Anda di halaman 1dari 16

Nama: Putri Exa Lorenza

Nim: 1932311034
Prodi: S1 Keperawatan

CATATAN HARIAN
Nama : Putri Exa Lorenza (1932311034)
Prodi : S1 Keperawatan
Rangkuman Materi PPT

GANGGUAN FUNGSI SISTEM REPRODUKSI

 Macam – macam metode kontrasepsi


1. Metode sederhana ( tanpa alat)
- Kb almiah
- Coitus interruptus
Dengan alat
- Mekanis ( barrier) : kondom pria
- Kimiawi : spermisid
2. Metode modern
- Kontrasepsi hormonal : oral, injeksi, susuk
- IUD
- Kontrasepsi mantap
 Kondom digunakan pada fenis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur ketika terjadi ejakulasi.
Kondom berupa sarung karet yang terbuat dari bahan lateks.
 Diafragma atau cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi
sel telur.
 Jeli termasuk alat kontrasepsi yang dipakai oleh wanita yang mengandung spermisida (zat yang
membunuh sel sperma) sehingga sperma gagal memasuki uterus.
 Macam-macam kontrasepsi hormonal :
1. Pil Oral Kombinasi (POK)  (estr + P)
2. Pil yang mengandung progestin saja
3. Pil kontrasepsi post coital
 Chlamydia trachomatis, patogen bakteri yang paling umum ditularkan melalui hubungan seksual.
Wanita dan pria yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu merupakan kelompok berisiko tinggi.
 Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu bakteri jenis diplokokus. Meskipun gonore
merupakan suatu PMS, penyakit ini juga ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi terinfeksi dan
secara tidak langsung melalui benda mati atau fomites.
 Sifilis disebabkan oleh Spirokaeta Treponema pallidum dengan masa inkubasi beberapa minggu.
 Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti. Usia rata–rata menopause ialah 51,4 , tetapi 10%
wanita berhenti pada usia 40 dan 5% tidak berhenti menstruasi sampai usia 60.
 Perimenopause yang secara kasar merupakan periode yang sama dengan klimakterium, meliputi:
pramenopause, menopause serta sekurang–kurangnya satu tahun setelah menopause.
 Pascamenopause adalah fase setelah menopause ketika gejala–gejala yang terkait dengan penurunan
hormon ovarium, seperti atrofi vagina dan osteoporosis dapat terjadi.
 Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita.
 SADARI dianjurkan setiap bulan, tetapi kebanyakan wanita jarang melakukannya dan beberapa wanita
tidak melakukannya sama sekali, karena takut jika menemukan benjolan, merasa tidak mampu
mengenali benjolan dan rasa malu merupakan hambatan dalam melakukan SADARI
Nama : Putri Exa Lorenza (1932311034)
Prodi : S1 Keperawatan
RANGKUMAN JURNAL

KEJADIAN GANGGUAN MENSTRUASI BERDASARKAN STATUS GIZI


PADA REMAJA

Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti
tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja,
tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun,
sedangkan menurut Kemenkes RI adalah antara 10 – 19 tahun dan belum kawin (Pusdatin, 2017).
Memasuki usia remaja atau pubertas, beberapa jenis hormon, terutama hormon estrogen dan
progesteron mulai berperan aktif sehingga organ-organ reproduksi mulai berfungsi. Terjadinya
kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi merupakan
suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus. Beberapa ciri
masa pubertas pada perempuan adalah mulai terjadinya menstruasi, mulai tumbuh payudara, pinggul
melebar dan membesar. menstruasi merupakan keluarnya darah dan jaringan dari lapisan rahim
dalam setiap bulannya. Usia rata- rata menarche adalah 12,9 tahun. Adapun durasi periode menstruasi,
hal ini dianggap normal apabila berada dalam variasi antara 2 hingga 7 hari (rata-rata 4 hari). Banyak
dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi saat masa menstruasinya. Gangguan menstruasi
meliputi ketidakteraturan siklus menstruasi (durasi atau panjang), hiper-atau hypomenorrhoe, poli-
atau oligomenorea, dismenorea, amenorea, dan sindrom pramenstruasi.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan menstruasi salah satunya adalah
status gizi. Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang
diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi), dan penggunaan (utilization) zat gizi makanan.
Status gizi seseorang tersebut dapat diukur dan dinilai. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mengukur stastus gizi seseorang, salah satunya melalui pengukuran indeks masa tubuh (IMT). Pola
makan yang tidak seimbang akan mempengaruhi penurunan dan peningkatan status gizi. Kondisi ini
akan sangat rentan terutama di kalangan remaja. Banyak remaja yang belum berpola makan sehat,
seperti masih rendahnya sarapan pada remaja. Melewatkan waktu makan dapat menyebabkan
penurunan konsumsi energi, protein dan zat gizi lain. Mereka dengan status gizi lebih kemungkinan
menerapkan pola makan berlebih terutama lemak, protein dan karbohidrat tubuh sebagai sumber energi
utama tubuh. Seperti yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan, dari 102 siswi yang
dijadikan sampel, sebanyak 42 siswi (41,17%) mengalami status gizi lebih. Siswa dengan status gizi
gemuk memiliki risiko tertinggi mengalami siklus panjang dan ketidakteraturan dalam siklus
menstruasi. Sementara itu, faktor kurangnya nutrisi pada seseorang dapat berdampak pada penurunan
fungsi reproduksi.

Maka itu siswi remaja diharapkan mampu berperan aktif dalam mengakses informasi kesehatan
reproduksi remaja sesuai dengan usianya, terutama yang berkaitan dengan menstruasi dan status gizi
remaja. Apabila tidak ditangani, gangguan menstruasi dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas
sehari-hari.
&
JURNAL ASUHAN IBU ANAK
31
JAIA 2020;5(2):31-42

KEJADIAN GANGGUAN MENSTRUASI BERDASARKAN STATUS GIZI


PADA REMAJA

Mira Miraturrofi’ah1
1)
Program Studi DIII Kebidanan - Institut Kesehatan Rajawali
mirrawahab18@gmail.com

ABSTRAK

Gangguan menstruasi masih menjadi masalah yang sering ditemukan dengan angka
kejadian cukup tinggi terutama pada remaja. Sebanyak 75% remaja mengalami gangguan
terkait dengan menstruasi Kondisi tersebut diperparah dengan pola makan remaja yang
belum baik, yang berakibat pada peningkatan status gizi yang tidak normal. Apabila tidak
dikelola dengan baik, kondisi tersebut dapat memengaruhi kualitas, produktivitas dan
aktivitas remaja sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian
gangguan menstruasi berdasarkan status gizi pada siswi remaja YPPS Bandung. Jenis dan
rancangan yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, menggunakan
pendekatan cross sectional study. Populasi adalah siswi remaja usia 10-19 tahun dengan
jumlah sampel dengan menggunakan teknik total sampling adalah 102 orang. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah kuesioner gangguan menstruasi dan timbangan berat
badan serta pengukur tinggi badan. Angka kejadian status gizi kurus sebesar 23,52%,
normal 35,29%, gemuk 41,17%. Simpulan dari penelitian ini adalah gangguan menstruasi
banyak dialami oleh remaja dengan status gizi lebih yaitu sebesar 91,17%. Adapun jenis
dari gangguan menstruasi yang banyak dialami oleh siswi remaja disana adalah
hipermenorea.

Kata kunci : gangguan menstruasi, remaja, status gizi

Abstract

Menstrual disorders are still a problem that often found with a reasonably high incidence,
especially in adolescents. As many as 75% of teenagers experience with menstrual
disorders. The condition is exacerbated by adolescent eating habits that have not been
good, which abnormal nutritional status. If not managed properly, these conditions can
affect the quality, productivity and daily activities of adolescents. The purpose of this
study was to determine the incidence of menstrual disorders based on nutritional status
in YPPS Bandung teenage girls. The type and design used is a descriptive research
method, using a cross-sectional study approach. The population is teenage girls aged 10-
19 years, with a total sample of 102 people. The research instrument used was a
questionnaire of menstrual disorders and weight scales and height measurements. The
results showed the incidence of underweight nutrition by 23.52%, standard 35.29%, fat
41,17%. The conclusion from this study is that menstrual disorders experienced by many
adolescents with over nutritional status that is equal to 91.17%. The type of menstrual
disorders experienced by many teenage girls there is hypermenorrhoea..

Keywords: adolescent, menstrual disorders, nutritional status


Mira Miraturrofi’ah

PENDAHULUAN tergantung pada fase folikular. Selanjutnya,


pengeluaran darah selama menstruasi yang
Remaja atau “adolescence” (Inggris),
mungkin paling sulit untuk menilai mengacu
berasal dari bahasa latin “adolescere” yang
pada jumlah perdarahan saat menstruasi. Secara
berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan
umum, total volume normal tidak boleh > 80 ml
yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan
(rata-rata 30-40 mL per siklus).
fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan
Dalam perjalanannya, tidak semua
psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO
remaja yang mengalami menstruasi akan berjalan
adalah 12-24 tahun, sedangkan menurut
dengan lancar tanpa keluhan. Tahun-tahun awal
Kemenkes RI adalah antara 10 – 19 tahun dan
menstruasi merupakan periode yang rentan
belum kawin (Pusdatin, 2017). Adapun dari aspek
terhadap terjadinya gangguan menstruasi (Lubis
program pelayanan, fase remaja merupakan
et al., 2017). Tujuh puluh lima persen wanita pada
periode yang paling rawan dalam perkembangan
tahap remaja akhir mengalami gangguan yang
hidup manusia setelah ia mampu bertahan hidup
terkait dengan menstruasi. Banyak dari wanita
(survive), yang mana secara fisik ia akan
yang mengalami gangguan menstruasi saat masa
mengalami perubahan yang spesifik dan secara
menstruasinya. Gangguan menstruasi meliputi
psikologi cenderung mencari identitas diri.
ketidakteraturan siklus menstruasi (durasi atau
Memasuki usia remaja atau pubertas,
panjang), hiper-atau hypomenorrhoe, poli- atau
beberapa jenis hormon, terutama hormon
oligomenorea, dismenorea, amenorea, dan
estrogen dan progesteron mulai berperan aktif
sindrom pramenstruasi (Karout et al., 2012)
sehingga organ-organ reproduksi mulai
Lebanon. Of 352 students completing a written
berfungsi. Terjadinya kematangan seksual atau
questionnaire, the most common menstrual
alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem
disorders were irregular frequency of menstruation
reproduksi merupakan suatu bagian penting
(80.7%. Dalam suatu penelitian yang dilakukan
dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan
oleh M Cakir dkk pada Mahasiswi di Turki tahun
perhatian khusus, agar dapat tertangani secara
2007 ditemukan bahwa dismenorea merupakan
tuntas. Beberapa ciri masa pubertas pada
ganguan menstruasi dengan prevalensi terbesar
perempuan adalah mulai terjadinya menstruasi,
(89,5%), diikuti ketidakteraturan menstruasi
mulai tumbuh payudara, pinggul melebar dan
(31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi
membesar. Terjadinya perubahan besar ini
(5,3%). Pada pengkajian terhadap penelitian-
umumnya membingungkan remaja yang
penelitian lain didapatkan prevalensi tertinggi
mengalaminya (Batubara, 2016).
pada remaja. Mengenai gangguan lainnya,
Salah satu ciri masa pubertas pada
Bieniasz J dkk mendapatkan prevalensi amenorea
perempuan adalah mulai terjadinya menstruasi.
primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder
Dimana menstruasi merupakan keluarnya darah
18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%,
dan jaringan dari lapisan rahim dalam setiap
dan gangguan campuran sebanyak 15,8%.
bulannya (Yusiana et al., n.d.)3%. Usia rata- rata
Diperkirakan hampir 90% wanita di Amerika
menarche adalah 12,9 tahun. Adapun durasi
Serikat mengalami dismenorea, 10 – 15 %
periode menstruasi, hal ini dianggap normal
diantaranya termasuk dalam dismenorea berat
apabila berada dalam variasi antara 2 hingga 7
(Lubis et al., 2017).
hari (rata-rata 4 hari). Di sisi lain, interval normal
Penelitian yang dilakukan oleh Fakultas
antara setiap periode adalah antara 21 hingga 35
Kedokteran Universitas Indonesia di SMA X
hari (kebanyakan adalah 26-30 hari), hal ini sangat

32
JURNAL ASUHAN IBU &
ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020
Kejadian Gangguan Menstruasi Berdasarkan Status Gizi pada Remaja

menemukan, 63,2% responden mengalami frequency per week was associated with BMI and
gangguan menstruasi. Sedangkan data yang anaemic status (p<0.05. Melewatkan waktu
didapatkan dari RISKESDAS tahun 2010 makan dapat berpengaruh terhadap penurunan
diketahui bahwa sekitar 15,8 % remaja tingkat konsumsi energi, protein dan zat gizi lain. Selain
SMP mengalami gangguan ketidakteraturan itu ketersediaan makanan cepat saji serta promosi
siklus menstruasi. Sedangkan untuk remaja makanan instan yang kebanyakan lebih
tingakat SMA gangguan ketidak teraturan mengutamakan rasa dibandingkan dengan
menstruasi mencapai 15,7 % (Kementrian kandungan gizi di dalamnya, membuat remaja
Kesehatan RI, 2010). Data lain menunjukan, lebih menyukai makanan tersebut dibandingkan
angka kejadian dismenorhea di Indonesia dengan makanan yang dibuat di rumah sehingga
mencapai 64.25%. Banyak faktor yang dapat apabila kondisi tersebut terjadi dalam jangka
menyebabkan terjadinya gangguan menstruasi waktu yang lama dapat memperburuk status gizi
salah satunya adalah status gizi (Lubis et al., dari remaja itu sendiri.
2017). Sebuah penelitian yang dilakukan pada Data yang didapatkan dari RISKESDAS
tahun 2018 menemukan bahwa indeks 2018 menunjukan sebanyak 24.7 % remaja usia
antropometri berhubungan dengan gangguan 13 – 15 tahun mengalami gangguan status gizi
menstruasi pada wanita. Dalam penelitian dengan rincian sebagai berikut : sangat kurus
tersebut juga di temukan adanya hubungan yang 1.9%, kurus 6.8%, gemuk 11,2%, dan obesitas
bermakna antara IMT dengan terjadinya 4.8%. Sementara itu gangguan status gizi pada
gangguan menstruasi (Rad et al., 2018). remaja usia 16 – 18 tahun sebesar 21.6% dengan
Status gizi merupakan keadaan kesehatan rincian sebagai berikut : sangat kurus 1.4 %,
tubuh seseorang atau sekelompok orang yang kurus 6.7 %, gemuk 9.5 %, dan obesitas 4.0%
diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (Badan Litbang Kesehatan, 2018). Kondisi ini
(absorbsi), dan penggunaan (utilization) zat gizi mungkin akan sangat berbeda dengan status gizi
makanan. Status gizi seseorang tersebut dapat pada siswi remaja YPPS Bandung. Dimana dari
diukur dan dinilai. Banyak cara yang dapat study pendahuluan yang telah dilakukan,
dilakukan untuk mengukur stastus gizi seseorang, diketahui bahwa, hampir seluruh remaja siswi di
salah satunya adalah melalui pengukuran indeks YPPS Bandung ini diwajibkan untuk tinggal di
masa tubuh (IMT). asrama, kegiatan pembelajaran yang sangat padat
Melihat pola makan remaja saat ini yang yaitu delapan jam di lingkungan sekolah dan 5-6
sangat memprihatinkan, banyak dari remaja yang jam dilingkungan pesantren yang bagi sebagian
dapat dikatakan belum berpola makan sehat. siswi remaja kemungkinan besar dapat
Seperti masih rendahnya sarapan pada remaja. melewatkan makan utamanya sehingga makanan
Sebuah data menunjukkan bahwa, masih banyak pengganti dalam bentuk jajanan dan snack
siswa sekolah yang melewatkan sarapan sehat, dengan kandungan gizi yang belum tentu dapat
yaitu sekitar 35000 anak usia sekolah (26.1%) memenuhi kebutuhan tubuh akan ditempuh
hanya sarapan dengan air minum, 44.6% asupan sebagai pengganti makan utamanya. Dengan pola
energi dari sarapan kurang dari 15% AKG energi makan tersebut, siswi remaja tidak akan dapat
(Sari et al., 2016)Bogor District. Breakfast mencukupi kebutuhan energi yang telah
consumption was collected by a 7-day food digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang
records. The result showed that there were 45.6% sangat padat serta aktifitas kegiatan lainnya.
schoolgirls having breakfast regularly. Breakfast Selain itu, dari study pendahuluan yang

33
JURNAL ASUHAN IBU &ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020
Mira Miraturrofi’ah

telah dilakukan diketahui bahwa, gangguan menstruasi di YPPS Bandung. Teknik


menstruasi merupakan masalah yang sering pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
ditemukan dengan prevalensi terbanyak pada total sampling. Total sampling adalah teknik
kelompok remaja. Dimana dari survei awal yang pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dilakukan terhadap 43 remaja yang telah dengan populasi. Dengan begitu, jumlah sampel
mengalami menstruasi, ditemukan sebanyak dalam penelitian ini adalah seluruh siswi remaja
95,35% remaja mengalami gangguan menstruasi. sebanyak 102 orang. Kriteria inklusi dalam
Dimana, seorang remaja dapat mengalami penelitian ini adalah : siswi remaja yang telah
beberapa macam gangguan menstruasi. berusia 10-19 tahun, sudah menstruasi minimal 2
Gangguan menstruasi yang dialami meliputi: tahun yang lalu saat dilakukannya pengambilan
polymenorhea oligomenorrhea, hypomenorrhea, data, tidak sedang dalam pengobatan hormonal
hypermenorrhea, dysmenorrhea. Berdasarkan (termasuk kontrasepsi) ataupun sedang mengidap
hasil studi pendahuluan diatas, dapat dilihat penyakit berat.
bahwa angka kejadian gangguan menstruasi pada Data yang digunakan adalah data pimer
siswi remaja YPPS Bandung masih sangat tinggi. yaitu kuesioner untuk menilai ada tidaknya
Apabila tidak ditangani, gangguan menstruasi gangguan menstruasi, serta pemeriksaan
dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas antopometri (BB dan TB) untuk menilai IMT..
sehari-hari. Pengolahan data dilakukan melalui tahapan
Atas latar belakang itulah, peneliti seleksi data, pemberian kode dan skoring. Data
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul kemudian di input kedalam perangkat lunak
“Kejadian Gangguan Menstruasi Berdasarkan SPSS untuk dilakukan analisis data.
Status Gizi Pada Remaja”. Melalui penelitian ini,
HASIL
diharapkan dapat mengidentifikasi kejadian
gangguan menstruasi di YPPS, serta bagaimana Tabel 1. Distribusi Frekuensi Siswi
pengaruh status gizi dalam menyebabkan Berdasarkan Status Gizi
gangguan tersebut. Dengan mengetahui hal Status Gizi f %
tersebut, upaya perbaikan serta pencegahan dapat Kurang 24 23,52
dilakukan untuk mengurangi angka kejadian Normal 36 35,29
gangguan menstruasi pada remaja. Lebih 42 41,17
Jumlah 102 100
METODOLOGI
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Siswi
Metode penelitian yang digunakan dalam Berdasarkan Gangguan Menstruasi
penelitian ini adalah metode deskriptif Variabel f %
observasional dengan pendekatan cross sectional Tidak mengalami 9 8,83
study, data yang digunakan diperoleh dari gangguan menstruasi
kuisioner dan pemeriksaan (BB+TB) subjek Mengalami gangguan 93 91,17
yang dilakukan satu kali selama penelitian. menstruasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah 102 100
seluruh siswi remaja yang telah mengalami

34
JURNAL ASUHAN IBU &
ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020
Kejadian Gangguan Menstruasi Berdasarkan Status Gizi pada Remaja

Tabel 3. Gangguan Menstruasi Berdasarkan Status Gizi


Gangguan Menstruasi
Jumlah
Status Gizi Ya Tidak
f % f % f %
Kurang 22 91,60 2 8,33 24 100
Normal 30 83,30 6 16,60 36 100
Lebih 41 97,60 1 2,30 42 100
Jumlah 93 9 102

Tabel 4. Jenis Gangguan Menstruasi Berdasarkan Status Gizi


Gangguan Menstruasi
Ya Jumlah
Status Gizi Tidak
Hipomenorea Hipermenorea Dismenorea

f % f % f % f % f %
Kurang 3 12,50 18 75,00 1 4,10 2 8,40 24 100
Normal 2 5,55 15 41,60 13 36,10 6 16,70 36 100
Lebih 3 7,20 34 80,90 4 9,50 1 2,40 42 100
Jumlah 102

PEMBAHASAN makan utamanya. Sehingga makanan


pengganti dalam bentuk jajanan dan
1. Distribusi Frekuensi Siswi Berdasarkan
snack dengan kandungan gizi yang belum
Status Gizi
tentu dapat memenuhi kebutuhan tubuh
Pada tabel 1 dijelaskan mengenai
akan ditempuh sebagai pengganti makan
gambaran status gizi siswi remaja YPPS. Dari
utamanya. Dengan pola makan tersebut,
tabel tersebut diketahui bahwa dari 102 siswi
memungkinkan tidak tercukupinya zat-zat
hanya 36 siswi (35,29%) mempunyai status
nutrisi tertentu yang kemudian berpengaruh
gizi normal, selanjutnya untuk status gizi
terhadap kondisi status gizi remaja. Selain itu,
kurang dan lebih masing-masing 23,52% dan
bukan hal yang mustahil apabila kesibukan
41,17%. Hasil ini berbeda dengan penelitian
remaja dengan berbagai aktifitasnya serta
yang dilakukan oleh Derina pada tahun 2011,
kurangnya informasi mengenai makanan
dimana dalam penelitiannya didapatkan
sehat menyebabkan remaja cenderung
bahwa dari 102 siswi remaja, sebanyak 73
memiliki pola makan yang kurang baik yang
siswi ada dalam status gizi normal (Derina,
berdampak negatif pula pada status gizi nya.
2011).
Kebutuhan gizi remaja sendiri
Banyak kemungkinan yang dapat relatif besar, karena masih mengalami masa
menyebabkan tingginya angka status gizi pertumbuhan. Selain itu, aktivitas fisik yang
tidak normal pada siswi YPPS ini. Salah umumnya lebih tinggi dibanding usia
satunya mungkin dikarenakan kegiatan lainnya, menyebabkan remaja memerlukan
pembelajaran yang sangat padat yaitu zat gizi yang lebih banyak. Widyakarya
delapan jam di lingkungan sekolah kemudian Nasional Pangan Gizi VI (WKNPG VI)
dilanjutkan 5-6 jam dilingkungan pesantren menyarankan angka kecukupan gizi (AKG)
yang bagi sebagian siswi remaja energi untuk remaja dan dewasa muda
kemungkinan besar dapat melewatkan perempuan 2000-2200 kkal. AKG energi ini
35
JURNAL ASUHAN IBU &ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020
Mira Miraturrofi’ah

dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber Dalam penelitian yang dilakukan di YPPS
karbohidrat misal : beras, terigu beserta hasil ini, sampel yang dilibatkan hanya 102 orang
olahannya (mie, spagetti, makaroni), umbi- yang mana merupakan siswi remaja yang
umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula berusia 11-19 tahun yang telah memenuhi
dan lain-lain. AKG protein pada remaja dan kriteria yang telah ditetapkan. Sementara
dewasa muda perempuan adalah 48-62 gr per penelitian yang dilakukan oleh Chung dkk,
hari, sedangkan AKG untuk kalsium pada menggunakan metode penelitian Prospective
remaja dan dewasa muda perempuan adalah Cohort Study dengan pengambilan sampel
600-700 mg per hari. Selain itu pada masa jauh lebih besar yaitu 1014 serta didukung
remaja juga membutuhkan kadar seng (zink). oleh tenaga ahli yang mahir dibidangnya.
Dimana seng (zink) itu diperlukan untuk Dengan begitu, didapatkan pula out put yang
pertumbuhan serta kematangan seksual bervariasi dalam masing-masing hasil yang
remaja, terutama untuk remaja laki- laki. didapatkan (Chung et al., 2011). Walau
AKG seng adalah 15 mg per hari untuk begitu, dapat disimpulkan bahwa gangguan
remaja dan dewasa muda perempuan dan laki- menstruasi pada remaja terjadi pada lebih
laki. Kebutuhan zat besi pada remaja juga dari setengah dari keseluruhan jumlah
meningkat karena terjadinya pertumbuhan sampel yang dilibatkan. Ini menunjukan
cepat. Pada perempuan kebutuhan yang bahwa angka kejadian gangguan menstruasi
tinggi akan zat besi terutama disebabkan masih sangat tinggi, dan masih perlu banyak
kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal hal yang dilakukan untuk mengatasi
ini mengakibatkan perempuan lebih rawan permasalahan ini.
terhadap anemia akibat defisiensi zat besi Melihat usia responden yang
dibandingkan laki-laki (Atikah Proverawati, kebanyakanadapadarentangusia13-15tahun,
2010). ada kemungkinan faktor tersebut menjadi
2. Distribusi Frekuensi Siswi Berdasarkan penyebab tingginya kejadian gangguan
Gangguan Menstruasi. menstruasi di YPPS ini. Hal ini disebabkan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa, karena pada rentang usia tersebut, koordinasi
prevalensi gangguan menstruasi terjadi pada antara hipotalamus, hipofise, hormonal dan
93,13 % dari 102. Tingginya angka kejadian organ-organ pendukung lainnya belum
gangguan menstruasi di kalangan remaja ini sepenuhnya berfungsi dengan maksimal.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sehingga adalah hal yang wajar apabila
oleh S.Milla dkk, dimana dalam penelitian terdapat ketidak seimbangan yang pada
nya ditemukan hasil lebih dari 90% akhirnya menyebabkan tingginya kejadian
responden remaja mengalami gangguan gangguan menstruasi pada siswi remaja
menstruasi (Milla et al., 2018). Sementara disana. Keadaan menstruasi yang tidak teratur
itu, berdasarkan Chung PW dkk di Pediatric pada masa 3-5 tahun setelah menarche dan
and Adolescent Gynaecology Clinic (PAGC), pramenopause (sekitar 3-5 tahun menjelang
angka kejadian gangguan menstruasi terjadi menopause) merupakan keadaan yang lazim
pada 69% remaja. Perbedaan hasil ini dijumpai (Lubis et al., 2017). Selain itu,
dimungkinkan karena adanya perbedaan Shadia dalam penelitiannya mengemukakan
jumlah sampel dan karakteristik sampel serta bahwa, dibutuhkan waktu kurang lebih dua
metode penelitian yang digunakan. tahun dari usia menarche bagi seorang

JURNAL ASUHAN IBU &ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020


Kejadian Gangguan Menstruasi Berdasarkan Status Gizi pada Remaja

remaja putri untuk mendapatkan siklus yang hal mendasar yang perlu dipahami adalah
teratur dan stabil. Karena pada siklus-siklus bahwa gangguan menstruasi pada dasarnya
awal, ada kemungkinan menstruasi remaja berhubungan erat dengan adanya gangguan
putri tersebut hanya bersifat anovulatoar hormon terutama yang berhubungan dengan
(tidak adanya ovulasi). Selain itu, gangguan hormon seksual pada perempuan yaitu
menstruasi juga dapat disebabkan oleh Progesteron, Estrogen, LH dan FSH.
faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut Hormon-hormon seksual tersebut
seperti aktifitas, genetik, tingkat stress yang sangat berfungsi pada sistem reproduksi
tinggi, adanya penyakit dan adanya status perempuan. Namun pada beberapa kondisi
gizi yang tidak normal (underweight atau terjadi peningkatan salah satu saja yang mana
overweight) (Mahitala, 2015). hal tersebut menunjukkan ketidakseimbangan
3. Kejadian Gangguan Menstruasi sintesis hormon dalam tubuh dan hal ini
Berdasarkan Status Gizi dapat mempengaruhi fungsi kerja hormon
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa lain termasuk kinerja organ reproduksi yang
gangguan menstruasi banyak terjadi pada mempengaruhi rangsangan terjadinya
remaja dengan status gizi lebih, yaitu dari 42 gangguan menstruasi. Banyak kemungkinan
siswi sebanyak 41 orang (97,6%). Setelah itu yang dapat mempengaruhi terjadinya
gangguan menstruasi ditemukan juga pada ketidakseimbangan sintesis hormon yang
remaja yang mempunyai status gizi kurang, pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja
yaitu sebesar 91,6%. Untuk siswi dengan pada tubuh (salah satunya kinerja dalam
status gizi normal, hanya sebesar 83,3 % dari siklus bulanan). Faktor-faktor tersebut
36 siswi yang mengalami gangguan seperti aktifitas, genetik, tingkat stress yang
menstruasi. Hal ini serupa dengan penelitian tinggi, adanya penyakit dan adanya status
yang dilakukan oleh Sianipar dkk, dimana gizi yang tidak normal (underweight atau
dalam penelitiannya mereka menemukan overweight) (Mahitala, 2015).
bahwa gangguan menstruasi cenderung Adanya gangguan dari kerja
banyak dialami oleh remaja yang memiliki sistem hormonal (menstruasi) terkait dengan
IMT yang cenderung tinggi (Sianipar et al., status gizi akan mempengaruhi kerja berupa
2009). Selain itu Harlow dkk dan Rowland peningkatan, keseimbangan ataupun
dkk juga mendapatkan hubungan bermakna penurunan. Status gizi sendiri pada dasarnya
antara tingginya IMT dan perpanjangan dipengaruhi oleh banyak faktor, namun
siklus menstruasi. Gangguan menstruasi juga secara umum dipengaruhi oleh adanya
dapat terjadi pada wanita yang memiliki IMT infeksi dan kualitas dan kuantitas asupan
rendah, seperti yang didapatkan oleh Hirata makan. Pola makan yang tidak seimbang
dkk, mereka menemukan bahwa terdapat akan mempengaruhi penurunan dan
peningkatan risiko pada wanita yang peningkatan status gizi. Kondisi ini akan
mempunyai IMT rendah untuk mengalami sangat rentan terutama di kalangan remaja.
nyeri saat menstruasi. Hal tersebut Banyak remaja yang belum berpola makan
menunjukkan bahwa jenis gangguan sehat, seperti masih rendahnya sarapan pada
menstruasi yang terjadi bergantung pada remaja. Melewatkan waktu makan dapat
nilai IMT (underweight atau overweight). menyebabkan penurunan konsumsi energi,
Terkait dengan gangguan menstruasi, protein dan zat gizi lain. Selain

37
JURNAL ASUHAN IBU &ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020
Mira Miraturrofi’ah

itu, ketersediaan makanan cepat saji serta berat badan yang mencolok (Kurus IMT
promosi makanan instan yang kebanyakan < 18,5). Keadaan ini terjadi karena kadar
lebih mengutamakan rasa dibandingkan gonadotropin dalam serum dan urine menurun
dengan kandungan gizi di dalamnya, serta penurunan pola sekresinya, kejadian
membuat remaja lebih menyukai makanan tersebut berhubungan dengan gangguan
tersebut dibandingkan dengan makanan yang fungsi hipotalamus. Jika kadar gonadotropin
dibuat di rumah sehingga apabila kondisi menurun maka sekresi FSH serta hormon
tersebut terjadi dalam jangka waktu yang estrogen dan progesteron juga mengalami
lama dapat memperburuk status gizi dari penurunan, sehingga tidak menghasilkan sel
remaja itu sendiri. telur matang yang dapat berdampak pada
Siswi remaja dengan status gizi lebih munculnya gangguan siklus haid. (Lubis et
tentunya dapat meningkatkan kerja organ- al., 2017). Pada kalangan remaja, status gizi
organ tubuh sebagai bentuk kemampuan kurang yang mampu menyebabkan
tubuh untuk menetralisir pada keadaan terjadinya gangguan menstruasi dapat dipicu
semula dalam rangka pengeluaran kelebihan oleh pengaruh lingkungan terutama teman
tersebut. Hal ini tentunya dapat berdampak sebaya. Banyak dari remaja yang sangat
pada fungsi sistem hormonal tubuh baik memikirkan perihal penampilan tubuh. Takut
berupa peningkatan maupun penurunan akan tubuhnya tidak ideal sering kali
kadar progesteron, estrogen, LH (Luetezing menjadikan remaja mengatur pola makan
Hormon), dan FSH (Folikel Stimulating sesuka hatinya sehingga dilakukan usaha
Hormon) yang dapat menyebabkan keras agar mendapatkan tubuh yang
terganggunya proses koordinasi sistem organ menurutnya ideal namun abnormal secara
reproduksi dan hormon reproduksi tersebut kesehatan karena zat-zat yang dibutuhkan
sehingga menimbulkan kemungkinan oleh tubuh tidak terpenuhi. Salah satunya
gangguan menstruasi (Lubis et al., 2017). dilakukan dengan cara diet ekstrim yang dapat
Mereka dengan status gizi lebih menyebabkan penurunan IMT yang dapat
kemungkinan menerapkan pola makan memicu kemungkinan terjadinya gangguan
berlebih terutama lemak, protein dan menstruasi. Sebuah penelitian dilakukan
karbohidrat tubuh sebagai sumber energi untuk mengetahui pengaruh diet vegetarian
utama tubuh. Seperti yang didapatkan dari terhadap hormon seks wanita, 9 orang
penelitian yang telah dilakukan, dari 102 vegetarian diberi diet yang mengandung
siswi yang dijadikan sampel, sebanyak 42 daging, ternyata fase folekuler memanjang,
siswi (41,17%) mengalami status gizi lebih. rata-rata 4.2 hari juga FSH meningkat, E2
Siswa dengan status gizi gemuk memiliki menurun secara signifikan. Sebaliknya
risiko tertinggi mengalami siklus panjang dan 16 orang diet biasa beralih ke diet yang
ketidakteraturan dalam siklus menstruasi. kurang daging selama dua bulan mengalami
Sementara itu, faktor kurangnya pemendekan fase folikuler, rata-rata 3.8 hari,
nutrisi pada seseorang dapat berdampak pada mengalami penurunan frekuensi puncak LH
penurunan fungsi reproduksi. Hal ini dapat dan peningkatan kadar LH. Setelah
diketahui apabila seseorang mengalami mengalami dua kali injeksi, terjadi hubungan
perubahan-perubahan hormon tertentu yang antara diet dengan fungsi menstruasi. Pada
ditandai dengan adanya penurunan wanita yang mengkonsumsi diet vegetarian

38
JURNAL ASUHAN IBU &
ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020
Kejadian Gangguan Menstruasi Berdasarkan Status Gizi pada Remaja

terjadi peningkatan frekuansi gangguan siklus (Chung et al., 2011).


menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan Hipermenorea sendiri didefinisikan
menstruasi 26.5% pada vegetarian dan 4.9% sebagai suatu kondisi apabila durasi periode
pada nonvegetarian. Sedangkan pada diet atau lamanya mentruasi > 7 hari dan
rendah lemak akan menyebabkan tiga efek kehilangan darah > 80 mL (menggunakan ≥ 5
utama, yaitu pemanjangan siklus menstruasi pembalut). Meski tidak menyebabkan tinggi
meningkat rata-rata 1.3 hari, lamanya waktu nya motalitas, kondisi ini dapat menyebabkan
menstruasi meningkat rata-rata 0.5 hari, dan terganggunya kualitas hidup seorang remaja
fase folekuler meningkat rata-rata 0.9 hari. baik dari segi fisik, mental, sosial, maupun
Dengan demikian maka bagi wanita yang material. Banyaknya pengeluaran darah yang
bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah terjadi dapat menyebabkan tingginya
lemak akan memperpanjang siklus menstruasi kemungkinan anemia pada remaja. Banyak
sebagai akibat dari memanjangnya fase faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
menstruasi dan fase folikuler. Komposisi diet hypermenorrhea, kemungkinan
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, hipermenorea dapat disebabkan karena
dianggap mempengaruhi menstruasi dan adanya mioma uteri, polip endometrium atau
penampilan reproduksi. Ada banyak hyperplasia endometrium (penebalan
kontroversi hipotesis tentang efek konsumsi dinding rahim) (Karout et al., 2012). Dalam
asupan serat pada pemeliharaan fungsi kaitannya dengan status gizi, hiperplasia
reproduksi. Lloyd menjelaskan bahwa asupan dinding endometrium dapat diakibatkan oleh
tinggi serat makanan dapat mengakibatkan tingginnya kadar hormon reproduksi
ketidakteraturan dalam penyimpangan siklus utamanya kadar progesteron yang mana ini
menstruasi karena peningkatan ekskresi dapat terjadi akibat tidak normalnya status
estrogen dengan kotoran. Dalam penelitian gizi seseorang. Meskipun demikian,
yang dipresentasikan oleh Christo dkk. mengingat banyaknya faktor yang dapat
pernyataan ini tidak dikonfirmasi (Łagowska menyebabkan hipermenorea dan terbatasnya
et al., 2010). variabel dalam penelitian di YPPS ini (hanya
4. Jenis Gangguan Menstruasi Berdasarkan mengkaitkan dengan status gizi), diperlukan
Status Gizi penelitian lebih lanjut dengan melibatkan
Dari tabel 4 diketahui bahwa, jenis faktor etiologi hipermenorea lain, sehingga
gangguan menstruasi yang banyak dialami dapat ditemukan penyebab lebih pasti
oleh remaja baik pada status gizi kurang, terjadinya gangguan menstruasi
normal, dan lebih adalah gangguan hipermenorea pada remaja di YPPS.
hipermenorea, yaitu sebesar 75% pada status Berdasarkan tabel 4 juga dapat
gizi kurang, 41,6% pada status gizi normal, diketahui bahwa gangguan hipomenorea dan
dan 80,9% kejadian hipermenorea pada dismenorea terlihat lebih rendah pada setiap
status gizi lebih. Temuan ini serupa dengan kategori remaja berdasarkan status gizi. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Chung dkk remaja dengan status gizi kurang angka
yang menemukan bahwa hipermenorea kejadian hipomenorea lebih tinggi jika
merupakan gangguan menstruasi dengan dibandingkan dengan angka kejadian
angka kejadian yang tinggi yaitu sebesar 56% dismenorea. Sedangkan pada remaja dengan
dari 124 sampel penelitian yang digunakan status gizi lebih kejadian hipomenorea justru

39
JURNAL ASUHAN IBU &ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020
Mira Miraturrofi’ah

lebih rendah jika dibandingkan dengan dismenore, kebiasaan memakan makanan


gangguan dismenorea. cepat saji, durasi perdarahan saat haid,
Hipermenorea merupakan keadaan terpapar asap rokok, konsumsi kopi dan
durasi haid yang lebih pendek dan atau alexythimia (Larasati & Alatas, 2016).
jumlah darah haid yang sedikit. Hipomenore
SIMPULAN DAN SARAN
terjadi karena endometrium tidak tumbuh
optimal. Beberapa keadaan yang dapat 1 Simpulan
menyebabkan hipomenorea, antara lain Berdasarkan penelitian dengan judul
gangguan hormonal yang menyebabkan “Kejadian Gangguan Menstruasi
penekanan produksi estrogen yang kemudian Berdasarkan Status Gizi pada Siswi Remaja”,
menyebabkan kurangnya penebalan pada dapat kita simpulkan sebagai berikut.
dinding endometrium yang akhirnya a. Status gizi lebih, merupakan status gizi
menyebabkan volume darah menstruasi terbanyak yang ditemukan pada siswi
lebih sedikit atau lama haid lebih pendek. remaja YPPS sebesar 41,17 %
Dismenorea merupakan kondisi b. Angka kejadian gangguan menstruasi
dimana adanya rasa nyeri saat menstruasi. dialami oleh 93 siswi (91,17%) dari
Rasa nyeri ini terutama dirasakan pada perut jumlah keseluruhan siswi 102 orang.
bagian bawah dan punggung serta biasanya c. Gangguan menstruasi terbanyak dialami
terasa seperti kram. Dismenorea dibagi oleh remaja dengan status gizi lebih
menjadi dua, yaitu dismenorea primer dan yaitu sebesar 44,08% dari 93 siswi.
dismenorea sekunder. Berkaitan dengan d. Jenis gangguan menstruasi terbanyak
status gizi, ketidakseimbangan status gizi yang dialami oleh remaja berdasarkan
pada remaja dapat menyebabkan ketidak tiga kategori status gizi adalah
seimbangan pada hormon reproduksi hipermenorea.
(estrogen dan progesterone) juga sekresi 2 Saran
hormon prostaglandin dapat meningkat a. Institusi pendidikan dan kesehatan
sehingga meningkatkan amplitude dan (pemerintah ataupun swasta) dapat
frekuensi kontraksi uterus dan menyebabkan melakukan kolaborasi dengan sekolah-
vasospasme arteriol uterus, sehingga sekolah agar tercipta layanan terkait
mengakibatkan iskemi dan kram pada dengan kesehatan reproduksi remaja.
abdomen bawah yang bersifat siklik (Lubis Sehingga diharapkan dapat dilakukan
et al., 2017). Dalam sebuah penelitian di upaya pencegahan ataupun penanganan
temukan bahwa, selain status gizi dismenorea dalam masalah tersebut, khususnya yang
juga dapat di sebabkan oleh faktor lain yang berkaitan dengan menstruasi dan status
tidak di teliti pada penelitian di YPPS ini gizi remaja.
yaitu, usia, status menikah dan belum b. Siswi remaja diharapkan mampu
menikah (terkait dengan koitus) serta genetik berperan aktif dalam mengakses
(Novia et al., n.d.). Larasati dan Alatas dalam informasi kesehatan reproduksi remaja
penelitiannya menemukan bahwa selain IMT sesuai dengan usianya, terutama yang
yang tidak normal, faktor risiko yang sering berkaitan dengan menstruasi dan status
berkaitan dengan dismenore yaitu menarke gizi remaja.
usia dini, riwayat keluarga dengan keluhan c. Terkat dengan keterbatasan dalam

40
JURNAL ASUHAN IBU &
ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020
Kejadian Gangguan Menstruasi Berdasarkan Status Gizi pada Remaja

penelitian ini (hanya mengangkat Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian


variabel status gizi), diperlukan adanya Dan Pengembangan Kesehatan, 78.
penelitian lanjutan dengan melibatkan Http://Www.Riskesdas.Litbang.Depkes.
variabel etiologi gangguan menstruasi Go.Id/Download/Tabelriskesdas2010.
lain yang tidak di kaji dalam penelitian Pdf
ini sehingga akan lebih membuka Łagowska, K., Jeszka, J., & Bajerska, J. (2010).
diskursus terkait penyebab dari setiap The Evaluation Of Nutritional Habits,
jenis gangguan menstruasi yang terjadi Nutritional Status Triathlon’s With And
pada remaja. Without Menstrual Disorders. Medicina
Sportiva, 14(4), 204–208. Https://Doi.
DAFTAR PUSTAKA
Org/10.2478/V10036-010-0033-2
Atikah Proverawati, E. K. W. (2010). Ilmu Gizi Larasati, T., & Alatas, F. (2016). Dismenore
Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Primer Dan Faktor Risiko Dismenore
Muha Medika Primer Pada Remaja. Majority, 5(3), 79–
Badan Litbang Kesehatan, K. K. R. (2018). 84.
Laporan_Nasional_Rkd2018_Final.Pdf. Lubis, I. D., Tetap, D., Kedokteran, F., & Medan,
In Badan Penelitian Dan Pengembangan U. (2017). Jurnal Ilmiah Simantek Vol.1
Kesehatan (P. 198). Http://Labdata. L No. 2 Juni 2017. 1(2), 165–170.
i t ba n g. Ke m k e s . G o . I d / Im a ge s / Mahitala, A. (2015). Hubungan Aktivitas Fisik
Download/Laporan/Rkd/2018/Laporan_ Dengan Gangguan Menstruasi Wanita
Nasional_Rkd2018_Final.Pdf Pasangan Usia Subur Di Desa
Batubara, J. R. (2016). Adolescent Development Temanggung Kecamatan Kaliangkrik
(Perkembangan Remaja). Sari Pediatri, Kabupaten Magelang Tahun 2015. Jurnal
12(1), 21. Https://Doi.Org/10.14238/ Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 3(3),
Sp12.1.2010.21-9 74–80.
Chung, P. W., Chan, S. S. C., Yiu, K. W., Lao, Milla, S., Mudayatiningsih, S., & Dewi, N.
T. T. H., & Chung, T. K. H. (2011). (2018). Hubungan Obesitas Dengan
Menstrual Disorders In A Paediatric And Gangguan Menstruasi Pada Remaja Putri
Adolescent Gynaecology Clinic: Patient Di Kelurahan Tlogomas Solagrasia
Presentations And Longitudinal Yakoba Milla 1) , Sri Mudayatiningsih
Outcomes. Hong Kong Medical Journal, 2) , Novita Dewi 3) 1 ). Nursing News :
17(5), 391–397. Jurnal Ilmiah Keperwatan, 3(1), 72–82.
Derina, K. A. (2011). Dengan Usia Menarche Novia, I., Nunik Puspitasari, D., Kabupaten
Pada Remaja Putri Di Smpn 155 Jakarta Sidoarjo, R., & Biostatistika Dan
Tahun 2011. Kependudukan Fakultas Kesehatan
Karout, N., Hawai, S. M., & Altuwaijri, S. (2012). Masyarakat Universitas Airlangga,
Prevalence And Pattern Of Menstrual D. (N.D.). Faktor Risiko Yang
Disorders Among Lebanese Nursing Mempengaruhi Kejadian Dismenore
Students. Eastern Mediterranean Health Primer. Journal Unair.
Journal, 18(4), 346–352. Https://Doi. Pusdatin. (2017). Infodatin Reproduksi Remaja-
Org/10.26719/2012.18.4.346 Ed.Pdf. In Situasi Kesehatan Reproduksi
Kementrian Kesehatan Ri. (2010). Riset Remaja (P. 1). Https://Www.Kemkes.

41
JURNAL ASUHAN IBU &ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020
Mira Miraturrofi’ah

Go.Id/Download.Php?File=Download/ Sianipar, O., Bunawan, N. C., Almazini, P.,


Pusdatin/Infodatin/Infodatin Reproduksi Calista, N., Wulandari, P., Rovenska, N.,
Remaja-Ed.Pdf Djuanda, R. E., Irene, Seno, A., &
Rad, M., Torkmannejad Sabzevary, M., & Suarthana, E. (2009). Prevalensi
Mohebbi Dehnavi, Z. (2018). Association Gangguan Menstruasi Dan Faktor-
Between Menstrual Disorders And Faktor Yang Berhubungan Pada Siswi
Obesity-Related Anthropometric Indices Smu Di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta
In Female High School Students: A Timur. Maj Kedokt Indon, 59(7), 308–
Cross-Sectional Study. International 313. Http://Www.Academia.Edu/
Journal Of School Health, 5(2). Https:// Download/44385535/653-707-1-Pb.Pdf
Doi.Org/10.5812/Intjsh.65716 Yusiana, M. A., Silvianita, M., Saputri, T., &
Sari, A. F. I., Briawan, D., & Dwiriani, C. M. Kediri, S. R. B. (N.D.). Perilaku Personal
(2016). Kebiasaan Dan Kualitas Sarapan Hygiene Remaja Puteri Pada Saat
Pada Siswi Remaja Di Kabupaten Bogor. Menstruasi Perilaku Personal Hygiene
Jurnal Gizi Dan Pangan, 7(2), 97. Https:// Remaja Puteri Pada Saat Menstruasi
Doi.Org/10.25182/Jgp.2012.7.2.97-102 Personal Hygiene Behavior Female
Teenager When To Menstruating. 14–19.

42
JURNAL ASUHAN IBU &
ANAK | Volume 5 | Nomor 2 | Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai