Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepala madrasah sebagai
motivator dalam meningkatkan profesionalisme guru. Penelitian ini menggunakan
paradigma kualitatif jenis deskriptif. Penelitian ini menggunakan studi kasus di MI
Darul Huda Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) peran kepala madrasah sebagai motivator
dalam meningkatkan profesionalisme guru di MI Darul Huda, yaitu melalui
pengaturan lingkungan fisik madrasah, pengaturan suasana kerja, pembinaan disiplin
guru, pemberian dorongan kepada guru dan pemberian penghargaan terhadap guru
yang berprestasi. (2) profesionalisme guru di MI Darul Huda mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut terbukti dengan semakin tertibnya administrasi pembelajaran,
penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta peningkatan kedisiplinan.
Abstrack
This study aimed to describe the role of headmaster as a motivator in
improving the professionalism of teachers. This study uses a descriptive qualitative
paradigm. This study uses a case study in MI Darul Huda Sukoharjo Village, District
Ngaglik, Sleman.
The results showed: (1) the role of headmaster as a motivator in improving the
professionalism of teachers in MI Darul Huda, namely by setting the physical
environment madrasah, setting the working atmosphere, the coaching discipline
teachers, giving encouragement to the teachers and the awarding of the prominent
teachers. (2) The professionalism of teachers in MI Darul Huda increased. This
increase is evident by the more orderly administration of learning, the use of
instructional strategies and media, as well as increased discipline.
Maka dari itu, dalam upaya peningkatan Guru yang profesional harus memenuhi
profesionalisme guru salah satu cara yang dapat empat kompetensi yang telah ditetapkan
ditempuh oleh kepala madrasah adalah dengan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
memberikan motivasi. Motivasi adalah proses Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
memberi semangat, arahan, dan kegigihan Dosen yaitu kompetensi pedagogik,
perilaku (Santrock, 2007: 510). Dalam kompetensi profesional, kompetensi sosial
melaksanakan tugas mendidik dan mengajar dan kompetensi kepribadian (Janawi, 2011:
peserta didiknya, seorang guru sangat 47). Sementara berdasarkan Peraturan
dipengaruhi oleh adanya motivasi kerja mereka. Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010,
Tanpa adanya motivasi seseorang akan bahwa guru Agama Islam yang mengajar di
melaksanakan tugasnya dengan tidak sungguh- Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah
sungguh sehingga mendapatkan hasil yang tidak Tsanawiyah wajib memiliki lima kompetensi
maksimal. yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
Peneliti melakukan penelitian di profesional, kompetensi sosial, kompetensi
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda sebagai objek kepribadian dan kompetensi kepemimpinan
penelitian adalah: pertama masih kurangnya (Peraturan Menteri Agama RI No. 16 tahun
motivasi yang dimiliki oleh sebagian guru. 2010). Untuk lima kompetensi tersebut
Kedua, Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda adalah:
merupakan madrasah yang masih memiliki 2. Pengertian dan Teori Motivasi
keterbatasan dan kekurangan terutama dalam hal Motivasi ialah keinginan yang terdapat pada
tenaga pengajar serta sarana dan prasarana seorang individu yang merangsangnya untuk
namun peserta didiknya memiliki prestasi yang melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu
patut untuk dibanggakan, baik prestasi akademik yang menjadi dasar atau alasan seseorang
maupun prestasi nonakademik. Ketiga, Kepala berperilaku (Usman, 2008: 245). Motivasi
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda merupakan dapat berasal dari dalam diri maupun dari
sosok yang memiliki aktualisasi diri yang tinggi luar diri seseorang. Oleh karena itu motivasi
dan memiliki prestasi dalam kinerjanya sebagai merupakan bagian penting pada setiap
pemimpin sehingga pantas untuk menjadi kegiatan.
motivator bagi para guru. a. Teori Maslow
Menurut teori hierarki kebutuhan
KAJIAN TEORI Maslow terdapat lima tingkatan
1. Profesionalisme Guru kebutuhan, dari kebutuhan manusia
18 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator…
yang paling rendah sampai pada tahun, pengalaman minimal lima tahun
manusia yang paling tinggi diantaranya menurut jenjang madrasah masing-masing,
yaitu kebutuhan fisiologikal, pangkat serendah-rendahnya III/c bagi
keselamatan, sosial, penghargaan dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bagi non-
aktualisasi diri (Shulhan, 2013: 72). PNS diterapkan dengan kepangkatan yang
b. Teori Virus N-Ach dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
Tokoh teori ini adalah David Mc. berwenang.Sedangkan kualifikasi khusus
Clelland yaitu kebutuhan akan kepala madrasah yaitu berstatus sebagai guru
kekuasaan, kebutuhan untuk SD/MI, Memiliki sertifikat pendidik sebagai
persahabatan, kebutuhan untuk guru SD/MI, memiliki sertifikat kepala
mencapai sukses. SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang
c. Teori Ekspektasi dari Lewin dan ditetapkan pemerintah.
