Anda di halaman 1dari 14

NEGARA YANG BERKERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT

KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN

Di buat untuk memenuhi tugas pancasila

Dosen:
RISTIANI GANI MANDROFA

Anggota Kelompok 8:

Diannita Nurvitasari 212016271 Angkatan 2016


Adiyono Duke 352011602 Angkatan 2011
Nopinus Magay/Iminggawak 352016026 Angkatan 2016
Tehnika Latuhihin 352016046 Angkatan 2016

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


2017

I. Hakikat Demokrasi
Negara demokrasi yaitu negara yang menganut bentuk atau mekanisme system
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaanwarganegara) atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias
politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif,yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga yang saling lepas dan berada dalam peringkat yang sejajar
satu sama lain. Ketiga kekuasaan tersebut yaitu, sebagai berikut :
1) Kekuasaan legislative, yaitu kekuasaan untuk membuat undang-undang
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan yang menjalankan undang-undang
3) Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengadili.

1.1. Pengertian Demokrasi

1. Pengertian Demokrasi secara Etimologi


Pengertian demokrasi secara etimologi atau secara Bahasa berasal dari Bahasa Yunani
yang terdiri dari dua kata, yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan kratos berarti
pemerintahan atau kekuasaan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih dikenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi adalah
bentuk atau mekanisme system pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara.
2. Pengertian Demokrasi secara Terminologi
Istilah atau terminology demokrasi dikemukakan oleh beberapa ahli, namun banyak yang
mengatakan bahwa definisi menurut Abraham Lincoln yang paling mudah difahami. Definisi
umumnya, demokrasi yang memiliki/mempunyai bentuk mekanisme/bentuk pemerintahan guna
mewujudkan kedaulatan rakyat.
Definisi demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu sebagai suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat atau Government of the people, by the people and for the people.
Maksudnya adalah kekuasaan tertinggi suatu negara berada ditangan rakyat.
Dalam pemerintahan demokrasi, kekuasaan berada ditangan rakyat mengandung tiga pengertian,
yaitu :
- Pemerintahan berasal dari rakyat yaitu rakyat memilih wakilnya untuk mewakilkan
aspirasi mereka melalui pemilu yang dipilih oleh rakyat secara sah sesuai kehendak
rakyat.
- Pemerintahan dijalankan oleh rakyat yaitu kekuasaan atas nama rakyat dijalankan dengan
memilih wakil rakyat yang akan berperan dalam pemerintahan. Rakyat secara tidak
langsung/langsung akan mengawasi jalannya pemerintahan agar tidak terjadi
penyelewengan.
- Pemerintahan ditujukan untuk rakyat yaitu mengenai segala kebijakan yang diambil oleh
pemerintah hendaknya untuk kesejahteraan rakyat dan untuk kepentingan rakyat.
Prinsip-prinsip dasar demokrasi yaitu :
- Pemerintahan berdasar konstitusisehingga kekuasaan pemerintah ada batasnya dan tidak
bertindak sewenang-wenang.
- Pemilihan umum yang Bebas, Jujur, dan Adil memastikan bahwa system demokrasi
berjalan baik.
- Hak Asasi Manusia dijamin karena merupakan anugrah sejak lahir dari Tuhan
- Persamaan kedudukan didepan hukum agar tidak terjadi tindak diskriminasi dan tindakan
tidak adil
- Peradilan yang bebas dan tidak memihak
- Kebebasan berserikat/berorganisasi dan berpendapat
- Kebebasan pers/media massa

1.2. Bentuk Negara Demokrasi

1. Negara Demokrasi

a. Negara demokrasi liberal


Secara umum, demokrasi liberal adalah salah satu bentuk system pemerintahan yang
berkiblat pada demokrasi. Demokrasi liberal berate demokrasi yang liberal. Liberal disini dalam
artian perwakilan atau representative. Pengertian demokrasi liberal secara umum yaitu suatu
demokrasi melalui perwakilan.
System demokrasi ini banyak diterapkan di negara barat. Disini, kebebasan individu,
persamaan hak di dalam politik, kebebasan berpendapat dan berfikit dijunjung tinggi.
Kesenjangan antar golongan kapitalis dan buruh tidak dapat dipendam. Masyarakat bebas
merdeka, hak asasi manusia dijunjung tinggi kadang diatas kepentingan bersama.
Ciri-ciri demokrasi liberal :
- Menganut faham demokrasi dalam system pemerintahan mereka dan dituangkan dalam
konstitusi mereka
- Memiliki perwakilan dari rakyat dalam negara dan sekaligus membatasi kekuasaan
penguasa
- Kekuasaan tidak terkonsentrasi pada satu titik sehingga pengambilan keputusan lamban
- Keputusan berdasarkan mayoritas
- Kekuatan atau kekuasaan negara berfokus pada parlemen
- Terdapat system voting pada pengambilan keputusan
- Pergantian kepemimpinan ataupun perwakilan dalam system demokrasi liberal dipilin
oleh rakyat
- Kebebasan individu sangat dijunjung tinggi
Negara yang menganut system ini yaitu India, Jepang, Korsel, Taiwan, Kanada, Amerika Serikat,
Meksiko, Argentina, Brazil, Chili, Islandia, Switzerland, Australia dan Selandia Baru.
Kelebihan system demokrasi liberal yaitu :
- Kebebasan individu yang tinggi
- Tingkat pendapatan penduduk menjadi lebih tinggi
- Kurangnya penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah
- Tingkat kesiapan menang dalam perang semakin tinggi
- Focus terhadap rencana jangka pendek negara
- Mendorong perkembangan tehnologi dan ilmu pengetahuan

Kekurangan system demokrasi liberal yaitu :

- Tingkat individualitas meningkat


- Tidak focus terhadap rencana jangka panjang
- Kurangnya demokrasi langsung dalam pengambilan keputusan
- Dapat terjadi monopoli kekuasaan oleh kaum borjuis
- Konflik etnis dan agama memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terjadi
- Serangan terorisme lebih tinggi
- Kebebasan pergaulan di usia dini

