Anda di halaman 1dari 5

Kronologi Awal KPK Usut Kasus Suap Gubernur

Jambi Zumi Zola


ROBERTUS BELARMINUS Kompas.com - 03/02/2018, 18:07 WIB Gubernur Jambi Zumi
Zola selesai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kamis (22/1/2018).(Kompas.com/Robertus Belarminus) JAKARTA, KOMPAS.com


- Komisi Pemberantasan Korupsi mengungkapkan telah mengusut kasus suap yang
melibatkan Gubernur Jambi Zumi Zola sejak Kamis (18/1/2018) lalu. Penyelidikan tersebut
merupakan pengembangan yang dilakukan KPK dari penyidikan dugaan suap terkait
pengesahan R-APBD Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2018. Juru Bicara KPK Febri
Diansyah mengatakan, dalam proses penyelidikan tersebut pihaknya memeriksa 10 orang
saksi dari Pemprov Jambi, DPRD Jambi, swasta, termasuk Zumi Zola.

KPK kemudian menemukan bukti permulaan yang cukup untuk menaikan status
penyelidikan menjadi penyidikan, dan mengantongi dua tersangka, yakni Zumi Zola dan
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Arfan. "Setelah ditemukan
bukti permulaan yang cukup, maka sejak 24 Januari 2018 dilakukan penyidikan dengan
tersangka ZZ dan ARN," kata Febri lewat pesan tertulis, Sabtu (3/2/2018). Dari penyidikan
keduanya telah memunculkan bukti soal dugaan uang suap yang dikumpulkan Arfan ada
yang ditujukan untuk Zumi Zola, dan untuk anggota DPRD Jambi terkait pengesahan R-
APBD 2018. Baca juga : PAN Percaya Zumi Zola Tidak Terlibat Suap Pada Jumat
(2/2/2018), KPK resmi mengumumkan keduanya sebagai tersangka. KPK telah melakukan
sejumlah penggeledahan terkait kasus ini. Pada proses penggeledahan di Rumah Dinas
Gubernur dan vila di Tanjung Jebung ditemukan dan disita sejumlah uang rupiah dan dollar
Amerika. Selain itu, sejumlah dokumen proyek juga disita. "Bukti-bukti yang disita serta
keterangan 13 saksi yang diperiksa akan dipelajari lebih lanjut oleh tim begitu sudah sampai
di Jakarta," ujar Febri. Suap yang diduga diterima Zumi Zola dan Arfan sebelumnya senilai
Rp 6 miliar. Perkara yang melibatkan kedua tersangka merupakan pengembangan perkara
kasus suap pengesahan RAPBD Jambi 2018. KPK menduga suap yang diterima Zumi Zola
digunakan untuk menyuap anggota DPRD Jambi agar hadir dalam rapat pengesahan R-
APBD Jambi 2018.

Sebelumnya, sejumlah anggota DPRD diduga berencana tidak hadir dalam rapat
tersebut karena tidak jaminan dari pihak Pemprov Jambi. Baca juga : Ketum PAN Serahkan
Kasus Korupsi Zumi Zola ke Proses Hukum Menurut KPK, jaminan yang dimaksud adalah
uang suap, atau yang sering disebut sebagai "uang ketok". Pihak eksekutif diduga
berkepentingan agar anggaran yang diajukan Pemprov Jambi dapat disetujui DPRD Jambi.
Dalam kasus ini, Zumi Zola dan Arfan disangkakan melanggarkan Pasal 12 B atah pasal 11
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberatasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 jo 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Zumi Zola divonis enam tahun penjara dan dicabut hak politik
selama lima tahun

Mantan gubernur Jambi dan pesohor Zumi Zola menyatakan 'menerima' setelah
majelis hakim menjatuhkan hukuman enam tahun penjara dan denda Rp 500 juta. "Setelah
saya berkonsultasi dengan tim penasihat hukum, saya menyatakan menerima hukuman," kata
Zumi Zola kepada majelis hakim setelah keputusan dijatuhkan di Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor), Jakarta, Kamis (6/12). Dengan demikian, Zumi Zola tidak mengajukan
banding.

Adapun tim jaksa penuntut umum menyatakan, "kami pikir-pikir dulu, yang mulia."
Dalam sidang sebelumnya, jaksa menuntut hukuman delapan tahun penjara.

 Korupsi massal di DPRD: 'Ada kekuatan yang membuat sistem pencegahan tidak
berfungsi'
 DPRD Kota Malang: Ketika 41 dari 46 anggota terjerat korupsi dan ditahan KPK
 RAPBN 2019: Sepertiga anggaran dialokasikan ke daerah kendati "rawan korupsi"

Dalam putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, itu, hakim juga mencabut hak
politik Zumi Zola selama lima tahun -sesudah ia bebas dari penjara setelah menjalani
hukumannya nanti. Majelis hakim yang terdiri dari hakim ketua Yanto dan hakim anggota
Frangky Tambuwun, Syaifuddin Zuhri, Anwar dan Titi Sansiwi, juga menolak permohonan
Zumi Zola untuk menjadi justice collaborator (JC).
Dampak Korupsinya Suap Gubernur Jambi Zumi Zola

a. Dampak Dinasti Politik


Zumi Zola merupakan putra Zulkipli Nurdin, yang merupakan gubernur jambi 2
periode tahun 1999-2005 dan 2005-20120. Zumi zola sendiri terpilih sebagai kepala
daerah tahun 2015 yang sebelumnya menjabat sebagai bupati terpilih.

b. Dampak menghambat investasi


Karena investasi di suatu propinsi dengan tingkat korupsi tinggi memiliki resiko tinggi
untuk gagal alih-alih memberikan keuntungan suntikan modal dari investasi justru
habis di gerogoti koruptor.

c. Sulit membangun usaha


Suatu daerah dengan tingkat korupsi tinggi biasanya memiliki birokrasi yang berbelit
dan biaya mahal. Kondisi seperti ini jelas merugikan karena urusan yang berkaitan
dengan dunia usaha seperti perizinan pajak dan lain sebagainya akan menjadi rumit dan
mahal.

d. Dampak psikologis
Nama baik yang sudah dibangun hancur karena kasus korupsi.

e. Dampak politik
Karena zumi zola di vonis enam tahun penjara maka dicabut hak politiknya selama 5
tahun.

f. Dampak Keluarga
Keluarga menanggung denda yang banyak atas perlakuan korupsi zumi zola, membuat
malu keluarga dan tidak mendapat kepercayaan lagi dari orang lain.
TUGAS MATA KULIAH PBAK
“ Korupsi Gubernur Jambi Zumi Zola ”
Grativikasi atau Penyuapan Menerima Hadiah Terkait
Proyek-Proyek di Provinsi Jambi

Disusun Oleh Kelompok : 2

1. Meilia jayanti
2. Ruspa Mardiana
3. Yulianti
4. Weni Rianti
5. Dhiana Phitaloka

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI D-IV KEBIDANAN ALIH JENJANG
TA 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai