Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA TINDAKAN

HELMET REMOVER

Disusun Oleh :

JULIANA SUSANTI DILLAK

SN201152

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2020/2021

ANALISA SINTESA TINDAKAN HELMET REMOVER

1
1. Prinsip Tindakan
a Pengertian
Helmet Remover adalah cara melepaskan helm pada pasien yang
mengalami kecelakaan. tindakan berbahaya dan hanya dilakukan jika
pengendara motor tidak bernafas yang mana membutuhkan Resusitasi
Jantung Paru. Jika pengendara motor masih bernafas jangan dilepas,
lakukan tindakan pertolongan lain.
b Tujuan
Untuk mempertahankan dan memelihara kepatenan jalan napas.
c Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi pelepasan helm di RS :
˗ Suspek cidera servikal spine
˗ Suspek cidera kepala
˗ Ketidak mampuan untuk mengimmobilisasi leher dalam rangka
memindahkan pasien ke fasilitas lain.
Indikasi pre-hospital:
˗ Jika helm dan tali pengikat dagu gagal menahan kepala tetap aman
˗ Jika helm dan tali pengikat dagu menghalangi jalan nafas, bahkan
setelah penutup muka di lepas
˗ Jika penutup muka tidak dapat di lepas
˗ Jika helm menghalangi proses immobilisasi dalam rangka
memindahkan pasien
Kontraindikasi :
Kontraindikasi utama adalah paresthesia atau nyeri leher selama
prosedur. Paresthesia mengakibatkan memburuknya peregangan atau
tekanan pada saraf saat helm dilepaskan.

d Prosedur

Standar operasional prosedur

Fase pra interaksi


Mempersiapkan Alat
Mencuci tangan
Memakai handscoon
Fase Orientasi
Memperkenalkan diri
Memberikan inform consent
Fase kerja

2
Penolong pertama menstabilkan kepala dan leher pasien dengan
meletakkan kedua tangan pada helm dan jari-jari pada rahang
bawah

Penolong kedua memotong atau melepaskan tali pengait pada helm


Penolong kedua meletakkan satu tangan pada angulus mandibula
dengan ibu jari pada satu sisi dan jari lainnya pada sisi lain.
Sementara tangan yang lain melakukan penekanan dibawah kepala
region oksipetalis
Penolong pertama melebarkan helm ke lateral untuk membebaskan
daun telinga dan secara hati-hati melepas helm
Penolong kedua tetap mempertahankan imobilisasi dari bawah
untuk menghindarkan menekuknya kepala
Setelah helm terlepas, imobilisasi kepala dengan meletakkan kedua
lengan bawah penolong pada kepala dan telapak tangan pada bahu
pasien sampai dipasang neck collar
Fase terminasi
Mengevaluasi tindakan
Menyampaikan rencana tindak lanjut
Berpamitan

2. Analisa Tindakan

Melepas helm mungkin dapat ditunda pada pasien yang tidak


mengalami gangguan jalan napas ketika diduga mengalami cedera
servikal-spinal. Pada situasi ini, maka gergaji dapat digunakan untuk
memotong dan membuka helm (Koenig, 1997 dalam Proehl, 1999). Ketika
membiarkan helm ditempatnya kita membutuhkan bantalan/ganjal untuk
mengelevasikan badan pasien dari kemungkinan turunnya bahu.
Sedangkan pada anak dapat terjadi fleksi. Dianjurkan untuk berlatih
dengan Dokter terlatih (bedah, ortopedi, anestesi, gawat darurat dst),
Perawat terlatih (perawat UGD atau paramedis AGD 118) atau pelatih
palang merah (KSR PMI).

Ada 3 faktor yang harus dijaga:

- Karena kebanyakan helm berbentuk telur (egg shaped) maka waktu


menarik helm keatas penolong pertama juga menarik kesamping
sehingga tidak menyangkut di telinga.

3
- Jika helm full face maka kaca harus dilepas lebih dahulu.

- Jika helm full face maka penarikan pertama dengan mengangkat sisi
bawah miring kedepan kemudian baru di ikuti penariakan dengan arah
berlawanan dari gerakan pertama sehingga tidak menyangkut di
telinga.

- Selama proses pelepasan helm, penolong kedua menjaga imobilisasi


dengan mencegah gerakan yang tidak perlu.

- Setelah semua helm terlepas penolong pertama menggantikan posisi


penolong kedua dengan menempatakan tangan di belang telinga untuk
menjaga jalan nafas dan mencegah gerakan yang tidak perlu. Jika perlu
pasang kollar dan pindahkan ke spinal board.

3. Bahaya yang dilakukan tindakan

Kerusakan lebih lanjut pada spinal atau spinal cord sebagai akibat
pergerakan.

4. Daftar Pustaka
Eric C. Matten in Benumof and Hagberg’s Airway Management, 2016

I gusti, Journal bantuan hidup dasar, Fakultas kedokteran universitas


udayana rsup sanglah Denpasar. 2017
https://youtu.be/ubFCcMI3efc. di download pada tanggal 9 April 2021

Noor Khalilati Dinamika Kesehatan, Fak Keperawatan dan Ilmu


Kesehatan Univ. Muhammadiyah Banjarmasin Vol. 8 No1, Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai