Anda di halaman 1dari 9

PERAN KEPALA MADRASAH SEBAGAI MOTIVATOR DALAM

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU


Aninditya Sri Nugraheni
Siti Khanifah
Program StudiPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
FITK UINSunanKalijaga Yogyakarta
Email: anin.suka@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepala madrasah sebagai
motivator dalam meningkatkan profesionalisme guru. Penelitian ini menggunakan
paradigma kualitatif jenis deskriptif. Penelitian ini menggunakan studi kasus di MI
Darul Huda Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) peran kepala madrasah sebagai motivator
dalam meningkatkan profesionalisme guru di MI Darul Huda, yaitu melalui
pengaturan lingkungan fisik madrasah, pengaturan suasana kerja, pembinaan disiplin
guru, pemberian dorongan kepada guru dan pemberian penghargaan terhadap guru
yang berprestasi. (2) profesionalisme guru di MI Darul Huda mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut terbukti dengan semakin tertibnya administrasi pembelajaran,
penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta peningkatan kedisiplinan.

Kata Kunci: kepala madrasah, motivator, profesionalisme guru.

Abstrack
This study aimed to describe the role of headmaster as a motivator in
improving the professionalism of teachers. This study uses a descriptive qualitative
paradigm. This study uses a case study in MI Darul Huda Sukoharjo Village, District
Ngaglik, Sleman.
The results showed: (1) the role of headmaster as a motivator in improving the
professionalism of teachers in MI Darul Huda, namely by setting the physical
environment madrasah, setting the working atmosphere, the coaching discipline
teachers, giving encouragement to the teachers and the awarding of the prominent
teachers. (2) The professionalism of teachers in MI Darul Huda increased. This
increase is evident by the more orderly administration of learning, the use of
instructional strategies and media, as well as increased discipline.

Key word: headmaster, motivator, teacher professionalism


16 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator…

PENDAHULUAN masih rendah. Hal ini dapat dilihat bahwa masih


Untuk menjadi guru yang profesional banyak guru yang tidak lulus sertifikasi dan uji
melalui Undang-Undang tentang guru dan dosen kompetensi sebagai akibat rendahnya kualitas
sebagaimana tertuang dalam pasal 8 Undang- mereka (Jimmi Ayal, 19 Maret 2016).
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun Hasil observasi yang peneliti lakukan
2005, memberikan syarat-syarat (kompetensi) pada tanggan 1 Desember 2015 di Madrasah
yang harus dipenuhi oleh tenaga pendidik atau Ibtidaiyah Darul Huda, dari 12 guru dengan
guru. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru ketentuan 6 guru sebagai Pegawai Negeri Sipil
sekurang-kurangnya ada empat kompetensi (PNS) dan 6 guru honorer teryata masih ada
yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi beberapa guru yang belum menjalankan tugasnya
kepribadian, kompetensi profesional dan dengan baik. Hal ini terlihat ketika: pertama,
kompetensi sosial (Janawi, 2011: 47-510). Akan guru mengambil jalan pintas dalam
tetapi untuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pembelajaran. Dalam hal ini ketika guru
ditambah satu kompetensi lagi yaitu kompetensi memberikan pembelajaran kepada peserta didik,
kepemimpinan (leadership). Kompetensi guru tidak membuat perencanaan yang baik
kepemimpinan ini tertuang dalam Peraturan seperti tidak membuat Rencana Pelaksanaan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Pembelajaran (RPP).
Tahun 2010, tentang pengelolaan pendidikan Kedua, seorang guru tidak melaksanakan
agama pada sekolah/madrasah (Peraturan pembelajaran dengan metode dan strategi yang
Menteri Agama RI No. 16 tahun 2010). menarik sehingga peserta didik kurang antusias
Peraturan yang mewajibkan guru untuk dalam mengikuti kegiata pembelajaran. Ketiga,
memiliki empat kompetensi dan lima kompetensi kurangnya kesadaran akan kedisiplinan saat
bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sudah menjalankan tugas sebagai pendidik. Dalam hal
diketahui dan dipahami oleh tenaga pendidik ini guru masih ada yang datang terlambat ke
atau guru. Namun dalam implementasinya masih madrasah. Salah satu penyebab ketidakdisiplinan
belum banyak guru yang menyadari akan guru adalah kurangnya kesadaran dan motivasi
kompetensi yang harus dimiliki tersebut. yang dimiliki oleh guru tersebut. Keempat,
Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber kurangnya minat dari beberapa guru untuk
Daya Manusia Pendidikan Kebudayaan mengembangkan potensinya. Kelima, menurut
(BPSDMPK) dan Peningkatan Mutu Pendidikan hasil observasi yang dilakukan oleh Yusuf
(PMP), Kementerian Pendidikan dan Kamdani pada 3 Desember 2015, ada beberapa
Kebudayaan (Kemdikbud) mengungkapkan guru yang tidak menyusun administrasi
bahwa mutu dan kualitas guru di Indonesia pembelajaran.
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 17

Maka dari itu, dalam upaya peningkatan Guru yang profesional harus memenuhi
profesionalisme guru salah satu cara yang dapat empat kompetensi yang telah ditetapkan
ditempuh oleh kepala madrasah adalah dengan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
memberikan motivasi. Motivasi adalah proses Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
memberi semangat, arahan, dan kegigihan Dosen yaitu kompetensi pedagogik,
perilaku (Santrock, 2007: 510). Dalam kompetensi profesional, kompetensi sosial
melaksanakan tugas mendidik dan mengajar dan kompetensi kepribadian (Janawi, 2011:
peserta didiknya, seorang guru sangat 47). Sementara berdasarkan Peraturan
dipengaruhi oleh adanya motivasi kerja mereka. Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010,
Tanpa adanya motivasi seseorang akan bahwa guru Agama Islam yang mengajar di
melaksanakan tugasnya dengan tidak sungguh- Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah
sungguh sehingga mendapatkan hasil yang tidak Tsanawiyah wajib memiliki lima kompetensi
maksimal. yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
Peneliti melakukan penelitian di profesional, kompetensi sosial, kompetensi
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda sebagai objek kepribadian dan kompetensi kepemimpinan
penelitian adalah: pertama masih kurangnya (Peraturan Menteri Agama RI No. 16 tahun
motivasi yang dimiliki oleh sebagian guru. 2010). Untuk lima kompetensi tersebut
Kedua, Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda adalah:
merupakan madrasah yang masih memiliki 2. Pengertian dan Teori Motivasi
keterbatasan dan kekurangan terutama dalam hal Motivasi ialah keinginan yang terdapat pada
tenaga pengajar serta sarana dan prasarana seorang individu yang merangsangnya untuk
namun peserta didiknya memiliki prestasi yang melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu
patut untuk dibanggakan, baik prestasi akademik yang menjadi dasar atau alasan seseorang
maupun prestasi nonakademik. Ketiga, Kepala berperilaku (Usman, 2008: 245). Motivasi
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda merupakan dapat berasal dari dalam diri maupun dari
sosok yang memiliki aktualisasi diri yang tinggi luar diri seseorang. Oleh karena itu motivasi
dan memiliki prestasi dalam kinerjanya sebagai merupakan bagian penting pada setiap
pemimpin sehingga pantas untuk menjadi kegiatan.
motivator bagi para guru. a. Teori Maslow
Menurut teori hierarki kebutuhan
KAJIAN TEORI Maslow terdapat lima tingkatan
1. Profesionalisme Guru kebutuhan, dari kebutuhan manusia
18 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator…

yang paling rendah sampai pada tahun, pengalaman minimal lima tahun
manusia yang paling tinggi diantaranya menurut jenjang madrasah masing-masing,
yaitu kebutuhan fisiologikal, pangkat serendah-rendahnya III/c bagi
keselamatan, sosial, penghargaan dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bagi non-
aktualisasi diri (Shulhan, 2013: 72). PNS diterapkan dengan kepangkatan yang
b. Teori Virus N-Ach dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
Tokoh teori ini adalah David Mc. berwenang.Sedangkan kualifikasi khusus
Clelland yaitu kebutuhan akan kepala madrasah yaitu berstatus sebagai guru
kekuasaan, kebutuhan untuk SD/MI, Memiliki sertifikat pendidik sebagai
persahabatan, kebutuhan untuk guru SD/MI, memiliki sertifikat kepala
mencapai sukses. SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang
c. Teori Ekspektasi dari Lewin dan ditetapkan pemerintah.
Vroom Kompleksitas madrasah sebagai satuan
Teori ekspektasi (harapan) pendidikan menuntut kepala madrasah untuk
dikembangkan oleh Lewin dan memiliki 5 kompetensi
diterapkan oleh Vroom yaitu manusia yaitukompetensikepribadian, manajerial,
biasanya meletakkan nilai kepada supervisi, sosial,
sesuatu yang diharapkan dari karyanya dankewirausahaan.Sedangkanperantugaskepal
dan mempertimbangkan hasil yang a madrasah yaitusebagaieducator, manager,
dicapai. administrator, supervisor, leader, innovator
3. Kepala Madrasah Sebagai Motivator dan motivator.
Kepala madrasah merupakan salah satu METODE PENELITIAN
komponen pendidikan yang paling berperan Jenis penelitian ini adalah penelitian
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. lapangan (field research) yaitu penelitian yang
Maka dari itu, kepala madrasah bertanggung dilakukan untuk memperjelas kesesuaian antara
jawab atas manajemen pendidikan secara teori dan praktek di lapangan dengan metode
mikro yang secara langsung berkaitan dengan kualitatif. Penelitian ini digunakan untuk
proses pembelajaran di madrasah (Mulyasa, mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
2011: 24-25). Kualifikasi umum kepala peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
madrasah yaitu sarjana (S-1) atau diploma dan persepsi orang secara individual maupun
empat (D-IV) kependidikan atau kelompok. Dalam penelitian ini peneliti akan
nonkependidikan pada perguruan tinggi yang mendeskripsikan fenomena secara kualitatif
terakreditasi, berusia setinggi-tingginya 56 melalui beberapa metode, diantaranya metode
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 19

observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. demikian, data yang telah direduksi
Penelitian ini dilakukan di Madrasah memberikan gambaran awal yang cukup
Ibtidaiyah Darul Huda yang berlokasi di Dusun jelas dan mempermudah peneliti untuk
Banturejo, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Melalui reduksi data ini ditemukan beberapa
Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan data yang belum utuh kemudian dilanjutkan
pada tanggal 01 Desember 2015 sampai tanggal penelusuran ulang guna menyempurnakan
29 Februari 2016. Subjek utama dalam penelitian data yang belum utuh.
ini adalah kepala madrasah dan guru di 2. Display Data (Penyajian Data)
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda. Subjek Setelah data direduksi, maka langkah
pendukungnya adalah siswa kelas III sejumlah 3 selanjutnya adalah mendisplay data. Data
siswa, siswa kelas IV sejumlah 3 siswa dan siswa yang telah dikelompokkan dan disusun
kelas V sejumlah 3 siswa. tersebut kemudian disajikan dan dipaparkan
Langkah-langkah analisis dalam dalam bentuk sekumpulan informasi yang
penelitian ini adalah sebagai berikut: berupa uraian singkat, bagan, hubungan
Pengumpulan Data antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Data dikumpulkan dari narasumber yang Dalam mendisplay data yang paling sering
telah ditetapkan sebagai subjek dalam digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian. Kepala madrasah dan guru dengan teks yang bersifat naratif.
ditetapkan sebagai narasumber/informan Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
kunci (key informan). Informan lainnya profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah
diperoleh dari beberapa siswa dan karyawan Darul Huda, peneliti menggunakan skala
di Madrasah Ibtidaiyah darul Huda. rating-scale yaitu data yang diperoleh
Pengumpulan data dilakukan dengan berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
menggunakan wawancara, observasi dan pengertian kualitatif. Terlebih dahulu
dokumentasi. peneliti menentukan skor tiap unsur
1. Reduksi Data indikator kemampuan, kemudian dijumlah
Proses yang telah dilakukan pada tahap ini dan diambil rata-ratanya dengan
adalah merangkum, memilih hal-hal yang menggunakan Microsoft Excel. Setelah itu
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang ditentukan kategorinya apakah sangat tidak
penting, dicari tema dan polanya dan baik, tidak baik, kurang baik, baik dan
membuang yang tidak perlu. Dengan sangat baik.
20 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator…

