Oleh: Kelompok 12
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
PEMBAHASAN
1.3 Bantuan Teknis untuk Kelas Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Proyek Canada Indonesia Private Sector Enterprise Development (CIPSED) ini
menyampaikan bantuan teknis khusus kluster-kluster UKM dibidang subjek seperti
perencanaan usaha; desain produk; sistem produksi; pembuatan/pemanenan; kualitas
produk; analisa pasar; strategi pemasaran; logistik; administrasi usaha; manajemen
keuangan; penjualan dan pengembangan pasar; ekspor; teknologi dan manajemen sumber
daya manusia, dll. Setiap kluster UKM yang bekerjasama dengan CIPSED juga menerima
bantuan teknis yang berhubungan dengan kesetaraan gender dan perlindungan
1
lingkungan. Proyek CIPSED bekerja sama dengan mitra Indonesia saat ini bekerja dengan
kluster UKM berikut:
1) Sulawesi Selatan: rumput laut dan kacang mete
2) Sulawesi Utara: kelapa
3) Sulawesi Tenggara: rumput laut dan kelapa
2
a) Pusat Promosi SME: SMEsCo UKM (MOCSME).
b) Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN/NAFED)-Pusat Pelatihan Ekspor
Indonesia (PPEI).
3
f) KUD Kawangkoan, Minahasa
2. Pengertian Kluster
Dalam bahasa sederhana klaster (cluster) berarti kelompok, namun tidak semua
kelompok industri dapat disebut sebagai klaster. Ciri utama klaster menurut Schmitz and
Nadvi dalam Hartarto (2004) adalah konsentrasi usaha sejenis pada lokasi tertentu.
Pembentukan klaster (clustering) juga didefinisikan sebagai proses dari unit-unit usaha
dan aktor-aktor terkait untuk membangun usahanya pada lokasi yang sama dalam area
geografis tertentu, yang selanjutnya bekerja sama dalam lingkungan fungsional tertentu,
dengan mewujudkan keterkaitan dan kerjasama yang erat untuk meningkatkan
kemampuan kompetisi bersama (collective competitiveness) dalam suatu pertalian usaha.
Dalam definisinya Porter (1990) juga lebih menekankan pada konsep pertalian usaha
yang bernilai (value chain) dalam rangka menghasilkan suatu jenis produk. Kedekatan
jarak antar kelompok usaha selanjutnya dapat diterjemahkan menjadi ukuran nilai tambah
optimal karena adanya aglomerasi. Dampak kompetisi dalam klaster menyebabkan
peningkatan produktivitas perusahaan melalui inovasi dan perluasan serta perkuatan
perusahaan di dalam klaster itu sendiri (Porter, 1998).
Sentra
Konsep pemberdayaan UKM melalui pendekatan ”Sentra” diartikan sebagai model
perkuatan, pengembangan dan penumbuhan UKM yang dilakukan melalui
pengelompokkan berdasar jenis usaha. Hal ini didasari pada pemikiran bahwa model
pembinaan UKM secara massal dinilai sangat tidak efektif, dan terkesan
menghabiskan anggaran. Sentra UKM, adalah pengelompokan jenis usaha yang
sejenis (minimal 20 UKM) dikelompokkan dalam satu wilayah tertentu (Maschasin,
2013).
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah usaha kecil yang berskala “one man
enterprise” (mandiri) antara 5-20 karyawan, memiliki kebebasan yang relatif lebih
tinggi dalam memilih “masuk ke” atau “keluar dari” pasar dibandingkan dengan skala
usaha yang lain (Soeryadjaya, 1988, p.188).
Selanjutnya, sentra UKM dapat dicirikan sebagai berikut:
a) Merupakan unit kecil kawasan, memiliki ciri tertentu (minimal 20 UKM).
4
b) Didalamnya terdapat kegiatan proses produksi suatu jenis usaha yang
menghasilkan produk unggulan.
c) Satu kesatuan fungsional secara fisik lahan, geografis, agroklimat, infrstruktur,
dan kelembagaan sumber daya manusia.
d) Berpotensi untuk berkembangnya kegiatan ekonomi dibawah pengaruh pasar
dari suatu produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing tinggi.
5
e) Menciptakan produk yang memiliki keunggulan komparatif.
f) Memanfaatkan sumber daya yang tersedia guna memperoleh nilai tambah
yang lebih tinggi.
Klaster adalah kelompok perusahaan yang saling berhubungan, berdekatan secara
geografis dengan institusi-institusi yang terkait dalam suatu bidang khusus karena
kebersamaan dan saling melengkapi. Faktor-faktor pembentuk klaster disebut sebagai
Diamond Model, yang terdiri dari faktor input, kondisi permintaan, industri pendukung
dan terkait, strategi perusahaan dan pesaing. Kondisi di Indonesia ditambahkan modal
sosial. (Michael Porter, 2000). Pendekatan klaster dilakukan dengan alasan yaitu 1)
bersifat terintegrasi, 2) meningkatkan daya tawar, 3) efisiensi biaya, dan 4) berdampak
bagi pengembangan ekonomi wilayah.
6
b) Adanya serangkaian sumber daya yang berkompeten yang menguntungkan
anggota dalam membangun kerjasama antar anggota.
c) Kisaran ekonomi dengan adanya rantai-nilai dalam klaster menguntungkan dalam
hal efesiensi dan efektifitas.
d) Pemasaran dan penempatan pasar (promosi ekspor) dapat dilakukan secara
bersama-sama.
e) Penyediaan jasa-layanan klaster memudahkan anggota dalam pengembangan
usahanya.
f) Dari sisi produktifitas: akses anggota klaster lebih baik untuk memperoleh input
berbagai faktor dan pengetahuan.
g) Adanya optimalisasi biaya yang berupa pembagian sumber-sumber dan daya-
tawar secara kolektif.
h) Kemungkinan melakukan lobi-lobi yang efisien.
i) Adanya akuisisi berbagai proyek dan dukungan publik.
j) Adanya dukungan berbagai stakeholder yang relevan dan terintegrasi dengan baik
k) Pada dasarnya klaster sebagai “sistem inovasi” atau perubahan ke arah perbaikan,
sehingga menguntungkan bagi para anggota untuk mempertahankan ataupun
meningkatkan usahanya.
2) Bagi para klien (ekternal)
a) Memudahkan karena satu-atap untuk para klien.
b) Skala: satu sumber.
c) Rantai-nilai yang efisien.
d) Adanya proses pengembangan.
e) Kualitas manajemen yang lebih baik karena diorganisir
f) Penyatuan tenaga kerja (SDM), karena berkumpul dalam satu lokasi
g) Adanya jasa-layanan portofolio terintegrasi
h) Pengurangan biaya dan fleksibilitas.
i) Kemampuan tanggap cepat (T2M)
7
d) Mendapatkan komitmen untuk business linkage (pelaku usaha hulu-hilir).
e) Mendapatkan komitmen stakeholders untuk kelanjutan pengembangan klaster.
8
3. Alur Pikir Pengembangan Klaster di Indonesia
Gambar 3.1
Alur piker pengembangan Klaster
9
3.1 Proses Pemilihan Klaster
10
Daftar Pustaka
Sumantri, Bambang Agus dan Permana, Erwin Putera. 2017. Manajemen Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Perkembangan, Teori dan Praktek. Mojokorto,
Kediri : Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Hestiningsih, Sri. 2010. Landasan Teori Klaster dan Management Klaster. http://klaster-
umkm.blogspot.com/2010/09/landasan-teori-klaster-dan-managemen.html (diakses pada
tanggal 3 Mei 2020)
11