Anda di halaman 1dari 36
BAB2 Tinjauan Pustaka 21. Definisi Gempa Secara Umum Gempa bumi adalah getaran yang terjadi dan dirasakan di permukaan bumi yang dikarenakan bergesernya lapisan Iempeng tektonik pada dasar bumi akibat dari pelepasan energi secara tibatiba sehingga menghasilkan gelombang-gelombang seismik. | Earthquake Gambar 2.1 Mekanisme gempa (Sumber : geography-network.blogspot.com!2009/08/gempa-bumi him) 2.1.1. Klasifikasi Gempa Gompa yang terjadi beragam-mgam tergantung dari klasifikasinya, berikut adalah klasifikasi gempa (stanber : Wikipedia). Berdasarkan kedalaman pusat gempa atau hiposentrum : © Gempa bumi dalam Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi), Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. © Gempa bumi menengah Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada ‘umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa, 6 © Gempa bumi dangkal Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi, Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Berdasarkan jarak gelombang atau getaran gempa : © Gelombang primer Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tbuh bumi dengan keeepatan antara 7-14 km/detik, Getaran ini berasal dari hiposentrum © Gelombang sekunder Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sndah berkurang, yakni 4-7 knv/detik, Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cir Berdasarkan penyebab terjadinya © Gempa tektonik Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitm pergeseran Jempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat keeil hingga yang sangat besar, Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau beneana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu ‘menjalar Keseluruh bagian Bumi, Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba © Gempa tumbukan Gempa Bumi ini diakibarkan oleh tambukan meteor atan asteroid yang jatuh ke Buri, jenis gempa Bum ini jarang terjadi © Gempa reruntuhan Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat Lokal. © Gempa buatan Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari ‘manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bum © Gempa vulkanik Gempa Buri ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifimnya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. 2.4.2. Pengukuran Gempa Ketika terjadi suatu gempa, sangat penting dilakukan pengukuran gempa arena pengukuran gempa berfungsi untuk menggambarkan seberapa besar pengaruh gempa yang terjadi terhadap lingkungan manusia, selain itu dengan pengukuran gempa dapat dijadikan parameter sebagai historical gempa dalam memneang snat bangunan yang tahan ferhadap gempa. Alat untuk mengukur gempa dengan cara menggnnakan sensor untuk mendeteksi getaran pada permnkaan bumi dikenal dengan nama seismograf. Dalam mengukur gelombang seismik yang nuncul akibat gempa, seismograf menggunakan ‘Klasifikasi yang berbeda yaitu besaran gempa dan intensitas gempa. Dalam hal ini, skala yang digunakan juga berbeda, besaran gempa menggunakan Skala Richter (SR) dan intensitas gempa menggunakan Skala Mercalli (SM). ‘Tabel 2.1 Ukuran Skala Richter Ukuran Keterangan 10-30 Tidak dibed label oleh manusia, 30-39 Dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa. Lampu gantung mulai goyang. Terasa sekali getarannya Jendela bergetar, 40-49 permukaan air beriak-rink, daun pintn terbuka- tutup sendiri. Sangat sulit untuk berdiri tegak. Porselin dan 50-39 kaca pecah, dinding yang lemah runtuh, dan permnkaan air di daratan terbentuk gelombang air, 60-69 Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat tinggi, mbuhnya bangunan lemah, etakkan di dalam tanal, Tanah longsor, jembatan roboh, bendungan rusak dan haneur, Beberapa bangunan tetap, 7,0-7,9 keretakan besar di tanah, rel kereta api rusak. ‘Terjadi kerusakan total di daerah gempa. Dapat menyebabkan kerusakan serius di 80-. ‘veberapa daerah dalam radius seratus kilometer dari wilayah gempa. ‘Tabel 2.2 Ukuran Skala Mercalli (sumber : Wikipedia) ‘Ukuran Keterangan I Direkam hanya oleh seismograt u MI Getaran hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa. Gefaran dirasakan oleh beberapa orang, Getaran akan dirasakan oleh banyak orang, Porselin dan barang pecah belah berkerineing dan pinta berderak. Binatang merasa Kesulitan dan ketakutan. Bangunan mulai bergoyang. Banyak orang akan ‘bangun dari tidurnya. VI VIL Benda-benda mulai berjatuban dari rak. Banyak orang cemas, keretakan pada dinding, dan jalan. Vil x Pergeseran barang-barang dirumah, Kepanikan meluas, tanah longso:, banyak atap dan dinding yang roboh Banyak bangunan tusak, lebar Keretakan di dalam tanah meneapai hingga 1 meter. XI Keretakan dalam tanah makin melebar, banyak tanah longsor dan batu yang jatuh. XI Hampirsebagian besar bangunan hancur, permukaan tanah perubahan menjadi radikel (umber : Wikipedia) Gempa yang texjadi, baik dari Klasifikasi manapun dapat mengganggu aktivitas manusia, Dalam dunia teknik sipil, salah satu akibat dari gempa tersebut adalah muneulnya fenomena yang dikenal dengan nama liquefaction yaitu perubahan perilaku tanah dari fase yang lebih padat ke fase cair, sehingga tanah kebilangan daya dukungnya sehingga hal ini yang perlu diwaspadai para engineer dalam mendesain suatu struktur. Gempa biasa terjadi hanya dalam wakt sangat singkat dan berpotensi berulang, hal tersebut tidak dapat dicegah namun akibat yang ditimbulkan dapat dikusangi Seismograf yang digunakan sangat sensitif untk mendeteksi gelombang seismik yang di akibatkan oleh gempa bumi, dalam proses tesjadinya gempa gelombang-gelombang seismik ini tergambar menjadi garis gelombang pada seismogram, lalu para seismologist yaitn ahli pengnknr gempa mengukur garis-garis tersebut lal menghitung besaran gempa. Pada dasarnya seismograf hanya mendeteksi gerakan horizontal namun seiring perkembangan jaman, seismograf yang sekarang telah dapat juga mendeteksi gerakan vertikal dan lateral, Dalam seismograf terdapat 2 gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer, keduanya dapat mendeteksi gerakan vertikal dan horizontal dengan baik tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal. Seismograf modem telah menggunakan sistem elektromagnetik seismographer untuk dapat memindahkan volalitas dari sister kawat tarik ke arah daerah magnetis, peristiwa yang memiliki kemumgkinan muncul itu menimbulkan getaran-getaran yang Kemudian akan segera di deteksi melalui suatu alat yang disebut sebagai spejlgalvanometer seismograt, 10 22. Klasifikasi Wilayah Gempa dan Jenis Tanah Dalam mendesain struktur than gempa dan analisa respon spektra yang dihasilkan akibat gaya gempa, diperlukan klasifikasi wilayah gempa. Pembagian wilayah-wilayah gempa ini di dasarkan oleh kekuatan sumber gempa dan percepatan puncak batuan dasar, Ialu getaran gempa yang merambat melalui batuan dasar akan i amplifikasi hingga permukaan tanah sehingga getaran tersebut dapat di rasakan dan besar amplifikasi yang terjadi tergantung dari jenis tanah pada lokasi yang akan ditinjau. 22.41. Wilayah Gempa di Indonesia Berdasarkan Kekuatan sumber gempa dan percepatan puneak batuan dasar, Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa (SNI 2002) yaitu wilayah gempa 1 hingga wilayah gempa 6, dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah yang paling rendah tingkat kegempaannya dan wilayah gempa 6 adalah wilayah yang paling tinggi tingkat kegempaannya, gempa dikategorikan sebagai gempa ringan bila termasuk wilayah gempa 1 dan 2, gempa sedang untuk wilayah gempa 3 dan 4, dan gempa berat untuk wilayah gempa 5 dan 6. 2.2.2. Penentuan Jenis Tanah Dalam menentukan jenis tanah lokasi yang di analisa untuk desain respon spektra, perlu dilakukan investigasi tanah sehingga mendapatian data bor fog berupa nilai N-SPT Jokasi tanah yang ditinjav, ataupun melakukan seismic downhole test untuk mendapatkan nilai knat gelombang geser. Dari kedua hasil tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis tanah atau biasanya dikenal dengan nama site classification. Setiap daerah memiliki situs atau jenis tanah yang berbeda-beda, untuk itu sangat penting untuk mengklasifikasikan situs kedalam beberapa Kelas situs: ‘Tabel 2.3 Kiasifikasi Situs Kelas Situs ‘¥ (m / detik) N atau New ‘Su (kPa) SA (batuan keras) $1500 NIA NA SB (batuan) 750 sampai 1500 NA NA SC (anah kems, | 350 sampai 750 >50 > 100 u sangat padat dan ‘batuan lunak) SD (tanah sedang) | 175 sampai350 | 15 sampai30 50 sampai 100 <175 <15 =50 ‘Atan setiap profil tanah yang, mengandung lebih dari 3 m 0 Canah uma) | Hl dengan karateristic sebagai bercut 1. Indeks plastisitas, PI > 20, 2. Kadar air, w > 40%, 3. Kuat geser, $,< 25 kPa SF Ganah Khusus, |Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau yang lebih dari karakteristik berikut : membutubkan Ravan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban investigasi gempa seperti mudah Hkuifiksi, lempung sangat geoteknik spesifik sensitif, tanah tersementasi lemah dan analisis | Lempung sangat organik dan atau gambut (ketebalan respons spesifik H>3m) situs © Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan Hl > 7,5 m dengan Indeks Plastisitas PI > 75) Lapisan lempung lunak atau setengah teguh dengan ketebalan H-> 35 mdengan $,< 50 kPa Catatan : N/A = tidak dapat dipakai (sumber : SNI 1726-2012) Apabila sifit tana: tidak dapat diketahui dengan jelas, maka dapat di golongkan ke dalam Kelas situs SE (tanah Iunak) sesuai dengan SNI 1726-2012. Dengan menggunakan data hasil investigasi, yang digunakan adalah nilai N-SPT tiap lapisan tanah hingga kedalaman 30 meter, dikarenakan sesuai dengan peraturan SNI 1726- 2012 bahwa minimal harus hingga kedalaman 30 meter lapisan tanah yang di tinjan untuk mendesain suatu respon spektra untuk suatu struktur talan gempa, Nilai N- SPT yang diperoleh tiap lapisan tanah dihitung rata-ratanya menggunakan rumus ay 12 Keterangan : Ww = nilai N-SPT rata-rata; di = tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 meter, Ni = nilai N-SPT setiap lapisan tanah antara kedalaman 0 sampai 30 meter, Zhid, =30 meter, Sedangkan dengan menggunakan data kecepatan gelombang geser yang diperolch dari seismic downhole test, dapat menggunakan rumus .@ © = kecepatan gelombang geser rata-rata; di = tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 meter, ve = kecepatan gelombang geser setiap lapisan tanah antara kedalaman 0 sampai 30 meter; Dhid — =30 meter. Dari kedua hasil data tersebut, dapat diklasifikasikan tanah yang ditinjau masuk Kedalam kategori kelas situs yang mana berdasarkan tabel 2.3. 23. — Definisi Respon Spektra Respon spekira adalah diagram yang disajikan dalam bentuk grafik, yang menggambarkan hubungan antara percepatan respon maksinmm suatn sistem Sata Derajat Kebebasan akibat gempa dengan risio redaman tertentu terhadap periode getar struktur. Sat Derajat Kebebasan adalah sat bilangan koordinat yang digurakan untuk menyatakan posisi massa pada saat tertentu saat ditinjau, sehingga Satu Derajat Kebebasan di definisikan hanya memiliki satu ruang gerak dinamike yim secara horizontal. Bentuk dari respon spektra mernpakan fiangsi acak dari periode getar alami yang awalnya meningkat hingga meneapai suatu titik maksimmm Kemudian menurun secara asimtotik. Respon maksimum dalam suatu sistem Sat. Derajat Kebebasan dapat berupa percepatan maksimum (spectrum acceleration (SAY), Kecepatan maksimum (spectrum velocity (SV), dan simpangan maksimum (spectram displacement (SD) 1B Meneapai suatu titik maksimum T ‘Menurun secara asimtotik Percepatan respon spekira, Sq (2) Periode, 7 (detik) Gambar 2.2 Respon Spektra (sumber > SNF 1726-2012) 2.3.1. Parameter Percepatan Gempa Berdasarkan SNI 1726-2012, parameter yang digunakan dalam mendesain adalah Ss yaitu pereepatan batuan dasar pada periode pendek dan $1 yaitu pereepatan ‘atuan dasar pada periode 1 detik harus ditetapkan masing-masing dari respon spektra dengan percepatan 0,2 detik dan 1 detik dengan kemungkinan terlampaui 2 % dalam 50 tahun (periode ulang 2475 talmn), dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi bumi, Sedangkan untuk menentukan respon spektra percepatan gempa, diperlukan faktor amplifikasi pada periode 0,2 detik dan 1 detik yang terdiri dari K, (faktor amplifikasi getaran pada periode pendek) dan Fy (faktor amplifikasi getaran pada periode 1 detik), Berikut adalah rumus parameter respon spektra pada percepatan periode pendek (Stes) dan periode 1 detik (Sai) Sus =FixSs onl) Sua = Fe xSs @ Keterangan : Ss = parameter percepatan batuan dasar untuk periode pendek; S) = parameter percepatan batuan dasar untuk periode 1 detik. u Untuk menentnkan nilai dari Ss dan S; adalah dengan menggunakan peta gerak tanah seismik yang telah di tetapkan oleh SNI 1726-2012 menurut wilayah ‘masing-masing yang akan ditinjau, sedangkan nilai F, dan F; didapat dari tabel 2.4 dan tabel 2.5 dengan terlebih dahniu mengklasifikasikan kelas situs dari data tanah yang diperoleh. ‘Tabel 2.4 Koefisien Situs, F. Kelas Situs [Parameter respons spektral percepatan gempa (MCER) terpetakan pada periode pendek, T = 0,2 detik, Ss 8.<025 | $.=05 | $.=0,75 | S.=10 | 8.2125 SA 08 08 08 08 08 SB 1,0 1,0 10 10 10 8C 12 12 il 10 10 sD 16 4 12 10 10 SE 25 iF 12 08 09 SF ss" ‘Tabel 2.5 Koefisien Situs, Fy Kelas Situs | Parameter respons speKtral percepatan gempa (MCEx) terpetakan pada periode 1 detik, $1 S101 | S:=02 | $:=03 | Si=04 | $1205 SA Os 08 Os 08 08 SB 1.0 1.0 1,0 10 1,0 sc 17 16 15 14 13 SD 24 2 18 16 15 SE 35 3.2 2.8 24 24 SF SS° Catatan a) Untnk nilai-nilai antara S. dan; dapat dilaknkan interpolasi Kinier, >) $8 =situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respon situs-spesifile (sember : SNT 1726-2012) BS SNYS SeIOy'*ZOWNOBIEL9}-Oy!S1) UEYSUEGuIEdIp Bue WnUs)syeW EdWoD '*g - 6 eQUED BS SMHS seey (FONG Ve-oN!S UeXSuequodip Suef wnuySyeW edweD "'s - 9} JeqUED 7 2.3.2. Parameter Percepatan Desain Respon Spektra Parameter peroepatan dalam mendesain suat respon spektra menggunakan Svs untnk periode pendek dan Spi untuk periode 1 detik, dalam menggambarkan hubungan antara parameter percepatan gempa dengan parameter percepatan desain respon spektra ditunjukan pada rumus berikut Svs =2/3 xSus 5) Sp. =2/3 x Sun © Berdasarkan SNI 1726-2012, dalam mendesain respon spektra, kurva yang ditunjukan harus mengacu dengan gambar 2.2 dengan ketentuan sebagai berikut a) Untuk perioda yang lebih keeil dari To, spektrum respons percepatan desain, (S.) harus diambil dari persamaan : S,=Sps 0.4 +06 7). woe€F) b) Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan To dan lebih keeil atau sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain (S) sama dengan Sps ©) Untuk perioda lebih besar dari Ts, spektrum respons pervepatan desain (S. diambil berdasarkan persamean = 2 $= 2. (8) Keterangan Sys = parameter respons spektral percepatan desain pada periode pendek; Sp) =parameter respons spectral percepatan desain pada periode 1 detik, T = periode getar findamental struktur To 022 @) Ts =m coy Sos 18 Bagian a) Bagian b) s = & i wo —| Bagian c) i 5 Petode, 7 (et Gambar 2.3 Desain Respon Spektra (sumber > SNI 1726-2012) Dalam menghasilkan kurva seperti gambar 2.5 dapat menggunakan Ms. Excel sebagai alat bant, pada bagian a) menggunakan rumns yang telah disyaratkan dengan memasukkan nilai T dari 0 hingga To, pada bagian b) memasukkan koordinat dari parameter yang telah didapatkan (To, Sos, Ts ), sedangkan untuk bagian ¢) menggunakan persamaan rumus yang telah disyaratkan, seperti pada bagian a) pada agian ini juga memasukkan nilai T dari Ts hingga perkiraan lama getaran berlangsung, kemmudian nilai yang diperoleh dari bagian a) hingga ¢) di plot menjadi kurva dengan T (periode) sebagai sumbu x dan Sa (percepatan respon spektra) sebagai sumbu y. Respon Spektra 0 2 4 6 8 10 T (DETIK), PERIODE Gambar 2.4 Contoh Plot Grafik Respon Spektra di Excel 19 2.4. Seismic Downhole Test Seismic Downhole Test adalah salah sam metode yang dignnakan untuk mengetahni sifat dan knalitas Iapisan tanah berdasarkan perambatan gelombang seismik, pada umumnya metode ini dilakukan untuk mengetahni secara jelas sifat tarah pada lokasi-lokasi yang akan didirikan struktur atau bangunan yang memerlukan daya dukung dan getaran yang tinggi seperti namel, power house, dan lainnya, Gelombang seismik dibagi menjadi 2 yang sangat erat hubungannya, yaitu gelombang tekan (compression wave) yang kemudian disebut P-wave dan gelombang geser (shear wave) yang kemudian disebut S-wave. Pada pencatatan seismik, gelombang S-wave inilah yang muncul, baik P-wave maupun S-wave di formulasikan dengan parameter elastisitas tanah sebagai berikcut : Ea \aa-2nate “ad ¥. pate) -2) Keterangan : Vp =Kecepatan gelombang P-wave; Vs =Kecepatan gelombang S-wave; y= Poisson ratio, E — =Modulus Young; p =Kerapatan massa, Dari rumus tersebut dapat dihitung besaran Poisson ratio jika diketahui besarnya Vp dan Vs : (13) dan jika diketahui kerapatan massa (c) dapat juga dihitung : G=p.Vs* aay E=2G(1+¥) as) K=18(E/(1-2¥)) a6) Keterangan : G —_ =Modulus geser, E — =Modulis Young; K = Modulus Bulk. 20 2.4.1. Metode Kerja Uji downhole seismic ini dilakukan pada lokasi borehole yang telah disediakan dan cara pengerjaannya seperti pada gambar Upper 3 Geophone nl {ld Lower i/ Not drawn to scale — 3 Geephone Gambar 2.5 Metode Kerja SDT (Seismic Downhole Test) (Sumber : hitp:/vww parsan bizidownhole-seismic-technique.aspx) Energi yang digunaken berasal dari pemukulan kayu atau sumber lainnya dintas tanah (bagian A), penmukulan dilakukan dengan jarak tertentu dekat dengan borehole, pada borehole telah terpasang alat penerima geratan berupa triaxial geophone (bagian B) dan pengujian dilakukan setiap kedalaman 1,3 meter dan terpasang sebuah accelerometer (bagian C) yang berfungsi sebagai pemieu baik untuk impact vertikal maupun horizontal. Pada uji ini, palu yang digunakan seberat 10 kg dan dipukulkan pada balok beton atau kayu berukuran 30 em x 30 cm x 120 om yang terletak 1 meter dari Iubang bor, balok dipukul pada arah vertikal dan pada arah horizontal, ketika dipukul pada arah vertikal maka akan terjadi polarisasi gelombang tekan dan ketika dipukvl pada arah horizontal maka akan terjadi polarisasi gelombang geser. 2 120 em Gambar 2.6 Pemukulan palu pada seisenic downhole test Pada Iubang bor dipasang casing PVC berdiameter 2,5” dan seismograph yang digunakan adalah Olson Instrument Freedom PC Data. Gambar 2.7 Okkon Instrument Freedom PC Data (Sumber : hitp://geodetic.com.cwieate gory1095_1 html) Berikut adalah spesifikasi dari alat Olson Instrament Freedom PC Data © 12” diagonal LCD Transflective Screen (1024x768) for Sunlight’ Night Viewing © Windows XP based low power 1,1 GHz Intel Premium M Processor, 512 MB DRAM Plug-In Multi-Charmel Data’ Source Modules 40 GB Hard Disk with External CD-RW 2 Imtemal Rechargeable Lithium Ion Batteries, ~10 Hours of Operation © Shock Mounted, Weather Water Resistant, Field Ruggedized Design 22 © 10/100 MB LAN, USB, CRE, Serialand Parallel Parts, National Instruments © 1,25 MHz, 16 Bit, 16 Channel PCI Data Acquisition Card Standard, Optional Cards Available # 110/220 V AC 50/60 Hz Auto Switching Power Supply © 12 Volt Automotive Cigarette Lighter Adapter © Ruggedized Case : Weight 23 Ibs (10,5 kg), 18,5” x 14" x6” (47 x 36 x 15 em) (Sumber : Tarumanegara Bumiyasa) Hasil pengukuran berupa hasil rekaman di komputer, lalu di proses untuk mendapatkan first arrival time dari gelombang seismik vertikal maupun horizontal. Pada alat geophone terdapat kantung udara yang dapat diisi dengan udara semaksimal mungkin agar mendesak geophone menempel pada dinding lubang bor setiap elevasi pengujian, hal ini dilakukan agar alat geophone benar-benar menyatu pada dinding lubang bor, setelah pengamatan tethadap kedalaman tertentu udara dikosongkan lagi dan geophone dinaikkan pada kedalaman penguknran selanjutnya, sedangkan untuk casing PYC yang dipasang di-grou! benfonite dan semen agar menyatu dengan tanah, 2.42. Metode Analisa dan Cara Perbitungan Jarak antara sumber getaran dan geophone dapat dihitung dengan menggnnakan ramus berikt : Sa =(Se FDO cee Keterangan : ol) Sx =Jarak antara sumber getaran dan geophone (receiver): Sp farak sumber getaran dan Inbang bor, D — =Keéalaman ji dibawah permukaan tanah. Sedangkan kecepatan gelombang tekan dan kecepatan gelombang geser dapat dihitung dengan rumus yang sudah umum digunakan, yaitu jarak dibagi dengan waktu Vp =Szity as) Ve =Splts (19) Keterangan Vp =Kecepatan gelombang tekan, Vs —Kecepatan gelombang geser, 23 ty ~Waltn kedatangan gelombang tekan; t Sx =Jarak antara sumber getaran dan kedalaman pengnjian, ‘Waktu kedatangan gelombang geser, Hasil pengukuran dan pengamatan seismic downhole test berupa jarak antara sumber getaran dan kedalaman pengujian (Sz), waktu kedatangan gelombang tekan ({,), dan waktu kedatangan gelombang geser (1,) pada selang interval 1,3 meter setiap pengukuran data, kerena analisa merupakan gaya geser akibat gempa maka yang perlu diperhatikan adalah nilai t; dan Ss untuk meneari nilai setiap Vs pada lapisan yang diamati, setelah itu menggunakan rumus : 20) v : Kecepatan gelombang geser rata-rata; a. : Tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 meter: vai : Kecepatan gelombang geser setiap lapisan tanah antara kedalaman 0 sampai 30 meter, Tid, 230 meter. Rumus tersebut digunakan untuk mengklasifikasikan jenis tanah pada lokasi yang ditinjaw berdasarkan tabel klasifikasi situs dari SNT 1726 - 2012. 2.5, Standard Penetration Test Standart Penetration Test merupakan salah satu tes fanah untuk mengetalmi jenis tanah pada lokasi yang akan didirikan bangunan, pada dasamya yji SPT ini merupakan penjatuhan palu (pada alat SPT) seberat 63,5 kg dengan tinggi jatuh 76 em dan dilakukan pengukuran jumlah pukulan untuk menghantam tanah sedalam 30 em searah vertikal. Pada pemukulan pertama nilai dicatat sebagai dudukan, sedangkan nilai pada pemukulan ke-2 dan ke-3 dijumlahkan untuk memdapatkan nilai pukulan N atau perlawanan SPT. Klasifikasi jenis tanah dari nilai SPT berdasarkan ketentuan SNI 1726 — 2012 dapat dilihat pada tabel 2.3. 24 2.5.1. Metode Kerja Dengan mengac pada Standar Nasional Indonesia tahun 2008, metode kerja SPT dibagi menjadi 2, yait persiapan dan pelaksansan © Persiapan ‘CROWN SHEAVE(S) OR PULLEY{S} TYPICALLY 25mm (119) DIAMETER MANILA ROPE ROTATING CATHEAD ‘TWO LIGHT BEAM ‘SENSORS AT FIXED ‘SPACING 762mm {30 in) APART Gambar 2.8 Standart Penetration Test (Sumber ‘Kovacs, William D. et al Energy Measurement in the SPT) ‘Yang dilakukan dalam persiapan adalah ~ Menahan blok penahan pada pipa bor, ~ Memberikan tanda pada pipa bor yang berada di atas penahan di ketinggian 75 om; 25 = Membersihkan Inbang bor dari kotoran yang dapat menghambat pelaksanaan; - Memasang split barret sampler pada ujnng pipa bor dan pada ujung satu lagi dilmbungkan dengan pipa bor yang telah dipasang blok penahan; - Memasukkan peralatan uji SPT kedalam dasar libang bor yang direneanakan; - Memberi tanda pada batang bor dari elevasi 0 yaitn permukaan tanah, ketinggian 15 em, 30 em, dan 45 em. Pelaksanaan Gambar 2.9 Skema pengnjian SPT (Sumber : SNI 2008 — Penetrasi Tanah dengan SPT) Langkal —langkah pelaksanaan uji SPT ~ Menguji lapisan tanah setiap kedalaman 1,5 meter hingga 2 meter untuk ‘mengetain perubahan jenis tana, - Menarik tali yang mengikat palu sampai pada tanda yang telah ditentukan sebelumnya atau sekitar 76 em; - Melepas tali hingga paln jatuh bebas, ~ Mengulang poin 2 dan 3 hingga mencapai penetrasi 15 em; - Menghitungjumlah pukulan N pada penetrasi 15 em pertama, - Mengulang poin 2, 3, 4, dan 5 hingga meneapai penetrasi 15 em yang kedua dan ketiga, 26 = Mencatat jumlah pukulan N setiap penetrasi 15 cm (15 cm pertama dicatat Ni, 15 em kedua dicatat No, dan ketiga dicatatN;), jumlah pukulan yang dihitung adalah Ne+ Ns, Ni tidak dihitong karena masih kotor bekas pengeboran, ~ Apabila nilai N lebih besar dari 50 pukulan maka harus menghentikan pengujian dan menambah pengujian hinge minimum 6 meter, ~ Apabila jenis tanah batuan, maka harus dicatat jumlah pukulan setiap penetrasi Sem 2.52. Koreksi Hasil Uji SPT Pada umumnya pelaksanaan pengujian SPT di berbagai negara dapat menggunakan 3 jenis palu yaitu donnut hammer, safety hammer, otomatik dan 4 batang bor (N, NW, A, dan AW) namun keakuratan pengujian sangat bergantung pada alat yang digunakan dan operator pelaksana uji dan yang menjadi faktor penting adalah efisiensi tenaga dari sistem yang digunakan, ]_— Kabet untuk menaikkan ‘dan menurunkan beban stinder pega —-setan psban 6339 Fase | Jost bor anatungan estan tor (a ahabunghan a stg odes eee Sa Palu donut (Donut hammer) _Palu pengaman(Safety hammer) Palu otomatik automatic hammer) Gambar 2.10 Hammer dalam uji SPT (Sumber : SNI 2008 — Penetrasi Tanah dengan SPT) Berikut adalah koreksi hasil uji SPT berdasarkan SN1 2008 : © Berdasarkan ASTM D-4633 alat uji SPT harus dikalibrasi tingkat efisien tenaganya menggunakan alat ukur strain gauges dan accelerometer, agar standar efisiensi tenaga lebih teliti, Efisiensi tenaga sistem balok derek menggunakan pal donat (donut hammer) berkisar 35-85%, palu pengaman (safety hammer) berkisar a7 35-85% dan palu otomatik (automatic hammer) berkisar 80-100 %. Jika Ef (efisiensi yang diukur) didapat dari kalibrasi alat, maka nilai N harus dikoreksi terhadap efisionsi sebesar 60% menggunakan umns : Noo = (BE? 60) Nx ey Keterangan : Noo = Efisiensi 60%, Ef =Efisiensi terukur, Nic —Nilai N terukur yang harus dikoreksi, Biasanya nilai N terukur yang harus dikoreksi terhadap Neo dilakulkan pada semua jenis tanah dan besarnya koreksi efisiensi tergantung pada Jining tabung, panjang batang, dan diameter lubang bor (Skempton (1986) dan Kulhawy & Mayne (1990). Membandingkan pekerjaan yang telah dilakukan, yaita W =Fxd 2) Keterangan : F =Gaya; d= =Alihan. KE = my" (tenaga kinetil*) PE =mgh (tenaga potensial) Keterangan : viassa (2), vy =Kevepatan tumbulan (m/s), g Konstanta gravitasi (9,8 m/s”); bh =tinggi jatuh Gm). Rasio tenaga (ER) ditentukan sebagai rasio ER = W/PE atau ER = KEVPE. Pada beberapa hubungan korelatif, milai terkoreksi Neo yang dinormalisasikan tethadap tegangan efektif vertikal (overburden), dinyatakan dalam (Nico. Nilai (Ni)co menunjukan evaluasi pasir murni untuk interpretasi kepadatan relatif, sudut geser dan potensi likuifaksi (Myo =NuxCuxCzxCzxCaxCs 23) Cx 222+ (8% eof PAY on vn (24) Keterangan (kv -=Nilai SPT yang dikoreksi terhadap pengaruh efisiensi tenaga 60%; Nw =Hasil vji SPT di lapangan, 28 Gy = Faktor koreksi terhadap tegangan efektif vertikal (nilainya < 1,70); Ce = Faktor koreksi terhadap rasio tegangan palu; Ce = Faktor koreksi terhadap diameter bor, Cr = Faktor koreksi terhadap panjang batang SPT, Cs = Koreksi untuk sample dengan atau tanpa pelapis (liner); 2 = Tegangan efektif vertikal (kPa); Pa = 100 kPa. Tabel 2.6 Koreksi dalam uji SPT (Youd, T.L. & Idriss, [M., 2001) Faktor Jenis Alat Parameter Koreksi Tegangan efektif cu 22/024 wl vertikal Pa) ea aa Cu cws 17 Rasio tenaga Donut hammer Ce 058d 1,0 Rasio tenaga | Salty hammer om O7sd12 . ‘Automatic Rasio tenaga hammer CE O8sd13 Diameter bor 658.115 mm Ce 10 Diameter bor 150 mm Ce 1,05 Diameter bor 200 mm Ce 115 Panjang balang <3m Ce 075 Panjang batang, 3sd4m ce Os Panjang batang tadém G 0.85 Panjang balang 6sd10m Ce 0,95 Panjang batang 10s.d30m on 10 Pengambilan contoh Tabung standar Cs 1,0 Pengambilan | ‘Tabung dengan ae vel lean Cs Llsd13 29 2.6. Pemodelan Tanah Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan tanah melalui model Mobr-Coulomb, Linear Elastic, dan HS Small yang dimodelkan dalam program Plaxis. Dari ketiga model tersebut parameter yang digunakan berbeda-beda, berikut adalah spesifikasi yang digunakan oleh setiap model. 2.6.1. Model Mohr-Coulomb Pemodelan Mohr-Coulomb merupakan pendeketan perilaku tanah yang paling sederhana dan cukup baik merjelaskan perilaku tanah dan batuan, Mohr- Coulomb sering disebut juga linear elastic perfectly plastic model yang dapat memodelkan sifat elastisitas tanah dengan parameter modulus kekakuan tanah (E) dan poisson ratio (v) serta memodelkan perilaku plastis tanah dengan parameter ‘kohesi (¢) dan sudut geser tanah (9). Selain itu sudut dilatansi (y) juga memodelkan, perilaku dilatansi tanah pada pemodelan Moht-Coulomb ini, Dilatansi adalah. fenomena yang hanya terjadi pada pasir padat dan tanah lempung yang pernah menerima beban lebih besar sebelumnya (over-consolidated) dimana ketika pasir padat atau tanah lempung tersebut menerima beban, volumenya mengalami pertambahan. Mohr-Coulomb mengacu pada teori elastoplastik, dimana prinsip dasar dari teori clastoplastik adalah regangan dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu regangan elastis &*, dan regangan plastis &, (sumber : Dasar Teori Metoda Element Hingga Dalam Geoteknik, Gowwy.2012) Hubungan antara tegangan dan regangan pada tanah tidaklah Tinier, namun pada pemodelan Mchr-Coulomb hubungan tersebut dijadikan 2 buah garis yang linier, Seperti pada gambar : e e Gambar 2.11 Hubungan Tegangan dan Regangen pada Mohr-Coulomb 30 (sumber: Dasar Teori Metoda Element Hingga Dalam Geoteknik, Gouw,2012) Beriknt ini adalah fingsi leleh atan fingsi mntuh Mohr Conlomb : f (571-97) — 4 (21+ 579) sin gf” — 008 saat <0 maka tanah akan berperilaku elastis, saat f= 0 dan df= 0 tanah akan berperilaku plastis, sedangkan saat f— 0 dan df <0 fanah akan berperilaku elastis Karena unloading dari kondisi plastis dan > 0 tidak akan mungkin terjadi, Fungsi idang leleh Moht-Coulomb ditentukan oleh dua parameter kuat geser ¢° dan 0” (sunber : Dasar Teori Metoda Element Hingga Dalam Geoteknik, Gouw,2012) ran Grae Gambar 2.12 Persamaan Lingkaran Mohr (sumber : http: /cannibalpanda6. blogspot. com!2010/02/slope-stability. html Kelebihan dari metode Mohr-Coulomb © Sedethana Sering digunalan sebagai pendekatan pertama mennnjukan perilaku tanah © Parameter yang dibutuhikan cukup mudah didapat © Pada kondisi drained perilaku keruntuhan tanah didekati dengan culup baile © Efek dilatansi dapat disertakan dalam perhitungan Kelemahan dari metode Mohr-Coulomb © Perilaku tanah diasumsikan isotropik dan homogen © Perilakutanah dianggap linier sampai terjadi keruntuhan © Tidak membedakan antara proses loading maupun unloading © Perkiraan perilaku tanah pada saat ewidrained tidak realistic © No time dependent behavior © Kekakuan tanah dianggap konstan. 31 2.6.2. Model Linear Elastic Dasar dari model linear elastic adalah Hukum Hooke yang dapat digunakan untuk memodellan perilaim tanah atau suatu material yang elastik dan isotropik Parameter yang digunakan juga tidak banyak, hanya 2 parameter penting yang digunakan dalam model ini yaitu Modulus Young (E) dan poisson ratio (v) yang dapat dicari dengan mudah seperti model Mohr-Coulomb. Dalam pemodelannya linear elastic dapat memodelkan beban dinamik atau gempa, narmun pada dasarnya liniear elastic lebih cocok untuk memodelkan masa yang sangat keku didalam tanah, Rumusan dari Modulus Young adalah sebagai berikut EZS Be nee Dimana F adalah gaya yang bekerja dan A adalah Iuas penampang. Fy sae “ r Material Material Material Asli Ductile Getas rf Gambar 2.13 Modulus Young (umber : Dasar Teori Metoda Element Hingga Dalai Geoteknik, Gouw,2012) 2.6.3. Model HS Small ‘Model Hardening Soil Model mengasumsilan model yang dibentuk adalah elastis selama proses loading maupun unloading namun pada kenyataannya perilaku tanah bisa kembali seperti semula ketika tanah meregang sepenuhnya dengan sangat ‘kecil atau biasa disebut regangan kecil (smail strain), model HS Small ini merupakan. pembaharvan dari model sebelumnya yaitu Hardening Soil Model dimana memerlukan kekakuan regangan kecil dari tanah dan model kekakman tanah untuk mengurangi ketidak linieran dengan pertambahan amplitude regangan. Kelebihan dari mode! ini adalah dapat menghasilkan perkiraan yang lebih aknrat dan nyata dari pergerakan tanah, dan sangat berguna untuk aplikasi dinamik pada model kondisi 32 unloading seperti penggalian tanah dengan dinding penahan tanah atau penggalian terowongan bawah tanh. Rumns dari kekakuan dengan regangan keeil ini tergambar dari kurva $ pada gambar 2.15, kurva tersebut merupakan hubungan modulus geser, G yang di plot sebagai fungsi logaritma dari regangan geser (shear strain). Jarak plot dari sangat kecil sampai sangat besar, dan karakteristik utama dari kurva S ini adalah modulus geser dengan regangan Kecil atau GO dan regangan geser pada saat modulus geser 70% dari GO, atan disebut sebagai 30,7. GIG) E-1 Ww w 10's 10' 0 10 yo Gambar 2.14 Kurva $ untuk modulus reduksi geser dengan regangan geser (sumber : Brinkgreve R.B.J et al 2006) Input parameter yang digunakan pada model HS Small ini hampir sama dengan model Hardening Soil Model, yaitu : 1. ES : secant stiffness daci test triaxial drained. 2. Eg : kekakuan wnloading/ reloading (Ex= 3ES ). 3. Exe : tangent stiffness dari test oedometer. 4. Kohesi, ¢. 5, Sudut geser, phi. 33 6. Gi : modulus geser dengan regangan yang sangat keeil. 7. goa : regangan geser pada saat modulus geser 70% dari G5". Atkinson J. (2007) mengemukakan rumus sederhana untuk mencari modulus geser pada regangan keeil berdasarkan kecepatan gelombang dinamik adalah sebagai berikut ini 28) Dimana Vs adalah kecepatan gelombang geser, adalah berat jenis dan g = 9,81 ams, Parameter EZ¥ didapat dengan menggunakan rumus © Untuk Clay of 380 Eo = 5as9" “Qn Keterangan : Eu = Kekakuan tansh pada kondisi undrained, di dapat dengan tabel korelasi 27, abel 2.7 Tabel korelasi hubungan entara Eu dan Cu Ea 15000 ocr<2 a © pm Dunean Ip=30 % Eu/Cu= 500 Eu/Cu=600 Tp=50% Eu/Cu=300 Eu/Cu=300 (amber : Hence formula agrees with Duncan & Buchignan) v= poisson ratio. © Untuk Sand Goose) 3 = 150 [S 3-150 /5 8) ove (29) s =Tegangan efektif (KN/ m2); pe = 100 kPa. 34 2.7. Program EduShake EduShake adalah program untk sat dimensi yang dapat menganalisis respon spektra yang terjadi dipermmkaan tanah, pada dasarnya £duShake hampir sama dengan program ProShake tetapi dibatasi oleh input motion yang sangat spesifik Input Solution Output Manager ["——| Manager [——| Manager Report Gambar 2.15 Struktur Program EduShake (suber : manual EduShake user) Pada prinsipnya dalam program EduShake ini adalah memasukan input motion, dan hasil keluaran EduShake adalah respon spektra, dari respon spektra tersebut dibuat menjadi respon spektra yang sesnngguhnya karena respon spektra yang dihasilkan EduShake bulcan seperti pada (gambar 2.2). 2.7.1. Spesifikasi Penggunaan Program EduShake Dalam program EdtuShake ada 3 menu utama dalam menjalankan program hingga mendapatkan respon spektra, yaitu : Zyut Manager, Solution Manager dan Output Manager. © Input Manager Dalam menjalankan program EduShake, input manager berperan sebagai menu input-an data yang diperoleh dilapangan, input manager terdiri dari 3 submenu yaitu profile, input motion, dan report. Dalam input manager data yang perlu dimasukkan adalah : - Profile a. Profile Title Berisi judul proyek ataupun nama profil lokasi yang ditinjau. b. No. of Layers 35 Berisi jumlah lapisan tanah yang ditinjau, biasanya berdasarkan hasil investigasi. ©. Depth to water table Berisi elevasi kedalaman muka air tanah, 4. Material Name Berisi nama setiap lapisan tana. e, Modulus Reduction Curve Berisi modulus reduksi sesuai dengan jenis tanah setiap lapisan. £Damping Curve Berisi faktor damping sesuai dengan jenis tanah setiap lapisan. & Thickness Berisi ketebalan setiap lapisan tanah. h. Unit Weight Berisi berat jenis setiap lapisan tanah iMax. Shear Moduhus Berisi modulus geser (G) maksimum. j-Shear Wave Velocity Berisi kecepatan gelombang geser setiap lapisan. Dalam submenu ini juga user dapat menentukan ouput dari respon spectrum berupa acceleration, velocity, displacement dan juga dapat_memasukkan mkasimal 3 faktor damping yang berbeda. Input Motion Dalam submei aye motion, user dapat memilih jumiah motion yang digunakan dalam menganalisa respon spektra, Pada ketentuan desain spektra di Indonesia berdasarkan SNI 2002, desain harvs ditinjau dari 4 data gempa yang berbeda atau motion yang digunakan, Motion tersebut berupa time history yang menjadi parameter desain di Indonesia dikarenakan Indonesia belum memiliki time history senditi. Dalam program EduShake tenlapat 8 motion yang dapat digunakan, yaitu a, El Centro Earthquake (El Centro, California) , Gilroy! (Gilroy, California) Gilroy? (Gilroy, California) |. Treas Earthquake (Treassure Island, San Francisco) Yerba Earthquake (Yerba Buena Island, San Franciseo) ae ° 36 £Taft Earthquake (Taft, California) Pada submenn ini juga terdapat pilihan untuk menggunakan animasi dan dapat memilih pada Iapisan ke bempa respon spektra ditampilkan, plot respon spektra juga dapat sekaligus ditampilkan dalam 1 grafik dari motion yang berbeda-beda dan dari damping factor yang berbeda-beda, - Report Dalam submenu report, program EduShake menyediakan fasilitas berupa penataan hasil input, time-history yang dapat langsung di-print pada kertas laporan. © Solution Manager Pada solution manager program akan menghitung model yang telah dibuat secara cotomatis dan hasilnya dapat dilihat dengan memilih output manager. © Output Manager Dalam oufped manager juga terbagi menjadi beberapa submenu : ~ Ground Motion Submenu ini dapat menampillsan time history pada setiap lapisen tanah yang telah di-setfing ouput-nya pada menu profile sebelumnya dan dapat menentukan tipe plot grafik dan plot parameter. = Response Spektrum Menampitkan respon spektra dari lapisan yang ingin kita tinjau. - Depth Plots Menampitkan distribusi kedalaman setiap layer lapisan tanah yang telah dibuat sebelumnya. - Other Parameters Pada umumnya submenu ini jarang digunakan, berisi parameter lain-lain yang dibutuhkan dalam perhitungan, 2.8, Program Plaxis Plaxis merupakan program yang berbasiskan finite element method yang telah banyak digunakan untuk membantu keperluan engineering, terutama geoteknik, Dalam penelitian ini, plavis yang digunakan adalah plavis versi 8.6. Placis dapat memodelkan permasalahan secara plane strain dan axysimmeiry, yang membedakan Keduanya adalah plane strain memodelkan keadaan dimana model menerus tegak Inmus bidang gambar (tidak ada regangan arah tegak Inrns bidang, gambar) sedangkan 37 axysinmetry memodelkan permasalahan secara sumbu putar bidang gambar (setengah lingkaran). Plaxis juga dibagi menjadi 2 elemen, 6-nodal dan 15-nodal. 6 nodal lebih cepat dalam perhitungan naman tidak seakurat 15-nodal, sedangkan 15- nodal membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses perhitungan, Plaxis juga memiliki 2 tipe pembebanan yaitu Joad A dan load B, sehingga dalam pemodelan dapat memasukckan beban statik dan juga beban dinamik, Dalam memodelkan beban dinamik, plavis dapat menggukanan 2 cara, Pertama adalah dengan menggunakan settingan dynamic analysis pada saat calculation dengan memasukan data gempa yang akan digunakan, kedua adalah dengan cara pseudostatic, Berikut ini adalah langkah singkat dalam pemodelan kedua cara tersebut : 1) Cara dynamic analysis © Memodetkan tanah © Jnput parameter tanah dan struktur yang digunaken © Standard fixities © Standard earthquake boundaries © Meshing © Go to initial condition, atnr kondisi awal untuk tanah dan muka air © Go to calculation © Masukkan phase yang dilakukan © Pada phase analisa gempa, pilin calculation ppe >> dynamic analysis, ator lamanya terjadi gempa dan jenis gempa yang digunakan (respon spektra, fime history) dengan meng-input pada load multiplier © Caleutene 2) Cara pseudostatic @ Masnkkan gaya x acceleration sebesar 1 g sesuai dengan gempa yang terjadi, apabila ada gempa vertikal perlu ditambahkan y acceleration sebesar perbandingan terhadap gempa horizontal © Lalu pada calculation program, pada phase beban gempa akan diaktifkan, pilih >> load multiplier >> Smace, laln masuikkan nilai x acceleration 38 Lalu dari hasil kalkulasi akan didapatkan kurva hubungan antara displacement, velocity, acceleration, mutiplier, time, and step dari hal ini dapat dilihat hubungan-hubnngan dari keenam parameternya dan dari hasil inilah akan dibuat analisis respon spektra untuk mengetahui Kalibrasi program plaxis apakah sudah sesuai dengan respon spekira Kenyataan, Untuk parameter-parameter yang belum diketafn atan tidak disertakan pada data, menggunakan korelasi berikut ini ‘Tabel 2.8 Hubungan antara nilai SPT dan sudut geser pada tanah pasir Nilai SPT | Sudut Geser @) <4 =30 4-10 30-35 10-30 35-40 30-50 40-45 >50 > a5 (sumber : Mayerhof, 1965) ‘Tabel 2.9 Hubungan antara nilai SPT dan berat jenis tanah Nilai SPT | gsat (KN/ my <2 16-15 2-4 16-19 4-8 17-20 8-15 19-22 15 —30 19-22 230 19-22 (sumber : Soil Mechanic, Lambe & Whiteman, form Terzaghi and Peck 1948) ‘Tabel 2.10 Hubungan antara nilai SPT, kohesi dan sudut geser pada tanah lempung, Nilai SPT Co e <2 12.5 0 2-4 125-25 0 4-8 25-50 0 8-15 50-100 0 15-30 | 100-200 0 330 > 200 0 Gumber : article stream stabitition project, 2007) 39 2.9. Program Prism Hasil dari program Péavis bukan mermpakan respon spektra pada permukaan ‘tanah, penggunaan program Plaxis hanya menghasilkan motion gempa yang terjadi di permukaan berupa time history pada permukaan tanah dari iyput-an ground motion yang terjadi di batuan dasar, Untuk itu, diperlakan bantuan program Prism dalam mengolah riwayat waktu yang terjadi di permukaan menjadi respon spektra struktur yang terjadi di permukaan tanah Prism adalah program respon seismik analisis yang berbasiskan $DOF atau single degree of freedom, prism memproses tiwayat waktu yang terjadi di permukaan tanah menjadi respon spektra sehingga analisis dari batuan dasar berupa data tana, data kecepatan gelombang geser dan sebagainya tidak diperlukan dalam menjalankan program Prism ini. Respons spektra dihitung dengan metode integrasi Newmark yang parameternya dapat dimodifikasi dalam menu pengaturan program, tingkat redaman atan damping juga dapat dimasukkan sesnai dengan analisa. Program ini menjamin keakuratan analisa dengan membatasi integrasi waktu dengan rasio yang eukup kecil untuk menghindari esalahan numerik, Keterbatasan. pada program ini pada perhitongan periode yang pendek, yaity hanya 4 detike dimana pada umumnya hasil anslisa respon spektra adalah mencapai 10 detik 40 Units of Raw Data File goer eee — (es ae [D NcDePeemca Format FiestLine to read i Time Step 007 ‘Num of data each tine ©) use custom detimeter jot ooors7agze loz ooo1ess075 jo03 0001739042 Joos o.001300714 Joos -0.000s30248 Joos -0.003800204 jo07 -0.008364034 Joos -0.007134567 Joos -0.007619778 jor -0.008860347 jos -0.009461774 25_annanrnen ‘Une number: 4 Gambar 2.16 Tampilan input ground motion pada program Prism (sumber : manual Prism)

Anda mungkin juga menyukai