b. Negara demokrasi sosialis


Negara yang melaksanakan demokrasi sosialis kebanyakan adalah negara dengan faham
komunis. System demokrasi ini menitik beratkan pada kesamaan dan menghapus perbedaan.
Tidak ada hak perseorangan disini, yang diakui adalah hak kolektif dan hak umum. Pemerintah
bersikap dictator terhadap rakyatnya, negara dictator dikuasai oleh 1 partai besar sebagai dewan
legislative, eksekutif dan yudikatif. Dewan legislative terdiri dari Dewan Uni/Majelis Rendah
yang dipilih oleh rakyat dan Dewan Nasional yang dipilih oleh rakyat negara bagian. Sedangkan
dewan eksekutif memegang kekuasaan yang sangat luas untuk mengeluarkan segala jenis
keputusan bahkan dapat juga untuk menghentikan angota di kabinet.
Demokrasi sosialis adalah lanjutan perjuangan rakyat tertindas dengan syarat-syarat dan
dalam bentuk-bentuk baru melawan kaum kapitalis yang ada didalam negri dan melawan
kekuatan agresif dunia kapitalis yang melingkupinya. Tiga segi pokok dalam demokrasi sosialis
yaitu : pertama, untuk membasmi kaum kapitalis, untuk membela negara dan untuk memperkuat
hubungan dengan golongan progresif di negri lain. Dua, untuk membebaskan kaum buruh dan
kaum tertindas dari kaum kapitalis. Tiga, untuk membangun masyarakat sosialis.
Prinsip-prinsip demokrasi sosialis yaitu :
- Keadilan
- Kebebasan
- Solidaritas
- Keterlibatan luar negri dalam pembuatan keputusan politik
- Persamaan diantara negara tingkat persamaan yang ditujukkan biasanya yaitu bidang
politik, hokum, kesempatan, ekonomi, social dan hak.
- Kebebasan atau kemerdekaan diakui dan dipakai oleh warga negara
- Supremasi hukum penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan aagar tidak terjad-
kesewenang wenangan, oleh karena itu pemerintahan harus adil
- Pemilu berkala, selian mekanisme sebagai menentukan komposisi pemerintahan secara
periodic, sesungguhnya merupakan sarana utama bagi partisipasi politik individu yang
hidup dalam masyarakat modern.
Kelebihan system demokrasi sosialis adalah rakyatnya yang mudah dikontrol, diatur dan
dikuasai. Keadaan perekonomian rakyat mayoritas sama, jadi tidak terjadi stratifikasi social.
Untuk kekurangannya sendiri yaitu rakyat sulit dibatasi kebebasannya dan juga individu sangat
membeda-bedakan status social.
Sosialisme ialah paham yang bertujuan perubahan bentuk masyarakat dengan menjadikan
perangkat produksi menjadi milik bersama dan pembagian hasil secara merata disamping
pembagian lahan kerja dan bahan konsumsi secara menyeluruh. Dapat pula kita definisikan
sosialisme adalah system hidup yang menjamin HAM, hak sama rata, demokrasi, kebebasan dan
sekulerisme. Jaminan ini akan mewujudkan keadilan secara keseluruhan. Pada abad 20, kata
“sosialisme” mendapat makna lebih luas. Sosialisme terpecah menjadi sosialisme komunis dan
sosialisme demokrasi. Kedua faham yang ingin memperjuangkan keadilan social lewat cita-cita
demokrasi dan penghormatan terhadap HAM. Maka sosdem pada perang dunia II menjadi soko
guru demokrasi barat. Pada masa ini, istilah sosialisme digunakan untuk membedakan dengan
individualism. Dalam perkembangan abad ke-20, sosialisme memiliki beberapa cabang gagasan
yaitu sosialisme demokrasi, marxisme leinnisme dan anarkisme serta sindikalisme.
c. Negara demokrasi Pancasila
Pada hakikatnya demokrasi yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan. Kerakyatan adakah kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat. Hikmat kebijaksanaan yaitu penggunaan akal pikiran untuk selalu mempertimbangkan
persatuan dan kesatuan, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan jujur, sadar, bertanggung
jawab serta didorong dengan itikad yang baik dan dengan nurani yang luhur. Permustawaratan
adalah cara khas Indonesia dalam pengambilan keputusan bersama yang mufakat agar
memuaskan segala pihak dan juga menghindari konflik. Perwakilan disini yaitu peran serta
rakyat dalam pemerintahan lewat adanya perwakilan rakyat untuk menyalurkan segala aspirasi
rakyat yang dipilih melalui pemilu.
Sila ke-4 menurut Yudhi Latif (2002) mengandung beberapa ciri alam pemikiran demokrasi
di Indonesia. Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa kedaulatan berdasar atas “kerakyatan” dan
“permusyawaratan”. Dengan kata lain, demokrasi mengandung ciri-ciri :
-Kerakyatan (daulat rakyat) yaitu menghormati suara rakyat dan memberi peran dalam proses
pengambilan keputusan di dalam pemerintahan
-Permusyawaratan (kekeluargaan) yaitu mengakui “kesederajadan dalam perbedaan” yang
merupakan syarat utama kuatnya persatuan Indonesia yang menjamin setiap orang memiliki
kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
-Hikmat-Kebijaksanaan yang merefleksikan orientasi etis sesuai dengan pembukaan UUD 1945
bahwa susunan negara didasarkan pada nilai ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan,
permusyawaratan dan keadilan.

Demokrasi Indonesia menganut konsepsi menyerupai teori Jean Bodin, dengan mengakui
adanya lembaga permusyawaratan tertinggi (MPR) sebagai penjelmaan dari ekspresi kedaulatan
rakyat tertinggi. Sebagai pantulan kekeluargaan MPR harus bisa diakses semua unsur kekuatan
rakyat. Maka dari itu MPR terdiri dari pewakilan partai politik dan juga perwakilan daerah serta
golongan.
Dasar hukum pelaksanaan Demokrasi Pancasila
1) Sila ke-4 Pancasila, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan”
2) Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, “…disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…”
3) Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”
4) Pasal 2 ayat (1), “Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui
pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang.”

