Anda di halaman 1dari 7

1.1.

PENGERTIAN AUDITING

Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai
pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai
kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi, pengertian umumnya, merupakan suatu
komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang realibilitas dari pernyataan seseorang.

Dalam pengertian yang lebih sempit, atestasi merupakan: "komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu
kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab dari pihak
lainnya". Seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai auditor, memberikan atestasi mengenai
kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas. Akuntan publik juga memberikan jasa atestasi lainnya,
seperti membuat laporan mengenai internal control, dan laporan keuangan prospektif.

Akhir-akhir ini, akuntan publik mulai melakukan jenis jasa assurance lainnya. Committee Assurance
Services dari AICPA mendefinisikan assurance services sebagai berikut: "Jasa seorang profesional yang
independen yang meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan". Assurance service
mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari auditing atau atestasi. Misalnya, suatu perusahaan bisa
saja meminta akuntan publiknya untuk mengevaluasi keandalan sistem informasinya, atau menilai
kecukupan dari sistemnya untuk mengelola risiko bisnis, atau menilai efektivitas dari sistem pengukuran
kinerja.

Ada beberapa pengertian Auditing (Pemeriksaan Akuntan) yang diberikan oleh beberapa sarjana di
bidang akuntansi antara lain:

Menurut Hayes (2014: 4)

Audit Definition

"An audit is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions
about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between these assertions
and established criteria and communicating the result to interested users."

Yang bisa diartikan sebagai berikut:

Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bahan bukti mengenai
asersi tentang kejadian dan kegiatan ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley, dan Randal J. Elder (2017, 28)

"Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on
the degree of correspondence criteria. Auditing should be done by a competent, independent person".
etween the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent
person".

Menurut Konrath (2002: 5) mendefinisikan auditing sebagai:

"suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi
tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara
asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Panny, (2012: 4)

"In a financial statement audit, the auditors undertake to gather evidence and provide a high level of
assurance that the financial statements follow generally accepted accounting principles, or some other
appropriate basis of accounting. An audit involves searching and verifying the accounting records and
examining other evidence supporting the financial statements. By gathering information about the
company and its environment, including internal control; inspection documents; observing assets;
making inquiries within and outside the company; and performing other auditing procedures, the
auditors will gather the evidence necessary to issue and audit report. That audit report states that it is
the auditors" opinion that the financial statements follow generally accepted accounting principtes.

Menurut Penulis, pengertian auditing adalah:

"Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-
bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut".

Auditor merupakan profesi seseorang yang berfokus kepada kegiatan auditing. Auditor biasa bekerja
untuk mengaudit berbagai laporan yang berkaitan dengan keuangan dari suatu lembaga, instansi, atau
perusahaan.

1.2. PERBEDAAN AUDITING DAN AKUNTANSI (ACCOUNTING)

1.2.1. Perbedaan Auditing dan Akuntansi (Accounting)


Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari angka-angka
dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo (trial balance), buku besar (general
ledger), buku harian (special journals), bukti-bukti pembukuan (documents) dan sub buku besar (sub-
ledger). Sedangkan accounting mempunyai sifat konstruktif, karena disusun mulai dari bukti-bukti
pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku besar, neraca saldo sampai menjadi laporan
keuangan. Akuntansi (Accounting) dilakukan oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi) dengan
berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan atau ETAP atau IFRS sedangkan auditing dilakukan oleh
akuntan publik (khususnya financial audit) dengan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan
Publik, Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan Standar Pengendalian Mutu.

1.3. MENGAPA DIPERLUKAN AUDIT?

Audit atas laporan keuangan terutama diperlukan oleh perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
yang pemiliknya adalah para pemegang saham. Biasanya setahun sekali dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) para pemegang saham akan meminta pertanggungjawaban manajemen perusahaan
dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu
diaudit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena:

a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik
yang disengaja maupun tidak disengaja. Karena itu laporan keuangan yang belum diaudit kurang
dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.

b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) dari
KAP, berarti pengguna laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total assetnya Rp25 milyar ke atas harus memasukkan audited
financial statements nya ke Departemen Perdagangan dan Perindustrian. keuangan bisa yakin bahwa
laporan

d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial statements- nya ke Bapepam-
LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.

e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak pajak dibandingkan
dengan yang didukung oleh laporan keuangan yang belum diaudit.

1.5. PROFESI AKUNTAN DI INDONESIA DAN DI NEGARA LAIN

Di Indonesia, pemakaian gelar akuntan, sampai saat ini, dilindungi oleh Undang- Undang Pemakaian
Gelar Akuntan tahun 1954. Mereka yang berhak memakai gelar akuntan adalah lulusan Fakultas
Ekonomi Negeri Jurusan Akuntansi (Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas
Padjadjaran, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Sam Ratulangi, Universitas
Brawijaya, Unud, Andalas, Syah Kuala), lulusan Sekolah Tinggi Akuntan Negara (STAN) dan lulusan
Fakultas Ekonomi Swasta Jurusan Akuntansi yang telah lulus ujian negara dan UNA Dasar serta UNA
Profesi. Sampai dengan 31ı Desember 2015 ini untuk mendapat gelar akuntan, seorang lulusan fakultas
ekonomi jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan di
Perguruan Tinggi tertentu dan mengambil antara 20- 30 SKS. Mereka yang berhak memakai gelar
akuntan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapat nomor register dimulai dengan A
dan D (saat ini sudah mencapai + 70.000). Untuk bisa memperoleh izin praktik sebagai akuntan publik,
seorang akuntan harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan Departemen Keuangan, antara lain:
berpengalaman di KAP minimal 3 tahun setara 4.000 jam, mempunyai beberapa orang staf, mempunyai
kantor yang cukup representatif dan lain-lain. Mulai awal tahun 1998, untuk memperoleh izin praktik,
terlebih dahulu harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), yang diselenggarakan atas kerjasama
IAI dan Departemen Keuangan. Kemudian USAP sudah diganti dengan ujian CPA yang boleh diikuti oleh
mereka yang sudah bergelar Akuntan. Khusus untuk Akuntan Publik Senior diberikan kesempatan untuk
memperoleh CPA Recognition melalui pelatihan selama seminggu penuh. Saat ini lulusan PPAK tidak lagi
memperoleh gelar akuntan atau CA (Chartered Accountant) untuk memperoleh gelar CA harus lulus
ujian CA yang diselenggarakan oleh IAI, mereka yang bergelar CA bisa mendirikan KJA (Kantor Jasa
Akuntansi/ setelah memperoleh izin dari PPPK (Pusat Pembinaan Profesi Keuangan) Menteri Keuangan.
KJA hanya boleh memberikan jasa non-assurance, dan antara lain acoservice, penyusutan sistem
akuntansi. Seorang akuntan yang mempunyai nomor register dan/atau CA, bisa memilih profesi sebagai:

Akuntan Publik (External Auditor): dengan memiliki KAP atau bekerja di KAp

Pemeriksa Intern (Internal Auditor): dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan Int (Internal Audit
Department) suatu perusahaan swasta atau Badan Usaha Mi Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut
Satuan Pengawas Intern (SPI).

Auditor Pemerintah (Government Auditor): dengan bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) at Inspektorat di suatu Departemen
Pemerintah.

Bank Indonesia, OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Financial Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suat perusahaan.

Cost Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu perusahaan.

Management Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi manajemen suatu perusahaan. Tax
Accountant: dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau Direktorat Jenderal Pajak.

Akuntan Pendidik: dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun
Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Akuntan Pendidik banyak yang merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor, maupun akuntan
manajemen (yang bekerja disuatu perusahaan) atau sebagai government accountant (akuntan
pemerintah) yang bekerja pada instansi pemerintah.

Di negara lain, untuk mendapat gelar akuntan harus mengikuti ujian profesi yang diselenggarakan oleh
ikatan profesi akuntan di negara tersebut, dan sebelumnya peserta harus memiliki paling sedikit ijazah
sarjana muda (bachelor). Namun saat ini peserta ujian profesi harus berijazah master.

Misalnya di Amerika, untuk mendapat gelar Certified Public Accountant (CPA) harus lulus ujian yang
diselenggarakan oleh American Institute (AICPA). Untuk mendapat gelar Certified Internal Auditor (CIA)
harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Institute of Internal Auditor (IIA). Untuk mendapat gelar
Certified Management Accountant (CMA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Institute of
Management Accountant (IMA). Di Inggris, untuk mendapat gelar Chartered Accountant (CA) harus lulus
ujian yang diselenggarakan oleh UKAccountant Association. Di Singapura, untuk mendapat gelar
Chartered Accountant (CA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Singapore Certified Public
Accountant Accountant Association.

Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi,
termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri,
keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.

Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai
akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.

Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya, misalnya
Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga
masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya.
Adapun ciri profesi adalah sebagai berikut:

Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam melaksanakan
keprofesiannya.

Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi itu.

Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat/pemerintah.


Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan
masyarakat.

Persyaratan ini semua harus dimiliki oleh profesi Akuntan sehingga berhak disebut sebagai salah satu
profesi.

Perkembangan profesi akuntansi sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat
yang makin lama semakin bertambah kompleksnya. Gelar akuntan adalah gelar profesi seseorang
dengan bobot yang dapat disamakan dengan bidang pekerjaan yang lain. Misalnya bidang hukum atau
bidang teknik. Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut:

Akuntan Publik (Public Accountants)

Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen yang
memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya
mendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang
bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan
mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang
akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa
konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.

Akuntan Intern (Internal Accountant)

Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntan intern ini
disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai
dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. Tugas mereka adalah
menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun
laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan
dan pemeriksaan intern.

Akuntan Pemerintah (Government Accountants)

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di
kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).

Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan
pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai