A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
………….
B. DASAR TEORI
Helm standar adalah bentuk perlindungan tubuh yang dikenakan di kepala dan biasanya dibuat dari
metal atau bahan keras lainnya seperti Kevlar, serat resin. Helm dapat memberi perlindungan pada
kepala dari benda jatuh dan dapat mengurangi cidera yang dialami ketika terjadi kecelakaan. Salah satu
syarat yang harus dipenuhi dari helm standar di Indonesia adalah adanya logo SNI yang tertempel dihelm
tersebut.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa helm tidak hanya berfungsi untuk menyelamatkan jiwa, helm
juga dapat menahan dari terpaan angin. Bagian yang paling rentan mengalami luka adalah muka, kepala
bagian atas, dan leher. Oleh karena itu sebuah helm yang baik adalah helm yang bisa melindungi ketiga
bagian kepala tersebut.
Ada 2 jenis helm :
1. Helm open face
Helm open face memiliki bentuk untuk menutupi bagian belakang kepala tetapi tidak menutupi
bagian muka. Maka, helm ini hanya memberikan perlindungan maksimal hanya pada belakang
kepala saja.
2. Helm full face
Helm jenis ini dalah helm yang paling aman untuk digunakan pengendara motor. Helm ini
mampu melindungi muka, kepala, leher, telinga, dan dagu dengan sempurna. Helm ini juga
mampu melindungi pemakainya dari cedera yang tidak diinginkan saat terjadi kecelakaan.
Melepaskan helm adalah tindakan berbahaya dan hanya dilakukan jika pengendara motor tidak
bernafas yang mana membutuhkan Resusitasi Jantung Paru. Jika pengendara motor masih bernafas
jangan dilepas, lakukan tindakan pertolongan lain.
INDIKASI
Indikasi pelepasan helm di RS :
1. Suspek cidera servikal spine
2. Suspek cidera kepala
3. Ketidak mampuan untuk mengimmobilisasi leher dalam rangka memindahkan pasien ke fasilitas
lain.
Indikasi pre-hospital:
1. Jika helm dan tali pengikat dagu gagal menahan kepala tetap aman
2. Jika helm dan tali pengikat dagu menghalangi jalan nafas, bahkan setelah penutup muka di
lepas
3. Jika penutup muka tidak dapat di lepas
4. Jika helm menghalangi proses immobilisasi dalam rangka memindahkan pasien
PERHATIAN DAN KONTRA INDIKASI
1. Melepas helm mungkin dapat ditunda pada pasien yang tidak mengalami gangguan jalan napas
ketika diduga mengalami cedera servikal-spinal. Pada situasi ini, maka gergaji dapat digunakan
untuk memotong dan membuka helm (Koenig, 1997 dalam Proehl, 1999). Ketika membiarkan
helm ditempatnya kita membutuhkan bantalan/ganjal untuk mengelevasikan badan pasien dari
kemungkinan turunnya bahu. Sedangkan pada anak dapat terjadi fleksi.
F. LATIHAN/KASUS
G. KESIMPULAN
H. TUGAS/EVALUASI
NO LANGKAH KERJA SKOR
Fase Pra Interaksi
1
2
Fase Orientasi
1
2
I. REFERENSI