2. Bentuk Demokrasi
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya menjelaskan cara
seluruh rakyat menjalankan keinginannya. 2 bentuk dasar itu adalah :
- Demokrasi Langsung yaitu rakyat ikut serta langsung dan aktif dalam pengambilan
keputusan pemerintahan sehingga keputudan mereka mempengaruhi keadaan politik yang
ada. Kebebasan berpendapat dimuat dalam suatu pertemuan mempertemukan semua
pihak dan menampung semua aspirasi bersama. Biasanya demokrasi langsung ini
dilaksanakan di negara dengan skala kecil dan berpenduduk sedikit.
- Demokrasi Tidak Langsung atau yang disebut demokrasi perwakilan yaitu rakyat
memilih perwakilan lewat pemilihan umum untuk melaksanakan pemerintahan guna
menyalurkan aspirasu rakyat. Demokrasi tidak langsung ini diterapkan di Indonesia.

3. Perilaku Budaya Demokrasi


Penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, pendidikan, dan juga dalam kehidupan berbangsa.
1. Lingkungan keluarga
Penerapan budaya demokratis di lingkungan keluarga dapat diterapkan dalam bentuk sebagai
berikut :

 Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara


 Menghargai pendapat anggota keluarga lainnya
 Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja
 Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama

2. Lingkungan masyarakat
Penerapan budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai
berikut :

 Bersedia mengakui kesalahan yang dibuat


 Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi
 Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya
 Menyelesaikan maslah dengan mengutamakan komrpomi
 Tidak merasa paling benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain
3. Lingkungan pendidikan
Penerapan budaya demokrasi di lingkungan pendididkan dapat diwujudkan dalam bentuk :

 Bersedia bergaul dengan teman tanpa membeda-bedakan


 Menerima teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama
 Menghargai pendapat teman meskipun berbeda
 Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah
 Sikap anti kekerasan
 Selalu menaati aturan yang ada

4. Lingkungan kehidupan berbangsa


Penerapan budaya demokrasi di lingkungan kehidupan berbangsa negara dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:

 Bersedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan iklas


 Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai perbedaan
pendapat warganya
 Memiliki kejujuran dan integritas
 Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada public
 Menghargai hak-hak kaum minoritas
 Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat
 Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama untuk menyelesaikan masalah-
masalah kenegaraan
Pengembangan demokrasi yang merupakan suatu konsep mengedepankan keadilan, kejujuran,
dan keterbukaan dalam kehidupan sehari-hari dapat menciptakan kehidupan yang sejahtera, adil,
dan makmur serta terhindar dari konflik.

II. Pendidikan Demokrasi

Dalam mengembangkan sistem pendidikan yang demokratis di Indonesia, perlu memperhatikan


enam butir yang merupakan prinsip-prinsip dalam prosedur-prosedur yang demokratis yang
mencerminkan pandangan serta jalan hidup demokratis yang diinginkan, enam butir tersebut
sebagi berikut :
1. Mengutamakan kepentingan masyarakat
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputkan semangat kekeluargaan
5. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat
6. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem pendidikan yang demokratis
sebagaimana yang dinyatakan Arif S. Sadiman :
a. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan ruang gerak
bagi sekolah/daerah tertentu untuk menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
setempat tanpa harus kehilangan orientasi Nasional dan global.
b. Tidak ada keharusan bagi sekolah atau lembaga pendidikan untuk menggunakan
bahan belajar tertentu.idealnya diberi kebebasan baik.
c. Sarana prasarana pendidikan harus menunjang terwujudnya nilai-nilai demokrasi
dalam praktek pendidikan atau dalam belajar mengajar sehari-hari
d. Sebagai komponen sistem pendidikan, guru/dosen harus bersikap demokratis, harus
mampu menerima perbedaan, menghargai pendapat siswa dan menciptakan suasana
belajar yang demokratis.
e. Proses pendidikan atau belajar mengajar dapat mencerminkan nilai-nilai demokrasi.

III. Demokrasi Indonesia

3.1. Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah suatu demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah
hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri yaitu Pancasila. Isi
pokok-pokok demokrasi harus berdasarkan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 alinea keempat. B) demokrasi harus menghargai hak asasi manusia serta
menjamin hak-hak minoritas. C). Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas
kelembagaan.d) Demokrasi harus bersendikan pada hukum seperti dalam UUD 1945. Indonesia
adalah negara hukum (rechtaat) bukan berdasarkan kekuasaan belaka (machstaat).

