Art 8 JRV Vol 1 No 1 Protect
Art 8 JRV Vol 1 No 1 Protect
HN
MENUJU TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK
(Public Information Disclosure in Open Government Towards Good Governance)
Nunuk Febriananingsih
BP
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional BPHN
Jl. Mayjen Soetoyo No. 10 Cililitan Jakarta Timur
Email: febriana_maniez@yahoo.com
Naskah diterima: 9 Februari 2012; revisi: 1 Maret 2012; disetujui: 21 Maret 2012
ing
Abstrak
Kebebasan informasi merupakan hak asasi yang fundamental. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa informasi
lembaga pemerintah dan non pemerintah dianggap sulit dijangkau masyarakat. Permasalahan yang diangkat dalam
tulisan ini adalah bagaimana kesiapan lembaga-lembaga pemerintah dalam mengimplementasikan UU KIP dalam upaya
mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif diketahui bahwa
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik memberi jaminan kepada masyarakat untuk
ind
mengakses informasi dari badan publik, meskipun lembaga pemerintah belum siap mengimplementasikan UU KIP. Hal
ini terlihat dari belum tersedianya informasi terkait dengan urusan tata kepemerintahan seperti kebijakan publik dan
pelayanan publik. Untuk itu Pemerintah perlu segera mengimplementasikan UU KIP sesuai dengan yang diamanatkan oleh
PP Nomor 61 Tahun 2010 tentang pelaksanaan UU KIP.
Kata kunci: keterbukaan informasi publik, pemerintahan yang baik, pemerintahan terbuka
V
Abstract
Freedom of information is a fundamental human right. Past experience shows that information and non-governmental
hts
agencies are considered hard to reach communities. Issues raised in this paper is how the readiness of government agencies
in implementing the law is in an effort to realize good governance. By using the method of normative legal research note
that the Act No. 14 of 2008 concerning Freedom of Information gives assurance to the public to access information from
public bodies, although the government agency implementing the law is not yet ready. This is evident from the unavailability
of information relating to the affairs of governance such as public policy and public service. For the Government should
immediately implement in accordance with the law is mandated by the Government Regulation Number 61 Year 2010
ec
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 135
Volume 1 Nomor 1, April 2012
HN
tidak saja merupakan hak asasi melainkan juga
Sejak Tahun 1946 Majelis Umum PBB
hak konstitusional rakyat Indonesia. Esensi dari
mengadopsi Resolusi 59 (1) yang menyatakan
pengakuan ini adalah bahwa hak atas informasi
bahwa “Kebebasan informasi adalah hak asasi
sebenarnya merupakan hak yang melekat pada
yang fundamental dan merupakan tanda
BP
diri setiap manusia baik sebagai warga negara
dari seluruh kebebasan yang akan menjadi
maupun sebagai pribadi.
titik perhatian PBB”.1 Oleh sebab itu hak atas
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
informasi kemudian menjadi salah satu hak
tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)
yang diakui secara internasional, yang diatur
ing
telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dalam Pasal 19 Deklarasi Universal HAM PBB
(DPR) sejak 30 April 2008 dan mulai berlaku
yang menyatakan bahwa:
setelah dua tahun diundangkan, tepatnya 30
“Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan April 2010. UU KIP adalah undang-undang yang
mengemukakan pendapat dan gagasan;
ind memberikan jaminan terhadap semua orang
hak ini mencakup hak untuk memegang
untuk memperoleh informasi publik dalam
pendapat tanpa campur tangan, dan mencari,
rangka mewujudkan serta meningkatkan peran
menerima dan menyebarkan informasi
dan gagasan melalui media apapun tanpa serta aktif masyarakat dalam penyelenggaraan
V
mempertimbangkan garis batas negara.” negara, baik pada tingkat pengawasan
Indonesia pun sudah memberikan pengakuan pelaksanaan penyelenggaraan negara maupun
hts
atas hak informasi sebagaimana diatur dalam pada tingkat pelibatan masyarakat dalam proses
konstitusi Perubahan Kedua Undang-Undang pengambilan kebijakan publik.
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun UU KIP menjadi landasan operasional
1945 (UUD NRI Tahun 1945) Pasal 28F yang yang memberi jaminan terbukanya akses
ec
informasi dengan menggunakan segala jenis luar negeri dan dari himpunan dana masyarakat.
saluran yang tersedia” Dengan demikian, keberadaan UU KIP semakin
menegaskan bahwa akses masyarakat terhadap
Jur
1
Toby Mendel, Freedom of Information as an Internationally Protected Human Right, article 19. (www.article19.
org, diakses pada tanggal 07 Januari 2012).
HN
diakui oleh konstitusi UUD NRI Tahun 1945.
1. Bagaimana materi muatan dalam Undang-
Secara umum, UU KIP diharapkan akan
Undang Keterbukaan Informasi Publik?
membangun keterbukaan informasi di lembaga
2. Sejauh mana kesiapan lembaga-lembaga
pemerintah dan non pemerintah yang selama
pemerintah dalam mengimplementasikan
BP
ini dianggap sulit dijangkau masyarakat.
UU KIP?
Secara khusus, eksistensi regulasi mengenai
3. Bagaimana implementasi keterbukaan
keterbukaan informasi publik dapat mendorong
informasi publik dalam pemerintahan
suatu masyarakat menjadi lebih demokratis
terbuka (open government) menuju
ing
dengan memungkinkan adanya akses masyarakat
terciptanya tata pemerintahan yang baik
terhadap informasi yang dimiliki pemerintah baik
(good governance)?
pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun
lembaga-lembaga publik lain seperti lembaga ind C. Metode Penelitian
pendidikan dan lembaga kesehatan, misalnya
Metode pendekatan yang digunakan dalam
rumah sakit. Oleh sebab itu UU KIP mendukung
penelitian ini adalah penelitian hukum normatif.
transparansi informasi di seluruh lembaga
Penelitian hukum normatif yaitu berupa
pemerintah yang merupakan salah satu syarat
penelitian kepustakaan (library research)
V
penyelenggaraan pemerintahan demokratis yang
untuk memperoleh data-data berupa dokumen
diharapkan membawa perubahan paradigma
hukum baik yang berupa peraturan perundang-
hts
meliputi yaitu:3
informasi publik adalah terbuka untuk di akses
1. bahan hukum primer, peraturan perundang-
masyarakat kecuali yang dikecualikan/rahasia
undangan yang berlaku di Indonesia yang
dengan pengencualian yang terbatas (Maximum
terkait dengan penulisan ini antara lain
na
2
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Rajawali Press,
1990), hlm. 15.
