Anda di halaman 1dari 45

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

No. 01/FISIKA/X TITL/Gasal/2021

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
Sekolah :
Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis dengan percaya diri
SMK Negeri 7
Purworejo Memahami angka penting dan notasi ilmiah pada bidang teknologi dan rekayasa dengan percaya
diri
Kompetensi Dasar : Memahami konsep dimensi besaran dan besaran vektor dengan percaya diri
3.1 Menerapkan Disediakan peralatan, peserta didik akan dapat mendemonstrasikan tentang :
prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti
pengukuran besaran aturan angka penting dengan percaya diri
fisis, angka penting alat ukur panjang, massa dan waktu dengan percaya diri
dan notasi ilmiah pada
bidang teknologi dan
rekayasa LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
4.1 Melakukan Pendahuluan
pengukuran besaran Guru memberikan salam, memimpin do’a memulai pembelajaran, dilanjutkan menanya-
fisis dengan kan keadaan siswa dan mempresensi siswa;
menggunakan Guru mengatur kondisi kelas yang kondusif dan mempersiapkan materi pembelajaran;
peralatan dan teknik Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar, silabus serta tujuan yang
yang tepat serta akan dicapai dari kegiatan pembelajaran;
mengikuti aturan angka Guru bertanya sebagai apersepsi kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa
penting Kegiatan Inti
Pertemuan ke-1
Mata Pelajaran: Mengamati :
Fisika Melalui WA grup kelas guru mengingatkan peserta didik untuk segera bergabung ke
classroom
Materi Pokok: Guru menginformasikan ke peserta didik untuk mendownload file tugas yang telah dishare
Besaran dan satuan di LMS pada fitur penugasan
Menanya :
Kelas/Semester: Siswa mendapat tugas untuk menyatakan pengukuran besaran fisis
X /1 Mengumpulkan Informasi :
Siswa diminta menentukan besaran pokok dan turunan
Tahun Pelajaran: Siswa diminta menentukan pengukuran besaran fisis
2021/2022 Siswa diminta menentukan notasi ilmiah suatu pengukuran
Menalar :
Pertemuan : Siswa mendapat tugas untuk menentukan pengukuran panjang, massa dan waktu
1 dan 2 Mengomunikasikan :
Siswa mengerjakan tugas tersebut yang berisi tentang awalan satuan, notasi ilmiah, dan
Alokasi Waktu: membaca alat ukur..
Guru menginformasikan tugas diupload paling akhir sebelum pertemuan minggu depan.
2 x 2 JP Pertemuan ke-2
Mengamati :
Pendekatan Siswa mendapat informasi tentang angka penting pada hasil pengukuran
Pembelajaran Siswa mendapat informasi tentang dimensi suatu besaran.
Saintifik Menanya :
Siswa mendapat tugas untuk menyatakan angka penting hasil suatu pengukuran
Mengumpulkan Informasi :
Model Pembelajaran Siswa diminta menentukan dimensi suatu besaran
Discovery learning Siswa diminta menentukan banyaknya angka penting dari hasil operasi hitungan
Menalar :
Siswa mendapat tugas untuk menentukan nilai angka penting dari hasil operasi hitungan
Karakter Peserta Didik Mengomunikasikan :
yang Dikembangkan: Siswa mengkomunikasikan hasil pembacaan grafik
Religius, Nasionalis, Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan guru.
Kemandirian, Penutup
Integritas, dan Guru bersama-sama peserta didik membuat rangkuman dan kesimpulan hasil
Gotong Royong pembelajaran;
Guru memberikan tugas terstruktur individual untuk memperkaya pemahaman peserta
didik terhadap kompetensi yang dipelajari;
Guru menyampaikan rencana pembelajaran minggu depan sehingga siswa dapat
mempersiapkan diri;
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan do’a bersama dipimpin oleh salah satu
siswa.
PENILAIAN PEMBELAJARAN
No.RanahTeknik PenilaianKeterangan1.PengetahuanTes Tertulis
Lembar ObservasiTugas Terstruktur Individual
Diskusi Kelompok2.KeterampilanKinerjakualitas proses mengerjakan/melakukan tugas.3.SikapLembar
ObservasiObservasi oleh guru selama proses pembelajaran
Penilaian teman sebaya

Mengetahui, Purworejo, 16 Juni 2021


Kepala SMK Negeri 7 Purworejo Guru Mata Pelajaran

Agus Triyana, S.Pd Mahmudah,M.Pd.Si


NIP. 19700828 199401 1 003 NIP. 19770604 200604 2 023

LAMPIRAN

Lampiran 1
Format Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI PENILAIAN HARIAN 1

Kelas / Semester / TA. : X TITL / 1 / 2021-2011


Kompetensi Dasar : 3.1. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis,
angka penting dan notasi ilmiah pada bidang teknologi dan
rekayasa
NOMOR
IPK INDIKATOR SOAL SOAL

3.1.1 Menganalisis Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai 1, 2


hakikat bangsa dan makhluk individu dan makhluk sosial
negara
Menguraikan pengertian bangsa dan unsur 3
terbentuknya bangsa.

Menganalisis pengertian Negara dan unsur- 4, 5


unsur terbentuknya negara.

3.1.2 Menemukan Menganalisis pengertian Negara 6


macam-macam
bentuk dan tujuan Mendeskripsikan asal mula terjadinya negara 7
negara
Menguraikan pentingnya pengakuan oleh 8, 9
negara lain bagi suatu negara
Membandingkan pengakuan suatu Negara dari 10
Negara lain dan bentuk-bentuk kenegaraan
Menguraikan pengertian dan fungsi negara 11, 12

Membandingkan berbagai teori tentang fungsi 13


dan tujuan Negara.

Mendeskripsikan tujuan Negara Kesatuan 14, 15


Republik Indonesia

Mendeskripsikan makna semangat 16


kebangsaan.

Menguraikan macam-macam perwujudan 17


nasionalisme dalam kehidupan.

Menunjukkan contoh perilaku yang sesuai 18


dengan semangat kebangsaan.

Menunjukkan sikap positif terhadap 19, 20


Nasionalisme dan patriotisme Indonesia

NASKAH SOAL PENILAIAN HARIAN 1

Mata Pelajaran : PPKn

Kelas : X (Umum)

Materi : Menganalisis Hakikat Bangsa dan Negara

PILIHAN GANDA

Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada
lembar jawab sesuai jawaban yang paling tepat!

