Dosen:
RISTIANI GANI MANDROFA
Anggota Kelompok 8:
I. Hakikat Demokrasi
Negara demokrasi yaitu negara yang menganut bentuk atau mekanisme system
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaanwarganegara) atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias
politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif,yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga yang saling lepas dan berada dalam peringkat yang sejajar
satu sama lain. Ketiga kekuasaan tersebut yaitu, sebagai berikut :
1) Kekuasaan legislative, yaitu kekuasaan untuk membuat undang-undang
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan yang menjalankan undang-undang
3) Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengadili.
1. Negara Demokrasi
Demokrasi Indonesia menganut konsepsi menyerupai teori Jean Bodin, dengan mengakui
adanya lembaga permusyawaratan tertinggi (MPR) sebagai penjelmaan dari ekspresi kedaulatan
rakyat tertinggi. Sebagai pantulan kekeluargaan MPR harus bisa diakses semua unsur kekuatan
rakyat. Maka dari itu MPR terdiri dari pewakilan partai politik dan juga perwakilan daerah serta
golongan.
Dasar hukum pelaksanaan Demokrasi Pancasila
1) Sila ke-4 Pancasila, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan”
2) Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, “…disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…”
3) Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”
4) Pasal 2 ayat (1), “Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui
pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang.”
2. Bentuk Demokrasi
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya menjelaskan cara
seluruh rakyat menjalankan keinginannya. 2 bentuk dasar itu adalah :
- Demokrasi Langsung yaitu rakyat ikut serta langsung dan aktif dalam pengambilan
keputusan pemerintahan sehingga keputudan mereka mempengaruhi keadaan politik yang
ada. Kebebasan berpendapat dimuat dalam suatu pertemuan mempertemukan semua
pihak dan menampung semua aspirasi bersama. Biasanya demokrasi langsung ini
dilaksanakan di negara dengan skala kecil dan berpenduduk sedikit.
- Demokrasi Tidak Langsung atau yang disebut demokrasi perwakilan yaitu rakyat
memilih perwakilan lewat pemilihan umum untuk melaksanakan pemerintahan guna
menyalurkan aspirasu rakyat. Demokrasi tidak langsung ini diterapkan di Indonesia.
2. Lingkungan masyarakat
Penerapan budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai
berikut :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem pendidikan yang demokratis
sebagaimana yang dinyatakan Arif S. Sadiman :
a. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan ruang gerak
bagi sekolah/daerah tertentu untuk menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
setempat tanpa harus kehilangan orientasi Nasional dan global.
b. Tidak ada keharusan bagi sekolah atau lembaga pendidikan untuk menggunakan
bahan belajar tertentu.idealnya diberi kebebasan baik.
c. Sarana prasarana pendidikan harus menunjang terwujudnya nilai-nilai demokrasi
dalam praktek pendidikan atau dalam belajar mengajar sehari-hari
d. Sebagai komponen sistem pendidikan, guru/dosen harus bersikap demokratis, harus
mampu menerima perbedaan, menghargai pendapat siswa dan menciptakan suasana
belajar yang demokratis.
e. Proses pendidikan atau belajar mengajar dapat mencerminkan nilai-nilai demokrasi.
Demokrasi Pancasila adalah suatu demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah
hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri yaitu Pancasila. Isi
pokok-pokok demokrasi harus berdasarkan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea keempat. B) demokrasi harus menghargai hak asasi manusia serta
menjamin hak-hak minoritas. C). Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas
kelembagaan.d) Demokrasi harus bersendikan pada hukum seperti dalam UUD 1945. Indonesia
adalah negara hukum (rechtaat) bukan berdasarkan kekuasaan belaka (machstaat).
Bagi bangsa Indonesia dalam berdemokrasi harus sesuai dengan Pancasila karena :
a. Sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
b. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME
c. Lebih menghargai hak asasi manusia
d. Menjamin kelangsungan hidup bangsa
e. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokrtis dan berkeadilan sosial.
Corak khas demokrasi Pancasila dapat dikenali dari sisi formal dan material. Dari sisi formal,
demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa setiap pengambilan keputusan sedapat mungkin
didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Dari sisi material, demokrasi Pancasila
menampakan sifat kegotongroyokan. Adapun prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, anatara lain:
1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Keseimbangan antara bertanggung jawab
3. Kebebasan yang bertanggung jawab
4. Mewujudkan rasa keadailan sosial
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
6. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengakui adanya kebebasan individu, yaitu hak
yang dimiliki oleh seseorang pribadi dalam mengekspresikan segala hal yang ada dalam dirinya,
namun sifatnya tidak mutlak, karena pelaksanaannya harus diseimbangkan dengan tama yang
bertanggungjawab sosial.
3.2. Perkembangan Demokrasi Indonesia
Wajah demokrasi mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan tingkat ekonomi,
poltik dan, ideologi sesaat atau temporer. Tahun-tahun awal pemerintahan Orde Baru ditandai
oleh adanya kebebasan politik yang besar. Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno
sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan
Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang
sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Dalam masa yang tidak lebih dari tiga
tahun ini, kekuasaan seolah-olah akan didistribusikan kepada kekuatan masyarakatan. Oleh
karena itu pada kalangan elit perkotaan dan organisasi sosial politik yang siap menyambut
pemilu 1971, tumbuh gairah besar untuk berpartisipasi mendukung program-program pembaruan
pemerintahan baru.
Perkembangan yang terlihat adalah semakin lebarnya kesenjangan antara kekuasaan negara
dengan masyarakat. Negara Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan
relatif otonom, dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan
danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari (1) kemenangan mutlak dari
kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik yangkuat kepada negara; (2)
dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan
institusionalisasi; (3) dipakai pendekatan keamanan; (4) intervensi negara terhadap
perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepda negara untuk mengakumulasikan
modal dan kekuatan ekonomi; (5) tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi
minyak bumi dan gas serta dari komoditas nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal
dari bantuan luar negeri, dan akhirnya (6) sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan
pemenuhan kebutuhan pokok rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya
muncul karena sebab struktural.
Pemberontakan G-30-S/PKI merupaka titik kulminasi dari pertarungan atau tarik tambang
politik antara Soekarno, Angkatan Darat, dan Partai Komunisme Indonesia. Ciri-ciri demokrasi
pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan, terbatasnya
peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai
unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya
peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran
dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik,
masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah.
Beberapa karakteristik pada masa orde baru antara lain: Pertama, rotasi kekuasaan eksekutif
boleh dikatakan hamper ridak pernah terjadi. Kedua, rekruitmen politik bersifat tertutup. Ketiga,
PemilihanUmum. Keempat, pelaksanaan hak dasar waega Negara. (Rukiyati, dkk. 2008:114-
117)
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto,
maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan
reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang
berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945
(bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan
kenegaraan di era Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar
lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap
model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era
Orde Baru. Dalam masa pemerintahan Habibie inilah muncul beberapa indicator kedemokrasian
di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk
berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya system multi partai dalam
pemilu tahun 1999.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila,
tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan
demokrasi perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh
lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai
pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk pengisian
jabatan politik dilakukan secara terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti
adanya kebebasan menyatakan pendapat.
Bahwa yang berdaulat di negara demokrasi adalah rakyat. Ini menjadi gagasan pokok dari
demokrasi yang tercermin pada pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi " kedaulatan di tangan
rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UUD"
Negara demokrasi juga negara hukum. Negara hukum Indonesia menganut hukum dalam arti
material ( luas ) untuk mencapai tujuan nasional. Ini tercermin pada pasal 1 ayat (3) UUD 1945
yang berbunyi " Negara Indonesia adalah negara hukum"
Berbentuk Republik
Sistem Perwakilan
1. Negara berbentuk kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. disamping adanya
pemerintah pusat, terdapat pemerintah daerah yang memiliki hak otonom
2. Pemerintahan berbentuk republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial
3. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun
4. Kabinet atau menteri di angkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR dan DPR. disamping kabinet presiden di
bantu oleh suatu dewan pertimbangan.
5. Parlemen terdiri dari dua (bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah(DPD)
6. Pemilu di selenggarakan untuk memilih presidendan wakil presiden, Anggota DPR,
anggota DPD, anggota DPRD Propinsi dan anggota DPRD kabupaten/kota
7. Sistem multipartai, banyak sekali partai politik yang bermunculan di Indonesia terlebih
setelah berakhir Orde Baru
8. Kekuasaan Yudikatif di jalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya yaitu pengadilan tinggi dan pengadilan negari serta sebuah Mahkamah
Konstitusi
9. Lembaga negara lainnya adalah Badan Pemeriksa Keuanagan dan Komisi Yudisial.