PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
SEMESTER V REGULER
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang paru-paru dan dapat menginfeksi orang lain. Tuberkulosis
dapat ditularkan melalui udara saat penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin. Saat
ini, tuberkulosis paru masih menjadi salah satu pembunuh terbanyak di antara penyakit
menular lainnya di dunia (Abbas, 2017). Pada tahun 2017, WHO melaporkan bahwa
tuberkulosis paru menyebabkan sebesar 1,3 juta kematian di seluruh dunia. Lima negara
dengan insiden kasus tuberkulosis paru tertinggi yaitu India (27%), Cina (9%),
Indonesia (8%), Filipina (6%), dan Pakistan (5%). Penyakit tuberkulosis paru
merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah utama kesehatan
masyarakat terutama di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Indonesia menjadi
negara ketiga dengan angka kasus tuberkulosis paru yang tinggi setelah India dan Cina.
Berdasarkan laporan WHO tahun 2017, angka insiden tuberkulosis paru di
Indonesia sebesar 391 per 100.000 penduduk dan angka kematian sebesar 42 per
100.000 penduduk, sedangkan angka prevalensi tuberkulosis paru pada tahun 2017
sebesar 619 per 100.000 penduduk. Di Indonesia, pada tahun 2017 ditemukan jumlah
kasus tuberkulosis paru sebanyak 425.089 kasus. Jumlah tersebut diketahui lebih tinggi
dibandingkan semua kasus tuberkulosis paru yang ditemukan pada tahun 2016 yaitu
sebesar 360.565 kasus. Provinsi Bali menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang
memiliki angka kasus tuberkulosis paru yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari Profil
Kesehatan Provinsi Bali tahun 2019, diketahui bahwa jumlah kasus tuberkulosis paru di
Provinsi Bali mencapai 22.053 kasus. Dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali,
Kota Denpasar memiliki angka kasus tuberkulosis paru yang tertinggi yaitu sebesar
6.552 kasus yang tercatat dari sebelas Puskesmas yang ada di Kota Denpasar.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui pula bahwa Puskesmas II Denpasar Barat
merupakan Puskesmas di Kota Denpasar yang memiliki angka kasus tuberkulosis paru
yang tinggi yaitu sebesar 599 kasus di tahun 2020.
Faktor-faktor yang memengaruhi kejadian tuberkulosis paru meliputi: usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, kepadatan hunian, perilaku kebiasaan merokok,
dan riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis paru. Hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Fitriani (2013) menunjukkan adanya hubungan kejadian
tuberkulosis paru dengan faktor usia, kondisi lingkungan rumah, perilaku, dan riwayat
kontak dengan penderita TB paru. Penelitian yang dilakukan oleh Butiop HML, dkk.
(2015) juga menunjukkan ada hubungan kontak serumah dengan kejadian tuberkulosis
paru. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu perbedaan
karakteristik responden, tempat penelitian, dan waktu penelitian. Mengetahui faktor-
faktor yang memengaruhi kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat, bukan hanya menjadi tanggung jawab pasien atau penderita
tuberkulosis paru, namun diperlukan peran Puskesmas untuk mengetahui dengan jelas
mengenai faktor-faktor tersebut agar dapat melakukan intervensi yang cepat, tepat, dan
efektif.
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi kronis dan menular yang erat
kaitannya dengan individu atau masyarakat dan kondisi lingkungannya. Maka, dengan
mengetahui tingkat hubungan atau kemaknaan dari masing-masing faktor yang
memengaruhi kejadian tuberkulosis paru menjadi hal yang penting agar Puskesmas
dapat menentukan intervensi untuk menekan peningkatan kasus tuberkulosis paru,
karena berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas II Denpasar Barat, juga
diketahui bahwa program pencegahan tuberkulosis paru mengalami kesenjangan pada
tahun 2020 yaitu sebesar 48,5%. Berdasarkan data-data yang telah diuraikan tersebut
yang menjadi latar belakang dan dasar untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor
yang memengaruhi kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Barat. Dari penelitian ini akan diperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi kejadian tuberkulosis paru yang dapat digunakan oleh Puskesmas dan
masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan dan menekan peningkatan kasus
tuberkulosis paru pada tahun-tahun berikutnya.
Variabel Independen
Usia
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Variabel Dependen
Penyakit
Faktor Kondisi Lingkungan
Tuberkulosis Paru
Rumah
Kepadatan Hunian
Keterangan:
4.4. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita tuberkulosis paru yang
telah tercatat sebagai penderita tuberkulosis paru dari bulan Januari-Desember 2020 di
wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
4.5. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh penderita tuberkulosis
paru yang telah tercatat sebagai penderita tuberkulosis paru dari bulan Januari-Desember
2020 di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat yang sesuai dengan kriteria inklusi
sebagai berikut:
Kriteria Inklusi
Penderita tuberkulosis paru yang telah tercatat sebagai penderita tuberkulosis
paru di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
Penderita tuberkulosis paru yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat.
Penderita tuberkulosis paru yang tidak memiliki riwayat penyakit lainnya.
Penderita tuberkulosis paru yang masih melakukan pemeriksaan di Puskesmas
II Denpasar Barat.
Kriteria Eksklusi
Penderita tuberkulosis paru yang tidak bersedia menjadi responden.
N
n =
1+N(d)2
599
n =
1+599(0,05 ) 2
599
n =
1+ 599x0,0025
599
n =
1+1,4975
599
n =
2,4975
n = 239,839
n = 240
Keterangan:
n = jumlah sampel koreksi
N = besar populasi
d = derajat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5% (0,05)
Untuk besar sampel yang didapatkan sebenarnya berjumlah 240 responden,
namun untuk menghindari nonrespons, maka ditambahkan sebesar 5% sehingga besar
sampel akhir yaitu berjumlah 252 responden.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas. 2017. Monitoring of Side Effects of AntiTuberculosis Drugs (ATD) on The Intensive
Phase Treatment Of Pulmonary TB Patients In Makassar. Journal of Agromedicine and
Medical Sciences, 3(1):19–24.
Depkes RI, Ditjen PP dan PL. 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis dan
Standar Internasional Untuk Pelayanan Tuberkulosis.
Lemeshow S, Hosmer DW, Klar J. 1997. Adequacy of Sample Size in Health Studies. New york
University of Massacusette And Stephen K: Lwanga press.
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Nurjana, Made Agus. 2015. Faktor Risiko Terjadinya Tuberkulosis Paru Usia Produktif (15-49
Tahun) di Indonesia. Balai Litbang P2B2 Donggala.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Tuberkulosis di Indonesia.2.4-8
Tanggal Penelitian:
Nomor Responden:
Identitas Responden
Nama :
Usia :
5. Jika tidak, apakah salah satu dari keluarga Anda adalah perokok aktif?
□ Ya
□ Tidak
Riwayat Kontak dengan Penderita Tuberkulosis Paru
1. Apakah ada anggota keluarga yang menderita atau pernah menderita penyakit
tuberkulosis paru?
□ Ada
□ Tidak
2. Jika ada, apakah tinggal serumah atau pernah tinggal serumah dengan Anda?
□ Ya
□ Tidak