Bagi bangsa Indonesia dalam berdemokrasi harus sesuai dengan Pancasila karena :
a. Sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
b. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME
c. Lebih menghargai hak asasi manusia
d. Menjamin kelangsungan hidup bangsa
e. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokrtis dan berkeadilan sosial.

Corak khas demokrasi Pancasila dapat dikenali dari sisi formal dan material. Dari sisi formal,
demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa setiap pengambilan keputusan sedapat mungkin
didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Dari sisi material, demokrasi Pancasila
menampakan sifat kegotongroyokan. Adapun prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, anatara lain:
1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Keseimbangan antara bertanggung jawab
3. Kebebasan yang bertanggung jawab
4. Mewujudkan rasa keadailan sosial
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
6. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengakui adanya kebebasan individu, yaitu hak
yang dimiliki oleh seseorang pribadi dalam mengekspresikan segala hal yang ada dalam dirinya,
namun sifatnya tidak mutlak, karena pelaksanaannya harus diseimbangkan dengan tama yang
bertanggungjawab sosial.
3.2. Perkembangan Demokrasi Indonesia

1. Masa Orde Lama


Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan. Terdapat 3 periode implementasi pancasila yang berbeda yaitu:
a. Masa Demokrasi Revlusi (1945-1950)
Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat pada 4 aturan
peralihan UUD 1945 yang berbunyai: sebelum MPR, DPR, dan oleh DPA dibentuk menurut
UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh presiden dan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari
kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolute pemerintah mengeuarkan
- Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 KNIP berubah menjadi
lembaga Legislatif.
- Maklumat pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang pembentukan partai politik.
- Maklumat emerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem pemerintahan
presidensil menjadi parlementer.

b. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)


Masa demokrasi liberal dengan sistem parlementer, presiden berkedudukan sebagai
kepala negara bukan sebagai kepala eksklusif. Masa demokrasi ini peranan parlemen,
akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian
praktik demokrasi pada masa ini dinilai gaal disebabkan: 1) dominannya partai politik, 2)
landasan sosial ekonomi yang masih lemah, tidak mempunyai konstituantebersidang untuk
mengikuti UUDS 1950.
Atas dasar kegagalan itu maka presiden mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli
1959, yaitu:
1). Bubarkan konstituante
2) Kembali ke UUd 1945 tidak berlaku UUD S 1950
3) Pembentukan MPRS dan DPA S
c. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
Pengertian demokrasi menurut Tap MPRS adalah kerayatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat
secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan
berporoskan nasakom dengan cirri:
1. Dominasi Presiden
2. Terbatasnya peraan partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI

2. Perkembangan Demokrasi  dalam Pemerintahan Orde Baru

Wajah demokrasi mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan tingkat ekonomi,
poltik dan, ideologi sesaat atau temporer. Tahun-tahun awal pemerintahan Orde Baru  ditandai
oleh adanya kebebasan politik yang besar. Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno
sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan
Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang
sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Dalam masa yang tidak lebih dari tiga
tahun ini, kekuasaan seolah-olah akan didistribusikan kepada kekuatan masyarakatan. Oleh
karena itu pada kalangan elit perkotaan dan organisasi sosial politik yang siap menyambut
pemilu 1971, tumbuh gairah besar untuk berpartisipasi mendukung program-program pembaruan
pemerintahan baru.

Perkembangan yang terlihat adalah semakin lebarnya kesenjangan antara kekuasaan negara
dengan masyarakat. Negara Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan
relatif otonom, dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan
danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari (1) kemenangan mutlak dari
kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik yangkuat kepada negara; (2)
dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan
institusionalisasi; (3) dipakai pendekatan keamanan; (4) intervensi negara terhadap
perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepda negara untuk mengakumulasikan
modal dan kekuatan ekonomi; (5) tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi
minyak bumi dan gas serta dari komoditas nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal
dari bantuan luar negeri, dan akhirnya (6) sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan
pemenuhan kebutuhan pokok rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya
muncul karena sebab struktural.
Pemberontakan G-30-S/PKI merupaka titik kulminasi dari pertarungan atau tarik tambang
politik antara Soekarno, Angkatan Darat, dan Partai Komunisme Indonesia. Ciri-ciri demokrasi
pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan, terbatasnya
peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai
unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya
peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran
dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik,
masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah.
Beberapa karakteristik pada masa orde baru antara lain: Pertama, rotasi kekuasaan eksekutif
boleh dikatakan hamper ridak pernah terjadi. Kedua, rekruitmen politik bersifat tertutup. Ketiga,
PemilihanUmum. Keempat, pelaksanaan hak dasar waega Negara. (Rukiyati, dkk. 2008:114-
117)

3. Perkembangan Demokrasi  Pada Masa Reformasi (1998 Sampai Dengan Sekarang).

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto,
maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan
reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang
berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945
(bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan
kenegaraan di era Orde Baru.

Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar
lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap
model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era
Orde Baru. Dalam masa pemerintahan Habibie inilah muncul beberapa indicator kedemokrasian
di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk
berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya system multi partai dalam
pemilu tahun 1999.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila,
tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan
demokrasi perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh
lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai
pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk pengisian
jabatan politik dilakukan secara terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti
adanya kebebasan menyatakan pendapat.

3.3. SISTEM POLITIK INDONESIA


Sejak awal berdirinya, Indonesia sudah menjadikan demokrasi sebagai pilihan sistem politiknya.
Isi dan mekanisme sistem politik demokrasi Indonesia dirumuskan pada batang tubuh UUD
1945, sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 bahwa kedaulatan ada ditangan
rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UUD.
Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik
demokrasi di Indonesia sebagai berikut;

 Ide kedaulatan rakyat

Bahwa yang berdaulat di negara demokrasi adalah rakyat. Ini menjadi gagasan pokok dari
demokrasi yang tercermin pada pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi " kedaulatan di tangan
rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UUD"

 Negara Berdasarkan atas Hukum

Negara demokrasi juga negara hukum. Negara hukum Indonesia menganut hukum dalam arti
material ( luas ) untuk mencapai tujuan nasional. Ini tercermin pada pasal 1 ayat (3) UUD 1945
yang berbunyi " Negara Indonesia adalah negara hukum"

 Berbentuk Republik

Negara dibentuk untuk memperjuangkan realisasi kepentingan umum (Republika). Negara


Indonesia berbentuk republik yang memperjuangkan kepentingan umum. hal ini tercermin pada
pasal 1 ayat (1) UUD 1945

 Pemerintah berdasarkan konstitusi

Penyelenggaraan pemerintahan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dan


berlandaskan konstitusi atau UUD yang demokratis. ini tercermin pada pasal 4 ayat (1) UUD
1945

 Pemerintahan yang bertanggungjawab

Pemerintah selaku penyelenggara negara bertanggung jawab atas segala tindakannya.


berdasarkan demokrasi pancasila, pemerintah kebawah bertanggungjawab kepada rakyat dan ke
atas bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa

 Sistem Perwakilan

Pada dasarnya, pemerintah menjalankan amanat rakyat untuk menyelenggarakan pemerintahan

 Sistem pemerintahan Presidensial


Presiden adalah penyelenggara negara tertinggi. presiden adalah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.
pokok-pokok dalam sistem politik Indonesia sebagai berikut;

1. Negara berbentuk kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. disamping adanya
pemerintah pusat, terdapat pemerintah daerah yang memiliki hak otonom
2. Pemerintahan berbentuk republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial
3. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun
4. Kabinet atau menteri di angkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR dan DPR. disamping kabinet presiden di
bantu oleh suatu dewan pertimbangan.
5. Parlemen terdiri dari dua (bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah(DPD)
6. Pemilu di selenggarakan untuk memilih presidendan wakil presiden, Anggota DPR,
anggota DPD, anggota DPRD Propinsi dan anggota DPRD kabupaten/kota
7. Sistem multipartai, banyak sekali partai politik yang bermunculan di Indonesia terlebih
setelah berakhir Orde Baru
8. Kekuasaan Yudikatif di jalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya yaitu pengadilan tinggi dan pengadilan negari serta sebuah Mahkamah
Konstitusi
9. Lembaga negara lainnya adalah Badan Pemeriksa Keuanagan dan Komisi Yudisial.

Anda mungkin juga menyukai