CASE REFERAT (Hidro Muh Perdana)
CASE REFERAT (Hidro Muh Perdana)
OLEH:
Hidro Muhammad Perdana
NIM: 70700119026
PEMBIMBING:
dr Widyaningrum Sp.PD, M.Sc
Segala puji dan syukur yang sebesar – besarnya penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua
bahwa dengan segala keterbatasan yang penulis miliki akhirnya penulis dapat
dalam rangka tugas kepaniteraan klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Program
Alauddin Makassar.
serta bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah diterima penulis
sehingga segala rintangan yang dihadapi selama penulisan dan penyusunan referat
terhormat:
2. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, sehingga dengan segala kerendahan
hati penulis siap menerima kritik dan saran serta koreksi yang membangun dari
semua pihak.
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Supervisor
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter
UIN Alauddin Makassar
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
PENGESAHAN REFERAT ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I LAPORAN KASUS ........................................................................... 1
A. Identitas Pasien ............................................................................. 1
B. Anamnesis .................................................................................... 1
C. Pemeriksaan Fisis Tanda Vital ..................................................... 2
D. Pemeriksaan Fisis General ........................................................... 2
E. Pemeriksaan Penunjang ............................................................... 3
F. Daftar Masalah .............................................................................. 4
G. Daftar Masalah dan Pengkajian .................................................... 4
G. Follow Up Pasien ......................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN LAPORAN KASUS ............................................. 8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 11
A. Definisi ...................................................................................... 11
B. Epidemiologi ............................................................................. 11
C. Etiologi ...................................................................................... 12
iii
D. Patogenesis ................................................................................ 13
E. Klasifikasi dan Gejala Klinis...................................................... 14
F. Diagnosis .................................................................................... 17
G. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 17
H. Penatalaksanaan ....................................................................... 18
I. Tatalaksana Pada Pasien dewasa .…………………………….. 18
1. Tatalaksana DHF Pasien Tanpa Syok ……......................... 19
2. Tatalaksana DHF Pasien Rawat Inap .................................. 20
3. Tatalaksana DHF dengan Nilai Hematokrit > 20% ........... 21
4. Tatalaksana DHF Disertai Perdarahan Spontan ................ 22
5. Tatalaksana DSS ................................................................. 23
J. Kriteria Pemulangan Pasien DHF .…………………………….. 25
K. Prognosis ...................................................................................... 26
L. Pencegahan .................................................................................. 26
BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………….. 28
Daftar Pustaka …………………………………………………………….. 29
iv
BAB I
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Suku : Bugis
B. Anamnesis
Demam di alami sejak 1 minggu yang lalu. Demam dirasakan tidak terus menerus, turun dengan
obat demam. Riwayat demam sebelumnya ada 2 minggu yg lalu selama 2 minggu, bebas demam 1
minggu, kemudian demam lagi 1 minggu terakhir. Awalnya pasien Menggigil kemudian demam,
perdarahan gusi tidak ada, mimisan tidak ada, perdarahan spontan lainnya tidak ada. nyeri kepala ada.
Nyeri belakang bola mata ada, Nyeri seluruh badan ada. Riwayat berobat ke klinik dilakukan
pemeriksaan darah dan dikatakan normal. Riwayat ke daerah endemis malaria tidak ada. Batuk lendir
tidak, sesak dan nyeri dada tidak. Pilek tidak ada. Nyeri menelan tidak ada.
Mual ada dan muntah tidak. Nyeri ulu hati tidak ada. Riwayat maag ada dan sering kambuh
dalam 6 bulan terakhir. Penurunan nafsu makan ada sejak 1 minggu yang lalu. Pasien hanya makan 4
Buang Air Kecil : belum sejak tdi malam sebelumnya lancar. warna kuning volume kesan
cukup. Nyeri saat berkemih tidak ada. BAK campur darah tidak ada.
Buang Air Besar : buang air besar kesan encer, sejak 3 hari terakhir. frekuensi 1-2x lendir dan
darah tidak ada. Riwayat Buang air besar hitam encer tidak ada. Riwayat BAB campur darah tidak
ada.
1
Riwayat Penyakit dahulu : .
• Riwayat menstruasi tidak teratur ada. Haid terakhir 1 bulan lalu. Riwayat menstruasi memanjang tidak ada
• Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki seorang suami dalam keadaan sehat,
Tanda vital
Pernapasan : 24 x/menit BB : 65 kg
IMT : 27 kg/m2
2
Deskripsi Umum
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4M6V5
Mata : pupil isokor, diameter 2,5 mm/ 2,5 mm, refleks cahaya langsung ada kesan
Mulut : atrofi papil tidak ada, tidak hiperemis pada tonsi dan faring
Leher : dvs r+0 cmh2o, pembesaran kelenjar limfe leher tidak ada, pembesaran
3
Thoraks : I : Simetris kanan sama dengan kiri saat statis maupun dinamis
P : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak ada, vocal fremitus sama kiri dan kanan
P : pekak batas jantung kanan di linea parasternalis dextra; batas jantung kiri
A : Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur tidak ada, gallop tidak
ada.
Abdomen: I : datar, ikut gerak napas, vena kolateral tidak tampak, tidak ada
sikatrik
P : timpani.
Ekstremitas
E. Pemeriksaan Penunjang
3
WBC : 3.590 Kreatinin : 1,1 mg/dl
PLT : 96.000
Neutrofil : 70.5%
Lymphosit : 19.2%
F. Daftar Masalah
Dipikirkan atas dasar adanya febris sejak 1 minggu yang lalu, dirasakan terus menerus. Pasien
mengeluh cephalgia dan nyeri retroorbita myalgia ada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38.2º C.
rumple leed test positif, Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukopenia (WBC 3590 /uL),
trombositopenia (PLT 96000 /uL). berdasarkan gejala dan hasil laboratorium yang didapatkan, namun masih
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini.
Plan Terapi
- Paracetamol 1gr/8jam/intravena
4
H. FOLLOW UP
5
N : 108 x/mnt, regular, kuat Plan
angkat P : 24x/menit - Darah Rutin/24 jam
S: 38.1 º C - Monitoring tanda vital
konjuntiva Anemis tidak ada, sclera icterik - Awasi tanda-tanda perdarahan
tidak ada,
Bunyi pernafasan
vesikuler hepar dan lien
tidak teraba
Edema tidak ada, petekie tidak ada
A/
- Dengue haemorragic fever grade 1
9/5/2019 S : cenderung tidur, perdarah pervaginam ada, - O2 3 liter/menit via Nasal kanul
H-2
BAB hitam encer ada, frekuensi 1x kali ± 200 - Pasang 2 IV line
cc,
demam ada - Ringer laktat guyur 1300 cc
O: dalam 30 menit/intravena
GCS E4M5V3 - Parasetamol 1 gram/8
TD : 90/palpasi jam/intravena
N : 136 x/mnt, lemah - Transfusi TC 6 unit
P : 26x/menit
S: 38.9 º C Plan :
SpO2 : 89% - kontrol DR cito, PT,APTT,Inr,
konjuntiva Anemis ada, sclera icterik tidak ada, fibrinogen, D-Dimer, elektrolit,
Bunyi pernafasan vesikuler GDS
hepar dan lien tidak teraba - AGD cito
Edema tidak ada, petekie tidak ada, akral dingin - Pasang kateter
- Kontrol DR/ 6 jam
Lab : 7-5-19 (07.00) → 8-5-19 (07.00)
Hb : 11.2 → 10.0
HCT : 32% → 29.2% (↑ 9,3%)
MCV : 77.3 → 80
MCH : 27.1 → 25.9
WBC : 3.590 →2.630
PLT : 96.000 → 66.000
5
IgG DHF : Positif, IgM DHF : Positif,
A/
- Dengue syok syndrome
9/5/2019 S :, cenderung tidur, perdarah pervaginam - O2 3 liter/menit via Nasal kanul
18.30
ada, BAB hitam encer ada 2 kali, ± 500 cc, - Ringer laktat 2000 cc
H-2
demam ada habis dalam 30 menit
O: - Gelofusin 500
GCS cc/24
E4M5V3 TD jam/intravena
: 100/50 - Parasetamol 1
N : 100 x/mnt, gram/8
lemah P : jam/intravena
24x/menit Plan :
S: 40.9 º C - AGD cito
SpO2 : 99% ( O2 3 liter/menit via nasal kanul ) - Inr, fibrinogen, D-
konjuntiva Anemis ada, sclera icterik tidak ada, Dimer, elektrolit
Bunyi pernafasan - Control DR cito → tunggu hasil
vesikuler hepar dan lien - Transfusi TC 6 unit
tidak teraba (belum dapat)
Edema tidak ada, petekie tidak ada, akral dingin
GDS : 140
mg/dl A/
- Dengue syok syndrome
6
9/5/2019 S : cenderung tidur, perdarah pervaginam ada, - O2 3 liter/menit via Nasal kanul
19.00
BAB hitam encer ada 1x, ± 200 cc demam ada - Ringer laktat 34 tetes/menit
H-2
O: - Gelofusal 1300 cc/24
GCS jam/intravena → 18
E4M5V3 TD tetes/menit
: 100/50 - Parasetamol 1
N : 100 x/mnt, gram/8
lemah P : jam/intravena
24x/menit Plan :
S: 40.9 º C - AGD
SpO2 : 99% - Konsul Obgyn untuk evaluasi
UO : 30 cc - Konsul Interna/GEH
konjuntiva Anemis ada, sclera icterik tidak ada, untuk evaluasi
7
BAB II
(DBD/DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan
nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti. Infeksi Dengue disebabkan oleh salah satu
DENV-4.
keparahannya berdasarkan kriteria WHO 2011. Adapun pasien yang saya dapatkan
WHO 2011 karena didapatkan keluhan awal saat pertama kali masuk di rumah sakit
pasien mengalami demam sejak 1 minggu yang lalu, nyeri cephalgia, nyeri
hematokrit berdasarkan teori karena Virus akan bereaksi dengan antibody dan
komplemen. Akibat dari aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a untuk
melepaskan histamine, akibat yang ditimbulkan oleh hal tersebut akan terjadi
8
Setelah melakukan diagnosis maka langkah selanjutnya akan dilakukan
pemberian terapi untuk pasien. Tidak ada terapi yang spesifik untuk DD dan
DBD, prinsip utama adalah terapi supoetif. Penanganan yang tepat oleh dokter
dapat menyelamatkan pasien DBD. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka
kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 1%. Pemeliharaan volume cairan
DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan
Pada hari kedua pasien dirawat pada tanggal 09-05-2019, diberikan terapi
O2 via nasal kanul dengan indikasi pemberian SpO2 <95, berdasarkan teori
diberikan terapi Ringer Laktat 2 IV line dengan indikasi pasien sudah mengalami
kateter
9
Pada hari kedua pasien dirawat pada tanggal 09-05-2019 pukul 18.30,
diberikan terapi O2 via nasal kanul, pemberian Gelofusal dan Ringer Laktat
Pada hari kedua pasien dirawat pada tanggal 09-05-2019 pukul 19.00,
pasien diberikan terapi O2 via nasal kanul, pemberian Gelofusal dan Ringer
pemeriksaan AGD, konsul ke Obgyn dan Interna bagian GEH untuk evaluasi.
Pada hari kedua pasien dirawat pada tanggal 09-05-2019 pukul 19.30,
pasien mengalami perdarahan hebat dengan nilai Hb 4,4 disertai adanya indikasi
anemia berat maka diberikan transfuse PRC dan TC, pasien diberikan terapi O2
via nasal kanul. Pemberian Gelofusal dan Ringer Laktat berguna untuk
GEH untuk evaluasi, pindahkan ke ruang ICU jika kondisi perdarahan pasien
tidak membaik.
Pada hari ketiga pasien dirawat pada tanggal 10-05-2019, keadaan pasien
membaik, maka terapi yang kita berikan pemberian O2 nasal canul untuk
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
oleh salah satu dari 4 serotipe virus Dengue (DENV) yakni DENV-1, DENV-2,
DENV-3,dan DENV-4.3
memiliki spectrum manifestasi klinis yang sangat luas, mulai dari tanpa gejala
klinis (asimptomatik) sampai dengan gejala yang sangat serius seperti syok
hipovolemi.4 Gejala klinis berupa demam yang muncul secara tiba-tiba setelah
fase inkubasi selesai (4-10 hari).6 Gejala klinis yang muncul terbagi atas tiga
tanda perdarahan antara lain, uji tourniket positif atau adanya peteki,
B. Epidemiologi
11
fever di negara Amerika, Asia Tenggara, dan negara Pasifik berjumlah
1.200.000 juta kasus pada tahun 2008, dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan
kesehatan yang ada di Indonesia, dimana pada tahun 2015 jumlah kasus demam
sangat erat hubungannya dengan kebiasaan hidup bersih. Faktor lain yaitu
lingkungan.12 Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014
terdapat 2.282 kasus demam berdarah dengan angka kematian 12 orang, dan
pada tahun 2014 kasus kejadian demam berdarah meningkat hampir dua kali
C. Etiologi
tunggal.20
Aedes betina yang terinfeksi. Setelah melewati masa inkubasi yang biasanya
sekitar 8-10 hari, nyamuk tersebut dapat menularkan infeksi virus dengue
12
kepada manusia lain hingga seumur hidupnya saat sedang mencari makanan
dalam darah manusia. Nyamuk betina tersebut juga dapat menularkan infeksi
D. Patogenesis
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
dapat terjadi akibat dari penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari
jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa inkubasi virus
dengue rata-rata 5-8 hari. Virus ini akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a untuk melepaskan histamine,
13
Akibat kebocoran tersebut terjadi kekurangan volume plasma, terjadi
cairan harus dikurangi jumlah tetesan per menit dan jumlahnya untuk
mencegah terjadi edema paru. Sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang
kondisi yang buruk bahkan mengalami renjatan (syok). Jika renjatan (syok)
berlangsung lama maka akan timbul anoksia jaringan, dan kematian apabila
DHF terbagi menjadi 4 kelompok yaitu DHF grade I dan DHF Grade II
14
Terdapat Makulopapular rash bisa timbul pada fase febris
- Sefalgia
- Nyeri retroorbital
- Myalgia/Arthralgia
- Trombositopenia (<150.000/uL)
a. DHF Grade I
20%.
15
b. DHF Grade II
sirkulasi seperti:
- Gelisah
- Akral dingin
- Takikardi
- Nadi lemah
- Hipotensi
- Nadi melemah
d. DHF Grade IV
16
F. Diagnosis
WHO tahun 2011 terdiri dari kriteria klinis dan pemeriksaan labolatorium:9,14
a. Kriteria Klinis
G. Pemeriksaan Penunjang
17
protein/albumin bila terjadi hypoproteinemia kita bisa mencurigai
d. Pemeriksaan Serologi
e. Pemeriksaan Radiologi
H. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi yang spesifik untuk DD dan DBD, prinsip utama adalah
terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat
merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. Asupan
cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral
dengan Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi dan Divisi Hematologi dan Onkologi
18
Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah menyusun protokol
rawat.
19
berobat jalan ke Poliklinik dalam waktu 24 jam berikutnya
untuk dirawat.
rawat
masif dan tampak syok maka di ruang rawat diberikan cairan infus
= 2200 ml
24 jam :
20
• Bila Hb, Ht meningkat >20% dan trombosit <100.000 maka
kemudian.
jam tadi keadaan tetap tidak membaik, yang ditandai dengan Ht dan
21
memburuk dan didapatkan tanda-tanda syok maka pasien ditangani
dewasa. Bila syok telah teratasi maka pemberian cairan dimulai lagi
dewasa
ini jumlah dan kecepatan pemberian cairan tetap seperti keadaan DBD
22
diberikan pada pasien DBD dengan perdarahan spontan dan masif
maka hal pertama yang harus diingat adalah bahwa renjatan ini harus
lebih dari 20 mmHg, frekuensi nadi kurang dari 100 kali per menit
dengan volume yang cukup, akral teraba hangat, dan kulit tidak pucat
23
7ml/kgBB/jam. Bila dalam waktu 60 – 120 menit keadaan tetap stabil
vital dan hematokrit tetap stabil serta diuresis cukup maka pemberian
24
20-30 ml/kgBB dan kemudian dievaluasi detelah 20-30 menit. Bila
setelah 10-30 menit. Bila keadaan tetap belum teratasi maka untuk
tekanan vena sentral 15-18 smH2O. Bila keadaan tetap belum teratasi
inotropik/vasopresor.
25
c. Keadaan klinis membaik
K. Prognosis
Kematian oleh Demam Dengue (DD) hampir tidak ada. Sebaliknya pada
L. Pencegahan
Selain dari sisi bidang sains dan kedokteran betapa pentingnya untuk
menjaga kebersihan sebagai bentuk pencegahan agar kita tidak terinfeksi virus
ayat 6 :
Terjemahnya:
“Hai orang-orang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayammulah dengan tanah yang baik (bersih),
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
26
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
Dari ayat diatas kita diwajibkan menjaga kebersihan diri sendiri baik
ketika hendak menunaikan ibadah shalat dan pada saat kita dalam kondisi junub.
Pencegahan agar kita terhindar dari infeksi virus Dengue seperti rajin
mandi yang ada di rumah kita agar tidak terbentuk tempat perkembangbiakan
27
BAB IV
KESIMPULAN
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk
Aedes terutama Aedes aegypti. Infeksi Dengue disebabkan oleh salah satu dari
4.
berdasarkan WHO tahun 2011. Tidak ada terapi yang spesifik untuk DD dan
DBD, prinsip utama adalah terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat,
angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 1%. Pemeliharaan volume
kasus DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika
hemokonsentrasi.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Quran Al-Karim
2. Candra Aryu. Asupan Gizi dan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF). Journal of Nutrition and Health. 2019,
3. Sukohar A. Demam Berdarah Dengue. Jurnal Medulla Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. 2014.
4. Timothy J, Prasan K, Robert W. Wolford. Dengue Fever. StatPearls NCBI.
2019.
5. Shamimul Hasan, Sami Faisal Jamdar, Munther Alalowi. Dengue virus: A global
human threat: Review of literature. Journal of International Society of
Preventive and Community Dentistry. 2016.
6. Anish Laul, Poonam Laul, Vamsi Merugamala. Clinical Profile of Dengue
Infection during an Outbreak in Northern India. Journal of Tropical Medicine.
2016.
7. World Health Organization. Dengue and severe dengue. Fact Sheet No.117,
Geneva. 2012.
8. World Health Organization. Impact of dengue. 2015.
9. Suhendro, Nainggolan Leonard, Chen Khie. Demam Berdarah Dengue. Buku
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI: Interna Publishing. 2014.
10. Centers for Disease Control and Prevention. Epidemiology Dengue. 2014.
11. Priesley Fuka, Reza Mohamad, Rusjdi Renita Selfi. Artikel Penelitian:
Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Menutup,
Menguras, dan Mendaur Ulang Plus (PSN M Plus) terhadap Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Andalas. Jurnal Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. 2018.
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Informasi Umum Demam Berdarah
Dengue. Ditjen PP dan PI. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: 2011.
13. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Laporan kasus angka kejadian
Demam Berdarah Kota Padang. Padang. 2014.
14. World Health Organization. Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, and
Control of Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. New Delhi: WHO Press.
2011.
15. Chuang YC, Wang SY, Lin YS. Re-evaluation of the pathogenic roles of
nonstructural protein 1 and its antibodies during dengue virus infection. J
Biomed Sci 20(42): 1-7. 2013.
16. Widyorini P, Shafrin Ka, Wahyuningsih Ne. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
Cases in Semarang City Are Related To Air Temperature, Humidity, and
Rainfall. 2016;P1-2.
17. World Health Organization. Dengue and severe dengue. Fact Sheet No.117,
Revised January 2012. 2013.
18. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan kasus angka kejadian
Demam Berdarah di Indonesia. Indonesia. 2015.
19. Herrero LJ, Zakhary A, Gahan ME. Dengue virus therapeutic intervention
strategies based on viral, vector, and host factors involved in disease
pathogenesis. Pharmacology & Therapeutics. 2013.
20. Wang Hung-Wen, Urbina Nayim Aspiro, Chang R. Max. Dengue hemorrhagic
fever a systemic literature review of current perspective on pathogenesis,
prevention, and control. Division Of Infection Disease, Departement Internal
Medicine, Kaahsiung Medical University, Taiwan. 2019.
29