Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM

REMEDIAL DAN PENGAYAAN MELALUI


PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA

Nurma Izzati

Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon


Jl. Perjuangan No.1 By Pass Sunyaragi Cirebon
izzah_tiar@yahoo.com

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah: 1) pengaruh penerapan program remedial melalui
pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa, 2) pengaruh penerapan
program pengayaan melalui pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika
siswa, dan 3) 1) respon siswa terhadap penerapan program remedial dan pengayaan melalui
pembelajaran tutor sebaya. Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar diberi program
remedial melalui pembelajaran tutor sebaya (sebagai tutee) dan siswa yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberi program pengayaan melalui pembelajaran tutor sebaya (sebagai
tutor). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Kota Cirebon pada semester genap tahun
akademik 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) penerapan program remedial
melalui pembelajaran tutor sebaya memberikan pengaruh yang positif secara signifikan
terhadap hasil belajar matematika siswa, 2) penerapan program pengayaan melalui
pembelajaran tutor sebaya memberikan pengaruh yang positif secara signifikan terhadap
hasil belajar matematika siswa, dan 3) siswa memperlihatkan respon yang positif terhadap
keseluruhan aspek penerapan program remedial dan pengayaan melalui pembelajaran tutor
sebaya. Dengan demikian disarankan agar program remedial dan pengayaan melalui
pembelajaran tutor sebaya dapat diterapkan di sekolah sebagai salah satu alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Keywords: remedial, pengayaan, tutor sebaya, hasil belajar matematika

PENDAHULUAN dipengaruhi oleh banyak faktor,


Latar Belakang mulai dari faktor guru, siswa,
Proses pembelajaran di kelas karakteristik materi yang diajarka,
merupakan proses yang sangat sampai fasilitas pendukung di
komplek dan dinamis dalam hal sekolah.
transfer ilmu pengetahuan antara Dari faktor siswa, tidak
guru sebagai pendidik dengan siswa semua siswa bisa langsung
sebagai peserta didik. Hal tersebut memahami dan mengerti materi
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 55
ISSN 2086 - 3918

yang diajarkan oleh guru. Perbedaan belajar dan memberikan program


latar belakang, karakteristik dan pengayaan kepada kelompok siswa
kemampuan siswa membuat siswa yang sudah mencapai ketuntasan
berbeda-beda dalam kecepatan belajar.
menerima pelajaran. Ada siswa yang Untuk menghemat waktu dan
cepat, ada yang sedang dan ada pula mengefisienkan sumber daya yang
yang lambat dan susah dalam ada, yakni siswa juga bisa menjadi
menerima pelajaran. Ditambah lagi sumber belajar atau fasilalitator
oleh karakteristik mata pelajaran dalam belajar yang baik, maka salah
Matematika yang abstrak dan satu strategi pembelajaran yang bisa
banyak rumus membuat mata diterapkan adalah pembelajaran
pelajaran matematika sulit tutor sebaya. Dalam waktu yang
dipahami oleh sebagian siswa. Hal- sama seorang guru bisa membantu
hal tersebut mempengaruhi siswa kelompok siswa yang belum
dalam pencapaian ketuntasan mencapai ketuntasan belajar dan
belajar sebagai standar pencapaian juga kelompok siswa yang sudah
minimal dalam suatu mata mencapai ketuntasan belajar.
pelajaran. Sehingga ada siswa yang Kelompok siswa yang belum
sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai ketuntasan belajar
dan ada siswa yang belum mencapai menjadi tutee-tutee yang akan diajar
ketuntasan belajar. oleh kelompok siswa yang sudah
Tugas guru sebagai fasilitator mencapai ketuntasan belajar yang
belajar di kelas berkewajiban untuk bertindak sebagai tutor. Diharapkan
membantu dan memfasilitasi semua dengan diajar oleh tutor-tutor yang
kebutuhan siswa termasuk dalam merupakan teman sebayanya, maka
mencapai ketuntasan belajar dan kelompok siswa menjadi tutee lebih
memaksimalkan potensi diri yang nyaman dalam belajar dan tidak
dimiliki siswanya, baik kelompok sungkan dalam mengemukakan
siswa yang sudah mencapai kesulitan-kesulitan belajar yang
ketuntasan belajar maupun dihadapi. Sehingga pada akhirnya
kelompok siswa yang belum diharapkan kesulitan-kesulitan
mencapai ketuntasan belajar. belajar yang dihadapi bisa segera
Untuk itulah, guru harus mampu teratasi. Kelompok siswa yang sudah
membuat program yang mampu mencapai ketuntasan belajar juga
mengayomi kebutuhan seluruh diharapkan memperoleh
siswa, bukan hanya fokus membantu pengalaman baru dan menambah
kelompok siswa yang belum wawasan dalam belajar, karena
mencapai ketuntasan belajar, tetapi mereka tidak lagi hanya sekedar
juga tetap memberikan perhatian belajar memahami materi untuk
pada kelompok siswa yang sudah dirinya sendiri, tetapi juga terampil
mencapai ketuntasan belajar. Salah dalam mengajarkan kembali materi
satu program yang bisa dibuat dan yang sudah dipahami kepada teman-
diberikan untuk memfasilitasi teman sebayanya yang menjadi
kedua kelompok siswa tersebut tutee.
adalah dengan menerapkan program Sebelum menerapkan
remedial kepada kelompok siswa program remedial dan pengayaan
yang belum mencapai ketuntasan melalui pembelajaran tutor sebaya,
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 56
ISSN 2086 - 3918

guru harus menentukan siswa-siswa pembelajaran tutor sebaya


yang sudah mencapai ketuntasan berpengaruh terhadap hasil
belajar dan siswa-siswa yang belum belajar matematika siswa?
mencapai ketuntasan belajar. Siswa- 3. Bagaimana respon siswa
siswa yang belum mencapai terhadap penerapan program
ketuntasan belajar terlebih dahulu remedial dan pengayaan
didiagnosa kesulitan-kesulitan melalui pembelajaran tutor
belajar yang dihadapi masing- sebaya yang dilaksanakan?
masing siswa. Siswa yang memiliki
kesulitan yang sama bisa Tujuan Penelitian
dikelompok ke dalam kelompok yang Penelitian ini bertujuan untuk
sama agar pembelajaran lebih menelaah pengaruh penerapan
efisien. Guru juga harus program remedial dan pengayaan
mempersiapkan tutor-tutor agar melalui pembelajaran tutor sebaya
pembelajaran berjalan optimal, terhadap hasil belajar matematika
karena tidak semua siswa yang siswa. Secara lebih khusus
sudah mencapai ketuntasan bisa penelitian ini bertujuan untuk:
menjadi tutor yang baik. Dalam hal 1. Menelaah pengaruh
penentuan pasangan tutor-tutee penerapan program remedial
juga harus dipertimbangkan yang melalui pembelajaran tutor
kecocokan dan kenyaman pada sebaya terhadap hasil belajar
masing-masing kelompok. Dengan matematika siswa.
adanya penerapan program remedial 2. Menelaah pengaruh
dan pengayaan melalui penerapan program
pembelajaran tutor sebaya tersebut pengayaan melalui
diharapkan perolehan pengetahuan pembelajaran tutor sebaya
sebagai hasil dari belajar yang terhadap hasil belajar
diperoleh siswa meningkat. matematika siswa.
Berdasarkan pemaparan di 3. Mengetahui respon siswa
atas, maka diharapkan penerapan terhadap penerapan program
program remedial dan pengayaan remedial dan pengayaan
melalui pembelajaran tutor sebaya melalui pembelajaran tutor
berpengaruh terhadap hasil belajar sebaya yang dilaksanakan.
matematika siswa.
Hipotesis Penelitian
Rumusan Masalah Hipotesis dalam penelitian ini
Berdasarkan latar belakang adalah:
yang telah diuraikan, rumusan 1. Penerapan program remedial
masalah dalam penelitian ini melalui pembelajaran tutor
adalah: sebaya berpengaruh terhadap
1. Apakah penerapan program hasil belajar matematika
remedial melalui siswa.
pembelajaran tutor sebaya 2. Penerapan program
berpengaruh terhadap hasil pengayaan melalui
belajar matematika siswa? pembelajaran tutor sebaya
2. Apakah penerapan program berpengaruh terhadap hasil
pengayaan melalui belajar matematika siswa.
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 57
ISSN 2086 - 3918

c. Pemberian tugas-tugas,
latihan secara khusus,
d. Pemanfaatan tutor sebaya.
Berdasarkan pernyataan di
KAJIAN PUSTAKA atas, maka dapat disimpulkan
Program Remedial bahwa program remedial adalah
Istilah remedial berasal dari salah satu upaya untuk membantu
kata remedy, remedial, remedies siswa yang belum mencapai
(bahasa Inggris) yang berarti obat, ketuntasan belajar, berupa kegiatan
memperbaiki, atau menolong perbaikan yang mencakup segala
(Echols, 2007). Karena itu, remedial bantuan bimbingan yang diberikan
berarti hal-hal yang berhubungan kepada siswa untuk meningkatkan
dengan perbaikan. Program hasil belajar agar mencapai
remedial merupakan implikasi dari ketuntasan belajar yang
teori belajar tuntas yang diharapkan.
memerlukan upaya tambahan untuk
mengatasi dan membantu siswa Program Pengayaan
yang belum mencapai ketuntasan Program pengayaan
belajar. Salah satunya adalah merupakan kegiatan yang
dengan mengadakan program diperuntukkan bagi peserta didik
remedial untuk membantu siswa yang memiliki kemampuan
yang belum mencapai ketuntasan akademik yang tinggi yang berarti
belajar. Sedangkan menurut mereka adalah peserta didik yang
Prayitno (2008), remedial tergolong cepat dalam
merupakan suatu bentuk bantuan menyelesaikan tugas belajarnya
yang diberikan kepada seseorang (Sugihartono, 2012). Sedangkan
atau sekelompok siswa yang menurut Prayitno (2008), kegiatan
menghadapi masalah belajar dengan pengayaan merupakan suatu bentuk
maksud untuk memperbaiki layanan yang diberikan kepada
kesalahan-kesalahan dalam proses seorang atau beberapa orang siswa
dan hasil belajar mereka. yang sangat cepat dalam belajar.
Program remedial harus Mereka memerlukan tugas-tugas
memperhatikan perbedaan latar tambahan yang terencana untuk
belakang dan kesulitan yang menambah memperluas
dihadapi masing-masing siswa agar pengetahuan dan keterampilan yang
perbaikan yang dilakukan bisa lebih telah dimiliknya dalam kegiatan
optimal. Menurut Sukiman (2012), pembelajaran sebelumnya.
bentuk-bentuk pelaksanaan Bentuk-bentuk pelaksanaan
program remedial diantaranya program pengayaan diantaranya
adalah: adalah:
a. Pemberian pembelajaran a. Menugaskan siswa membaca
ulang dengan metode dan materi pokok dalam
media yang berbeda, kompetensi dasar selanjutnya
b. Pemberian bimbingan secara b. Memfasilitasi siswa
khusus, misalnya bimbingan melakukan percobaan-
Perorangan, percobaan, soal latihan,
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 58
ISSN 2086 - 3918

