Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Pemelitian ini adalah studi comparative kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional yang di laksanakan di laboratorium Politeknik Unggulan Kalimantan pada

tanggal sebanyak 15 sampel menggunakan teknik total sampling yang bertujuan

untuk menggambarkan kadar hematocrit dengan variasi volume menggunakan tabung

vakum dengan antikoagulan K2EDTA dengan metode mikrohematokrit.

Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahapan yaitu pra analitik, analitik dan pasca

analitik:

1. Tahap Pra Analitik dimulai 1 hari sebelum tahap analitik untuk penyiapan alat dan

bahan yang di butuhkan, dimana disiapkan tabung mikrokapiler, 15 buah spuit

ukuran 5 ml, tabung vakum sebanyak 45 tabung, wax, grafik khusus hematokrit

dan sentfifus mikrohematokrit.

2. Tahap Analitik dimulai pada tanggal untuk melakukan pengukuran kadar

hematocrit dengan variasi volume 3 ml, 2 ml, dan 1 ml. Diambil darah sebanyak 6

ml menggunakan spuit 5 ml kemudian di masukkan ke dalam tabung vakum

K2EDTA dengan variasi volume 3 ml, 2ml dan 1 ml.di isi tabung mikrokapiler

sampai 4/5 bagian lalu salah satu sisinya di tutup menggunakan wax lalu di sentifus

dengan kecepatan 16.000 RPM selama 5 menit kemudian di hitung kadar

hematokritnya menggunakan grafik khusus hematocrit

3. Tahap Pasca Analitik dimulai setelah tahap analitik selesai untuk menganalisis dan

mengolah data menggunakkan uji statistik one way anova. Hasilnya dapat di lihat

pada tabel 4.1 berikut:


Tabel 4.1 analisis data dengan one way anova

Oneway

Notes

Output Created 10-JUN-2021 15:16:25

Comments

Input Data C:\Users\WIN


1O\Documents\KTI.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 35


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values


are treated as missing.

Cases Used Statistics for each analysis


are based on cases with no
missing data for any variable
in the analysis.

Syntax ONEWAY NIlai_hematokrit


BY volume

/STATISTICS
DESCRIPTIVES
HOMOGENEITY

/PLOT MEANS

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=TUKEY
ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 00:00:02.11

Elapsed Time 00:00:04.13

Descriptives

NIlai_hematokrit

95% Confidence Interval


for Mean

Std. Std. Lower Upper Minimu


N Mean Deviation Error Bound Bound m

3 11 45.27 2.649 .799 43.49 47.05 39

2 11 43.64 2.976 .897 41.64 45.64 37

1 11 42.18 3.060 .923 40.13 44.24 36

Total 33 43.70 3.087 .537 42.60 44.79 36

Descriptives

NIlai_hematokrit

Maximum

3 48

2 48

1 47

Total 48
Test of Homogeneity of Variances

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

NIlai_hematokr Based on Mean .063 2 30 .939


it
Based on Median .046 2 30 .955

Based on Median and .046 2 29.592 .955


with adjusted df

Based on trimmed .063 2 30 .939


mean

ANOVA

NIlai_hematokrit

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 52.606 2 26.303 3.127 .058

Within Groups 252.364 30 8.412

Total 304.970 32
Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: NIlai_hematokrit

Tukey HSD

Mean 95% Confidence Interval


Difference (I-
(I) volume (J) volume J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

3 2 1.636 1.237 .394 -1.41 4.69

1 3.091* 1.237 .046 .04 6.14

2 3 -1.636 1.237 .394 -4.69 1.41

1 1.455 1.237 .476 -1.59 4.50

1 3 -3.091* 1.237 .046 -6.14 -.04

2 -1.455 1.237 .476 -4.50 1.59

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

NIlai_hematokrit

Tukey HSDa

Subset for alpha = 0.05

volume N 1 2

1 11 42.18

2 11 43.64 43.64

3 11 45.27

Sig. .476 .394


Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 11.000.

Means Plots

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kadar hematocrit dengan

variasi volume menggunakan tabung vakum dengan antikoagulan K 2EDTA denngan

variasi volume 3 ml, 2ml, dan 1 ml. Menggunakan metode mikrohematokrit dengan

tabung mikrokapiler.

Penggunaan tabung vakum dengan darah yang kurang dari 3 ml dapat

menyebabkan penurunan kadar Hematokrit hal ini disebabkan meningkatnya

perbandingan antara EDTA dan darah yang menyebabkan pengerutan eritrosit

sehingga kadarnya menurun, tindakan plebotomi tidak selalu berhasil dan

terkadang mengalami kegagalan. Tindakan plebotomi lebih dari dua kali dalam
pada satu tempat tidak diperbolehkan. Konsultasikan kepada supervisor apabila

terjadi dua kali kegagalan dengan disertai catatan tentang kemungkinan

penyebab kegagalan yang terjadi. Penyebab kegagalan dalam flebotomi antara

lain (Kiswari, 2014).

Berdasrkan tabel 4.1 hasil analisa data dengan one way anova rata-rata

yang di dapat untuk volume 3 ml adalah 45.27 %, volume 2 ml adalah 43.64

%, dan volume 1 ml adalah 43.70 %. terdapat penurunan kadar hematocrit

dengan jumlah rata-rata penurunan tiap volumenya adalah 1.55 % / ml.

Duan, minta tolong baca dulu ya pedomannya, juga share ulun di grup

apa aja isi dari bab 4 lengkap ulun sebutkan di grup, contohnya pun ada, bisa

pian contoh
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat di simpulkan

hasil dari perbandingan kadar hematokrit terhadap variasi volume dengan

antikoagulan K2EDTA pada tabung vakum metode mikrokapiler yaitu

Terdapat penurunan nilai hematokrit sebesar 1.55%.

Hal ini di sebabkan pengkerutan eritrosit akibat kelebihan K 2EDTA,

menurut Wirawan R dan silman E dosis pemakaian antikoagulan EDTA kering

yaitu 1-1.5 mg/ml sedangkan EDTA cair adalah 10 ul/ml. semua garam EDTA

bersifat hipersmolar yang dapat menyebabakan eritrosit mengkerut dan

K2EDTA bersifat lebih asam dibandingkan K3EDTA menyebabakan penurunan

Ph pada darah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hasil pemeriksaan nilai hematokrit

dengan variasi volume 3 ml, 2 ml, dan 1 ml menggunakan antikoagulan

K2EDTA maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan penelitian di bidang Analis

Kesehatan bidang Hematologi dan disarankan untuk meneliti lebih lanjut

factor-faktor yang mempengaruhi penurunan kadar Hematokrit, karena pada

penerepannya peneliti menemukan adanya nilai yang tidak linier di


beberapa sampel peneliti mencurigai factor fragilitas dan osmosis eritrosit

berpengaruh dalam penelitian ini.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa lain

yang ingin meneliti hal yang sama untuk mengembangkan penelitian

tentang hematokrit.

3. Bagi Institusi Kesehatan

Penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan nilai rujukan atau nilai kritis dalam pemeriksaan hematokrit.

Anda mungkin juga menyukai