3
Sri Mamudji, dkk, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit FH UI, 2005), hlm. 28.
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 137
Volume 1 Nomor 1, April 2012
UUD NRI tahun 1945, UU KIP, Peraturan secara yuridis sesuai dengan perkembangan
HN
Pemerintah (PP) No. 61 Tahun 2010 tentang hukum yang berlaku. Analisa data dilakukan
Pelaksananaan UU KIP, Keputusan Komisi secara kualitatif normatif, yakni dengan cara
Informasi No. 1 Tahun 2010 tentang Standar menjabarkan dengan kalimat-kalimat sehingga
Layanan Informasi Publik, Keputusan diperoleh bahasan atau paparan yang sistematis
BP
Komisi Informasi No. 2 Tahun 2010 tentang agar mudah dimengerti serta digunakan untuk
Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi melakukan analisis dengan mengkaji data hasil
serta peraturan perundang-undangan penelitian berdasarkan teori dan dokumen
lainnya sebagai bahan pembanding dalam hukum. Dengan analisa tersebut diharapkan
ing
penulisan ini. pada akhirnya dapat mengungkapkan masalah
2. bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang terjadi secara rinci dan menghasilkan suatu
hukum yang memberikan penjelasan lebih kesimpulan.4
lanjut pada bahan hukum primer. Bahan
D. Pembahasan
hukum sekunder yang digunakan dalam
ind
1. Materi Muatan Undang-Undang
penelitian ini berupa bahan hukum sekunder
Keterbukaan Informasi Publik (UU
yang terdiri dari buku-buku, jurnal-jurnal, KIP)
artikel, laporan penelitian yang sudah ada
Salah satu elemen penting dalam mewujudkan
V
sebelumnya, internet dan berbagai publikasi
penyelenggaraan negara yang terbuka adalah
ilmiah dan referensi yang berkaitan dengan
hak publik untuk memperoleh informasi sesuai
hts
penelitian.
pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan
Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif keputusan publik. Partisipasi atau pelibatan
analitis, yakni menggambarkan peraturan yang masyarakat tidak banyak berarti tanpa jaminan
na
4
M. Asiam Sumhudi, 1986, hlm. 45-47
5
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, ditetapkan
di Jakarta tanggal 30 April 2008, Lembaran Negara RI Nomor 61, tahun 2008 dan Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 4846 Tahun 2008, bagian Penjelasan Umum.
UU KIP telah diundangkan pada tanggal 30 hak setiap orang untuk memperoleh informasi;
HN
April 2008 dalam Lembaran Negara Republik (2) kewajiban badan publik menyediakan dan
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61 dan Tambahan melayani permintaan informasi secara cepat,
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor tepat waktu, biaya ringan/proporsional dan
4846 dan mulai berlaku efektif sejak 2 tahun cara sederhana; (3) pengecualian bersifat ketat
BP
diundangkan yaitu tanggal 30 April 2010. UU KIP dan terbatas; (4) kewajiban badan publik untuk
yang terdiri dari 14 Bab 64 Pasal ini menghendaki membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan
tersedianya informasi secara lengkap, tersusun informasi.6
rapi, dan terpusat pada satu institusi badan Tujuan dan asas keterbukaan informasi
ing
informasi publik. Dengan demikian informasi publik UU KIP pada dasarnya adalah
yang dibutuhkan menjadi mudah diakses memberikan arah, landasan, acuan dan jaminan
baik oleh pegawai pemerintah maupun tentang pemenuhan hak publik atas informasi
masyarakat dan otomatis menghemat biaya dan ind yang didasarkan pada ketentuan peraturan
mengefisienkan waktu kerja yang diperlukan perundang-undangan. UU KIP ini dimaksudkan
ketika menelusuri dan mencari informasi yang untuk mewujudkan penyelenggaraan negara
sebelumnya terserak atau tidak tertata dengan yang baik, transparan, efektif dan efisien,
baik. Hal ini sangat penting demi meningkatkan akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.7
V
hubungan baik antara instansi pemerintah Sebagaimana termaktub dalam Pasal 2
dengan masyarakat. UU KIP ini mengamanatkan UU KIP, asas UU KIP adalah sebagai berikut:
hts
c. Peraturan Komisi Informasi tentang standar terbatas; Ketiga, setiap informasi publik harus
layanan informasi; dapat diperoleh setiap pemohon informasi
d. Peraturan Komisi Informasi tentang prosedur publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya
lR
6
Ibid.
7
N.G.B. Mandica-Nur, Panduan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Untuk Petugas Pengelola dan Pemberi Informasi
di Badan Publik, (IRDI dan USAID, Cetakan Pertama, 2009), hlm. 7.