1. Zoon politicon menurut Aristoteles berarti...


a. Manusia sebagai makhluk individu
b. Manusia ciptaan Tuhan
c. Manusia berkarya
d. Manusia sebagai makhluk sosial
e. Manusia menindas manusia lain
2. Manusia mempunyai kecenderungan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan
caranya sendiri. Kecenderungan manusia tersebut merupakan kodrat manusia sebagai...
a. Makhluk berbudaya
b. Insan politik
c. Makhluk individu
d. Makhluk sosial
e. Makhluk ekonomi
3. Perhatikan beberapa hal berikut ini!
1) Memiliki cita-cita yang sama
2) Memiliki budaya yang sama
3) Menganut sejarah yang sama
4) Memiliki adat istiadat yang sama
5) Memiliki kemampuan ekonomi yang sama
Berdasarkan beberapa hal di atas, unsur-unsur pokok terbentuknya bangsa ditunjukkan pada
nomor...

a. 1), 2), 3), dan 4)


b. 1), 2), 3), dan 5)
c. 1), 2), 4), dan 5)
d. 1), 3), 4), dan 5)
e. 2), 3), 4), dan 5)
4. Orang-orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah suatu negara untuk jangka waktu
yang lama disebut...
a. Rakyat
b. Penduduk
c. Warga negara
d. Warga negara asing
e. Masyarakat
5. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Rakyat yang bersatu
2) Daerah atau wilayah
3) Pemerintah yang berdaulat
4) Pengakuan dari negara lain
5) Memiliki konstitusi
Pernyataan di atas yang merupakan unsur-unsur konstitutif terbentuknya negara adalah
nomor...

a. 1), 2), dan 3)


b. 1), 2), dan 4)
c. 2), 3), dan 4)
d. 2), 3), dan 5)
e. 3), 4), dan 5)
6. Secara etimologis kata “negara” berasal dari bahasa Latin status atau statum yang berarti
menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri, dan menempatkan. Kata status juga
dapat diartikan sebagai...
a. Selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya
b. Persamaan kesadaran bernegara dan kesadaran berpolitik tanpa membedakan ras
c. Suatu keadaan yang menunjukkan sifat atau keadaan yang tegak dan tetap
d. Suatu negara karena dipersatukan oleh cita-cita yang sama
e. Suatu keadaan yang utuh, tidak dapat dibagi, perseorangan, atau pribadi
7. Asal mula terbentuknya negara menurut teori kekuasaan adalah...
a. Rakyat mempunyai kekuasaan penuh
b. Kekuasaan pemimpin terhadap rakyatnya
c. Dominasi kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah
d. Rakyat menyerahkan kekuasaan tertinggi kepada pihak penguasa
e. Rakyat memberikan sebagianharta untuk para penguasa
8. Unsur deklaratif sangat penting bagi suatu negara. Unsur ini berbentuk...
a. Rakyat yang bersatu
b. Daerah atau wilayah
c. Pemerintah yang berdaulat
d. Pengakuan dari negara lain
e. Memiliki konstitusi
9. Salah satu unsur terbentuknya negara adalah adanya pengakuan dari negara lain. Pada
dasarnya pengakuan dari negara lain ini sangat diperlukan bagi negara yang merdeka dan
berdaulat untuk...
a. Memenuhi syarat dalam ikut pergaulan internasional
b. Menjaga keamanan negara dari ancaman negara lain
c. Mencapai stabilitas nasional
d. Mendapatkan keuntungan dari hubungan internasional
e. Mendapatkan posisi strategis di kancah pergaulan internasional
10. Terjadinya suatu negara karena terbentuknya suatu wilayah akibat penaikan lumpur sungai
atau timbul dari dasar laut disebut...
a. Occupatie
b. Cessie
c. Accesie
d. Fusi
e. Anexatie
11. Negara membentuk Tentara Nasional Indonesia yang tangguh dan kuat merupakan wujud
fungsi negara dalam...
a. Menjamin kebebasan rakyat
b. Meningkatkan pendidikan rakyat
c. Menegakkan kebenaran dan keadilan
d. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
e. Melindungi segenap bangsa Indonesia dari berbagai ancaman
12. Membela bangsa dan negara merupakan...
a. Tugas pokok TNI dan pemerintah
b. Ketentuan pemerintah yang diatur dengan perundangan
c. Kewajiban semua aparat keamanan
d. Hak dan kewajiban semua warga negara
e. Hak aparat keamanan
13. Pembagian kekuasaan menurut Montesquieu adalah...
a. Eksekutif, yudikatif, dan federatif
b. Legislatif, federatif, dan yudikatif
c. Federatif, eksekutif, dan legislatif
d. Administratif, eksekutif, dan legislatif
e. Eksekutif, yudikatif, dan legislatif
14. Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didasarkan Pancasila dan UUD 1945 terdapat
dalam...
a. Keputusan sidang MPR
b. Pembukaan UUD 1945 alenia IV
c. Pancasila
d. Pasal-pasal UUD 1945
e. Undang-undang
15. Berikut ini merupakan tujuan negara Indonesia, kecuali...
a. Menyelenggarakan pemilu secara teratur
b. Menjaga ketertiban untuk mencapai tujuan bersama
c. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
d. Mengusahakan pertahanan untuk menangkal serangan dari luar
e. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan-badan peradilan
16. Kesanggupan dan kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara bersumber atas
dasar...
a. Kesadaran perlunya berkorban
b. Kesadaran senasib
c. Kesadaran terhadap amanat penderitaan rakyat
d. Perasaan cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara
e. Tekanan dari penguasa
17. Perasaan cinta terhadap bangsanya sendiri secara berlebihan dan memandang rendah negara
lain disebut...
a. Nasionalisme
b. Patriotisme
c. Cinta tanah air
d. Heroisme
e. Chauvinisme
18. Kecintaan terhadap tanah air dan bangsa mendorong seseorang memiliki sifat...
a. Rela berkorban
b. Acuh tak acuh
c. Gemar penghargaan
d. Tinggi hati
e. Rendah diri
19. Berikut ini merupakan unsur-unsur patriotisme, kecuali...
a. Apatis dan konsumtif
b. Berjiwa pemberani
c. Pantang menyerah
d. Cinta tanah air
e. Rela berkorban
20. Contoh sikap yang mencerminkan nasionalisme di lingkungan sekolah adalah...
a. Ikut kegiatan wisata alam bersama teman
b. Selalu berpamitan kepada ayah dan ibu ketika akan berangkat ke sekolah
c. Melaksanakan tata tertib di sekolah dengan baik
d. Ikut membantu korban bencana alam
e. Ikut dalam kegiatan donor darah
KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN 1

PILIHAN GANDA

1 D 11 E

2 C 12 D

3 A 13 E

4 B 14 B

5 A 15 A

6 C 16 D

7 C 17 E

8 D 18 A

9 A 19 A

10 C 20 C

PEDOMAN PENSKORAN

Nilai Akhir = Jumlah Benar X 5


Lampiran 2

Format Penilaian Keterampilan

LEMBAR KINERJA PRESENTASI

Materi : .........................................................................................................................

Kelompok : .........................................................................................................................
Nama Kinerja Presentasi
Jumlah Rata-rata
No Peserta Kebenaran Penyajian Visual /
Kreativitas Skor (Nilai)
Didik Substansi Materi Grafis

Keterangan:

No Indikator Uraian

1 Kreativitas Baru, unik, tidak asal beda

Sesuai dengan konsep dan teori yang benar dari sisi


2 Kebenaran Substansi Materi keilmuan, tidak ada bagian yang salah / keliru, tidak ada
kesalahan penempatan gambar, suara dan teks

Runtut sesuai dengan struktur keilmuan, mengikuti alur


3 Penyajian Materi
logika yang jelas (sistematis), bervariasi

4 Grafis Tampilan layar (warna, tata letak / layout), ilustrasi

Keterangan pengisian skor:

Interval Nilai Kualitatif

81 – 100 A (sangat baik)

70 – 80 B (Baik)

50 – 69 C (Cukup)

< 60 K (Kurang)
Lampiran 3

Format Penilaian Sikap

LEMBAR OBSERVASI

Petunjuk:

 Lembar observasi ini diisi oleh guru pada saat pelaksanaan pembelajaran.
 Observasi terhadap peserta didik dilaksanakan selama 1 (satu) semester.
 Guru dapat menentukan satu atau beberapa aspek sebagai indikator dalam pelaksanaan
observasi.

Nama Sekolah : …….....…………………........................……………………

Kelas : …….....…………………........................……………………

No Nama Sikap Spiritual dan Sosial Rata2 Deskripsi


Menghargai

Tanggungjawab
Kerjasama

Proaktif
Peserta

Didik

Keterangan Indikator dan Penskoran:

Menghargai

No Indikator Menghargai Penilaian Menghargai


1 Menerima pendapat teman Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang
konsisten ditunjukkan peserta didik
2 Menerima perbedaan dengan sesame
Skor 2 jika 2 indikator konsisten ditunjukkan
teman
peserta didik
3 Dapat menjadi bagian dalam pergaulan Skor 3 jika 3 indikator konsisten ditunjukkan
dengan sesame teman peserta didik
Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan
4 Dapat menjadi bagian solusi terhadap
peserta didik
suatu permasalahan

Kerjasama

No Indikator Kerjasama Penilaian Kerjasama


1 Terlibat aktif dalam bekerja kelompok Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang
konsisten ditunjukkan peserta didik
2 Kesediaan melakukan tugas sesuai
Skor 2 jika 2 indikator konsisten ditunjukkan
kesepakatan
peserta didik
3 Bersedia membantu orang lain dalam satu Skor 3 jika 3 indikator konsisten ditunjukkan
kelompok yang mengalami kesulitan peserta didik
Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan
4 Rela berkorban untuk teman lain
peserta didik

Tanggungjawab

No Indikator Tanggungjawab Penilaian Tanggungjawab

1 Melaksanakan tugas individu dengan Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang
baik konsisten ditunjukkan peserta didik
2 Menerima resiko dan tindakan yang Skor 2 jika 2 indikator konsisten ditunjukkan
dilakukan peserta didik
Skor 3 jika 3 indikator konsisten ditunjukkan
3 Mengembalikan barang yang dipinjam
peserta didik
4 Meminta maaf atas kesalahan yang Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan
dilakukan peserta didik

Proaktif

No Indikator Proaktif Penilaian Proaktif


1 Berinisiatif dalam bertindak Skor 1 jika terpenuhi 1 indikator
Skor 2 jika terpenuhi 2 indikator
2 Mampu menggunakan kesempatan
Skor 3 jika terpenuhi 3 indikator
3 Memiliki prinsip dalam bertindak (tidak ikut- Skor 4 jika terpenuhi 4 indikator
ikutan)
4 Bertindak dengan penuh tanggungjawab

Keterangan:

 Untuk memudahkan penilaian sikap terkait dengan observasi; pada tahap awal guru dapat
menetapkan bahwa seluruh peserta didik telah memenuhi kriteria aspek yang akan diobservasi.
 Hanya peserta didik yang berkecenderungan ekstrim sangat/kurang (+/-) yang dapat menjadi
fokus observasi guru.
 Penilaian Observasi A (sangat baik), B (baik), C (cukup) dan K (kurang).
Lampiran 4

Materi Pembelajaran

MATERI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN)


KELAS X (UMUM)
KD 3.1 HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA

Kedudukan manusia
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial.
a. Makhluk individu
Sebagai makhluk individu manusia diberi kemampuan untuk hidup dan mengatasi
beberapa masalah sendiri. Dalam kondisi tertentu manusia memiliki kepentingan sendiri
yang berbeda dengan manusia lain, seperti hasrat, keinginan atau tujuan hidup.
b. Makhluk sosial
Selain kodratnya sebagai makhluk individu, manusia juga membutuhkan orang lain
untuk memenuhi segala kebutuhannya. Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah
zoon politicon, yang artinya selain sebagai mahluk individu manusia juga adalah mahluk
sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.

Pengertian Bangsa
Bangsa adalah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu. Yang memiliki
kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, ideologi, budaya dan sejarah, serta berpemerintahan
sendiri. Karena persamaan itu, maka bangsa memiliki rasa persatuan, serta memiliki cita-cita
bersama yang ingin dilak1sanakan di dalam negara tempat mereka tinggal.
Jadi bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang hidup dalam wilayah Indonesia

Pengertian Negara
Istilah negara merupakan terjemahan dari kata state dalam bahasa Inggris, kata staat dalam
bahasa Belanda dan Jerman, kata etat dalam bahasa Perancis, yang semuanya itu diambil dari
bahasa Latin status atau statum, yang berarti meletakkan dalam keadaan berdiri atau keadaan
yang tegak dan tetap, atau suatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Menurut Franz Magnis-Suseno, negara merupakan satu kesatuan masyarakat politik.
Fungsinya adalah membuat, menerapkan dan menjamin berlakunya norma kelakuan untuk
seluruh masyarakat. Norma ini berlaku dengan pasti. Artinya negara tidak membiarkan
aturan-aturannya dilanggar. Bila dilanggar, pelanggarnya ditindak dan dikenai sanksi. Sanksi
tersebut kalau perlu dengan menggunakan paksaan fisik.

Sifat Negara
Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara mempunyai sifat:
a. Memaksa. Negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara sah.
b. Memonopoli. Hanya negara yang mempunyai monopoli untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan tujuan bersama dari masyarakat.
c. Mencakup semua. Kekuasaan mengatur yang dimiliki oleh negara meliputi semua orang
dalam batas-batas kekuasaannya. Tidak ada orang yang terbebas dari pengaturan negara.
Kewenangan negara dapat mengatur hampir semua segi kehidupan warga negara.

Unsur terbentuknya negara


Menurut Oppenheim dan Lauterpacht unsur negara terdiri atas rakyat yang bersatu,
daerah/wilayah tertentu, pemerintah yang berdaulat. Unsur terbentuknya negara juga tertuang
dalam Konvensi Montevideo sebagai hasil Konferensi Antar negara-negara Amerika (Pan-
Amerika) di Montevideo (ibukota Uruguay) tahun 1933 pasal 1 yang meliputi: penduduk
tetap, wilayah tertentu, pemerintahan, serta kemampuan mengadakan hubungan dengan
negara lain.
a. Unsur konstitutif (mutlak)
1. Rakyat
Semua orang yang berada dan berdiam dalam suatu negara atau penghuni negara
yang tunduk pada kekuasan negara tersebut.
Berdasarkan lama menetapnya:
a) Penduduk. Yaitu orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah suatu
negara untuk dalam jangka waktu yang lama atau menetap. di Indonesia
dibuktikan dengan KTP
b) Bukan Penduduk. Yaitu mereka yang berada dalam suatu negara tidak secara
menetap atau hanya sementara waktu.
Contoh: turis asing

Berdasarkan ikatan hukum:


a) Warga Negara / WNI. Yaitu orang-orang Indonesia asli atau orang-orang
bangsa lain yang secara hukum diakui sebagai warga negara suatu negara dan
terikat dengan hukum negara itu.
b) Bukan Warga Negara / WNA: yaitu orang-orang yang ada di suatu negara, tapi
secara hukum masih terikat dengan hukum negara asalnya. Secara hukum tidak
menjadi anggota negara tempat dia tinggal, namun tetap tunduk pada
pemerintahan dimana mereka berada.
Contoh: duta, konsul, kontraktor asing, dll

2. Wilayah. Adalah tempat tinggal rakyat dan pemerintahan yang berdaulat


a) Daratan. Yaitu wilayah yang berupa daratan / tanah.
Batas wilayah daratan dibedakan menjadi:
1) Batas alami. Yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang terjadi
secara alami.
Contoh: Sungai, gunung, lembah, ngarai
2) Batas buatan. Yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang sengaja
dibuat oleh manusia.
Contoh: Patok, Pagar, Gapura
3) Batas astronomi. Yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang
ditentukan berdasarkan posisi astronomi. Ditentukan dengan garis lintang
dan garis bujur.
Contoh: 6°LU – 11°LS dan 95°BT – 141°BT
Batas wilayah sangat penting sebagai pagar yuridis dan politis berlakunya
kedaulatan nasional suatu negara. Karena menyangkut pelaksanakaan
kedaulatan suatu negara dalam berbagai bentuk. Seperti:
1) Berkuasa penuh terhadap kekayaan alam yang ada di dalamnya
2) Berkuasa dalam menegakkan kedaulatan hukum di dalam wilayah teritorial
negara
3) Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya, bila tidak
mempunyai izin dari negara tersebut.

b) Lautan. Yaitu wilayah yang berbentuk lautan.


Konsepsi hukum laut:
1) Res Nullius. Bahwa negara boleh mengambil kekuasaan teritorial yang
belum di klaim dan memperoleh kekuasaan ketika salah satu penduduknya
memasuki wilayah tersebut. Laut dapat diambil dan dimiliki oleh tiap-tiap
negara. Oleh John Sheldon dari Inggris, dalam buku Mare Clausum
2) Res Communis. Bahwa laut merupakan milik bersama masyarakat dunia
sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh tiap-tiap negara. Oleh Hugo
de Groot (Grotius) dari Belanda dalam buku Mare Liberum.

Dasar hukum laut:


1) Deklarasi Djuanda, 13 desember 1957. Yaitu lebar wilayah laut Indonesia
12 mil diukur dari garis pantai
2) Pengumuman pemerintah tanggal 17 Februari 1969 tentang Landas
Kontinen Indonesia
3) Undang-undang no 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia
4) Konvensi hukum laut internasional III tahun 1982 UNCLOD PBB di
Jamaika.
5) Traktat multilateral yang diratifikasi oleh 119 negara pada 10 Desember
1982 di montego Bay-Jamaika.

Batas-batas wilayah laut meliputi:


1) Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis
dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu
lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis
teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut.
Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut
teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut
internal/perairan dalam (laut nusantara). Garis dasar adalah garis khayal
yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau terluar.
Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut
teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas
damai baik di atas maupun di bawah permukaan laut.
2) Zona Bersebelahan
Zona ini adalah 12 mil laut diukur dari tepi luar laut teritorial, atau selebar
24 mil laur diukur dari garis pantai. Pada daerah ini negara memiliki otoritas
dalam hal pencegahan dan hukuman atas pelanggaran hukum-hukum adat
dan peraturan, fiskal, imigrasi.
3) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut
terbuka diukur dari garis dasar / garis pantai. Di dalam zona ekonomi
eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan
sumber daya laut.
Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan pelayaran dan pemasangan
kabel serta pipa di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-
prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas kontinen, dan batas zona
ekonomi eksklusif antara dua negara yang bertetangga saling tumpang
tindih, maka ditetapkan garis-garis yang menghubungkan titik yang sama
jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai batasnya.
Pengumuman tetang zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan oleh
pemerintah Indonesia tanggal 21 Maret 1980
4) Landas Kontinen
Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya
kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen,
yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia.
Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling
jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas
landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis
dasar masing-masing negara.
Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan
kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai. Pengumuman
tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia
pada tanggal 17 Febuari 1969.

Point to point theory adalah teori tentang penentuan garis pantai / garis dasar,
diukur dengan menghubungkan titik titik terluar pulau terluar suatu negara
pantai, pada saat air surut.

c) Udara. Yaitu wilayah diatas wilayah negara atau diatas wilayah daratan dan laut
teritorial suatu negara. Dalam pasal 1 Konvensi Paris 1919 yang telah diganti
dengan Konvensi Chicago 1944 dinyatakan bahwa setiap negara mempunyai
kedaulatan utuh dan eksklusif di wilayah udaranya.
Berdasarkan UU No 20 tahun 1982 tentang pertahanan negara, wilayah
kedaulatan dirgantara adalah yang termasuk Geo Stationary Orbit (GSO) sejauh
35.761 km. GSO dapat diketahui dengan menarik garis dari pusat bumi
menyinggung batas wilayah laut Indonesia (Laut Teritorial) hingga ketinggian
35.761 km dari permukaan bumi.

d) Daerah Ekstrateritorial. Yaitu daerah yang menurut kebiasaan internasional


diakui sebagai daerah kekuasaan suatu negara, meskipun daerah itu berada di
wilayah kekuasaan negara lain.
Contoh: Gedung kedutaan suatu negara yang ada di negara lain, kapal
berbendera suatu negara yang berlayar di laut bebas, pesawat berbendera suatu
negara yang mengudara di kawasan udara bebas.

3. Pemerintahan yang berdaulat


a) Pengertian Pemerintah
Pengertian pemerintah dalam arti sempit. Adalah suatu badan yang memiliki
wewenang melaksanakan kebijakan negara yang terdiri atas presiden, wakil
presiden dan para menteri. (eksekutif saja)
Pengertian pemerintah dalam arti luas. Adalah gabungan semua badan
kenegaraan yang berkuasa memerintah di wilayah suatu negara, meliputi
eksekutif, legislatif, yudikatif.
b) Kedaulatan Negara. Kekuasaan tertinggi terletak pada negara.
Berdaulat kedalam. Pemerintah mempunyai wewenang tertinggi untuk
menjalankan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pemerintah memonopoli kekuasaan di dalam wilayahnya, tanpa ada
kekuasaan lain yang dapat menandinginya.
Berdaulat keluar. Pemerintah mempunyai kekuasaan tertinggi untuk memelihara
keutuhan wilayah dan mempertahankan wilayahnya terhadap serangan dari pihak
luar. Pemerintah hanya tunduk pada ketentuan yang telah ditetapkan dan tidak
terikat pada ketentuan lain. Negara lain harus menghormati kekuasaan negara
tersbut dan tidak boleh ikut campur urusan dalam negerinya.
Sifat pokok kedaulatan menurut Jean Bodin:
a) Asli. Tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi
b) Permanen. Kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri, meskipun
pemegang kedaulatan telah berganti
c) Tunggal. Hanya negaralah yang mempunyai kekuasaan tertiinggi
d) Tidak terbatas. Kekuasaan tidak dibatasi oleh siapapun. Karena jika dibatasi,
kekuasaan tertinggi yang dimiliki negara akan lenyap.

b. Unsur deklaratif: pengakuan dari negara lain


Pentingnya pengakuan negara lain didasari pada faktor sebagai berikut:
1. Adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik yang timbul dari dalam
(kudeta) maupun intervensi dari negara lain
2. Adanya ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara
tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain

Pengakuan dari negara lain dibedakan menjadi:


1. Pengakuan de facto. Pengakuan menurut kenyataan bahwa suatu negara telah berdiri
dan dapat mengadakan hubungan dengan negara lain yang mengakuinya. Pengakuan
de facto diberikan apabila suatu negara baru telah memenuhi unsur-unsur
terbentuknya negara dan telah menjadi pemerintahan yang stabil. (pengakuan
menurut kenyataan)
2. Pengakuan de jure. Pengakuan secara hukum oleh negara lain bahwa suatu negara
telah berdiri.
India adalah negara yang pertama kali mengakui kedaulatan negara Indonesia. Disusul
Mesir, Suriah, Irak, Burma, Australia dan beberapa negara Arab lainnya.

Terori asal mula terbentuknya negara


a. Secara primer
Terjadinya negara secara primer adalah bertahap, yaitu mulai dari adanya masyarakat
hukum yang paling sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih maju dan tidak
dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya.
Tahapan terjadinya negara:
1. Genoot Schaft (suku). Terdapat istilah Primus Interpares yang artinya yang utama
diantara sesama
2. Rijk / Reich (kerajaan). Disini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah
3. Staat. Kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyatt
4. Diktatur Natie. Pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pilihan rakyat yang
kemudian berkuasa secara mutlak.

b. Secara sekunder
Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang
dihubungkan dengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal
tersebut maka pengakuan negara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting
berdirinya suatu negara baru. Untuk mengetahui terjadinya negara baru dapat
menggunakan pendekatan faktual yaitu suatu pendekatan yang didasarkan pada
kenyataan dan pengalaman sejarah yang benar–benar terjadi.

Menurut kenyataan sejarah, terjadinya suatu negara karena :


1. Occupation - Penaklukan/Pendudukan
Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh suatu bangsa.
Contoh : Liberia diduduki budak–budak negro yang dimerdekakan tahun 1847.
2. Proclamation - Pelepasan diri (Proklamasi).
Suatu daerah yang semula termasuk daerah negara tertentu melepaskan diri dan
menyatakan kemerdekaannya. Karena penduduk pribumi dari suatu wilayah yang
diduduki oleh bangsa lain mengadakan suatu perjuangan / perlawanan sehingga
berhasil merebut wilayahnya kembali
Contoh : Belgia melepaskan diri dari Belanda tahun 1839, Indonesia tahun 1945,
Pakistan tahun 1947 (semula wilayah Hindustan), Banglades tahun 1971 (semula
wilayah Pakistan), Papua Nugini tahun1975 (semula wilayah Australia), 3 negara
Baltik (Latvia, Estonia, Lituania) melepaskan diri dari Uni Soviet tahun 1991,
Kemerdekaan Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945 dari penjajah Jepang.
3. Anexatie - Pencaplokan / Penguasaan
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain
tanpa reaksi berarti. Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak
mencaplok daerah Palestina, Suriah, Yordania dan Mesir.
4. Fusi – Peleburan
Yaitu 2 negara atau lebih dan membentuk 1 negara baru
Contoh: Bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1990
5. Acessie – Penaikan.
Bertambahnya suatu wilayah karena proses pelumpuran laut dalam kurun waktu
yang lama dan dihuni oleh kelompok.
Contoh: wilayah negara mesir yang sebagian berasal dari delta sungai Nil
6. Cessie – Penyerahan.
Sebuah daerah diserahkan kepada Negara lain berdasarkan perjanjian tertentu.
Contoh: wilayah Sleeswijk diserahkan oleh Austria pada Prusia (Jerman) karena
adanya perjanjian atas negara yang kalah dalam perang harus memberikan negara
yang dikuasainya pada negara yang menang. Austria adalah salah satu negara yang
kalah dalam Perang Dunia I
7. Innovation – pembentukan baru. Suatu Negara pecah, kemudian lenyap dan
memunculkan Negara baru di atasnya.
Contoh: pada lenyapnya negara Uni Soviet, di wilayah bekas negara tersebut muncul
suatu negara baru, misalnya Chechnya, Uzbekistan, dan Rusia, Jerman menjadi
Jerman Barat dan Jerman Timur tahun 1945.
8. Separation – pemisahan. Suatu wilayah yang semula merupakan bagian dari negara
tertentu, kemudian memisahkan diri dari negara induknya dan menyatakan
kemerdekaan.
Contoh: Belgia pada tahun 1839 melepaskan diri dari Belanda, Timor Timur lepas
dari Indonesia, kemudian menjadi negara Timor Leste

c. Menurut teori
Di samping itu untuk mempelajari asal mula terjadinya negara yang pertama dapat pula
menggunakan pendekatan teoritis yaitu suatu pendekatan yang didasarkan kerangka
pemikiran logis yang hipotesanya belum dibuktikan secara kenyataan. Atas dasar
pendekatan tersebut, ada beberapa teori tentang asal mula terjadinya negara :
1. teori perjanjian masyarakat (kontak sosial)
adalah teori yang didasarkan karena adanya perjanjian masyarakat. Semua negara
mengikat diri dalam suatu perjanjian bersama untuk mendirikan suatu organisasi
yang bisa melindungi dan menjamin kelangsungan hidup bersama. Teori ini juga
didukung oleh Monstequieu, Thomas Hobbes, John Locke, J.J.Rousseau.
2. teori ketuhanan (Theokratis)
adalah teori yang didasarkan pada kepercayaan dari segala sesuatu terjadi atas
kehendak Tuhan. Negara dengan sendirinya juga terjadi atas kehendak Tuhan. Teori
ini mendapat dukungan dari tokoh Kranenburg, Thomas Auinas, dan Agustinus.
3. teori kekuasaan
adalah teori terbentuk negara yang berdasar dalam dasar kekuasaan dimana
kekuasaan adalah ciptaan orang yag paling kuat dan berkuasa. Teori mendapat
dukungan dari Karl Marx, Leon Duguit, dan Harold J. Laski
4. teori hukum alam
adalah teori yang didasarkan pada hukum alam bukan buatan negara, melainkan
kekuasaan alam yang berlaku dalam setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal
dan tidak berubah.

Sedangkan Tenggelamnya Negara dibagi menjadi teori :


a. Teori organis : Negara diibaratkan suatu organism yang diliputi hukum
perkembanganhidup.
b. Teori Anarkhis: Negara adalah suatu bentuk tata paksa yang hanya sesuai bagi
masyarakat primitive. Pada saatnya Negara akan lenyap, masyarakat tanpa paksaan dan
tanpa Negara.
Cara melenyapkannya :
1. Dengan kekerasan (revolusi) : Proudhon,Kropatkin,Bakunin.
2. Dengan pendidikan & evolusi : Leo Tolstoy.
c. Teori Marxis : Negara pada saatnya akan lenyap dengan sendirinya, jika syarat-syarat
bagi hidupnya tidak ada lagi.
d. Teori Lain Mengenai Lenyapnya Negara
1. Karena factor alam : Negara yang tadinya sudah berdiri karena factor alam lalu
lenyap/hilang.
Contohnya: Gunung meletus, tenggelam oleh air laut.
2. Karena factor social : Negara sudah berdiri dan di akui Negara lain, tetapi karena
factor social lalu lenyap.
3. Karena penaklukan.
4. Adanya revolusi.
5. Adanya perjanjian.
6. Adanya penggabungan.

Bentuk Negara
a. Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur
seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang
kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah
pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara
kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan
satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang
memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara
kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang
berdaulat.

Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:


1. Sentralisasi
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan
peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat
peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.

Keuntungan sistem sentralisasi:


a) adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
b) adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya;
c) penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi:


a) bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat
kelancaran jalannya pemerintahan;
b) peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan
daerah;
c) daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga
melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif
dari rakyat;
d) rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan
bertanggung jawab tentang daerahnya;
e) keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.
2. Desentralisasi
Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk
mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi
rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat
tetap memegang kekuasaan tertinggi.
Keuntungan sistem desentralisasi:
a) pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu
sendiri;
b) peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah
itu sendiri;
c) tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat
berjalan lancar;
d) partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
e) penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.
Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan
kebijakan serta kemajuan pembangunan.

b. Negara Serikat (Federasi)


Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi
sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat
dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan
konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat
dilakukan oleh pemerintah federal.

Ciri-ciri negara serikat/ federal:


1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi
kepentingan negara bagian;
2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi negara serikat;
3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara
bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara
langsung kepada pemerintah federal.

Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian
(lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan
pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power).

Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah


federal meliputi:
1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional,
misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik;
2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan
nasional, perang dan damai;
3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok
hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat,
misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian;
4. hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal,
misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter);
5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos,
telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain
adalah cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara
bagian, dan badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara
pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.

Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:
1. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara
bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia,
RIS (1949);
2. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara
bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada
dan India;
3. negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam
menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;
4. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Swiss.

Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi:


1. Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar;
2. Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi).
Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga
sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada
daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

Bentuk Kenegaraan
a. Perserikatan Negara
Selain negara serikat, ada pula yang disebut serikat negara (konfederasi). Tiap negara
yang menjadi anggota perserikatan itu ada yang berdaulat penuh, ada pula yang tidak.
Perserikatan pada umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan kesamaan
politik, hubungan luar negeri, pertahanan dan keamanan atau kepentingan bersama
lainnya.
Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu perserikatan
yang beranggotakan negara-negara yang masing-masing berdaulat. Dalam menjalankan
kerjasama di antara para anggotanya, dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang di
dalamnya duduk para wakil dari negara anggota.
Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada:
1. Perserikatan Amerika Utara (1776-1787)
2. Negara Belanda (1579-1798), Jerman (1815-1866)

Perbedaan antara negara serikat dan perserikatan negara:


1. Dalam negara serikat, keputusan yang diambil oleh pemerintah negara serikat dapat
langsung mengikat warga negara bagian; sedangkan dalam serikat negara keputusan
yang diambil oleh serikat itu tidak dapat langsung mengikat warga negara dari
negara anggota.
2. Dalam negara serikat, negara-negara bagian tidak boleh memisahkan diri dari negara
serikat itu; sedangkan dalam serikat negara, negara-negara anggota boleh
memisahkan diri dari gabungan itu.
3. Dalam negara serikat, negara bagian hanya berdaulat ke dalam; sedangkan dalam
serikat negara, negara-negara anggota tetap berdaulat ke dalam maupun ke luar.

b. Koloni atau Jajahan


Negara koloni atau jajahan adalah suatu daerah yang dijajah oleh bangsa lain. Koloni
biasanya merupakan bagian dari wilayah negara penjajah. Hampir semua soal penting
negara koloni diatur oleh pemerintah negara penjajah. Karena terjajah, daerah/ negara
jajahan tidak berhak menentukan nasibnya sendiri. Dewasa ini tidak ada lagi koloni
dalam arti sesungguhnya.

c. Trustee (Perwalian)
Negara Perwalian adalah suatu negara yang sesudah Perang Dunia II diurus oleh
beberapa negara di bawah Dewan Perwalian dari PBB. Konsep perwalian ditekankan
kepada negara-negara pelaksana administrasi.
Menurut Piagam PBB, pembentukan sistem perwalian internasional dimaksudkan untuk
mengawasi wilayah-wilayah perwalian yang ditempatkan di bawah PBB melalui
perjanjian-perjanjian tersendiri dengan negara-negara yang melaksanakan perwalian
tersebut.

Perwalian berlaku terhadap:


1. wilayah-wilayah yang sebelumnya ditempatkan di bawah mandat oleh Liga Bangsa-
Bangsa setelah Perang Dunia I;
2. wilayah-wilayah yang dipisahkan dari negara-negara yang dikalahkan dalam Perang
Dunia II;
3. wilayah-wilayah yang ditempatkan secara sukarela di bawah negara-negara yang
bertanggung jawab tentang urusan pemerintahannya.
Tujuan pokok sistem perwalian adalah untuk meningkatkan kemajuan wilayah perwalian
menuju pemerintahan sendiri. Mikronesia merupakan negara trustee terakhir yang
dilepas Dewan Perwalian PBB pada tahun 1994.

d. Dominion
Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan Inggris. Negara
dominion semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah merdeka dan berdaulat tetap
mengakui Raja/ Ratu Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Negara-negara itu
tergabung dalam suatu perserikatan bernama “The British Commonwealth of Nations”
(Negara-negara Persemakmuran).
Tidak semua bekas jajahan Inggris tergabung dalam Commonwealth karena
keanggotaannya bersifat sukarela. Ikatan Commonwealth didasarkan pada perkembangan
sejarah dan azas kerja sama antaranggota dalam bidang ekonomi, perdagangan (dan pada
negara-negara tertentu juga dalam bidang keuangan). India dan Kanada adalah negara
bekas jajahan Inggris yang semula berstatus dominion, namun karena mengubah bentuk
pemerintahannya menjadi republik/ kerajaan dengan kepala negara sendiri, maka negara-
negara itu kehilangan bentuk dominionnya. Oleh karena itu persemakmuran itu kini
dikenal dengan nama “Commonwealth of Nations”. Anggota-anggota persemakmuran
itu antara lain: Inggris, Afrika Selatan, Kanada, Australia, Selandia Baru, India,
Malaysia, etc. Di sebagian dari negara-negara itu Raja/ Ratu Inggris diwakili oleh
seorang Gubernur Jenderal, sedangkan di ibukota Inggris, sejak tahun 1965 negara-
negara itu diwakili oleh High Commissioner.

e. Uni
Bentuk kenegaraan Uni adalah gabungan dari dua negara atau lebih yang merdeka dan
berdaulat penuh, memiliki seorang kepala negara yang sama.
Pada umumnya Uni dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Uni Riil (Uni Nyata)
yaitu suatu uni yang terjadi apabila negara-negara anggotanya memiliki alat
perlengkapan negara bersama yang telah ditentukan terlebih dulu. Perlengkapan
negara itu dibentuk untuk mengurus kepentingan bersama. Uni sengaja dibentuk
guna mewujudkan persatuan yang nyata di antara negara-negara anggotanya.
Contoh: Uni Austria – Hungaria (1867-1918), Uni Swedia – Norwegia (1815-1905),
Indonesia – Belanda (1949).
2. Uni Personil
yaitu suatu uni yang memiliki seorang kepala negara, sedangkan segala urusan
dalam negeri maupun luar negeri diurus sendiri oleh negara-negara anggota.
Contoh: Uni Belanda – Luxemburg (1839-1890), Swedia – Norwegia (1814-1905),
Inggris – Skotlandia (1603-1707;
Selain itu ada yang dikenal dengan nama Uni Ius Generalis, yaitu bentuk gabungan
negara-negara yang tidak memiliki alat perlengkapan bersama. Tujuannya adalah
untuk bekerja sama dalam bidang hubungan luar negeri. Contoh: Uni Indonesia –
Belanda setelah KMB.

f. Protektorat
Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di bawah perlindungan
negara lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak dianggap sebagai negara merdeka
karena tidak memiliki hak penuh untuk menggunakan hukum nasionalnya. Contoh:
Monaco sebagai protektorat Prancis.
Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:
1. Protektorat Kolonial, jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan sebagian
besar urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada negara pelindung.
Negara protektorat semacam ini tidak menjadi subyek hukum internasional. Contoh:
Brunei Darussalam sebelum merdeka adalah negara protektorat Inggris.
2. Protektorat Internasional, jika negara itu merupakan subyek hukum internasional.
Contoh: Mesir sebagai negara protektorat Turki (1917), Zanzibar sebagai negara
protektorat Inggris (1890) dan Albania sebagai negara protektorat Italia (1936).

g. Mandat
Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari negara yang
kalah dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan suatu negara yang
menang perang dengan pengawasan dari Dewan Mandat LBB. Ketentuan-ketentuan
tentang pemerintahan perwalian ini ditetapkan dalam suatu perjanjian di Versailles.
Contoh: Syria, Lebanon, Palestina (Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah
Mandat B); Afrika Barat Daya (Daerah Mandat C).

Pengertian NKRI
Negara republik Indonesia merupakan negara kesatuan. Ketentuan bahwa negara Indonesia
berbentuk negara kesatuan dapat kita temukan dalam pasal 1 UUD 1945, yang berbunyi:
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”. Ketentuan itu
diperkuat oleh pasal 18 UUD 1945 ayat 1, yang menyatakan bahwa “Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintah
daerah, yang diatur dengan undang-undang”.
Fungsi Negara dan Fungsi NKRI
Tujuan negara merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh negara,
sedangkan fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan
itu menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan
sebaliknya, fungsi negara tanpa tujuan negara tidak menentu.
Minimal, setiap negara harus melaksanakan fungsi:
1. penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah terjadinya
konflik, negara harus melaksanakan penertiban, menjadi stabilisator;
2. mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
3. pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari luar;
4. menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan.
Menurut Charles E. Merriam, fungsi negara adalah: keamanan ekstern, ketertiban intern,
keadilan, kesejahteraan umum, kebebasan. Sedangkan R.M. MacIver berpendapat bahwa
fungsi negara adalah: ketertiban, perlindungan, pemeliharaan dan perkembangan.

Beberapa teori fungsi negara:


1. Teori Anarkhisme
Secara etimologis, anarkhi (kata Yunani: αν = tidak, bukan, tanpa; αρκειν =
pemerintah, kekuasaan) berarti tanpa pemerintahan atau tanpa kekuasaan.
Penganut anarkhisme menolak campurtangan negara dan pemerintahan karena
menurutnya manusia menurut kodratnya adalah baik dan bijaksana, sehingga tidak
memerlukan negara/ pemerintahan yang bersifat memaksa dalam penjaminan
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Fungsi negara dapat
diselenggarakan oleh perhimpunan masyarakat yang dibentuk secara sukarela, tanpa
paksaan, tanpa polisi, bahkan tanpa hukum dan pengadilan. Anarkhisme menghendaki
masyarakat bebas (tanpa terikat organisasi kenegaraan) yang mengekang kebebasan
individu.
a. Anarkhisme filosofis menganjurkan pengikutnya untuk menempuh jalan damai
dalam usaha mencapai tujuan dan menolak penggunaan kekerasan fisik. Tokohnya:
William Goodwin (1756-1836), Kaspar Schmidt (1805-1856), P.J. Proudhon
(1809-1865), Leo Tolstoy (1828-1910).
b. Anarkhisme revolusioner mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan, kekerasan
fisik dan revolusi berdarah pun boleh digunakan. Contoh ekstrim anarkhisme
revolusioner terjadi di Rusia pada tahun 1860 dengan nama nihilisme, yaitu
gerakan yang mengingkari nilai-nilai moral, etika, ide-ide dan ukuran-ukuran
konvensional. Tujuan menghalalkan cara. Tokohnya: Michael Bakunin (1814-
1876).

2. Teori Individualisme
Individualisme adalah suatu paham yang menempatkan kepentingan individual sebagai
pusat tujuan hidup manusia. Menurut paham ini, negara hanya berfungsi sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan setiap individu. Negara hanya bertugas memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat (penjaga malam), tidak usah ikut campur dalam urusan
individu, bahkan sebaliknya harus memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
setiap individu dalam kehidupannya. Individualisme berjalan seiring dengan liberalisme
yang menjunjung tinggi kebebasan perseorangan. Di bidang ekonomi, liberalisme
menghendaki persaingan bebas. Yang bermodal lebih kuat/ besar layak memenangi
persaingan. Sistem ekonomi liberal biasa disebut kapitalisme.

3. Teori Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan kolektivitas (kebersamaan)
sebagai pusat tujuan hidup manusia. Penganut paham ini menganggap bahwa dalam
segala aspek kehidupan manusia, kebersamaan harus diutamakan. Demi kepentingan
bersama, kepentingan individu harus dikesampingkan. Maka, negara harus selalu ikut
campur dalam segala aspek kehidupan demi tercapainya tujuan negara, yaitu
kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat.
Pelaksanaan ajaran sosialisme secara ekstrim dan radikal-revolusioner merupakan
embrio komunisme yang tidak mengakui adanya hak milik perorangan atas alat-alat
produksi dan modal. Yang tidak termasuk alat-alat produksi dijadikan milik bersama
(milik negara). Di negara komunis selalu diseimbangkan status quo keberadaan dua
kelas masyarakat: pemilik alat produksi dan atau modal serta yang bukan pemilik alat
produksi (buruh).
Fungsi negara menurut komunisme adalah sebagai alat pemaksa yang digunakan oleh
kelas pemilik alat-alat produksi terhadap kelas/ golongan masyarakat lainnya untuk
melanggengkan kepemilikannya.

Sosialisme dan komunisme memiliki tujuan yang sama, yaitu meluaskan fungsi negara
dan menuntut penguasaan bersama atas alat-alat produksi, sedangkan perbedaannya
adalah:

Sosialisme Komunisme
 usaha pencapaian tujuan negara  menghalalkan segala cara untuk
harus menempuh cara-cara damai mencapai tujuan negara, bila perlu
 masih mengakui hak milik pribadi/ dengan revolusi berdarah
perorangan dalam batas-batas  sama sekali tidak mengakui hak
tertentu milik perorangan

Fungsi negara menurut beberapa ahli:


a. Goodnow, membagi fungsi negara menjadi 2 tugas pokok yang kemudian dikenal
dengan Dwipraja, yaitu:
1. Policy Making, yaitu menetapkan tujuan yang akan dicapai
2. Policy Executing, yaitu menetapkan cara untuk mencapai tujuan.
b. John Lock Membagi fungsi negara menjadi 3 yaitu:
1. Fungsi Legislatif yaitu membuat undang-undang
2. Fungsi Eksekutif yaitu melaksanakan undang-undang
3. Fungsi Federatif yaitu mengurusi hubungan luar negeri, perang dan perdamaian
Menurut John Lock fungsi mengadili termasuk tugas eksekutif
c. Montesquieu membagi fungsi negara menjadi 3, yang dikenal denga Trias Politica, yaitu:
1. Fungsi Legislatif yaitu membuat undang-undang
2. Fungsi Eksekutif yaitu melaksanakan undang-undang
3. Fungsi Yudikatif yaitu mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili)
Ajaran Montesquieu ini menekankan pemisahan kekuasaan negara secara tegas sehingga
tidak terjadi tumpang tindih antar fungsi.
d. Van Vollenhovenmenyatakan tugas pokok menjadi empat, yang dikenal dengan istilah
caturpraja, yaitu:
1. Regeling, yaitu membuat peraturan
2. Bestuur, yaitu menyelenggarakan pemerintahan
3. Rechtspraak, yaitu fungsi mengadili
4. Politie, yaitu fungsi ketertiban dan keamanan

Tujuan Negara dan Tujuan NKRI


Teori Tujuan Negara
a. Lord Shang Yang dan Niccolo Machiavelli berpendapat bahwa tujuan negara adalah
menciptakan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya.
b. Dante Alighieri menyatakan bahwa tujuan negara adalah menciptakan perdamaian dunia.
c. Immanuel Kant dan Kranenburg menyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk
menjamin hak dan kebebasan manusia

Tujuan NKRI tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alenia IV


a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial

Semangat kebangsaan
a. Nasionalisme
Nasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan bangsa dan tanah
airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan cinta kepada tanah air disebut
patriotisme.
Nasionalisme dibedakan menajdi dua yaitu :
1. Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinti / bangga terhadap tanah air dan
bangsanya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya.
2. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap tanah air dan
bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa lain lebih rendah
derajatnya.

Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang selalu


menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Nasionalisme Indonesia adalah perasaan bangga/cinta terhadap bangsa dan tanah airnya
dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya. Dalam membina
nasionalisme harus dihindarkan paham kesukuan, chauvinisme, ekstrimisme, kedaulatan
yang sempit. Pembinaan nasionalisme juga perlu diperhatikan paham kebangsaan yang
mengandung pengertian persatuan dan kesatuan Indonesia, artinya persatuan bangsa
yang mendiami wilayah Indonesia.

b. Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air. Patriotisme
diartikan sebagai semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela berkorban untuk
kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya cinta kepada tanah air
saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap tanah air tidak hanya
ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga diwujudkan dalam mengisi
kemerdekaan.
Ciri-ciri patriotisme :
1. Cinta tanah air
2. Rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa
3. Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan
4. Bersifat pembaharuan
5. Tidak kenal menyerah
6. Bangga sebagai bangsa Indoensia.

Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa Indonesia.
Hal ini mengingat kondisi :
a. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau keanekaragaman dalam
suku, ras, golongan, agama, budaya dan wilayah.
b. Alam Indonesia, dimana kepulauan nusantara terletak pada posisi silang yang dapat
mengandung kerawanan bahaya dari negara lain.
c. Adanya bahaya disintegrasi (perpecahan bangsa) dan gerakan separatisme (gerakan
untuk memisahkan diri dari suatu bangsa), apabila pemerintah tidak bersikap bijaksana.

Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dengan adanya sikap patriotisme dan nasionalisme
dalam kehidupan sehari-hari. Warga negara yang memiliki semangat kebangsaan yang
tinggi akan memiliki nasionalisme dan patriotisme yang tinggi pula.

Perwujudan nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa Indonesia dapat dilihat dari
perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :
a. Sebelum Masa Kebangkitan Nasional
Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa patriotisme sebelum
kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan, tergantung pada pemimpin, belum
terorganisir dan tujuan perjuangan belum jelas.
b. Masa Kebangkitan Nasional
Perjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat nasional.
Perjuangan dilakukan dengan cara organisasi modern, dimana sejak berdirinya Budi
Utomo merupakan titik awal kesadaran nasionalisme. Masa ini disebut angkatan
perintis, sebab disamping merintis kesadaran nasional juga merintis berdirinya
organisasi.
c. Masa sumpah pemuda
Sumpah pemuda merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia. Yang
jelas dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Sumpah pemuda
mengandung nilai yang sangat tinggi yaitu nilai persatuan dan kesatuan yang
merupakan modal perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Masa ini di sebut
angkatan penegas, sebab angkatan inilah yang menegaskan pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa dalam berjuang mencapai kemerdekaan.
d. Masa proklamsi kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan bangsa
Indoensia, juga merupakan wujud perjuangan yang berdasarkan persatuan Indonesia.
Oleh karena itu, semangat kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang
mengantarkan Indoensis mencapai tonggak sejarah yang paling fundamental harus kita
jaga dan kita pertahankan. Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas yang
akan mengantarkan bangsa Indoensia menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat yang
merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Perwujudan semangat kebangsaan dan patriotisme yang berupa sikap rela berkorban untuk
kepentingan tanah air, bangsa dan negara sebagai tempat hidup dan kehidupan dengan
segala apa yang dimiliki, akan memperkuat pertahanan dan keamanan nasional, proklamasi
kemerdekan yang dicita-citakan telah terwujud, berkat perjuangan dan pengorbanan para
pahlawan. Maka kita harus dapat mengisi kemerdekaan ini dengan membangun berbagai
macam bidang agar dapat mempercepat tercapainya tujuan bangsa Indonesia.
Guna mencapai tujuan bangsa diharapkan peran serta seluruh bangsa dalam membangun
negara, karena kita sebagian besar tidak mengalami peristiwa perjuangan kemerdekaan,
maka perlunya dipahami, dimengerti akan arti perjuangan para pejuang, niscaya tujuan
negara yang diidam-idamkan akan segera terwujud.

Contoh sikap patriotisme dan nasionalisme dalam berbagai lingkungan kehidupan:


a. Lingkungan keluarga
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
b. Lingkungan sekolah
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
c. Lingkungan masyarakat
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Paham yang lain (jingoisme, chauvinisme, imperialisme, internasionalisme, universalisme,


westernisasi)
a. Jingoisme. Keberhasilan untuk mandiri sebagai bangsa yang bebas, merdeka, dan
berdaulat itu dapat memuncak pada suatu sikap ekstrem dalam berhadapan dengan
bangsa lain. Sikap itu disebut jingoisme, yaitu suatu sikap dan semangat yang berkobar-
kobar untuk berperang melawan bangsa lain.
b. Chauvinisme. Bangsa yang bersikap dan bersemangat dan bertindak agresif terhadap
bangsa lain. Dalam hal ini chauvinisme dianggap sebagai nasionalisme yang berlebihan,
mencintai negara nya secara berlebihan dengan menganggap rendah bangsa lain.
c. Internasionalisme. Adalah sikap suatu bangsa menghargai bangsa lain dan
menyelenggarakan pemerintah sendiri demi kepentingan sendiri, tetapi tidak
meremehkan hak, kebutuhan, dan kedaulatan bangsa lain.
d. Universalisme. Merupakan sikap suatu bangsa dalam hidup ditengah-tengah bangsa lain.
Bangsa itu merasa menjadi bagian dunia seluruhnya.
e. Westernisasi. Yaitu pandangan suatu bangsa yang berusaha untuk meniru cara kehidupan
dari bangsa-bangsa barat (west).
Mengetahui, Bawang, 10 Juni 2021
Kepala SMK Negeri 2 Bawang Guru Mata Pelajaran

Drs. Supriyadi Cahyani Tri W., S.Pd


NIP. 19660128 199302 1 002 NIP. 19800114 200604 2 011

Anda mungkin juga menyukai