DI PT. ABX
( PERUSAHAAN MANUFAKTUR SPAREPART OTOMOTIF )
KELOMPOK 1 (satu)
1. Aco Gameliel
2. Alfisahri Kurniawan
3. Almaaidah Puri Galevien
4. Berdi Gunawan
5. Chandra Prima Yoga
6. Edi Kurniawan
7. M. Eka Saputro
PENYELENGGARA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan di PT. ABX pada tanggal 11 Juni 2021, yang disusun sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan program Pelatihan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Umum yang diselenggarakan oleh PT. Duta Selaras Solusindo tertanggal 24 Mei –
14 Juni 2021.
Selama penyusunan laporan ini kami mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sangat mendalam
kepada :
1. Manajemen PT. ABX yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melakukan Praktek Kerja Lapangan.
2. Manajemen PT. Duta Selaras Solusindo yang telah mengkoordinir kami untuk
melakukan Praktek Kerja Lapangan
3. Teman – teman PKL kelompok 1 atas kerjasamanya dan meluangkan waktunya untuk
mengerjakan laporan bersama – sama.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR_______________________________________________________ii
BAB I____________________________________________________________________2
PENDAHULUAN__________________________________________________________2
A. Latar Belakang______________________________________________________2
B. Maksud danTujuan___________________________________________________3
C. Ruang Lingkup______________________________________________________3
D. Dasar Hukum_______________________________________________________4
BAB II___________________________________________________________________6
KONDISI PERUSAHAAN___________________________________________________6
A. Gambaran Umum Tempat Kerja_______________________________________6
B. Temuan Positif_______________________________________________________7
C. Temuan Negatif_____________________________________________________11
BAB III_________________________________________________________________13
ANALISA DAN PEMBAHASAN_____________________________________________13
A. Analisa Temuan Positif_______________________________________________13
B. Analisa Temuan Negatif______________________________________________32
BAB IV_________________________________________________________________39
PENUTUP_______________________________________________________________39
A. Kesimpulan________________________________________________________39
B. Saran______________________________________________________________41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Kerja Lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikat
AK3 Umum yang diadakan oleh PT. Duta Selaras Solusindo yang bekerja sama
dengan KementrianKetenagakerjaan Republik Indonesia.Adapun kunjungan Praktek
Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2021 di PT. ABX.
Perusahaaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur
sparepart otomotif yang telah berdiri sejak September 1991.
B. Maksud danTujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Menerapkan teori K3 pada kondisi yang terdapat di PT. ABX
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Kerja Praktek Lapangan ini yaitu:
1. P2K3 (Pengesahan ketua, sekretaris, program kerja, laporan per 3 bulan, rapat
bulanan), PJK3 yang melakukan riksa uji (SKP, tenaga ahli) dan Ahli K3
Umum.
2. K3 secara umum yaitu safety induction kepada pekerja, mitra/subkontraktor,
pengunjung/tamu, rambu/marka/safety sign, muster point,Alat Pelindung Diri
(APD), Prosedur Kerja (SOP), Job Safety Analysis (JSA), Job Safety
Observation (JSO), Hazard Identification Risk Assesment and Determining
Control (HIRADC), dan poster berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970.
3. Penerapan SMK3 Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan Rencana K3,
Pemantauan dan evaluasi Kinerja K3 dan Peninjauan dan Peningkatan Kinerja
SMK3 , Audit eksternal dan audit internal SMK3, Penghargaan K3 (zero
accident award, sertifikat SMK3)
3
D. Dasar Hukum
1. Dasar Hukum terkait K3 secaraUmum
g. Permenaker No.8 Tahun 2010 Pasal 2 (1-3) dan pasal 4 (1a,1b): APD
d. Permenaker No. 04 Tahun 1987 tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan
Ahli K3 Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 11, dan Pasal 12
4
e. Permenaker No. 04 Tahun 1995 tentang PJK3Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal
10 Ayat (1)
5
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
6
c. Engineering & Document Control
d. Finance Accounting
e. Purchasing
f. Production Control
g. Salles/Markeeting,
h. Delivery to Customer
Alur proses produksi lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2. 1Alur Proses Produksi (dari bahan baku sampai hasil akhir)
B. Temuan Positif
1.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
a. Penerapan SMK3 PP 50 Tahun 2012
PT. ABX sudah menerapkan prinsip-prinsip SMK3 yang terdiri dari
kebijakan yang sudah disahkan oleh pimpinan, tertanggal dan
ditandatangani serta disosialisasikan. Kegiatan perencanaan K3 yang dibuat
dengan melibatkan ahli K3, pihak manajemen dan perwakilan pekerja.
Kegiatan pelaksanaan rencana K3 yang telah dilengkapi dengan sumber
daya manusia yang tersertifikasi dan sarana prasrana dengan pemenuhan
dokumen job safety analysis maupun surat izin kerja sebelum melakukan
pekerjaan. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 yang diawasi oleh
manajemen serta sudah dilakukannya kegiatan pengujian, pengukuran, dan
7
audit internal SMK3 oleh tim audit yang dilakukan 1 tahun sekali. Prinsip
terakhir yaitu kegiatan peninjauan dan peningkatan SMK3 yang dilakukan
oleh pihak manajemen jika terdapat perubahan SOP maupun jika ada
masukan dari pekerja.
b. Adanya penghargaan K3 untuk kegiatan CSR oleh UPTD Bogor
Pada Tahun 2019, PT. ABX telah mendapatkan penghargaan dari UPTD
Bogor sebagai perusahaan yang telah melakukan kegiatan CSR dengan
berkomitmen untuk menerima setiap kunjungan observasi atau PKL calon
Ahli K3.
8
b. PJK3
PT. ABX melakukan standarisasi K3 terhadap alat, instalasi, mesin, tools,
equipment yang digunakan melalui preventive maintenance (yang lebih
diutamakan) baru corrective maintenance. Preventive maintenance untuk
setiap alat instalasi ada pengecekan berkala baik harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan. Selain itu juga dilakukan preventive maintenance
berupa riksa uji berkala oleh PJK3 untuk alat dan instalasi yang diwajibkan
oleh undang-undang harus dilakukan riksa uji oleh PJK3. PJK3 yang
melakukan riksa uji berkala mempunyai surat keputusan penunjukkan dari
kementrian yang masih berlaku.
c. Ahli K3 Umum
PT. ABX mempunyai 4 orang Ahli K3 Umum yang telah tersertifikasi
dimana 1 dari 4 orang tersebut tersertifikasi Ahli K3 Khusus
penanggulangan kebakaran yang memiliki sertifikasi dari kementerian
yang masih berlaku.
d. Organisasi
PT. ABX memiliki organisasi yang bersifat fungsional selain P2K3 yaitu
Emergency Response Team yang terdiri dari tim evakuasi & P3K, tim
pemadam kebakaran, tim keamanan, tim tugas internal, dan tim transportasi
& logistik. Seluruh anggota dari tim evakuasi & P3K serta tim pemadam
kebakaran telah memiliki kompetensi yang tersertifikasi sesuai regulasi.
9
dimaksudkan agar para pengunjung atapun mitra yang ingin memasuki area
perusahaan telah mengetahui potensi bahaya yang terdapat di perusahaan.
10
e. Poster UU No. 1 Tahun 1970
Selain penempelan rambu dan safety sign, pihak perusahaan juga
memasang poster mengenai UU No.1 Tahun 1970. Poster ini dipasang di
seluruh area tempat kerja. Hal ini dilakukan agar para pekerja sadar
mengenai pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan saat bekerja.
C. Temuan Negatif
1.4 Kelembagaan dan Keahlian K3
a. Kurangnya tenaga ahli K3 Listrik
b. Ahli K3 Kimia tidak ada karena Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
12
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Temuan Positif
1. K3 Secara Umum
Peraturan Perundang-
No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa manfaat Saran
undangan
Undang Undang No. 1 tahun 1970
1. Safety Briefing untuk pekerja dan PT. ABX selalu memberikan Dalam penyampaian safety UU No 1 Thn 1970 BAB V
Safety Induction kepada mitra/ safety briefing bagi pekerja briefing maupun safety “pembinaan” Pasal 9 (1) dan
subkontraktor, pengunjung/ tamu sebelum memulai bekerja serta induction, diharapkan dapat (2) :
safety induction kepada para disampaikan secara jelas 1. Pengurus diwajibkan
mitra/ subkontraktor, baik kepada para pekerja menunjukkan dan menjelaskan
pengunjung/tamu sebelum maupun non pekerja yang pada tiap-tiap tenaga kerja baru
memasuki area tempat kerja. berada di tempat kerja. tentang :
Hal ini dimaksudkan agar para Memberikan waktu yang a. Kondisi-kondisi dan bahaya-
semua orang yang memasuki cukup untuk safety induction bahaya serta yang dapat timbul
area perusahaan mengerti akan (tidak tergesa-gesa) dan dalam tempat kerjanya.
potensi bahaya yang terdapat penjelasan dilengkapi b. Semua pengamanan dan alat-
didalamnya. dengan media power point alat pelindung yang diharuskan
serta audio visual. dalam tempat kerja.
c. alat-alat pelindungan diri bagi
tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang
aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
2. Pengurus hanya dapat
13
Peraturan Perundang-
No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa manfaat Saran
undangan
mempekerjakan tenaga kerja
yang bersangkutan setelah ia
yakin bahwa tenaga kerja
tersebut telah memahami syarat-
syarat tersebut di atas.
2. Rambu/ marka/safety sign/ muster Rambu, safety sign dan Penempatan safety sign dan UU No 1 Thn 1970 BAB X
point Musterpoint sudah dipasang rambu harus ditempatkan “Kewajiban Pengurus” Pasal
dengan jelas dan strategis. pada lokasi yang mudah 14b
Bahkan sudah dilengkapi dilihat baik pekerja mitra/ (b) Memasang dalam tempat
dengan peta evakuasi subkontraktor, pengunjung/ kerja yang dipimpinnya, semua
tamu yang memasuki area gambar keselamatan kerja yang
kerja. Untuk muster point diwajibkan dan semua bahan
harus menyesuaikan dengan pembinaan lainnya, pada
standar perhitungan lokasi. tempat-tempat yang mudah
Lakukan penggantian pada dilihat dan terbaca menurut
rambu yang sudah memudar. petunjuk pegawai pengawas
atau ahli Keselamatan Kerja;
3. Alat Pelindung Diri (APD) PT. ABX telah memberikan Penggunaan APD harus UU No 1 Thn 1970 BAB IX
alat pelindung diri (APD) diwajibkan terutama pada “kewajiban bila memasuki
sesuai dengan standar. pekerjaan yang memiliki tempat kerja” Pasal 13
Pemberian APD kepada para resiko kecelakaan tinggi. Barangsiapa akan memasuki
pekerja disesuaikan dengan Selain itu diperlukan sesuatu tempat kerja,
jenis pekerjaan dan potensi penegasan kepada para diwajibkan mentaati semua
bahaya yang ada selain kepada pekerja, pengunjung, petunjuk keselamatan kerja dan
para pekerja, APD juga ataupun mitra yang masih memakai alat-alat perlindungan
diberikan kepada para mengabaikan fungsi dan diri yang diwajibkan.
pengunjung dan mitra demi tujuan digunakannya APD. UU No 1 Thn 1970 BAB IX
melindungi mereka dari Mempertahankan “kewajiban pengurus” Pasal
14
Peraturan Perundang-
No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa manfaat Saran
undangan
bahaya. pengecekan kondisi APD 14c
disetiap safety briefing untuk Menyediakan secara cuma-
memastikan APD yang cuma, semua alat perlindungan
digunakan masih layak diri yang diwajibkan pada
pakai. tenaga kerja yang berada di
bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang
lain yang memasuki tempat
kerja tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
Permenaker No.8 Tahun 2010
Pasal 2 (1-3) dan pasal 4
(1a,1b).
Pasal 2 (1-3)
1. Pengusaha wajib
menyediakan APD bagi
pekerja/buruh di tempat kerja.
2. APD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus sesuai
dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau standar
yang berlaku.
3. APD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib diberikan
oleh pengusaha secara cuma-
15
Peraturan Perundang-
No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa manfaat Saran
undangan
cuma.
4. APD wajib digunakan di
tempat kerja di mana:
a. dibuat, dicoba, dipakai atau
dipergunakan mesin, pesawat,
alat perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya yang
dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai,
dipergunakan, diperdagangkan,
diangkut atau disimpan bahan
atau barang yang dapat
meledak, mudah terbakar,
korosif, beracun, menimbulkan
infeksi, bersuhu tinggi atau
bersuhu rendah;
4. Prosedur Kerja (SOP) dan Sudah diterapkannya SOP Pekerja mitra/ UU No 1 Thn 1970 BAB V
HIRADC pekerjaan di tiap unit kerja dan subkontraktor yang “Pembinaan ” Pasal 9 (4)
sudah terlaksana serta memasuki area kerja Pengurus diwajibkan memenuhi
disosialisasikan dengan menjalankan SOP yang dan mentaati semua syarat-
baik ,Sudah diterapkan sudah ditetapkan syarat dan ketentuan-ketentuan
HIRADC sebagai upaya yang berlaku bagi usaha dan
identifikasi bahaya dan tempat kerja yang
manajemen risiko dijalankannya.
OHSAS 18001:2007 klausa
4.3.1
Organisasi harus membuat,
16
Peraturan Perundang-
No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa manfaat Saran
undangan
menerapkan dan memelihara
prosedur untuk mengidentifikasi
bahaya yang ada, penilaian
resiko, dan penetapan
pengendalian yang diperlukan
5. Poster UU No 1 Tahun 1970 Sudah melakukan pemasangan Ukuran poster UU No 1 UU No 1 Thn 1970 BAB X
poster terkait UU No 1 Tahun Tahun 1970 harus dipasang “Kewajiban Pengurus” Pasal
1970 di seluruh bagian tempat dengan ukuran yang mudah 14 (a)
kerja agar dapat dilihat dan terlihat dan peletakan yang a. Secara tertulis menempatkan
dipatuhi oleh Pekerja mitra/ strategis dalam tempat kerja yang
subkontraktor, pengunjung/ dipimpinnya, semua syarat
tamu yang memasuki area keselamatan kerja yang
kerja diwajibkan, sehelai Undang-
undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku
bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan
terbaca dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja;
17
Peraturan Perundang-
No Objek K3/Temuan dan Lokasi Analisa manfaat Saran
undangan
18
dan pekerja dalam revisi. (1) Menteri Tenaga Kerja berwenang
menciptakan keterhubungan membentuk Panitia Pembina Keselamatan
satu sama lain guna dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna
tercapainya partisipasi yang memperkembangkan kerjasama, saling
efektif dalam penerapan K3. pengertian dan partisipasi efektif dari
pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja
dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban
bersama di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja, dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi.
Permenaker No. 04 Tahun 1987
tentang P2K3 serta Tata Cara
Penunjukan Ahli K3
Pasal 2 Ayat (1) dan (2)
(1) Setiap tempat kerja dengan kriteria
tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3.
(2) Tempat kerja dimaksud ayat 1 ialah:
a. tempat kerja dimana pengusaha atau
pengurus mempekerjakan 100 orang atau
lebih;
19
b. tempat kerja dimana pengusaha atau
pengurus mempekerjakan kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan,
proses dan instalasi yang mempunyai
risiko yang besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan
penyinaran radioaktif.
a. Pelaporan P2K3 Pelaporan P2K3 dilakukan Melakukan pengecekan dan Permenaker No. 04 Tahun 1987
oleh Disnaker setempat dan perpanjangan pelaporan tentang P2K3 serta Tata Cara
disahkan pada tahun 2004. P2K3 tersebut secara Penunjukan Ahli K3
berkala dan juga Pasal 3 Ayat (3)
berkelanjutan.
(3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau
Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari
pengusaha atau pengurus yang
bersangkutan.
b. Ketua dan Sekretaris Ketua: CEO Sekretaris : Ahli Melakukan evaluasi Permenaker No. 04 Tahun 1987
K3 yang sudah memiliki pelaksanaan program- tentang P2K3 serta Tata Cara
sertifikat Ahli K3 Umum dan program kerja yang telah Penunjukan Ahli K3
SKP dari Disnaker setempat dilaksanakan agar Pasal 3 Ayat (1) dan (2)
yang masih berlaku. pelaksanaan program kerja
(1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur
tersebut terus mengalami
pengusaha dan pekerja yang susunannya
peningkatan.
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Anggota.
(2) Sekretaris P2K3 ialah ahli
Keselamatan Kerja dari perusahaan yang
bersangkutan.
20
c. Program Kerja Beberapa program kerja dari Melakukan evaluasi terkait Permenaker No. 04 Tahun 1987
P2K3L di perusahan tersebut program kerja yang sudah tentang P2K3 serta Tata Cara
diantaranya sosialisasi K3 dijalankan agar dapat Penunjukan Ahli K3
melalui training safety melakukan perbaikan dan Pasal 4 Ayat (1) dan (2) poin B
awareness, melakukan peningkatan dalam berbagai
(1)P2K3 mempunyai tugas memberikan
pemeriksaan terhadap aspek aspek pada program kerja
saran dan pertimbangan baik diminta
hygiene catering, serta tersebut.
maupun tidak kepada pengusaha atau
melakukan safety patrol setiap
pengurus mengenai masalah keselamatan
bulannya.
dan kesehatan kerja.
(2)Membantu menunjukan dan
menjelaskan kepada setiap tenaga kerja:
1. Berbagai faktor bahaya di tempat kerja
yang dapat menimbulkan gangguan
keselamatan dan kesehatan kerja,
termasuk bahaya kebakaran dan
peledakan serta cara penanggulangannya;
2. Faktor yang dapat mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas kerja;
3. Alat pelindung diri bagi tenaga kerja
yang bersangkutan;
4. Cara dan sikap yang benar dan aman
dalam melaksanakan pekerjaannya.
d. Laporan per 3 bulan Melakukan pelaporan setiap 3 Melakukan evaluasi Permenaker No. 04 Tahun 1987
bulan sekali kepada berdasarkan laporan yang tentang P2K3 serta Tata Cara
kementerian melalui disnaker telah dibuat tersebut jika Penunjukan Ahli K3 Pasal 12
setempat. ditemukan hal-hal yang
21
masih kurang sesuai agar Sekurang-kurangnya 3 bulan sekali
dilakukan peningkatan pengurus wajib menyampaikan laporan
dikemudian hari. tentang kegiatan P2K3 kepada Menteri
melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja
setempat.
e. Rapat bulanan Rapat P2K3 dilaksanakan Melakukan rapat P2K3 Permenaker No. 04 Tahun 1987
setiap 3 bulan sekali. secara lebih rutin lagi tentang P2K3 serta Tata Cara
misalnya 1 bulan sekali. Penunjukan Ahli K3 Pasal 1 poin D
22
uji berkala tersebut (1)PJK3 dalam melaksanakan kegiatan
mempunyai surat keputusan jasa K3 harus terlebih dahulu memperoleh
penunjukkan dari kementerian keputusan penunjukan dari Menteri
yang masih berlaku. Tenaga Kerja c.q. Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan
23
telah ditentukan atau apakah
terjadi penyimpangan.
Tim pemadam ISO 14001:2004 tentang Sistem
kebakaran telah dibentuk di Manajemen Lingkungan – Persyaratan
perusahaan tersebut seperti dan panduan penggunaan
yang tertera pada Klausul 4.4.7 Kesiapsiagaan dan
bagan/struktur emergency tanggap darurat
response team, perlu
disesuaikan kembali Organisasi harus menetapkan,
kualifikasi anggota tim menerapkan dan memelihara prosedur
tersebut ke regulasi yang untuk mengidentifikasi potensi situasi
ada. darurat dan kecelakaan, yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan serta
bagaimana organisasi akan
menanggapinya.
UU No. 1 Tahun 1970
Bab V Pembinaan
Pasal 9 Ayat (3)
(3) Pengurus diwajibkan
menyelenggarakan pembinaan bagi semua
tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran
serta peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
24
Pasal 11 Ayat (1) dan (2) poin G
(1)Pengusaha dalam melaksanakan
rencana K3 harus melakukan kegiatan
dalam pemenuhan persyaratan K3.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 paling sedikit meliputi:
g. upaya menghadapi keadaan darurat
kecelakaan dan bencana industri.
Kepmenaker No. : Kep-186/MEN/1999
tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja
Bab II Pembentukan Unit
Penanggulangan Kebakaran
Pasal 3
Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat 1 dengan memperhatikan
jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi
tingkat potensi bahaya kebakaran.
Pasal 6 Ayat (1), (2), dan (3)
(1) Petugas peran kebakaran sebagaimana
dimaksud dlam pasal 5 huruf a,
sekurangkurangnya 2 (dua) orang untuk
setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh
lima) orang.
25
(2) Regu penanggulangan kebakaran dan
ahli K3 spesialis penanggulangan
kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 hurf b dan huruf d, ditetapkan
untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya
kebakaran ringan dan sedang I yang
mempekerjakan tenga kerja 300 (tiga
ratus) orang, atau lebih, atau setiap tempat
kerja tingkat resiko bahaya kebakaran
sedang II, sedang III dan berat.
(3) Koordinator unit penanggulangan
kebakaran sebagaimana dimaksud pasal 5
huruf c, ditetapkan sebagai berikut :
a. Untuk tempat kerja tingkat resiko
bahaya kebakaran ringan ndan sedang I,
sekurang-kurangnya 1 (satu) orang untuk
setiap jumlah tenaga kerja 100 (seratus)
orang.
26
Emergency Response Team. baik dan benar serta menyelenggarakan pembinaan bagi semua
Hal ini dimaksudkan untuk pemberian pertolongan tenaga kerja yang berada dibawah
mencegah terjadinya pertama pada kecelakaan. pimpinannya, dalam pencegahan
kecelakaan akibat kebakaran Sehingga semua tenaga kecelakaan dan pemberantasan kebakaran
serta meningkatkan kesehatan kerja dapat menyiapkan serta peningkatan keselamatan dan
dan keselamatan kerja. kesiagaan diri terhadap kesehatan kerja, pula dalam pemberian
potensi bahaya yang akan pertolongan pertama pada kecelakaan.
terjadi.
Melakukan peninjauan Keputusan Menteri TEnaga Kerja RI
ulang dan evaluasi untuk No : Kep-186/MEN/1999 pasal 2 ayat
menilai kegiatan latihan (1) dan ayat (2) poin e
kesiapsiagaan yang telah
dilaksanakan apakah sudah (1) Pengurus atau pengusaha wajib
sesuai dengan prosedur yang mencegah, mengurangi, dan
telah ditentukan atau apakah memadamkan kebakaran, latihan
terjadi penyimpangan. penanggulangan kebakaran di tempat
kerja
(2) Kewajiban mencegah, mengurangi,
dan memadamkan kebakaran yang
dimaksud ayat (1) meliputi :
e. penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala
4. Ahli K3 Umum Perusahaan mempunyai 4 Ahli K3 umum Permenaker No. 04 Tahun 1987
orang Ahli K3 Umum dan 1 melakukan pelaporan tiap 3 tentang P2K3 serta Tata Cara
orang spesialis bulan sekali kepada Penunjukan Ahli K3
penanggulangan kebakaran kementerian melalui
yang memiliki sertifikasi dari disnaker setempat
kementerian yang masih Melakukan Pasal 11 Ayat (1)
27
berlaku. pengecekan berkala serta (1) Keputusan penunjukan Ahli
perpanjangan SKP Ahli K3 Keselamatan Kerja sebagaimana
yang sudah atau akan habis dimaksud pasal 8 huruf c butir 1 berlaku
masa berlakunya. untuk jangka waktu 3 tahun.
1 Penerapan SMK3 PP 50 Penerapan SMK3 sudah Melakukan prinsip SMK3 PP No.50 Tahun 2012 Tentang
Tahun 2012 dilaksanakan dengan secara berkesinambungan dan Penerapan SMK3 BAB II Pasal 5 ayat 1
menjalankan 5 prinsip SMK3 secara berkala dan pasal 6
28
Pasal 5 “Setiap perusahaan wajib
menerapkan SMK3 di perusahaannya”
dengan melibatkan pimpinan
manajemen sampai dengan ke Pasal 6 “Penerapan SMK3
pekerja meliputipenetapan kebijakan K3,
perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3,
pemantauan dan evaluasi kinerja K3,
peninjauan dan peningkatan kinerja
SMK3”
a. Penetapan Kebijakan K3
Disahkan oleh pimpinan Undang- undang No.1 Tahun 1970
perusahaan (BAB X pasal 14)
29
untuk menetapkan tujuan
Penerapan SMK3 BAB II Pasal 9 ayat 4
&sasaran K3 secara berkala terhadap
perencanaan K3 agar tetap “Pengusaha dalam menyusun rencana K3
Melibatkan ahli K3,
sejalan dengan tujuan dan harus melibatkan Ahli K3, Panitia
Manajemen dan perwakilan
sasarannya Pembina K3, wakil pekerja/buruh, dan
pekerja
pihak lain yang terkait di perusahaan.”
Telah didukung oleh
PP No.50 Tahun 2012 Tentang
sumber daya yang
Penerapan SMK3 BAB II Pasal 10 ayat
mempunyai kompetensi serta
2
kewenangan K3
Melengkapi dokumen kerja “Pengusaha dalarn melaksanakan rencana
seperti dokumen ijin kerja & K3 didukung oleh sumber daya manusia di
JSA bidangK3, prasarana, dan sarana”
ISO 14001:2015 klausul 7.2
Tetap memonitor pelaksanaan
rencana K3 sesuai dengan
c. Pelaksanaan Rencana
identifikasi bahaya dan
K3
potensi bahaya yang ada pada
perusahaan “sebuah organisasi harus menentukan
kompetensi yang diperlukan oleh individu
untuk melakukan pekerjaan dibawah
kontrol yang mempengaruhi kinerja
lingkungannya dan kemampuan untuk
memenuhi kewajiban kepatuhannya”
d. Pemantauan dan Telah dilakukan Tetap melakukan pengujian PP No.50 Tahun 2012 Tentang
Evaluasi Kinerja K3 pemeriksaan pengujian, secara rutin secara internal Penerapan SMK3 BAB II Pasal 14 ayat
30
pengukuran, dan audit
internal SMK3 yang 1 dan 2
dilakukan 1 tahun sekali
Ayat 1 “Pengusaha wajib melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja K3”
Ayat 2 “Pemantauan dan evaluasi kinerja
K3 melalui pemeriksaan, pengujian,
dan untuk kedepannya bisa pengukuran, dan audit intemal SMK3
dilakukan penilaian dilakukan oleh sumber daya manusia yang
penerapan SMK3 oleh kompeten”
Manajemen melakukan
lembaga independen Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
pemantauan & evaluasi
(external) No.26 Tahun 2014 Tentang
kinerja secara langsung
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
SMK3 BAB I Pasal 3
”perusahaan yang telah melaksanakan
penerapan SMK3 dilakukan penilaian
penerapan SMK3 melalui audit eksternal
SMK3 oleh Lembaga Audit SMK3 yang
ditunjuk oleh Menteri”
31
Ayat 3 “Hasil peninjauan digunakan untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan
kinerja”
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No. Per-01/MEN/2007
Pertahankan kegiatan-
Tentang Pedoman Pemberian
kegiatan dalam mendukung
Penghargaan Keselamatan dan
program-program K3
Mendapatkan penghargaan Kesehatan Kerja (K3) BAB I Point C
oleh UPTD Bogor mengenai No. 5
kegiatan CSR dengan “Penghargaan pemerduli K3 adalah tanda
Penghargaan K3 kegiatan
2 berkomitmen untuk penghargaan K3 yang diberikan
CSR oleh UPTD Bogor Mengajukan proses
menerima setiap kunjungan pemerintah kepada tenaga kerja yang telah
administrasi untuk
observasi atau PKL calon mempunyai prestasi dalam bidang K3
mendapatkan penghargaan
Ahli K3 yang dapat meningkatkan penerapan K3
K3 lainnya sepertizero
dan mampu secara signifikan dalam
accident, SMK3 dan Pembina
mendorong pelaksanaan K3 sehingga
K3
perusahaan mendapatkan penghargaan
tingkat nasional.....”
32
selokan akan memberikan peraturan 1. Dengan peraturan perundangan
mengakibatkan mengenai tindakan yang ditetapkan syarat-syarat
timbulnya bakteri atau membuang sampah pada keselamatan kerja untuk :
virus. Bakteri atau tempatnya. Selain itu, memelihara kebersihan,
virus tersebut dapat menegur para pekerja kesehatan dan ketertiban.
menyebabkan yang ketahuan bertindak
penyakit bagi para membuang sampah tidak
pekerja yang ada di pada tempatnya
lapangan.
Terdapat sampah Memperbaiki penerapan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
didekat tabung. salah satu kunci 5R yakni Keselaman Kerja BAB III
Sampah ini dapat RESIK agar kebersihan Pasal 3 ayat (1) poin l
memicu datangnya area tempat kerja dapat 1. Dengan peraturan perundangan
vektor atau hewan terjaga dan selalu yang ditetapkan syarat-syarat
pembawa penyakit mengingatkan pekerja keselamatan kerja untuk :
seperti tikus, lalat, untuk menjaga kebersihan memelihara kebersihan,
kecoa, nyamuk. agar dapat menciptakan kesehatan dan ketertiban.
Vektor-vektor lingkungan kerja yang
tersebut bisa sehat. Peraturan Menteri
membawa penyakit Ketenagakerjaan RI Nomor 5
yang berbahaya bagi Tahun 2018 Tentang
pekerja. Keselamatan dan Kesehatan
Terdapat air yang Kerja Lingkungan Kerja BAB I
tertampung didalam Pasal 5 ayat (1)
box didekat area kerja. (1) Pelaksanaan syarat-syarat K3
Air ini dapat memicu Lingkungan Kerja
pernyakit DBD sebagaimana dimaksud dalam
dikarenakan air Pasal 4 dilakukan melalui
tersebut dapat menjadi kegiatan :
tempat untuk a) Pengukuran dan
berkembang biaknya Pengendalian
nyamuk Aedes Lingkungan Kerja; dan
aegepty. b) Penerapan Higiene dan
33
Sanitasi
34
pekerja terlindungi dari pembinaan lainnya, pada tempat-
sumber bahaya dan dapat tempat yang mudah dilihat dan
berhati-hati saat terbaca menurut petunjuk
melakukan pekerjaan di pegawai pengawas atau ahli
area tersebut. keselamatan kerja
35
kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang
berada didalam lingkungan tempat kerja dari
potensi bahaya listrik.
Pasal 3.b : Menciptakan Instalasi listrik yang
aman, handal dan memberikan keselamatan
bangunan kerja beserta isinya.
Pasal 3.c : Menciptakan tempat kerja yang
selamat dan sehat untuk mendorong
produktivitas.
Pasal 7 : Untuk perusahaan yang memiliki
pembangkitan listrik lebih dari 200 kva wajib
mempunyai ahli K3 bidang Listrik.
36
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26
Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan SMK3 BAB I Pasal 3
”perusahaan yang telah melaksanakan
penerapan SMK3 dilakukan penilaian
penerapan SMK3 melalui audit eksternal
SMK3 oleh Lembaga Audit SMK3 yang
ditunjuk oleh Menteri”
37
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. K3 Secara Umum
a. Safety briefing dan safety induction kepada pekerja, mitra/ subkontraktor,
pengunjung/tamu PT.ABX telah dilakukan dengan baik.
b. Pengurus PT. ABX telah memasang rambu dan safety sign di lingkungan
perusahaannya secara jelas dan strategis. PT. ABX memiliki 2 (dua) muster
point yang dilengkapi dengan peta evakuasinya.
c. Pengurus PT. ABX telah menyediakan APD sesuai dengan standar dan
menyesuaikan APD dengan potensi bahaya yang ada pada masing masing
tempat kerjakepada mitra/subkontraktor, pengunjung/tamu.
d. Pengurus PT. ABX telah menerapkan SOP sebagai standarisasi K3 dan telah
disosialisasikan dengan baik kepada para pekerja.Mengenai identifikasi
bahaya dan manajemen risiko PT. ABX menggunakan sistem HIRADC.
e. Pengurus PT. ABX telah memasang poster UU No.1 Tahun 1970 pada
seluruh tempat kerja.
f. Kurangnya penerapan 5R yang terdapat di Perusahaan.
g. Tidak terdapat safety sign maupun warning sign pada Gudang B3 (area bahan
kimia) dapat membahayakan tenaga kerja.
38
c. P2K3L memiliki program kerja antara lain : sosialisasi K3 melalui training
safety awareness, melakukan pemeriksaan terhadap aspek hygiene catering
dan melakukan safety patrol setiap bulanya.
d. P2K3L mengadakan rapat rutin selama 3 bulan sekali dan melakukan
pelaporan setiap 3 bulan sekali kepada kementrian melalui disnaker setempat.
e. PJK3 yang melakukan riksa uji berkala mempunyai surat keputusan
penunjukkan dari kementrian yang masih berlaku.
f. PT. ABX memiliki organisasi yang bersifat fungsional yaitu Emergency
Response Team dan seluruh anggota dari tim evakuasi & P3K serta tim
pemadam kebakaran telah memiliki kompetensi yang tersertifikasi sesuai
regulasi
g. Perusahaan selalu memberikan pembinaan berupa latihan kesiapsiagaan dan
tanggap darurat 4 bulan sekali dan simulasi 1 tahun sekali
h. PT. ABX mempunyai 4 orang Ahli K3 Umum dan 1 orang spesialis
penanggulangan kebakaran yang memiliki sertifikasi dari kementrian yang
masih berlaku.
i. Perusahaan telah menerapkan SMK3 tetapi belum melakukan penilaian penerapan
SMK3 yang dilakukan oleh lembaga independent
j. Perusahaan tidak memiliki Tenaga ahli dibidang kelistrikkan yang menyebabkan
tidak terkontrolnya instalasi listrik yang aman, handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya
39
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 yang diawasi oleh manajemen serta
sudah dilakukannya kegiatan pengujian, pengukuran, dan audit internal
SMK3 oleh tim audit yang dilakukan 1 tahun sekali.
e. Kegiatan peninjauan dan peningkatan SMK3 yang dilakukan oleh pihak
manajemen jika terdapat perubahan SOP maupun jika ada masukan dari
pekerja.
f. PT ABX telah mendapatkan penghargaan dari UPTD Bogor pada tahun 2019
sebagai perusahaan yang telah melakukan kegiatan CSR dengan berkomitmen
untuk menerima setiap kunjungan observasi atau PKL calon Ahli K3.
B. Saran
1. K3 Secara Umum
a. Safety briefing dan safety induction sebaiknya disampaikan secara jelas baik
kepada para pekerja maupun non pekerja yang berada di tempat kerja dan
memberikan waktu yang cukup (tidak tergesa-gesa) dan penjelasan dilengkapi
dengan media power point serta audio visual.
b. Penempatan safety sign dan rambu harus ditempatkan pada lokasi yang mudah
dilihat baik pekerja mitra/ subkontraktor, pengunjung/ tamu yang memasuki
area kerja. Untuk muster point harus menyesuaikan dengan standar
perhitungan lokasi dan lakukan penggantian pada rambu yang sudah
memudar.
c. Semua tenaga kerja diwajibkan untuk menggunakan APD yang lengkap guna
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
pengurus melakukan pemeriksaan berkala terhadap kelayakan dan masa
berlaku APD.Mempertahankan pengecekan kondisi APD disetiap safety
briefing untuk memastikan APD yang digunakan masih layak pakai.
d. Pekerja mitra/ subkontraktor, pengunjung/ tamu yang memasuki area kerja
menjalankan SOP yang sudah ditetapkan.
e. Poster UU No 1 Tahun 1970dipasang dengan ukuran yang mudah dilihat dan
diletakkan di tempat yang strategis.
f. Memperbaiki penerapan sistem 5R kepada seluruh pekerja dengan memberikan
peraturan mengenai tindakan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu,
40
menegur para pekerja yang ketahuan bertindak membuang sampah tidak pada
tempatnya
g. Memasang warning sign di Gudang B3 serta gambar APD yang harus digunakan
pada saat ingin memasuki atau bekerja di ruangan Gudang B3. Pemasangan tanda itu
dimaksudkan agar para pekerja terlindungi dari sumber bahaya dan dapat berhati-hati
saat melakukan pekerjaan di area tersebut.
41
tanggap darurat yang baik dan benar serta pemberian pertolongan pertama
pada kecelakaan. Sehingga semua tenaga kerja dapat menyiapkan kesiagaan
diri terhadap potensi bahaya yang akan terjadi.
i. Ahli K3 umum melakukan pelaporan tiap 3 bulan sekali kepada kementrian
melalui disnaker setempat.
j. Melakukan pengecekan berkala serta perpanjangan SKP Ahli K3 yang sudah
atau akan habis masa berlakunya.
k. Menambahkan tenaga Ahli K3 berkompetensi sesuai dengan peraturan perundang
undangan.
42