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 139
Volume 1 Nomor 1, April 2012
tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu Dalam asas dan tujuan UU KIP, tampak jelas
HN
informasi diberikan kepada masyarakat, serta bahwa UU KIP memberikan jaminan atas hak
setelah dipertimbangkan dengan seksama warga negara atas informasi. Sejalan dengan
bahwa menutup informasi publik dapat hal tersebut, sudah sewajarnya jika terdapat
melindungi kepentingan yang lebih besar batasan-batasan tertentu atas informasi yang
BP
daripada membukanya dan sebaliknya. dikecualikan atau tidak dapat disampaikan
Adapun tujuan dari UU KIP tergambar pada kepada publik.8
Pasal 3, yaitu: Badan publik yang di maksud dalam UU KIP
a. menjamin hak warga negara untuk adalah Lembaga Eksekutif (Kementerian Negara,
ing
mengetahui rencana pembuatan kebijakan Lembaga Negara, Lembaga Pemerintah Non
publik, program kebijakan publik, dan proses Kementerian), Lembaga Legislatif (Sekretariat
pengambilan keputusan publik, serta alasan DPR, DPD, DPRD), Lembaga Yudikatif (MK, MA,
pengambilan suatu keputusan publik; Kejaksaan Agung, Komisi Yudisial), BUMN,
b. mendorong partisipasi masyarakat dalam
ind BUMD, Komisi Negara, Komisi Independen,
proses pengambilan kebijakan publik; Parpol, LSM, Yayasan, Ormas. Dengan demikian
c. meningkatkan peran aktif masyarakat dapat dikatakan bahwa tidak ada lembaga
dalam pengambilan kebijakan publik dan pemerintah maupun non pemerintah seperti
V
pengelolaan Badan Publik yang baik; yang di maksud dalam UU KIP terbebas dari
d. mewujudkan penyelenggaraan negara kewajiban memberikan informasi kepada
hts
mempengaruhi hajat hidup orang banyak; dalam Pasal 4-8 UU KIP secara rinci, namun
f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan terdapat aspek-aspek yang perlu diperhatikan
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau antara lain: Pertama, alasan permintaan
lR
8
Ahmad M. Ramli, KIP dan Good Governance, Makalah disampaikan pada Seminar Sosialisasi UU KIP di Jakarta,
Tahun 2009, hlm. 3.
menimbulkan multi tafsir tergantung perspektif publik, namun untuk memperolehnya harus
HN
pribadi yang bersangkutan; Ketiga, batasan dilakukan dengan mengajukan permintaan.
tentang rahasia jabatan. Perlu batasan yang Yang termasuk dalam kategori informasi ini
jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan antara lain: daftar seluruh informasi dalam
rahasia jabatan, sebab akan menimbulkan penguasaan badan publik; keputusan badan
BP
dualisme persepsi yang dapat berakibat publik dan pertimbangannya; kebijakan badan
pada ketidakpercayaan pada lembaga dalam publik dan dokumen pendukungnya; rencana
memberikan informasi kepada publik. proyek dan anggaran tahunannya; perjanjian
Informasi yang wajib disediakan dan badan publik dengan pihak ketiga, informasi
ing
diumumkan secara berkala diatur dalam Pasal dalam pertemuan yang bersifat terbuka untuk
9 UU KIP. Informasi tersebut harus disediakan/ umum; prosedur kerja yang berkaitan dengan
diumumkan secara rutin, teratur dan dalam layanan publik; laporan layanan akses informasi
jangka waktu tertentu setidaknya setiap 6 bulanind dan informasi lain yang telah dinyatakan terbuka
sekali. Penyebaran informasi disampaikan untuk diakses publik berdasarkan putusan
dengan cara yang mudah dijangkau masyarakat sengketa informasi publik.
dan dalam bahasa yang mudah dipahami, Disamping berbagai jenis informasi
meliputi: informasi yang berkaitan dengan badan dalam UU KIP tersebut diatas yang wajib
V
publik (seperti profil, kedudukan, kepengurusan, disediakan oleh badan publik, terdapat informasi
maksud dan tujuan didirikannya badan publik yang dikecualikan. Pasal 17 UU KIP menyebutkan
hts
tersebut); informasi yang berkaitan dengan kategori informasi yang dikecualikan, yaitu:
kegiatan dan kinerja badan publik; informasi a. Informasi publik yang apabila dibuka dan
tentang laporan keuangan dan informasi lain diberikan kepada pemohon informasi publik
yang diatur dalam peraturan perundang- dapat menghambat proses penegakan
ec
undangan. hukum;
Informasi yang harus diumumkan secara b. Informasi publik yang apabila dibuka dan
serta merta diatur dalam Pasal 10, dimana diberikan kepada pemohon informasi
lR
Informasi yang wajib tersedia setiap saat dapat membahayakan pertahanan dan
diatur dalam Pasal 11 UU KIP. Informasi ini keamanan negara;
sifatnya wajib dan rutin disediakan badan
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 141
Volume 1 Nomor 1, April 2012
d. Informasi publik yang apabila dibuka dan seseorang (privacy) dengan ketentuan pihak yang
HN
diberikan kepada pemohon informasi publik rahasianya diungkap memberikan persetujuan
dapat mengungkapkan kekayaan alam tertulis dan/atau pengungkapan yang terkait
Indonesia; dengan posisi seseorang dalam jabatan-jabatan
e. Informasi publik yang apabila dibuka dan publik. Selain terkait dengan privacy seseorang,
BP
diberikan kepada pemohon informasi informasi publik yang dikecualikan terkait
publik dapat merugikan ketahanan ekonomi dengan keuangan negara juga bisa diakses
nasional; dengan mengajukan permintaan izin kepada
f. Informasi publik yang apabila dibuka dan Presiden dengan ketentuan:
ing
diberikan kepada pemohon informasi publik a. Perkara pidana diajukan oleh Kapolri, Jaksa
dapat merugikan kepentingan hubungan Agung, Ketua Mahkamah Agung, Ketua
luar negeri; Komisi Pemberantasan Korupsi, dan/atau
g. Informasi publik yang apablila dibuka dapat pimpinan lembaga negara penegak hukum
mengungkapkan akta otentik yang bersifat
ind lainnya yang diberi wewenang oleh undang-
pribadi dan kemauan terakhir ataupun undang.
wasiat seseorang; b. Perkara perdata yang berkaitan dengan
h. Informasi publik yang apabila dibuka dan keuangan atau kekayaan negara diajukan
V
diberikan kepada pedoman informasi oleh Jaksa Agung sebagai pengacara negara.
publik dapat mengungkap rahasia pribadi,
Namun demikian, dengan memper
hts
akses terhadap informasi yang dikecualikan izin untuk membuka informasi mengenai akta
tetap dapat dilakukan sepanjang informasi yang otentik yang bersifat pribadi dan informasi
dikecualikan tersebut menyangkut data pribadi pribadi lainnya, tata cara membuka informasi
yang dikecualikan dalam rangka penegakan antara badan publik dan pengguna informasi
HN
hukum. Badan Publik wajib meninjau standar publik yang berkaitan dengan hak memperoleh
prosedur operasional tersebut secara berkala dan menggunakan informasi berdasarkan
setidaknya satu tahun sekali dan menyampaikan peraturan perundang-undangan. Mediasi adalah
hasilnya kepada Komisi Informasi. penyelesaian sengketa informasi publik antara
BP
Komisi Informasi (KI) diatur dalam UU KIP para pihak melalui bantuan mediator komisi
Bab VII, Pasal 23 – 50. Komisi Informasi adalah informasi. Sedangkan Ajudikasi adalah proses
lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan penyelesaian sengketa informasi publik antara
UU KIP dan peraturan pelaksanaannya. Komisi para pihak yang diputus oleh Komisi Informasi.
ing
Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat, Menurut data yang diperoleh dari KI Pusat
Komisi Informasi Provinsi dan jika dibutuhkan sejak Juli 2010 hingga Maret 2011 terdapat
Komisi Informasi Kabupaten/Kota. Komisi ini 224 perkara. Dari jumlah itu tidak semua
juga bertugas untuk menetapkan petunjuk ind ditangani KI Pusat. Data hingga Desember 2010
teknis standar layanan informasi publik. menunjukkan 11 permohonan penyelesaian
Berkaitan dengan kewenangan ini KI Pusat sudah sengketa informasi bukan kewenangan KI
menerbitkan Peraturan Komisi Informasi Nomor Pusat, sehingga dilimpahkan ke KI Provinsi; 22
1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi sengketa informasi selesai melalui mediasi; 7
V
Publik. Selain itu, KI juga mempunyai wewenang sengketa informasi selesai melalui ajudikasi; 65
untuk membuat mekanisme penyelesaian sengketa informasi dalam proses mediasi; dan
hts
sengketa informasi publik. Berkaitan dengan 38 sengketa informasi dalam proses analisis
kewenangan ini KI Pusat sudah mengeluarkan Majelis Pemeriksaan Pendahuluan (MPP).
Peraturan Komisi Informasi Nomor 2 Tahun Sisanya, perkara tersebut dinyatakan tidak layak
2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa menjadi sengketa informasi. Pada tahun 2010
ec
Informasi Publik. Dalam hal kewenangan untuk ada 17 perkara yang dinyatakan tidak layak,
menyelesaikan sengketa informasi publik, tugas sedangkan pada Januari – Maret 2011 sudah
Komisi Informasi baik di pusat maupun provinsi mencapai 29 perkara.9
lR
9
Komisi Informasi, Laporan 1 Tahun Implementasi UU KIP, April Tahun 2011.
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 143
Volume 1 Nomor 1, April 2012
HN
BP
ing
ind
Sumber: www.komisiinformasi.go.id, diakses tanggal 07 Januari 2012.
V
hts
ec
lR
na
Jur
Dari sisi kualifikasi pemohon, mayoritas informasi publik. Kesalahpahaman ini dapat
HN
permohonan sengketa informasi yang ditangani berujung pada sengketa informasi publik
KI Pusat diajukan oleh individu WNI (56%), Badan antara pemohon dan pemberi informasi publik.
Hukum (42%) dan Kelompok Orang (2%).10 Penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan
Dari sisi kualifikasi informasi, informasi yang cara diajukan ke Komisi Informasi, dengan
BP
paling banyak diminta adalah berkaitan dengan tahapan mediasi (sifatnya final dan kesepakatan
informasi anggaran dan keuangan badan publik mengikat) dan dengan ajudikasi non litigasi.
dan Daftar Informasi Publik. Dalam rangka Data yang diperoleh dari Komisi Informasi Pusat,
mendorong keterbukaan informasi anggaran dalam proses penyelesaian sengketa KI Pusat
ing
dan keuangan di semua Badan Publik, KI Pusat mendorong agar diselesaikan kedua belah pihak
sudah menyampaikan Surat Edaran Nomor melalui mediasi secara sukarela. Menurut data,
1 Tahun 2011 yang pada intinya membuka sepanjang Tahun 2010-2011 jumlah sengketa
informasi RKA-KL dan DIPA Badan Publik.11 ind yang berhasil di mediasi mencapai 21 perkara
Dalam pelaksanaan pelayanan informasi (9,37%), sedangkan yang di putus melalui
publik, tidak tertutup kemungkinan terjadi ajudikasi mencapai 7 perkara. Selebihnya masih
kesalahpahaman antara pemohon dan pemberi dalam proses mediasi dan administrasi.12
V
hts
ec
lR
na
10
Ibid.
11
Ibid.
12
Ibid.
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 145
Volume 1 Nomor 1, April 2012
Selain mediasi dan ajudikasi non litigasi, pemerintahan atau badan publik harus bersedia
HN
dimungkinkan penyelesaian sengketa informasi secara terbuka dan jujur memberikan informasi
melalui gugatan pengadilan yang diatur dalam yang dibutuhkan publik, hal seperti ini bagi
Pasal 47-48 UU KIP. Pengajuan gugatan dilakukan sebagian atau mungkin seluruhnya dari aparat
melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) pemerintah atau badan publik merupakan hal
BP
apabila yang digugat adalah Badan Publik yang belum atau tidak terbiasa untuk dilakukan.
Negara dan ke Pengadilan Negeri apabila yang Tetapi implikasi ini beserta konsekuensinya
digugat adalah Badan Publik Bukan Negara. tetap harus dihadapi sejalan dengan penerapan
UU KIP.
2. Kesiapan Lembaga Pemerintah Dalam
ing
Implikasi penerapan UU KIP terhadap
Implementasi UU KIP
masyarakat atau publik adalah terbukanya
Jika dilihat dari konteks hubungan antara akses bagi publik untuk mendapatkan informasi
pemerintah dan warganegaranya, secara garis ind yang berkaitan dengan kepentingan publik,
besar implikasi penerapan UU KIP tersebut terbukanya akses bagi publik untuk berpartisipasi
melekat pada dua pihak, yaitu penyelenggara aktif dalam proses pembuatan kebijakan publik,
pemerintahan dan masyarakat atau publik. termasuk didalamnya akses untuk pengambilan
Pada pihak penyelenggara pemerintahan, keputusan dan mengetahui alasan pengambilan
ada beberapa implikasi penerapan UU KIP,
V
keputusan yang berkaitan dengan kepentingan
seperti kesiapan lembaga pemerintah untuk publik. Kemudian implikasi yang dipandang
hts
disediakan. Implikasi lain bagi pemerintah pada semakin meningkat dan diperkirakan tingkat
saat UU KIP diterapkan nantinya adalah semua penilaian atau pengaduan masyarakat atau
urusan tata kepemerintahan berupa kebijakan- publik terhadap kualitas layanan publik juga
lR
berkaitan dengan kualitas pelayanan publik dan baru disahkan Law Concerning Access
HN
tersebut. Meningkatnya pengetahuan to Information (UU tentang Akses terhadap
masyarakat mengenai proses penyelenggaraan Informasi yang dikuasai Badan Administratif);
pemerintahan, juga merupakan implikasi yang di tahun 1995 anggaran jamuan 23,6 milyar
akan dihadapi dalam penerapan UU KIP. Dan yen, sementara pada tahun 1997 hanya 12
BP
hal tersebut dapat meningkatkan minat dan milyar yen di setiap provinsi. (disini terjadi
keinginan masyarakat untuk berperan serta dan efisiensi 58%);
berpartisipasi dalam proses penyelenggaraan c. membuka peluang partisipasi masyarakat
pemerintahan sesuai dengan kapasitas masing- dalam mengawasi penyelenggaraan negara
ing
masing. Dengan melihat berbagai implikasi yang dan pelayanan publik;
telah disebutkan di atas baik yang dihadapi d. bagi badan publik, mendapatkan umpan
oleh masyarakat maupun penyelenggara balik dari masyarakat tentang kinerja badan
pemerintahan, maka timbul suatu pertanyaan ind publik;
sejauh mana kesiapan lembaga pemerintah e. Bagi masyarakat, memperoleh jaminan
dalam mengantisipasi berbagai implikasi kepastian hukum atas hak untuk memperoleh
tersebut, paling tidak adalah selama satu tahun informasi publik dan terhindar dari perlakuan
sejak UU KIP efektif diterapkan ada langkah- sewenang-wenang dari aparatur negara.
V
langkah baik itu beberapa kebijakan maupun
Dalam rangka implementasi tersebut, langkah
penguatan kelembagaan pemerintah daerah
awal yang harus dilakukan untuk kesiapan
hts
Usman Abdhali Watik, Implikasi UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik terhadap
13
Peningkatan Pelayanan Publik, (Surabaya: Universitas Kristen Petra, 26 Juli 2010), hlm. 3-5.
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 147
Volume 1 Nomor 1, April 2012
Pemerintah (PP) Nomor 61 Tahun 2010 tentang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda dari
HN
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun pelayanan informasi publik. Keduanya memiliki
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik paradigma yang bertolak belakang. Paradigma
yang diundangkan pada tanggal 23 Agustus bidang humas adalah mengontrol informasi
2010 dalam LNRI Tahun 2010 Nomor 99. yang akan disampaikan dan membentuk citra
BP
Dalam rangka mengimplementasikan UU KIP instansi yang diinginkan. Sedangkan paradigma
di lingkungan lembaga pemerintah dibutuhkan pelayanan informasi publik adalah MALE
beberapa tambahan struktur, infrastruktur dan (Maximum Access Limited Exemption), yakni
staf yang secara khusus mengelola dan memberi memberikan informasi sebanyak-banyaknya
ing
pelayanan informasi. Namun demikian, struktur dengan pengecualian yang terbatas dan tidak
yang akan di bentuk harus sederhana, efisien mutlak. Bersifat ketat artinya, pengecualian
dan ramping, sehingga permintaan informasi informasi dilakukan dengan pengujian seksama
tidak melalui jenjang birokrasi yang berbelit- dengan mempertimbangkan berbagai aspek
belit dan memakan waktu yang lama.
ind legal, kepatutan dan kepentingan umum.
Dalam PP Pelaksanaan UU KIP pada Bab IV Bersifat terbatas artinya, alasan pengecualian
Pasal 12-15 telah mengatur tentang Pejabat hanya didasarkan pada ketentuan Pasal 17 UU
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). KIP, dan dengan memperhatikan jangka waktu
V
Mengingat informasi biasanya dikelola oleh pengecualian informasi Informasi. Informasi
bidang hubungan masyarakat (humas) yang ada yang telah dikecualikan dapat dinyatakan
hts
di beberapa lembaga pemerintah, maka sering terbuka untuk melindungi kepentingan umum
muncul usulan agar humas diperluas fungsi dan yang lebih besar.
perannya sehingga mencakup bidang pelayanan Berdasarkan monitoring yang dilakuan KI
informasi publik. Hal ini dimungkinkan Pusat terhadap Badan Publik sebagaimana
ec
berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (2) PP terlampir dalam Lampiran I Peraturan Komisi
Pelaksanaan UU KIP, dimana dikatakan bahwa Informasi Pusat No. 1 Tahun 2010, mayoritas
dalam hal PPID belum ditunjuk, tugas dan Badan Publik belum melakukan langkah-
lR
tanggung jawab PPID dapat dilakukan oleh unit langkah yang diamanatkan UU KIP seperti:
atau dinas di bidang informasi, komunikasi, (i) membuat peraturan internal mengenai
dan/atau kehumasan. Namun demikian, PPID pelaksanaan UU KIP; (ii) menunjuk PPID (Pejabat
na
sudah harus ditunjuk paling lama 1 (satu) tahun Pengelola Informasi dan Dokumentasi); dan
terhitung sejak PP ini diundangkan sebagaimana (iii) menetapkan daftar informasi publik yang
di maksud dalam Pasal 21 ayat (1). terbuka dan yang dikecualikan.
Jur
Jadi dapat disimpulkan bahwa penunjukan Badan Publik negara yang sudah membuat re
PPID sifatnya adalah wajib (mandatory). Hal ini gulasi internal dan menunjuk PPID ada 22, antara
memang sudah sesuai, sebab bidang humas lain Kementerian Komunikasi dan Informatika,
HN
Kehutanan, Kementerian Kebudayaan dan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan
Pariwisata, DPR RI, DPD RI, Polri, Kementerian bersama.14
Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Salah satu hak yang dimiliki masyarakat
Arsip Nasional, Komisi Pemilihan Umum sesuai konstitusi UUD NRI 1945 adalah hak untuk
BP
(KPU), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), memperoleh keterbukaan informasi publik.
Kementerian Perhubungan, Kementerian Negara Pembahasan tentang keterbukaan informasi
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan publik (public access to information) di dalam
Anak, Kementerian Koordinator Kesejahteraan sistem negara yang demokratis (democratic
ing
Rakyat, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia state) selalu terkait dengan pemerintahan
(LIPI), Mahkamah Konstitusi, Kejaksaan Agung, yang terbuka (open government) dan tata
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan pemerintahan yang baik (good governance).
(BPKP), Kementerian Kesehatan, Kementerian ind Tiga konsep ini saling terkait satu sama lain,
Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan sebab segala bentuk turunan dari pemerintahan
Umum, Kementerian Pendayagunaan Aparatur demokratis memang dimaksudkan untuk
Negera dan Reformasi Birokrasi, Mahkamah menjamin hak asasi manusia.
Agung. Good Governance mensyaratkan peme
V
rintahan terbuka (open government) sebagai
3.
Keterbukaan Informasi Publik
salah satu pondasinya.15 Kebebasan infor
Dalam Pemerintahan Terbuka
hts
kepada masyarakat. Pemerintahan ada karena pemerintahan yang transparan, terbuka dan
kehendak rakyat. Untuk itu pemerintahan partisipatoris.16 Hal ini mencakup seluruh proses
diadakan bukan untuk melayani dirinya sendiri, pengelolaan sumber daya publik sejak dari
lR
14
Ryaas Rasyid, Desentralisai Dalam Menunjang Pembangunan Daerah Dalam Pembangunan Administrasi Di
Indonesia, (Jakarta: LP3ES), hlm. 13.
15
Mas Achmad Santosa, Good Governance dan Hukum Lingkungan, (Jakarta: Indonesian Center for Environmental
Law (ICEL), 2001), Bab III.
16
Ibid.
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 149
Volume 1 Nomor 1, April 2012
HN
adanya jaminan atas 5 (lima) hal: 17
langsung dengan kepentingan masyarakat
a. Hak untuk memantau perilaku pejabat sebagai konstituen politik dan lingkungan
publik dalam menjalankan peran publiknya pelayanan birokrasi. Kepemerintahan yang
(right to obsverve); baik (good governance) mensyaratkan dalam
BP
b. Hak untuk memperoleh informasi (right to penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
infomation); dan pelayanan publik tidak semata-mata
c. Hak untuk terlibat dan berpartisipasi dalam didasarkan pada pemerintah (government)
proses pembentukan kebijakan publik (right atau negara (state) saja, tapi harus melibatkan
ing
to participate); seluruh elemen, baik dalam intern birokrasi
d. Kebebasan berekspresi yang salah satunya maupun di luar birokrasi publik (masyarakat)
diwujudkan dalam kebebasan pers; sehingga masyarakat dapat mengetahui apa
e. Hak untuk mengajukan keberatan terhadap saja yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk
penolakan atas hak-hak yang ditolak.
ind mereka dan bagaimana pertanggungjawaban
setiap kebijakan yang telah dijalankan.
Dengan demikian hak publik untuk
Konsep governance mulai berkembang pada
memperoleh informasi merupakan salah
awal 1990-an ditandai dengan adanya cara
satu prasyarat penting untuk mewujudkan
V
pandang (point of view) yang baru terhadap
pemerintahan terbuka. Perwujudan
peran pemerintah (government) dalam
pemerintahan terbuka dapat dilihat sebagai
hts
Komitmen moral pemerintah merubah cohesion, integration, and ensure the well
paradigma kekuasaan menjadi paradigma being of their population”.
pelayanan publik dan adanya tata pemerintahan (“Kepemerintahan adalah pelaksanaan
yang baik (good governance) menjadi prasyarat kewenangan di bidang ekonomi, politik,
na
yang penting dalam menciptakan partisipasi dan administrasi untuk mengelola berbagai
Jur
17
Koalisi Untuk Kebebasan Informasi, Melawan Ketertutupan Informasi Menuju Pemerintahan Terbuka, Cetakan II,
(Jakarta: USAID, 2003), hlm. 18.
18
Sedarmayanti, Good Governance, Kepemerintahan yang Baik, Bagian Dua, (Bandung: Mandar Maju, 2000), hlm. 3.
urusan negara pada setiap tingkatan dan dunia, utamanya ke negara-negara dunia ketiga
HN
merupakan instrument kebijakan negara membagi 9 (sembilan) karakteristik good
untuk mendorong terciptanya kepaduan
governance, sebagai berikut:20
sosial, integrasi, dan menjamin kesejahteraan
a. Participation. Setiap warga negara
masyarakat”).
mempunyai suara dalam pembuatan
Sedangkan kata “good” yang berarti “baik”
BP
keputusan, baik secara langsung maupun
dalam istilah kepemerintahan memiliki dua arti,
melalui intermediasi institusi legitimasi
yaitu:
yang mewakili kepentingannya;
a. Nilai-nilai yang menjunjung tinggi
b. Rule of Law. Kerangka hukum harus adil dan
kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat
ing
dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama
meningkatkan kemampuan rakyat dalam
Hukum dan HAM.
pencapaian tujuan pembangunan nasional
c. Transparancy. Transparansi di bangun atas
yang mandiri, berkelanjutan, dan berkeadilan
dasar kebebasan arus informasi. Proses-
sosial.
b. Aspek fungsional dari pemerintah yang
ind proses, lembaga-lembaga dan informasi
secara langsung dapat diterima oleh mereka
efektif dan efisien dalam pelaksanaan
yang membutuhkan. Iinformasi harus dapat
tugasnya untuk mencapai tujuan nasional
dipahami dan dapat dimonitor.
tersebut.
V
d. Responsiveness. Lembaga-lembaga dan
Paradigma penyelenggaraan pemerintahan proses-proses harus mencoba untuk
hts
mana penyelenggaraan negara yang solid dan bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam
bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, hal kebijakan maupun prosedur-prosedur.
dengan menjaga “kesinergian” interaksi yang f. Equity. Semua warga negara, baik laki-
lR
19
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, LAN dan BPKP, 2000.
20
Dahlan Thaib, Transparansi dan Pertanggungjawaban Tindakan Pemerintah, disampaikan dalam Seminar Arah
Pembangunan Hukum Menurut UUD 1945, diselenggarakan oleh BPHN, 2006, hlm. 5-6.
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 151
Volume 1 Nomor 1, April 2012
HN
dan lembaga-lembaga menghasilkan sesuai untuk mencapai manajemen publik yang baik.
dengan apa yeng telah digariskan dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia PRINSIP AKUNTABILITAS
sebaik mungkin. Akuntabilitas publik adalah prinsip
BP
h. Accountability. Para pembuat keputusan yang menjamin bahwa setiap kegiatan
dalam pemerintahan, sektor swasta dan penyelenggaraan pemerintahan dapat
masyarakat (society) bertanggungjawab dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh
kepada publik dan lembaga-lembaga pelaku kepada pihak-pihak yang terkena
ing
stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung dampak penerapan kebijakan. Dalam
pada organisasi dan sifat keputusan hubungannya dengan efektivitas pelaksanaan
yang dibuat, apakah keputusan tersebut UU KIP, prinsip akuntabilitas ini memiliki 2
untuk kepentingan internal atau eksternal aspek yaitu komunikasi publik oleh pemerintah
orgaisasi.
ind dan hak masyarakat terhadap akses informasi.
i. Strategic Vision. 21
Para pemimpin dan Keduanya akan sulit dilakukan jika pemerintah
publik harus mempunyai perspektif good tidak menangani dengan baik kinerjanya karena
governance dan pengembangan sumber menajemen kinerja yang baik adalah titik awal
V
daya manusia yang luas dan jauh ke depan dari transparansi.
sejalan dengan apa yang diperlukan untuk
hts
Joko Widodo, Good Governance: Telaah dari dimensi Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi Pada Era Desentralisasi
21
informasi yang mempengaruhi hak privasi pemerintah menjadi bertanggung jawab kepada
HN
individu. Keterbukaan membawa konsekuensi semua stakeholders yang berkepentingan
adanya kontrol yang berlebih-lebihan dari dengan proses maupun kegiatan dalam sektor
masyarakat dan bahkan oleh media massa. publik.
Karena itu, kewajiban akan keterbukaan harus
BP
diimbangi dengan nilai pembatasan, yang Prinsip Patisipasif
mencakup kriteria yang jelas dari Badan Publik Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang
tentang informasi apa saja yang akan diberikan memiliki hak untuk terlibat dalam pengambilan
dan pada siapa informasi tersebut diberikan. keputusan di setiap penyelenggaraan
ing
Dalam UU KIP ketentuan tersebut diatur pemerintahan. Partisipasi dibutuhkan dalam
dalam Bab IV, Pasal 10-16 untuk Informasi yang memperkuat demokrasi, meningkatkan kualitas
wajib disediakan dan diumumkan dan Bab V, dan efektivitas layanan publik. Setidak-tidaknya
Pasal 17 untuk informasi yang dikecualikan. ind ada 2 (dua) alasan mengapa sistem partisipatoris
Disini peran media menjadi sangat penting bagi dibutuhkan dalam negara demokratis. Pertama,
transparansi pemerintah, baik sebagai sebuah bahwa sesungguhnya rakyat sendirilah yang
kesempatan untuk berkomunikasi pada publik paling paham mengenai kebutuhannya. Kedua,
maupun menjelaskan berbagai informasi yang bermula dari kenyataan bahwa pemerintahan
V
relevan sekaligus juga sebagai ”watchdog” yang modern cenderung luas dan kompleks
atas berbagai perilaku menyimpang dari aparat menjadikan birokrasi tumbuh membengkak di
hts
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 153
Volume 1 Nomor 1, April 2012
dan mencari informasi yang sebelumnya Pariwisata, DPR RI, DPD RI, Polri, Kementerian
HN
terserak atau tidak tertata dengan baik. Hal Koordinator Politik Hukum dan Keamanan,
ini selaras dengan beberapa asas dalam UU Arsip Nasional, Komisi Pemilihan Umum
KIP, yaitu; Pertama, setiap informasi publik (KPU), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
bersifat terbuka dan dapat di akses oleh setiap Kementerian Perhubungan, Kementerian Negara
BP
pengguna informasi publik. Kedua, informasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
publik yang dikecualikan bersifat ketat dan Anak, Kementerian Koordinator Kesejahteraan
terbatas. Ketiga, setiap informasi publik harus Rakyat, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
dapat diperoleh setiap pemohon informasi (LIPI), Mahkamah Konstitusi, Kejaksaan Agung,
ing
publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
ringan, dan cara yang sederhana. Keempat, (BPKP), Kementerian Kesehatan, Kementerian
informasi publik yang dikecualikan bersifat Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan
rahasia sesuai undang-undang, kepatuhan dan Umum, Kementerian Pendayagunaan Aparatur
kepentingan umum, didasarkan pada pengujian
ind Negera dan Reformasi Birokrasi, Mahkamah
tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu Agung.
informasi diberikan kepada masyarakat, serta Implementasi UU KIP terlihat dari hubungan
setelah dipertimbangkan dengan seksama antara pemerintah dan warganegaranya.
V
bahwa menutup informasi publik dapat Penerapan UU KIP melekat pada 2 (dua)
melindungi kepentingan yang lebih besar pihak, yaitu penyelenggara pemerintahan dan
hts
daripada membukanya dan sebaliknya. masyarakat atau publik. Pada sisi penyelenggara
Lembaga pemerintah belum betul-betul siap pemerintahan, penerapan UU KIP antara lain
mengimplementasikan UU KIP. Hal ini terlihat menyediakan informasi publik, baik informasi
dari belum dilakukannya langkah-langkah yang yang sifatnya wajib, berkala, dan serta merta.
ec
diamanatkan UU KIP oleh mayoritas badan Implementasi lainnya adalah bahwa segala
publik seperti: (i) membuat peraturan internal kegiatan urusan tata kepemerintahan seperti
mengenai pelaksanaan UU KIP; (ii) menunjuk PPID kebijakan publik, pelayanan publik, pengadaan
lR
(Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi); barang dan jasa pemerintah, penyusunan
dan (iii) menetapkan daftar informasi publik anggaran (DIPA) termasuk isi keputusan dan
yang terbuka dan yang dikecualikan. Meski alasan pengambilan kebijakan publik harus
na
pun demikian, ditemukan bahwa terdapat terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat.
22 lembaga publik yang sudah membuat
regulasi internal dan menunjuk PPID, antara 2. Saran
Jur
kinerja penyelenggaraan pemerintahan semakin dan Pemberi Informasi di Badan Publik, IRDI dan
HN
meningkat. USAID, Cetakan Pertama, 2009
Mandica-Nur, Notrida G.B., Panduan Keterbukaan
Pemerintah perlu meningkatkan tanggung
Informasi Publik Untuk Petugas Pengelola dan
jawab dalam menjalankan tugas dan fungsinya Pemberi Informasi di Badan Publik, Penerbit
sehingga tujuan menciptakan tata kelola IRDI-Kemenkominfo-USAID-DRSP, Cetakan
BP
Pertama, Jakarta, Tahun 2009.
pemerintahan yang transparan, akuntabel
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
dan partisipasif dapat tercapai sesuai dengan Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
prinsip-prinsip good governance. (Jakarta: Rajawali Press, 1990).
Pemerintah harus siap dan sungguh-sungguh Sedarmayanti, Good Governance, Kepemerintahan
yang Baik, Bagian Dua, (Bandung: Mandar Maju,
ing
dalam mengimplementasikan UU KIP ini, dengan
2000).
menunjuk pejabat penyedia informasi publik Mamudji, Sri, dkk, Metode Penelitian dan Penulisan
(PPID) dalam sebagaimana diamanatkan PP Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit FH UI, 2005).
Nomor 61 Tahun 2010 tentang pelaksanaan UU Rasyid, Ryaas, Dentralisai Dalam Menunjang
Pembangunan Daerah Dalam Pembangunan
(mandatory).
ind
KIP, karena penunjukan PPID ini bersifat wajib
Administrasi Di Indonesia, (Jakarta: LP3ES)
Makalah-Makalah
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad M. Ramli, KIP dan Good Governance, Makalah
V
Buku disampaikan pada Seminar Sosialisasi UU KIP di
Suranto, Hanif dan Agus Mulyono, Dari Lokal Jakarta, Tahun 2009.
hts
Mengepung Nasional, Dinamika Proses Legislasi Dahlan Thaib, Transparansi dan Pertanggungjawaban
Kebebasan Memperoleh Informasi Publik Di Tindakan Pemerintah, disampaikan dalam
Indonesia, Cetakan Pertama, (Jakarta: Koalisi Seminar Arah Pembangunan Hukum Menurut
Untuk Kebebasan Informasi, 2007). UUD 1945, diselenggarakan oleh BPHN, 2006
Widodo, Joko, Good Governance: Telaah dari dimensi Komisi Informasi, Laporan 1 Tahun Implementasi UU
ec
Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi Pada Era KIP, April Tahun 2011.
Desentralisasi dan Otonomi Daerah, (Surabaya: Usman Abdhali Watik, Implikasi UU Nomor 14
Insan Cendekia) Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Koalisi Untuk Kebebasan Informasi, Melawan Publik terhadap Peningkatan Pelayanan Publik,
lR
Ketertutupan Informasi Menuju Pemerintahan Universitas Kristen Petra, Surabaya, 26 Juli 2010
Terbuka, Cetakan II, Jakarta, Tahun 2003. Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Republik Indonesia Tahun 1945
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14
na
Kinerja Instansi Pemerintah, LAN dan BPKP, Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
2000. Publik, ditetapkan di Jakarta tanggal 30 April
Santosa, Mas Achmad, Good Governance dan Hukum 2008, Lembaran Negara RI Nomor 61, tahun
Lingkungan, Indonesian Center for Environmental 2008 dan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
Jur
Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemerintahan Terbuka ... (Nunuk Febriananingsih) 155
Volume 1 Nomor 1, April 2012
Keterbukaan Informasi publik, ditetapkan di 30 April 2010, Lembaran Negara RI Nomor 272
HN
Jakarta tanggal 20 Agustus 2010, Lembaran Tahun 2010.
Negara RI Nomor 99 Tahun 2010. Republik Indonesia, Peraturan Komisi Informasi
Republik Indonesia, Peraturan Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2010 tentang Prosedur
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik,
Informasi Publik, ditetapkan di Jakarta tanggal ditetapkan di Jakarta tanggal 20 Agustus 2010.
BP
ing
V ind
hts
ec
lR
na
Jur