Anda di halaman 1dari 10

Nama : Deva Bilanti

Nim. : PO.7124320052

Kelas. : 1B

MK : Konsep Dasar Klinik Kebidanan

A. JENIS OBAT
1. Pulvis ( bubuk / serbuk )
Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar dan merupakan serbuk yang tidak
terbagi
2. Cream / Kream
Bersifat agak cair dan biasanya diisi dalam bentuk Tube
3. Tablet ( compressi )
Berbentuk bulat, diberikan secara oral
4. Kaplet ( kapsul tablet )
Bentuknya oval / lonjong seperti kapsul dan bisa di patahkan
5. Kapsul ( capsule )
Macam bahan obat yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang
umumnya dibuat dari gelatin. Berbentuk bulat dan bisa dicabut
6. Vial
Vial berisi medikasi dalam bentuk cair atau kering dan terbuat dari kaca dan plastik
7. Inhaler
Obat yang diberikan langsung kedalam saluran nafas melalui penghisapan, bisa
lewat hidung dan mulut. Obat ini biasa digunakan oleh penderita sakit asma
8. Salep ( unguenta )
Obat topikal berbasis minyak atau lemak, cenderung meninggalkan bekas lengket
9. Ampul
Berisi obat dosis tunggal dalam bentuk cair, dapat dipatahkan
10. Cairan
Bisa berupa sirup atas infuss
11. Sirup

1
Dikemas dalam bentuk botol dan di dalam kotaknya biasanya terdapat sendok
sesuai untuk takarannya
12. Suport
Merupakan obat yang dimasukkan ke dalam dubur/ vagina/ lubang
13. Pulveres
Serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama.
14. Pil ( pilulae )
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral.
15. Larutan ( solutiones )
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat
larut, biasanya dilarutkan dalam air
16. Suspensi ( suspensiones )
Merupakan sediaan cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam
fase cair. macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),
suspensi topikal (penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian
luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
17. Emulsi ( emulsiones )
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase
cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya.
18. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau
tumbuhan yang disari.
19. Ekstrak ( extractum )
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari
simplisisa nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.
20. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan
air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
21. Imunoserum ( immunosera )
Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan mengikut
kuman/virus/antigen.
22. Injeksi ( injectiones )

2
Disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir.
23. Obat tetes ( guttae )
Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam), guttae oris (tetes
mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae
opthalmicae (tetes mata).

B. Nama – nama Obat


1. Antibiotic
 Penisilin ( Penicillins )
Untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga,
saluran pernafasan, dll.
 Sefalosporin ( Cephalosporins )
Untuk mengobati meningitis , gonorrhea
 Aminoglikosida ( Aminoglycosides )
Untuk mengobati tifus dan pneumonia
 Makrolida ( Macrolides )
Untuk mengobati infeksi saluran pernafasan , infeksi saluran lambung, dll
 Sulfonamida ( Sulfonamides )
Untuk mengobati infeksi ginjal tapi memiliki efek berbahaya pada ginjal, dan
bisa juga untuk mencegah pembentukan kristal obat
 Fluoroquinoles
Untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernafasan
 Tetrasiklin ( tetracylines )
Untuk mengobati infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll
 Polipeptida ( polypeptides )
Digunakan pada permukaan kulit saja
 Amoxicilin
Untuk mengobati infeksi telinga tengah, faringitis, stertokokus, pneumonia,
infeksi kulit, dan saluran kemih
 Cefixme
Untuk mengobati infeksi bakteri pada telinga, saluran pernafasan dan infeksi
saluran kemih

3
2. Analgesik ( anti nyeri ) dan Antipiretik ( penurun panas )
 Salisilat ( aspirin )
 Paracetamol / acetaminophen
 Nonsteroidal Anti – inflammatory Drugs ( NSAIDS )
 Ibuprofen
 Aspirin
 Naproxen
 Diclofenac
 Celecoxib
 Etoricoxib
 Indomethacin
 Asam mefenamat
 Piroxicam
 Meloxicam
 Ketoprofen
 Etodolac
 Nabumetone
3. Antitusif ( Obat batuk kering dan berdahak )
 Codeine
 Dextrometorfan ( Dextromethorphan )
 Noskapin ( Noscapine )
 Vicks Formula 44
 Actifed
 Nellco Special
 Bisolvon
 Woods
 Siladex ME
 Benadryl
4. Anti Spasmodik ( obat keram / kejang otot/ kontraksi )
 Bentyl ( dicylomine )
 Mabeverine
 Buscopan

4
 Levsin ( hysocamine )
5. Anti Imflamasi ( Obat radang )
 Ibuprofen
 Aspirin
 Naproxen
 Diclofenac
 Etoricoxib
 Indomethacin
 Asam mefenamat
 Piroxicam
 Meloxicam
 Ketoprofen
 Nabumetone
6. Anti Diuretik ( obat meningkatkan pengeluaran urine, pereda edema, dan
hipertensi )
 Chlorothiazide
 Chlorthalidone
 Hydrochlorothiazide
 Metolazone
 Indapamide
 Bumetanide
 Furosemide
 Torasemide
 Amiloride
 Triamterene
 Eplerenone
 Spironolactone
7. Anestesia ( Obat Bius / penghilang rasa sakit )
 Thiopental
 Benzodiazepine intravena
 Propofol
 Etomidate

5
 Ketamine
 Lidocaine
 Etidocain
 Mepivakain
 Prilokain
 Nitrous oksida (N2O )
 Halotan
 Enfluran
 Insofluran
 Sevofluran
 Desfluran
8. Anti Hypertensi ( Obat darah tinggi )
 ACE inhibitor
Contoh Obat :
Captopril, Enalapril, Lisinopril, Perindopril, Ramipril, Trandolapril
 Alpha-2 receptor agonist
Contoh obat :
Metildopa dan Clonidine
 Antagonis kalsium ( calcium channel blocker )
Contoh obat :
Amlodipine, Diltazem, Nicardipine, Nifedipine, Nimodipine, Verapamil
 Angiotensin II receptor blocker ( ARB )
Contoh obat :
Candesartan , Eprosartan, Irbesartan, Losartan, Olmesartan, Telmisartan,
Valsartan
 Diuretik
Contoh obat :
Diuretik loop, seperti furosemide
Diuretik hemat kalium ( potassium – sparing ), seperti amiloride dan
spironolactone.
Diuretik thiazide, seperti hydrochlorothiazide dan indapamide
 Penghambat adrenergik perifer

6
 Penghambat alfa ( alpha – blocker )
 Penghambat beta ( beta blocker )
 Penghambat renin
9. Anti Konvulsan ( obat kejang / kaku )
 Barbiturat
 Benzodiazepine
 Dibenzazepine
 Hydantoin
 Penghambat karbonik anhidrase
 Turunan asam lemak
 Analog asam gamma – aminobutirat
 Pyrrolidine
10. Psikotropika ( obat menghilangkan keseimbangan )
 Xanax
 Valium
 Ativan
 Librium
 Dumolid
 Sabu – sabu ( metamfetamin )
 Ekstasi ( amfetamin
 Mushroom
 LSD
 Ganja
 Putau

Jika disalah gunakan, obat psikotropica justru bisa menimbulkan efek samping
yang berbahaya, misalnya gangguan fungsi otak dan jantung.

11. Anti Koagulan ( Obat menghambat pembekuan darah )


 Warfarin
 Heparin
 Rivaroxaban
 Dabigatran

7
 Apixaban
 Edoxaban
 Enoxaparin
 Fondaparinux
12. Antihistamin ( obat alergi/ gatal )
Generasi pertama :
 Chlorpheniramine
 Cyproheptadine
 Triprolidine
 Hydroxyzine
 Ketotifen
 Mebhydrolin
 Promethazine
 Dimethindene meleate

Generasi kedua :

 Desloratadine
 Fexofenadine
 Levocetirizine
 Cetirizine
 Terfenadine
 Loratadine
13. Anti Fungi ( obat anti jamur )
 Clotrimazole
 Fluconazole
 Itraconazole
 Ketoconazole
 Ticonazole
 Miconazole
 Voriconazole
14. Anti Virus
 Valganciclovir

8
 Cidovovir
 Aciclovir
 Famciclovir
 Penciclovir
 Valaciclovir
 Imiquimod
 Nitazoxanide
 Tecovirimat

SOAL

Dik :1 gr amoxicicilin dalam 1 vial dicampur dengan 8 cc aquades akan diberikan secara

IM pada pasien dengan dosis 2 × 1

Dit : Berapa cc setiap kali pemberian ?

Berapa mg setiap kali masuk / pemberian suntikan ?

Jawab :

1 vial = 1 gram

Dicampur dengan aquades 8 cc

2 ×1(vial)
a. ×V ( cc )
Dosis( mg)

2× 1000 mg
= ×8 cc
1000 mg

= 2 × 8 cc

= 16 cc ( 2 × suntikan )

Jadi untuk 1 kali suntikan

= 16 cc : 2

= 8 cc

9
1000
b. =125 mg
8

10

Anda mungkin juga menyukai