Adapun rumusan penskoran yang yaitu meningkatkan ketekunan, triangulasi


dimaksud adalah sebagai berikut. data, dan mengadakan member check.
Rumusan penskoran ini mengacu pada
rumusan penskoran oleh Wodoyoko HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(2012: 123): Penelitian ini bertujuan untuk
No Rerata Skor Kategori mendeskripsikan peran kepala madrasah sebagai
1 >4,2 s/d 5,0 Sangat Baik motivator dalam meningkatkan profesionalisme
2 >3,4 s/d 4,2 Baik guru di Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda.
3 >2,6 s/d 3,4 Kurang Baik
Adapun hasil penelitian dari peran kepala
4 >1,8 s/d 2,6 Tidak Baik
5 1,0 s/d 1,8 Sangat Tidak madrasah sebagai motivator untuk meningkatkan
Baik profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah
Tabel. Rumusan dalam menentukan Darul Huda diantanya yaitu:
penskoran 1. Pengaturan Lingkungan Fisik Madrasah
3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi Kepala madrasah dalam melakukan
Tahap terakhir dalam analisis data penelitian pengaturan lingkungan fisik madrasah
ini adalah penarikan kesimpulan atau meliputi pengelolaan ruang kantor yang
verifikasi. Kesimpulan dari penelitian peran kondusif untuk bekerja, pengelolaan ruang
kepala madrasah sebagai motivator dapat kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar
dilakukan oleh peneliti sejak berada mengajar (KBM), melakukan pengelolaan
dilapangan namun masih bersifat sementara. halaman atau lingkungan madrasah yang
Kesimpulan sementara itu diuji kembali teratur dan nyaman, serta memfasilitasi sarana
dengan data dilapangan dengan cara prasarana madrasah guna mendukung
merefleksikan kembali melalui teknik produktivitas madrasah (Yusuf Kamdani, 11
pemeriksaan data triangulasi. Setelah hasil desember 2015).
penelitian diuji kebenarannya, maka peneliti Dalam melakukan pengelolaan ruang
dapat menarik kesimpulan dalam bentuk kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar
deskriptif sebagai laporan hasil penelitian. mengajar (KBM), kepala madrasah
Teknik analisis data dalam penelitian melakukan pengelolaan dengan beberapa cara
adalah dengan mengumpulkan data, yaitu mengecat dinding ruang kelas dengan
mereduksi data, menyajikan data dan dua warna yang berbeda. Warna putih
menarik kesimpulan atau verifikasi. digunakan untuk sisi kanan, kiri dan belakang.
Kemudian untuk uji kebsahan data peneliti Sedangkan untuk warna dinding yang ada di
menggunakan beberapa cara diantaranya depan menggunakan warna hijau toska.
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 21

Penggunaan dua warna ini bertujuan agar 3. Disiplin


siswa lebih nyaman berada di dalam kelas dan Dalam memberikan pembinaan kedisiplinan,
diharapkan siswa menjadi lebih tertarik untuk kepala madrasah menggunakan beberapa
memperhatikan ke depan (Yusuf Kamdani, 22 kesempatan misalnya rapat mingguan atau
desember 2015). bulanan untuk mengingatkan kepada guru
2. Pengaturan Suasana Kerja akan pentingnya kedisiplinan dalam
Suasana kerja yang terbangun di menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda tergolong Untuk mengetahui kedisiplinan guru, kepala
baik. Hal ini terlihat ketika kepala madrasah madrasah juga memasang finger print yang
dalam berinteraksi dengan guru. Setiap guru digunakan sebagai pendeteksi kehadiran guru
yang baru datang ke madrasah akan (Yusuf Kamdani, 12 Februari 2016).
mengucap salam dan bersalaman dengan Dengan pembinaan kedisiplinan tersebut
mencium tangan kepala madrasah. Selain itu kepala madrasah melakukan pengawasan dan
kepala madrasah menanyakan kabar kepada evaluasi terhadap kedisiplinan guru dalam
masing-masing guru (Observasi, 24 Desember menjalankan tugasnya. Kedisiplinan guru
2016). dalam menyelesaikan tugas adiministrasi dan
Kegiatan yang biasa dilakukan untuk nonpembelajaran belum sesuai dengan standar
menciptakan hubungan kerja yang baik antara yang ditetepkan. Ini diketahui dari
kepala madrasah dan guru adalah dengan pengarsipan dokumen yang ada di Madrasah
mengadakan masak bersama dan makan Ibtidaiyah Darul Huda (Dokumentasi, 15
bersama yang diselenggarakan setiap dua Februari 2016).
minggu sekali. Kepala madrasah membagi 4. Dorongan (Motivasi)
guru menjadi beberapa kelompok, dalam Guru yang ada di Madrasah Ibtidaiyah
setiap kelompoknya terdiri dari 3 orang yang Darul Huda memiliki karakterisik yang
ditugaskan untuk membawa lauk pauk untuk berbeda-beda. Untuk itu, dibutuhkan
di makan bersama di madrasah. Kemudian perhatian khusus dari kepala madrasah untuk
untuk nasi yang di gunakan untuk makan menyampaikan motivasinya kepada masing-
bersama akan di masak di madrasah dengan masing guru. Kepala madrasah dalam
menggunakan risecooker.Kegiatan tersebut memberikan dorongan kepada guru ketika
mendapat perhatian oleh semua guru (Umi rapat atau briefing. Selain itu kepala madrasah
Romlah, 21 Januari 2016). juga memberikan dorongan secara personal
kepada masing-masing guru. Dengan begitu
22 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator…

kepala madrasah dapat mengetahui madrasah (Novan Herprobo, 16 februari


karakteristik dari masing-masing guru secara 2016).
mendalam. Penutup
Cara yang dilakukan kepala madrasah Setelah dilakukan penelitian secara
dalam memberikan dorongan kepada guru mendalam mengenai peran kepala madrasah
adalah dengan memberikan kesempatan sebagai motivator dalam meningkatkan
kepada guru untuk mengembangkan profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah
profesinya baik melalui workshop, seminar, Darul Huda, maka dapat diambil kesimpulan
maupun pelatihan. Selain itu kepala madrasah sebagai berikut:
juga memberikan kesempatan kepada guru 1. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda
untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang telah menjalankan perannya sebagai
lebih tinggi. Dengan begitu kompetensi guru motivator dalam meningkatkan
akan berkembang dan berpengaruh terhadap profesionalisme guru. Hal ini
profesionalisme guru (Yusuf Kamdani, 17 ditunjukkan dengan beberapa upaya
februari 2016). yang telah dilakukan kepala madrasah
5. Penghargaan yang berkaitan dengan perannya sebagai
Penghargaan merupakan bentuk apresiasi motivator adalah diantaranya yaitu
yang diberikan terhadap hasil kerja dari pengaturan lingkungan fisik madrasah,
seseorang. Seorang guru yang telah pengaturan suasana kerja, disiplin,
melaksanakan pekerjaannya perlu diberikan pemberian dorongan, dan pemberian
penghargaan dari kepala madrasah. Melalui penghargaan.
penghargaan ini guru dirangsang untuk lebih 2. Dilihat dari lima kompetensi yang harus
meningkatkan kinerjanya. dimiliki oleh guru yaitu kompetensi
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda pedagogik, kompetensi profesional,
dalam memberikan penghargaan kepada guru kompetensi sosial, kompetensi
yang berprestasi sejauh ini adalah dengan kepribadian dan kompetensi
memberikan pujian dan ucapan selamat. kepemimpinan guru di Madrasah
Untuk guru yang diberikan tugas Ibtidaiyah Darul Huda mengalami
menyelesaikan data-data madrasah yang kemajuan dalam hal profesionalisme
membutuhkan waktu dan pemikiran yang guru. Hal ini terbukti dengan
tidak sedikit kepala madrasah memberikan peningkatan kedisiplinan guru, usaha
apresiasi berupa uang dari pribadi kepala pengembangan diri yang mereka
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 23

lakukan dan semakin tertibnya Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan


administrasi pembelajaran. Edisi Kedua, (Tri Wibowo B.S.
Terjemahan). Jakarta :Kencana.
DAFTAR PUSTAKA
Shulhan, Muwahid. 2013. Model
Jimmy Ayal. Kemendikbud Akui Kualitas Guru KepemimpinanKepala Madrasah
Masih Rendah. Diunduh di dalamMeningkatkanKinerja Guru.
http://www.antaranews.com/berita/397722/ Yogyakarta: Teras.
kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
rendah pada tanggal 19 maret 2016 pukul
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
21.45 WIB.
Usman, Husaini. 2008. ManajemenTeori,
Janawi. 2011. Kompetensi Guru: Citra Guru
Praktik, danRisetPendidikan. Jakarta:
Profesional. Bandung: Alfabeta.
BumiAksara.
Mulyasa, Enco. 2011. Menjadi Kepala Sekolah
Widoyoko, Eko Putro . 2012. Teknik Penyusunan
Profesional dalam Konteks Menyukseskan
Instrument Penelitian. Yogyakarta:
MBS dan KBK. Bandung: Remaja
Pustaka Pelajar.
Rosdakarya.
Peraturan Menteri Agama Rupublik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2010, Tentang
Pengelolaan Pendidikan Agama Pada
Sekolah/Madrasah, Pasal 16 ayat 1.

Anda mungkin juga menyukai