kenyataan.
4. Facilitating
Fokus pada pengembangan dan pengelolaan proses yang efektif yang membantu
kelompok mencapai hasil yang mereka kehendaki. Peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, 
5. Controling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan
antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang
signifikan antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan
yang sifatnya mengoreksi. Misalnya meningkatkan periklanan untuk meningkatkan
penjualan. Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi,
melihat hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang
manajer akan kembali pada proses planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu yang
baru, berdasarkan hasil dari controlling
Tindak lanjut hasil Planorafasicon ada yang langsung ditangani kepala sekolah namun
sebagian juga ditindaklanjuti oleh wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, Tenaga Administrasi
(TAS) dan tenaga kependidikan lainnya.

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Awal
Dari hasil pengamatan yang kepala sekolah lakukan sejak pertama bertugas di SMPN 8
Karawang Barat dan hasil wawancara, perbincangan dan diskusi dengan Kaur Tata Usaha,
Wakil Kepala Sekolah, Pembantu Kepala Sekolah, Dewan Guru, Siswa serta Komite Sekolah
termasuk dengan pengawas pembina, kondisi sekolah dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Guru dan Tenaga Kependidikan
a) Jumlah guru yang dimiliki 25 oang terdiri 21 orang PNS dan 4 orang non PNS.
b) Jumlah tenaga kependidikan 6 orang terdiri dari 1 orang PNS dan 5 orang non PNS.
c) Kekurang tenaga guru matematika, IPS, Seni Budaya, dan TIK
2. Data Siswa
a) Siswa berjumlah 491 orang terdiri dari 14 rombel.
b) Rata-rata jumlah siswa kelas VIII: 41 orang/kelas
3. Prestasi Sekolah
a) Prestasi siswa
Tabel 2. Prestasi Siswa

18
Jenis Prestasi Tingkat Jumlah Prestasi
Kabupaten Provinsi Nasional
Akademik - - - -
Bahasa/sastra - - - -
Olahraga & Seni 3 - - 3
Pramuka 1 - - 1

b) Prestasi guru
Tabel 3. Prestasi Guru
Jenis Prestasi Tingkat Jumlah Prestasi
Kabupaten Provinsi Nasional
Akademik - - - -
Bahasa/sastra - - - -
Olahraga & Seni 3 - - 3
Pramuka 1 - - 1

4. Sarana dan Prasarana Sekolah


a) Kondisi sarana dan prasarana sekolah banyak yang rusak dan tidak layak pakai.
b) Kekurangan alat pembelajaran seperti komputer, alat kesnian, buku pelajaran, dan
lain-lain.
c) Alat pembelajaran yang ada kurang dimanfaatkan secara optimal.
5. Manajemen Sekolah
a) Kedisiplinan dan kinerja guru dan TAS
 Kedisiplinan guru sangat kurang, sering datang terlambat, lambat masuk kelas,
keluar sebelum waktunya.
 Adminitrasi mengajar guru dan adminitrasi tugas tambahan lainnya sering tidak
dibuat dan tidak lengkap.
 Pembagian tugas guru tidak optimal, sehingga hasil kerja dan hubungan personal
antar guru kurang harmonis.
 Motivasi guru dalam pelaksanaan tugas rendah.
 Hubungan sosial guru dan TAS rendah dan kurang terkoordinasi.
 Aktivitas dan frekuensi guru mengikuti kegiatan perlombaan dan pertandingan
sangat kurang.
b) Kedisiplinan dan prestasi siswa

19
 Kedisiplinan siswa rendah, sering datang terlambat, bolos, tidak sekolah tanpa
keterangan.
 Tingkat kenakalan siswa tinggi, bullying, pemerasan, berkelahi, dan pelecehan.
 Sopan santun siswa terhadap guru dan sesama teman rendah.
 Aktivitas siswa mengikuti kegiatan perlombaan dan pertandingan rendah.
 Kegiatan ekstra-kurikuler belum banyak dan tidak berjalan dengan optimal bagi
yang sudah ada.
c) Ketertiban administrasi sekolah
 Program kerja sekolah, RKS belum disusun secara prosedural.
 Dokumen kurikulum belum disusun secara prosedural dan belum didokumentasikan
dan diarsipkan secara lengkap dan teratur.
 Program dan dokumen perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sekolah belum
berjalan dan tersusun dengan baik.

4.2 Proses Pelaksnaan


1. Pelaksanaan
a) Planning
Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan
memilih dan menetapkan segala aktifitas dan sumberdaya yang akan dilaksanakan dan
digunakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di masa
depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan
aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal.
Tahap-tahap perencanaan:
a) Perumusan tujuan, pada tahap ini penyususn perencanaan harus merumuskan tujuan
yang hendak di capai di masa yang akan datang.
b) Perumusan kebijaksanaan, yakni merumuskan bagaiaman usaha untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan dalam bentuk tindakan-tindakan yang terkoordinir
terarah dan terkontrol.

20
c) Perumusan prosedur, yakni menentukan batas-batas dari masing-masing komponen
(sumber daya).
d) Perencanaan skala kemajuan, merumuskan standar hasil yang yang akan diperoleh
melalui pelaksanaan aktivitas pada waktu tertentu.
e) Perencanaan bersifat menyeluruh, maksudnya setelah tahap a s/d d dirumuskan
dengan baik.
Persyaratan yang dimaksud terdiri dari :
a. Harus didasarkan pada tujuan yang jelas, maksudnya semua komponen perencanaan
dikembangkan dengan berorientasi pada tujuan yang jelas.
b. Bersifat sederhana, realistis, dan praktis, maksudnya perencanaan yang dibuat tidak
bersifat muluk-muluk.
c. Terperinci, maksudnya harus memuat segala uraian dan klasifikasi rangkaian tindakan
yang akan dilaksanakan.
d. Memiliki fleksibilitas artinya perencanaan yang dibuat tidak bersifat kaku.
e. Terdapat perimbangan antara unsur atau komponen yang terlibat dalam pencapaian
tujuan
f. Diupayakan adanya penghematan sumber daya serta kemungkinan diadakannya
sumber daya tersebut di masa-masa aktivitas sedang berlangsung.
g. Diusahakan agar tidak terduplikasi dalam pelaksanaan.

b) Organizing
Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam kerja sama di sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang
akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian
dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya
sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan
mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan.
Efesiensi dalam pengorganisasian adalah pengakuan terahadap sekolah- sekolah
pada penggunaan waktu dan uang dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai
tujuan, yaitu alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber daya sekolah.

21
c) Actuating
Penggerakan merupakan aktualisasi dari perencanaan dan pengorganisasian secara
kongkrit. Perencanaan dan pengorganisasian tidak akan mencapai tujuan yang ditetapkan
tanpa adanya aktualisasi dalam bentuk kegiatan. Singkatnya actuating mencakup kegiatan
yang dilakukan seorang yang ditetapkan manager untuk mengawali dan melanjutkan
kegiatan yang telah di tetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar
tujuan-tujuan dapat tercapai.
Adapun hal-hal dalam melaksanakan fungsi penggerakan dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
a) Menjelaskan dan mengkomunikasikan tujuan yang hendak dicapai.
b) Menyelenggarakan pertemuan yang dapat menstimulus kerja bawahan.
c) Mengajak untuk bekerja semaksimal mungkin guna mencapai standar operasional.
d) Mengembangkan potensi guna merealisasikan kemungkinan hasil yang maksimal

d) Facilitating
Fasilitas merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Sebab hampir seluruh sendi kehidupan memerlukan fasilitas. Dilihat dari sudut
pandang yang lain fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsinya. Arti
bahwa fasilitas  adalah kemudahan. Fasilitas adalah segala sesuatu yang berupa benda
maupun uang yang digunakan untuk memudahkan dan  memperlancar suatu usaha yang
dilakukan.
Adapun hal-hal dalam melaksanakan fungsi facilitating dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
a) Fasilitas fisik adalah sesuatu yang berupa benda atau dapat di bedakan, yang
mempunyai peran yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha.
b) Fasilitas uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan suatu kegiatan
sebagai akibat dari ''nilai uang".

e) Controling

22
Proses pengawasan mencatat perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan
manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk
mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, roda
organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.
Penampilan mengindikasikan bahwa secara langsung berhubungan dengan strategi
sekolah (seperti input siswa, mutu pengelola, mutu lulusan, respon masyarakat, dan
seterusnya. Mungkin biasa menyediakan sinyal peringatan awal dari perjalanan panjang
yang efektif. Pengawasan strategi sekolah sering disebut “pengawasan strategi”. Sebab
fokusnya pada kegiatan yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan strategi, sehingga
menjadi sekolah lebih bermutu. Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan
mengetahui realisasi perilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan
sesuai yang dikehendaki, dan dari hasil pengawasan apakah dilakukan perbaikan.
Kenyataan menunjukkan, pengawasan dalam institusi pendidikan dilihat dari
praktek menunjukkan tidak dikembangkan untuk mencapai efektivitas, efesiensi, dan
produktifitas, tetapi lebih dititik beratkan pada kegiatan pendukung yang bersifat
progress checking, tentu saja hal yang demikian bukanlah jawaban yang tepat untuk
mencapai visi dan misi pendidikan. Yang ujung-ujungnya perolehan mutu yang kompetitif
menjadi tidak terwujud.
Prinsip-prinsip pengawasan yang perlu diperhatikan menurut Massie (1973:89)
adalah:
1) tertuju kepada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan.
2) pengawasan harus menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan
3) harus fleksibel dan responsive terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan
4) cocok dengan organisasi pendidikan misalnya organisasi sebagai system terbuka
merupakan control diri sendiri
5) bersifat langsung yaitu pelaksanaan control di tempat pekerja dan
6) memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personl pendidikan.
Sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut Oteng Sutisna (1983 : 203) menegaskan
bahwa tindakan pengawasan terdiri dari tiga langkah universal yaitu:
1. mengukur perbuatan atau kinerja

23
2. membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan
perbedaan-perbedaan jika ada dan,
3. memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan. Pengawasan manajemen
sekolah adalah usaha sistematis menetapkan standar prestasi (performance standard)
dengan perencanaan sasarannya guna mendesain system informasi umpan balik.
Membandingkan prestasi kerja dengan standar yang telah ditetapkan lebih dahulu
adalah penting, untuk menentukan apakah ada penyimpangan (deviation) dan mencatat
besar kecilnya penyimpangan, kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk
memastikan, bahwa semua sumber sekolah dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Pengawasan dan pengendalian sekolah dilakukan oleh kepala sekolah, pengawasan
layanan belajar harus dilakukan oleh supervisor, dan pengawasan layanan teknis
kependidikan dilakukan oleh tenaga kependidikan yang diberi wewenang untuk itu.
Pengendalian dan pengawasan penggunaan anggaran dalam penyelenggaraan sekolah
yang dapat dipergunakan untuk menjalankan operasi sekolah dan banyak metode
pengendalian yang mencakup anggaran belanja (budget), perhitungan rugi laba, dan
sarana-sarana keuangan lainnya agar pelaksanaan operasi sekolah dapat berhasil dengan
baik. Kualitas layanan belajar akan diawasi melalui metode pengawasan kualitas menurut
ilmu statistic dan ilmu pendidikan dalam pengukuran kemajuan belajar dan kinerja
sekolah secara keseluruhan. Kegiatan monitoring dan pengawasan adalah kegiatan untuk
mengumpulkan data tentang penyelenggaraan suatu kerja sama antara guru, kepala
sekolah, konselor, supervisor dan petugas sekolah lainnya dalam instituasi sekolah.

2. Hasil Penerapan Planorafasicon


Hasil yang diperoleh selama pelaksanaan Manajemen Planorafasicon bukanlah
merupakan hasil akhir, namun merupakan proses perkembangan dan kemajuan yang
terus berjalan secara berkesinambungan. Namun dari perbandingan antara kondisi awal
dan akhir dalam kurun waktu satu setengah tahun berjalan dapat diperoleh kemajuan
yang signifikan. Berdasarkan hasil rekapitulasi Planorafasicon dari berbagai sumber dapat
dijabarkan usulan, usulan, permasalahan, solusi, dan tindak lanjut serta hasil yang
didapatkan sebagai berikut.
1) Kegiatan Kesiswaan

24
Tabel 4. Kegiatan Kesiswaan
PLANORAFSICON Peningkatan belajar siswa
Penurunan tingkat kenakalan
Kedisiplinan siswa semakin meningkat
Penambahan jumlah siswa dari tahun ke tahun ajaran
Tindak Lanjut Menambah dan mengaktifkan kegiatan postif di sekolah
OSN, FLS2N, OLSN
Mengikut-sertakan siswa dalam perlombaan dan pertandingan
Hasil Siswa semakin banyak
Siswa sering mendapat juara-juara dalam ajang komisariat.
Tumbuhnya bakat-bakat siswa yang terpendam.
Dampak Dengan semakin beragamnya kegiatan yang diselenggarakan
dapat lebih menampung bakat dan minat peserta didik.
Bebrbagai prestasi yang diperoleh siswa dalam mengikuti
kegiatan meningkatkan motivasi dan semangat peserta didik
dalam mengikutinya.

2) Kegiatan Belajar Mengajar


Tabel 5. Kegiatan Belajar Mengajar
PLANORAFSICON Guru jarang masuk kelas karena mengajar bercabang
Guru sering tidak masuk kelas karena terlambat dan keluar
lebih dulu sebelum waktunya.
Kekurangan guru PNS dan Honor
Guru jarang membuat administrasi pembelajaran
Guru jarang ikut MGMP dan tidak aktif dalam kegiatan apapun
Tindak Lanjut Mengankat guru honor dan mengajukan usulan tambahan ke
dinas
Memberikan teguran dan pembinaan kepada guru yang krang
tertib dan disiplin
Mengadakan pembinaan pada guru, melaksanakan Supak dan
melengkapi fasilitas belajar
Memberikan kesempatan kepada guru untuk MGMP da
mengikuti perlombaan
Hasil Pengangkatan guru honor
Menerima mutasi guru PNS
Kedisiplinan guru dalam melaksanakan KBM meningkat
Adanya guru-guru juara OGN
Dampak Dengan telah tersedianya guru sesuai bidangnya dan
meningkatnya kedisiplinan guru, dan kelengkapan administrasi
pembelajaran PBM dapat berjalan lebih efektif
Termotivasi untuk guru ikut kegiatan-kegiatan MGMP dan
perlombaan

3) Sarana dan Prasarana Sekolah

25
Tabel 6. Sarana dan Prasarana Sekolah
PLANORAFSICON Atap ruang kelas yang bocor
Di dinding partisi kelas yang rusak
Siswa banyak keluar lingkungan sekolah, karena belum ada
pagar
Siswa banyak BAK dan BAB ke luar, karena WC siswa kotor dan
tidak ada air.
Sound sistem sekolah kurang bagus dan suaranya tidak
kedengaran.
Di sekolah tidak ada jaringan internet
Lingkungan sekolah kotor karena banyak sampah
Komputer sekolah untuk praktek kurang dan banyak yang
rusak
Sarana eskul kesenian dan tari tidak ada.
Banguan dan ruang kelas terbatas
Tindak Lanjut Memperbaiki sarana sekolah yang rusak ringan dengan dana
BOS.
Mengajukan proposal rehabilitas sekolah baik langsung ke
Dinas maupun Dapodik.
Pembelian Sound System melalui dana BOS dan sumbangan
wali murid.
Memperbaiki sumber air dan saluran air ke WC siswa

Hasil Memprogramkan piket lingkungan, pengadaan alat kebersihan


dan menyediakan bak penampungan air
Membuat WC baru.
Mengadakan lomba kebersihan antar kelas
Mengecet ruangan kelas
Mengajuak proposal bantuan pengadaan komputer dan alat
alat kesesnian
Membeli buku buku pegangan peserta didik.
Dampak Sarana sekolah yang rusak ringan telah diperbaiki.
Mendapat bantuan dana rehabilitas sekolah tahun 2018, 2019,
2020.
Mendapat bantuan alat alat TIK berupa tablet.
Mendapat bantuan pembuatan WC siswa
Mendapat bantuan pagar
Kebersihan lingkungan sekolah menjadi lebih baik
Dengan ruang belajar yang memadai, suasana pembelajaran
lebih baik dan berjalan efektif dan kondisi sekolah lebih indah
dan nyaman.
Dengan adanya pagar lingkungan dapat lebih mudah
mendisiplinkan siswa.

4) Manajemen Sekolah

26
Tabel 7. Manajemen Sekolah
PLANORAFSICON Kedisiplinan guru sangat kurang, sering datang terlambat,
lambat masuk kelas, keluar sebelum waktunya.
Administrasi mengajar guru dan administrasi tugas tambahan
lainnya sering tidak dibuat dan tidak lengkap
Pembagian tugas guru tidak optimal, sehingga hasil kerja dan
hubungan personal antar guru kurang harmonis
Hubungan sosial guru dan staf rendah dan kurang
terkoordinasi.
Aktivitas dan frekuensi guru mengikuti hubungan personal
Kegiatan perlombaan dan pertandingan rendah.
Kedisiplinan siswa rendah, sering datang terlambat, bolos,
tidak sekolah tanpa keterangan.
Tingkat kenakalan siswa tinggi, bullyng, pemerasan, berkelahi,
dan pelecehan.
Sopan santun siswa terhadap guru dan sesama teman rendah
Program kerja sekolah, RKS, dan RKAS belum disusun secara
prosedural.
Dokumen kurikulum belum disusun secara prosedural dan
belum didokumentasikan dan diarsipkan secara lengkap dan
teratur.
Program dan dokumen perencanaan kegiatan sekolah belum
berjalan dan tersusun dengan baik.
Tidak ada family gathering
Tindak Lanjut Memberikan pembinaan, nasihat, teguran kepada guru untuk
melaksanakan tugas dengan baik dalam setiap rapat singkat di
hari Senin setelah upacara.
Membuat kesepakatan untuk kegiatan sosial dan
kemasyarakatan.
Membuat dan menetapkan aturan tata tertib sekolah dengan
lebih tegas dan menguatkan pendidikan karakter melalui
kegiatan rutin sekolah
Menunjuk guru sebagai guru BK untuk meningkatkan
pembinaan siswa.
Pembuatan dan penyusunan program kerja dan kurikulum
sekolah melalui kegiatan Sekolah.
Merencanakan family gathering.
Hasil Kedisiplinan, kinerja dan hubungan sosial kekeluargaan guru
meningkat, dibuktikan dari hasil pengamatan supervisi
pelaksanaan KBM dan suasana kekeluargaan di sekolah.
Kedisiplinan siswa meningkat, dibuktikan dengan menurunnya
kasus perkelahian, membolos, dan tindak kriminal lainnya.
Adanya family Gathering ke Jogjakarta dua kali berturut turut.

27
Dari uraian di atas, perkembangan sekolah menuju ke sekolah yang berkualitas sudah
mulai terwujud dan sudah dirasakan dampaknya oleh komunitas sekolah. Namun hal itu
masih perlu dikembangkan dan membutuhkan proses yang akan memakan waktu, sumber
daya dan kerja sama dari semua pihak yang berperan baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mewujudkan SMPN 8 Karawang Barat menjadi sekolah yang berpotensi
harmoni dan prestasi.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Untuk mewujudkan SMPN 8 Karawang Barat menjadi sekolah yang berpotensi menuju
harmoni dan prestasi membutuhkan kerja sama dari berbagai elemen sekolah,
membutuhkan sumber daya dan sumber dana serta waktu yang relatif cukup lama.
Penerapan Manajemen Planning, Organizing, Actuating, Facilitating and Controling
(Manajemen Planorafasicon) yang melibatkan berbagai pihak untuk berpartisipasi, memberi
kritik dan solusi terbukti merupakan suatu cara yang dapat mempercepat peningkatan
potensi menuju harmoni dan prestasi di SMPN 8 Karawang Barat, yang ditunjukkan oleh
hasil prestasi akademik dan non-akademik selama dua tahun terakhir cenderung meningkat.

28
5.2 Saran
Penerapan manajemen Planorafasicon di SMPN 8 Karawang Barat agar lebih optimal
disarankan kepada seluruh warga sekolah dan warga masyarakat hendaknya dapat selalu
aktif berpartisipasi dalam memberikan kritik dan solusi untuk kemajuan pendidikan di
sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui wadah yang disediakan dan
prosedur yang sesuai. Kepada pemerintah dan stakeholder lainnya dapat memfasilitasi
dalam pengembangan sekolah meningat kemampuan sekolah yang sangat terbatas, jika
harus melakukan pengembangan sekolah secara mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas. 2017. Petunjuk Teknis Pembuatan Best Practice Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam
Kegiatan Pengembangan Profesi Kepala sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Ensiklopedi Indonesia. 1997. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Pakhi


Pamungkas.

29
http://www.abihafiz.wordpress.com.

Farida Hamid. 2014. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Surabaya: Apollo, tt.

Kemendiknas. 2010. Penelitian tindakan Sekolah. Jakarta: Kemendiknas .

Meity Taqdir Qodratillah dkk. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

www.artikelsiana.com/2015/08 diakses tanggal 13 Juni 2021 jam 10.43


www.ainamulyana.blogspot.com diakses tanggal 13 Juni 2021 jam 13.10.

30

Anda mungkin juga menyukai