Vroom Kompleksitas madrasah sebagai satuan
Teori ekspektasi (harapan) pendidikan menuntut kepala madrasah untuk
dikembangkan oleh Lewin dan memiliki 5 kompetensi
diterapkan oleh Vroom yaitu manusia yaitukompetensikepribadian, manajerial,
biasanya meletakkan nilai kepada supervisi, sosial,
sesuatu yang diharapkan dari karyanya dankewirausahaan.Sedangkanperantugaskepal
dan mempertimbangkan hasil yang a madrasah yaitusebagaieducator, manager,
dicapai. administrator, supervisor, leader, innovator
3. Kepala Madrasah Sebagai Motivator dan motivator.
Kepala madrasah merupakan salah satu METODE PENELITIAN
komponen pendidikan yang paling berperan Jenis penelitian ini adalah penelitian
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. lapangan (field research) yaitu penelitian yang
Maka dari itu, kepala madrasah bertanggung dilakukan untuk memperjelas kesesuaian antara
jawab atas manajemen pendidikan secara teori dan praktek di lapangan dengan metode
mikro yang secara langsung berkaitan dengan kualitatif. Penelitian ini digunakan untuk
proses pembelajaran di madrasah (Mulyasa, mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
2011: 24-25). Kualifikasi umum kepala peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
madrasah yaitu sarjana (S-1) atau diploma dan persepsi orang secara individual maupun
empat (D-IV) kependidikan atau kelompok. Dalam penelitian ini peneliti akan
nonkependidikan pada perguruan tinggi yang mendeskripsikan fenomena secara kualitatif
terakreditasi, berusia setinggi-tingginya 56 melalui beberapa metode, diantaranya metode
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 19
observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. demikian, data yang telah direduksi
Penelitian ini dilakukan di Madrasah memberikan gambaran awal yang cukup
Ibtidaiyah Darul Huda yang berlokasi di Dusun jelas dan mempermudah peneliti untuk
Banturejo, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Melalui reduksi data ini ditemukan beberapa
Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan data yang belum utuh kemudian dilanjutkan
pada tanggal 01 Desember 2015 sampai tanggal penelusuran ulang guna menyempurnakan
29 Februari 2016. Subjek utama dalam penelitian data yang belum utuh.
ini adalah kepala madrasah dan guru di 2. Display Data (Penyajian Data)
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda. Subjek Setelah data direduksi, maka langkah
pendukungnya adalah siswa kelas III sejumlah 3 selanjutnya adalah mendisplay data. Data
siswa, siswa kelas IV sejumlah 3 siswa dan siswa yang telah dikelompokkan dan disusun
kelas V sejumlah 3 siswa. tersebut kemudian disajikan dan dipaparkan
Langkah-langkah analisis dalam dalam bentuk sekumpulan informasi yang
penelitian ini adalah sebagai berikut: berupa uraian singkat, bagan, hubungan
Pengumpulan Data antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Data dikumpulkan dari narasumber yang Dalam mendisplay data yang paling sering
telah ditetapkan sebagai subjek dalam digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian. Kepala madrasah dan guru dengan teks yang bersifat naratif.
ditetapkan sebagai narasumber/informan Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
kunci (key informan). Informan lainnya profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah
diperoleh dari beberapa siswa dan karyawan Darul Huda, peneliti menggunakan skala
di Madrasah Ibtidaiyah darul Huda. rating-scale yaitu data yang diperoleh
Pengumpulan data dilakukan dengan berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
menggunakan wawancara, observasi dan pengertian kualitatif. Terlebih dahulu
dokumentasi. peneliti menentukan skor tiap unsur
1. Reduksi Data indikator kemampuan, kemudian dijumlah
Proses yang telah dilakukan pada tahap ini dan diambil rata-ratanya dengan
adalah merangkum, memilih hal-hal yang menggunakan Microsoft Excel. Setelah itu
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang ditentukan kategorinya apakah sangat tidak
penting, dicari tema dan polanya dan baik, tidak baik, kurang baik, baik dan
membuang yang tidak perlu. Dengan sangat baik.
20 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator…