TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat :
Sekolah :
Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis dengan percaya diri
SMK Negeri 7
Purworejo Memahami angka penting dan notasi ilmiah pada bidang teknologi dan rekayasa dengan percaya
diri
Kompetensi Dasar : Memahami konsep dimensi besaran dan besaran vektor dengan percaya diri
3.1 Menerapkan Disediakan peralatan, peserta didik akan dapat mendemonstrasikan tentang :
prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta mengikuti
pengukuran besaran aturan angka penting dengan percaya diri
fisis, angka penting alat ukur panjang, massa dan waktu dengan percaya diri
dan notasi ilmiah pada
bidang teknologi dan
rekayasa LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
4.1 Melakukan Pendahuluan
pengukuran besaran Guru memberikan salam, memimpin do’a memulai pembelajaran, dilanjutkan menanya-
fisis dengan kan keadaan siswa dan mempresensi siswa;
menggunakan Guru mengatur kondisi kelas yang kondusif dan mempersiapkan materi pembelajaran;
peralatan dan teknik Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar, silabus serta tujuan yang
yang tepat serta akan dicapai dari kegiatan pembelajaran;
mengikuti aturan angka Guru bertanya sebagai apersepsi kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa
penting Kegiatan Inti
Pertemuan ke-1
Mata Pelajaran: Mengamati :
Fisika Melalui WA grup kelas guru mengingatkan peserta didik untuk segera bergabung ke
classroom
Materi Pokok: Guru menginformasikan ke peserta didik untuk mendownload file tugas yang telah dishare
Besaran dan satuan di LMS pada fitur penugasan
Menanya :
Kelas/Semester: Siswa mendapat tugas untuk menyatakan pengukuran besaran fisis
X /1 Mengumpulkan Informasi :
Siswa diminta menentukan besaran pokok dan turunan
Tahun Pelajaran: Siswa diminta menentukan pengukuran besaran fisis
2021/2022 Siswa diminta menentukan notasi ilmiah suatu pengukuran
Menalar :
Pertemuan : Siswa mendapat tugas untuk menentukan pengukuran panjang, massa dan waktu
1 dan 2 Mengomunikasikan :
Siswa mengerjakan tugas tersebut yang berisi tentang awalan satuan, notasi ilmiah, dan
Alokasi Waktu: membaca alat ukur..
Guru menginformasikan tugas diupload paling akhir sebelum pertemuan minggu depan.
2 x 2 JP Pertemuan ke-2
Mengamati :
Pendekatan Siswa mendapat informasi tentang angka penting pada hasil pengukuran
Pembelajaran Siswa mendapat informasi tentang dimensi suatu besaran.
Saintifik Menanya :
Siswa mendapat tugas untuk menyatakan angka penting hasil suatu pengukuran
Mengumpulkan Informasi :
Model Pembelajaran Siswa diminta menentukan dimensi suatu besaran
Discovery learning Siswa diminta menentukan banyaknya angka penting dari hasil operasi hitungan
Menalar :
Siswa mendapat tugas untuk menentukan nilai angka penting dari hasil operasi hitungan
Karakter Peserta Didik Mengomunikasikan :
yang Dikembangkan: Siswa mengkomunikasikan hasil pembacaan grafik
Religius, Nasionalis, Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan guru.
Kemandirian, Penutup
Integritas, dan Guru bersama-sama peserta didik membuat rangkuman dan kesimpulan hasil
Gotong Royong pembelajaran;
Guru memberikan tugas terstruktur individual untuk memperkaya pemahaman peserta
didik terhadap kompetensi yang dipelajari;
Guru menyampaikan rencana pembelajaran minggu depan sehingga siswa dapat
mempersiapkan diri;
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan do’a bersama dipimpin oleh salah satu
siswa.
PENILAIAN PEMBELAJARAN
No.RanahTeknik PenilaianKeterangan1.PengetahuanTes Tertulis
Lembar ObservasiTugas Terstruktur Individual
Diskusi Kelompok2.KeterampilanKinerjakualitas proses mengerjakan/melakukan tugas.3.SikapLembar
ObservasiObservasi oleh guru selama proses pembelajaran
Penilaian teman sebaya
LAMPIRAN
Lampiran 1
Format Penilaian Pengetahuan
Kelas : X (Umum)
PILIHAN GANDA
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada
lembar jawab sesuai jawaban yang paling tepat!
PILIHAN GANDA
1 D 11 E
2 C 12 D
3 A 13 E
4 B 14 B
5 A 15 A
6 C 16 D
7 C 17 E
8 D 18 A
9 A 19 A
10 C 20 C
PEDOMAN PENSKORAN
Materi : .........................................................................................................................
Kelompok : .........................................................................................................................
Nama Kinerja Presentasi
Jumlah Rata-rata
No Peserta Kebenaran Penyajian Visual /
Kreativitas Skor (Nilai)
Didik Substansi Materi Grafis
Keterangan:
No Indikator Uraian
70 – 80 B (Baik)
50 – 69 C (Cukup)
< 60 K (Kurang)
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
Petunjuk:
Lembar observasi ini diisi oleh guru pada saat pelaksanaan pembelajaran.
Observasi terhadap peserta didik dilaksanakan selama 1 (satu) semester.
Guru dapat menentukan satu atau beberapa aspek sebagai indikator dalam pelaksanaan
observasi.
Kelas : …….....…………………........................……………………
Tanggungjawab
Kerjasama
Proaktif
Peserta
Didik
Menghargai
Kerjasama
Tanggungjawab
1 Melaksanakan tugas individu dengan Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang
baik konsisten ditunjukkan peserta didik
2 Menerima resiko dan tindakan yang Skor 2 jika 2 indikator konsisten ditunjukkan
dilakukan peserta didik
Skor 3 jika 3 indikator konsisten ditunjukkan
3 Mengembalikan barang yang dipinjam
peserta didik
4 Meminta maaf atas kesalahan yang Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan
dilakukan peserta didik
Proaktif
Keterangan:
Untuk memudahkan penilaian sikap terkait dengan observasi; pada tahap awal guru dapat
menetapkan bahwa seluruh peserta didik telah memenuhi kriteria aspek yang akan diobservasi.
Hanya peserta didik yang berkecenderungan ekstrim sangat/kurang (+/-) yang dapat menjadi
fokus observasi guru.
Penilaian Observasi A (sangat baik), B (baik), C (cukup) dan K (kurang).
Lampiran 4
Materi Pembelajaran
Kedudukan manusia
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial.
a. Makhluk individu
Sebagai makhluk individu manusia diberi kemampuan untuk hidup dan mengatasi
beberapa masalah sendiri. Dalam kondisi tertentu manusia memiliki kepentingan sendiri
yang berbeda dengan manusia lain, seperti hasrat, keinginan atau tujuan hidup.
b. Makhluk sosial
Selain kodratnya sebagai makhluk individu, manusia juga membutuhkan orang lain
untuk memenuhi segala kebutuhannya. Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah
zoon politicon, yang artinya selain sebagai mahluk individu manusia juga adalah mahluk
sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.
Pengertian Bangsa
Bangsa adalah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu. Yang memiliki
kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, ideologi, budaya dan sejarah, serta berpemerintahan
sendiri. Karena persamaan itu, maka bangsa memiliki rasa persatuan, serta memiliki cita-cita
bersama yang ingin dilak1sanakan di dalam negara tempat mereka tinggal.
Jadi bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang hidup dalam wilayah Indonesia
Pengertian Negara
Istilah negara merupakan terjemahan dari kata state dalam bahasa Inggris, kata staat dalam
bahasa Belanda dan Jerman, kata etat dalam bahasa Perancis, yang semuanya itu diambil dari
bahasa Latin status atau statum, yang berarti meletakkan dalam keadaan berdiri atau keadaan
yang tegak dan tetap, atau suatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Menurut Franz Magnis-Suseno, negara merupakan satu kesatuan masyarakat politik.
Fungsinya adalah membuat, menerapkan dan menjamin berlakunya norma kelakuan untuk
seluruh masyarakat. Norma ini berlaku dengan pasti. Artinya negara tidak membiarkan
aturan-aturannya dilanggar. Bila dilanggar, pelanggarnya ditindak dan dikenai sanksi. Sanksi
tersebut kalau perlu dengan menggunakan paksaan fisik.
Sifat Negara
Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara mempunyai sifat:
a. Memaksa. Negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara sah.
b. Memonopoli. Hanya negara yang mempunyai monopoli untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan tujuan bersama dari masyarakat.
c. Mencakup semua. Kekuasaan mengatur yang dimiliki oleh negara meliputi semua orang
dalam batas-batas kekuasaannya. Tidak ada orang yang terbebas dari pengaturan negara.
Kewenangan negara dapat mengatur hampir semua segi kehidupan warga negara.
Point to point theory adalah teori tentang penentuan garis pantai / garis dasar,
diukur dengan menghubungkan titik titik terluar pulau terluar suatu negara
pantai, pada saat air surut.
c) Udara. Yaitu wilayah diatas wilayah negara atau diatas wilayah daratan dan laut
teritorial suatu negara. Dalam pasal 1 Konvensi Paris 1919 yang telah diganti
dengan Konvensi Chicago 1944 dinyatakan bahwa setiap negara mempunyai
kedaulatan utuh dan eksklusif di wilayah udaranya.
Berdasarkan UU No 20 tahun 1982 tentang pertahanan negara, wilayah
kedaulatan dirgantara adalah yang termasuk Geo Stationary Orbit (GSO) sejauh
35.761 km. GSO dapat diketahui dengan menarik garis dari pusat bumi
menyinggung batas wilayah laut Indonesia (Laut Teritorial) hingga ketinggian
35.761 km dari permukaan bumi.
b. Secara sekunder
Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang
dihubungkan dengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal
tersebut maka pengakuan negara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting
berdirinya suatu negara baru. Untuk mengetahui terjadinya negara baru dapat
menggunakan pendekatan faktual yaitu suatu pendekatan yang didasarkan pada
kenyataan dan pengalaman sejarah yang benar–benar terjadi.
c. Menurut teori
Di samping itu untuk mempelajari asal mula terjadinya negara yang pertama dapat pula
menggunakan pendekatan teoritis yaitu suatu pendekatan yang didasarkan kerangka
pemikiran logis yang hipotesanya belum dibuktikan secara kenyataan. Atas dasar
pendekatan tersebut, ada beberapa teori tentang asal mula terjadinya negara :
1. teori perjanjian masyarakat (kontak sosial)
adalah teori yang didasarkan karena adanya perjanjian masyarakat. Semua negara
mengikat diri dalam suatu perjanjian bersama untuk mendirikan suatu organisasi
yang bisa melindungi dan menjamin kelangsungan hidup bersama. Teori ini juga
didukung oleh Monstequieu, Thomas Hobbes, John Locke, J.J.Rousseau.
2. teori ketuhanan (Theokratis)
adalah teori yang didasarkan pada kepercayaan dari segala sesuatu terjadi atas
kehendak Tuhan. Negara dengan sendirinya juga terjadi atas kehendak Tuhan. Teori
ini mendapat dukungan dari tokoh Kranenburg, Thomas Auinas, dan Agustinus.
3. teori kekuasaan
adalah teori terbentuk negara yang berdasar dalam dasar kekuasaan dimana
kekuasaan adalah ciptaan orang yag paling kuat dan berkuasa. Teori mendapat
dukungan dari Karl Marx, Leon Duguit, dan Harold J. Laski
4. teori hukum alam
adalah teori yang didasarkan pada hukum alam bukan buatan negara, melainkan
kekuasaan alam yang berlaku dalam setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal
dan tidak berubah.
Bentuk Negara
a. Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur
seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang
kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah
pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara
kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan
satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang
memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara
kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang
berdaulat.
Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian
(lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan
pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power).
Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain
adalah cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara
bagian, dan badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara
pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:
1. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara
bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia,
RIS (1949);
2. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara
bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada
dan India;
3. negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam
menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;
4. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Swiss.
Bentuk Kenegaraan
a. Perserikatan Negara
Selain negara serikat, ada pula yang disebut serikat negara (konfederasi). Tiap negara
yang menjadi anggota perserikatan itu ada yang berdaulat penuh, ada pula yang tidak.
Perserikatan pada umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan kesamaan
politik, hubungan luar negeri, pertahanan dan keamanan atau kepentingan bersama
lainnya.
Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah negara, melainkan suatu perserikatan
yang beranggotakan negara-negara yang masing-masing berdaulat. Dalam menjalankan
kerjasama di antara para anggotanya, dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang di
dalamnya duduk para wakil dari negara anggota.
Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada:
1. Perserikatan Amerika Utara (1776-1787)
2. Negara Belanda (1579-1798), Jerman (1815-1866)
c. Trustee (Perwalian)
Negara Perwalian adalah suatu negara yang sesudah Perang Dunia II diurus oleh
beberapa negara di bawah Dewan Perwalian dari PBB. Konsep perwalian ditekankan
kepada negara-negara pelaksana administrasi.
Menurut Piagam PBB, pembentukan sistem perwalian internasional dimaksudkan untuk
mengawasi wilayah-wilayah perwalian yang ditempatkan di bawah PBB melalui
perjanjian-perjanjian tersendiri dengan negara-negara yang melaksanakan perwalian
tersebut.
d. Dominion
Bentuk kenegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan Inggris. Negara
dominion semula adalah negara jajahan Inggris yang setelah merdeka dan berdaulat tetap
mengakui Raja/ Ratu Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Negara-negara itu
tergabung dalam suatu perserikatan bernama “The British Commonwealth of Nations”
(Negara-negara Persemakmuran).
Tidak semua bekas jajahan Inggris tergabung dalam Commonwealth karena
keanggotaannya bersifat sukarela. Ikatan Commonwealth didasarkan pada perkembangan
sejarah dan azas kerja sama antaranggota dalam bidang ekonomi, perdagangan (dan pada
negara-negara tertentu juga dalam bidang keuangan). India dan Kanada adalah negara
bekas jajahan Inggris yang semula berstatus dominion, namun karena mengubah bentuk
pemerintahannya menjadi republik/ kerajaan dengan kepala negara sendiri, maka negara-
negara itu kehilangan bentuk dominionnya. Oleh karena itu persemakmuran itu kini
dikenal dengan nama “Commonwealth of Nations”. Anggota-anggota persemakmuran
itu antara lain: Inggris, Afrika Selatan, Kanada, Australia, Selandia Baru, India,
Malaysia, etc. Di sebagian dari negara-negara itu Raja/ Ratu Inggris diwakili oleh
seorang Gubernur Jenderal, sedangkan di ibukota Inggris, sejak tahun 1965 negara-
negara itu diwakili oleh High Commissioner.
e. Uni
Bentuk kenegaraan Uni adalah gabungan dari dua negara atau lebih yang merdeka dan
berdaulat penuh, memiliki seorang kepala negara yang sama.
Pada umumnya Uni dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Uni Riil (Uni Nyata)
yaitu suatu uni yang terjadi apabila negara-negara anggotanya memiliki alat
perlengkapan negara bersama yang telah ditentukan terlebih dulu. Perlengkapan
negara itu dibentuk untuk mengurus kepentingan bersama. Uni sengaja dibentuk
guna mewujudkan persatuan yang nyata di antara negara-negara anggotanya.
Contoh: Uni Austria – Hungaria (1867-1918), Uni Swedia – Norwegia (1815-1905),
Indonesia – Belanda (1949).
2. Uni Personil
yaitu suatu uni yang memiliki seorang kepala negara, sedangkan segala urusan
dalam negeri maupun luar negeri diurus sendiri oleh negara-negara anggota.
Contoh: Uni Belanda – Luxemburg (1839-1890), Swedia – Norwegia (1814-1905),
Inggris – Skotlandia (1603-1707;
Selain itu ada yang dikenal dengan nama Uni Ius Generalis, yaitu bentuk gabungan
negara-negara yang tidak memiliki alat perlengkapan bersama. Tujuannya adalah
untuk bekerja sama dalam bidang hubungan luar negeri. Contoh: Uni Indonesia –
Belanda setelah KMB.
f. Protektorat
Sesuai namanya, negara protektorat adalah suatu negara yang ada di bawah perlindungan
negara lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak dianggap sebagai negara merdeka
karena tidak memiliki hak penuh untuk menggunakan hukum nasionalnya. Contoh:
Monaco sebagai protektorat Prancis.
Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:
1. Protektorat Kolonial, jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan sebagian
besar urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada negara pelindung.
Negara protektorat semacam ini tidak menjadi subyek hukum internasional. Contoh:
Brunei Darussalam sebelum merdeka adalah negara protektorat Inggris.
2. Protektorat Internasional, jika negara itu merupakan subyek hukum internasional.
Contoh: Mesir sebagai negara protektorat Turki (1917), Zanzibar sebagai negara
protektorat Inggris (1890) dan Albania sebagai negara protektorat Italia (1936).
g. Mandat
Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari negara yang
kalah dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan suatu negara yang
menang perang dengan pengawasan dari Dewan Mandat LBB. Ketentuan-ketentuan
tentang pemerintahan perwalian ini ditetapkan dalam suatu perjanjian di Versailles.
Contoh: Syria, Lebanon, Palestina (Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah
Mandat B); Afrika Barat Daya (Daerah Mandat C).
Pengertian NKRI
Negara republik Indonesia merupakan negara kesatuan. Ketentuan bahwa negara Indonesia
berbentuk negara kesatuan dapat kita temukan dalam pasal 1 UUD 1945, yang berbunyi:
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”. Ketentuan itu
diperkuat oleh pasal 18 UUD 1945 ayat 1, yang menyatakan bahwa “Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintah
daerah, yang diatur dengan undang-undang”.
Fungsi Negara dan Fungsi NKRI
Tujuan negara merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh negara,
sedangkan fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah harapan
itu menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah sia-sia, dan
sebaliknya, fungsi negara tanpa tujuan negara tidak menentu.
Minimal, setiap negara harus melaksanakan fungsi:
1. penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah terjadinya
konflik, negara harus melaksanakan penertiban, menjadi stabilisator;
2. mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
3. pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari luar;
4. menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan.
Menurut Charles E. Merriam, fungsi negara adalah: keamanan ekstern, ketertiban intern,
keadilan, kesejahteraan umum, kebebasan. Sedangkan R.M. MacIver berpendapat bahwa
fungsi negara adalah: ketertiban, perlindungan, pemeliharaan dan perkembangan.
2. Teori Individualisme
Individualisme adalah suatu paham yang menempatkan kepentingan individual sebagai
pusat tujuan hidup manusia. Menurut paham ini, negara hanya berfungsi sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan setiap individu. Negara hanya bertugas memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat (penjaga malam), tidak usah ikut campur dalam urusan
individu, bahkan sebaliknya harus memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
setiap individu dalam kehidupannya. Individualisme berjalan seiring dengan liberalisme
yang menjunjung tinggi kebebasan perseorangan. Di bidang ekonomi, liberalisme
menghendaki persaingan bebas. Yang bermodal lebih kuat/ besar layak memenangi
persaingan. Sistem ekonomi liberal biasa disebut kapitalisme.
3. Teori Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan kolektivitas (kebersamaan)
sebagai pusat tujuan hidup manusia. Penganut paham ini menganggap bahwa dalam
segala aspek kehidupan manusia, kebersamaan harus diutamakan. Demi kepentingan
bersama, kepentingan individu harus dikesampingkan. Maka, negara harus selalu ikut
campur dalam segala aspek kehidupan demi tercapainya tujuan negara, yaitu
kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat.
Pelaksanaan ajaran sosialisme secara ekstrim dan radikal-revolusioner merupakan
embrio komunisme yang tidak mengakui adanya hak milik perorangan atas alat-alat
produksi dan modal. Yang tidak termasuk alat-alat produksi dijadikan milik bersama
(milik negara). Di negara komunis selalu diseimbangkan status quo keberadaan dua
kelas masyarakat: pemilik alat produksi dan atau modal serta yang bukan pemilik alat
produksi (buruh).
Fungsi negara menurut komunisme adalah sebagai alat pemaksa yang digunakan oleh
kelas pemilik alat-alat produksi terhadap kelas/ golongan masyarakat lainnya untuk
melanggengkan kepemilikannya.
Sosialisme dan komunisme memiliki tujuan yang sama, yaitu meluaskan fungsi negara
dan menuntut penguasaan bersama atas alat-alat produksi, sedangkan perbedaannya
adalah:
Sosialisme Komunisme
usaha pencapaian tujuan negara menghalalkan segala cara untuk
harus menempuh cara-cara damai mencapai tujuan negara, bila perlu
masih mengakui hak milik pribadi/ dengan revolusi berdarah
perorangan dalam batas-batas sama sekali tidak mengakui hak
tertentu milik perorangan
Semangat kebangsaan
a. Nasionalisme
Nasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan bangsa dan tanah
airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan cinta kepada tanah air disebut
patriotisme.
Nasionalisme dibedakan menajdi dua yaitu :
1. Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinti / bangga terhadap tanah air dan
bangsanya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya.
2. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap tanah air dan
bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa lain lebih rendah
derajatnya.
b. Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air. Patriotisme
diartikan sebagai semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela berkorban untuk
kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya cinta kepada tanah air
saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap tanah air tidak hanya
ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga diwujudkan dalam mengisi
kemerdekaan.
Ciri-ciri patriotisme :
1. Cinta tanah air
2. Rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa
3. Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan
4. Bersifat pembaharuan
5. Tidak kenal menyerah
6. Bangga sebagai bangsa Indoensia.
Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa Indonesia.
Hal ini mengingat kondisi :
a. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau keanekaragaman dalam
suku, ras, golongan, agama, budaya dan wilayah.
b. Alam Indonesia, dimana kepulauan nusantara terletak pada posisi silang yang dapat
mengandung kerawanan bahaya dari negara lain.
c. Adanya bahaya disintegrasi (perpecahan bangsa) dan gerakan separatisme (gerakan
untuk memisahkan diri dari suatu bangsa), apabila pemerintah tidak bersikap bijaksana.
Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dengan adanya sikap patriotisme dan nasionalisme
dalam kehidupan sehari-hari. Warga negara yang memiliki semangat kebangsaan yang
tinggi akan memiliki nasionalisme dan patriotisme yang tinggi pula.
Perwujudan nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa Indonesia dapat dilihat dari
perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :
a. Sebelum Masa Kebangkitan Nasional
Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa patriotisme sebelum
kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan, tergantung pada pemimpin, belum
terorganisir dan tujuan perjuangan belum jelas.
b. Masa Kebangkitan Nasional
Perjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat nasional.
Perjuangan dilakukan dengan cara organisasi modern, dimana sejak berdirinya Budi
Utomo merupakan titik awal kesadaran nasionalisme. Masa ini disebut angkatan
perintis, sebab disamping merintis kesadaran nasional juga merintis berdirinya
organisasi.
c. Masa sumpah pemuda
Sumpah pemuda merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia. Yang
jelas dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Sumpah pemuda
mengandung nilai yang sangat tinggi yaitu nilai persatuan dan kesatuan yang
merupakan modal perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Masa ini di sebut
angkatan penegas, sebab angkatan inilah yang menegaskan pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa dalam berjuang mencapai kemerdekaan.
d. Masa proklamsi kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan bangsa
Indoensia, juga merupakan wujud perjuangan yang berdasarkan persatuan Indonesia.
Oleh karena itu, semangat kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang
mengantarkan Indoensis mencapai tonggak sejarah yang paling fundamental harus kita
jaga dan kita pertahankan. Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas yang
akan mengantarkan bangsa Indoensia menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat yang
merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Perwujudan semangat kebangsaan dan patriotisme yang berupa sikap rela berkorban untuk
kepentingan tanah air, bangsa dan negara sebagai tempat hidup dan kehidupan dengan
segala apa yang dimiliki, akan memperkuat pertahanan dan keamanan nasional, proklamasi
kemerdekan yang dicita-citakan telah terwujud, berkat perjuangan dan pengorbanan para
pahlawan. Maka kita harus dapat mengisi kemerdekaan ini dengan membangun berbagai
macam bidang agar dapat mempercepat tercapainya tujuan bangsa Indonesia.
Guna mencapai tujuan bangsa diharapkan peran serta seluruh bangsa dalam membangun
negara, karena kita sebagian besar tidak mengalami peristiwa perjuangan kemerdekaan,
maka perlunya dipahami, dimengerti akan arti perjuangan para pejuang, niscaya tujuan
negara yang diidam-idamkan akan segera terwujud.