Anda di halaman 1dari 15

11

SLTP atau SLTA umumnya menghabiskan waktu sekitar tujuh jam sehari di

sekolahnya. Ini berari bahwa hampir sepertiga dari waktunya setiap hari

dilewatkan remaja di sekolah. Tidak mengherankan kalau pengaruh sekolah

terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besar (Sarwono, 2007).

2. Perubahan Fisik Remaja Yang Diteliti.

Diantara perubahan perubahan fisik, yang terbesar pengaruhnya pada

perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi

semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat alat

reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita mimpi basah pada laki-laki)

dan tanda tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2007). Perubahan

perubahan fisik tersebut adalah sebagai berikut :

Pada anak perempuan

a). Pertumbuhan tulang tulang (badan menjadi tinggi, anggota anggota badan

menjadi panjang)

b). Pertumbuhan payudara

c). Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan.

d). Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap

tahunnya.

e). Bulu kemaluan menjadi keriting

f). Haid (Menstruasi)

g). Tumbuh bulu-bulu ketiak


12

Pada anak laki-laki

a). Pertumbuhan tulang tulang

b). Testis (buah pelir) membesar

c). Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap

d). Awal perubahan suara

e). Ejakulasi (keluarnya air mani)

f). Bulu kemaluan menjadi keriting

g). Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya.

h). Tumbuh rambut rambut halus di wajah (kumis, jenggot)

i). Tumbuh bulu ketiak

j). Akhir perubahan suara

k). Rambut rambut diwajah bertambah tebal dan gelap

l). Tumbuh bulu di dada.

B. Anemia

1. Pengertian

Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari

normal yang berbeda menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi

fisiologis (Kemenkes, 2015).Sindrom anemia antara lain rasa lemah, lesu,

cepat lelah, telinga berdenging, mata berkunang kunang, kaki terasa dingin,

dan sesak nafas. Pada pemeriksaan, pasien tampak pucat yang terlihat dari

konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku

(Pratiwi, Fatimah, 2019). Remaja putri dan wanita usia subur menderita

anemia bila kadar hemoglobin darah menunjukan nilai kurang dari 12 g/dl.

Menurut WHO (2011), Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar
13

haemoglobin (Hb) dalam darah rendah dari normal (Kemenkes, 2016).

Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS) menderita anemia bila kadar

lebih hemoglobin darah menunjukan nilai kurang dari 12 g/dL (Kemenkes,

2016).

Tabel.2.1 Klasifikasi Anemia Menurut Kelompok Umur

Populasi Non Anemia Anemia (g/dl)


(g/dl) Ringan Sedang Berat
Anak 6 – 59 bulan 11 10.0 - 10.9 7.0 – 9.9 < 7.0
Anak 5 – 11 tahun 11,5 11.0 – 11.4 8.0 – 10.9 < 8.0
Anak 12_ 14 tahun 12 11.0-11.9 8.0- 10.9 <8.0
Perempuan tidak hamil 12 11.0_11.9 8.0- 10.9 < 8.0
(>15 tahun)
Ibu hamil 11 10.0- 10.9 7.0 -9.9 < 7.0
Laki-laki>15 tahun 13 11,0- 12.9 8.0 -10.9 <8.0
Sumber :WHO, 2011 (Kemenkes, 2016)

2. Penyebab Anemia

Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi

yang diperlukan untuk pembentukan Hemoglobin (Hb), sehingga disebut

“Anemia Kekurangan Besi atau Anemia Gizi Besi (GB)”. Menurut

Kementerian Kesehatan RI (2015) kekurangan zat besi dalam tubuh tersebut

disebabkan antara lain karena:

a). Konsumsi makanan sumber zat besi yang kurang, terutama yang

berasal dari hewani.

b).Kebutuhan yang meningkat,seperti pada masa kehamilan, mentruasi

pada perempuan dan tumbuh kembang pada anak balita

dan remaja.

c). Menderita penyakit infeksi, yang dapat berakibat zat besi yang
14

diserap tubuh berkurang (kecacingan), atau hemolisis sel darah

merah (malaria).

d). Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk

mentruasi yang berlebihan dan seringnya melahirkan.

e). Konsumsi makanan yang rendah zat besi tidak dicukupi dengan

konsumsi Tablet Tambah Darah sesuai anjuran.

Menurut Winarsih (2018), Remaja putri merupakan salah satu kelompok

yang rawan menderita anemia, adapun alasannya, karena :

a). Pada umumnya lebih banyak mengonsumsi makanan nabati yang

kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan

hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.

b). Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi

asupan makanan.

c). Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang dieksresi,

khususnya melalui feses.

d). Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat

besikurang lebih 1,3 mg/hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih

banyak dari pada pria.

3. Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia

akibat kekurangan zat besi adalah (Kemenkes, 2015) :

a). Mempraktekan pola makan bergizi seimbang. Pola makan bergizi

seimbang terdiri dari aneka ragam makanan, termasuk sumber


15

pangan hewani yang kaya zat besi, dalam jumlah yang proporsional.

Makanan yang kaya sumber zat besi contohnya hati, ikan, daging

dan unggas. Sedangkan buah-buahan akan meningkatkan penyerapan

zat besi karena mengandung vitamin C yang tinggi.

b). Fortifikasi bahan makanan yaitu : menambahkan satu atau lebih zat

gizi kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada pangan

tersebut. Tepung terigu sejak tahun 2000 sudah diperkaya zat besi.

c). Pada keadaan dimana zat besi dari makanan tidak tersedia atau

sangat sedikit, maka kebutuhan terhadap zat besi perlu di dapat dari

suplemen tablet tambah darah.

C. Hemoglobin

1. Pengertian

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Mempunyai

daya gabung terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk

oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan fungsi ini maka oksigen

dibawa dari paru-paru kejaringan tubuh (Evelyn, 2014, dalam Jufri, 2018).

Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan heme (berisi zat

besi) dan 4 rantai globin (alfa, beta, gama, dan delta). Terdapat 141

molekul asam amino pada rantai alfa, dan 146 molekul asam amino

pada rantai beta, gama, dan delta ( Nuraeni 2009 ).

Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah merah/

eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke


16

seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh

untuk melakukan fungsihnya. Kekurangan oksigen dalam jaringan otak

dan otot akan menyebabkan gejala antara lain kurangnya konsentrasi dan

kurang bugar dalam melakukan aktifitas. Hemoglobin dibentuk dari

gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel darah merah /eritrosit

(Kemenkes, 2016).

2. Pembentukan Hemoglobin

Sintesis hemoglobin dimulai dari dalam eritroblas dan terus

berlangsung sampai tingkat normoblast dan retikulosit. Sintesis hemoglobin

selain dipengaruhi oleh ketersediaan zat besi, juga dipengaruhi oleh

kecukupan protein. Dari penyelidikan dengan isotop diketahui bahwa bagian

heme dari Hemoglobin terutama disintesis dari asam asetat dan glisin dan

sebagian besar sintesis ini terjadi di dalam mitokondria. Langkah awal

sintesis adalah pembentukan pirol. Selanjutnya empat senyawa pirol bersatu

membentuk senyawa protoporfirin, yang kemudian berikatan dengan besi

membentuk melekul hem. Akhirnya empat molekul hem berikatan dengan

satu molekul globin, suatu globulin yang sintesis dalam ribosom retikulum

endoplasma membentuk hemoglobin.

Aliran oksigen yang ditransfer ke jaringan dan sel darah dihasilkan

sangat cepat sehingga jumlahnya dalam darah sangat meningkat. Konsumsi

besi dibutuhkan dalam pembentukan hemoglobin, dimana zat besi dalam

tubuh akan berikatan dengan molekul hem dan globin yang pada akhirnya

membentuk hemoglobin ( Jufri, 2018)


17

Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah.

Yang paling penting adalah zat besi, vitamin B 12 dan asam folat, tetapi

tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C,riboflavin dan tembaga

serta keseimbangan hormon, terutama eritropoietin (hormon yang

merangsang pembentukan sel darah merah). Tanpa zat gizi dan hormon

tersebut, pembentukan sel darah merah akan berjalan lambat dan tidak

mencukupi, dan selnya bisa memiliki kelainan bentuk dan tidakmampu

mengangkut oksigen sebagaimana mestinya ( Jufri, 2018).

Penyerapan zat besi dalam tubuh terutama besi non hem yang berasal

dari nabati, dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi. VitaminC,

daging, ikan dan unggas dapat meningkatkan penyerapan zat besi, sedangkan

kalsium dan serat bersifat menghambat penyerapan zat besi. Konsumsi

kalsium dalam dosis tinggi (lebih dari 40mg) dapat menghambat penyerapan

zat besi. Selain itu pengolahan makanan yang terlalu lama dengan temperatur

terlalu tinggi, dapat merubah besi heme menjadi besi non heme sehingga

berpengaruh terhadap penyerapan zat besi. Selain zat besi, kecukupan asupan

protein dalam konsumsi makanan sehari hari juga harus mencukupi karena

protein dalam hal ini globulin berperan dalam pembentukan hemoglobin

(Kemenkes, 2015).

3. Metabolisme Besi

Jumlah total besi dalam tubuh rata-rata sekitar 4 gram, dimana 65%

diantaranya dalam bentuk hemoglobin, 4% dalam bentuk mioglobin, 1%

dalam berbagai bentuk senyawa hem yang mengawasi oksidasi intra

sel, 0,1% berikatan dengan protein transferin dalam plasma darah, dan
18

15 - 30% disimpan di dalam hati dalam bentuk feritin. Bila besi diabsorpsi

dari usus halus maka akan segera berikatan dengan globulin, transferin, dan

ditranspor dalam ikatan plasma darah.

Penurunan kadar Hb dapat terjadi karena terhambatnya proses

pembentukkan hemoglobin dalam darah. Penghambatan ini terjadi

karenakurangnya pasokan zat besi akibat terganggunya fungsi hepatosit,

sehingga protein yang membawa ion ferro hasil pemecahan eritrosit sebagai

bahan pembentukkan hemoglobin tidak terbentuk. Hal ini akan

mengakibatkan tidak terbentuknya heme sebagai bahan penyusun Hb. Kadar

Hb juga dipengaruhi juga oleh asam amino glisin, vitamin B6 atau

piridoksin, vitamin B12. ( Nuraeni, 2009).

D. Tablet Tambah Darah

1. Pengertian

Tablet tambah darah adalah suplemen gizi yang mengandung

senyawa zat besi yang setara dengan 60 mg besi elemental dan

400 mcg asam folat (Kemenkes, 2015). Pemberian tablet tambah darah

dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat besi elemental (dalam bentuk

sediaan Ferro Sulfat, Ferro Furamat atau Ferro Glukonat) dan 0,400 mg asam

folat pada remaja putri usia 12-18tahun di institusi pendidikan (SMP dan

SMA atau yang sederajat) dan Wanita Usia Subur (WUS) usia 15-49 tahun di

institusi tempat kerja (Kemenkes, 2016).

Sasaran kegiatan suplemen tablet tambah darah di institusi sekolah

adalah remaja putri usia 12-18 tahun sesuai dengan Surat Edaran Direktorat

Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan nomor HK.03.03/V/0595/2016.


19

Perhitungan sasaran remaja putri ditingkat pusat maupun tingkat kabupaten

dan kota menggunakan data sasaran program pembangunan kesehatan 2015-

2019. Sedangkan perhitungan di tingkat puskesmas dan sekolah

menggunakan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) terbaru dari SMP dan

SMA atau sederajat (Kemenkes, 2016).

Bila anemia disebabkan karena defisiensi besi, maka konsumsi tablet

tambah darah secara teratur akan meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb)

dalam satu bulan setelah konsumsi tablet tambah darah. Bila hemoglobin

tidak berubah (naik) setelah konsumsi tablet tambah darah yang teratur,

kemungkinan anemia tidak disebabkan oleh defesiensi besi

(Kemenkes, 2015).

2. Spesifikasi Teknis Tablet Tambah Darah

a). Deskripsi tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil tablet

tambah darah berbentuk bulat/lonjong warna merah tua.

b). Komposisi

Setiap tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil

sekurangnnya mengandung :

1. Zat besi setara dengan 60 mg besi elemen (dalam bentuk sediaan

Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Gluconat); dan

2. Asam Folat 0,400 mg.

c). Spesifik produk

a. Warna : Merah tua

b. Bentuk : Bulat dan lonjong

c. Tablet salut gula


20

d). Kemasan

Kemasan : sachet, blister, strip, botol dengan dimensi yang proporsional

dengan isi tablet. Kemasan harus dapat menjamin stabilitas dan kualitas

tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil (Kemenkes,

2016)

3. Cara pemberian tablet tambahdarah

Tablet tambah darah program diberikan kepada remaja putri usia 12-

18 tahun di sekolah dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun.

Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di sekolah dapat dilakukan

dengan menentukan hari minum tablet tambah darah bersama setiap

minggunya sesuai kesepakatan di masing-masing sekolah. Saat libur sekolah

tablet tambah darah diberikan sebelum libur sekolah (Kemenkes, 2016).

Tablet tambah darah tidak diberikan pada peserta didik perempuan

(rematri) yang menderita penyakit, seperti thalasemia, hemosiderosis atau

atas indikasi dokter lainnya (Kemenkes, 2016).

Menurut Reksodiputro (1994), pentingnya pemberian tablet besi ini

kepada seseorang yang sedang terkena anemia defisiensi besi dan tidak ada

gangguan absorpsi maka dalam 7-10 hari kadar kenaikan Hb bisa terjadi

dengan mengkonsumsi tablet tambah darah sebesar 1,4 mg/hari (Andaruni,

Nurbaety, 2018).

Tablet tambah darah merupakan tablet yang diberikan kepada wanita

usia subur dan ibu hamil. Bagi wanita usia subur diberikan sebanyak 1 (satu)

kali seminggu dan 1 (satu) kali sehari selama haid dan untuk ibu hamil
21

diberikan setiap hari selama masa kehamilannya atau minimal 90 tablet

(Kemenkes, 2016)

Konsumsi tablet tambah darah kadang menimbulkan efek samping

seperti: nyeri/peri di ulu hati, mual dan muntah, tinja warna hitam, gejala ini

tidak berbahaya. Untuk mengurangi gejala ini sangat dianjurkan minum

tablet tambah darah setelah makan (perut tidak kosong) atau malam sebelum

tidur (Kemenkes, 2016).

E.Cara Kerja Alat Pemeriksaan Hemoglobin

Pemeriksaan kadar hemoglobin sampel penelitian menggunakan

hemoglobinmeter digital yaitu GCHB, dengan cara kerja sebagai berikut :

1. Persiapan Alat dan Bahan

a). Hemoglobinmeter digital

b). Stik Hemoglobin digital

c). Jarun lancet

d). Kapas alkohol

e). Sarung tangan

f). Tissu.

g). Kotak sampah medis

h). Daftrar nama/buku catatan.

2. Prosedur atau Langkah-Langkah

a). Informed concent

b). Petugas mencuci tangan


22

c). Petugas memakai hanscon

d). Petugas membersihkan ujung jari manis siswa /pasen dengan kapas

alkohol 70% dan biar kan kering

e). Petugas menyiapkan alat pemeriksaan Hemoglobin dan strip

hemoglobin yang akan di pakai .

f). Petugas memegang bagian jari yang akan di tusuk dan tekan sedikit,

tusukan dengan lancet steril sedalam 3 mm.

g). Petugas menghapus tetes darah pertama dengan kapas kering dan tetes

berikutnya diteteskan pada sterip hemoglobin yang sudah dimasukan

pada alat pemeriksaan Hemoglobin.

h). Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar alat

pemeriksaan Hemoglobin setelah 10 detik.

i). Alat – alat di bereskan

j). Petugas cuci tangan

F. Landasan Teori
23

Menurut WHO (2011), Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar

haemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal (Kemenkes, 2016).

Remaja Putri dan Wanita Usia Subur menderita anemia bila kadar hemoglobin

darah menunjukan nilai kurang dari 12 g/dL (Kemenkes, 2016).

Sintesis hemoglobin dimulai di dalam proeritroblas dan dilanjutkan sedikit

ke dalam stadium retikulosit. Sintesis hemoglobin selain dipengaruhi oleh

ketersediaan zat besi, juga dipengaruhi oleh kecukupan protein. Diketahui bahwa

bagian heme dari Hb terutama disintesis dari asam asetat dan glisin di dalam

mitokondria. Tahap awal sintesis adalah pembentukkan senyawa protoporfirin

yang kemudian berikatan dengan besi membentuk heme. Setelah itu, 4 molekul

heme berikatan dengan 1 molekul globin membentuk Hemoglobin ( Ganong,

1999 dalam Nuraeni 2009).


24

Kerangka Teori

AsupanZatBesi (Fe)

Fe dalam lambung

Fe diserap dalam usus kecil

Fe + apraspendi

Sel Mucosa

Mitokodric
Hati Limpe Sumsum Tulang

Fe meningkat Fe + Eritrosit + Porfine

Transport Elektron Heme + globulin


25

Hemoglobin
Energi

Seluruh Tubuh
Kesegaran

Gambar2.1 :KerangkaTeori

Sumber : Jupri,2018. Nuraeni,2009. Kemenkes,2016

Hipotesis Penelitian
Ha :Ada hubungan konsumsi tablet Fe dengan peningkatan kadar

hemoglobin pada remaja putri anemia di SMPN 1 Kepahiang.

Ho: Tidak ada hubungan konsumsi tablet Fe dengan peningkatan kadar

hemoglobin pada remaja putri anemia di SMPN 1 Kepahiang.

Anda mungkin juga menyukai