menganalisa gambar, dan tidak semua siswa yang sudah


sebagainya mencapai ketuntasan belajar dapat
c. Memberikan bahan bacaan menjadi tutor yang baik, maka guru
untuk didiskusikan guna harus mempersiapkan tutor agar
menambah wawasan para mampu:
siswa a. Diterima oleh tutee-tuteenya
d. Membantu guru membimbing sehingga tutee-tuteenya tidak
teman-temannya yang belum mempunyai rasa takut atau
mencapai standar ketuntasan enggan untuk bertanya dan
belajar minimum. mengemukan kesulitan-
Berdasarkan pernyataan di kesulitan belajar yang
atas, maka dapat disimpulkan dihadapinya
bahwa program pengayaan adalah b. Mempunyai daya kreativitas
salah satu upaya untuk membantu yang cukup untuk bimbingan
siswa yang sudah mencapai dan menerangkan materi
ketuntasan belajar untuk pelajaran pada tuttenya.
memperluas pengetahuan dan Pembelajaran tutor sebaya
keterampilan yang telah merupakan suatu pembelajaran
dimilikinya. yang bersifat kooperatif bukan
kompetitif. Rasa saling menghargai
Pembelajaran Tutor Sebaya dan mengerti dibina antar siswa
Suherman, dkk (2003) yang bekerja sama, baik yang
menyatakan bahwa tutor sebaya berperan sebagi tutor, maupun yang
adalah sumber belajar selain guru, beran sebagai tutee harus saling
yaitu teman sebaya yang lebih menghormati dan bekerjasama
pandai memberikan bantuan belajar untuk mencapai hasil belajar yang
kepada teman-teman sekelasnya di optimal.
sekolah. Pemanfaatan teman sebaya Kelebihan pembelajaran tutor
sebagai pembimbing dalam belajar sebaya antara lain:
bisa dijadikan salah satu alternatif a. Adakalanya hasilnya lebih
untuk membantu siswa yang baik bagi beberapa siswa yang
mengalami kesulitan jika dibimbing mempunyai perasaan takut
oleh gurunya. Hal ini senada dengan atau enggan bertanya
Ischak (1987) yang menyatakan langsung kepada gurunya.
bahwa adakalanya seorang siswa b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring
lebih mudah menerima bantuan akan memperkuat konsep
pengajaran dari temannya daripada yang sudah dikuasai.
menerima bantuan dari gurunya, c. Bagi tutor, merupakan
karena dengan teman lebih akrab, kesempatan untuk melatih
tidak punya rasa enggan, rendah diri ketrampilan dalam
dan sebagainya untuk bertanya membimbing dan memegang
ataupun minta bantuan/diberi tanggung jawab dalam
bantuan. mengemban suatu tugas dan
Kelompok siswa yang diberi melatih kesabaran.
program remedial disebut tutee dan d. Memperkuat hubungan
kelompok siswa yang diberi program antara sesama siswa.
pengayaan disebut tutor. Karena
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 59
ISSN 2086 - 3918

Namun disamping kelebihan adalah suatu proses usaha yang


tersebut, ada kekurangan dilakukan seseorang untuk
pembelajaran tutor sebaya antara memperoleh suatu perubahan
lain: tingkah laku yang baru secara
a. Siswa yang dibantu sering keseluruhan, sebagai hasil
belajar kurang serius, karena pengalamannya sendiri dalam
hanya berhadapan dengan interaksi dengan lingkungannya.
temannya, sehingga hasilnya Sedangkan menurut Trianto (2010),
kurang memuaskan. belajar adalah proses prubahan
b. Ada beberapa siswa menjadi perilaku tetap dari belum tahu
malu bertanya, karena takut menjadi tahu, dari tidak paham
rahasianya diketahui menjadi paham, dari kurang
temannya. terampil menjadi lebih terampil, dan
c. Tidak semua siswa yang kebiasaan lama menjadi kebiasaan
pandai atau cepat belajarnya baru, serta bermanfaat bagi
dapat mengajarkan kembali lingkungan maupun individu itu
materi yang telah dipahami sendiri.
kepada temannya. Perubahan tingkah laku yang
Penerapan program remedial dikuasai individu atau siswa yang
dan pengayaan melalui telah belajar disebut hasil belajar,
pembelajaran tutor sebaya sebagaimana diungkapkan oleh
diharapkan dapat menciptakan Sudjana (1995), hasil belajar adalah
suasana pembelajaran yang kemampuan-kemampuan yang
kondusif. Tutee merasa lebih dimiliki siswa setelah ia menerima
nyaman dalam belajar karena pengalaman belajarnya.
merasa lebih akrab dan dekat serta Hasil belajar dari proses
tidak merasa sungkan atau malu pembelajaran di sekolah dapat
untuk bertanya kepada temannnya dilihat dengan melakukan evaluasi
tentang materi pelajaran atau soal- hasil belajar, baik dalam bentuk
soal yang belum dimengerti. Tutor tertulis maupun tidak tertulis.
akan mendapat pengalaman dan Evaluasi yang diberikan bisa berupa
pengetahuan baru dengan tugas, baik tugas individu maupun
membantu teman-teman sebayanya tugas kelompok, ulangan harian, tes
dalam kelompok. formatif atau ulangan akhir
Berdasarkan uraian di atas semester. Mulyasa (2007)
dapat disimpulkan bahwa menyatakan bahwa evaluasi hasil
pembelajaran tutor sebaya adalah belajar pada hakekatnya merupakan
pembelajaran yang memanfaatkan suatu kegiatan untuk mengukur
teman sebaya yang sudah mencapai perubahan perilaku yang telah
ketuntasan belajar sebagai terjadi.
pembimbing belajar (tutor) bagi Matematika merupakan salah
teman-temannya yang belum satu mata pelajaran sangat berguna,
mencapai ketuntasan belajar. baik dalam aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari, maupun
Hasil Belajar Matematika untuk mempelajari cabang ilmu lain,
Slameto (1995) sesuai dengan pernyataan Kline
mengemukakan bahwa belajar yang dikutip oleh Suherman, dkk
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 60
ISSN 2086 - 3918

