Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KRITIK ARSITEKTUR PADA PODOMORO CITY DELI MEDAN

MATA KULIAH TAR-346 KRITIK ARSITEKTUR


Dosen Pengampu : Tauhid Ichyar, M.T.

Disusun Oleh :

NAMA : STEVEN
NIM : 18.184.0002

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Sains & Teknologi T.D Pardede
Medan
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Judul.......................................................................................................................................................(i)
Kata Pengantar.................................................................................................................................... (ii)
Daftar Isi..............................................................................................................................................(iii)

BAB I : Pendahuluan..............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................................................................. 1

BAB II : Pembahasan............................................................................................................................. 2
2.1. Kasus Kritik Arsitektur atas Podomoro City Deli Medan dan Solusinya......................................... 3
2.2. Kajian atau Penilaian kasus berdasarkan Kaidah Akademik.............................................................3
2.3. Penyelesaian etis terhadap kritik....................................................................................................... 7

BAB III : Penutup...................................................................................................................................10


3.1. Kesimpulan...................................................................................................................................... 10
3.2. Saran ............................................................................................................................................. 10

Daftar Pustaka...................................................................................................................................... 11
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kota-kota di Indonesia yang berlangsung saat ini cukup pesat, tumbuhnya
kawasan-kawasan industri, perumahan, perdagangan, wisata dan budaya serta gedung-gedung yang
mengisinya tentunya tidak lepas dari peran para arsitek penggagasnya . apabila kita cermati
fenomena yang berkembang saat ini di masyarakat, baik buruknya perkembangan kota dan
bangunan pengisinya tersebut yang dituding paling bertanggung jawab adalah rekan-rekan arsitek.
Pada satu sisi, kondisi ini merupakan hal positif bagi para arsitek apabila rancangan yang dihasilkan
dapat memenuhi keinginan masyarakat pengguna dan membawa kemaslahatan bagi banyak orang,
tetapi menjadi sebaliknya merupakan musibah bagi para arsitek apabila rancangan yang dihasilkan
membawa ketidak nyamanan bagi pengguna dan banyak orang di lingkungannya. Keduanya
membawa dampak moral yang terus akan mengikuti para arsitek penggagasnya selama
bangunan/obyek rancangannya masih berdiri atau bahkan sampai si arsitek tersebut telah mati.
Kiranya penting untuk memberikan pemahaman tentang profesionalisme sedini mungkin
bagi seorang calon arsitek, harapannya ketika nantinya berkarya telah berbekal pemahaman
bagaimana seharusnya arsitek itu berkarya secara benar. Karena harus disadari bahwa berhasil atau
gagalnya suatu proses pembangunan atau penciptaan karya, akan menyangkut pula seberapa besar
kemampuan, keahlian dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang arsitek dan seberapa kemauan si
arsitek dalam menumpahkan seluruh kemampuan, ketrampilan dan keahliannya dalam pekerjaan
pembangunan yang menjadi tanggung jawabnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Adakah solusi yang sesuai dengan penataan kota terhadap kasus kritik arsitektur pada Podomoro
City Deli Medan ?
2. Adakah kajian dan penilaian yang mengkaji kasus kritik tersebut berdasarkan kaidah akdemik ?
3. Adakah penyelesaian etis terhadap kritik tersebut ?

1.3 Tujuan
Untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, dan membantu memperbaiki kerja.

P a g e 1 | 11
BAB 2
PEMBAHASAN

Site Plan Podomoro City Deli

Tampak Podomoro City Deli Medan dari Jalan Putri Hijau

P a g e 2 | 11
Tampak Podomoro City Deli Medan Dari Jalan Guru Patimpus

2.1. Kasus Kritik Arsitektur atas Podomoro City Deli Medan dan Solusinya
Pembangunan bangunan Podomoro City Deli di Jalan Putri Hijau Medan ditindaklanjuti oleh Dinas
Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan dimana bangunan tersebut berada di kawasan
terlarang yaitu Garis Sempadan Bangunan (GSB) yang menyimpang.
Bangunan Podomoro City Deli telah melanggar IMB berkaitan dengan GSB, dimana GSB
bangunan tersebut harusnya 15-20 meter, tetapi GSB Podomoro paling hanya ada 3 meter saja.
Berdasarkan kasus diatas, alangkah bagusnya jika pemilik ataupun pelaksana pembangunan
Bangunan Podomoro City Deli lebih memperhatikan peraturan penataan yang telah tercantum
Sebagaimana yang telah tercantum dalam UU, sehingga tidak terjadi pelanggaran yang mungkin
Atau bahkan merugikan. (Kritik Deskriptif)
(Sumber Kasus : https://economy.okezone.com/read/2016/04/08/470/1357465/podomoro-city-deli-
dituding-melanggar-imb-medan )

2.2. Kajian atau Penilaian kasus berdasarkan Kaidah Akademik


A. Pelanggaran GSB

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan mendesak Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan (TRTB) Kota Medan segera menindak proyek bangunan Podomoro City Deli di Jalan Putri
Hijau Medan yang bangunannya berada di kawasan terlarang yaitu di Garis Sempadan Bangunan (GSB)
yang menyimpang.

P a g e 3 | 11
Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi PAN, Ahmad Arief mengungkapkan, dalam pasal 17
huruf C Perda Nomor 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dinyatakan
setiap orang pribadi atau badan dilarang mendirikan bangunan tidak sesuai IMB yang telah diterbitkan.

Menurutnya, proyek bangunan Podomoro City Deli telah melanggar IMB berkaitan dengan GSB
tersebut. “GSB bangunan itu harusnya 15 sampai 20 meter. Tapi GSB Podomoro itu paling ada hanya 3
meter saja,” ungkapnya di Gedung DPRD Kota Medan.

Arief menilai Podomoro telah melanggar GSB tersebut. Karena, pengertian Sempadan bangunan
itu adalah ruang yang membatasi bagian persil tanah yang boleh dan tidak boleh dibangun yang terdiri
dari sempadan muka, samping dan belakang bangunan. Untuk itu, Ahmad Arief mengimbau Dinas TRTB
Kota Medan tegas dalam menegakkan peraturan.

Karena sudah ada payung hukum yang mengatur hal tersebut. Payung hukum itulah yang
memudahkan Dinas TRTB untuk menertibkan bangunan bermasalah tersebut.

“Seharusnya, pengembang proyek Podomoro mengikuti Perda Kota Medan itu dan Dinas TRTB
pun harus tegas. Kan sudah ada paying hukumnya,” ujarnya.

Lebih lanjut Ahmad Arief menambahkan, Pemko Medan berwenang mencabut IMB proyek
bangunan Podomoro City Deli Medan tersebut. Karena berdasarkan pasal 14 ayat 1 Perda Nomor 5
Tahun 2012 itu menyatakan bahwa wali kota Medan berwenang mencabut IMB terhadap proyek
bangunan yang bermasalah.

Bila Dinas TRTB Kota Medan tidak bertindak, Arief menambahkan, bakal ada banyak proyek
bangunan raksasa lainnya yang akan menyalahi aturan. Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan yang
dilakukan oleh Dinas TRTB Kota Medan.

“Di Perda itu pun telah dijelaskan bahwa ada sanksi bagi melanggar. Di Pasal 48 ayat 2 di Perda
itu disebutkan bahwa pemilik IMB yang melanggar ketentuan Pasal 16 dan 17 itu bisa diancam pidana
kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp5 juta,” pungkasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Golkar, Sabar Samsuria Sitepu menilai
berlanjutnya proyek bangunan Podomoro City Deli Medan itu karena mendapat dispensasi dari Pemko
Medan.

Sebab, jika tidak tentulah proyek itu dipastikan tidak akan bisa berlanjut. Kabid Pengawasan
Dinas TRTB Kota Medan, Indra mengaku belum mengetahui dengan pasti GSB proyek bangunan
P a g e 4 | 11
Podomoro City Deli Medan tersebut. Indra berjanji akan mengukur lebih dahulu ke lapangan untuk
mengetahui GSB-nya.
(Sumber : https://economy.okezone.com/read/2016/04/08/470/1357465/podomoro-city-deli-dituding-
melanggar-imb-medan )

B. Amdal dan IMB yang bermasalah

Selain Podomoro, PT Sinar Menara Deli dan Pemko Medan juga turut digugat sebagai tergugat
dua. Sidang yang berlangsung di ruang Cakra 3 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (12/3),
beragendakan keterangan saksi fakta, Rahmadsyah, dari aktivis peduli lingkungan.

Dalam keterangannya, Rahmad mengakui jika pembangunan Podomoro merusak lingkungan


seperti sungai dan hancurnya satu masjid. “Saya dari kecil sering bermain ke Deli Plaza yang saat ini
dibangun Podomoro. Dan saya salat di masjid yang ada di situ. Saya beberapa kali sudah melakukan aksi
menolak pembangunan Podomoro yang bermalah itu, termasuk amdal yang diduga bermasalah,” kata
Rahmad di hadapan Majelis hakim yang dipimpin Ahmad Sayuti.

Dia juga menyebutkan, pihaknya sudah dipanggil beberapa kali dalam Rapat Dengar Pendapat
(RDP) di gedung Dewan Medan dan Dewan Sumut. “Saya juga sudah beberapa kali dipanggil dalam
RDP dewan. Dan anehnya, pihak Podomoro tidak pernah menunjukan amdal yang mereka miliki,”
tegasnya.

Mendengar keteragan saksi fakta tersebut, majelis hakim menunda sidang hingga pekan depan dengan
agenda kembali mendengarkan keterangan saksi.

Usai sidang, penggugat dari LSM Yayasan Citra Keadilan, Rahmat Yusuf Simamora mengatakan,
pihaknya menduga IMB yang dimiliki Podomoro hanya ada untuk pembangunan gedung berlantai 13.
Namun, kenyataanya ada 30 lantai yang dibangun dan diduga tidak ada IMB-nya. Hanya memakai IMB
yang pembangunan 13 lantai tersebut.”Ini kita duga 30 lantai yang dibangun Podomoro tidak ada IMB.
Selain itu, Amdal mereka juga kita duga bermasalah,” jelasnya.

Sementara itu, Penasihat hukum Podomoro City yang dimintai komentarnya terkait keterangan
saksi, menyatakan bahwa Amdal yang dipersoalkan tersebut ada. “Tidak ada masalah, Amdal (Podomoro
City) ada. Bahkan Amdalnya miliaran rupiah,” tegas Manurung.

Bukan kali ini saja Podomoro City digugat. Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) memenangkan
Agung Podomoro Land soal izin superblok Podomoro City di Medan. Awalnya, izin pembangunan

P a g e 5 | 11
apartemen dan pusat bisnis itu dicabut oleh majelis kasasi MA. Kasus bermula saat LSM Yayasan Citra
Keadilan menggugat PT Sinar Menara Deli, yang mengantongi izin pembangunan tertanggal 24 Maret
2015.

Dalam perjalanannya, Agung Podomoro mengakuisisi proyek tersebut. Citra Keadilan menggugat
izin amdal karena dinilai tidak memenuhi syarat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kasus pun
bergulir ke pengadilan. Pada 28 Oktober 2015, Pengadilan Tata Usaha Negara Medan membatalkan izin
tersebut. Tapi putusan itu berbalik arah di tingkat banding. Pada 3 Maret 2016, Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Medan menyatakan gugatan Citra Keadilan tidak bisa diterima. Perkara pun masuk kasasi.

Pada 11 Agustus 2016, MA akhirnya menyatakan batal Keputusan Walikota Medan Nomor
645/299 K tentang IMB kawasan itu. Atas hal itu, pengembang melakukan upaya hukum luar biasa, yaitu
PK. Tapi akhirnya, dari PK itu membatalkan putusan MA Nomor 274 K/TUN/2016 tanggal 11 Agustus
2016. “Mengadili kembali, menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya,” demikian lansir panitera MA
sebagaimana dikutip dari website-nya, Selasa (23/1/2018). Duduk sebagai ketua majelis adalah
Syarifuddin. Adapun anggota majelis PK adalah hakim agung Yosyan dan Yulius. Menurut ketiganya,
amdal sudah ada dan diberikan atas proyek itu sesuai peraturan yang berlaku.

Gugatan terkait kesalahan administrasi perizinan pembangunan Podomoro City Deli Medan yang
diajukan oleh Yayasan Citra Keadilan kandas di Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung (MA).
Hakim PK menilai tidak ada kesalahan administrasi atas perizinan pembangunan tersebut. Tak mau
berhenti di situ saja, Yayasan Citra Keadilan akan mengajukan gugatan perdata terhadap Walikota Medan
dan PT Sinar Menara Deli. “Kita akan mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (PN) Medan
dalam waktu dekat. Perusahaan itu (PT Sinar Menara Deli),” kata Direktur Yayasan Citra Keadilan,
Hamdani Harahap saat dikonfirmasi wartawan via seluler, Selasa (23/1/2018) sore waktu itu.

Selain gugatan perdata, Hamdani mengaku pihaknya akan meminta audit lingkungan pada
pembangunan Gedung Podomoro City ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti
Nurbaya Bakar.

Menurut Hamdani, hakim agung mengabulkan PK karena wakil Tuhan itu menilai tidak ada
kesalahan administrasi tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). “Ini kan soal
administrasi ya. Jadi faktanya sekarang menurut kami adalah perizinan pembangunan Podomoro tidak
sesuai administrasi sehingga diduga menyimpang dari kaidah hukum atau undang-undang. Tapi hakim
berkata sebaliknya,” terang Hamdani.

P a g e 6 | 11
Ditambahkan Hamdani, volume AMDAL di pembangunan Podomoro City tidak sesuai dengan apa yang
sebenarnya. Jadi, lanjutnya, bangunan Podomoro City, seharusnya dirobohkan berdasarkan lingkungan.

Sebelumnya, Yayasan Citra Keadilan telah memenangkan gugatan melawan Walikota Medan dan
PT Sinar Menara Deli terkait proses perizinan pembangunan Podomoro City Deli Medan. Dalam rapat
permusyawaratan Mahkamah Agung pada Kamis tanggal 11 Agustus 2016, H Supandi sebagai ketua
majelis hakim agung serta Is Sudaryono dan Irfan Fachrudin (masing-masing sebagai anggota majelis
hakim agung) membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor 03/B/LH/2016
PT TUN. MDN tanggal 3 Maret 2016. Putusan PT TUN Medan tersebut membatalkan Putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Nomor 26/G/2015/PTUN MDN tanggal 28 Oktober 2015.

Selain itu, majelis hakim agung menyatakan batal Surat Keputusan Walikota Medan Nomor
6/45/299/K tentang IMB atas nama PT Sinar Menara Deli, tertanggal 24 Maret 2015. Putusan majelis
MA itu diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada Kamis (11/8/2016), dibantu Joko Sugianto
sebagai Panitera Pengganti. Hakim MA mengabulkan gugatan Yayasan Citra Keadilan untuk seluruhnya
bahwa seluruh perizinan pembangunan Podomoro City melanggar administrasi. Atas dasar itu, tak lama
Pemko Medan mengajukan PK dan dikabulkan MA.
(Sumber : https://sumutpos.co/diduga-bermasalah-amdal-imb-podomoro-city-digugat/ )

2.3. Penyelesaian etis terhadap kritik

Manajamen Agung Podomoro Land selaku perusahaan raksasa yang hadir berinvestasi di kota
Medan, harus ikut aturan Pemko Medan. Manajemen diminta supaya membongkar sendiri bangunan
yang terbukti menyalahi Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB), seperti pelanggaran roilen Jalan Putri
Hijau dan Jalan Guru Patimpus serta jalur hijau pinggir Sungai Deli.

Komisi D DPRD Medan, sepakat mendesak Dinas TRTB Kota Medan segera membongkar
bangunan super mewah Podomoro milik PT Sinar Menara Deli di Jalan Putri Hijau Medan karena
terbukti melanggar roilen. Kesepakatan itu dibuktikan dengan dikeluarkannya rekomendasi membongkar,
demi penataan estetika kota yang lebih baik.

Kesepakatan ini diputuskan saat menggelar rapat dengar pendapat (RDP) Komisi D DPRD Medan
bersama Dinas TRTB dan pihak Podomoro di ruang Komisi D.

P a g e 7 | 11
Menurut Landen Marbun, hasil temuan di lapangan, terbukti pembangunan Podomoro melanggar
roilen dan garis sempadan bangunan (GSB). Untuk perbaikan estetika kota dan menghindari kemacetan
di kemudian hari, maka bangunan Podomoro harus dibongkar sesuai ketentuan.

Manajemen diminta supaya membongkar sendiri bangunan yang terbukti menyalahi Surat Izin
Mendirikan Bangunan (SIMB) seperti pelanggaran roilen Jalan Putri Hijau dan Jalan Guru Patimpus serta
jalur hijau pinggir Sungai Deli.

Penegasan ini disampaikan Sekretaris Komisi D DPRD Kota Medan Paul Mei Simanjuntak yang juga
Politisi PDIP ini menyoroti pelanggaran roilen bangunan Podomoro City Deli yang telah direkomendasi
DPRD Medan untuk dibongkar, namun hingga saat ini belum digubris.

“Seharusnya, Podomoro selaku perusahaan ternama harus memberi contoh yang baik dan malu
melakukan pelanggaran apalagi merugikan kepentingan umum yakni merusak estetika kota dan
mempersempit trotoar jalan,” terang Paul.

Paul mengingatkan, Kepala Dinas Tata Ruang Tata Bangunan (TRTB) Sampurno Pohan harus
tegas menegakkan aturan dan mampu merealisasikan rekomendasi DPRD Medan. “Pengawasan harus
maksimal dan penindakan tidak pilih kasih. Jangan harap estetika kota ini bagus jika beraninya hanya
membongkar rumah warga yang tidak memiliki SIMB,” tegas Paul.

Paul sepakat dengan Ketua DPRD Medan Henry Jhon Hutagalung akan melanjutkan ke ranah
hukum, jika Podomoro tidak berkenan mengindahkan rekomendasi serta tidak membongkar bangunannya
yang menyalah.

“Penyelesaian ke ranah hukum dinilai sangat penting guna memberikan efek jera kepada pemilik
bangunan yang melanggar SIMB. Sebab jika dibiarkan, dipastikan Kota Medan akan semakin semrawut,”
pungkas Paul.

Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan, Syampurno Pohan mengakui
menemukan kesalahan pada perizinan mendirikan bangunan (IMB) pada proyek pembangunan Podomoro
City yang terletak di Jalan Putri Hijau Medan.

“Memang ada pelanggaran 2,5 Meter pada basement. Namun selama fungsinya masih basement,
masih boleh. Didekat jembatan ada pelanggaran pada garis sepadan bangunan yakni 2,5 meter, dan saya
sudah surati. Saya tegaskan kepada pihak Podomoro, bahwa agar jangan nanti kedepan setelah selesai

P a g e 8 | 11
pembangunan, akan banyak menimbulkan masalah dan permasalahan itu dari pihak Podomoro sendiri.”
Tegas Syampurno.

Hal ini dikatakan Syampurno dihadapan rombongan Komisi D DPRD Kota Medan yang di
pimpin langsung oleh Ketua Komisi D, Sabar Syamsurya Sitepu, SH, melakukan kunjungan Kerja
(Kunker) ke Kantor Dinas TRTB Pemko Medan pada awal pembangunan.

Sementara sebelumnya, Kabid Pengawasan dan Pengendalian Dinas TRTB, Indra Siregar,
menegaskan sejumlah pelanggaran roilen dan GSB telah dilakukan. Sebelumnya Dinas TRTB telah
mengeluarkan surat peringatan terkait izin.

Terkait rekomendasi DPRD Medan, pihaknya siap menjalankan rekomendasi dan tetap
melangkah sesuai prosedur.
(Sumber : https://www.sumut24.co/komisi-d-pembangunan-podomoro-melanggar-roilen-segera-
bongkar/ )

P a g e 9 | 11
BAB 3
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Penting bagi kita memahami peraturan yang sudah tercantum dalam UU sebelum melaksanakan
pembangunan
2. Pelanggaran yang terjadi mengakibatkan terjadinya pembongkaran paksa terhadap bangunan yang
didirikan.

1.2. Saran
Segala pembangunan yang dilakukan hendaknya memperhatikan peraturan penataan kota serta peraturan
UU yang sudah tercantum.

P a g e 10 | 11
DAFTAR PUSTAKA

https://economy.okezone.com/read/2016/04/08/470/1357465/podomoro-city-deli-dituding-melanggar-imb-
medan
https://sumutpos.co/diduga-bermasalah-amdal-imb-podomoro-city-digugat/
https://www.sumut24.co/komisi-d-pembangunan-podomoro-melanggar-roilen-segera-bongkar/

P a g e 11 | 11

Anda mungkin juga menyukai