Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR NYERI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik


Stase KDP

Disusun Oleh :
JULIANA SUSANTI DILLAK
NIM SN201152

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM FROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADASURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
A. Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar
1. Pengertian Aktivitas dan Istrahat

Aktivitas atau mobilitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak


dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah
satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan
aktivitas, seperti berdiri, berjalan dan berkerja. Kemampuan aktivitas
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
muskuloskeletal. Kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu
yang singkat memerlukan tindakan-tindakan tertentu yang tepat bagi pasien
maupun perawat (Dr. Lyndon, 2018).

Istrahat merupakan kondisi relaksasi sadar. Istrahat meliputi relaksasi


seluruh tubuh atau mungkin hanya melibatkan istrahat untuk bagian tubuh
tertentu. Sebagai contoh, seseorang yang gemar membaca mungkin berhenti
membaca untuk mengistirahatkan matanya. Istirahat lebih pada pengalaman
subjektif karena apa yang bersifat istirahat dan relaks untuk satu orang dapat
bersifat menekan orang lain (Dr. Lyndon, 2018).

2. Anatomi dan Fisiologi Muskuloskeletal


Menurut Dr. Lyndon, 2018 Anatomi dan Fisiologi Muskuloskeletal yaitu
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintregasi antara sistem
muskulokeletal dan sistem persarafan. Sistem muskuloskeletal dari kata
muskulo yang berarti jaringan otot – otot tubuh dan skeletal yang berarti
tulang kerangka tubuh. Yang terdiri dari:
a. Sistem Muskuler
Dalam sistem muskuler terdapat 3 komponen yaitu
1) Muskulus (otot) merupakan organ yang mempunyai kemampuan
mengubah energi kimia menjadi energi mekanik atau gerak sehingga dapat
berkontraksi untuk mengerakkan rangka sebagai respon tubuh terhadap
perubahan lingkungan. Jenis otot ada 3 yaitu otot rangka (lurik), otot
polos, dan otot jantung.

2
2) Tendon merupakan tali atau urat daging yang kuat bersifat fleksibel, yang
terbuat dari fibrous protein. Berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau
otot dengan otot.
3) Ligamen adalah pembalut/ selubung yang sangat kuat, yang merupakan
jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen
membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
b. Sistem Skeletal ( rangka)
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang,
sendi dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot
dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot.
Ada 206 tulang dalam struktur tubuh manusia. Antara tulang yang
satu dengan tulang yang lainnya dihubungkan dengan sendi yang
memungkinkan terjadinya pergerakan.
c. Struktur yang berperan dalam pergerakkan yaitu (Syamsuri, I., 2019):
1) Tulang
2) Sendi
3) Otot
4) Susunan saraf (SSP, SST)
Mekanisme gerak sadar : implus - resptor atau indra – saraf
sensori – otak – saraf motorik – efektor atau otot.
Mekanisme gerak refleks : implus - resptor atau indra – saraf
sensori – sumsum tulang belakang – saraf motorik – efektor atau otot.

3. Etiologi Gangguan Aktivitas dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi


Gangguan Aktivitas
Penyebab imobilitas bermacam-macam. Pada kenyataannya, terdapat
banyak penyebab imobilitas yang unik pada orang-orang yang di imobilisasi.
Semua kondisi penyakit dan rehabilitasi melibatkan beberapa derajat
imobilitas.

3
Gangguan pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan
secara fisik ( fraktur/ patah tulang), gangguan fisiologis karena adanya
kelainan fungsi hormon dan vitamin (contohnya rakhitis) dan infeksi tulang.
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan gangguan aktivitas
yaitu (Dr. Lyndon, 2018):
a. Tirah baring dan imobilitas
b. Kelemahan secara umum
c. Gaya hidup yang kurang gerak
d. Ketidakseimbangan antara supali oksigen dan kebutuhan.
e. Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan mobilitas.
f. Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat
gerak sejalan dengan perkembangan usia (Smeltzer & Bare, 2017).
g. Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi
kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh
(Smeltzer & Bare, 2017).
h. Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh
memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang
mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena budaya dan adat dilarang
beraktivitas.

4. Tanda dan Gejala


Menurut Syamsuri, 2019:
a. Kaki tidak mampu menopang berat badan
b. Perlu bantuan kursi roda untuk berpindah tempat
c. Tangan belum mampu untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri
d. Tidak mampu melakukan kegiatan secara mandiri

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Kebutuhan Dasar Henderson
a) Oksigenasi

4
 Peningkatan frekuensi pernapasan
 Pernapasan cepat dan tidak teratur
 Dilatasi saluran bronkus
 Peningkatan dan penurunan frekuensi denyut jantung
b) Nutrisi
 Mual dan muntah
 Tidak nafsu makan
 Penurunan motilitas saluran cerna
c) Cairan, elektrolit dan asam basa
 Diaforesis
 Peningkatan kadar glukosa darah
d) Eliminasi
 Terjadi perubahan pola BAB dan BAK
e) Aktivitas dan latihan
 Kelemahan atau kelelahan
 Aktivitas sehari-hari terbatas atau terganggu
 Peningkatan ketegangan otot
f) Tidur dan istirahat
 Perubahan pola tidur akibat nyeri
g) Kenyamanan dan nyeri
 Mengeluh nyeri yang dideskripsikan dengan kalimat: tajam, tumpul,
berdenyut, berpindah-pindah, dan seperti tertindih.
 Nyeri menyebar atau menetap
 Skala intensitas nyeri 0-10.
 Rasa tidak nyaman
h) Sensori, persepsi dan kognitif
 Dilatasi pupil
i) Komunikasi
Respon prilaku nyeri yang ditunjukan adalah :
 Perubahan postur tubuh
 Mengusap daerah yang nyeri

5
 Menopang bagian yang nyeri
 Menggeretakan gigi.
 Menunjukkan ekspresi wajah meringis
 Mengerutkan alis
 Ekspresi verbal mengerang
 Mengaduh
 Menjerit dan meraung

2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Standar diagnosa keperawatan indonesia (2017).
Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis (D. 0078)
a) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada sendi (D. 0054)
b) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.
0111)

3. Perencanaan Keperawatan
Menurut Standar luaran keperawatan indonesia (2019) dan Standar
intervensi keperawatan indonesia (2019).
a) Diagnosa Keperawatan : Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi
muskuloskeletal kronis (D. 0078)
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam, nyeri
teratasi dengan kriteria hasil :
Tingkat nyeri (L. 0866)
1) Nyeri berkurang
2) TTV dalam batas normal
3) Terjadi penurunan episode nyeri
Kontrol nyeri (L.08063):
Mampu mendemonstrasikan penggunaan terapi non farmakologik.
Intervensi: manajemen nyeri (I.80238)
1) Mengkaji nyeri secara lengkap
2) Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal

6
3) Menganjurkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat/dingin).
b). Diagnosa Keperawatan : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
pada sendi (D. 0054).
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam, diharapkan
pasien menunjukkan adanya peningkatan mobilitas fisik.
Kriteria hasil : mobilitas fisik (L. 05042):
1) Nyeri menurun
2) Pergerakan ekstermitas meningkat
Intervensi: Dukungan Mobilisasi (I. 05173)
1) Identifikasi adanya nyeri keluhan fisik
2) Fasilitas aktivitas mobilitas dengan alat bantu (pagar/tempat tidur)
3) Anjurkan melakukan mobilitas dini

c) Diagnosa keperawataan : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang


terpapar informasi (D. 0111)

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam, diharapkan


pasien mengerti kemampuan menjelaskan pengetahuan dengan penyakit yang
dideritanya
Kriteria hasil (L.12111) :
1) Verbalisasi minat dalam belajar
2) Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Intervensi: Edukasi kesehatan (I.12383)
1) Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Kesediaan materi dan media penyuluhan kesehatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
4) Berikan edukasi kesehatan

7
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Lyndon saputra, 2018. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia.


Tangerang selatan : Binarupa aksara.

Smeltzer & Bare, 2017. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (2017). Defenisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.

Standar Luaran Keperawatan Indonesia (2019). Defenisi dan kriteria hasil. Edisi
1. Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (2019). Defenisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

Syamsuri, I., 2019. Anatomi Fisiologi Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba


Medika

Anda mungkin juga menyukai