Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS

SEA POWER DI BULUKUMBA

Oleh

ANDI NUR HIKMA


HAKIM PETTA BAU

A1M119022

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI 2021
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang bejudul “Analisis Sea Power di

Kabupaten Bulukumba’’ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalsah ini

adalh memenuhi tugas yang diberikan dari dosen yaitu Ananlisisi Ses Power . selain itu, makalah

ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentng topic makalah bagi para pembaca dan

penulis.

Peulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan

tugas ini sehingga dapat menabah pengetahuan dan wawasan. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada teman teman yang telah berbagi wawasan sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini.

Penulis

5 Juni2021
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sebagai Negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki sector maritim yang luas yang di kembangkan
dengan baik sehingga dapat membantu negara untuk mencapai tujuan ekonomi,sosial dan politik.
Pengembangan dari sector maritime antara lain dapat menyumbangkan :

1. Integrasi ekonomi dari kepulauan,dengan pergerakan komoditas yang di perdagangkan dan


tenaga kerja yang bebas hambatan antara pulau-pulau

2. Integrasi sosial dan politik dari bangsa dengan pergerakan warga Negara yang bebas hambatan
diantara pulau-pulau untuk berbagai tujuan.

Sebagai Negara bahari indonesia, tidak hanya memiliki satu “laut utama” atau heart of sea tetapi paling
tidak ada tiga laut utama yang membentuk Indonesia sebagai sea system yaitu laut jawa, laut flores dan
laut banda. Laut jawa merupakan kawasan jantung perdagangan laut kepulauan Indonesia dan telah
terintegrasi oleh jaringan pelayaran dan perdagangan sebelum datangnya bangsa barat . bahkan houben
menyatakan bahwa laut jawa bukan hanya merupakan laut utama bagi Indonesia, tetapi juga merupakan
laut inti bagi kawasan Asia Tenggara.

Sejarawan belanda lainya yang secara lebih khusus menulis mengenai sejarah perdagangan maritime di
Indonesia adalah Melink Roelofzs. Dalam bukunya di lukiskan bahwa di wilayah Indonesia sebelum
datangnya para pedagang protugis dan belanda telah berlangsung perdagangan antar pulau. Barang-
barang dagangan utama yang di perdagangkan dalam skala yang besar adalah beras dan lada, dan dengan
menggunakan kapal-kapal pribumi yang cukup besar.

Dunia bahari dalam sejarah Indonesia juga tidak bisa di lepaskan kaitanya dari kondisi fisik atau geografis
wilayah Indonesia. Menurut Ensiklopedi nasional Indonesia dapat di ketahui bahwa wilayah Indonesia
terletak antara dua benua yaitu Asia dan Australia dan antara dua samudra yaitu Samudra Hindia
( Indonesia) dan samudra Pasifik, terdiri dari lebih 13.000 pulau,mulai dari pulau We di ujung utara/barat
sampai pulau Irian di ujung timur, dengan perbandingan wilayah laut dan darat .

Pulau-pulau dalam wilayah Indonesia itu terbentang menyebar sejauh 6.400 km dari timur ke barat dan
sejauh 2.500 km dari ke selatan, sedangkan garis terluar selatan,sedangkan garis terluar yang mengelilingi
wilayah itu sekitar 81.000 km.

Sumber yang lain menyebutkan bahwa Indonesia memiliki wilayah seluas sekitar 587.000 km², sementara
dari jarak ujung paling timur ke ujung paling barat sebagaimana di gambarkan oleh Multatuli adalah lebih
panjang dari pada jarak antara London sampai Siberia.

Sehubungan dengan hal itu, adalah kurang bijaksana melihat sejarah Indonesia dari sisi daratan saja,
sehingga pengetahuan dan pandangan tentang masa lampau yang merupakaan dasar untuk mengenal dan
mengerti masa kini menjadi berat sebelah. Penulisan sejarah yang berpretensi atau beraspirasi Nasional i
yang sebenarnya dianggap tidak lengkap apabila yang diutamakan hanya unsur darat saja dari yang
seharusnya sejarah tanah air. Hal ini menjadi lebih penting lagi sesudah Wawasan Nusantara diterima dan
diakui sebagai pandangan resmi yang dianut oleh pemerintah dan bangsa Indonesia.

Wawasan ini tidak lagi melihat Negara Republik Indonnesia sebagai suatu kesatuan berdasarkan prinsip
pilau-demi –pulau, melainkan suatu Negara kepulauan yang mempunyai kebulatan territorial termasuk
laut dan selat yang berada di dalam garis perbatasan yang telah di tentukan. Azas ‘ Negara Kepulauan
‘ Resmi di umumkan lewat Dekralasi Juanda pada 13 Desember 1957 dan di perjuangkan pada tingkat
internasional selama 25 tahun.

B. Rumusan Masalah

Apa saja syarat-syarat yang harus di penuhi suatu negara untuk membangun sea Power?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui syarat-syarat yang harus di penuhi suatu negara untuk membangun sea Power di
Kecamatan Kendari.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk lebih memahami apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
suatu negara untuk membangun saya power di Kabupaten Bulukumba, serta dapat memberikan manfaat
kHazanah dalam ilmu pengetahuan.
Bab II

Pembahasan

Istilah sea power dipopulerkan oleh seorang laksamana terkemuka Angkatan Laut Amerika Serikat (AS)
pada era Perang Saudara Amerika bernama Alfred Thayer Mahan. Mahan mendeskripsikan sea power
sebagai kemampuan negara untuk melindung kepentingan politik, ekonomi, dan militernya dengan
menggunakan laut. Lebih lanjut, Mahan juga menyebutkan empat prinsip yang terkandung didalam sea
power yaitu naval power, ocean science, ocean industry, and ocean commerce. Sedangkan menurut Sir
Julian Corbett, sea power bukan hanya membahas mengenai apa yang bisa negara lakukan di laut, tetapi
juga mencakup seberapa efektif tindakan suatu negara di laut dapat berdampak bagi aspek daratan. (Till,
2004).

Corbett mengatakan:“Since men live upon the land and not upon the sea, great issues between nations at
war have always been decided – except in the rarest cases – either by what your army can do against your
enemy’s territory and national life, or else by fear of what the fleet makes it possible for your army to do”

Berdasarkan penjelasan dari Mahan dan Corbett, sea power tidak melulu membahas mengenai kekuatan
militer di laut melainkan juga mencakup aspek-aspek sepertipersaingan perdagangan, persaingan militer,
dan diplomasi. Meskipun aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan bersifat saling melengkapi, kekuatan
militer tetap merupakan dasar dari sea power karena militer merupakan elemen pelindung kepentingan
nasional negara dalam hal apapun (Rubel, 2012). Sebagai contoh adalah Tiongkok yang sebelum
mendeklarasikan keinginannya untuk membangun ekonomi berbasis maritim sudah lebih dulu
membangun kekuatan militernya, terutama Angkatan Laut, secara bertahap.

Menurut Mahan, ada enam syarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara jika negara tersebut ingin
membangun sea power. Keenam syarat itu adalah posisi geografis, atribut fisik pendukung (kekayaan
alam, panjang garis pantai), luas wilayah, jumlah penduduk, karakter bangsa yang selaras dengan
kelautan, dan karakter pemerintah yang berorientasi ke laut. Ketika enam syarat tersebut terpenuhi,
barulah negara dapat berfokus membangun kekuatan militer sebagai elemen kunci dari sea power (Mahan,
2014).
Jika mengacu pada AS, nilai kegunaan sea power sangat besar hingga sebuah negara mampu mengontrol
sikap negara lain pada masa perang maupun damai. Sea power yang dimiliki AS, dengan Angkatan Laut
sebagai ujung tombaknya, telah lama memberi AS keistimewaan tersebut. Pada masa perang, kekuatan
Angkatan Laut AS yang tersebar di seluruh jalur perdagangan dunia dapat menutup jalur distribusi yang
menentukan kelangsungan hidup negara musuh. Hal ini membuat AS mampu melakukan tekanan militer
langsung terhadap musuh sekaligus menghalangi musuh untuk melakukan tekanan yang sama terhadap
kepentingan nasional AS. Pada masa damai, kekuatan tersebut mampu mendikte sistem perdagangan
internasional sekaligus menjamin keberlangsungannya. Belum lagi jangkauan yang dimiliki oleh
Angkatan Laut AS hingga dapat menangani berbagai kasus kejahatan yang terjadi di perairan
internasional seperti pembajakan.

Pembahasan
Pada penelitian ini,saya mengambil Kab. Bulukumba sebagai objek saya dalam penelitian tersebut,
kebetulan juga lokasi ini merupakan kampong halaman saya.Berdasarkan 6 syarat yang telah di
kemukakan oleh Mahan, objek saya dalam penelitian ini memenuhi semua syaratnya.

1. Posisi Geografis

Kabupaten Bulukumba (Bugis: ᨀᨅᨘᨄᨈ ᨛ ᨅᨘᨒᨘᨀᨘᨅ) adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Bulukumba.

Secara wilayah, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada
kaki Gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten
Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri
perahu pinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah.
Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,58 km² dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153
Km.

Kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Bira, Bulukumba dan Pulau Selayar

2. Atribut Fisik Pendukung (Kekayaan Alam,panjang garis pantai)

Tanjung bira merupakan salah satu tempat wisata yang populer di Bulukumba, ciri khas yang utama
lainnya tanjung bira memiliki pasir pantai yang sangat halus, bahkan sangat kecil sehingga terasa seperti
tepung. Banyak laut dan pantai yang tentu saja tidak memiliki ciri khas seperti ini. Sedangkan tanjung
bira tentu saja memilikinya.
Selain itu laut di tanjung bira memiliki 3 lapisan warna yang terlihat indah di kejauhan. Pantainya pun
bersih dan juga nyaman tidak seramai di Bali atau Lombok, sehingga bisa menjadi tempat yang benar-
benar menenangkan.

3. Luas Wilayah

Berdasarkan data BPS kabupaten Bulukumba tahun 2019, Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,58
km² dan berpenduduk sebanyak 418.326 jiwa. Kabupaten Bulukumba mempunyai 10 kecamatan, 27
kelurahan, serta 109 desa.

Wilayah Kabupaten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi dataran rendah sampai
bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang dan dataran tinggi hampir berimbang, yaitu
jika dataran rendah sampai bergelombang mencapai sekitar 50,28% maka dataran tinggi mencapai
49,72%.
dari foto tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan masyarakat disana bertempat tinggal di sekitaran
pantai.
4. Jumlah Penduduk

Agama Islam 99,77%, Kristen 0,15%, Protestan 0,11%, Katolik 0,04%, Buddha 0,04%, Hindu dan
Lainnya 0,03%. jumlah penduduk di kabupaten Bulukumba sebanyak 418.326 jiwa.
gambar tersebut menunjukkan bahwa interaksi yang paling banyak terjadi pada masyarakat disana berada
di pasar tradisional desa bira yaitu interaksi jual-beli antara penjual dan pembeli

5. Karakter Bangsa yang selaras dengan Kelautan

Orang-orang yang tinggal di pesisir masih banyak yang mencari mata pencaharian di laut atau pantai
untuk memenuhi kebutuhannya

Masyarakat juga menjadikan pantai sebagai objek wisata untuk memperlihatkan keindahan laut, kekayaan
laut serta budaya-budaya yang ada disana
6. Karakter pemerintah yang berorientasi ke laut

Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Pariwisata Bulukumba berencana membangun dermaga
dan anjungan di kawasan wisata pantai Tanjung Bira. Anggaran pembangunan dermaga tersebut
mencapai Rp 1,4 miliar.

Dana tersebut sudah tersedia di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Bulukumba.(KABUPATEN Bukukumba, 8 Maret 2018)
BAB III

Kesimpulan

Jadi menurut saya, kabupaten Bulukumba merupakan daerah maritim karena memenuhi ke 6 aspek yamg
disebutkan oleh mahen. Bulukumba memiliki banyak pantai dan juga mayoritas penduduk tinggal di
dataran rendah sehingga banyak masyarakat yang tinggal di pesisir. Masyarakat disana juga telah
membuat beberapa pantai disana menjadi objek wisata contohnya pantai tanjung bira yang terkenal akan
keindahan lautnya, pasir putihnya, dan kejernihan airnya. Pemerintah disana juga telah mendukung
dengan membuat dermaga di tanjung bira dan disebut sebut pantai bira akan menjadi salah satu dinasti
wisata bahari dunia.

Anda mungkin juga menyukai