(2003) yang menyatakan bahwa dibawah standar kompetensi


matematika itu bukanlah minimal 2,67 (nilai < 2,67) pada
pengetahuan menyendiri yang dapat materi Bangun Ruang Sisi Lengkung
sempurna karena dirinya sendiri, dan kelompok siswa yang mendapat
tetapi adanya matematika itu nilai diatas standar kompetensi
terutama untuk membantu manusia minimal 2,67 (nilai ≥ 2,67) pada
dalam memahami dan menguasai materi Bangun Ruang Sisi
permasalahan sosial, ekonomi dan Lengkung. Nilai 2,67 merupakan
alam. Secara etimologis menurut standar kelulusan minimal untuk
Elea Tinggih yang juga dikutip oleh mata pelajaran matematika di SMP
Suherman, dkk (2003), matematika Negeri 1 Kota Cirebon. Kelompok
berarti ilmu pengetahuan yang siswa yang mendapat nilai dibawah
diperoleh dengan bernalar. standar kompetensi minimal diberi
Dari pemaparan di atas dapat program remedial melalui
disimpulkan bahwa hasil belajar pembelajaran tutor sebaya sebagai
matematika adalah suatu tutee yakni sebanyak 23 orang
perubahan yang terjadi pada siswa, sedangkan kelompok siswa
individu setelah mempelajari yang mendapat nilai diatas standar
matematika yang dapat dilihat dari kompetensi minimal diberi program
kemampuan bernalar individu pengayaan melalui pembelajaran
tersebut. Kemampuan bernalar tutor sebaya sebagai tutor bagi
tersebut dapat dilihat dari cara kelompok siswa yang diberi program
memecahkan persoalan-persoalan remedial yakni sebanyak 15 orang
matematika khususnya dan siswa.
persoalan-persoalan lainnya pada
umumnya. Metode dan Disain Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN adalah metode kuasi eksperimen
dengan disain penelitian yang
Populasi dan Sampel Penelitian digunakan adalah One-Shot Case
Populasi penelitian adalah Study yakni penelitian yang
seluruh siswa SMP Negeri 1 Kota dilakukan pada satu kelas
Cirebon pada semester genap tahun eksprimen yang diberi
akademik 2014/2015 dengan treatment/perlakuan, dan
populasi terjangkaunya adalah selanjutnya diobservasi hasilnya.
seluruh siswa kelas VIII yakni Variabel bebas dalam
sebanyak sembilan kelas (kelas A, B, penelitian ini adalah penerapan
C, D, E, F, G, H, dan I) yang program remedial dan pengayaan
berjumlah 358 orang siswa. melalui pembelajaran tutor sebaya,
Dari populasi terjangkau sedangkan variabel terikatnya
dipilih satu kelas sampel dengan adalah hasil belajar matematika
teknik Cluster Random Sampling, siswa pada materi Bangun Ruang
yaitu siswa kelas VIII-E sebanyak 38 Sisi Lengkung.
siswa. Kemudian sampel dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu:
kelompok siswa yang mendapat nilai Instrumen Penelitian
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 61
ISSN 2086 - 3918

Untuk memperoleh data data berasal dari populasi


dalam penelitian ini, digunakan dua yang berditribusi normal atau
macam instrumen yang terdiri dari: tidak.
a) soal tes untuk mengetahui hasil 2. Menguji homogenitas varians
belajar matematika siswa dalam data untuk mengetahui
bentuk 25 soal Pilihan Ganda (PG) apakah data homogen atau
dan 5 soal uraian; dan b) angket tidak.
sebanyak 25 butir pernyataan untuk 3. Menguji linearitas untuk
mengetahui respon siswa terhadap mengetahui persamaan
penerapan program remedial dan regresi yang didapat linear
pengayaan melalui pembelajaran atau tidak.
tutor sebaya. Soal tes untuk 4. Menentukan persamaan
mengukur hasil belajar matematika regresi untuk mengetahui
siswa disusun berdasarkan indikator arah hubungan antara
pencapaian hasil belajar pada pada variabel bebas dan variabel
materi Bangun Ruang Sisi Lengkung terikat apakah positif atau
Soal tes diujicobakan terlebih negatif.
dahulu untuk mengetahui validitas, 5. Menentukan kebaikan model
reliabilitas, daya pembeda dan untuk mengetahui besar
tingkat kesukarannya. Uji coba tes pengaruh variabel bebas
ini dilakukan pada kelas VIII-C. terhadap variabel terikat.
Dipilih kelas VIII-C karena siswa 6. Menguji hipotesis penelitian
kelas VIII-C memiliki karakteristik untuk mengetahui apakah
dan kemampuan yang homogen hipotesis penelitian ditolak
dengan kelas VIII-E. atau diterima.
Hasil uji coba menunjukkan Semua pengolahan data
bahwa 3 butir soal PG tidak valid menggunakan bantuan software
dan 2 butir soal uraian tidak valid, SPSS 17.0 dan microsoft excel.
sehingga soal tes yang dapat
digunakan untuk mengetahui hasil
belajar matematika siswa pada HASIL DAN PEMBAHASAN
materi Bangun Ruang Sisi Lengkung
adalah 22 butir soal PG dan 3 butir Deskripsi Data
soal uraian. Reliabilitas tes sebesar
0.71 termasuk kategori tinggi. Taraf Hasil Belajar Matematika Siswa
kesukaran soal terdiri dari: 8 butir yang Mendapat Program
soal mudah, 12 butir soal sedang, Remedial
dan 5 butir soal sukar dengan daya Deskripsi statistik data hasil
pembeda semua butir soal termasuk belajar matematika siswa yang
kategori baik. diberi penerapan program remedial
pada materi Bangun Ruang Sisi
Alur Pengolahan data Lengkung adalah sebagai berikut:
Data yang diperoleh dari hasil
tes diolah melalui tahap-tahap Tabel 1. Deskripsi Statistik
sebagai berikut: Hasil Belajar Matematika Siswa
1. Melakukan uji normalitas Program Remedial
untuk mengetahui apakah
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 62
ISSN 2086 - 3918

Sebelum Setelah varia


Remedial Remedial ns 73,10 29,29
N 23 23
Min 35 60 Berdasarkan Tabel 2, terlihat
Max 65 80
bahwa hasil belajar matematika
Sum 1115 1560
siswa setelah mengikuti program
Mean 48,48 67,83
pengayaan melalui pembelajaran
Std.dev 12,92 9,15
varians 166,90 83,70 tutor sebaya memiliki rerata lebih
besar daripada sebelum mengikuti
program pengayaan. Hal ini
Berdasarkan Tabel 1, terlihat
menunjukkan bahwa penerapan
bahwa hasil belajar matematika
program pengayaan melalui
siswa setelah mengikuti program
pembelajaran tutor sebaya
remedial melalui pembelajaran tutor
berpengaruh terhadap hasil belajar
sebaya memiliki rerata lebih besar
matematika siswa.
daripada sebelum mengikuti
Untuk mengetahui
program remedial. Hal ini
signifikansi kebenaran kesimpulan-
menunjukkan bahwa penerapan
kesimpulan di atas perlu dilakukan
program remedial melalui
pengujian hipotesis penelitian
pembelajaran tutor sebaya
dengan menggunakan uji statistik
berpengaruh terhadap hasil belajar
uji t, maka sebelumnya terlebih
matematika siswa.
dahulu dilakukan uji normalitas dan
uji homogenitas terhadap data hasil
Hasil Belajar Matematika Siswa
belajar matematika siswa tersebut.
yang Mendapat Program
Pengayaan
Respon Siswa terhadap
Deskripsi statistik data hasil
Penerapan Program Remedial
belajar matematika siswa yang
dan Pengayaan
diberi penerapan program
Untuk mengetahui respon
pengayaan pada materi Bangun
siswa terhadap penerapan program
Ruang Sisi Lengkung adalah
remedial dan pengayaan pada
sebagai berikut:
materi Bangun Ruang Sisi
Lengkung, diberikan angket yang
Tabel 2. Deskripsi Statistik
berisi 25 pernyataan kepada 38
Hasil Belajar Matematika Siswa
siswa kelas eksperimen. Hasil dari
Program Pengayaan
penyebaran angket respon siswa
Sebelum Setelah
kemudian diolah dengan
Pengaya Pengaya
menggunakan program SPSS 17.0
an an
dan diperoleh temuan bahwa secara
N 15 15
umum tanggapan siswa terhadap
Min 35 60 terhadap penerapan program
Max 65 80 remedial dan pengayaan sangat
Sum 1195 1410 baik. Tanggapan para siswa tentang
Mean 79,67 94 penerapan program remedial dan
Std.de pengayaan menunjukkan respon
v 8,55 5,41 yang positif.
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 63
ISSN 2086 - 3918

Analisis Data didapat nilai signifikansi 0,12. Nilai


signifikansi 0,12 > 0,05, maka H0
1. Uji Normalitas diterima. Sehingga dapat
Uji normalitas dilakukan disimpulkan bahwa kedua data hasil
untuk mengetahui data berasal dari belajar matematika siswa yang
populasi yang berdistribusi normal mengikuti program pengayaan
atau tidak. Uji statistik yang akan melalui pembelajaran tutor sebaya
digunakan adalah uji Kolmogrov- berasal dari populasi yang
Smirnov dengan mengambil taraf berdistribusi normal.
signifikan (α) sebesar 0,05. dengan
hipotesis statistik sebagai berikut: 2. Uji Homogenitas
H0 : Data hasil belajar matematika Uji homogenitas dilakukan
siswa berasal dari populasi untuk mengetahui varians kedua
yang berdistribusi normal data homogen atau tidak. Uji
H1 : Data hasil belajar matematika statistik yang akan digunakan
siswa berasal dari populasi adalah uji Levene dengan
yang tidak berdistribusi mengambil taraf signifikan (α)
normal sebesar 0,05 dengan hipotesis
statistik sebagai berikut:
Kriteria pengujiannya adalah: H0 : Kedua data memiliki varians
H0 diterima jika nilai signifikan > yang homogen
0,05 dan H0 ditolak jika nilai H1 : Kedua data memiliki varians
signifikan < 0,05. yang tidak homogen
Berdasarkan perhitungan
untuk pengujian normalitas data Kriteria pengujiannya adalah:
hasil belajar matematika siswa yang H0 diterima jika nilai signifikan >
mengikuti program remedial melalui 0,05 dan H0 ditolak jika nilai
pembelajaran tutor sebaya dengan signifikan < 0,05.
uji Kolmogorov-Smirnov Berdasarkan perhitungan
menggunakan program SPSS 17.0 untuk pengujian homogenitas data
didapat nilai signifikansi 0,16. Nilai hasil belajar matematika siswa yang
signifikansi 0,16 > 0,05, maka H0 mengikuti program remedial melalui
diterima. Sehingga dapat pembelajaran tutor sebaya dengan
disimpulkan bahwa kedua data hasil uji Levene menggunakan program
belajar matematika siswa yang SPSS 17.0 didapat nilai signifikansi
mengikuti program remedial melalui 0,08. Nilai signifikansi 0,08 > 0,05,
pembelajaran tutor sebaya berasal maka H0 diterima. Sehingga dapat
dari populasi yang berdistribusi disimpulkan bahwa kedua data hasil
normal. belajar matematika siswa yang
Sedangkan berdasarkan mengikuti program remedial melalui
perhitungan untuk pengujian pembelajaran tutor sebaya memiliki
normalitas data hasil belajar varians yang homogen.
matematika siswa yang mengikuti Sedangkan berdasarkan
program pengayaan melalui perhitungan untuk pengujian
pembelajaran tutor sebaya dengan homogenitas data hasil belajar
uji Kolmogorov-Smirnov matematika siswa yang mengikuti
menggunakan program SPSS 17.0 program pengayaan melalui
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 64
ISSN 2086 - 3918

pembelajaran tutor sebaya dengan pembelajaran tutor sebaya dengan


uji Levene menggunakan program menggunakan program SPSS 17.0
SPSS 17.0 didapat nilai signifikansi didapat nilai signifikansi 0,00. Nilai
0,10. Nilai signifikansi 0,10 > 0,05, signifikansi 0,00 < 0,05, maka H0
maka H0 diterima. Sehingga dapat ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
disimpulkan bahwa kedua data hasil bahwa hubungan antara kedua
belajar matematika siswa yang variabel linear.
mengikuti program pengayaan
melalui pembelajaran tutor sebaya 4. Persamaan Regresi
memiliki varians yang homogen. Model persamaan regresi
linier sederhana adalah Y=a
3. Uji Linieritas + bX, dimana X adalah variabel
Uji kelinearan regresi bebas, Y adalah variabel terikat, a
digunakan untuk mengetahui adalah penduga bagi intersep (α), b
apakah persamaan regresi yang adalah penduga bagi koefisien
digunakan adalah linier atau tidak regresi (β) dan α,β adalah parameter
linier. Uji statistik yang akan yang nilainya tidak diketahui
digunakan mengambil taraf sehingga diduga dengan
signifikan (α) sebesar 0,05 dengan menggunakan statistik sampel.
hipotesis statistik sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan
H0 : hubungan antara kedua untuk menentukan koefisien regresi
variabel tidak linear data hasil belajar matematika siswa
H1 : hubungan antara kedua yang mengikuti program remedial
variabel linear melalui pembelajaran tutor sebaya
dengan menggunakan program
Kriteria pengujiannya adalah: SPSS 17.0 didapat output sebagai
H0 diterima jika nilai signifikan > berikut:
0,05 dan H0 ditolak jika nilai
signifikan < 0,05. Kelinieran regresi Tabel 3. Koefisien Regresi
diperoleh dengan menggunakan Program Remedial
bantuan program SPSS 17.0. Persamaa Unstandardi
Berdasarkan perhitungan n Regresi zed
untuk pengujian kelinearan regresi Coefficients Sig
t
data hasil belajar matematika siswa Std. .
yang mengikuti program remedial B Erro
melalui pembelajaran tutor sebaya r
dengan menggunakan program 1 Consta 33,5 4,6 0,0
7,82
nt 4 5 0
SPSS 17.0 didapat nilai signifikansi
Remed 0,48 0,15 3,9 0,0
0,00. Nilai signifikansi 0,00 < 0,05,
ial 7 0
maka H0 ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan
Dari Tabel 3 di atas diketahui
antara kedua variabel linear.
nilai a = -33,54 dan nilai b = 0,48.
Sedangkan berdasarkan
Dengan demikian persamaan
perhitungan untuk pengujian
regresinya adalah Y = 33,54 + 0,48X.
kelinearan regresi data hasil belajar
Koefisien bernilai positif, artinya
matematika siswa yang mengikuti
terjadi hubungan positif antara
program pengayaan melalui
penerapan program remedial
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 65
ISSN 2086 - 3918

melalui pembelajaran tutor sebaya Berdasarkan perhitungan


dengan hasil belajar matematika untuk menentukan kebaikan model
siswa pada materi Bangun Ruang data hasil belajar matematika siswa
Sisi Lengkung. yang mengikuti program remedial
Sedangkan berdasarkan melalui pembelajaran tutor sebaya
perhitungan untuk menentukan dengan menggunakan program
koefisien regresi data hasil belajar SPSS 17.0 didapat output sebagai
matematika siswa yang mengikuti berikut:
program pengayaan melalui
pembelajaran tutor sebaya dengan
menggunakan program SPSS 17.0
didapat output sebagai berikut: Tabel 5. Model Summary
Program Remedial
Tabel 4. Koefisien Regresi Mo R R Adjus Std.
Program Pengayaan del squa ted R Error
Persama Unstanda re squar of the
an rdized e Estim
Regresi Coefficien ate
Si 1 0, 0,92 0,90 5,81
ts t
g. 96
Std.
B Err
Dari Tabel 5 di atas diketahui
or nilai koefisien determinasi (R
1 Const 38, 3, 0, Square) sebesar 0,92. Artinya
5,37
ant 13 51 00 bahwa 92% variabel Y (hasil belajar
Penga 0,5 0,11 2, 0, matematika siswa) dipengaruhi oleh
yaan 7 74 00 variabel X (penerepan program
remedial melalui pembelajaran tutor
Dari Tabel 4 di atas diketahui sebaya), dan sisanya 8% dipengaruhi
nilai a = -38,13 dan nilai b = 0,57. oleh variabel lain di luar variabel
Dengan demikian persamaan yang digunakan.
regresinya adalah Y = 38,13 + 0,57X. Sedangkan berdasarkan
Koefisien bernilai positif, artinya perhitungan untuk menentukan
terjadi hubungan positif antara kebaikan model data hasil belajar
penerapan program pengayaan matematika siswa yang mengikuti
melalui pembelajaran tutor sebaya program pengayaanmelalui
dengan hasil belajar matematika pembelajaran tutor sebaya dengan
siswa pada materi Bangun Ruang menggunakan program SPSS 17.0
Sisi Lengkung. didapat output sebagai berikut:

5. Kebaikan Model Tabel 6. Model Summary


Kebaikan model atau Program Pengayaan
koefisien determinasi digunakan Mo R R Adjus Std.
untuk mengetahui seberapa besar del squa ted R Error
prosentase pengaruh variabel re squar of the
bebas terhadap variabel bebas. e Estim
ate
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 66
ISSN 2086 - 3918

1 0, 0,64 0,61 8,37


80 Tabel 7.Uji Hipotesis 1
Persam Unstanda
Dari Tabel 6 di atas diketahui aan rdized
nilai koefisien determinasi (R Regresi Coefficient
Square) sebesar 0,64. Artinya Si
s t
bahwa 64% variabel Y (hasil belajar g.
Std.
matematika siswa) dipengaruhi oleh
variabel X (penerepan program
B Err
pengayaan melalui pembelajaran or
tutor sebaya), dan sisanya 36% 1 Const 33,5 7,8 4, 0,
dipengaruhi oleh variabel lain di luar ant 4 2 65 00
variabel yang digunakan. Reme 0,48 0,1 3, 0,
dial 5 97 00
6. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk Berdasarkan hasil analisis
mengetahui ada tidaknya pengaruh SPSS pada Tabel 7,
penerapan program remedial dan menunjukkan nilai signifikansinya
pengayaan melalui pembelajaran 0,00 < 0,05. Karena 0,00 < 0,05,
tutor sebaya terhadap hasil belajar maka H0 ditolak. Artinya bahwa
matematika siswa, maka penerapan program remedial
selanjutnya dapat dilakukan uji melalui pembelajaran tutor sebaya
hipotesis dengan menggunakan uji berpengaruh secara signifikan
statistik uji t, dengan ketentuan terhadap hasil belajar matematika
hipotesis sebagai berikut: siswa.

Hipotesis 1: Hipotesis 2:
H0 : Penerapan program remedial H0 : Penerapan program
melalui pembelajaran tutor pengayaan melalui
sebaya tidak berpengaruh pembelajaran tutor sebaya
secara signifikan terhadap tidak berpengaruh secara
hasil belajar matematika signifikan terhadap hasil
siswa. belajar matematika siswa.
H1 : Penerapan program remedial H1 : Penerapan program
melalui pembelajaran tutor pengayaan melalui
sebaya berpengaruh secara pembelajaran tutor sebaya
signifikan terhadap hasil berpengaruh secara signifikan
belajar matematika siswa. terhadap hasil belajar
matematika siswa.
Kriteria pengujiannya adalah:
H0 diterima jika nilai signifikan > Kriteria pengujiannya adalah:
0,05 dan H0 ditolak jika nilai H0 diterima jika nilai signifikan >
signifikan < 0,05. 0,05 dan H0 ditolak jika nilai
Berdasarkan hasil signifikan < 0,05.
perhitungan dengan menggunakan Berdasarkan hasil
bantuan program SPSS.17.0 didapat perhitungan dengan menggunakan
output sebagai berikut:
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 67
ISSN 2086 - 3918

bantuan program SPSS.17.0 didapat 3. Setelah mendapatkan


output sebagai berikut: program remedial dan
pengayaan melalui
Tabel 8.Uji Hipotesis 2 pembelajaran tutor sebaya
Persama Unstanda para siswa menunjukkan
an rdized respon positif. Secara umum
Regresi Coefficien dapat dikatakan bahwa siswa
Si memperlihatkan respon yang
ts t
g. positif terhadap keseluruhan
Std. aspek penerapan program
B Err remedial dan pengayaan
or melalui pembelajaran tutor
1 Const 38, 3, 0, sebaya.
5,37
ant 13 51 00
Penga 0,5 0,11 2, 0, Saran
yaan 7 74 00 Berdasarkan kesimpulan di
atas, maka penulis mengemukakan
Berdasarkan hasil analisis beberapa saran sebagai berikut:
SPSS pada Tabel 8, 1. Penerapan program remedial
menunjukkan nilai signifikansinya dan pengayaan melalui
0,00 < 0,05. Karena 0,00 < 0,05, pembelajaran tutor sebaya
maka H0 ditolak. Artinya bahwa dapat menjadi salah satu
penerapan program pengayaan alternatif dalam
melalui pembelajaran tutor sebaya meningkatkan hasil belajar
berpengaruh secara signifikan matematika siswa.
terhadap hasil belajar matematika 2. Penentuan tutor dan tutee
siswa. dalam satu kelompok
KESIMPULAN DAN SARAN sebaiknya ditentukan secara
bersama-sama dengan peserta
Kesimpulan program remedial dan
Berdasarkan hasil penelitian pengayaan agar program
dan pembahasan mengenai remedial bisa berjalan
pengaruh penerapan program kondusif dan optimal.
pengayaan melalui pembelajaran 3. Kepada para peneliti yang
tutor sebaya terhadap hasil belajar akan melanjutkan penelitian
matematika siswa diperoleh ini disaran untuk:
kesimpulan bahwa: a. Mengambil sampel yang
1. Penerapan program remedial lebih besar
melalui pembelajaran tutor b. memperhatikan
sebaya berpengaruh terhadap perbedaan masing-
hasil belajar matematika masing kesulitan yang
siswa. dialami setiap siswa
2. Penerapan program yang di remedial
pengayaan melalui c. Tidak semua siswa
pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok
berpengaruh terhadap hasil program pengayaan bisa
belajar matematika siswa. menjadi tutor yang baik
EduMa Vol.4 No.1 Juli 2015 68
ISSN 2086 - 3918

Purwanto, M. Ngalim. 1984.


Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Remaja Karya.
Ruseffendi, E.T. 1984. Pengajar
DAFTAR PUSTAKA Matematika Modern untuk
Orang Tua, Murid, dan SPG.
Ali, Mohammad. 1987. Guru dalam Bandung: Tarsito.
Proses Belajar Mengajar. Ruseffendi, E.T. 1991. Pengantar
Bandung: Sinar Baru. kepada Membantu Guru
Arikunto, Suharsimi. 1986. Mengembangkan
Pengelolaan Kelas dan Kompetensinya dalam
Siswa. Jakarta: CV. Pengajaran Matematika
Rajawali. untuk Meningkatkan CBSA.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar- Bandung: Tarsito.
dasar Evaluasi Pendidikan. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-
Jakarta: Bumi Aksara. Faktor yang Mempengaruhi.
Echols, John M. dan Hasaan Shadily. Jakarta: Rineka Cipta.
2007. Kamus Inggris Sudjana, Nana. 2001. Penilaian
Indonesia (An English- Hasil Proses Belajar
Indonesia Dictionary). Mengajar. Bandung: Remaja
Jakarta: PT. Gramedia Rosdakarya.
Pustaka Utama, Cet. 29. Sugihartono, dkk. 2012. Psikologi
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Pendidikan. Yogyakarta:
Belajar Matematika. UNY Press.
Jakarta: Depdikbud. Suherman, Erman, dkk. 2003.
Mulyasa, E. 2007. Implementasi Strategi Pembelajaran
Kurikulum 2004: Perpaduan Matematika Kontemporer.
Pembelajaran KBK. Bandung: Jurusan
Bandung: Rosdakarya Matematika, FMIPA, UPI.
Prayitno. 2008. Dasar-dasar Sukiman. 2012. Pengembangan
Bimbingan dan Konseling. Sistem Evaluasi.
Jakarta: Rineke Cipta. Yogyakarta: Insan Madani
Price, J. 1996. “President’s Report: SW, Ischak dan Warji R. 1987.
Building Bridges of Program Remedial dalam
Mathematical Proses Belajar Mengajar.
Understanding for All Yogyakarta: Liberty.
Children”. Journal for Trianto. 2010. Mendesain Model
Research in Mathematics Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Education. 27(5). Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai